Film "The Insider" menceritakan kisah nyata seorang ilmuwan bernama Jeffrey Wigand yang
mengungkap kebohongan perusahaan rokok tentang bahaya nikotin. Ia menghadapi tekanan dan
ancaman akibat pelaporannya, namun dibela oleh jurnalis Lowell Bergman. Meskipun dihadapkan
pada berbagai rintangan, keduanya tetap berjuang demi kepentingan publik dengan
mengungkapkan kebenaran.
1. “THE INSIDER”
The
Insider
adalah
adalah salah satu contoh film
drama Amerika yang cukup
fenomenal, inspiratif, dan unik
untuk ditonton. Film panjang
berdurasi
merupakan film yang telah
memenangi Academy Award
untuk
Terbaik,
kategori
Sutradara
157
menit
Gambar
Terbaik,
Aktor Terbaik, Suara Terbaik,
Editing
Sinematografi Terbaik. Film
ini diarahkan oleh sutradara
bertangan
berkebangsaan Amerika yang
dingin
Film
ini
Terbaik,
dan
bernama Michael Mann dan skenario film ini ditulis oleh Eric Roth. Film ini dimainkan oleh
aktor senior ternama, Al Pacino dan Russell Crowe dengan sejumlah aktor-aktris berbakat
lainnya, seperti Christopher Plummer, Bruce Mc Gill, Michael Gambon, Diane Verona, Lindsay
Crouse, dan lain sebagainya. Skenario film ini dibuat yang terinspirasi dari sebuah artikel Vanity
Fair yang diterbitkan dengan judul “The Man Who Knew Too Much” yang ditulis oleh Marie
Brenner.
Secara garis besar, film “The Insider” adalah sebuah film yang ditayangkan di tahun
1999 dan diangkat dari kisah nyata acara televisi CBS yang bernama “60 Minutes”. Kisah
nyatanya terjadi pada pertengahan 1990-an ketika perusahaan-perusahaan rokok yang tergabung
dalam “Big Tobacco” dicurigai mengetahui khasiat adiktif yang terdapat dalam tembakau dan
membuat para perokoknya kecanduan, namun tidak mempublikasikannya kepada masyarakat.
Peristiwa ini cukup menghebohkan bagi masyarakat di Amerika Serikat sendiri karena
melibatkan sebuah konglomerasi besar yang mempunyai kekuatan finansial dan media untuk
menyembunyikan fakta kesehatan tersebut. Ada upaya whistleblowing dari seseorang dan
konflik-konflik yang terjadi akibat upaya tersebut.
Film ini diawali dengan seorang mantan direktur perusahaan rokok yaitu Brown &
Williamson (B & W) Tobacco Company, Jeff Wigand yang diperankan oleh Russell Crowe
diberhentikan tiba-tiba atas alasan yang tidak rasional, yaitu kemampuan komunikasi yang
buruk. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah Wigand mengetahui kecurangan perusahaan
dalam memalsukan kandungan nikotin pada rokok yang dijual dan mengaku bahwa nikotin tidak
berbahaya. Thomas Sandefur sebagai CEO dari perusahaan tersebut bahkan sudah bersumpah di
1
2. depan dewan bahwa nikotin tidak berbahaya. Sehingga, ketika Wigand memprotes hal ini kepada
CEO-nya ia dianggap membahayakan rahasia perusahaan. Wigand mengalami dilema yang
menempatkan ia, istri, dan kedua putri kecilnya dalam posisi yang sulit. Ia diharuskan
menandatangani perjanjian rahasia dengan perusahaannya agar ia tidak mengungkapkan rahasia
perusahaan keluar dengan taruhan tunjangan kesehatan dan fasilitas pokok yang merupakan hal
penting bagi keluarganya karena salah satu putrinya mengidap asma akut. Di sisi lain, ia merasa
harga dirinya telah terinjak.
Suatu saat Wigand bertemu dengan Lowell Bergman (Al Pacino), seorang jurnalis senior
dan berpengalaman yang juga menjabat sebagai produser acara “60 Minutes” di televisi CBS,
yang sedang mencari ahli untuk menjelaskan tentang istilah teknis industri. Setelah melewatkan
waktu bersama, Bergman menyadari bahwa Wigand menyimpan rahasia yang dapat membuat
keruntuhan industri tembakau. Namun saat itu, Wigand tidak berani berbicara karena telah
terikat kontrak perjanjian di mana dia tidak boleh membocorkan rahasia perusahaan. Meskipun
awalnya Wigand menolak, tetapi pada akhirnya Wigand bersedia untuk bekerja sama
memberikan penjelasan tentang kandungan yang terdapat dalam rokok. Namun, berbagai
ancaman dan teror dari berbagai pihak tetap datang meresahkan keluarga Wigand dan integritas
Bergman. Mulai dari penemuan jejak sepatu di taman, pengiriman email ancaman yang akan
membunuh Wigand, hingga adanya sebuah peluru di kotak surat keluarga Wigand. Dalam situasi
terdesak ini, Wigand memutuskan untuk merekam secepatnya pengakuan dirinya kepada acara
60 Minutes. Namun tekanan ini rupanya begitu berat bagi istri dan kedua putri Wigand yang
kemudian meninggalkannya.
Lalu Wigand dipanggil untuk datang ke hadapan CEO Brown & Williamson. Di bawah
ancaman, dia disuruh untuk menyetujui memperpanjang kontrak agar tidak membeberkan
tentang rahasia dari rokok. Wigand lalu marah karena dia merasa Bergman membocorkan info
pertemuannya yang lalu. Namun, Bergman berhasil meyakinkan Wigand bahwa dia selalu
menjaga keprofesionalisasiannya dan tidak membocorkan mengenai pertemuan tersebut.
Menyadari tekanan berat yang dihadapi narasumber pentingnya, Bergman berusaha
menenangkan Wigand dan meyakinkan bahwa usaha mereka tidak sia-sia, ia juga meyakinkan
bahwa apa yang dilakukan mereka untuk kepentingan orang banyak dan sekaligus untuk
melindungi Wigand dari kemungkinan yang lebih buruk yang mungkin akan terjadi. Bergman
2
3. mendukung dengan perasaan empati dan keyakinan yang mendalam terhadap Wigand yang
selalu mendapatkan tekanan dan ancaman dari pihak-pihak yang tidak suka dengan upaya
mereka. Bergman juga meyakinkannya bahwa wawancara ini nantinya bukan untuk menaikkan
prestise, lebih menduniakan acara “60 Minutes“, atau mengambil keuntungan ekonomi, tetapi
wawancara ini dapat berguna lebih jauh, yaitu untuk memberikan suatu harapan baru dan
keselamatan bagi umat manusia.
Akhirnya Wigand dan Bergman melakukan wawancara yang isinya bahwa Wigand akan
mengungkapkan semua kebohongan yang selama ini perusahaannya lakukan. Setelah kemasan
editing wawancara itu selesai, giliran pihak Bergman yang mengalami kesulitan. Ia diharuskan
mengedit tampilan wawancaranya dengan Jeffrey Wigand karena takut adanya tuntutan jutaan
dolar terhadap pihak televisi CBS apabila menayangkan wawancara tersebut. Serangan balik
bagi Wigand pun kembali dilancarkan oleh pihak perusahaannya. Pihak perusahaannnya
membeberkan semua informasi kehidupan pribadi dari Wigand yang semuanya bersifat buruk,
memutarbalikkan fakta yang sebenarnya, menghancurkan reputasi Wigand dan dijadikan senjata
untuk pembunuhan karakter Wigand. Namun hal-hal tersebut tidak menggentarkan Bergman, ia
tetap meninggikan asas integritas seorang jurnalis dan nilai-nilai kebenaran publik yang harus
diperjuangkan oleh dirinya. Menghadapi hal ini, ia juga ingin melindungi Wigand sebagai
seorang yang menyatakan kebenaran dengan keberanian dari pembunuhan karakter yang
dilakukan perusahaan rokok Brown & Wiliamson karena kekuasaan yang mereka miliki.
Pada akhirnya, tayangan rekaman pernyataan Wigand yang batal ditayangkan secara
penuh dalam acara 60 Minutes di saluran CBS, ditayangkan pihak televisi lain secara penuh dan
tanpa dihilangkan bagian-bagiannya. Surat kabar pun mulai memberitakan kebenaran yang
terjadi. Sehingga perusahaan rokok Brown & Wiliamson mendapatkan sejumlah hukuman legal
yang merugikan perusahaan tersebut atas praktik bisnis yang tidak sehat. Kedua tokoh utama
berhasil memperoleh pengakuan publik atas jasa mereka dan mendapatan pengalaman berharga
yang tak ternilai dalam hidup mereka. Jeffrey Wigand dengan gelar Dr. Wigand memperoleh
penghargaan sebagai guru terbaik dan Lowell Bergman membagikan ilmunya dengan menjadi
dosen jurnalistik di University of California. Pada November 1998, dibuat suatu kesepakatan
antara perusahaan rokok dengan pemerintah yang disebut Tobacco Master Settlement Agreement
yang mengharuskan perusahaan-perusahaan tersebut harus membayar denda sejumlah $206
3
4. milyar untuk 46 negara bagian dan juga tidak boleh mempromosikan rokok untuk anak-anak
karena berbahaya bagi kesehatan mereka.
Film “The Insider” merupakan film berbasis pada dunia jurnalistik yang menceritakan
bagaimana peran jurnalistik dan media massa dalam hal ini televisi untuk mengkomunikasikan
suatu fakta dan realita kebenaran sehingga dapat memberikan suatu pengaruh terhadap
masyarakat yang melihatnya. Dalam film ini benar-benar ditampilkan sisi idealisme seorang
ilmuwan dan juga seorang jurnalis yang sangat memegang kode etik dari dunia jurnalistik. Ia
benar-benar berjuang demi tugasnya dan mendedikasikan dirinya hanya untuk jurnalistik yang
dapat mengubah suatu dunia dan memberikan suatu harapan keselamatan bagi banyak orang.
Jurnalistik merupakan suatu cara agar kita dapat mengetahui apa yang sedang terjadi dan
penilaiannya kembali lagi kepada kita yang menyaksikannya. Apakah kita dapat menilai secara
objektif atas fakta dan realita yang ada dan ditampilkan untuk kita semua. Keberanian yang
selalu dipegang oleh Jeffrey Wigand sebagai ilmuwan dan Lowell Bergman sebagai jurnalis
menunjukan integritas dan kredibilitas mereka dalam melaksanakan pekerjaan dengan selalu
menjunjung tinggi kode etik di bidang masing-masing. Meskipun menghadapi banyak tekanan
dan resiko besar yang mengubah hidup mereka, tetapi mereka tetap menomorsatukan
kepentingan publik. Seseorang dengan pekerjaan sebagai jurnalis atau ilmuwan harus bernyali
besar karena dirinya akan berhadapan dengan banyak resiko dalam perjalanan karirnya tapi
memang begitulah kenyataan yang dialami jurnalis atau ilmuwan dengan integritas tinggi.
Menurut saya, “The Insider” adalah salah satu film yang akan membuat penontonnya
sulit beranjak sampai akhir. Drama yang ditampilkan menjadi kekuatan utama dari film ini,
terutama ketika tokoh-tokohnya harus menghadapi sebuah situasi di mana mereka harus berpikir
keras untuk menghadapi serangan-serangan dari mantan perusahaan Wigand. Film ini perlu
ditonton dengan pandangan yang serius karena cukup banyak informasi-informasi yang harus
dicerna jika benar-benar ingin mengetahui maksud dari film ini secara menyeluruh. Film ini juga
begitu menarik karena begitu kuatnya penampilan dari tokoh-tokohnya. Aktor kawakan Al
Pacino berperan dengan begitu baik sebagai Bergman yang tetap idealis di antara kolegakoleganya yang perlahan menutup mulut atas tekanan konglomerat-konglomerat tembakau
tersebut. Salah satu contohnya adalah ketika ia dipaksa untuk mengubah hasil wawancaranya
dengan Wigand sebelum disiarkan secara nasional. Begitu juga dengan Russell Crowe sebagai
4
5. whistleblower yang dilema dalam membeberkan rahasianya akibat besarnya tekanan-tekanan
dari berbagai pihak yang menentangnya. Harmoni di antara mereka berdualah yang membuat
suasana tegang dalam film ini semakin intens dan mendebarkan sampai dengan akhir film.
Film ini memunculkan suatu konsep penting, yaitu whistleblowing. Whistleblowing
adalah tindakan seorang pekerja yang memutuskan untuk melapor kepada media, kekuasaan
internal atau eksternal tentang hal-hal ilegal dan tidak etis yang terjadi di lingkungan kerja. Hal
ini merupakan isu yang penting dan kontroversial, tetapi seringkali berdampak buruk, baik
kepada individu tersebut maupun organisasi yang dilaporkan melakukan hal-hal yang
menyimpang. Wigand dan Bergman dapat dikatakan sebagai whistleblower dalam insiden di film
ini. Whistleblowing itu dapat terjadi, antara lain:
1. Apabila produk dan keputusan perusahaan dapat membahayakan masyarakat.
2. Saat karyawan menemukan kesalahan atau ancaman dalam perusahaan, karyawan wajib
melaporkan sebagai bentuk keprihatinannya.
3. Ketika fungsi dari atasan sudah tidak berfungsi, maka karyawan juga wajib melaporkan.
4. Karyawan harus mempunyai bukti tertulis.
5. Karyawan mempunyai alasan yang tepat untuk membuka masalah ini agar perusahaan menjadi
lebih baik.
Film ini juga banyak menyoroti masalah-masalah dalam hal jurnalistik. Pertama,
bagaimana sebuah jaringan media seperti televisi selalu berusaha untuk menekan atau
menyembunyikan realita dan kebenaran yang sesungguhnya dari publik demi melindungi
kepentingan finansialnya. Hal ini telah menjadi isu yang penting terkait dengan konflik
kepentingan yang terlibat antara pihak-pihak di dalam jaringan media tersebut. Selain itu,
masalah yang juga timbul adalah bagaimana sikap yang seharusnya para jurnalis lakukan di
antara dua pilihan, yaitu selalu tunduk terhadap tekanan dari pemilik media atau berpegang teguh
terhadap idealisme dan integritasnya yang tinggi sebagai seorang jurnalis. Lalu, masalah
jurnalistik yang paling buruk dan menonjol dalam film ini adalah bagaimana para jurnalis,
eksekutif perusahaan, dan pemilik media dapat memanipulasi orang, kebenaran, dan peristiwa
5
6. dengan sejumlah permainan politik dan intrik yang licik demi memuaskan kepentingan pihakpihak yang saling terkait. Dalam film ini, juga ditunjukkan adanya legitimasi terkait dengan
kecemasan terhadap merger media massa yang biasanya berakhir dengan dicampuri oleh tekanan
dari konflik kepentingan pemilik atau korporat media tersebut. Semua masalah ini sangat
berbahaya terhadap publik dan beresiko terkait dengan tentunya kebebasan berekspresi dalam
media di mana seseorang seharusnya dapat bebas mengutarakan opini dan perkataannya dengan
pertanggungjawaban yang benar secara bebas, tetapi hal itu dilarang.
Kekurangan dalam film ini adalah masalah durasi film yang saya anggap terlalu panjang
karena meskipun banyak momen-momen dramatis yang penting dalam film, sebenarnya film ini
dapat dipadatkan lagi. Selain itu, pada saat pergantian fokus masalah dari masalah tekanan dan
teror yang dialami oleh Wigand berganti ke masalah yang dihadapi oleh Bergman. Porsi untuk
keduanya masih kurang seimbang karena masih menitikberatkan pada masalah Wigand. Satu hal
lagi yang dapat menjadi penekanan dan pesan dalam film ini, yaitu para pekerja media (reporter,
jurnalis, editor, dan lain sebagainya) harus meneguhkan kembali tanggung jawab mereka
terhadap integritas jurnalistik. Konflik kepentingan yang terjadi ketika seorang pekerja media
harus berhadapan antara loyalitas atau idealismenya. Jurnalisme adalah tentang berkata yang
sebenarnya, bebas, dan obyektif dan semua ini tidak hanya sebagai standar atau prinsip utama
dalam jurnalisme, tetapi juga sebagai elemen-elemen mendasar dalam ketepatan. Secara umum,
film ini dapat dikatakan sebagai salah satu masterpiece dalam genrenya. “The Insider” adalah
sebuah kisah konspirasi yang didramatisir dengan kuat melalui plot-plotnya yang menegangkan.
Film ini dapat menjadi salah satu film yang wajib ditonton jika anda pecinta film-film dengan
jalan cerita yang serius dan menegangkan.
6
7. dengan sejumlah permainan politik dan intrik yang licik demi memuaskan kepentingan pihakpihak yang saling terkait. Dalam film ini, juga ditunjukkan adanya legitimasi terkait dengan
kecemasan terhadap merger media massa yang biasanya berakhir dengan dicampuri oleh tekanan
dari konflik kepentingan pemilik atau korporat media tersebut. Semua masalah ini sangat
berbahaya terhadap publik dan beresiko terkait dengan tentunya kebebasan berekspresi dalam
media di mana seseorang seharusnya dapat bebas mengutarakan opini dan perkataannya dengan
pertanggungjawaban yang benar secara bebas, tetapi hal itu dilarang.
Kekurangan dalam film ini adalah masalah durasi film yang saya anggap terlalu panjang
karena meskipun banyak momen-momen dramatis yang penting dalam film, sebenarnya film ini
dapat dipadatkan lagi. Selain itu, pada saat pergantian fokus masalah dari masalah tekanan dan
teror yang dialami oleh Wigand berganti ke masalah yang dihadapi oleh Bergman. Porsi untuk
keduanya masih kurang seimbang karena masih menitikberatkan pada masalah Wigand. Satu hal
lagi yang dapat menjadi penekanan dan pesan dalam film ini, yaitu para pekerja media (reporter,
jurnalis, editor, dan lain sebagainya) harus meneguhkan kembali tanggung jawab mereka
terhadap integritas jurnalistik. Konflik kepentingan yang terjadi ketika seorang pekerja media
harus berhadapan antara loyalitas atau idealismenya. Jurnalisme adalah tentang berkata yang
sebenarnya, bebas, dan obyektif dan semua ini tidak hanya sebagai standar atau prinsip utama
dalam jurnalisme, tetapi juga sebagai elemen-elemen mendasar dalam ketepatan. Secara umum,
film ini dapat dikatakan sebagai salah satu masterpiece dalam genrenya. “The Insider” adalah
sebuah kisah konspirasi yang didramatisir dengan kuat melalui plot-plotnya yang menegangkan.
Film ini dapat menjadi salah satu film yang wajib ditonton jika anda pecinta film-film dengan
jalan cerita yang serius dan menegangkan.
6