Epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas hakikat dan ruang lingkup pengetahuan serta sumber-sumbernya. Terdapat beberapa pendekatan epistemologi seperti metafisis, skeptis, dan kritis. Masing-masing memiliki cara yang berbeda dalam memahami asal usul pengetahuan.
2. PENDAHULUAN
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui
tentang suatu objek tertentu, termasuk ke dalamnya adalah ilmu. Ilmu merupakan
bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia disamping berbagai
pengetahuan lainnya seperti seni dan agama. Pengetahuan merupakan khazanah
kekayaan mental yang secara langsung atau tidak langsung turut memperkaya
kehidupan kita. Sukar untuk dibayangkan bagaimana kehidupan manusia seandainya
pengetahuan itu tidak ada, sebab pengetahuan merupakan sumber jawaban bagi
berbagai pertanyaan yang muncul dalam kehidupan. Perlu diketahui bahwa pada
waktu itu ilmu dan filsafat merupakan satu kesatuan.
3. PENDAHULUAN
Berbicara tentang filsafat ilmu pasti akan menjumpai istilah
epistemologi, karena manusia tidak hanya membutuhkan kebutuhan
dasar, tetapi manusia juga membutuhkan informasi untuk mengetahui
kondisi di lingkungannya. Dalam upaya memperoleh informasi,
manusia sering berkomunikasi atau menggunakan cara lain. Salah
satu informasi yang diperoleh dari komunikasi adalah pengetahuan.
Pengetahuan sangat diperlukan bagi kehidupan manusia karena dapat
memberikan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan. Dalam
mencari ilmu, manusia seringkali harus mempelajari Epistemologi.
Epistemologi disebut juga teori pengetahuan karena mengkaji semua
tolok ukur ilmu-ilmu manusia, termasuk logika dan ilmu-ilmu manusia
yang nyata, yang menjadi dasar dan landasan semua ilmu
pengetahuan dan pengetahuan. Hingga saat ini perkembangan filsafat
masih terus berlanjut demi untuk kesempurnaan-nya sehingga
melahirkan berbagai cabang baru dalam kajiannya yaitu dengan
dasar-dasar pengajian yang meliputi hal-hal berikut yakni ontologi,
epistemologi, dan aksiologi
4. Dan karena filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetah
uan) yang secara khusus mengkaji hakikat ilmu (scientific knowledge). Epistem
ologi adalah bagian dari filsafat yang membahas tentang terjadinya pengetahua
n, sumber pengetahuan, asal usul pengetahuan, batasan dan metode, serta val
iditas pengetahuan. maka pada kesempatan kali ini akan dibahas lebih lanjut te
ntang (aliran-aliran) macam-macam epistemologi, diantaranya: rasionalisme, e
mpirisme, kritisisme, idealisme dan positifisme. Manusia pada dasarnya adalah
makhluk pencari kebenaran. Manusia tidak pernah puas dengan apa yang sud
ah ada, tetapi selalu mencari dan menemukan kebenaran yang hakiki dengan b
ertanya untuk mendapatkan jawaban.
Oleh karena itu, perlu digali secara lebih detail dan mendasar terkait e
pistemologi terkhusus dibagian macam-macam epistemologi. Karena dengan
mengetahui hal tersebut, akan didapatkan gambaran yang utuh dan menyeluru
h pada umumnya.
PENDAHULUAN
5. PEMBAHASAN
Epistemologi atau teori pengetahuan cabang filsaf
at yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetah
uan, pengandaian pengandaian dan dasar-dasarnya pert
anggung jawaban atas pertanyaan mengenai Pengetahu
an yang dimiliki. Teknologi membahas tentang terjadinya
dan keshahihan atau kebenaran ilmu (Suaedi, 2016).
6. Epistemologi dibedakan dalam beberapa jenis berdasarkan pada cara
kerja atau metode pendekatannya terhadap gejala pengetahuan:
1. Epistomologi metafisis: Mendekati gejala pengetahuan dengan be
rtitik tolak pada pengandaian metafisika tertentu.
Contoh dari metafisika adalah air yang mampu mentransmisikan em
osi yang dimiliki oleh manusia. Air, layaknya manusia, juga bisa men
dengar, melihat, merasakan, dan merespons setiap informasi yang k
ita berikan kepadanya. Masaru Emoto telah membuktikan bahwa air
yang diberi respons positif, termasuk doa, akan menghasilkan bentu
k kristal yang indah (Armansyah, 2017).
PEMBAHASAN
7. 2.Epistemologi skeptis: Mendekati gejala pengetahuan dengan bertitik tolak pada kecurigaan terha
dap klaim pengetahuan yang terdahulu.
Pertama, skeptisisme yang diperkenalkan oleh Aristoteles, adalah sikap “menunda put
usan penilaian dan mempertanyakan semua asumsi dan konklusi sehingga orang terpaksa menju
stifikasi dirinya dengan analisis yang kritis.” Kedua, yang diperkenalkan dalam fenomenalisme Kan
t, yaitu bahwa “pengetahuan hanya terkait dengan pengalaman atau fenomena, dan bahwa pikiran
manusia tidak mampu mengetahui sumber atau landasan dari pengalaman.” Ketiga, yang dipelopo
ri oleh Gorgias dari kelompok sofis Yunani, bhwa “mustahil mencapai pengetahuan dan pencarian
akan kebenaran adalah sia- sia.
Dengan tipe skptisisme yang seperti ini, dan melihat fakta bahwa dalam drama skeptisi
smenya al-Ghazali berhasil kembali meyakini kemungkinan untuk mengecap pengetahuan yang b
enar, dapat dikatakan bahwa pendekatan al Ghazali berhasil menjembatani apa yang disebut di at
as sebagai respon negative dengan afirmasi keabsahan pengetahuan. Ini merupakan strategi pers
uasif yang menggiring pemikiran pembaca untuk menerima konsep kebenaran yang ditawarkanny
a melalui tahap demi tahap pengalaman dan kesaksian pribadi. Pemaparan afirmasi teori kebenar
an al-Ghazali tidak dilakukan dengan sekedar mengemukakan argumen-argumen yang kuat (A.Nu
rbaethy, 2018).
PEMBAHASAN
8. 3.Teknologi kritis: Mendekati gejala pengetahuan dengan bertitik tolak pada asumsi, prosedur dan
kesimpulan akal sehat yang ilmiah.
Teori kritis merupakan sebuah metodologi yang berdiri dalam ketegangan dialektis antara filsafat d
an ilmu pengetahuan. Teori kritis tidak hanya berhenti pada data-data atau fakta fakta objektif sepe
rti yang dianut positifisme, akan tetapi menembus dibalik realitas sosial untuk menemukan kondisi-
kondisi yang timpang, akan tetapi teori kritis tidak melayang-layang pada metafisika dan meningga
lkan data empiris, tetapi dialektika antara pengetahuan yang bersifat transendental dan yang bersif
at empiris.
Teori kritis merupakan ideologi kritik yaitu suatu refleksi diri untuk membebaskan pengetahuan ma
nusia bila pengetahuan itu jatuh dan membeku pada salah satu kutub yaitu transendental atau em
piris. Perlu diketahui bahwa ilmu pengetahuan menurut habermas dibedakan menjadi 3 kategori, d
ari 3 macam kepentingan yang mendasari. Pertama kelompok ilmu empiris adalah ilmu alam yang
menggunakan paradigma positivisme. Kepentingannya adalah menaklukkan menemukan hukum-
hukum serta mengontrol alam. Kedua ilmu-ilmu humaniora yang memiliki kepentingan praktis dan
saling memahami seperti ilmu pengetahuan sosial budaya. Kepentingan ilmu ini bukan untuk men
dominasi atau menguasai juga bukan membebaskan tetapi memperluas saling pemahaman. Ketig
a ilmu kritis yang dikembangkan melalui refleksi diri sehingga melalui refleksi diri kita dapat mema
hami kondisi kondisi yang tidak adil dan tidak manusiawi dalam kehidupan kepentingannya adalah
emansipatoris.
PEMBAHASAN
9. Dari pembagian tersebut. Dapat dipahami bahwa kritik berarti refleksi diri menurutkant,
kritik adalah mempertanyakan the condition of possibilities dari pengetahuan kita. Epistemologi krit
ik yang digunakan untuk merefleksikan secara kritis seluruh pengetahuan kita. Kritik bagikan menj
adi mahkamah yang mengadili dan merefleksikan secara kritis pengetahuan sehingga kritis menja
di dasar yang paling mutlak bagi pengetahuan kita.
Teori ini dikritik oleh Hegel. Menurut Hegel kritis adalah refleksi atau refleksi diri atas rintangan-rint
angan dan tekanan tekanan serta kontradiksi kontradiksi yang menghambat proses pembentukan
diri dari rasio dalam sejarah.
Hegel mencoba meracik alisasi Kant teori kritis kan yang masih melambung. Hegel melontarkan p
ertanyaan Apakah kritik pengetahuan yang dilontarkan Kant itu sendiri bukan suatu pengetahuan?
Karena Kant memposisikan teori kritik pada tempat yang absolut kritik tersebut adalah pengetahua
n yang perlu direfleksikan dengan kritis artinya teori kritik pun perlu dikritisi Oleh sebab itu teori krit
is untuk lolos menjadi pengetahuan harus bersifat epistemologis dan historis. Atas dasar kritik Has
il tersebut habermas merumuskan teori kritik yang memihak pada emansipatoris.
PEMBAHASAN
10. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian mengenai epistemologi tersebut maka dapat disimpulka
n, bahwa epistemologi adalah teori pengetahuan yang merupakan cabang fil
safat yang berurusan dengan hakikat dan ruang lingkup pengetahuan, peng
andaian-pengandaian dan dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas
pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Dengan adanya penjelasa
n mengenai epistemologi, maka akan diketahui pula terkait epistemologi met
afisi, epistemologi kritis, dan epistemologi skeptis. Sehingga kita mengetahu
i dengan jelas dari mana kita mendapatkan pengetahuan dan cara mempero
lehnya.
Sumber-sumber pengetahuan tersebut antara lain adalah alam, akal, hati, p
engalaman indera, sejarah, keyakinan, dan lainnya. Pengetahuan yang dipe
roleh manusia melalui akal, indra, dan sumber-sumber tersebut mempunyai
metode tersendiri dalam pengetahuan tersebut. Dan tanpa sumber-sumber t
ersebut maka kita tidak tahu darimana pengetahuan itu berasal.