Dokumen tersebut merangkum hasil percobaan mengukur sudut putar bidang polarisasi pada larutan gula dengan menggunakan polarimeter. Percobaan dilakukan dengan mengukur sudut putar pada larutan gula dengan berbagai konsentrasi dan menggunakannya untuk menghitung konsentrasi larutan gula yang tidak diketahui. Hasilnya menunjukkan bahwa sudut putar bidang polarisasi meningkat dengan peningkatan konsentrasi gula
1. JURNAL PRAKTIKUM GELOMBANG- Polarimeter
Abstrak-Judul dari percobaan ini yakni
polarimeter. Tujuan dari percobaan ini yakni Mempelajari
prinsip polarimeter.mengukur sudut putar jenis larutan
gula sebagai fungsi konsentrasi .menentukan konsentrasi
larutan gula dengan polarimeter, Percobaan ini dilakukan
dengan persiapan alat dan bahan yakni ini
Polarimeter,Sumber cahaya Natrium,Gelas ukur 10 ml,
Beaker glass 100 ml,Pipet dan batang pengaduk,Gula pasir.
Lalu percobaan dilakukan dengan cara untuk percobaan
mencari . Yakni pertama diSusun alat Lalu diIsi tabung
larutan dengan air kran sehingga terisi penuh dan tidak ada
gelembung udara di dalamnya, lslu di Masukkan ke dalam
Polarimeter .Lalu di Tentukan titik nol dengan
memperhatikan teroong sambil mengatur alat putar. Pada
pemutaran itu akan terlihat seperti Lalu diLakukan
pengamatan sebanyak 2 kali. Lalu diGanti air tersebut
dengan larutan gula 10 gram dalam 50 ml larutan. diCatat
posisi skala analisator pada saat keadaan 3 didapat. Selisih
pembacaan skala pada 3 dan 4 menyatakan besar sudut
putar bidang polarisasi (Φ). Dan dihasilkan sebagai berikut
sudut putar polarisasi zat optis aktif zat gula yakni
15,377 o
Cm2
gr/ml dan massa jenis percobaan kedua
yakni 0,342474 M.
.Kata kunci – Analiasator, polarisasi, sudut
putar,zat optik aktif.
I. PENDAHULUAN
Cahaya merupakan komponen alam yang sering
dijumpai. Hal ini dikarenakan cahay merupakan salah
satu sumber kehidupan dibumi. Pada dasarnya dalam
sebuah tinjauan berbagai konsep ilmu, cahaya memiliki
perannya masing-masing. Dalam tinjauan analisa secara
fisika, cahaya merupakan gelombang elektromagnetik.
Karena cahaya merupakan suatu gelombang maka secara
sifatnya dapat dipantulkan , dibiaskan, berinterferensi
atau yang lain.
Pada kali fenomena dari cahaya yang menarik
yakni fenomena polarisasi, sehingga untuk menganalisis
proses tersebut maka diperlukan percobaan tentang
polarisasi dengan menggunakan polarimeter..
A. Cahaya sebagai gelombang EM
Pada sebuah percobaan dengan maxwell ternyata
kecepatan gelombang terukur yakni sebsesar 3 108
m/s
sama dengan laju cahaya sehingga dapat dikatakan bahwa
cahaya dikatan sebagai gelombang EM lalu percobaan ini
dikuatkan oleh heinrich hertz dengan perangkat celah
bunga api ternyata laju cahay terukur memang seperti
yang dinyatakan oleh maxwell . lalu diciptakan pula
hubungan kecepatan cahaya yang setara dengan hasil kali
antara panjang gelombang dengan frekuensinya[1].
B. Sifat-sifat cahaya
Banyak sekali sifat-sifat cahaya , hal ini
dikarenakan sifat cahaya itu sendiri sebagai gelombang ,
diantaranya sifat cahaya tersebut yakni pertama
cahaya dapat dipantulkan ketika menganai sebuah
penghalang maka akan dipantulkan dengan sudut datang
sama dengan sudut pantul. Dan apabila cahaya merambat
ke medium berbeda atau kerapatan berbeda maka akan
dibiaskan sehingga akan terjadi pembiasan dimana l
perangkat celah bunga api ketika menuju ke medium
yang lebih rapat maka akan dibelokkan meuju garis
normal. Dan sifat lainnya misal cahaya dapat diuraikan
dengan proses yang disebut dengan dispersi cahaya yakni
penguraian cahaya polikromatis ke monokromatis. Lau
masih ada sifat yang lain misal terdpat pada proses
polarisai ini[2].
C. Polarisasi.
Polarisasi merupakan dasar dari sebuah optik dan
terjadi akibat adanya superposisi 2 gelombang yang tegak
lurus dan bersifat getaran harmonik sederhana . misal
terdapat pada gelombang O dan berjalan dengan
kecepatan sama pada semua aran dan medan listriknya
dan bervibrasi yakni tegak lurus dengan optic axis.
Dengan dihubungkan pada proses polarisasi pada quartz
dan calcite sebagai refraksi indeks. Ketika cahaya lebih
cepat maka dalam quartz dan materi didefinisikan (+) dan
ketika masuk bidang calcite maka substrat didefinisikan(-
), pada gambar berikut akan ditampilkan proses polarisasi
dengan sudut vibrasi 45* pada optical axiz, kristal
memisah menjadi 2 vibrasi yakni E dan O [3].
D. Jenis-jenis polarisasi
Terdapat beberapa jenis polarisasi diantaranya
sebagai berikut yakni polarisasi linear yakni
mempolarisasikan gelombang datar secara linear , jalan
medan listrik vektor adalah linear.
Polarimeter
Aris Widodo,Biaunik Niski K, Muhammad Taufiqi., M. zainuri
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: aris.prof@yahoo.co.id
2. JURNAL PRAKTIKUM GELOMBANG- Polarimeter
gambar 2. Polarisasi linear.
Lalu terdapat polarisasi lingkaran yakni terjadi
ketika 2 gelombang EM yang tegak lurus yang sama 90
derajat beda fase medan listrik searah jarum jam
Gambar 3. Polarisasi Lingakaran
Lalu yang terakhir yakni polarisasi eliptikal
yakni terjadi ketika 2 plane bidang tidak sefase karena
adanya amplitudo atau beda fase lbih dari 90 derajat dan
hasil polarisasi bidang ellips
Gambar 4. Polarisasi eliptikal.
I. METODE
Jenis output praktikum polarimeter ini yakni
kuantitatif karena outputnya berupa nilai sudut putar
bidang polarisasi. Besar sudut putar bidang polarisasi
yang akan diukur dalam percobaan ini yakni sudut
pemutaran bidang , suhu dan panjang tabung yang
nantinya digunakan untuk mencari besarnya sudut putar
zat optic aktif.
Lalu dipersiapkan alat dan bahan seperti berikut
ini Polarimeter,Sumber cahaya Natrium,Gelas ukur 10 ml,
Beaker glass 100 ml,Pipet dan batang pengaduk,Gula
pasir. Lalu percobaan dilakukan dengan cara untuk
percobaan mencari . Yakni pertama diSusun alat
sesuai Gambar
Gambar 5. Skema rangkaian alat
Lalu diIsi tabung larutan dengan air kran
sehingga terisi penuh dan tidak ada gelembung udara di
dalamnya, lslu di Masukkan ke dalam Polarimeter .Lalu
di Tentukan titik nol dengan memperhatikan teroong
sambil mengatur alat putar. Pada pemutaran itu akan
terlihat seperti
Gambar 6. Pola pemutaran
Lalu diLakukan pengamatan sebanyak 2 kali.
Lalu diGanti air tersebut dengan larutan gula 10 gram
dalam 50 ml larutan. diCatat posisi skala analisator pada
saat keadaan 3 didapat. Selisih pembacaan skala pada 3
dan 4 menyatakan besar sudut putar bidang polarisasi (Φ).
Setelah itu diUlangi percobaan dengan menggunakan
larutan gula 20 gram dalam 50 ml larutan.. lalu diCatat
temperature ruang dan panjang tabung larutan untuk
percobaan selanjutnya yakni penentuan konsentrasi gula
dilakukan dengan cara yakni diminta larutan gula yang
akan diukur konsentrasinya kepada asisten lalu di
Lakukan langkah-langkah seperti di bagian A. Lalu
Gunakan yang didapat dari A untuk menghitung
konsentrasi larutan gula.
Untuk validasi data dilakukan pengulang 2 kali
pengulangan setiap pengambilan data. Dan untuk
pengolahan data yakni , pertama data sudut putar bidang
dicari selisinya antara sudut putar bidang guola dikurangi
dengan dengan sudut putar air tetapi masing-masing
sudah dirata-rata, maka dengan panjang tabung 20cm dan
molaritas bisa dihitumg dengan rumus M=m/V maka bisa
dicari nilai α dengan rumus.
........................(1)
Lalu dicari pula nilai dari rumus berikut.
.........(2)
dimana untuk gula saat
suhu 20*C. Lalu dirata-rata nilai semua nilai yang
didaptkan setelah itu untuk percobaan kedua dengan cara
yang sama namun digunakan nilai
pada percobaan pertama untuk pencarian nilai konsentrasi
.
3. JURNAL PRAKTIKUM GELOMBANG- Polarimeter
Skema percobaan
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dihasilkan data percobaans
ebagai beikut ini yakni sebagai beikut.
Tabel 1. Hasil Data percobaan 1
air kran
(T =33,5 C)
sudut putar
(pola putih dan putih –hitam max)
-30,4 -89,95
-29,8 -86,65
air kran + gula 10gr
(T=34,5 C)
sudut Putar
(pola putih dan hitam-putih max)
7,9 28,15
6,85 25,95
air kran + gula 20
gr (T=34,5 C)
sudut Putar
(pola putih dan hitam-putih max)
16,2 51,25
17,4 51,2
Tabel 2. Hasil data percobaan 2
air kran + gula 2
sendok (T=34,5 C)
sudut putar
(pola putih dan hitam-putih max)
27,15 62,45
22,45 61,3
Setelah didapat data diatas lalu langkah
selanjutnya yakni di rata-rata tiap sudut putar lalu di
selisihkan dengan sudut putar air. Didapatkan data
sebagai berikut.
Tabel 3. Hasil data pengolahan perc 1
air kran
(T =33,5 C)
sudut putar
(pola putih dan putih –hitam max)
-30,4 -89,95
-29,8 -86,65
rata-rata -30,1 -88,3
air kran + gula
10gr (T=34,5 C)
sudut Putar
(pola putih dan hitam-putih max)
7,9 28,15
6,85 25,95
rata-rata 7,375 27,05
selisih 37,475 115,35
air kran + gula 20
gr (T=34,5 C)
sudut Putar
(pola putih dan hitam-putih max)
16,2 51,25
17,4 51,2
rata-rata 16,8 51,225
selisih 46,9 139,525
Tabel 4. Data percobaan 2 rata-rata dan selisih
air kran + gula 2
sendok (T=34,5 C)
sudut Putar
(pola putih dan hitam-putih max)
27,15 62,45
22,45 61,3
rata-rata 24,8 61,875
selisih 54,9 150,175
Setelah itu dicari nilai sudut putar bidang
polarisasi zat optik dengan persamaan (1 ) dan 2 lalu
didapatkan data sebagai berikut. dengan T=34,5 dan L=20
cm, V=50 mL
Tabel 5. Nilai dari percobaan 1
air kran + gula 10gr
(T=34,5 C)
sudut Putar
(pola putih dan hitam-putih max)
7,9 28,15
6,85 25,95
rata-rata 7,375 27,05
selisih 37,475 115,35
9,36875 28,8375
suhu 66,34252464
air kran + gula 20
gr (T=34,5 C)
sudut Putar
(pola putih dan hitam-putih max)
16,2 51,25
17,4 51,2
rata-rata 16,8 51,225
4. JURNAL PRAKTIKUM GELOMBANG- Polarimeter
selisih 46,9 139,525
5,8625 17,44063
suhu 66,34252464
rata2 15,377
Lalu dengan data percobaan 1
digunakan untuk mendapatkan besar konsentrasi dari
percobaan 2, dan didapatkan sebagai berikut.
Tabel 6. Nilai konsentrasi percobaan 2
air kran + gula 2 sendok
(T=34,5 C)
sudut putar
(pola putih dan putih –
hitam max)
27,15 62,45
22,45 61,3
rata-rata 24,8 61,875
selisih 54,9 150,175
konsentrasi 0,360443 0,324505
M rata-rata 0,342474
Dari keseluruhan proses diatas maka akan diulas
beberapa fenomena yang terjadi bahwa dari pola ke pola
ternyata sudup putar semakin besar dan besar dari
peningkatan konsentrasi gula hal ini memang benar
karena sifat dari gula tersebut jika semakin besar
konsentrasi maka jumlah partikel dalam suatu wadah
volum pun meningkat sehingga proses pemutaran bidang
cahaya yang mengenai susunan zat di atas akan
mengakibatkan pemutaran sejalan dengan cara cahaya
mencoba melwati zat optik aktif dengan peningkatan
jumlah partikel tadi sehingga yang lolos akan memenuhi
syarat lolos dari zat optik aktif gula tadi dengan sudut
putar meningkat sesuai dengan syaratnya.
Dan pula bila dilihat dari nilai sudut putar
bidang zat optis gula dalam hal ini ternyata dari
perhitungan cara suhu dan hasil perhitungan dengan
melibatkan konsentrasi dan sudut pemutaran bidang
polarisasi ternyata memiliki perbedaan yang sangat besar.
Dimana sudut putar yang dihasilkan dari perhitungan dari
suhu ternyata memiliki nilai besar hal ini dikarenakan
variabel yang berubah mempunyai pengaruh sangat kecil
sehingga denga acuan sudut putar awal saat gula 20C
sudah besar maka dengan pengali yang sangat kecil
sehingga perubahan yang diakibatkan pun masih berubah
kecil sehingga hasil berbeda sangat besar. Dan sudut putar
yang dipengaruhi hasil pengukuran dari konsentrasi dan
sudut polarisasi ternyata perubahan besar sehingga akan
berakibat besar pada sudut polarisasi zat optik aktif
sehingga perbedaan sangat besar namun secara
keseluruhan. Telah dibuktikan pada kejadian percobaan
ini ternyata kenaikan konsntrasi ternyata menaikkan sudut
putar bidang polarisasi zat optik aktif dari zat gula
tersebut.
Dan ketika dianalisa pengaruh suhu ternyata
kenaikan suhu akan memperkecil sudut putar polarisasi
zat optik semakin kecil hal ini ditinjau secara partikel
ternyata ketika kenaikan suhu akan menaikan kelarutan
pada cairan tersebut. Sehingga ketika zat semakin larut
maka ketika cahaya masuk akan dipantul atau diputar
dengan sudut sedikit karena semakin renggang susunan
partikel sehingga diputar sangat sedikit sehingga sudut
putar polarisasi pun kecil. Dan untuk keterangan tentang
pengaruh konsentrasi sudah disebutkan diatas tadi.
III. KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan ini yakni dihasilkan
sudut putar polarisasi zat optis aktif zat gula yakni 15,377
o
Cm2
gr/ml dan massa jenis percobaan kedua yakni
0,342474 M.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten
laboratorium gelombang untuk percobaan polarimater
biaunik niski kumilah dan muhammad taufiqi yang telah
bersedia membantu baik pada saat sebelum,sedang dan
setelah dilaksanakannya percobaan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada rekan satu kelompok
atas kerja samanya dalam melaksanakan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Giancoli,Fisika edisi 5.Jakarta:Erlangga,2001.
[2] Pain,The Physics of Vibration and Waves.England:John
willey,2006..
[3] Tipler,Fisika untuk Sains Teknik.Jakarta:Erlangga,2001.