SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  16
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
Jurnalistik Olahraga
Undang-Undang Pers, dan
Kode Etik Jurnalistik
Pers adalah Pilar Negara Demokratis. Secara etimologi, pengertian d
emokrasi berasal dari bahasa Yunani.
Terdiri atas dua kata, yaitu demos, yang berarti rakyat dan kratos,
yang berarti kekuasaan/berkuasa.
Maka dapat dimaknai demokrasi berarti kekuasaan ada di tangan ra
kyat atau rakyat yang berkuasa. Dalam demokrasi, rakyat menjadi pe
nentu bagaimana pola kekuasaan dan pelaksanaannya hendak dilak
ukan.
Definisi Pers
Continue…
Definisi Pers
Pemerintah atau penguasa yang menjalankan negara wajib men
dengarkan suara rakyat, memperhatikan keinginan rakyat, dan
melaksanakan apa yang menjadi kehendak rakyat.
Perlu adanya sarana atau media yang akan digunakan dalam pa
rtisipasi tersebut. Salah satu sarana yang dapat digunakan masy
arakat dalam partisipasi politik dan pemerintahan adalah pers.
Undang-Undang Pers
Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers m
enjelaskan bahwa pers memiliki hak, antara lain adalah kebeba
san pers dijamin sebagai hak asasi warga negara; terhadap per
s nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan.
Atau pelarangan penyiaran; untuk menjamin kebebasan pers,
pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan men
yebarluaskan gagasan dan informasi; dałam mempertanggung
jawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan mempunyai
hak tolak.
Kode Etik Jurnalistik
Kode Etik Jurnalistik adalah hinpunan etika profesi kewartawa
nan. Kode Etik Jurnalistik memiliki kedudukan yang istimewa
bagi wartawan yakni agar wartawan bertanggungjawab dała
m menjalankan profesinya, yaitu mencari dan menyajikan inf
ormasi.
Kode Etik Jurnalistik
Pers tidak hanya memiliki hak, namun pers juga harus menjal
ankan kewajibannya, antara lain adalah melayani hak jawab;
melakukan kewajiban koreksi; membuat berita secara akurat
dan berimbang; memenuhi dan mentaati Kode Etik Jurnalistik
; tidak melanggar asas praduga tak nersalah; menghormati s
upremasi hukum.
Sehingga dibuatlah Undang-Undang khusus yang menjamin
kebebasan Pers yaitu Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999
tentang Pers. Akan tetapi dałam melaksanakan tugas jurnalist
iknya, seringkali pers bertindak diluar batas dan tidak memat
uhi Kode Etik Jurnalistik, sehingga sering terjadi salah pembe
ritaan menyangkut nama seseorang.
Continue…
Perusahaan pers wajib mengumumkan nama, alamat, dan pen
anggung jawab secara terbuka melalui media yang bersangkur
an. Namun, khusus untuk penerbit pers ditambah nama dan al
amat percetakannya. Peraturan mengenai Perusahaan Pers dap
at dicermati pada :
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, yakni pe
rusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelen
ggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, elektro
nik, dan kantor berita serta perusahaan media Iainnya secara k
husus menyelenggarakan, menyiarkan, atau menyalurkan infor
masi.
Continue…
Dalam pengaturan tentang tanggung jawab media Undang-U
ndang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers adalah lex specialis
(pengaturan hukum yang lebih khusus) terhadap Kitab Undan
g-Undang Hukum Pidana.
Sehingga dalam hal ini terdapat suatu permasalahan yang ber
kaitan dengan pemberitaan pers, peraturan perundang-undan
gan yang digunakan adalah Undang-Undang Nomor 40 Tahun
1999 tentang Pers.
Terhadap hal-hal yang tidak diatur di dalam Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers maka merujuk pada Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana.
Kode Etik Jurnalistik
Di Indonesia terdapat banyak Kode Etik Jurnalistik. Hal tersebut
dipengaruhi oleh banyaknya organisasi wartawan di Indonesia,
untuk itu kode etik juga berbagai macam, antara lain
Kode Etik Jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia (KEJ-PWI),
Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI), Kode Etik Jurnalistik Alia
nsi Jurnalis Independen (KEJ-AJI), Kode Etik Jurnalis Televisi Ind
onesia, dan lainnya .
(Wikipedia.com)
Sejarah Kode Etik Jurnalistik di Indonesia
Sejarah perkembangan Kode Etik Jurnalistik di Indonesia tidak
dapat dilepaskan dari sejarah perkembangan pers di Indonesia.
Jika diurutkan, maka sejarah pembentukan, pelaksanaan, dan pe
ngawasan Kode Etik Jurnalistik di Indonesia terbagi dalam lima
periode. Berikut kelima periode tersebut:
Sejarah Kode Etik Indonesia
1. Periode Tanpa Kode Etik Jurnalistik
2. Periode Kode Etik Jurnalistik PWI tahap 1
3. Periode Dualisme Kode Etik Jurnalistik PWI dan Non PWI
4. Periode Kode Etik Jurnalistik PWI tahap 2
5. Periode Banyak Kode Etik Jurnalistik
Kode Etik Jurnalistik
Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk
memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan
landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional
dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta
profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan Indonesia menetapkan dan
menaati Kode Etik Jurnalistik:
1. Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita
yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.
2. Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam
melaksanakan tugas jurnalistik.
3. Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan seca
ra berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghaki
mi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
Lanjutan. . . .
4. Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, d
an cabul.
5. Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas
korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang
menjadi pelaku kejahatan.
6. Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak men
erima suap.
7. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasum
ber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya,
menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off th
e record” sesuai dengan kesepakatan.
Lanjutan . . . .
8. Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasar
kan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbe
daan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta ti
dak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa ata
u cacat jasmani.
9. Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidu
pan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.
10. Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki
berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf
kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
11. Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara p
roporsional
ANY QUESTION?
LETS DISCUSS!
Apa Pendapat Anda?

Contenu connexe

Similaire à PRESENTASI JURNALISTIK.pptx

Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers
Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang PersUndang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers
Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang PersRachardy Andriyanto
 
Uu nomor 40_tahun_1999
Uu nomor 40_tahun_1999Uu nomor 40_tahun_1999
Uu nomor 40_tahun_1999WartaAktual
 
Uu 1999 nomor 40 pers
Uu 1999 nomor 40 persUu 1999 nomor 40 pers
Uu 1999 nomor 40 persMystic333
 
Peranan pers dalam masyarakat demokrasi
Peranan pers dalam masyarakat demokrasiPeranan pers dalam masyarakat demokrasi
Peranan pers dalam masyarakat demokrasiDita Fadhila
 
Peranan pers
Peranan persPeranan pers
Peranan persputrices
 
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...VJ Asenk
 
KODE ETIK JURNALISTIK.pptx
KODE ETIK JURNALISTIK.pptxKODE ETIK JURNALISTIK.pptx
KODE ETIK JURNALISTIK.pptxBungaSN1
 
Uu no. 40_tahun_1999_tentang_pers_
Uu no. 40_tahun_1999_tentang_pers_Uu no. 40_tahun_1999_tentang_pers_
Uu no. 40_tahun_1999_tentang_pers_Danu Hibatullah
 
Pers bebas dan bertanggungjawab
Pers bebas dan bertanggungjawabPers bebas dan bertanggungjawab
Pers bebas dan bertanggungjawabVJ Asenk
 
Uu no. 40 tahun 1999 tentang pers
Uu no. 40 tahun 1999 tentang persUu no. 40 tahun 1999 tentang pers
Uu no. 40 tahun 1999 tentang persberitasumsel
 
Bab 3 teknik penyiaran
Bab 3 teknik penyiaranBab 3 teknik penyiaran
Bab 3 teknik penyiaranEKO SUPRIYADI
 
Kode etik profesional pers
Kode etik profesional persKode etik profesional pers
Kode etik profesional persharry raharjo
 

Similaire à PRESENTASI JURNALISTIK.pptx (20)

Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers
Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang PersUndang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers
Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers
 
Peranan Pers
Peranan PersPeranan Pers
Peranan Pers
 
Pers & Konflik
Pers & Konflik Pers & Konflik
Pers & Konflik
 
Uu nomor 40_tahun_1999
Uu nomor 40_tahun_1999Uu nomor 40_tahun_1999
Uu nomor 40_tahun_1999
 
Uu 1999 nomor 40 pers
Uu 1999 nomor 40 persUu 1999 nomor 40 pers
Uu 1999 nomor 40 pers
 
Peranan pers dalam masyarakat demokrasi
Peranan pers dalam masyarakat demokrasiPeranan pers dalam masyarakat demokrasi
Peranan pers dalam masyarakat demokrasi
 
7
77
7
 
Peranan pers
Peranan persPeranan pers
Peranan pers
 
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
 
KODE ETIK JURNALISTIK.pptx
KODE ETIK JURNALISTIK.pptxKODE ETIK JURNALISTIK.pptx
KODE ETIK JURNALISTIK.pptx
 
Uu no. 40_tahun_1999_tentang_pers_
Uu no. 40_tahun_1999_tentang_pers_Uu no. 40_tahun_1999_tentang_pers_
Uu no. 40_tahun_1999_tentang_pers_
 
Pers bebas dan bertanggungjawab
Pers bebas dan bertanggungjawabPers bebas dan bertanggungjawab
Pers bebas dan bertanggungjawab
 
Uu no. 40 tahun 1999 tentang pers
Uu no. 40 tahun 1999 tentang persUu no. 40 tahun 1999 tentang pers
Uu no. 40 tahun 1999 tentang pers
 
Bab 3 awal pers kls xii
Bab 3 awal pers kls xiiBab 3 awal pers kls xii
Bab 3 awal pers kls xii
 
Kode Etik Wartawan Indonesia
Kode Etik Wartawan IndonesiaKode Etik Wartawan Indonesia
Kode Etik Wartawan Indonesia
 
Bab 3 teknik penyiaran
Bab 3 teknik penyiaranBab 3 teknik penyiaran
Bab 3 teknik penyiaran
 
JURNALIS BERMARTABAT
JURNALIS BERMARTABATJURNALIS BERMARTABAT
JURNALIS BERMARTABAT
 
Taqiya m 12 ipa1 pers_pkn
Taqiya m 12 ipa1 pers_pknTaqiya m 12 ipa1 pers_pkn
Taqiya m 12 ipa1 pers_pkn
 
Kode etik
Kode etikKode etik
Kode etik
 
Kode etik profesional pers
Kode etik profesional persKode etik profesional pers
Kode etik profesional pers
 

Dernier

7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptimamshadiqin2
 

Dernier (20)

7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 

PRESENTASI JURNALISTIK.pptx

  • 1. ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts Jurnalistik Olahraga Undang-Undang Pers, dan Kode Etik Jurnalistik
  • 2. Pers adalah Pilar Negara Demokratis. Secara etimologi, pengertian d emokrasi berasal dari bahasa Yunani. Terdiri atas dua kata, yaitu demos, yang berarti rakyat dan kratos, yang berarti kekuasaan/berkuasa. Maka dapat dimaknai demokrasi berarti kekuasaan ada di tangan ra kyat atau rakyat yang berkuasa. Dalam demokrasi, rakyat menjadi pe nentu bagaimana pola kekuasaan dan pelaksanaannya hendak dilak ukan. Definisi Pers
  • 3. Continue… Definisi Pers Pemerintah atau penguasa yang menjalankan negara wajib men dengarkan suara rakyat, memperhatikan keinginan rakyat, dan melaksanakan apa yang menjadi kehendak rakyat. Perlu adanya sarana atau media yang akan digunakan dalam pa rtisipasi tersebut. Salah satu sarana yang dapat digunakan masy arakat dalam partisipasi politik dan pemerintahan adalah pers.
  • 4. Undang-Undang Pers Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers m enjelaskan bahwa pers memiliki hak, antara lain adalah kebeba san pers dijamin sebagai hak asasi warga negara; terhadap per s nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan. Atau pelarangan penyiaran; untuk menjamin kebebasan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan men yebarluaskan gagasan dan informasi; dałam mempertanggung jawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan mempunyai hak tolak.
  • 5. Kode Etik Jurnalistik Kode Etik Jurnalistik adalah hinpunan etika profesi kewartawa nan. Kode Etik Jurnalistik memiliki kedudukan yang istimewa bagi wartawan yakni agar wartawan bertanggungjawab dała m menjalankan profesinya, yaitu mencari dan menyajikan inf ormasi.
  • 6. Kode Etik Jurnalistik Pers tidak hanya memiliki hak, namun pers juga harus menjal ankan kewajibannya, antara lain adalah melayani hak jawab; melakukan kewajiban koreksi; membuat berita secara akurat dan berimbang; memenuhi dan mentaati Kode Etik Jurnalistik ; tidak melanggar asas praduga tak nersalah; menghormati s upremasi hukum. Sehingga dibuatlah Undang-Undang khusus yang menjamin kebebasan Pers yaitu Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Akan tetapi dałam melaksanakan tugas jurnalist iknya, seringkali pers bertindak diluar batas dan tidak memat uhi Kode Etik Jurnalistik, sehingga sering terjadi salah pembe ritaan menyangkut nama seseorang.
  • 7. Continue… Perusahaan pers wajib mengumumkan nama, alamat, dan pen anggung jawab secara terbuka melalui media yang bersangkur an. Namun, khusus untuk penerbit pers ditambah nama dan al amat percetakannya. Peraturan mengenai Perusahaan Pers dap at dicermati pada : Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, yakni pe rusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelen ggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, elektro nik, dan kantor berita serta perusahaan media Iainnya secara k husus menyelenggarakan, menyiarkan, atau menyalurkan infor masi.
  • 8. Continue… Dalam pengaturan tentang tanggung jawab media Undang-U ndang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers adalah lex specialis (pengaturan hukum yang lebih khusus) terhadap Kitab Undan g-Undang Hukum Pidana. Sehingga dalam hal ini terdapat suatu permasalahan yang ber kaitan dengan pemberitaan pers, peraturan perundang-undan gan yang digunakan adalah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Terhadap hal-hal yang tidak diatur di dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers maka merujuk pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
  • 9. Kode Etik Jurnalistik Di Indonesia terdapat banyak Kode Etik Jurnalistik. Hal tersebut dipengaruhi oleh banyaknya organisasi wartawan di Indonesia, untuk itu kode etik juga berbagai macam, antara lain Kode Etik Jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia (KEJ-PWI), Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI), Kode Etik Jurnalistik Alia nsi Jurnalis Independen (KEJ-AJI), Kode Etik Jurnalis Televisi Ind onesia, dan lainnya . (Wikipedia.com)
  • 10. Sejarah Kode Etik Jurnalistik di Indonesia Sejarah perkembangan Kode Etik Jurnalistik di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari sejarah perkembangan pers di Indonesia. Jika diurutkan, maka sejarah pembentukan, pelaksanaan, dan pe ngawasan Kode Etik Jurnalistik di Indonesia terbagi dalam lima periode. Berikut kelima periode tersebut:
  • 11. Sejarah Kode Etik Indonesia 1. Periode Tanpa Kode Etik Jurnalistik 2. Periode Kode Etik Jurnalistik PWI tahap 1 3. Periode Dualisme Kode Etik Jurnalistik PWI dan Non PWI 4. Periode Kode Etik Jurnalistik PWI tahap 2 5. Periode Banyak Kode Etik Jurnalistik
  • 12. Kode Etik Jurnalistik Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan Indonesia menetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalistik: 1. Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk. 2. Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik. 3. Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan seca ra berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghaki mi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
  • 13. Lanjutan. . . . 4. Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, d an cabul. 5. Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan. 6. Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak men erima suap. 7. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasum ber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off th e record” sesuai dengan kesepakatan.
  • 14. Lanjutan . . . . 8. Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasar kan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbe daan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta ti dak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa ata u cacat jasmani. 9. Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidu pan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik. 10. Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa. 11. Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara p roporsional