Teks tersebut menjelaskan tentang ekstraksi Soxhlet, yaitu metode ekstraksi yang melibatkan penyaringan berulang-ulang zat aktif dari bahan alam padat menggunakan pelarut organik tertentu. Proses ini memanfaatkan siklus penguapan dan kondensasi pelarut untuk memisahkan komponen yang diinginkan secara berulang hingga hasil ekstraksinya sempurna. Teks tersebut juga menjelaskan prinsip, mekan
2. 1. Ekstraksi adalah penguraian zat-zat
berkhasiat atau zat aktif dibagian tanaman,
hewan, dan beberapa jenis ikan pada
umumnya mengandung senyawa-senyawa
yang mudah larut dalam pelarut organik. Pada
umumnya zat aktif dari tanaman dan hewan
terdapat di dalam sel namun sel tanaman dan
hewan berbeda begitu pula ketebalan masing-
masing berbeda sehingga diperlukan metode
ekstraksi dan pelarut tertentu dalam
mengekstraksinya.
2. Sokletasi adalah suatu metode / proses
pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam
zat padat dengan cara penyaringan berulang
ulang dengan menggunakan pelarut tertentu,
sehingga semua komponen yang diinginkan akan
terisolasi. Pengambilan suatu senyawa organik
dari suatu bahan alam padat disebut ekstraksi.
PENGERTIAN EKSTRAKSI DAN SOCHLETASI
3. PRINSIP DASAR SOXHLET
penyaringan yang berulang-ulang (kontinue), sehingga hasil yang diperoleh sempurna
dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Maksud dari penyaringan berulang-ulang adalah
pertama memanaskan pelarut, selanjutnya uap dari pelarut akan naik menuju kondensor
melalui pipa F. Pada kondensor ini, uap pelarut akan didinginkan dan akan terkondensasi
akan memisahkan komponen sampel dan menuju kesifon. Jika pipa sifon telah penuh
dengan pelarut maka pelarut akan kembali kelabu alas bulat. Proses ini disebut satu siklus.
Siklus ini akan terjadi berulang-ulang. Semakin banyak terjadinya siklus maka proses
pemisahan akan maksimal. Proses pemanasan dihentikan pada saat warna pelarut berubah
menjadi bening pada timbal.
4. MEKANISME KERJA SOXHLET
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5-10 gram dan kemudian dibungkus atau ditempatkan
dalam “Thimble” (selongsong tempat sampel) , di atas sample ditutup dengan kapas. Pelarut yang
digunakan adalah Petroleum Spiritus dengan titik didih 60 – 80°C. Selanjutnya labu kosong diisi butir batu
didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan
Petroleum Spirit 60 – 80°C sebanyak 175 ml. Digunakan petroleum spiritus karena kelarutan lemak pada
pelarut organik.
Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet . Soxhlet disambungkan dengan labu
dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor . Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet.
Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan .
5.
6. LANJUTAN ...
Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soklet menuju ke pipa pendingin. Air dingin
yang dialirkan melewati bagian luar kondenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase
cair, kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini
terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon
menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi
lemak kasar dilakukan selama 6 jam.
Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan
dikeringkan.
7. SYARAT PELARUT DALAM SOKLETASI
Syarat syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi :
1. Pelarut yang mudah menguap Ex : heksan, eter, petroleum eter, metil
klorida dan alkohol
2. Titik didih pelarut rendah.
3. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan.
4. Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi.
5. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan.
6. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar
8. PENTING !!!
Cara menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang sedang
berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam sokletasi harus dihindarkan dari
sinar matahari langsung. Jika sampai terkena sinar matahari, senyawa dalam sampel akan
berfotosintesis hingga terjadi penguraian atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan
senyawa baru yang disebut senyawa artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi.
dan ...
Alat sokletasi tidak boleh lebih rendah dari pipa kapiler, karena ada kemungkinan
saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak boleh terlalu tinggi dari pipa kapiler karena
sampel tidak terendam seluruhnya
9. SKEMA KERJA
Skema Kerja Soxhlet :
1. Pasang alat soklet
2. Haluskan dan keringkan sampel
3. Bungkus sampel dengan kertas saring ( selongsong ), ikat dengan benang,masukkan ke dalam alat
soklet
4. Masukkan pelarut sebanyak 1,5 x volume ekstraktor soklet
5. Lakukan sokletasi sampai pelarut tidak berwarna
6. Keluarkan sampel, panaskan untuk memisahkan pelarut dari senyawa hasil ekstraksi.
10. APLIKASI DARI SOXHLET
Ekstraksi Soxhlet digunakan untuk mengekstrak senyawa yang kelarutannya terbatas dalam suatu
pelarut dan pengotor-prngotornya tidak larut dalam pelarut tersebut. Sampel yang digunakan dan
yang dipisahkan dengan metode ini berbentuk padatan. Dalam percobaan ini kami menggunakan
sampel kemiri. Ekstraksi soxhlet ini juga dapat disebut dengan ekstraksi padat-cair.
Padatan yang diekstrak ditumbuk terlebih dahulu kemudian dibungkus dengan kertas saring dan
dimasukkan kedalam ekstraktor soxhlet, sedangkan pelarut organic dimasukkan kepadal labu alas
bulat kemudian seperangkat ekstraktor soxhlet dirangkai dengan kondensor. Ekstraksi dilakukan
dengan memanaskan pelarut sampai semua analit terekstrak (kira-kira 6 x siklus). Hasil ekstraksi
dipindahkan ke rotary evaporator vacuum untuk diekstrak kembali berdasarkan titik didihnya .
11. GAMBAR DAN KOMPONEN ALAT SOXHLET
1. Cairan penyari
2 Labu alas bulat : berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan pelarutnya.
3. Sifon : berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon larutannya penuh kemudian jatuh ke
labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1 siklus. Posisi sifon harus lebih tinggi dari pada
sampelnya (agar sampel yang berada diposisi atas tidak terendam oleh pelarut).
4. Timbal : berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambil zatnya.
5. Sampel : simplisia yang ingin di ambil zat aktifnya.
6.7 Pipa F : berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang menguap dari proses penguapan.
9.10.11 Kondensor : berfungsi sebagai pendingin, dan juga untuk mempercepat proses
pengembunan. Aliran air pada kondensor bergerak dari bawah ke atas, hal ini dilakukan karena
jika aliran air menglir dari atas ke bawah, maka akan terdapat ruang kosong pada kondensor
sehingga proses kondensasi gas tidak akan maksimal.
Hot plate : berfungsi sebagai pemanas larutan.
Kertas saring : berfungsi sebagai tempat sampel, dimana tinggi kertas saring tidak boleh melebihi
tinggi pipa F, hal
ini dikarenakan jika tinggi kertas saring melebihi tinggi pipa F maka uap yang terbentuk akan terhalang
oleh kertas
saring atau bahkan uap yang terbentuk masuk ke dalamnya dan proses kondensasi akan berlangsung
tidak
maksimal. Adapun syarat dari tempat sampel yaitu mudah ditembus pelarut dan tidak dapat larut oleh
pelarut.
Selang masuk : berfungsi sebagai saluran masuknya air kedalam kondensor.
Selang keluar : berfungsi sebagai saluran keluarnya air dari kondensor