SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  23
PAPARAN
PAJAK AIR PERMUKAAN
OLEH :
DR. TB. REGIASA FAJAR, SE, MTP
BADAN PENDAPATAN DAERAH
PROVINSI BANTEN
2017
DEFINISI
PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR
PERMUKAAN ADALAH PUNGUTAN DAERAH
(PROVINSI) ATAS PENGAMBILAN DAN
PEMANFAATAN AIR PERMUKAAN
AIR PERMUKAAN ADALAH AIR YANG BERADA DI
ATAS PERMUKAAN BUMI TIDAK TERMASUK AIR
LAUT KECUALI AIR LAUT TERSEBUT TELAH
DIMANFAATKAN DI DARAT
DASAR HUKUM
1) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2000 TENTANG
PEMBENTUKAN PROVINSI BANTEN
2) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG
PEMERINTAHAN DAERAH
3) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG
PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH
4) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK
DAERAH DAN RESTRIBUSI DAERAH
5) PERATURAN PEMERINTAH NO. 58 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH
6) PERATURAN PEMERINTAH NO.91 TAHUN 2010 TENTANG JENIS PAJAK YANG
DIPUNGUT BERDASARKAN PENETAPAN KEPALA DAERAH ATAU DIBAYAR SENDIRI OLEH
WAJIB PAJAK
7) PERATURAN DAERAH NO.1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH
8) PERATURAN GUBERNUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PERATURAN DAERAH PROVINSI NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH
PAJAK DAERAH
“ Kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesarbesarnya
kemakmuran rakyat. “
PAJAK KENDARAAN BERMOTOR :
“ Pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor “
BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR :
“ Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor
sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar
menukar, hibah, warisan, atau pemasukan ke dalam badan usaha “
PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR :
“ Pajak atas penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor “
PAJAK AIR PERMUKAAN :
“ Pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan
PAJAK ROKOK :
“ Pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh Pemerintah
PENDAPATAN DAERAH
RP. 10.365.616.979.717 (100%)
STRUKTUR PENDAPATAN DAERAH
APBD PROVINSI BANTEN TAHUN
ANGGARAN 2018
PENDAPATAN ASLI
DAERAH
(PAD)
RP.
6.183.868.751.717
(59,66%)
DANA
PERIMBANGAN
RP.
4.176.078.228.000
(40,29%)
LAIN-LAIN
PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH
RP. 5.670.000.000
(0,05%)
STRUKTUR PENDAPATAN
ASLI DAERAH (PAD)
APBD PROVINSI BANTEN
TA. 2018
PENDAPATA
N ASLI
DAERAH
Rp.6.183.868.751.71
7 (100%)
PAJAK
DAERAH
Rp.5,836,683,600,0
00 (96,06%)
RETRIBUSI
DAERAH
Rp.20.177.648.5
20 (0,38%)
HASIL PENGELOLAAN
KEKAYAAN DAERAH
YANG DIPISAHKAN
Rp.54,644,492,380
(0,88%)
LAIN-LAIN
PAD YANG
SAH
Rp.272,363,010,81
7 (2,68%)
JENIS PAJAK DAERAH
KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI
STRUKTUR PAJAK DAERAH
APBD PROVINSI BANTEN TA. 2018
NO URAIAN
TARGET
TA. 2018 (%)
(Rp)
1 2 3 4
1 PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (PKB)
2.225.683.440.00
0
38,13
2 BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR (BBNKB)
2.115.899.280.00
0
36,25
3 PAJAK AIR PERMUKAAN (AP) 33.418.440.000 0,57
4 PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR (PBBKB) 884.131.200.000 15,15
5 PAJAK ROKOK 577.551.240.000 9,90
JUMLAH PAJAK DAERAH
5.836.683.600.
000
100,00
TARGET PAJAK DAERAH
BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI BANTEN
APBD PROVINSI BANTEN TA. 2018
(SK KEPALA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI BANTEN
NOMOR : 973/02-BAPENDA.03/2018)
TARGET PAJAK AP
PROVINSI BANTEN
Rp. 33.418.440.000
TARGET UPT RANGKASBITUNG
Rp. 136.400.887
(0,41 %)
TARGET UPT CIPUTAT
Rp. 0
(00, 00 %)
TARGET UPT MALINGPING
Rp. 542.821.292
(1, 62 %)
TARGET UPT SERPONG
Rp. 5.444.275.189
(16,29 %)
PAJAK AP
KOTA TANGERANG SELATAN
Rp. 5.444.275.189
(16, 29 %)
PAJAK AP
KABUPATEN LEBAK
Rp. 679.222.179
(2, 03 %)
TARGET PAJAK DAERAH
BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI BANTEN
APBD PROVINSI BANTEN TA. 2018
(SK KEPALA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI BANTEN
NOMOR : 973/02-BAPENDA.03/2018)
TARGET PAJAK AP
PROVINSI BANTEN
Rp. 33.418.440.000
PAJAK AP
KOTA TANGERANG
Rp. 9.973.279.855
(29, 84 %)
TARGET UPT CIKOKOL
Rp. 8.979.966.048
(26, 87 %)
TARGET UPT CILEDUG
Rp. 993.313.807
(2, 97 %)
TARGET UPT
BALARAJA
Rp. 5.504.601.284
(16, 47 %)
PAJAK AP
KABUPATEN TANGERANG
Rp. 5.504.601.284
(16, 47 %)
TARGET PAJAK DAERAH
BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI BANTEN
APBD PROVINSI BANTEN TA. 2018
(SK KEPALA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI BANTEN
NOMOR : 973/02-BAPENDA.03/2018)
TARGET PAJAK AP
PROVINSI BANTEN
Rp. 33.418.440.000
TARGET UPT SERANG
Rp 1.191.106.940
(3, 56 %)
TARGET UPT CIKANDE
Rp. 10.425.303.755
(31, 20%)
TARGET UPT CILEGON
Rp. 0
(0, 00 %)
TARGET UPT PANDEGLANG
Rp. 200.650.798
(0, 60 %)
TARGET KAB. SERANG
Rp. 10.425.303.755
(31, 20%)
TARGET KOTA CILEGON
Rp. 0
(0, 00 %)
TARGET KAB. PANDEGLANG
Rp. 200.650.798
(0, 60 %)
TARGET KOTA SERANG
Rp 1.191.106.940
(3, 56 %)
PENERIMA INSENTIF BERDASARKAN
1) Insentif diberikan kepada Instansi Pelaksana Pemungut Pajak.
2) Insentif diberikan secara proporsional disesuaikan dengan besarnya tanggung jawab,
kinerja, karakteristik dan kondisi objektif Daerah.
3) Insentif dibayarkan kepada :
a. Kepala Badan;
b. Pejabat; dan
c. Pegawai.
4) Insentif selain diberikan juga kepada :
a. Gubernur dan Wakil Gubernur sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan
Daerah;
b. Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan Daerah; dan
c. Pihak lain ditentukan, sebagai berikut:
a) Direktorat lalu Lintas Kepolisian Daerah Banten dan Kepolisian Daerah Metro
Jaya sebagai pihak yang membantu pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan
Bermotor dan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, diberikan Insentif
paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen) dari target Insentif Pajak Kendaraan
Bermotor dan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
b) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten sebagai pihak lain
yang membantu pelaksanaan pemungutan Pajak Air Permukaan, diberikan Insentif
10% (sepuluh persen) dari target Insentif Pajak Air Permukaan.
Asas-asas Pemberian Insentif
a. asas kepatutan, yaitu pemberian Insentif harus
sesuai dan/atau memenuhi kelayakan antara
Insentif yang diterima dengan kinerja Instansi
Pelaksana Pemungut Pajak;
b. asas kewajaran, yaitu pemberian Insentif harus
berdasarkan pada ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
c. asas rasionalitas, yaitu pemberian Insentif harus
disesuaikan dengan kemampuan keuangan Daerah.
Agenda Rapat :
Penyikapan terhadap Implementasi Permen
PUPR Nomor 15/PRT/M/2017 tentang Tata
Cara Penghitungan Besaran Nilai Perolehan
Air Permukaan terhadap Pemungutan Pajak
Air Permukaan (PAP) di Daerah & Potensi
dampaknya terhadap kesinambungan
Kapasitas penerimaan PAP.
P
A
P
PENENTUAN NILAI PEROLEHAN AIR (NPA) berdasarkan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 15/PRT/M2017 tentang TATA CARA
PENGHITUNGAN BESARAN NILAI PEROLEHAN AIR
PERMUKAAN.
Isu dampak kebijakannya :
“Penerimaan Pendapatan
Daerah dari Pajak Air
Permukaan berpotensi turun
drastis”
Telaahan & Rekomendasi Bapenda BANTEN untuk Implementasi
Permen PUPR tentang Penentuan NPA3a
Rekomendasi Bapenda BANTEN
1. Merevisi formulasi perhitungan NPA, terutama terkait bobot kewenangan yang
memilahkan kewenangan pusat dan daerah, yang faktanya daerah juga telah
terlibat dalam perumusan kebijakan dan pembebanan anggaran pengurusan
daerah hulu hingga hilir DAS yang dijadikan area kewenangan BBWS (Balai Besar
Wilayah Sungai)
2. Idealnya, pemerintah pusat hanya menerbitkan panduan tentang faktor faktor
perhitungan NPA, dengan bobot diserahkan pada daerah sesuai kondisi DAS dan
kapasitas keuangan Pemerintah daerah, dengan pelaksanaan pengaturannya
dikonsultasikan dengan pemerintah pusat.
3. Manakala tetap adanya sentralisasi kewenangan, diharapkan terdapat
pendelegasikan perijinan pemanfaatan air pada DAS yang menjadi kewenangan
pusat, pada instansi di daerah, guna percepatan penerbitan ijin yang diperlukan
dalam perhitungan NPA yang akan dijadikan dasar penetapan besaran PAP oleh
Pemerintah Daerah pada Bapenda/Unit pengelola pendapatan pemprov. Hal ini
diperlukan untuk intensifikasi maupun ekstensifikasi objek PAP yang harus dan
dapat dipungut.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
IKHTISAR PERHITUNGAN NPA
Berdasarkan Lampiran Permen PUPR Nomor 15/PRT/M/2017 tentang Pedoman
Perhitungan Nilai Perolehan Air Permukaan
NPAP
HDAP
(Harga Dasar Air Permukaan)
Mengacu pada Kepmen PUPR Nomor
568/KPTS/M/2017 tentang Penetapan HDAP
(Rp/m3)
FEW
(Faktor Ekonomi Wilayah)
Menggambarkan kondisi perekonomian dari
provinsi berdasarkan pengelompokan Produk
Domestik Bruto (PDRB) daerah setiap provinsi
FNAP
(Faktor Nilai Air Permukaan)
Jenis Sumber Air (SA)
Lokasi Sumber Air (LA)
Luas Area Tempat Pengambilan/Pemanfaatan AP (LP)
Koefisien Volume Air yang Diambil (VA)
Kualitas Air (KA)
Kondisi Daerah Aliran Sungai
Kewenangan Pengelolaan SDA
FKPAP
(Faktor Kelompok Pengguna Air
Permukaan)
Sosial
Perusahaan Non Niaga (NN)
Niaga/ Perdagangan/ Jasa (N)
Industri/ Penunjang Produksi
Pertanian
Tenaga Listrik (PLTA)
Pertambangan
Perhitungan Nilai Perolehan Air
NO FAKTOR Kepgub 29/2002 Permen PUPR 15/2017
1. Harga Dasar Air HDA = FSDA x FKPA x HBA Ditetapkan dalam Kepmen
PUPR Nomor
568/KPTS/M/2017
2. Faktor Ekonomi
Wilayah
Tidak ada Menggambarkan kondisi
perekonomian dari provinsi
berdasarkan pengelompokan
Produk Domestik Bruto
(PDRB) daerah setiap
provinsi
3. Jenis Sumber Air 1. Mata Air : 2,0
2. Waduk Buatan : 1,2
3. Sungai, Situ,
Danau, & Rawa : 1,0
4. Air Laut yang
Dimanfaatkan di darat
: 0,1
1. Mata Air : 200%
2. Waduk Buatan, Situ,
Danau : 120%
3. Jaringan Irigasi : 110%
4. Sungai : 100%
.....lanjutan Perhitungan NPA
NO FAKTOR Kepgub 29/2002 Permen PUPR 15/2017
4. Lokasi Sumber Air Tidak ada Koefisien Lokasi Sumber Air (LA) :
Hulu : 100%
Tengah : 90%
Hilir : 80%
5. Luas Areal Pengambilan
Air
(Lsa) :
Luas DAS < 500 km2 : 1
Luas DAS ≥ 500 km2 : 0,8
(LP) :
Luas DAS < 500 km2 : 100%
Luas DAS ≥ 500 km2 : 80%
6. Volume Air yang
Diambil/ Dimanfaatkan
Tidak ada Koefisien Volume Air (VA) :
1. 60 – 150 l/detik : 30%
2. 151 – 300 l/detik : 45%
3. 301 – 500 l/detik : 70%
4. 501 – 1000 l/detik : 85%
5. 1001 – 3000 l/detik : 100%
6. > 3000 l/detik : 110%
.....lanjutan Perhitungan NPA
NO FAKTOR Kepgub 29/2002 Permen PUPR 15/2017
7. Kualitas Air (Ksa) berdasarkan PP
82/2001
Kelas I (Gol. A) : 1,0
Kelas II (Gol. B) : 0,9
Kelas III (Gol. C) : 0,8
Kelas IV (Gol. D) : 0,7
(KA) Kualitas Air yang digunakan
sesuai baku mutu :
Kelas I : 125%
Kelas II : 90%
Kelas III : 80%
Kelas IV : 45%
< Kelas IV : 25%
8. Kondisi Lingkungan /
DAS
(Klk) Berdasarkan tingkat
kerusakan DAS. Jika kondisi
DAS :
Baik : 1,0
Sedang : 1,1
Rusak : 1,2
Koefisien Kondisi DAS
Baik : 120%
Sedang : 100%
Rusak : 80%
9. Kewenangan
Pengelolaan Sumber
Daya Air
Tidak ada Kewenangan Pusat : 50%
Kewenangan Provinsi : 100%
.....lanjutan Perhitungan NPA
NO FAKTOR Kepgub 29/2002 Permen PUPR 15/2017
10. Kelompok
Pengguna Air
1. Sosial (Sos)
2. Non Niaga (NN)
3. Niaga/ Perdagangan dan
Jasa (N)
4. Industri/ Penunjang Produksi
(I)
5. Pertanian (P)
6. Perusahaan Air Non PDAM
7. Tenaga Listrik
1. Sosial
2. Perusahaan Non Niaga
(NN)
3. Niaga/ Perdagangan/ Jasa
(N)
4. Industri/ Penunjang
Produksi
5. Pertanian
6. Tenaga Listrik (PLTA)
7. Pertambangan

Contenu connexe

Tendances

pengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerahpengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
yudi prihanto
 
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahOrganisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
Sunar Shun Shun
 

Tendances (20)

Materi sosialisasi dak 2022
Materi sosialisasi dak 2022Materi sosialisasi dak 2022
Materi sosialisasi dak 2022
 
Strategi peningkatan pad
Strategi peningkatan padStrategi peningkatan pad
Strategi peningkatan pad
 
Laporan realisasi anggaran
Laporan realisasi anggaranLaporan realisasi anggaran
Laporan realisasi anggaran
 
Proses penyusunan renstra skpd
Proses penyusunan renstra skpdProses penyusunan renstra skpd
Proses penyusunan renstra skpd
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBN
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
 
Pajak Sarang Burung Walet
Pajak Sarang Burung WaletPajak Sarang Burung Walet
Pajak Sarang Burung Walet
 
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangInstrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
 
Ringkasan Evaluasi RPJP-D Kabupaten XYZ
Ringkasan Evaluasi RPJP-D Kabupaten XYZRingkasan Evaluasi RPJP-D Kabupaten XYZ
Ringkasan Evaluasi RPJP-D Kabupaten XYZ
 
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLHUU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
 
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi DaerahPajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
 
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
 
Pembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan Rakyat
Pembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan RakyatPembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan Rakyat
Pembiayaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Perumahan Rakyat
 
Organisasi Perencanaan dan Penganggaran Daerah
Organisasi Perencanaan dan Penganggaran DaerahOrganisasi Perencanaan dan Penganggaran Daerah
Organisasi Perencanaan dan Penganggaran Daerah
 
Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan Pemda
Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan PemdaSinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan Pemda
Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan Pemda
 
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
 
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerahpengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
 
Perencanaan sektor publik
Perencanaan sektor publikPerencanaan sektor publik
Perencanaan sektor publik
 
POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
 POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr... POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
 
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahOrganisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
 

Similaire à Pajak Air Permukaan

Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
agus raharjo
 
Perda no 9 tahun 2019 ttg pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan ...
Perda no 9 tahun 2019 ttg pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan ...Perda no 9 tahun 2019 ttg pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan ...
Perda no 9 tahun 2019 ttg pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan ...
DiskominfoPB
 
Tayangan-Kebijakan-Pengembangan-SPAM_SOLO-26-sept-2017.ppt
Tayangan-Kebijakan-Pengembangan-SPAM_SOLO-26-sept-2017.pptTayangan-Kebijakan-Pengembangan-SPAM_SOLO-26-sept-2017.ppt
Tayangan-Kebijakan-Pengembangan-SPAM_SOLO-26-sept-2017.ppt
ahmadrifai881128
 
Tayangan-Kebijakan-Pengembangan-SPAM_SOLO-26-sept-2017.ppt
Tayangan-Kebijakan-Pengembangan-SPAM_SOLO-26-sept-2017.pptTayangan-Kebijakan-Pengembangan-SPAM_SOLO-26-sept-2017.ppt
Tayangan-Kebijakan-Pengembangan-SPAM_SOLO-26-sept-2017.ppt
AlpianSaputra1
 

Similaire à Pajak Air Permukaan (20)

Sosialisasi Pergub HDA & Perubahannya- Kendal.pptx
Sosialisasi Pergub HDA & Perubahannya- Kendal.pptxSosialisasi Pergub HDA & Perubahannya- Kendal.pptx
Sosialisasi Pergub HDA & Perubahannya- Kendal.pptx
 
Desentralisasi Fiskal
Desentralisasi FiskalDesentralisasi Fiskal
Desentralisasi Fiskal
 
Contoh Perhitungan Nilai Perolehan Air Tanah (NPA) untuk Pengambilan dan Pema...
Contoh Perhitungan Nilai Perolehan Air Tanah (NPA) untuk Pengambilan dan Pema...Contoh Perhitungan Nilai Perolehan Air Tanah (NPA) untuk Pengambilan dan Pema...
Contoh Perhitungan Nilai Perolehan Air Tanah (NPA) untuk Pengambilan dan Pema...
 
Materi_Gambaran_Umum_dan_Kebijakan_Pengelolaan_Keuangan_Desa.ppt
Materi_Gambaran_Umum_dan_Kebijakan_Pengelolaan_Keuangan_Desa.pptMateri_Gambaran_Umum_dan_Kebijakan_Pengelolaan_Keuangan_Desa.ppt
Materi_Gambaran_Umum_dan_Kebijakan_Pengelolaan_Keuangan_Desa.ppt
 
Desentralisasi Fiskal
Desentralisasi Fiskal Desentralisasi Fiskal
Desentralisasi Fiskal
 
Copy Peraturan Gubernur NTB nomor 63 tahun 2017 tentang Tata Cara Penetapan N...
Copy Peraturan Gubernur NTB nomor 63 tahun 2017 tentang Tata Cara Penetapan N...Copy Peraturan Gubernur NTB nomor 63 tahun 2017 tentang Tata Cara Penetapan N...
Copy Peraturan Gubernur NTB nomor 63 tahun 2017 tentang Tata Cara Penetapan N...
 
8 Penjabaran APBD 2022.pdf
8 Penjabaran APBD 2022.pdf8 Penjabaran APBD 2022.pdf
8 Penjabaran APBD 2022.pdf
 
Program Hibah Luar Negeri untuk Pembiayaan Air Limbah dan Percepatan Pembangu...
Program Hibah Luar Negeri untuk Pembiayaan Air Limbah dan Percepatan Pembangu...Program Hibah Luar Negeri untuk Pembiayaan Air Limbah dan Percepatan Pembangu...
Program Hibah Luar Negeri untuk Pembiayaan Air Limbah dan Percepatan Pembangu...
 
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
 
Perda no 9 tahun 2019 ttg pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan ...
Perda no 9 tahun 2019 ttg pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan ...Perda no 9 tahun 2019 ttg pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan ...
Perda no 9 tahun 2019 ttg pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan ...
 
Jenis Perizinan Bidang SDA dan Upaya Serta Permasalahan dalam Peningkatan PAD
Jenis Perizinan Bidang SDA dan Upaya Serta Permasalahan dalam Peningkatan PADJenis Perizinan Bidang SDA dan Upaya Serta Permasalahan dalam Peningkatan PAD
Jenis Perizinan Bidang SDA dan Upaya Serta Permasalahan dalam Peningkatan PAD
 
Paparan Penyediaan Akses Air Minum Layak dan Aman Rev-3.pptx
Paparan Penyediaan Akses Air Minum Layak dan Aman Rev-3.pptxPaparan Penyediaan Akses Air Minum Layak dan Aman Rev-3.pptx
Paparan Penyediaan Akses Air Minum Layak dan Aman Rev-3.pptx
 
Dinas pertanian dan tanpang
Dinas pertanian dan tanpangDinas pertanian dan tanpang
Dinas pertanian dan tanpang
 
Potensi Pendanaan Program Sanitasi
Potensi Pendanaan Program SanitasiPotensi Pendanaan Program Sanitasi
Potensi Pendanaan Program Sanitasi
 
Perdes nomor 1 tahun 2019 tentang pertanggungjawaban apbdes 2018
Perdes nomor 1 tahun 2019 tentang pertanggungjawaban apbdes 2018Perdes nomor 1 tahun 2019 tentang pertanggungjawaban apbdes 2018
Perdes nomor 1 tahun 2019 tentang pertanggungjawaban apbdes 2018
 
Perbub Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah TA 2023.pdf
Perbub Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah TA 2023.pdfPerbub Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah TA 2023.pdf
Perbub Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah TA 2023.pdf
 
Perda no 1 tahun 2020 ttg pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan ...
Perda no 1 tahun 2020 ttg pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan ...Perda no 1 tahun 2020 ttg pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan ...
Perda no 1 tahun 2020 ttg pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan ...
 
Tayangan-Kebijakan-Pengembangan-SPAM_SOLO-26-sept-2017.ppt
Tayangan-Kebijakan-Pengembangan-SPAM_SOLO-26-sept-2017.pptTayangan-Kebijakan-Pengembangan-SPAM_SOLO-26-sept-2017.ppt
Tayangan-Kebijakan-Pengembangan-SPAM_SOLO-26-sept-2017.ppt
 
Tayangan-Kebijakan-Pengembangan-SPAM_SOLO-26-sept-2017.ppt
Tayangan-Kebijakan-Pengembangan-SPAM_SOLO-26-sept-2017.pptTayangan-Kebijakan-Pengembangan-SPAM_SOLO-26-sept-2017.ppt
Tayangan-Kebijakan-Pengembangan-SPAM_SOLO-26-sept-2017.ppt
 
No. 8 Tentang tata cara pemungutan pajak restoran
No. 8 Tentang tata cara pemungutan pajak restoranNo. 8 Tentang tata cara pemungutan pajak restoran
No. 8 Tentang tata cara pemungutan pajak restoran
 

Dernier (8)

RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
 
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 

Pajak Air Permukaan

  • 1. PAPARAN PAJAK AIR PERMUKAAN OLEH : DR. TB. REGIASA FAJAR, SE, MTP BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI BANTEN 2017
  • 2. DEFINISI PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR PERMUKAAN ADALAH PUNGUTAN DAERAH (PROVINSI) ATAS PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR PERMUKAAN AIR PERMUKAAN ADALAH AIR YANG BERADA DI ATAS PERMUKAAN BUMI TIDAK TERMASUK AIR LAUT KECUALI AIR LAUT TERSEBUT TELAH DIMANFAATKAN DI DARAT
  • 3. DASAR HUKUM 1) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI BANTEN 2) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH 3) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH 4) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK DAERAH DAN RESTRIBUSI DAERAH 5) PERATURAN PEMERINTAH NO. 58 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 6) PERATURAN PEMERINTAH NO.91 TAHUN 2010 TENTANG JENIS PAJAK YANG DIPUNGUT BERDASARKAN PENETAPAN KEPALA DAERAH ATAU DIBAYAR SENDIRI OLEH WAJIB PAJAK 7) PERATURAN DAERAH NO.1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH 8) PERATURAN GUBERNUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH
  • 4. PAJAK DAERAH “ Kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. “ PAJAK KENDARAAN BERMOTOR : “ Pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor “ BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR : “ Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau pemasukan ke dalam badan usaha “ PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR : “ Pajak atas penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor “ PAJAK AIR PERMUKAAN : “ Pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan PAJAK ROKOK : “ Pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh Pemerintah
  • 5. PENDAPATAN DAERAH RP. 10.365.616.979.717 (100%) STRUKTUR PENDAPATAN DAERAH APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2018 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) RP. 6.183.868.751.717 (59,66%) DANA PERIMBANGAN RP. 4.176.078.228.000 (40,29%) LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH RP. 5.670.000.000 (0,05%)
  • 6. STRUKTUR PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) APBD PROVINSI BANTEN TA. 2018 PENDAPATA N ASLI DAERAH Rp.6.183.868.751.71 7 (100%) PAJAK DAERAH Rp.5,836,683,600,0 00 (96,06%) RETRIBUSI DAERAH Rp.20.177.648.5 20 (0,38%) HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN Rp.54,644,492,380 (0,88%) LAIN-LAIN PAD YANG SAH Rp.272,363,010,81 7 (2,68%)
  • 7. JENIS PAJAK DAERAH KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI
  • 8. STRUKTUR PAJAK DAERAH APBD PROVINSI BANTEN TA. 2018 NO URAIAN TARGET TA. 2018 (%) (Rp) 1 2 3 4 1 PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (PKB) 2.225.683.440.00 0 38,13 2 BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR (BBNKB) 2.115.899.280.00 0 36,25 3 PAJAK AIR PERMUKAAN (AP) 33.418.440.000 0,57 4 PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR (PBBKB) 884.131.200.000 15,15 5 PAJAK ROKOK 577.551.240.000 9,90 JUMLAH PAJAK DAERAH 5.836.683.600. 000 100,00
  • 9. TARGET PAJAK DAERAH BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI BANTEN APBD PROVINSI BANTEN TA. 2018 (SK KEPALA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 973/02-BAPENDA.03/2018) TARGET PAJAK AP PROVINSI BANTEN Rp. 33.418.440.000 TARGET UPT RANGKASBITUNG Rp. 136.400.887 (0,41 %) TARGET UPT CIPUTAT Rp. 0 (00, 00 %) TARGET UPT MALINGPING Rp. 542.821.292 (1, 62 %) TARGET UPT SERPONG Rp. 5.444.275.189 (16,29 %) PAJAK AP KOTA TANGERANG SELATAN Rp. 5.444.275.189 (16, 29 %) PAJAK AP KABUPATEN LEBAK Rp. 679.222.179 (2, 03 %)
  • 10. TARGET PAJAK DAERAH BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI BANTEN APBD PROVINSI BANTEN TA. 2018 (SK KEPALA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 973/02-BAPENDA.03/2018) TARGET PAJAK AP PROVINSI BANTEN Rp. 33.418.440.000 PAJAK AP KOTA TANGERANG Rp. 9.973.279.855 (29, 84 %) TARGET UPT CIKOKOL Rp. 8.979.966.048 (26, 87 %) TARGET UPT CILEDUG Rp. 993.313.807 (2, 97 %) TARGET UPT BALARAJA Rp. 5.504.601.284 (16, 47 %) PAJAK AP KABUPATEN TANGERANG Rp. 5.504.601.284 (16, 47 %)
  • 11. TARGET PAJAK DAERAH BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI BANTEN APBD PROVINSI BANTEN TA. 2018 (SK KEPALA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 973/02-BAPENDA.03/2018) TARGET PAJAK AP PROVINSI BANTEN Rp. 33.418.440.000 TARGET UPT SERANG Rp 1.191.106.940 (3, 56 %) TARGET UPT CIKANDE Rp. 10.425.303.755 (31, 20%) TARGET UPT CILEGON Rp. 0 (0, 00 %) TARGET UPT PANDEGLANG Rp. 200.650.798 (0, 60 %) TARGET KAB. SERANG Rp. 10.425.303.755 (31, 20%) TARGET KOTA CILEGON Rp. 0 (0, 00 %) TARGET KAB. PANDEGLANG Rp. 200.650.798 (0, 60 %) TARGET KOTA SERANG Rp 1.191.106.940 (3, 56 %)
  • 12. PENERIMA INSENTIF BERDASARKAN 1) Insentif diberikan kepada Instansi Pelaksana Pemungut Pajak. 2) Insentif diberikan secara proporsional disesuaikan dengan besarnya tanggung jawab, kinerja, karakteristik dan kondisi objektif Daerah. 3) Insentif dibayarkan kepada : a. Kepala Badan; b. Pejabat; dan c. Pegawai. 4) Insentif selain diberikan juga kepada : a. Gubernur dan Wakil Gubernur sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan Daerah; b. Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan Daerah; dan c. Pihak lain ditentukan, sebagai berikut: a) Direktorat lalu Lintas Kepolisian Daerah Banten dan Kepolisian Daerah Metro Jaya sebagai pihak yang membantu pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, diberikan Insentif paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen) dari target Insentif Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; b) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten sebagai pihak lain yang membantu pelaksanaan pemungutan Pajak Air Permukaan, diberikan Insentif 10% (sepuluh persen) dari target Insentif Pajak Air Permukaan.
  • 13. Asas-asas Pemberian Insentif a. asas kepatutan, yaitu pemberian Insentif harus sesuai dan/atau memenuhi kelayakan antara Insentif yang diterima dengan kinerja Instansi Pelaksana Pemungut Pajak; b. asas kewajaran, yaitu pemberian Insentif harus berdasarkan pada ketentuan peraturan perundang- undangan; dan c. asas rasionalitas, yaitu pemberian Insentif harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan Daerah.
  • 14. Agenda Rapat : Penyikapan terhadap Implementasi Permen PUPR Nomor 15/PRT/M/2017 tentang Tata Cara Penghitungan Besaran Nilai Perolehan Air Permukaan terhadap Pemungutan Pajak Air Permukaan (PAP) di Daerah & Potensi dampaknya terhadap kesinambungan Kapasitas penerimaan PAP.
  • 15. P A P PENENTUAN NILAI PEROLEHAN AIR (NPA) berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 15/PRT/M2017 tentang TATA CARA PENGHITUNGAN BESARAN NILAI PEROLEHAN AIR PERMUKAAN. Isu dampak kebijakannya : “Penerimaan Pendapatan Daerah dari Pajak Air Permukaan berpotensi turun drastis” Telaahan & Rekomendasi Bapenda BANTEN untuk Implementasi Permen PUPR tentang Penentuan NPA3a
  • 16. Rekomendasi Bapenda BANTEN 1. Merevisi formulasi perhitungan NPA, terutama terkait bobot kewenangan yang memilahkan kewenangan pusat dan daerah, yang faktanya daerah juga telah terlibat dalam perumusan kebijakan dan pembebanan anggaran pengurusan daerah hulu hingga hilir DAS yang dijadikan area kewenangan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) 2. Idealnya, pemerintah pusat hanya menerbitkan panduan tentang faktor faktor perhitungan NPA, dengan bobot diserahkan pada daerah sesuai kondisi DAS dan kapasitas keuangan Pemerintah daerah, dengan pelaksanaan pengaturannya dikonsultasikan dengan pemerintah pusat. 3. Manakala tetap adanya sentralisasi kewenangan, diharapkan terdapat pendelegasikan perijinan pemanfaatan air pada DAS yang menjadi kewenangan pusat, pada instansi di daerah, guna percepatan penerbitan ijin yang diperlukan dalam perhitungan NPA yang akan dijadikan dasar penetapan besaran PAP oleh Pemerintah Daerah pada Bapenda/Unit pengelola pendapatan pemprov. Hal ini diperlukan untuk intensifikasi maupun ekstensifikasi objek PAP yang harus dan dapat dipungut.
  • 17.
  • 19. IKHTISAR PERHITUNGAN NPA Berdasarkan Lampiran Permen PUPR Nomor 15/PRT/M/2017 tentang Pedoman Perhitungan Nilai Perolehan Air Permukaan NPAP HDAP (Harga Dasar Air Permukaan) Mengacu pada Kepmen PUPR Nomor 568/KPTS/M/2017 tentang Penetapan HDAP (Rp/m3) FEW (Faktor Ekonomi Wilayah) Menggambarkan kondisi perekonomian dari provinsi berdasarkan pengelompokan Produk Domestik Bruto (PDRB) daerah setiap provinsi FNAP (Faktor Nilai Air Permukaan) Jenis Sumber Air (SA) Lokasi Sumber Air (LA) Luas Area Tempat Pengambilan/Pemanfaatan AP (LP) Koefisien Volume Air yang Diambil (VA) Kualitas Air (KA) Kondisi Daerah Aliran Sungai Kewenangan Pengelolaan SDA FKPAP (Faktor Kelompok Pengguna Air Permukaan) Sosial Perusahaan Non Niaga (NN) Niaga/ Perdagangan/ Jasa (N) Industri/ Penunjang Produksi Pertanian Tenaga Listrik (PLTA) Pertambangan
  • 20. Perhitungan Nilai Perolehan Air NO FAKTOR Kepgub 29/2002 Permen PUPR 15/2017 1. Harga Dasar Air HDA = FSDA x FKPA x HBA Ditetapkan dalam Kepmen PUPR Nomor 568/KPTS/M/2017 2. Faktor Ekonomi Wilayah Tidak ada Menggambarkan kondisi perekonomian dari provinsi berdasarkan pengelompokan Produk Domestik Bruto (PDRB) daerah setiap provinsi 3. Jenis Sumber Air 1. Mata Air : 2,0 2. Waduk Buatan : 1,2 3. Sungai, Situ, Danau, & Rawa : 1,0 4. Air Laut yang Dimanfaatkan di darat : 0,1 1. Mata Air : 200% 2. Waduk Buatan, Situ, Danau : 120% 3. Jaringan Irigasi : 110% 4. Sungai : 100%
  • 21. .....lanjutan Perhitungan NPA NO FAKTOR Kepgub 29/2002 Permen PUPR 15/2017 4. Lokasi Sumber Air Tidak ada Koefisien Lokasi Sumber Air (LA) : Hulu : 100% Tengah : 90% Hilir : 80% 5. Luas Areal Pengambilan Air (Lsa) : Luas DAS < 500 km2 : 1 Luas DAS ≥ 500 km2 : 0,8 (LP) : Luas DAS < 500 km2 : 100% Luas DAS ≥ 500 km2 : 80% 6. Volume Air yang Diambil/ Dimanfaatkan Tidak ada Koefisien Volume Air (VA) : 1. 60 – 150 l/detik : 30% 2. 151 – 300 l/detik : 45% 3. 301 – 500 l/detik : 70% 4. 501 – 1000 l/detik : 85% 5. 1001 – 3000 l/detik : 100% 6. > 3000 l/detik : 110%
  • 22. .....lanjutan Perhitungan NPA NO FAKTOR Kepgub 29/2002 Permen PUPR 15/2017 7. Kualitas Air (Ksa) berdasarkan PP 82/2001 Kelas I (Gol. A) : 1,0 Kelas II (Gol. B) : 0,9 Kelas III (Gol. C) : 0,8 Kelas IV (Gol. D) : 0,7 (KA) Kualitas Air yang digunakan sesuai baku mutu : Kelas I : 125% Kelas II : 90% Kelas III : 80% Kelas IV : 45% < Kelas IV : 25% 8. Kondisi Lingkungan / DAS (Klk) Berdasarkan tingkat kerusakan DAS. Jika kondisi DAS : Baik : 1,0 Sedang : 1,1 Rusak : 1,2 Koefisien Kondisi DAS Baik : 120% Sedang : 100% Rusak : 80% 9. Kewenangan Pengelolaan Sumber Daya Air Tidak ada Kewenangan Pusat : 50% Kewenangan Provinsi : 100%
  • 23. .....lanjutan Perhitungan NPA NO FAKTOR Kepgub 29/2002 Permen PUPR 15/2017 10. Kelompok Pengguna Air 1. Sosial (Sos) 2. Non Niaga (NN) 3. Niaga/ Perdagangan dan Jasa (N) 4. Industri/ Penunjang Produksi (I) 5. Pertanian (P) 6. Perusahaan Air Non PDAM 7. Tenaga Listrik 1. Sosial 2. Perusahaan Non Niaga (NN) 3. Niaga/ Perdagangan/ Jasa (N) 4. Industri/ Penunjang Produksi 5. Pertanian 6. Tenaga Listrik (PLTA) 7. Pertambangan