Dokumen tersebut membahas tentang desain lansekap berkelanjutan yang fungsional, mudah dipertahankan, ramah lingkungan, tidak mahal dan menyenangkan. Dibahas pula prinsip-prinsip desain lansekap seperti keseimbangan, skala, pengulangan, susunan dan keragaman serta elemen desain seperti bentuk, ukuran, tekstur dan warna tanaman."
3. Sustainable Landscape Design
Fungsional
Mudah dipelihara
Tidak merusak =
ramah lingkungan
Tidak mahal
Nampak menyenangkan
4. Pertimbangkan fungsi setiap bagian
dari lansekap
Perhatikan masalah atau atribut yang
ada pada lansekap bersangkutan
Evaluasi karakter lokasi, termasuk
tipe tanah, pH, cahaya, angin dsb.
Putuskan atas dasar tujuan dan gaya
lansekap yang akan dibangun
Sustainable Landscape Design
5. Formal = berpola garis lurus, tanaman
dalam baris, simetris, bulat (globes),
dan kolum
Informal = berpola garis kurva, tanaman
dalam kelompok bebas, asimetris,
bentuk tanaman alami
Garden Design (desain taman)
6. Sustainable Landscape Design
Jadikan taman sebagai
bagian dari
keseluruhan desain
lansekap anda.
Kreasikan area lapang
(rumput), dengan
fungsi ruang dan
taman di balik konsep
garis yang diterapkan.
8. Sustainable Landscape Design
Lansekap yang baik
adalah didesain dengan
baik, bukan sekedar
didekor.
Lansekap tersebut
dikreasi secara utuh
dengan menggabungkan
dan menerapkan
Prinsip Desain :
15. Mendesain dengan area terbuka dan
sistim bedeng memudahkan dalam
perawatan.
Garden Design
16. Apa yang membuat taman nampak baik ?
Pandangn manusia diawali dari :
FOCAL POINT
(titik perhatian)
Adalah benda pertama yang terlihat saat
memandang lansekap.
Sustainable Landscape Design
17. Beberapa elemen yg dpt dijadikan sbg focal points:
Benda seni
Tanaman yg berbeda dgn tanaman sekitarnya
Struktur
Burung (sangkar burung)
Warna mencolok/kontras dari tanaman
Tanaman yang mati
Reruntuhan/guguran daun
FOCAL POINTS dapat berubah seiring berjalannya
musim!
Sustainable Landscape Design
19. Penempatan Focal Points
Lansekap sebaiknya memiliki satu focal
point utama, dan mungkin satu atau dua
focal point kedua.
Terlalu banyak focal point menyebabkan
lansekap terlihat padat/penuh.
Letakan focal points 1/3 dari satu sisi
bidang pandang.
Sustainable Landscape Design
20. Setelah mata menemukan focal point,
mata perlu memandang ke tempat
lainnya mengikuti garis yang ada atau
mengarahkan.
Garis dapat dibentuk oleh pinggiran,
jalur/alur, massa tanaman, bentuk
tanaman, bayangan, dsb.
Sustainable Landscape Design
23. Terlalu banyak garis atau tidak ada
garis, menghasilkan lansekap yang penuh
sesak atau membosankan.
Garis sebaiknya menangkap mata dan
membawanya atau menuntun untuk
melihat keseluruhan lansekap.
Hindari garis yang menarik/menuntun
mata untuk melihat ke atas (langit) atau
ke halaman tetangga.
Sustainable Landscape Design
24. Sustainable Landscape Design
Sebelum berpikir tentang spesies/jenis
tanaman khusus, untuk mendapatkan
desain yang baik, seharus yang pertama
direncanakan adalah terkait dengan
karakter tanaman atau
Elemen Desain
25. Elemen Desain
Primer (visual)
Tipe tanaman
Bentuk tanaman
Lebar/tinggi tanaman
Tekstur tanaman
Musim tanaman (populer)
Warna tanaman
Sustainable Landscape Design
26. a. Bentuk Vertikal (Aspiring)
Contoh : Damar, cemara, pala,
belinjo
b.Bentuk Bulat (Globular)
Contoh : Tanjung
c.Bentuk Horisontal (Spreading)
Contoh : Bungur, asam londo
d.Bentuk Menjuntai (Weeping)
Contoh : Beringin
Sustainable Landscape Design
Pertimbangkan
bentuk daun
dan bunga
27. Ukuran Tanaman (tinggi dan lebar)
Pertimbangkan kondisi tanaman saat
DEWASA, ALAMI
Sustainable Landscape Design
28. Tekstur tanaman
Penampakan pada kekasaran/kehalusan daun,
bercabangan, bunga.
Tekstur tanaman adalah relatif terhadap
kondisi sekitarnya, dan dapat berumubah
seiring perubahan musim dan pertumbuhan.
Tekstur tanaman SANGAT PENTING dalam
desain karena dapat membentuk maupun
merusak lansekap.
Sustainable Landscape Design
30. Semakin halus tekstur, semakin banyak
elemen taman diperlukan. Hamparan
rumput, tekstur terhalus dari tanaman.
Pertimbangkan perubahan tekstur untuk
menciptakan focal point, pengulangan dan
variabilitas.
Sustainable Landscape Design
32. Keindahan musiman
Hal penting untuk mendapatkan lansekap
yang menarik. Terus menerus atau
disesuaikan dengan musim yang ada.
Untuk tiap tanaman, berkelompok atau
individu, perhatikan masing-masing daya
tariknya.
Jadikan focal point, pengulangan atau
kesatuan.
Sustainable Landscape Design
36. Sustainable Landscape Design
Warna
* Warna hangat berkesan dekat, jadi
baik untuk pandangan jarak jauh.
* Warna dingin berkesan jauh, jadi baik
untuk pandangan jarak dekat.
39. Dalam skala gambar, letakan tanaman
dalam ikatan/keterkaitan antar
kelompok atau massa. Menggunakan
tanaman secara individu bilamana
diperlukan focal point.
Kelompok tanaman tsb akan membantu
mata bergerak ke seluruh lansekap.
Sustainable Landscape Design
40. Kemudian, tetap ingat Prinsip Desain
(Keseimbangan, Skala, Keberagaman, Tekanan,
Kesederhanaan/Mudah, Urutan/susunan,
Pengulangan), menentukan Elemen
Desain seperti karakter tanaman baik
individu, kelompok atau massa yang
akan digunakan.
Sustainable Landscape Design
41. Tektur tanaman dalam lansekap sangat
menentukan kesan.
Pilih tanaman tertentu yang dapat cocok
dengan karakter tanaman lainnya baik
secara individu maupun kelompok.
Sustainable Landscape Design
42.
43.
44. “Accent” suatu tanaman merupakan
focal point—menarik perhatian
untuk melihatnya.
Dapat sepanjang tahun atau hanya
sewaktu-waktu, seperti saat musim
berbunga.
Accent suatu tanaman dapat
individu, kelompok atau group.
Sustainable Landscape Design
45. Group tanaman adalah 3 atau lebih
spesies, dimana masing-masing
individu sangat mudah dibedakan.
Kelompok (Massa) tanaman apabila
beberapa tanaman dari spesies
tertentu ditanamn berdekatan namun
masih dapat dibedakan individu satu
dengan individu lainnya.
Sustainable Landscape Design
51. semak, creeping,
tekstur sedang,
musim penghujan
semak, tumbuh
tegak, tekstur
sedang, sepanjang
tahun
Semak, bulat,
tekstur kasar, musim
kemarau
Herbaceous tahunanl, agak
bundar, tekstur kalus, musim
kemarau (berbunga merah)
Rumput hias, tumbuh
meninggi, tekstur
sedang, sepanjang
tahun
53. Daftar Pustaka
1. Acquaah, G., 2002. Horticulture – Principles and Practices.
Second Edition, Prentice Hall.
2. Austin, RL., 1982. Designing With Plants. Van Nostrand
Reinhold Company. New York.
3. Ingels, JE., 1994. Ornamental Horticulture – Science,
Operations and Management. State University of New York,
College of Agriculture and Technology. ITP – Delmar
Publishers Inc.
4. Soeseno, S., 1993. Taman Indah Halaman Rumah. Penerbit
PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
5. Sulistyantara, B., 1992. Taman Rumah Tinggal. Penebar
Swadaya. 194h.
6. Wilson, DA., Thomas J. W and Wayne G. T., ? Planning
and Designing Your Home Landscape. University of
Wisconsin – Extension.