3. Definisi
Tuberkulosis: Penyakit infeksi yang
disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Paling banyak
mengenai paru-paru dan dapat
mengenai organ lain.
Ditularkan lewat batuk dan dahak
01/05/2013 Alvita Wijayanti
4. Etiologi
Tuberkulosis (TB) disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri ini tahan terhadap asam
dan lebih tahan terhadap kimia.
Bakteri ini bersifat aerob suka
pada daerah banyak oksigen
apikal paru
01/05/2013 Alvita Wijayanti
5. Patofisiologi
Kuman masuk melalui saluran napas
bagian paru yang pertama
diserang adalah apex menyebar
ke bagian lain melalui pembuluh
darah atau limfe jaringan paru
yang terkena akan terbentuk
tuberkel bisa keluar saat batuk
01/05/2013 Alvita Wijayanti
6. Tanda dan Gejala
1. Demam
o Demam seperti gejala influenza
o Biasanya dirasakan pada malam hari
o Disertai keringat malam
o Suhu badan mencapai 40-41˚C
2. Batuk
Terjadi karena adanya iritasi pada bronkhus untuk
mengeluarkan produksi radang
3. Batuk darah
Terjadi karena pecahnya pembuluh darah
01/05/2013 Alvita Wijayanti
7. 4. Sesak napas
Akibat luasnya kerusakan jaringan paru
5. Nyeri dada
Terjadi karena adanya pleuritis,
kerusakan jaringan paru
6. Malaise
o Anorexia
o Nafsu makan menurun
o BB menurun
01/05/2013 Alvita Wijayanti
8. Penularan
Penyebab utama Sputum
(dahak)
Batuk dan meludah akan
menyebabkan kuman menular
kepada orang lain melalui
udara
01/05/2013 Alvita Wijayanti
9. Klasifikasi
TB Paru tersangka
Gambaran klinis sesuai TB, hasil BTA (–) atau
belum ada
TB Paru
BTA 2 x berturut – turut dengan hasil positif
Bekas TB Paru
Penderita yang mendapatkan pengobatan
adekuat
TB ekstra paru
TB yang terjadi pada otak, limfe, tulang
01/05/2013 Alvita Wijayanti
12. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan fisik
a. Ronchi basah, kasar, nyaring
b. Hipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang
cukup
c. Atropi dan retraksi interkostal pada keadaan lanjut
dan fibrosis
d. Perkusi menimbulkan suara pekak: pada efusi
pleura
2. Pemeriksaan Radiologi
a. Tahap dini: gambaran bercak seperti awan dengan
batas tak jelas
b. TB lanjut: bercak lebih padat dengan batas jelas
c. Gambaran lain: penebalan pleura, massa cairan di
bawah paru, bayangan hitam di paru
01/05/2013 Alvita Wijayanti
13. 3. Bronchografi
Pemeriksaan khusus untuk melihat kerusakan
bronkhus/kerusakan paru karena TB
4. Laboratorium :
a. Darah
b. Sputum
Ditemukannya kuman BTA
c. Test Tuberkulin
Dengan menyuntikkan Tuberkulin PPD intra
kutan.
Positif: indurasi lebih dari 10–15 mm
Negatif: indurasi 0–5 mm
01/05/2013 Alvita Wijayanti
14. Penatalaksanaan
1. Pencegahan
a. Imunisasi BCG
b. Menjalankan pola hidup sehat: makan
bergizi seimbang, istirahat cukup, tidak
merokok
c. Mencegah penularan TBC: menutup
mulut jika batuk, meludah di wadah
tertutup
01/05/2013 Alvita Wijayanti
15. 2. Pemberian obat-obatan
a.OAT (obat anti tuberkulosa) : INH,
Ethambhutol, Rifampicin, Streptomicin
b.Bronchodilatator
c.Expektoran
d.OBH
e.Vitamin
3. Fisioterapi dan rehabilitasi
4. Konsultasi secara teratur
01/05/2013 Alvita Wijayanti
17. Pengkajian
1.Pola aktifitas dan istirahat: Fatique, timbul
sesak (nafas pendek) saat melakukan
aktifitas berat, sulit tidur, berkeringat
pada malam hari.
2.Pola nutrisi: Anoreksia, mual, rasa tidak
enak di perut, BB menurun
3.Respirasi: Batuk produktif (pada tahap
lanjut), sesak napas, nyeri dada.
4.Riwayat keluarga: Anggota keluarga yang
memiliki keluhan (penyakit) yang sama
01/05/2013 Alvita Wijayanti
18. 5. Riwayat lingkungan: Lingkungan kurang
sehat (polusi, limbah), pemukiman padat,
ventilasi rumah yang kurang.
6. Aspek psikososial: Merasa dikucilkan,
Menarik diri
7. Riwayat penyakit sebelumnya: Pernah sakit
batuk dan tidak kunjung sembuh, Pernah
berobat tetapi tidak sembuh, Pernah berobat
tetapi tidak teratur (drop out)
8. Pemeriksaan fisik: body khas TB
9. Pemeriksaan penunjang: radiologi,
laboratorium, mantoux test
01/05/2013 Alvita Wijayanti
19. Diagnosa Keperawatan yang
mungkin muncul
1.Bersihan jalan napas tidak efektif
berhubungan dengan sekret yang kental,
lengket.
2.Hipertermi berhubungan dengan
proses inflamasi/ infeksi virus
3.Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia
01/05/2013 Alvita Wijayanti
20. 4. Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan berkurangnya keefektifan
permukaan paru, atelektasis sekret kental
5. Pola napas tidak efektif berhubungan
dengan penurunan ekspansi paru,
akumulasi udara
6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi,
pengobatan, pencegahan berhubungan
dengan keterbatasan pengetahuan,
ketidaklengkapan informasi yang didapat.
01/05/2013 Alvita Wijayanti
21. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan: Bersihan jalan
nafas tak efektif berhubungan dengan
sekret kental, lengket.
Intervensi:
1. Kaji fungsi pernapasan
2. Catat kemampuan untuk mengeluarkan
mukosa (batuk efektif)
3. Pengaturan posisi: semi fowler
4. Beri obat-obatan sesuai indikasi (agen
mukolitik, bronkhodilator)
5. Kolaborasi dengan fisioterapis tindakan
chest fisioterapi/tindakan lain yang diperlukan
01/05/2013 Alvita Wijayanti
22. Diagnosis Keperawatan: Kerusakan
pertukaran gas berhubungan dengan
kerusakan membran alveolar-kapiler.
Intervensi:
1. Berikan posisi yang nyaman
2. Observasi fungsi pernapasan
3. Berikan terapi oksigen
4. Jelaskan kepada pasien tentang etiologi
sesak
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
dengan dokter: pemberian antibiotika,
pemeriksaan dan kultur sputum, konsul foto
thorax
01/05/2013 Alvita Wijayanti