Dokumen tersebut membahas tentang penyelesaian sengketa secara alternatif (ADR/CDR) meliputi pengertian, dasar hukum, jenis, tujuan, keunggulan, asas, sifat putusan, dan lembaga-lembaga ADR di Indonesia. ADR merupakan mekanisme penyelesaian sengketa di luar pengadilan berdasarkan kerjasama para pihak.
2. TEKNIK PENYELESAIAN SENGKETA
Secara Litigasi :
Penyelesaian sengketa
melalui Lembaga
pengadilan
Non Litigasi :
Penyelesaian sengketa
melalui Lembaga di
luar pengadilan
3. PENGERTIAN
ADR/CDR
ADR (Alternatif Disputes Resolution) :
Mekanisme alternatif penyelesaian sengketa
CDR (Cooperatif Disputes Resolution) : Tidak
menekankan pada pilihan mekanisme,
melainkan pada Kerjasama (sifat kooperatif)
para pihak yang bersengketa. Mekanisme
sepenuhnya diserahkan kepada para pihak
yang bersengketa.
4. DASAR
HUKUM
ADR/CDR
DI
INDONESIA
Pasal 130 HIR/154 RBG
Pasal 1338 KUH Perdata : “Semua perjanjian yang dibuat
secara sah berlaku sebagai UU bagi mereka yang
membuatnya”.
Pasal 6 Ayat (1) UU No. 30/1999 tentang Arbitrase dan
APS :”Sengketa atau beda pendapat perdata dapat
diselesaikan oleh para pihak melalui APS yang didasarkan
pada itikad baik dengan mengesampingkan penyelesaian
secara litigasi di Pengadilan Negeri”.
6. TUJUAN ADR
Meningkatkan kapasitas dan
kapabilitas peran serta
masyarakat untuk
menyelesaikan sengketanya
sendiri
Menimbulkan iklim
persaingan yang sehat bagi
Lembaga pengadilan sehingga
akan menjadi proses seleksi
yang menggambarkan tingkat
kepercayaan masyarakat
Meningkatkan daya saing
dalam mengundang investor
dengan tersedianya system
penyelesaian sengketa yang
efisien.
7. Keunggulan dari
Penyelesaian
Sengketa secara
Non Litigasi
• Sifat kerelaan dalam proses
• Prosedur cepat
• Putusan non yudisial
• Prosedur rahasia (confidential)
• Fleksibel dalam merancang syarat-syarat
penyelesaian masalah
• Hemat waktu dan biaya
• Pemeliharaan hubungan baik
• Lebih mudah dikontrol dan lebih mudah
memperkirakan hasil
• Putusan cenderung bertahan lebih lama
karena dilakukan secara kooperatif
(Khotibul Umam, 2010, hlm 8)
8. Alasan APS
mendapat
perhatian di
Indonesia
Faktor ekonomis: APS memiliki potensi
sebagai sarana untuk menyelesaikan sengketa
yang lebih ekonomis, baik dari segi biaya dan
waktu.
Faktor ruanglingkup yang dibahas : agenda
yang dibahas lebih laus, komprehensif dan
fleksibel
Faktor pembinaan hubungan baik:
penyelesaian sengketa mengutamakan sifat
kooperatif.
(Khotibul Umam, 2010, 9)
9. Asas-asas dalam
APS
Kebebasan berkontrak (musyawarah mufakat)
Iktikad baik
Kepatutan, terbuka dan sepakat tidak ke
pengadilan
Perjanjian terakhir dan mengikat (pacta sunt
servanda)
Putusan terakhir dan mengikat (final and
binding)
Kerahasiaan (confidential)
(Khotibul Umam, 2010, 9)
10. Sifat Putusan
Sifat putusan yang diambil melalui
ADR adalah win-win solution
(keputusan yang sama-sama
menguntungkan). Sehingga
memberikan keuntungan secara
ekonomis baik waktu maupun
tenaga
Sedangkan sifat putusan melalui
Lembaga pengadilan win-loose
solution, yang sering menimbulkan
rasa tidak puas atau kekecewaan
kepada para pihak yang bersengketa
11. Lembaga APS di
Indonesia
• Lembaga Pengaduan Nasabah
• Mediasi Perbankan
• Badan Mediasi Asuransi Indonesia
• Mediasi di Lembaga Peradilan
• Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)
• Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia
• Badan Arbitrase Syariah Nasional
(BASYARNAS)
• Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen