2. Pengertian Riba’
• Riba, menurut bahasa berarti kelebihan
atau tambahan (az Ziyadah).
• Menurut istilah :
• Riba adalah suatu akad perjanjian yang terjadi
dalam tukar-menukar barang sejenis yang tidak
sama ukuran/timbangannya.
• Riba adalah kelebihan/tambahan pada modal
uang yang dipinjamkan dan harus diterima oleh
yang berpiutang sesuai dengan jangka waktu
pinjaman dan prosentaese yang ditetapkan.
3. Macam-macam Riba’
• Menurut para Ulama, Riba itu ada empat
macam :
1. Riba Fadli : Yaitu riba dengan sebab tukar-menukar
benda, barang sejenis (sama) dengan tidak sama
ukuran jumlahnya.
Sabda Rasulullah SAW :
Dari Abi Said Al Khurdry, sesungguhnya Rasulullah SAW telah
bersabda, “Jangnalah kamu jual emas dengan emas kecuali dalam
timbasngan yang sama dan janganlah kamu tambah sebagian atas
sebagiannya dan janganlah kamu jual uang kertas dengan uang
kertas kecuali dalam jumalh yang sama, dan janganlah kamu
tambah sebagian atas sebagiannya, dan janganlah kamu jual
barang yang nyata (riil) dengan yang abstrak (gaib).” Hadist riwayat
Bukhori dan Muslim).
4. 2. Riba Qardhi :
Yaitu riba dengan sebab utang puitang atau pinjam-meminjam
dengan syarat menarik keuntungan (bunga) dari orang yang
meminjam atau berhutang.
Misalnya : pinjaman uang Rp. 100.000.00 (seratus ribu rupiah)
harus dikembalikan sebesar Rp. 130.000.00 (seratus tiga puluh ribu
rupiah). Atau meminjam uang dengan dikenakan benga yang tinggi
dan memberatkan peminjam.
• Sabda Rasulullah SAW :
Artinya : Semua piutang yang menarik keuntungan termasuk riba.
(Hadist riwayat Baihaqi).
5. 3. Riba Nasi’ah :
• Yaitu tambahan yang disyaratkan untuk diambil manfaat oleh orang
yang mengutangi dari orang yang berhutang sebagai imbalan atas
penangguhan (penundaan) pembayaran utangnya.
• Misalnya : si A maminjam uang Rp. 100.000,00 kepada si B dengan
perjanjian waktu pengambilannya satu bulan. Setelah jatuh tempo si
A belum dapat mengembalikan utangya, maka si A menyanggupi
memberi tambahan pembayaran jika si B mau menunda jangka
waktunya, atau si B menawarkan kepada si A untuk membayar
utangnya sekarang atau minta ditunda dengan memberikan
tambahan.
• Sabda Rasulullah SAW :
Dari Samrah bin Jundub, sesungguhnya Nabi Muhammad SAW
telah melarang jual bali hewan dengan bertenggang waktu. (Hadist
riwayat Imam Lima dan disahihkan oleh turmudzi dan Ibnu Jarud).
6. 4. Riba Yad :
• Yaitu riba dengan sebab berpisah dari tempat akad jual
beli sebelum serah terima antara penjual dengan
pembeli.
• Misalnya : seseorang membeli satu kwintal beras.
Setelah dibayar sipenjual langsung pergi sedangkan
berasnya dalam karung belum ditimbang apakah cukup
atau tidak. Jual beli itu belum jelas yang sebenarnya.
7. Pelarangan riba
• Dasar dilarangnya riba:
Pertama, Allah mencela riba dan memuji
zakat. Firman Allah QS. Ar Rum [30] : 39
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan
agar dia bertambah pada harta manusia, Maka
riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa
yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah,
Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-
orang yang melipat gandakan (pahalanya).”
8. •Kedua, Allah dengan tegas melarang makan riba
yang berlipat ganda. Firman Allah QS. Ali Imran
[3]: 130
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu memakan riba dengan melipat ganda
dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya
kamu mendapat keberuntungan.”
9. •Ketiga, Secara mutlak haramnya riba. Firman
Allah QS. Al Baqarah [2] : 275
Artinya:
Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan
riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu
terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
10. •Firman Allah QS. Al Baqarah [2] : 276
Artinya:
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat
dosa.”
•Firman Allah QS Al Baqarah [2] : 278
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan
sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.”
11. •Sebab-sebab diharamkannya riba
Allah SWT melarang riba antara lain karena perbuatan tersebut akan
merusak dan membahayakan diri sendiri dan merugikan serta
menyengsarakan orang lain.
1.Merupakan perbuatan amoral, karena dapat mengikis sifat belas
kasihan dan rasa kemanusiaan. Allah melarang praktek riba karena pada
hakekatnya akan merugikan kedua belah fihak
2.Praktek riba dapat menimbulkan permusuhan antar sesama manusia.
Pihak yang berhutang bersedia memberikan tambahan pengembalian
modal pokok bukan karena kerelaannya, tetapi semata-mata karena
terpaksa.
3.Bagi kehidupan pribadi, orang yang memakan harta riba akan dimasuki
sifat-sifat syaithoniyah, sehingga perilakunya btidak ubahnya sama
dengan perilaku syetan.
4.Riba dapat menjauhkan diri dari Allah swt. Sebab Allah tidak menyukai
perbuatan perbuatan maksiat. Allah melaknat perbuatan riba.
5.Riba sebagai salah satu bentuk penjajahan manusia terhadap manusia.
6.Riba akan menyebabkan terputusnya sikap yang baik antara sesame
dalam bidang pinjam meminjam.