SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  68
BAB 7
Kelompok 6 
Nur Isni (K7113159) 
Nur Laila Mubarokah 
(K7113160) 
Nuraida Fatati (K7113161) 
Nurhayu Ika Ratri (K7113163) 
Nurul Annisa Safitri 
(K7113164) 
Universitas Sebelas Maret
PROSES BERFIKIR
Berbagai cara pemecahan 
masalah proses 
Proses berpikir dan 
kegiatan jiwa dala, berpikir
PENGERTIAN
-Apakah Pengertian itu? 
-Perbedaaan antara tanggapan dan 
pengertian 
-Pengertian lengkap dan tidak 
lengkap 
-Pengertian Empiris dan pengertian 
logis 
-Isi dan Luas pengertian
-Pengertian tinggi dan pengertian 
rendah 
-Proses membentuk pengertian 
logis 
-Faedah pengertian 
1. Pengertian sangat berguna 
bagi kehidupan sehari-hari 
2. Pengertian membantu kita 
dapat berfikir cepat
PENDAPAT
Pengertian Pendapat 
Proses Pembentukan 
Pendapat 
Pendapat Tunggal dan 
Majemuk
Pengertian Pendapat 
Pendapat merupakan hasil pekerjaan pikir 
meletakkan hubungan antara tanggapan yang 
satu dengan yang lain, antara pengertian satu 
dengan pengetian yang lain, yang dinyatakan 
dalam suatu kalimat. 
Contoh: rumah itu besar 
Jika kita hanya menyebutkan satukata saja, 
misalnya “rumah”, hanyaterbatas pada 
pengertian saja. Sedangkan tanggapan yang 
berhubungan dengan “rumah itu besar”, ada 2 
jenis pengertian yang dirangkaikan dan 
disebutkan bersama berurutan dan merupakan 
suatu pendapat.
Proses Pembentukan 
Pendapat 
a. Menyadari adanya tanggapan atau 
pengertian, karena tidak mungkin 
kita membentuk pendapat tanpa 
menggunakan pengertian atau 
tanggapan. 
b. Menguraikan tanggapan atau 
pengertian. 
c. Menentukan hubungan logis antara 
bagian – bagian.
Pendapat Tunggal dan 
Majemuk 
 Pendapat Tunggal 
Jika dalam rangkaian kata – kata terdiri dari 
2 pengertian yangdirangkuman menjadi 1 
kalimat. Misalnya, rumah itu besar. 
 Pendapat Majemuk 
Jika dalam suatu rangkaian kata – kata 
terdiri dari pengertian yangdirangkumkan 
menjadi beberapa pendapat. Misalnya, 
rumah itu besar, dan sekarang akan 
dibongkar.
KESIMPULAN
Telah diterangkan dimuka tentang 
pengertian dan pembentukan pendapat. 
Pengertian maupun pendapat adalah 
hasil kegiatan berpikir, selanjutnya 
membentuk pendapat berdasarkan 
pendapat yang telah ada. Proses 
tersebut disebut kesimpulan atau 
konklusi/keputusan. Kesimpulan 
dibentuk dari pendapat lain yang telah 
ada.
Macam- Macam Kesimpulan
Kesimpulan Deduktif 
Dibentuk dengan cara deduksi, yakni dimulai dari hal 
– hal umum menuju pada hal – hal yang khusus 
Prinsip – Prinsip Berpikir Deduktif : 
a. Silogisme. Apa yang dipandang benar pada semua 
pendapat/peristiwa yang ada pada suatu jenis, 
berlaku pada semua pendapat/peristiwa yang sejenis 
pula. 
b. Mayor dan Minor 
c. Suku Tengah 
Kelemahan – kelemahan Kesimpulan Deduktif : 
- Kesalahan material yakni kesalahan dari isi premis 
- Premis mayor tidak mempunyai isi yangbenar 
- Kesalahan – kesalahan formal.
Kesimpulan Induktif 
Dibentuk secara induksi, yakni dimulai 
dari hal – hal yang khusus menuju pada 
hal- hal yang umum. 
Contoh: 
Batang mangga tumbuh ke atas. 
Batang kelapa tumbuh ke atas. 
Batang cemara tumbuh ke atas. 
Konklusi: semua tanaman tumbuh ke 
atas.
Kesimpulan Analogi 
Yakni kesimpulan dari pendapat khusus 
dari beberapa pendapat khusus dari 
beberapa pendapat khusus yang lain 
Generalisasi: 
Dalam berpikir analagis ini ada 
kemungkinan timbul kesimpulan yang 
berdasarkan penyamarataan 
(generalisasi)
BENTUK-BENTUK BERPIKIR
Bentuk – Bentuk Berpikir 
Berpikir 
dengan 
pengalama 
n 
Berpikir 
representa 
tif 
Berpikir 
kreatif 
Berpikir 
rasional 
Berpikir 
reprodukt 
if
Berpikir dengan pengalaman 
Dalam berpikir ini, kita 
harus giat menghimpun 
berbagai pengalaman untuk 
memecahkan suatu 
masalah.
Berpikir representatif 
Dalam berpikir ini, kita 
sangat bergantung pada 
ingatan-ingatan dan 
tanggapan-tanggapan saja 
untuk memecahkan 
masalah yang kita hadapi.
Berpikir kreatif 
Dengan berpikir kreatif, kita 
dapat menghasilkan 
sesuatu yang baru atau 
menghasilkan penemuan-penemuan 
yang baru.
Berpikir reproduktif 
Dengan berpikir ini, kita dapat 
menghasilkan sesuatu yang 
baru, tetapi hanya sekedar 
memikirkan kembali dan 
mencocokkan dengan sesuatu 
yang telah dipikirkan 
sebelumnya.
Berpikir rasional 
Dalam berpikir ini, tidak hanya 
sekedar mengumpulkan 
pengalaman dan membanding-bandingkan 
hasil berpikir yang 
telah ada, tetapi dengan keaktifan 
akal kita untuk memecahkan 
masalah.
TINGKAT-TINGKAT BERPIKIR
Tingkat – Tingkat Berpikir 
Berpikir 
Konkret 
Berpiki 
r 
Skema 
tis 
Berpik 
ir 
Abstra 
k
Berpikir Konkret 
Dalam tingkatan ini, kegiatan 
berpikir memerlukan situasi 
yang konkret/nyata. Tingkatan 
ini biasanya dimiliki oleh anak 
kecil. Konsekuensi didaktif 
pelajaran hendaknya disajikan 
dengan peragaan langsung.
Berpikir Skematis 
Pada tingkat ini kita tidak 
berhadapan dengan situasi 
nyata/konkret, tetapi dengan 
pertolongan bagan-bagan dan corat-coret. 
Dengan cara seperti ini dapat 
diperlihatkan hubungan persoalan 
satu sama lain dan terlihat pula 
masalah yang dihadapi secara 
keseluruhan.
Berpikir Abstrak 
Dalam tingkat ini, kita berhadapan dengan 
situasi dan masalah yang tidak berwujud. Akal 
pikiran kita bergerak bebas dalam alam abstrak. 
Baik situasi nyata maupun bagan-bagan tidak 
membantunya. Namun tidak berarti bahwa 
gejala pikiran berdiri sendiri, tanggapan dan 
ingatan pun membantunya. Selain itu, 
kecerdasan pikir sendirilah yang berperanan 
memecahkan masalah. Oleh karena itu, tingkat 
ini dikatakan tingkat berpikir yang tinggi yang 
kebanyakan telah dimiliki oleh orang-orang 
dewasa.
INTELIGENSI (KECERDASAN)
Intelek (pikiran) 
Intelek dapat membuat orang 
menimbang, menguraikan, 
menghubung-hubungkan 
pengertian yang satu dengan 
yang lain dan menarik 
kesimpulan.
Intelegensi (Kecerdasan Pikiran) 
Intelegasi adalah suatu 
kecerdasan pikir, sifat-sifat 
perbuatan cerdas (intelegen) . 
Dimana intelegen fungsi fikir 
dapat digunakan dengan cepat 
dan tepat untuk mengatasi 
masalah.
Tingkat – Tingkat Kecerdasan 
Kecerdasan 
Manusia 
Kecerdas 
an Anak-anak 
Kecerdas 
an 
Binatang
Kecerdasan Binatang 
Banyak orang yang keberatan dengan istilah ini, karena mereka hanya 
mau menggunakan istilah itu pada manusia saja. Tetapi pendapat yang 
menolak istilah tersebut dapat dijelaskan dengan contoh percobaan 
berikut : 
W. Kohler (Ahli Ilmu Jiwa Jerman ) 
menggunakan seekor kera sebagai percobaannya, kera tersebut 
dikurung di dalam kandang dan diluar kandang diletakkan sebuah 
pisang yang jauh jaraknya. Dalam kandang diletakkan sebuah 
tongkat. Kera mencoba meraih-raih pisang berkali-kali tetapi tidak 
berhasil, akhirnya kera tersebut menggunakan tongkat untuk 
mengambil pisang. 
W. Kohler melakukan percobaan ke 2 : 
tetap menggunakan seekor kera yang dikurung di dalam kandang dan 
sebuah pisang yang jauh letaknya. Tetapi kali ini Kohler meletakkan 2 
batang tongkat dan memperjauh letak pisang. Saat kera tidak bisa 
menjangkau pisang dengan 1 tongkat, maka kera tersebut
Jadi Kesimpulan dari 2 percobaan tersebut adalah 
: 
Kera mencoba menyesuaikan diri dengan 
keadaan, padanya timbul sesuatu yang baru, 
ialah yang tidak terkandung didalam bentuk 
kekakuan naluri. Kera dapat menolong dirinya 
dalam sesuatu yang asing baginya. Maka 
kelakuan dapat disebut kelakuan intelegen, dan 
kesanggupannya disebut intelegensi. 
Kecerdasan pada binatang ini sangat terbatas, 
yakni terikat pada suatu yang konkret. Demikian 
kecerdasan pada hewan tidak dapat
Kecerdasan Anak-Anak 
Anak-anak yang dimaksud adalah anak-anak 
yang kurang dari 1 tahun dan belum dapat 
berbahasa. Kecerdasan anak-anak dipelajari 
terutama berdasarkan percobaan yang telah di 
praktikan dalam menyelidiki kecerdasan 
binatang. 
Usaha-usaha membandingkan perbuatan kera 
dengan anak-anak kecil membantu para ahli 
dalam mengadakan penyelidikan terhadap 
kecerdasan anak.
Hasil penyelidikan Buotan memberi 
kesimpulan : 
 Anak-anak kecil yang berumur  1 tahun tingkat 
kecerdasannya hampir sama dengan kera. Sebagain soal 
yang di hadapkan pada kera dapat diselesaikan oleh anak-anak. 
 Kemampuan mempergunakan bahasa merupakan garis 
pemisah antara hewan dan manusia. 
 Anak yang sudah dapat berbicara, lebih cepat memperoleh 
penyelesaian tentang masalah yang dihadapi. 
 Dalam segala pernyataan fungsi jiwa, bahasa merupakan 
suatu momen yang sangat penting. 
 Makin cerdas suatu makhluk, makin kurang cara-cara 
mengatasi kesulitan dengan jalan meraba-raba dan coba-
Kecerdasan Manusia 
Tingkat kecerdasan manusia (bukan anak-anak) tidak sama 
dengan kera dan anak-anak. 
Ciri-ciri kecerdasan manusia : 
1. Penggunaan Bahasa 
kemampuan berbahasa mempunya faedah yang besar 
terhadap perkembangan pribadi. 
- dengan bahasa manusia dapat mengutarakan isi 
jiwanya 
- dengan bahasa manusia dapat berhubungan dengan 
manusia yang lain. 
- dengan bahasa manusia dapat membeberkan masa 
lalu, masa yang baru di alami dan masa dimana 
belum terjadi baik mengenai barang yang konkret atau 
abstrak.
2.Penggunaan Perkakas 
Perkakas adalah merupakan sifat terpenting dari 
kecerdasan manusia, dengan kata lain: perkataan, 
perbuatan cerdas manusia dicirikan dengan 
bagaimana mendapatkan, bagaimana membuat dan 
bagaimana menggunakan perkakas. Perkakas 
adalah sebuah alat, dimana alat merupakan 
perantara antara makhluk yang berbuat dengan 
objek yang diperbuat. 
Jadi, perkakas adalah objek yang telah di buat atau 
diusahakan dan diubah sedemikian rupa sehingga 
dengan mudah dan dengan cara yang tepat dapat 
dipakai untuk kesulitan atau mencapai suatu maksud.
Perbedaan antara manusia dan 
binatang:
Macam-Macam Intelegensi 
 Intelegensi terikat dan bebas 
Intelegensi terikat adalah intelegensi suatu 
makhluk yang bekerja dalam situasi-situasi pada 
lapangan pengamatan yang berhubungan 
langsung dengan kebutuhan vital yang harus 
segera dipuaskan. 
Intelegansi bebas terdapat pada manusia yang 
berbudaya dan berbahasa. Dengan 
intelegensinya orang selalu ingin mengadakan 
perubahan-perubahan untuk mencapai suatu 
tujuan. Kalau tujuan itu sudah tercapai orang itu 
akan menggapai tujuan lain yang lebih tinggi dan
 Intelegensi menciptakan (kreatif) dan 
meniru (eksekutif) 
Intelegensi menciptakan adalah 
kesanggupan menciptakan tujuan dan 
mencari alat-alat yang sesuai guna 
mencapai tujuan itu. 
Intelegensi meniru yaitu kemampuan 
menggunakan dan mengikuti pikiran atau 
hasil penemuan orang lain, baik yang dibuat, 
diucapkan maupun yang ditulis.
Faktor Yang Menentukan 
Intelegensi Manusia 
 Pembawaan 
Intelegensi bekerja dalam suatu situasi yang 
berlain-lainan tingkat kesukarannya. Sulit 
tidaknya mengatasi persoalan ditentukan pula 
oleh pembawaan. 
 Kematangan 
Kecerdasan tidak tetap statis, tetapi dapat 
tumbuh dan berkembang. Tumbuh dan 
berkembangnya intelegensi sedikit banyak 
sejalan dengan perkembangan jasmani, umur, 
dan kemampuan lain yang telah dicapai
Macam-Macam Tes 
Intelegensi 
 Tes Binet-Simon 
Binet dan simon kedua-duanya bangsa 
perancis, menyelidiki intelegensi anak-anak 
berumur antara 3-15 tahun. Untuk tiap-tiap 
tahun diajukan 5 buah pertanyaan yang tidak 
ada hubungannya dengan pengetahuan 
sekolah, isinya antara lain menirukan kalimat-kalimat, 
menyebut deretan angka-angka, 
membuat kalimat dengan tiga perkataan dan 
sebagainya.
 Tes Tentara (Army Mental Test) di Amerika 
Pada tahun 1917 Amerika Serikat terpaksa ikut 
dalam perang dunia I melawan jerman, karena itu 
Amerika terpaksa membentuk tentara secara 
besar-besaran dalam waktu singkat. Maka 
diadakan test tentara sebanyak 1.700.000 orang 
calon anggota tentara dan dikerjakan oleh lebih 
1000 orang pemeriksa dalam 35 asrama. Dalam 
test tersebut dipergunakan psikoteknik, ialah ilmu 
jiwa yang mempelajari kesanggupan seseorang 
untuk memegang suatu jabatan yang sesuai 
dengan kecerdasan masing-masing. Karena test 
tersebut meliputi se-negara, test ini kemudian 
disebut: National Intelegenci Test.
 Mental Tes 
jenis test ini tidak hanya menyelidiki kecerdasan saja tetapi 
untuk menyelidiki keadaan jiwa dan kesanggupan jiwa. Jadi 
dengan mental test diselidiki meliputi pengamatan, ingatan, 
fantasi, fikiran, perasaan, perhatian dan kemauan. 
 Scholastik Tes 
Test ini tidak hanya menyelidiki kecerdasan anak, tetapi untuk 
menyelidiki sampai dimana kemampuan dan kemajuan 
anak/kelas dalam mata pelajaran di sekolah. Test ini disusun 
sebagai ajian mengenai mata pelajaran. Misalnya: bahasa, 
berhitung, sejarah, ilmu bumi, ilmu alam dan sebagainya, 
kalau test ini dilaksanakan dengan tertib dan teratur dapatlah 
menggantikan sistem ujian yang lazim digunakan sekarang.
INTUISI
Berasal dari kata Intueri yang artinya 
mengindra dengan jiwa, memandang 
dengan batin. Kata lain Intuisi ialah 
ilham, artinya bisikan kalbu atau suara 
kalbu 
Intuisi ialah kemampuan jiwa manusia 
dalam mendapatkan kesimpulan dari 
suatu soal tanpa uraian, tanpa 
ketenangan, dan tanpa analisis
 Intuisi tidak berdasarkan proses berfikir yang berturut-turut, 
tidak berdasarkan pertimbangan, dan perhitungan sesama. 
 Intuisi terjadi sama halnya dengan perbuatan instingtif, 
yakni intuisi memberi suatu keyakinan langsung terhadap 
penyelesaian suatu masalah tanpa pertimbangan pikir, 
tidak dengan uraian, penyelidikan dan pembuktian apapun. 
 Intuisi banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari, kadang-kadang 
mempunyai nilai yang baik, tetapi kadang 
mempunyai akibat yang tidak menyenangkan. 
 Biasanya wanita lebih Intuitif daripada pria, hal itu karena 
wanita lebih menggunakan perasaannya. 
 Para seniman lebih banyak menggunakan aktivitas 
emosinya. 
 Berpikir adalah berbicara batin yang tidak didengar. 
 Berbicara (berbahasa) adalah berpikir yang terdengar.
Pengaruh bahasa terhadap pikiran manusia besar sekali. 
Mendapatkan pengertian tentang sesuatu amat mudah karena 
benda, perbuatan, dan sebagainya mempunyai nama. Dengan 
pertolongan bahasa kita dapat menyimpan pikiran, 
mengembangkan pikiran dan menyatakan buah pikiran kepada 
orang lain. 
 Kemampuan bahasa adalah rahmat dari Tuhan yang sangat 
besar karena: 
a) Manusia dapat membedakan dirinya dan bukan dirinya. 
b) Manusia dengan bunyi-bunyi yang keluar dari mulutnya dapat 
membentuk kata. 
c) Manusia dapat menyadari bahwa apa saja dapat diberi nama 
baik barang yang konkret atau yang abstrak. 
Berbahagialah manusia yang dikaruniai kemampuan 
berbahasa yang sangat besar pengaruhnya terhadap 
perkembangan pikiran, perkembangan jiwa, perkembangan 
pribadi, perkembangan kebudayaan manusia.
KORELASI
Macam - Macam Korelasi : 
Korelasi 
positif 
Korelasi 
kausal 
Korelasi 
negatif
Korelasi Positif 
Adanya hubungan yang 
bersesuaian antara gejala satu 
dengan gejala lain, kemampuan 
satu dengan kemampuan lain
Korelasi Negatif 
Tidak adanya hubungan yang 
besesuaian atau sejalan antara 
kedua sifat, gejala atau 
kemampuan
Korelasi Kausal 
 Hubungan bersesuaian antara dua 
hal yang dapat dipahamkan , bahwa 
yang satu menjadi timbulnya yang 
lain (Sebab musabab)
GANGGUAN BERFIKIR
Macam-macam gangguan 
berfikir :
Oligoprenia 
Tuna kecerdasan, penderita 
seolah-olah dilahirkan 
dengan bekal yang 
terbatas, dan 
perkembangan inteleknya 
juga terbatas
Idiola 
Ketunaan yang terberat, 
berkemungkinan tidak ada 
kemampuan memenuhi 
hidup sendiri, sukar 
mengembangkan diri
Imbesila 
Dungu, lebih ringan dari 
pada idiot. Penderita dapat 
mandi sendiri, makan 
sendiri, tapi tingkat 
perkembangannya terbatas
Debilita 
Tolol, moron, lemah 
kemampuan. Kemampuan 
mendekati orang normal, 
tapi taraf kemajuannya 
masih sangat terbatas
Demensia 
Mula-mula berkembang 
secara normal, tapi 
perkembangannya berhenti 
dan mengalami 
kemunduran yang 
mencolok
Delusia 
Menunjukkan gagasan yang 
ilusif. Mempunyai keyakinan 
yang kuat, tapi tidak 
menuntut kenyataan
Obsesia 
Pengepungan, penderita seolah-olah 
dikepung oleh pikiran-pikiran 
tertentuyang tidak masuk akal. 
Makin besar usaha untuk 
melepaskan diri, makin besar 
pula gangguan pikiran yang 
mencengkeram
TERIMA 
KASIH
Pertanyaan 
1. Mariana 
Apakah meniru ada macamnya? Kalau ada, 
jelaskan! 
2. Yanuar 
urutan gangguan berpikir dari yang paling 
ringan dengan yang paling berat! 
3. Giri seno 
Apakah ada kaitannya tingkat intelegensi 
dengan volume otak manusia?
Pertanyaan 
1. Eka 
Apa guna pengertian bagi kehidupan sehari-hari? 
2. Nita 
Bagaimana seorang guru, menyikapi murid 
yang memiliki intelegensi kurang? 
3. Arifin 
Bagaimana cara meningkatkan intelegensi 
otak?

Contenu connexe

Tendances

Presentasi sejarah psikologi
Presentasi sejarah psikologiPresentasi sejarah psikologi
Presentasi sejarah psikologi
Kirenius Wadu
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Ratih Aini
 
Makalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologiMakalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologi
Irvan Khoerul
 
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan EmosiIntelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Maya Sy
 
Teori belajar kognitif jean piaget
Teori belajar kognitif   jean piagetTeori belajar kognitif   jean piaget
Teori belajar kognitif jean piaget
sq awaliah
 
PPt. Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
PPt. Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiriPPt. Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
PPt. Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
amandaayoe
 
Studi kasus psikologi sosial
Studi kasus psikologi sosialStudi kasus psikologi sosial
Studi kasus psikologi sosial
elmakrufi
 
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaTokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Ikhsan Muhammad
 
Perbedaan Individu
Perbedaan IndividuPerbedaan Individu
Perbedaan Individu
Imroati Ar
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Afra Balqis
 
Peta Konsep Psikologi Perkembangan
Peta Konsep Psikologi PerkembanganPeta Konsep Psikologi Perkembangan
Peta Konsep Psikologi Perkembangan
Atika Aziz
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisa
psepti22
 

Tendances (20)

Presentasi sejarah psikologi
Presentasi sejarah psikologiPresentasi sejarah psikologi
Presentasi sejarah psikologi
 
Berpikir
BerpikirBerpikir
Berpikir
 
Power point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensiPower point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensi
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
Makalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologiMakalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologi
 
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan EmosiIntelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
 
Teori belajar kognitif jean piaget
Teori belajar kognitif   jean piagetTeori belajar kognitif   jean piaget
Teori belajar kognitif jean piaget
 
Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitifPerkembangan kognitif
Perkembangan kognitif
 
PPt. Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
PPt. Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiriPPt. Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
PPt. Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri
 
Studi kasus psikologi sosial
Studi kasus psikologi sosialStudi kasus psikologi sosial
Studi kasus psikologi sosial
 
Persepsi Sosial
Persepsi SosialPersepsi Sosial
Persepsi Sosial
 
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav JungMakalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
 
Psikologi Behavioristik
Psikologi BehavioristikPsikologi Behavioristik
Psikologi Behavioristik
 
teori humanistik carl rogers
teori humanistik carl rogersteori humanistik carl rogers
teori humanistik carl rogers
 
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaTokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
 
Perbedaan Individu
Perbedaan IndividuPerbedaan Individu
Perbedaan Individu
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
 
Psikologi Sebagai Bagian dari Ilmu Faal
Psikologi Sebagai Bagian dari Ilmu FaalPsikologi Sebagai Bagian dari Ilmu Faal
Psikologi Sebagai Bagian dari Ilmu Faal
 
Peta Konsep Psikologi Perkembangan
Peta Konsep Psikologi PerkembanganPeta Konsep Psikologi Perkembangan
Peta Konsep Psikologi Perkembangan
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisa
 

Similaire à PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

Psikologi gejala gejala psikologis
Psikologi gejala gejala psikologisPsikologi gejala gejala psikologis
Psikologi gejala gejala psikologis
Indra Gunawan
 
Berfikir dan intelegensi
Berfikir dan intelegensiBerfikir dan intelegensi
Berfikir dan intelegensi
Zakah Milanisti
 
20140414111156 topik 5 kemahiran berfikir
20140414111156 topik 5 kemahiran berfikir20140414111156 topik 5 kemahiran berfikir
20140414111156 topik 5 kemahiran berfikir
Semut Hitam
 
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaranPerkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Dedi Yulianto
 
Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu inda
Ferdy Tohopi
 
PUM1 - 7Kesadaran
PUM1 - 7KesadaranPUM1 - 7Kesadaran
PUM1 - 7Kesadaran
mfrids
 
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaranTeori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Atika Aziz
 

Similaire à PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi) (20)

Definisi belajar
Definisi belajarDefinisi belajar
Definisi belajar
 
BAHASA DAN KECERDASAN.pptx
BAHASA DAN KECERDASAN.pptxBAHASA DAN KECERDASAN.pptx
BAHASA DAN KECERDASAN.pptx
 
Psikologi gejala gejala psikologis
Psikologi gejala gejala psikologisPsikologi gejala gejala psikologis
Psikologi gejala gejala psikologis
 
Berfikir dan intelegensi
Berfikir dan intelegensiBerfikir dan intelegensi
Berfikir dan intelegensi
 
20140414111156 topik 5 kemahiran berfikir
20140414111156 topik 5 kemahiran berfikir20140414111156 topik 5 kemahiran berfikir
20140414111156 topik 5 kemahiran berfikir
 
Komponen-komponen Logika
Komponen-komponen LogikaKomponen-komponen Logika
Komponen-komponen Logika
 
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaranPerkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
 
Kognisi
KognisiKognisi
Kognisi
 
Teori perkembangan kognitif piaget
Teori perkembangan kognitif piagetTeori perkembangan kognitif piaget
Teori perkembangan kognitif piaget
 
Teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif oleh Jean PiagetTeori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
 
Thinking
ThinkingThinking
Thinking
 
Belajar dan pengkondisian,pengingatan,pikiran dan bahasa
Belajar dan pengkondisian,pengingatan,pikiran dan bahasaBelajar dan pengkondisian,pengingatan,pikiran dan bahasa
Belajar dan pengkondisian,pengingatan,pikiran dan bahasa
 
Pertemuan ke 9
Pertemuan ke 9Pertemuan ke 9
Pertemuan ke 9
 
Materi 13. kecerdasan dan perkembangan profesi
Materi 13. kecerdasan dan perkembangan profesiMateri 13. kecerdasan dan perkembangan profesi
Materi 13. kecerdasan dan perkembangan profesi
 
Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu inda
 
PUM1 - 7Kesadaran
PUM1 - 7KesadaranPUM1 - 7Kesadaran
PUM1 - 7Kesadaran
 
Perkembangan kognitif peserta didik
Perkembangan kognitif peserta didikPerkembangan kognitif peserta didik
Perkembangan kognitif peserta didik
 
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaranTeori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
 

Dernier

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Dernier (20)

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 

PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)

  • 2. Kelompok 6 Nur Isni (K7113159) Nur Laila Mubarokah (K7113160) Nuraida Fatati (K7113161) Nurhayu Ika Ratri (K7113163) Nurul Annisa Safitri (K7113164) Universitas Sebelas Maret
  • 4. Berbagai cara pemecahan masalah proses Proses berpikir dan kegiatan jiwa dala, berpikir
  • 6. -Apakah Pengertian itu? -Perbedaaan antara tanggapan dan pengertian -Pengertian lengkap dan tidak lengkap -Pengertian Empiris dan pengertian logis -Isi dan Luas pengertian
  • 7. -Pengertian tinggi dan pengertian rendah -Proses membentuk pengertian logis -Faedah pengertian 1. Pengertian sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari 2. Pengertian membantu kita dapat berfikir cepat
  • 9. Pengertian Pendapat Proses Pembentukan Pendapat Pendapat Tunggal dan Majemuk
  • 10. Pengertian Pendapat Pendapat merupakan hasil pekerjaan pikir meletakkan hubungan antara tanggapan yang satu dengan yang lain, antara pengertian satu dengan pengetian yang lain, yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Contoh: rumah itu besar Jika kita hanya menyebutkan satukata saja, misalnya “rumah”, hanyaterbatas pada pengertian saja. Sedangkan tanggapan yang berhubungan dengan “rumah itu besar”, ada 2 jenis pengertian yang dirangkaikan dan disebutkan bersama berurutan dan merupakan suatu pendapat.
  • 11. Proses Pembentukan Pendapat a. Menyadari adanya tanggapan atau pengertian, karena tidak mungkin kita membentuk pendapat tanpa menggunakan pengertian atau tanggapan. b. Menguraikan tanggapan atau pengertian. c. Menentukan hubungan logis antara bagian – bagian.
  • 12. Pendapat Tunggal dan Majemuk  Pendapat Tunggal Jika dalam rangkaian kata – kata terdiri dari 2 pengertian yangdirangkuman menjadi 1 kalimat. Misalnya, rumah itu besar.  Pendapat Majemuk Jika dalam suatu rangkaian kata – kata terdiri dari pengertian yangdirangkumkan menjadi beberapa pendapat. Misalnya, rumah itu besar, dan sekarang akan dibongkar.
  • 14. Telah diterangkan dimuka tentang pengertian dan pembentukan pendapat. Pengertian maupun pendapat adalah hasil kegiatan berpikir, selanjutnya membentuk pendapat berdasarkan pendapat yang telah ada. Proses tersebut disebut kesimpulan atau konklusi/keputusan. Kesimpulan dibentuk dari pendapat lain yang telah ada.
  • 16. Kesimpulan Deduktif Dibentuk dengan cara deduksi, yakni dimulai dari hal – hal umum menuju pada hal – hal yang khusus Prinsip – Prinsip Berpikir Deduktif : a. Silogisme. Apa yang dipandang benar pada semua pendapat/peristiwa yang ada pada suatu jenis, berlaku pada semua pendapat/peristiwa yang sejenis pula. b. Mayor dan Minor c. Suku Tengah Kelemahan – kelemahan Kesimpulan Deduktif : - Kesalahan material yakni kesalahan dari isi premis - Premis mayor tidak mempunyai isi yangbenar - Kesalahan – kesalahan formal.
  • 17. Kesimpulan Induktif Dibentuk secara induksi, yakni dimulai dari hal – hal yang khusus menuju pada hal- hal yang umum. Contoh: Batang mangga tumbuh ke atas. Batang kelapa tumbuh ke atas. Batang cemara tumbuh ke atas. Konklusi: semua tanaman tumbuh ke atas.
  • 18. Kesimpulan Analogi Yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain Generalisasi: Dalam berpikir analagis ini ada kemungkinan timbul kesimpulan yang berdasarkan penyamarataan (generalisasi)
  • 20. Bentuk – Bentuk Berpikir Berpikir dengan pengalama n Berpikir representa tif Berpikir kreatif Berpikir rasional Berpikir reprodukt if
  • 21. Berpikir dengan pengalaman Dalam berpikir ini, kita harus giat menghimpun berbagai pengalaman untuk memecahkan suatu masalah.
  • 22. Berpikir representatif Dalam berpikir ini, kita sangat bergantung pada ingatan-ingatan dan tanggapan-tanggapan saja untuk memecahkan masalah yang kita hadapi.
  • 23. Berpikir kreatif Dengan berpikir kreatif, kita dapat menghasilkan sesuatu yang baru atau menghasilkan penemuan-penemuan yang baru.
  • 24. Berpikir reproduktif Dengan berpikir ini, kita dapat menghasilkan sesuatu yang baru, tetapi hanya sekedar memikirkan kembali dan mencocokkan dengan sesuatu yang telah dipikirkan sebelumnya.
  • 25. Berpikir rasional Dalam berpikir ini, tidak hanya sekedar mengumpulkan pengalaman dan membanding-bandingkan hasil berpikir yang telah ada, tetapi dengan keaktifan akal kita untuk memecahkan masalah.
  • 27. Tingkat – Tingkat Berpikir Berpikir Konkret Berpiki r Skema tis Berpik ir Abstra k
  • 28. Berpikir Konkret Dalam tingkatan ini, kegiatan berpikir memerlukan situasi yang konkret/nyata. Tingkatan ini biasanya dimiliki oleh anak kecil. Konsekuensi didaktif pelajaran hendaknya disajikan dengan peragaan langsung.
  • 29. Berpikir Skematis Pada tingkat ini kita tidak berhadapan dengan situasi nyata/konkret, tetapi dengan pertolongan bagan-bagan dan corat-coret. Dengan cara seperti ini dapat diperlihatkan hubungan persoalan satu sama lain dan terlihat pula masalah yang dihadapi secara keseluruhan.
  • 30. Berpikir Abstrak Dalam tingkat ini, kita berhadapan dengan situasi dan masalah yang tidak berwujud. Akal pikiran kita bergerak bebas dalam alam abstrak. Baik situasi nyata maupun bagan-bagan tidak membantunya. Namun tidak berarti bahwa gejala pikiran berdiri sendiri, tanggapan dan ingatan pun membantunya. Selain itu, kecerdasan pikir sendirilah yang berperanan memecahkan masalah. Oleh karena itu, tingkat ini dikatakan tingkat berpikir yang tinggi yang kebanyakan telah dimiliki oleh orang-orang dewasa.
  • 32. Intelek (pikiran) Intelek dapat membuat orang menimbang, menguraikan, menghubung-hubungkan pengertian yang satu dengan yang lain dan menarik kesimpulan.
  • 33. Intelegensi (Kecerdasan Pikiran) Intelegasi adalah suatu kecerdasan pikir, sifat-sifat perbuatan cerdas (intelegen) . Dimana intelegen fungsi fikir dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi masalah.
  • 34. Tingkat – Tingkat Kecerdasan Kecerdasan Manusia Kecerdas an Anak-anak Kecerdas an Binatang
  • 35. Kecerdasan Binatang Banyak orang yang keberatan dengan istilah ini, karena mereka hanya mau menggunakan istilah itu pada manusia saja. Tetapi pendapat yang menolak istilah tersebut dapat dijelaskan dengan contoh percobaan berikut : W. Kohler (Ahli Ilmu Jiwa Jerman ) menggunakan seekor kera sebagai percobaannya, kera tersebut dikurung di dalam kandang dan diluar kandang diletakkan sebuah pisang yang jauh jaraknya. Dalam kandang diletakkan sebuah tongkat. Kera mencoba meraih-raih pisang berkali-kali tetapi tidak berhasil, akhirnya kera tersebut menggunakan tongkat untuk mengambil pisang. W. Kohler melakukan percobaan ke 2 : tetap menggunakan seekor kera yang dikurung di dalam kandang dan sebuah pisang yang jauh letaknya. Tetapi kali ini Kohler meletakkan 2 batang tongkat dan memperjauh letak pisang. Saat kera tidak bisa menjangkau pisang dengan 1 tongkat, maka kera tersebut
  • 36. Jadi Kesimpulan dari 2 percobaan tersebut adalah : Kera mencoba menyesuaikan diri dengan keadaan, padanya timbul sesuatu yang baru, ialah yang tidak terkandung didalam bentuk kekakuan naluri. Kera dapat menolong dirinya dalam sesuatu yang asing baginya. Maka kelakuan dapat disebut kelakuan intelegen, dan kesanggupannya disebut intelegensi. Kecerdasan pada binatang ini sangat terbatas, yakni terikat pada suatu yang konkret. Demikian kecerdasan pada hewan tidak dapat
  • 37. Kecerdasan Anak-Anak Anak-anak yang dimaksud adalah anak-anak yang kurang dari 1 tahun dan belum dapat berbahasa. Kecerdasan anak-anak dipelajari terutama berdasarkan percobaan yang telah di praktikan dalam menyelidiki kecerdasan binatang. Usaha-usaha membandingkan perbuatan kera dengan anak-anak kecil membantu para ahli dalam mengadakan penyelidikan terhadap kecerdasan anak.
  • 38. Hasil penyelidikan Buotan memberi kesimpulan :  Anak-anak kecil yang berumur  1 tahun tingkat kecerdasannya hampir sama dengan kera. Sebagain soal yang di hadapkan pada kera dapat diselesaikan oleh anak-anak.  Kemampuan mempergunakan bahasa merupakan garis pemisah antara hewan dan manusia.  Anak yang sudah dapat berbicara, lebih cepat memperoleh penyelesaian tentang masalah yang dihadapi.  Dalam segala pernyataan fungsi jiwa, bahasa merupakan suatu momen yang sangat penting.  Makin cerdas suatu makhluk, makin kurang cara-cara mengatasi kesulitan dengan jalan meraba-raba dan coba-
  • 39. Kecerdasan Manusia Tingkat kecerdasan manusia (bukan anak-anak) tidak sama dengan kera dan anak-anak. Ciri-ciri kecerdasan manusia : 1. Penggunaan Bahasa kemampuan berbahasa mempunya faedah yang besar terhadap perkembangan pribadi. - dengan bahasa manusia dapat mengutarakan isi jiwanya - dengan bahasa manusia dapat berhubungan dengan manusia yang lain. - dengan bahasa manusia dapat membeberkan masa lalu, masa yang baru di alami dan masa dimana belum terjadi baik mengenai barang yang konkret atau abstrak.
  • 40. 2.Penggunaan Perkakas Perkakas adalah merupakan sifat terpenting dari kecerdasan manusia, dengan kata lain: perkataan, perbuatan cerdas manusia dicirikan dengan bagaimana mendapatkan, bagaimana membuat dan bagaimana menggunakan perkakas. Perkakas adalah sebuah alat, dimana alat merupakan perantara antara makhluk yang berbuat dengan objek yang diperbuat. Jadi, perkakas adalah objek yang telah di buat atau diusahakan dan diubah sedemikian rupa sehingga dengan mudah dan dengan cara yang tepat dapat dipakai untuk kesulitan atau mencapai suatu maksud.
  • 41. Perbedaan antara manusia dan binatang:
  • 42. Macam-Macam Intelegensi  Intelegensi terikat dan bebas Intelegensi terikat adalah intelegensi suatu makhluk yang bekerja dalam situasi-situasi pada lapangan pengamatan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan vital yang harus segera dipuaskan. Intelegansi bebas terdapat pada manusia yang berbudaya dan berbahasa. Dengan intelegensinya orang selalu ingin mengadakan perubahan-perubahan untuk mencapai suatu tujuan. Kalau tujuan itu sudah tercapai orang itu akan menggapai tujuan lain yang lebih tinggi dan
  • 43.  Intelegensi menciptakan (kreatif) dan meniru (eksekutif) Intelegensi menciptakan adalah kesanggupan menciptakan tujuan dan mencari alat-alat yang sesuai guna mencapai tujuan itu. Intelegensi meniru yaitu kemampuan menggunakan dan mengikuti pikiran atau hasil penemuan orang lain, baik yang dibuat, diucapkan maupun yang ditulis.
  • 44. Faktor Yang Menentukan Intelegensi Manusia  Pembawaan Intelegensi bekerja dalam suatu situasi yang berlain-lainan tingkat kesukarannya. Sulit tidaknya mengatasi persoalan ditentukan pula oleh pembawaan.  Kematangan Kecerdasan tidak tetap statis, tetapi dapat tumbuh dan berkembang. Tumbuh dan berkembangnya intelegensi sedikit banyak sejalan dengan perkembangan jasmani, umur, dan kemampuan lain yang telah dicapai
  • 45. Macam-Macam Tes Intelegensi  Tes Binet-Simon Binet dan simon kedua-duanya bangsa perancis, menyelidiki intelegensi anak-anak berumur antara 3-15 tahun. Untuk tiap-tiap tahun diajukan 5 buah pertanyaan yang tidak ada hubungannya dengan pengetahuan sekolah, isinya antara lain menirukan kalimat-kalimat, menyebut deretan angka-angka, membuat kalimat dengan tiga perkataan dan sebagainya.
  • 46.  Tes Tentara (Army Mental Test) di Amerika Pada tahun 1917 Amerika Serikat terpaksa ikut dalam perang dunia I melawan jerman, karena itu Amerika terpaksa membentuk tentara secara besar-besaran dalam waktu singkat. Maka diadakan test tentara sebanyak 1.700.000 orang calon anggota tentara dan dikerjakan oleh lebih 1000 orang pemeriksa dalam 35 asrama. Dalam test tersebut dipergunakan psikoteknik, ialah ilmu jiwa yang mempelajari kesanggupan seseorang untuk memegang suatu jabatan yang sesuai dengan kecerdasan masing-masing. Karena test tersebut meliputi se-negara, test ini kemudian disebut: National Intelegenci Test.
  • 47.  Mental Tes jenis test ini tidak hanya menyelidiki kecerdasan saja tetapi untuk menyelidiki keadaan jiwa dan kesanggupan jiwa. Jadi dengan mental test diselidiki meliputi pengamatan, ingatan, fantasi, fikiran, perasaan, perhatian dan kemauan.  Scholastik Tes Test ini tidak hanya menyelidiki kecerdasan anak, tetapi untuk menyelidiki sampai dimana kemampuan dan kemajuan anak/kelas dalam mata pelajaran di sekolah. Test ini disusun sebagai ajian mengenai mata pelajaran. Misalnya: bahasa, berhitung, sejarah, ilmu bumi, ilmu alam dan sebagainya, kalau test ini dilaksanakan dengan tertib dan teratur dapatlah menggantikan sistem ujian yang lazim digunakan sekarang.
  • 49. Berasal dari kata Intueri yang artinya mengindra dengan jiwa, memandang dengan batin. Kata lain Intuisi ialah ilham, artinya bisikan kalbu atau suara kalbu Intuisi ialah kemampuan jiwa manusia dalam mendapatkan kesimpulan dari suatu soal tanpa uraian, tanpa ketenangan, dan tanpa analisis
  • 50.  Intuisi tidak berdasarkan proses berfikir yang berturut-turut, tidak berdasarkan pertimbangan, dan perhitungan sesama.  Intuisi terjadi sama halnya dengan perbuatan instingtif, yakni intuisi memberi suatu keyakinan langsung terhadap penyelesaian suatu masalah tanpa pertimbangan pikir, tidak dengan uraian, penyelidikan dan pembuktian apapun.  Intuisi banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari, kadang-kadang mempunyai nilai yang baik, tetapi kadang mempunyai akibat yang tidak menyenangkan.  Biasanya wanita lebih Intuitif daripada pria, hal itu karena wanita lebih menggunakan perasaannya.  Para seniman lebih banyak menggunakan aktivitas emosinya.  Berpikir adalah berbicara batin yang tidak didengar.  Berbicara (berbahasa) adalah berpikir yang terdengar.
  • 51. Pengaruh bahasa terhadap pikiran manusia besar sekali. Mendapatkan pengertian tentang sesuatu amat mudah karena benda, perbuatan, dan sebagainya mempunyai nama. Dengan pertolongan bahasa kita dapat menyimpan pikiran, mengembangkan pikiran dan menyatakan buah pikiran kepada orang lain.  Kemampuan bahasa adalah rahmat dari Tuhan yang sangat besar karena: a) Manusia dapat membedakan dirinya dan bukan dirinya. b) Manusia dengan bunyi-bunyi yang keluar dari mulutnya dapat membentuk kata. c) Manusia dapat menyadari bahwa apa saja dapat diberi nama baik barang yang konkret atau yang abstrak. Berbahagialah manusia yang dikaruniai kemampuan berbahasa yang sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pikiran, perkembangan jiwa, perkembangan pribadi, perkembangan kebudayaan manusia.
  • 53. Macam - Macam Korelasi : Korelasi positif Korelasi kausal Korelasi negatif
  • 54. Korelasi Positif Adanya hubungan yang bersesuaian antara gejala satu dengan gejala lain, kemampuan satu dengan kemampuan lain
  • 55. Korelasi Negatif Tidak adanya hubungan yang besesuaian atau sejalan antara kedua sifat, gejala atau kemampuan
  • 56. Korelasi Kausal  Hubungan bersesuaian antara dua hal yang dapat dipahamkan , bahwa yang satu menjadi timbulnya yang lain (Sebab musabab)
  • 59. Oligoprenia Tuna kecerdasan, penderita seolah-olah dilahirkan dengan bekal yang terbatas, dan perkembangan inteleknya juga terbatas
  • 60. Idiola Ketunaan yang terberat, berkemungkinan tidak ada kemampuan memenuhi hidup sendiri, sukar mengembangkan diri
  • 61. Imbesila Dungu, lebih ringan dari pada idiot. Penderita dapat mandi sendiri, makan sendiri, tapi tingkat perkembangannya terbatas
  • 62. Debilita Tolol, moron, lemah kemampuan. Kemampuan mendekati orang normal, tapi taraf kemajuannya masih sangat terbatas
  • 63. Demensia Mula-mula berkembang secara normal, tapi perkembangannya berhenti dan mengalami kemunduran yang mencolok
  • 64. Delusia Menunjukkan gagasan yang ilusif. Mempunyai keyakinan yang kuat, tapi tidak menuntut kenyataan
  • 65. Obsesia Pengepungan, penderita seolah-olah dikepung oleh pikiran-pikiran tertentuyang tidak masuk akal. Makin besar usaha untuk melepaskan diri, makin besar pula gangguan pikiran yang mencengkeram
  • 67. Pertanyaan 1. Mariana Apakah meniru ada macamnya? Kalau ada, jelaskan! 2. Yanuar urutan gangguan berpikir dari yang paling ringan dengan yang paling berat! 3. Giri seno Apakah ada kaitannya tingkat intelegensi dengan volume otak manusia?
  • 68. Pertanyaan 1. Eka Apa guna pengertian bagi kehidupan sehari-hari? 2. Nita Bagaimana seorang guru, menyikapi murid yang memiliki intelegensi kurang? 3. Arifin Bagaimana cara meningkatkan intelegensi otak?