Dokumen tersebut membahas tentang bedah saraf, khususnya kraniotomi dan laminatomi-disektomi. Kraniotomi digunakan untuk mengakses struktur intrakranial seperti menghilangkan tumor atau mengontrol perdarahan. Laminatomi-disektomi digunakan untuk mengangkat fragmen herniasi diskus antara vertebra. Dokumen ini juga menjelaskan pengkajian pra-operasi, intra-operasi, dan pasca-operasi untuk kedua jen
4. KRANIOTOMI
Adalah pembukaan tengkorak melalui pembedahan
untuk meningkatkan akses pada struktur intrakranial.
Tujuan:
a. Menghilangkan tumor
b. Mengurangi TIK
c. Mengevakuasi bekuan darah
d. Mengontrol haemoragi
Prosedur lain:
a. Kraniektomi eksisi suatu bagaian tengkorak
b. Kranioplasti perbaikan defek kranial dengan
penggunaan plat logam atau plastik
5. ASKEP PRA OP KRANIOTOMI
PENGKAJIAN
DIAGNOSA KEPERAWAYAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
EVALUASI
6. PENGKAJIAN PRA OP
KRANIOTOMI
Tingkat kesadaran dan respon terhadap
rangsang GCS
Identifikasi defisit neurologis:
a. Paralisis
b. Disfungsi visual
c. Perubahan kepribadian
d. Kemampuan berbicara
e. Ggn kandung kemih dan usus
7. Pengkajian Lanjutan
Riwayat penyakit sebelumnya
Trombositopeni, hemofili, DM, dll
Operasi sebelumnya
Persepsi/pengetahuan klien dan keluarga
Riwayat pengobatan
Antibiotik
Anticoagulan
Anti Hipertensi
Anti confulsant → anti kejang
Insulin → DM fungsi membawa glukosa dalam darah masuk
ke sel.
Diuretik → obat untuk memperlancar cairan
Alergi
Kebiasaan merokok, minum2an alkohol
Status emosi pasien dan keluarga koping kecemasan
8. MASALAH KEPERAWATAN
Cemas berhubungan dengan kurang
pengetahuan operasi
Kurang pengetahuan mengenai
prosedur operatif dan harapan pasca
operatif
10. Intervensi:
1. Pendkes perioperatif pada pasien jika mungkin
dan pada keluarga
2. Berikan dukungan pada pasien dan keluarga
untuk terus berdoa
3. Ajarkan pasien nafas dalam untuk mengurangi
nyeri pasca op dan mengurangi kecemasan
4. Siapkan klien terhadap intervensi pembedahan
persiapan fisik pasien
11. IMPLEMENTASI PRE OP
Informed consent: Dilakukan sebelum op → pasien/keluarga
Memberikan pendidikan kesehatan:
a. Batuk efektif dan nafas dalam
b. Latihan & ADL secara dini
c. Kontrol dan menurunkan Nyeri
d. Prosedur pembedahan Lama operasi, tempat operasi
e. Aktivitas post operasi
Persiapan fisik
a. Pelihara keseimbangan cairan dan elektrolit
b. Persiapan intestinal puasa dan enema/huknah
c. Perawat hygiene, kulit, dan mencukur daerah di sekitar operasi
d. Membantu istirahat dan rasa nyaman menjaga kestabilan
kondisi selama op
12. EVALUASI PRE OP
Sesuaikan dengan kriteria tujuan :
Meningkatnya pengetahuan tentang respon
fisiologis dan psikologis pembedahan.
Meningkatnya pengetahuan intra dan post
operatif
Emosi stabil,relaks dan nyaman
Fungsi fisiologis normal
Cairan dan elektrolit seimbang
13. ASKEP INTRA OP
KRANIOTOMI
PENGKAJIAN
DIAGNOSA KEPERAWAYAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
EVALUASI
14. PENGKAJIAN
Cek status/medical record pasien dan
kelengkapannya setelah tiba di ruang op
Tanda-tanda vital
Cek rambut, kosmetik dan alat bantu
Kesiapan klien
15. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Resiko terjadi perdarahan berhubungan
dengan tindakan operatif
Resiko distress pernafasan berhubungan
dengan ketidakaduquatan pulmo
Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan
perdarahan yang banyak
Kecemasan berhubungan dengan tindakan
pembedahan.
16. INTERVENSI
Tujuan:
a. Tidak terjadi distres perenafasan
b. Perdarahan terkontrol
c. Terjadi keseimbangan cairan dan
elektrolit
d. Menurunkan kecemasan pasien
17. Lanjutan Intervensi
Monitoring TTV dan status cardiopulmonal
Motivasi pasien untk berdoa
Manotoring status cairan dan elektrolit
Monitoring jumlah perdarahan
18. ASKEP POST OP KRANIOTOMI
PENGKAJIAN
DIAGNOSA KEPERAWAYAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
EVALUASI
19. PENGKAJIAN
Kondisi klinis pasien
TTV Indikasi TIK atau kerusakan
hipotalamus post op
Fungsi pernafasan hipoksia ringan post op
iskemi serebral
Nilai GDA
Status GCS
Penurunan respon rangsang, masalah bicara,
kesulitan menelan, kelemahan dan paralisis,
perubahan visual
Balutan diispeksi perdarahan dan drainase
CSS
20. MASALAH KEP POST OP
KRANIOTOMI
Perubahan perfusi jaringan serebral
Risiko hipotermi
Risiko kerusakan pertukaran gas b.d hipoventilasi,
aspirasi dan imobilisasi
Perubahan sensori persepsi
Gangguan citra tubuh b. d perubahan penampilan
Nyeri
Masalah Kolaboratif dan Komplikasi:
Risiko infeksi
Peningkatan TIK
Perdarahan dan syok hipovolemik
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Kejang
21. INTERVENSI POST OP
Tujuan:
a. Keseimbangan status neurologis
b. Perfusi jaringan serebral adekuat
c. Tercapainya regulasi suhu
d. Ventilasi dan pertukaran gas adekuat
e. Adaptasi terhadap perubahan citra tubuh
f. Tidak terjadi komplikasi
g. Kontrol nyeri
22. Intervensi:
1. Pantau status pernafasan, GCS, status neurologis,
peningkatan kemampuan menelan, berbicara, respon
terhadap rangsang
2. Pantau TTV
3. Berikan lingkungan yang aman dan nyaman kontrol
suhu lingkungan dan pasien
4. Alih baring tiap 2 jam
5. Pantau GDA
6. Motivasi pasien untuk mengungkapkan perasaannya
7. Pendidikan kesehatan pasien dan keluarga perawatan
di rumah
8. Motivasi pasien kontrol nyeri dengan nafas falam dan
ditraksi
9. Perawatan luka
23. EVALUASI POST OP
KRANIOTOMI
Tercapainya homeostatis
neurologis/meningkatakan perfusi jaringan
serebral
Tercapainya pengaturan suhu dan suhu tubuh
dalam keadaan normal
Mengkoping penurunan sensori dan citra
tubuh
Pertukaran gas normal
Menunjukkan peningkatan konsep diri
Tidak terjadi komplikasi
25. HERNIASI DISKUS
INTAVERTEBRALIS
Herniasi Diskus Intravertebralis ruptur diskus
(ruptur lempengan kartilago yang membentuk
sebuah bantalan diantara tubuh vertebra).
Etiologi : trauma (jatuh, kecelakaan, dan stres
minor berulang mengangkat beban berat)
Manifestasi klini:
a. Nyeri pada spinal, servikal, torakal, lumbal.
b. Bergantung pada lokasi dan akut atau kronik
c. Perubahan degeneratif pada saraf yang terkena
penurunan refleks dan sensasi
26. PEMBEDAHAN DISKUS
Yaitu: eksisi bedah terhadap herniasi diskus dilakukan bila ada bukti:
1. Berlanjutnya defisit neurologik (kelemahan dan atrofi otot,
kehilangan fungsi motorik dan sensorik, kehilangan kontrol sfingter)
2. Nyeri yang terus menerus
Tipe pembedahan:
a. Disektomi mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari
diskus intervertebral
a. Laminektomi mengangkat lamina untuk menjalankan elemen
neural pada kanalis spinalis; memungkinkan ahli bedah untuk
menginspeksi kanalis spinalis, mengidentifikasi dan mengangkat
patologi, dan menghilangkan kompresi medulla dan radiks
27. ASKEP PRE OP
PENGKAJIAN
DIAGNOSA KEPERAWAYAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
EVALUASI
28. PENGKAJIAN PRA OP
Tingkat kesadaran dan respon terhadap
rangsang GCS
Pengkajian disekitar area cedera servikal
kekakuan otot disekitarnya
Identifikasi defisit neurologis:
a. Paralisis tergantung srvikal keberapa
b. Nyeri
c. Kekakuan pada leher, bahu, ekstremitas
d. Ggn kandung kemih dan usus
29. Pengkajian Lanjutan
Riwayat penyakit sebelumnya
Operasi sebelumnya
Persepsi/pengetahuan klien dan keluarga
Riwayat pengobatan
Alergi
Status emosi pasien dan keluarga koping
kecemasan
30. MASALAH KEPERAWATAN
Cemas berhubungan dengan kurang
pengetahuan operasi
Kurang pengetahuan mengenai
prosedur operatif dan harapan pasca
operatif
31. ASKEP INTRA OPERASI
PENGKAJIAN
DIAGNOSA KEPERAWAYAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
EVALUASI
34. ASKEP PASCA OPERASI
DISEKTOMI DAN LAMINEKTOMI
PENGKAJIAN
DIAGNOSA KEPERAWAYAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
EVALUASI
35. PENGKAJIAN
Pemantauan TTV
Status kardiovaskuler dan pulmonal
Evaluasi perdarahan
Keluhan nyeri dan sakit kepala
Inspeksi kondisi balutan
36. MASALAH KEPERAWATAN
Nyeri
Kerusakan mobilitas fisik
Kurang pengetahuan tentang program
pasca op dan penatalaksanaan
perawatan di rumah
Gangguan perfusi jaringan perifer
37. INTERVENSI
TUJUAN:
Kontrol nyeri, perbaikan mobilitas, peningkatan pengetahuan dan
kemampuan perawatan diri, pencegahan komplikasi
INTERVENSI dan IMPLEMENTASI:
a. Meredakan nyeri teknik relaksassi, distraksi, analgetik
b. Penggunaan korset
c. Pantau perdarahan
d. Perawatan luka
e. Meningkatkan mobilitas penggunaan kolar servikal
f. Pendidikan pasien tentang penggunaa kolar servikal dan
mobilisasi bertahap serta perawatan di rumah
g. Berikan posisi yang nyaman
h. ROM u/ meningkatkan tonus otot