Berdasarkan data dari dinas kesehatan tahun 2016, jumlah kasus HIV di Indonesia dari tahun 2006-2016 adalah sebanyak 221622 orang. Jumlah kasus cenderung meningkat setiap tahunnya dengan peningkatan terbesar pada tahun 2016 dengan 41250 kasus.
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
TREND HIV
1. Data Jumlah Kasus Baru Hiv Berdasarkan Tahun Pelaporan Periode
2006-2016
4A S1 Keperawatan
Kelompok SIK :
Abdillah M Fauzi
Alifia Rahmayani Sumardi
Amelia Marlina
Anita Sekar Wulansari
Fahmi Priadi Utama
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
Jl. Karamat No.36 Sukabumi
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah infeksi yang disebabkan
oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyebabkan suatu penyakit yang
menyerang sel-sel kekebalan tubuh. Sebuahtemuan baru yang mengarah pada
pertumbuhan, isolasi dan karakterisasi dari sebuah virus herpes baru yang
dikenaldengan kaposi’s sarcoma-associated herpes virus (KSHV) atau human herpes
virus type 8 (HHV-8) dari lesi sarkomakaposi (SK). Sarkoma kaposi adalah kanker
yang berkembang dari sel-sel yang melapisi kelenjar getah bening atau pembuluh
darah. Seseorang yang terinfeksi HIV mempunyai risiko 100 hingga 300 kali lebih
sering terkena SK. Lesi awal SK-AIDS tampak sebagai makula keunguan berbentuk
oval kecil yang berkembang dengan cepat menjadi plak dan nodul kecil, yang
seringkali timbul di seluruh bagian tubuh dan memiliki kecenderungan mengalami
progresivitas yang cepat. Telah dilaporkan kasus seorang laki-laki imunokompromais
berusia 27 tahun datang dengan keluhan lemah letih lesu dan bentol-bentol berwarna
merah keunguan di dada, perut, punggung dan belakang telinga sejak 3bulan sebelum
masuk rumah sakit. Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan adanya HIV-AIDS
dengan TB paru,candidiasis oral dan sarkoma kaposi. Diagnosis pada pasien ini
ditegakkan berdasarkan keluhan dan data klinis yaitu anti HIV positif dengan CD4 49
u/L dan biopsi kulit dengan hasil sesuai dengan gambaran sarkoma
kaposi.Penatalaksanaan pada pasien ini yaitu dengan pemberian OAT kategori I,
ARV dan anti jamur. Pemberian ARV yangadekuat untuk HIV-AIDS merupakan
kunci dalam tatalaksana SK-AIDS.
3. BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian HIV
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak
sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel
CD4. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, kekebalan tubuh akan
semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai penyakit. Infeksi HIV
yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi seriusyang
disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS adalah
stadiumakhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh
untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
B. Gejala HIV dan AIDS
Gejala HIV dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah tahap
infeksi akut, dan terjadi pada beberapa bulan pertama setelah seseorang
terinfeksi HIV. Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi
membentuk antibodi untuk melawan virus HIV. Pada banyak kasus, gejala
pada tahap ini muncul 1-2 bulan setelah infeksi terjadi. Penderita umumnya
tidak menyadari telah terinfeksi HIV. Hal ini karena gejala yang muncul mirip
dengan gejala penyakit flu, serta dapat hilang dan kambuh kembali. Perlu
diketahui, pada tahap ini jumlah virus di aliran darah cukup tinggi. Oleh
karena itu, penyebaran infeksi lebih mudah terjadi pada tahap ini.
Gejala tahap infeksi akut bisa ringan hingga berat, dan dapat
berlangsung hingga
beberapa minggu, yang meliputi:
a. Demam hingga menggigil.
b. Muncul ruam di kulit.
c. Muntah.
d. Nyeri pada sendi dan otot.
4. e. Pembengkakan kelenjar getah bening.
f. Sakit kepala.
g. Sakit perut.
h. Sakit tenggorokan dan sariawan.
Setelah beberapa bulan, infeksi HIV memasuki tahap laten. Infeksi
tahap laten dapat berlangsung hingga beberapa tahun atau dekade. Pada tahap
ini, virus HIV semakin berkembang dan merusak kekebalan tubuh.
C. Penyebab dan penularan HIV dan AIDS
AIDS disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV). HIV
yang masuk ke dalam tubuh akan menghancurkan sel CD4. Sel CD4 adalah
bagian dari sel darah putih yang melawan infeksi. Semakin sedikit sel CD4
dalam tubuh, maka semakin lemah pula sistem kekebalan tubuh seseorang.
Penularan HIV terjadi saat darah, sperma, atau cairan vagina dari seseorang
yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh orang lain. Hal ini dapat terjadi melalui
berbagai cara, antara lain:Hubungan seks. Infeksi HIV dapat terjadi melalui
hubungan seks baik melalui vagina maupun dubur (anal). Meskipun sangat
jarang, HIV juga dapat menular melalui seks oral. Akan tetapi, penularan
lewat seks oral hanya akan terjadi bila terdapat luka terbuka di mulut
penderita, misalnya seperti gusi berdarah atau sariawan. Berbagi jarum suntik.
Berbagi penggunaan jarum suntik dengan penderita HIV, adalah salah satu
cara yang dapat membuat seseorang tertular HIV. Misalnya menggunakan
jarum suntik bersama saat membuat tato, atau saat menggunakan NAPZA
suntik. Transfusi darah. Penularan HIV dapat terjadi saat seseorang menerima
donor darah dari penderita HIV.
5. D. Pengobatan HIV dan AIDS
Meskipun sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV,
namun adajenis obat yang dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis
obat ini disebut antiretroviral (ARV). ARV bekerja dengan menghilangkan
unsur yang dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan diri, dan mencegah
virus HIV menghancurkan sel CD4.
Beberapa jenis obat ARV, antara lain:
a. Efavirenz
b. Etravirine
c. Nevirapine
d. Lamivudin
e. Zidovudin
Selama mengonsumsi obat antiretroviral, dokter akan memonitor
jumlah virus dan sel CD4 untuk menilai respons pasien terhadap pengobatan.
Hitung sel CD4 akan dilakukan tiap 3-6 bulan. Sedangkan pemeriksaan HIV
RNA dilakukan sejak awal pengobatan, dilanjutkan tiap 3-4 bulan selama
masa pengobatan.
E. Pencegahan HIV dan AIDS
Sampai saat ini, belum ada vaksin yang dapat mencegah infeksi HIV.
Meskipun demikian, infeksi dapat dicegah dengan beberapa langkah berikut:
Gunakan kondom yang baru tiap berhubungan seks, baik seks melalui vagina
atau melalui dubur. Bila memilih kondom berpelumas, pastikan pelumas yang
berbahan dasar air. Hindari kondom dengan pelumas yang berbahan dasar
minyak, karena dapat membuat kondom bocor. Untuk seks oral, gunakan
kondom yang tidak Berpelumas Hindari berhubungan seks dengan lebih dari
satu pasangan. Beri tahu pasangan bila Anda positif HIV, agar pasangan Anda
menjalani tes HIV.
6. Diskusikan kembali dengan dokter bila Anda didiagnosis positif HIV
dalam masa kehamilan, mengenai penanganan selanjutnya dan perencanaan
persalinan, untuk mencegah penularan dari ibu ke janin. Bagi pria, disarankan
bersunat untuk mengurangi risiko infeksi HIV.
7. BAB III
TABEL DAN GRAFIK
A. Berdasarkan data dari dinas kesehatan tahun 2016 data penderita HIV di
Indonesia dari tahun 2006-2016 sebanyak 221622 orang, selengkapnya dapat
dilihat dari tabel berikut :
Data Jumlah Kasus Baru Hiv Berdasarkan Tahun Pelaporan Periode
2006 2016
NO TAHUN HIV
1 2006 7195
2 2007 6048
3 2008 10362
4 2009 9793
5 2010 21591
6 2011 21031
7 2012 21511
8 2013 29037
9 2014 22869
10 2015 30935
11 2016 41250
JUMLAH 221622
B. Berikut ini adalah Grafik Jumlah Kasus Baru Hiv Berdasarkan Tahun
Pelaporan Periode 2006-2016
7195 6048
10362 9793
21591 21031 21511
29037
22869
30935
41250
0
10000
20000
30000
40000
50000
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
HIV
8. BAB IV
PEMBAHASAN
A. Interpretasi
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah kasus HIV tahun
2006 terjadi sebanyak 7195 kasus, pada tahun 2007 terjadi sebanyak 6048
kasus, pada tahun 2008 terjadi sebanyak 10362 kasus, pada tahun 2009 terjadi
sebanyak 9793 kasus, pada tahun 2010 terjadi sebanyak 21591 kasus, pada
tahun 2011 terjadi sebanyak 21031 kasus, pada tahun 2012 terjadi sebanyak
21511 kasus, pada tahun 2012 terjadi sebanyak 21511 kasus, pada tahun
2013 terjadi sebanyak 29037 kasus, pada tahun 2013 terjadi sebanyak 29037
kasus, pada tahun 2014 terjadi sebanyak 22869 kasus, pada tahun 2015
terjadisebanyak 30935 kasus dan pada tahun 2016 terjadi sebanyak 41250
kasus. Jadi, terbesar terjadi pada tahun 2016 sebanyak 41250 kasus, dan
jumlah kejadian terkecil pada tahun 2007 sebanyak 6048 kasus. Angka
kejadian kasus HIV tiap tahun nya naik turun tetapi cenderung mengalami
peningkatan.
9. BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit AIDS merupakan penyakit yang sangat berbahaya yang
diakibatkan karena infeksi virus HIV. Penyakit HIV/AIDS dikatakan sangat
berbahaya dikarenakan penyakit ini dapat diderita oleh siapapun dan dapat
ditularkan dengan mudah melalui kebiasaan buruk dari manusia. Selain itu,
sampai saat ini obatnya pun belum ada. Bahkan penyakit yang sangat
mematikan ini berkembang sangat cepatdi dalam kehidupan manusia.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh Departemen Kesehatan, di negara kita
terjadi peningkatan kasus penderita HIV/AIDS setiap tahun secara signifikan.
Oleh karena itu, kita harus menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat
menyebabkan AIDS, yaitu melalui pencegahan misalnya :tidak melakukan
hubungan seksual secara bebas, menghidarkan penggunaan narkotika
suntikan, dan sebagainya. Hanya pencegahan agar tidak terinfeksi penyakit
HIV/AIDS lah jalan terbaik yang dapat kita lakukan saat ini. Masalah AIDS
ini tidak tentu akan menyebar luas, apabila dilakukan pencegahan secara dini,
apalagi jika ada partisipasi dari semua pihak.