Dokumen tersebut membahas tentang pengertian iman dan taqwa, termasuk unsur-unsur dan hubungannya dengan Allah dan sesama. Iman adalah rasa percaya yang dibenarkan oleh hati, diucapkan, dan ditunjukkan dalam perbuatan, sedangkan taqwa berarti takut, menjaga, dan memelihara keimanan secara konsisten."
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
03.iman & taqwa
1. Nama : Rendy Rachman
Kelas : Eksekutif A
NIM : 2013.201.00066
Tugas : Agama
2. Pengertian Iman dan Penjelasan Arti Iman
Pengertian iman dari bahasa Arab ialah percaya.
Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah
membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan
diamalkan dengan tindakan (perbuatan).
Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah
adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-
benar ada dengan segala sifat keagungan dan
kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan
dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan
secara nyata.
3. Penjelasan Arti Iman
• Membenarkan dengan hati maksudnya menerima
segala apa yang di bawa oleh Rasullullah.
• Mengikrarkan dengan lisan maksudnya
mengucapkan dua kalimah syahadat “Laa ilaha
illallahu wa anna Muhammadan Rasullullah” (tidak
ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan bahwa
Nabi Muhammad adalah utusan Allah).
• Mengamalkan dengan anggota badan maksudnya
hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan, sedang
anggota badan mengamalkan dalam bentuk ibadah
ibadah sesuai dengan fungsinya.
4. Allah memerintahkan agar umat manusia
beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah
yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada
Allah dan RasulNya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al
Qur’an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang
diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan
hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat
jauh.” (Q.S. An Nisa : 136)
5. Rukun iman terbagi menjadi enam yaitu:
1.Iman kepada Allah SWT
2.Iman kepada para Malaikat
3.Iman kepada Kitab-kitab
4.Iman kepada para Rasul
5.Iman kepada Hari Kiamat
6.Iman kepada Qadha dan Qadar
6. 1.Iman kepada Allah SWT
Yaitu percaya kepada Allah, orang yang
beriman kepada Allah akan mendapatkan
ketengan jiwa yang muncul dari kalbu secara
ikhlas. Adapun yang utama kita beriman kepada
Allah yaitu kita menyakini bahwa tiada Tuhan
selain Allah.
7. 2.Iman kepada para Malaikat
Semua makhluk yang diciptakan oleh Allah
SWT. dapat dibagi kepada dua macam: pertama, yang
ghaib (al-ghaib), dan kedua, yang nyata (as-
syahadah). Yang membedakan keduanya adalah bisa
dan tidak bisanya dijangkau oleh pancaindera
manusia.
Bagaimana kita mengimani dan mengetahui wujud
malaikat ? pertama melalui akhbar yang disampaikan
oleh Rasullullah SAW baik berupa Al-Qur’an maupun
Sunnah. Kedua lewat bukti-bukti nyata yang ada
dalam semesta yang menunjukan bahwa Malaikat itu
ada.
8. 3.Iman kepada Kitab-kitab
Secara etimologis kata kitab adalah bentuk masdhar dari kata
ka-ta-ba yang berarti menulis. Setelah menjadi masdhar berarti
tulisan, atau yang ditulis.
Secara terminologis Al-Kitab adalah kitab suci yang
diturunkan oleh Allah SWT. kepada para Nabi dan RasulNya.
Adapun kitab-kitab yang wajib kita tahu ada empat yaitu:
•Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS.
•Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS.
•Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Dawud AS.
•Kitab Suci Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW.
9. 4.Iman kepada para Rasul
Rasul berasal dari kata ar-sa-la artinya mengutus. Setelah
dibentuk menjadi Rasul berarti yang diutus. Dalam hal ini seorang
Rasul adalah seorang yang diutus oleh Allah SWT. untuk
menyampaikan misi, pesan (ar-risalah).
Secara terminologis Nabi dan Rasul adalah manusia biasa, laki-
laki, yang dipilih oleh Allah SWT. untuk menerima wahyu. Apabila
tidak diirigi dengan kewajiban menyampaikan atau membawa satu
misi tertentu, maka dia disebut Nabi saja. Namun bila diikuti
dengan kewajiban menyampaikannya atau membawa satu misi
tertentu maka dia disebut juga Rasul.
10. 5.Iman kepada Hari Kiamat
Yang dimaksud hari akhir adalah kehidupan yang kekal
sesudah kehidupan di dunia fana ini berakhir.
Termasuk semua proses dan peristiwa yang terjadi pada :
1. Mulai dari kehancuran alam semesta dan seluruh
isinya, serta berakhirnya seluruh kehidupan (Qiyamah),
2. Kebangkitan seluruh umat manusia dari dalam kubur
(Ba’ats)
3. Dikumpulkannya seluruh umat manusia di padang mahsyar
(Hasyr)
4. Perhitungan seluruh amal perbuatan manusia di dunia (Hisab)
5. Penimbangan amal perbuatan tersebut untuk mengetahui
perbandingan amal baik dan amal buruk (Wazn)
6. Sampai kepada pembalasan dengan surga atau neraka (Jaza’).
11. 6.Iman kepada Qadha dan Qadar
Secara etimologis Qadha adalah bentuk masdhar dari
kata kerja qadha yang berari kehendak atau ketetapan
hukum. Dalam hali ini Qadha adalah kehendak atau
ketetapan hukum Allah SWT
Sedangkan Qadar secara etimologis adalah bentuk
masdhar dari qadara yang berarti ukuran atau ketentuan.
Secara terminologis ada ulama yang berpendapat
kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang sama,
dan ada pula yang membedakannya.
Yang membedakan, mendefinisikan Qadar sebagai:
“Ilmu Allah SWT. Tentang apa-apa yang akan terjadi pada
seluruh makhlukNya pada masa yang akan datanh”. Dan
Qadha adalah: “Penciptaan segala sesuatu oleh Allah SWT.
Sesuai dengan ilmu dan IradahNya”.
12. •Hal - hal yang membatalkan iman
1. Mengingkari rububiyah Allah atau sesuatu dari kekhususan
kekhususanNya, atau mengaku memiliki sesuatu dari kekhususan
tersebut atau membenarkan orang yang mengakuinya.
2. Sombong serta menolak beribadah kepada Allah
3. Menjadikan perantara dan penolong yang ia sembah atau ia
mintai (pertolongan) selain Allah.
4. Menolak sesuatu yang ditetapkan Allah untuk diriNya atau yang
ditetapkan oleh RasulNya.
5. Mendustakan Rasullullah.
6. Mengolok-olok atau mengejek-ejek Allah atau Al-Qur’an atau
agama Islam atau pahala dan siksa yang sejenisnya, atau
mengolok-olok Rasullullah atau seorang Nabi, baik itu gurauan
maupun sungguhan, dan lain sebagainya.
13. Taqwa
Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang
berarti takut, menjaga, memelihara dan melindungi.
Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka taqwa
dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang
diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam
secara utuh dan konsisten ( istiqomah ).
Karakteristik orang – orang yang bertaqwa, secara
umum dapat dikelompokkan kedalam lima kategori
atau indicator ketaqwaan :
14. 1. Iman kepada Allah, para malaikat, kitab – kitab dan
para nabi. Dengan kata lain, instrument ketaqwaan
yang pertama ini dapat dikatakan dengan memelihara
fitrah iman.
2. Mengeluarkan harta yang diberikan kepada kerabat,
anak yatim, orang – orang miskin, orang – orang yang
terputus di perjalanan, orang – orang yang tidak
memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban
memerdekakan hamba sahaya. Indikator taqwa yang
kedua ini, dapat disingkat dengan mencintai sesama
umat manusia yang diwujudkan melalui kesanggupan
mengorbankan harta.
15. 3. Mendirikan solat dan menunaikan zakat, atau dengan
kata lain, memelihara ibadah formal.
4. Menepati janji, yang dalam pengertian lain adalah
memelihara kehormatan diri.
5. Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan diwaktu
perang, atau dengan kata lain memiliki semangat
perjuangan.
16. Hubungan taqwa dengan Allah SWT
Seseorang yang bertaqwa ( muttaqi ) adalah orang
yang menghambakan dirinya kepada Allah dan selalu
menjaga hubungan dengan-Nya setiap saat.
Memelihara Hubungan dengan Allah terus menerus
akan menjadi kendali dirinya sehingga dapat
menghindar dari kejahatan dan kemungkaran dan
membuatnya konsisten terhadap aturan – aturan
Allah. Karena itu inti ketaqwaan adalah melaksanakan
perintah Allah dan menjauhi larangannya.
17. Hubungan taqwa dengan Sesama Manusia
Hubungan dengan Allah menjadi dasar bagi
hubungan sesama manusia. Orang yang bertaqwa
akan dapat dilihat dari peranannya di tengah – tengah
masyarakat.
Sikap taqwa tercermin dalam bentuk kesediaan
untuk menolong orang lain, melindungi yang lemah
dan berpihakan pada kebenaran dan keadilan. Karena
itu, orang yang taqwa akan menjadi motor penggerak
gotong royong dan kerja sama dalam segala bentuk
kebaikan dan kebajikan.
18. Hubungan taqwa dengan Diri Sendiri
Dalam hubungan dengan diri sendiri ketaqwaan ditandai
dengan ciri – ciri antara lain :
1. Sabar, yaitu sikap diri menerima apa saja yang datang kepada
dirinya, baik perintah, larangan, maupun musibah yang
menimpanya. Sabar terhadap perintah adalah menerima dan
melaksanakan perintah dengan ikhlas. Dalam melaksanakan
perintah terhadap upaya untuk mengendalikan diri agar perintah
itu dapat dilaksanakan dengan baik.
2. Tawakal, yaitu menyerahkan keputusan segala sesuatu, ikhtiar
dan usaha kepada Allah. Tawakal bukanlah menyerah, tetapi
sebaliknya usaha maksimal tetapi hasilnya diserahkan seluruhnya
kepada Allah yang menentukan.
19. 3. Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas apa saja yang diberikan Allah atau
sesama manusia. Bersyukur kepada Allah adalah sikap berterima kasih
terhadap apa saja yang telah diberikan Allah, baik dengan ucapan maupun
perbuatan. Bersyukur dengan perbuatan adalah mengucapkan hamdalah
sedangkan bersyukur dengan perbuatan adalah menggunakan nikmat
yang diberikan Allah sesuai dengan keharusannya.
4. Berani, yaitu sikap diri yang mampu menghadapi resiko sebagai
konsekuensinya dari komitmen dirinya terhadap kebenaran. Jadi berani
berkaitan dengan nilai – nilai kebenaran. Kebenaran lahir dari hubungan
seseorang dengan dirinya terutama berkaitan dengan pengendalian dari
sifat-sifat buruk yang datang dari dorongan hawa nafsunya.
20. Kesimpulan
Iman adalah rasa percaya yang dibenarkan oleh hati
diucapkan lisan dan ditunjukan dalam perbuatan. Iman
kepada Allah artinya meyakini dan membenarkan adanya
Allah, satu-satunya pencipta dan pemelihara alam
semesta dengan segala kesempurnaan-Nya.
Taqwa yang berarti takut, menjaga, memelihara dan
melindungi, maka taqwa dapat diartikan sikap
memelihara keimanan yang diwujudkan dalam
pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan
konsisten
Kita sebagai umat Islam, harus meningkatkan mutu
keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT agar
mendapat ketenteraman lahir dan batin.