SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  8
MAKALAH
URGENSI HUBUNGAN IESQ DENGAN MINDSET ESENSI
OLEH :
ASNIAR SILALAHI/NIM 8156132059
Kelas AW2 AP Kepengawasan
Mata Kuliah
PENGAWAS DAN KEPENGAWASAN
DosenPengampu
PROF. DR. BELFERIK MANULLANG
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
KONSENTRASI KEPENGAWASAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
Tujuan akhir dari sebuah pendidikan adalah menciptakan manusia yang berkarakter.
Menciptakan karakter manusia dimulai dari sejak dini. Pendidikan seorang individu dimulai dari
lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Keluarga menjadi wadah pertama pembentukan karakter
seseorang. Manusia terlahir seperti selembar kertas putih. Apa dan bagaimana selanjutnya manusia
tersebut ditentukan dari lingkungan tempat pribadi tersebut dibentuk.
Peran keluarga menjadi sangat urgen untuk membentuk karakter seseorang. Selanjutnya
sampai ke lingkungan formal seperti sekolah dan lingkungan nonformal seperti lingkungan
pergaulan. Banyak hal sebagai pembentuk karakter seorang individu. Antara lain IQ, EQ, dan SQ.
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara ciptanNya yang
lain, dimana manusia memiliki hati untuk merasakan, naluri dan akal untuk berfikir sehingga
manusia menempati posisi yang paling tinggi diantara makhluk yang lain. Dengan kesempurnaanya
itu manusia dalam berfikir diberi kualitas serta kecerdasan yaitu seperti kecerdasan IQ, EQ dan SQ
yang merupakan kecerdasan berfikir, emosi serta spiritual.
Tingkat kecerdasan seseorang dapat diukur dengan seberapa tinggi tingkatan IQ nya dengan berapa
macam cara, namun tingkat kecerdasan seseorang dikatan bagus jika ketiga elemen tersebut saling
bekerja sama secara seimbang dan optimal yang terutama diasah adalah kecerdasan spiritual atau SQ
sebagai modal pembentuk IQ dan SQ, serta adanya pengelolaan atau usaha untuk terus mengasah
ketajaman kualitas kecerdasan manusia yang lebih tinggi.
Penggabungan tersebut akan menghasilkan sebuah totalitas kompetensi yang didorong oleh
tiga motivasi, dimana hidup dan bekerja bukan hanya dilandasi motivasi materi maupun emosi,
namun juga motivasi spiritual. Seseorang akan mengalami transformasi diri untuk hidup bahagia,
semangat, bernilai dan penuh makna. Mampu memahami bahwa dalam diri manusia terdapat tiga
kecerdasan yaitu kecerdasan IQ, EQ dan SQ yang selama ini tidak disadari. Menanamkan nilai dan
prinsip moral, sebagai panduan etika, serta meningkatkan komitmen setiap individu untuk
menjalankannya. Mampu menemukan kebahagiaan spiritual sehingga memandang pekerjaan bukan
beban melainkan sebuah pengabdian dan panggilan jiwa. Pimpinan Organisasi/Perusahaan. Calon
Pemimpin, Pendidik, Pengusaha, Karyawan, Orang tua, Mahasiswa, Pelajar, dan lain sebagainya.
Permasalahan yang sering muncul dan kehidupan sehari-hari adalah bagaimana seseorang
dapat menyeimbangkan antara IQ, EQ, dan SQ. banyak orang cerdas secara IQ tetapi memiliki
karakter pribadi yang arogan, emosional dan egois, apatis, dan tidak peduli terhadap orang lain.
Keseimbangan antara IQ, EQ, dan SQ dapat mencipakan karaker manusai yang ideal. Tau akan hak
dan kewajibannya dan benar memiliki rasa empati terhadap orang lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ATAU DEFINISI DARI IQ, EQ DAN SQ
1. Kecerdasan Intelektual (IQ)
Orang sering kali menyamakan arti inteligensi dengan IQ, padahal kedua istilah ini
mempunyai perbedaan arti yang sangat mendasar. Menurut David Wechsler, inteligensi
adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi
lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah
suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu,
inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai
tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu. sedangkan IQ
atau singkatan dari Intelligence Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes
kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf
kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan.
Intelligence Quotient atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan istilah dari
pengelompokan kecerdasan manusia yang pertama kali diperkenalkan oleh Alferd Binet,
ahli psikologi dari Perancis pada awal abad ke-20. Kemudian Lewis Ternman dari
Universitas Stanford berusaha membakukan test IQ yang dikembangkan oleh Binet dengan
mengembangkan norma populasi, sehingga selanjutnya test IQ tersebut dikenal sebagai test
Stanford-Binet. Pada masanya kecerdasan intelektual (IQ) merupakan kecerdasan tunggal
dari setiap individu yang pada dasarnya hanya bertautan dengan aspek kognitif dari setiap
masing-masing individu tersebut. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur
kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun. Inti kecerdasan intelektual ialah aktifitas otak.
Otak adalah organ luar biasa dalam diri kita
Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ (Intellegentia
Quotient) memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam belajar. Menurut
penyelidikan, IQ atau daya tangkap seseorang mulai dapat ditentukan sekitar umur 3 tahun.
Daya tangkap sangat dipengaruhi oleh garis keturunan (genetic) yang dibawanya dari
keluarga ayah dan ibu di samping faktor gizi makanan yang cukup.
2. Kecerdasan Emosional (EQ)
EQ adalah istilah baru yang dipopulerkan oleh Daniel Golleman. Berdasarkan hasil
penelitian para neurolog dan psikolog, Goleman (1995) berkesimpulan bahwa setiap
manusia memiliki dua potensi pikiran, yaitu pikiran rasional dan pikiran emosional. Pikiran
rasional digerakkan oleh kemampuan intelektual atau “Intelligence Quotient” (IQ),
sedangkan pikiran emosional digerakkan oleh emosi.
Daniel Golemen, dalam bukunya Emotional Intelligence (1994) menyatakan bahwa
“kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang hanya sekitar 20 % dan sisanya yang 80 %
ditentukan oleh serumpun faktor-faktor yang disebut Kecerdasan Emosional. Dari nama
teknis itu ada yang berpendapat bahwa kalau IQ mengangkat fungsi pikiran, EQ
mengangkat fungsi perasaan. Orang yang ber-EQ tinggi akan berupaya menciptakan
keseimbangan dalam dirinya; bisa mengusahakan kebahagian dari dalam dirinya sendiri dan
bisa mengubah sesuatu yang buruk menjadi sesuatu yang positif dan bermanfaat.
Kecerdasan emosional dapat diartikan dengan kemampuan untuk “menjinakkan” emosi
dan mengarahkannya ke pada hal-hal yang lebih positif. Seorang yang mampu
mensinergikan potensi intelektual dan potensi emosionalnya berpeluang menjadi manusia-
manusia utama dilihat dari berbagai segi.
Hubungan antara otak dan emosi mempunyai kaitan yang sangat erat secara fungsional.
Antara satu dengan lainnya saling menentukan. Otak berfikir harus tumbuh dari wilayah
otak emosional. Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa kecerdasan emosional hanya
bisa aktif di dalam diri yang memiliki kecerdasan intelektual.
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan individu untuk mengenal emosi diri
sendiri, emosi orang lain, memotivasi diri sendiri, dan mengelola dengan baik emosi pada
diri sendiri dalam berhubungan dengan orang lain (Golleman, 1999). Emosi adalah perasaan
yang dialami individu sebagai reaksi terhadap rangsang yang berasal dari dirinya sendiri
maupun dari orang lain
Manusia dengan EQ yang baik, mampu menyelesaikan dan bertanggung jawab penuh
pada pekerjaan, mudah bersosialisasi, mampu membuat keputusan yang manusiawi, dan
berpegang pada komitmen. Makanya, orang yang EQ-nya bagus mampu mengerjakan
segala sesuatunya dengan lebih baik.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif
menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi koneksi dan
pengaruh yang manusiawi. Dapat dikatakan bahwa EQ adalah kemampuan mendengar suara
hati sebagai sumber informasi. Untuk pemilik EQ yang baik, baginya infomasi tidak hanya
didapat lewat panca indra semata, tetapi ada sumber yang lain, dari dalam dirinya sendiri
yakni suara hati. Malahan sumber infomasi yang disebut terakhir akan menyaring dan
memilah informasi yang didapat dari panca indra. Substansi dari kecerdasan emosional
adalah kemampuan merasakan dan memahami untuk kemudian disikapi secara manusiawi.
Orang yang EQ-nya baik, dapat memahami perasaan orang lain, dapat membaca yang
tersurat dan yang tersirat, dapat menangkap bahasa verbal dan non verbal.
Di samping itu, kecerdasan emosional mengajarkan tentang integritas kejujuran
komitmen, visi, kreatifitas, ketahanan mental kebijaksanaan dan penguasaan diri. Oleh
karena itu EQ mengajarkan bagaimana manusia bersikap terhadap dirinya (intra personal)
seperti self awamess (percaya diri), self motivation (memotivasi diri), self regulation
(mengatur diri), dan terhadap orang lain (interpersonal) seperti empathy, kemampuan
memahami orang lain dan social skill yang memungkinkan setiap orang dapat mengelola
konflik dengan orang lain secara baik .
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengendalikan emosinya saat
menghadapi situasi yang menyenangkan maupun menyakitkan. Mantan Presiden Soeharto
dan Akbar Tandjung adalah contoh orang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi,
mampu mengendalikan emosinya dalam berkomunikasi.
3. Kecerdasan Spiritual (SQ)
Selain IQ, dan EQ, di beberapa tahun terakhir juga berkembang kecerdasan spiritual
(SQ = Spritual Quotiens). Tepatnya di tahun 2000, dalam bukunya berjudul ”Spiritual
Intelligence : the Ultimate Intellegence, Danah Zohar dan Ian Marshall mengklaim
bahwa SQ adalah inti dari segala intelejensia. Kecerdasan ini digunakan untuk
menyelesaikan masalah kaidah dan nilai-nilai spiritual. Dengan adanya kecerdasan ini, akan
membawa seseorang untuk mencapai kebahagiaan hakikinya. Karena adanya kepercayaan
di dalam dirinya, dan juga bisa melihat apa potensi dalam dirinya. Karena setiap manusia
pasti mempunyai kelebihan dan juga ada kekurangannya. Intinya, bagaimana kita bisa
melihat hal itu. Intelejensia spiritual membawa seseorang untuk dapat menyeimbangkan
pekerjaan dan keluarga, dan tentu saja dengan Sang Maha Pencipta.
Spiritual Quotient (SQ) adalah kecerdasan yang berperan sebagai landasan yang
diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan
kecerdasan tertinggi dalam diri kita. Dari pernyataan tersebut, jelas SQ saja tidak dapat
menyelesaikan permasalahan, karena diperlukan keseimbangan pula dari kecerdasan emosi
dan intelektualnya. Jadi seharusnya IQ, EQ dan SQ pada diri setiap orang mampu secara
proporsional bersinergi, menghasilkan kekuatan jiwa-raga yang penuh keseimbangan. Dari
pernyataan tersebut, dapat dilihat sebuah model ESQ yang merupakan sebuah keseimbangan
Body (Fisik), Mind (Psikis) and Soul (Spiritual).
Kecerdasan spiritual ini adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai
perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang
ada di balik kenyataan apa adanya ini. Kecerdasan ini bukan kecerdasan agama dalam versi
yang dibatasi oleh kepentingan-pengertian manusia dan sudah menjadi terkapling-kapling
sedemikian rupa. Kecerdasan spiritual lebih berurusan dengan pencerahan jiwa. Orang yang
ber-SQ tinggi mampu memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif pada
setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan memberi makna
yang positif itu, ia mampu membangkitkan jiwanya dan melakukan perbuatan dan tindakan
yang positif.
Mengenalkan SQ Pengetahuan dasar yang perlu dipahami adalah SQ tidak mesti
berhubungan dengan agama. Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan jiwa yang dapat
membantu seseorang membangun dirinya secara utuh. SQ tidak bergantung pada budaya
atau nilai. Tidak mengikuti nilai-nilai yang ada, tetapi menciptakan kemungkinan untuk
memiliki nilai-nilai itu sendiri.
4. Mindset Esensi
Manusia disebut sebagai makhluk berpikir. Pola pikir masing-masing kita sejatinya
sangat tergantung kapasitas pengetahuan. Pola piker akan membentuk karakter. Psikiater
dari Austria, Sigmund Freud (1856-1939), menjelaskan enam tahap perkembangan
manusia, dan masing-masing memiliki kebutuhannya sendiri. Tiga di antaranya adalah
tahap oral, tahap anal, dan tahap genital.
Tahap oral terjadi ketika kebutuhan manusia baru sebatas materi dan serba fisik.
Kebutuhan tahap ini menuntut pemenuhan sesegera mungkin. Letak kenikmatannya adalah
pada mulut. Dalam konteks sosial, itulah orang-orang yang jatah umurnya habis untuk
mengabdi benda. Fenomena mega korupsi juga menunjukkan bahwa mental kebanyakan
oknum pejabat belum beranjak dari tahap oral. Hasrat nafsu, itulah Tuhan mereka.
Ada juga yang terperangkap pada tahap anal. Ialah ketika kenikmatan tidak hanya
terletak pada mulut, tapi ketika mengeluarkan sesuatu dari tubuh, seperti ketika buang air
besar atau kecil. Mereka yang terlalu gemar menumpuk harta, lama-lama terjangkit
kenikmatan melihat limpahan harta yang berhasil ditumpuk dalam brankas atau rekening.
Persis perilaku anak-anak yang senang berlama-lama di toilet karena menikmati tumpukan
kotoran mereka sendiri. Penyakit yang segera muncul pada tahap ini adalah takut
kehilangan harta sehingga bersikap kikir. Mental demikian jelas tidak pernah melahirkan
kebahagiaan hidup. Pelakunya bahkan digelari Allah sebagai pendusta agama.
Semakin meningkat level kepribadian manusia, semakin abstrak pula kebutuhannya.
Kebutuhan menjadi tidak lagi serba fisik, tapi sudah mencapai level nonfisik. Kebutuhan
untuk bersosial, menentukan identitas diri, menajamkan intelektualias, menciptakan rasa
damai, menumbuhkan kasih sayang, dan semisalnya, itulah tahap genital. Kedewasaan
manusia terjadi ketika ia mampu mengatasi egonya dan menggiatkan amal kebajikan untuk
sesama. Manusia pada tahap genital berhasil menundukkan keakuan demi menjunjung
tinggi kekitaan dan kebersamaan.
Manusia pada umumnya dalam melakukan sesuatu pasti lebih dulu orang tersebut
karena didorong oleh pola berfikirnya. Jadi pola pikirlah yang menggerakkan, mendorong
atau yang menjadi landasan mengapa seseorang melakukan sesuatu. Itulah sebabnya kalau
kita hendak melarang seseorang untuk tidak melakukan suatu hal atau sebaliknya
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu maka hal pertama yang harus dipengaruhi
lebih dulu adalah pola pikirnya, jalan pikirannya yang diubah dulu. Kita bisa saja melarang
seseorang untuk tidak melakukan sesuatu atau mendorong seseorang melakukan sesuatu
tetapi jika tanpa merubah pola pikirnya lebih dulu maka tidak akan menghasilkan suatu
perubahan hasil yang permanen atau perubahan yang berarti. Kalau kita ingin merubah
perilakau seseorang dengan hasil yang lebih permanen atau lebih berarti maka yang harus
dipengaruhi pertama kali adalah pola pikirnya.
5. Urgensi Hubungan Antara IESQ Dengan Mindset Esensi
Ada istilah yang menyebutkan bahwa “apa yang kamu fikirkan itulah yang kamu
lakukan”. Jadi apa saja yang akan kia lakukan biasanya muncul dari pikiran kita. Apa dan
bagaimana yang kita fikirkan anan menentukan apa tindakan kita dan berpengaruh juga
terhadap apa yang kita rasakan. Tujuan pendidikan karakter yaitu: jujur, tanggungjawab,
disiplin, visioner, adil, peduli, kerja sama.
Hubungan antara Karakter dan Kecerdasan Emosional sebagai berikut: Kecerdasan
emosional berada pada ranah afeksi, kalbu, hati atau perasaan. Karakter berada pada ranah
psikomotorik, gerak-gerik atau tingkah laku. Kecerdasan emosional seseorang lahir dari
sebuah pendidikan atau latihan sejak dini atau sejak masa balita atau masih kanak-kanak.-
Karakter seseorang juga adalah hasil dari sebuah pendidikan yang panjang yang juga
dimulai sejak kanak-kanak yang dilakukan oleh orang tua atau guru pendidik.
Kecerdasan Emosional lahir dari pemahaman/perasaan sebagai refleksi dari luar diri
atau dari diri sendiri.-Kecerdasan emosional dan Karakter berpadu pada tingkah laku yang
merupakan hasil dari sebuah pendidikan yang panjang.
Hubungan antara Karakter dengan Kecerdasan Spiritual sebagai berikut:-Kecerdasan
Spiritual berada pada titik God Spot secara fisik dan berada pada kesadaran murni di dalam
Qalbu ruhiyah. Karakter berada pada ranah psikomotorik, gerak-gerik atau tingkah laku.
Kecerdasan Spiritual seseorang juga lahir dari sebuah pendidikan, tetapi juga kadang
diperoleh dari hasil sebuah perenungan atau kontemplasi bahkan ada pula berasal dari luar
dirinya atau campur tangan Tuhan, inilah yang biasa dikenal dengan Ilham atau Ilmu
Ladunni. Karakter merupakan sebuah hasil pendidikan dan latihan. Karakter dan
Kecerdasan Spiritual berpadu pada tingkah laku, gerak-gerik atau kepribadian yang
keduanya adalah hasil pendidikan.
Hubungan pendidikan karakter dan EQ, SQ dan akhlak merupakan hubungan yang
sangat dinamis, hubungan tersebut saling berinteraksi pada sebuah proses pembentukan
kepribadian dalam pendidikan.
Eksistensi pendidikan karakter berfokus pada proses pembentukan manusia, yaitu
meramu, melukis, membentuk, mengukir atau bahkan memahat unsur-unsur pribadi
manusia yang bertujuan untuk pembentukan tabiat, perilaku atau akhlak yang mulia
yang disepakati oleh masyarakat sebagai sebuah perbuatan yang baik. Ruang lingkup EQ,
SQ dan akhlak berada pada sikap hidup diri pribadi manusia yang berperan dalam
menentukan tabiat atau kepribadian seseorang dalam bersosialisasi pada lingkungannya .
Hubungan pendidikan karakter dan EQ, SQ dan akhlak adalah hubungan pada tataran
rasional, hubungan emosional, spiritual yang menuntut adanya managemen untuk
membentuk sikap yang bermuara pada lahirnya sebuah kepribadian, tabiat, tingkah laku
seseorang, budi bahasa, kesopanan.Selalulah berupaya mengenali cara dan pola berpikir
Anda sendiri. Ketahuilah bahwa otak dan pikiran Anda punya dua cara kerja utama. Ada
yang bekerja dengan gaya kiri, dan ada yang bekerja dengan gaya kanan.Cara kerja otak
kiri adalah demi bertahan dan survive. Demi keamanan dan keterencanaan. Demi masa
depan dan demi tujuan. Ia lebih dekat pada upaya menganalisis keadaan. Ia pandai
berhitung, dan pandai memilah-milah dengan ilmiah. Ia kaku dan apa adanya.
Cara kerja otak kanan adalah demi kemajuan dan progress. Demi kepuasan dan
keterkendalian. Demi saat ini dan demi pencapaian, lebih dekat pada upaya kreatif, pandai
menemukan jejak, dan pandai menyesuaikan diri. Fleksibel dan mampu mengadaptasi.
Setiap detik, setiap menit, dan setiap saat, Anda sudah sangat terbiasa mengaktifkan otak
kiri Anda. Sudah saatnya bagi Anda untuk juga membiasakan diri mengaktivasi sisi kanan
dari otak Anda. Adalah pada tempatnya jika Anda mulai membiasakan diri berada di dalam
keseimbangan pikiran.
Keseimbangan pikiran adalah bekal utama yang pertama untuk bertahan di tengah
badai. Tanpa keseimbangan ini, Anda akan merasa tidak berguna, useless, dan tak tahu
harus bagaimana. Dengan keseimbangan pikiran, Anda selalu bisa kembali fokus.
Kenalilah state dan kondisi otak dan pikiran Anda setiap saat, agar bisa Anda manfaatkan
sehingga Anda bisa efektif dan efisien dalam mencapai tujuan.
Otak kiri dan otak kanan Anda erat hubungannya dengan perasaan dan emosi Anda.
Otak kiri Anda berkaitan dengan rasa mampu bertahan dan rasa keselamatan. Erat
hubungannya dengan rasa aman dan rasa tetap berada di jalur yang tepat. Erat hubungannya
dengan rasa kejelasan tentang masa depan dan rasa mampu mencapai tujuan.
Keseimbangan di dalam emosi dan perasaan adalah bekal utama yang kedua untuk
bertahan di tengah badai. Tanpa keseimbangan ini, Anda akan merasa tidak punya harapan,
pudarnya segala impian, dan keputusasaan. Dengan keseimbangan emosi, Anda selalu bisa
memperbaiki mood dan perasaan.Belajarlah untuk mampu mentransformasi segala bentuk
energi dari emosi dan perasaan, menjadi energi positif yang mendorong Anda, agar melaju
tanpa hambatan di tengah perjalanan.
BAB III
KESIMPULAN
Dari penjelesan diatas sudah sangat jelas bahwa manusia merupakan makhluk yang sangat
sempurna atas ciptaan Tuhannya karena merupakan satu-satunya makhluk yang mempunyai IQ, EQ
dan SQ. Ketiga komponen tersebut tidak dapat dipisahkan meskipun perkembangannya berbeda-
beda dan mempunyai proporsi yang berbeda, sehingga terkadang terjadi ketidak seimbangan dalam
kecerdasan seseorang, hal tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor baik intern ataupu ekstern.
Sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan ketiga komponen tersebut melalui berbagai
kegiatan. Keseimbangan antara IQ, EQ, dan SQ dapat mencipakan karaker manusai yang ideal. Tau
akan hak dan kewajibannya dan benar memiliki rasa empati terhadap orang lain.
IESQ sangat mempengaruhi mindset manusia. Bagaimana keseimbangan antara IESQ dapat
membentuk mindset esensi yang ideal. Pola piker yang baik dapat menunjang pencapaian yang
maksimal dari cita-cita yang diimpikan oleh manusia itu sendiri.
Dengan dua mindset yang terpenting di atas, Anda selalu punya peluang untuk tetap bergerak.
Tanpanya, Anda akan selalu merasa berjalan di tempat dan merasa tidak kemana-mana.
Dengannya, Anda semestinya tetap bergerak dengan kreatif. Jika tidak, maka Anda sudah selayaknya
menimbang-nimbang ulang keseimbangan Anda. Baik di dalam pikiran, maupun di dalam perasaan.
Dengankeepmoving,Andaakantetapberjalan.Dandengankeseimbangannya,Andaakantetapberjalan ke
arah yang benar.Jika ketiga mindset sukses Anda sudah terlatih dan selalu berada di dalam
keseimbangannya, maka dipastikan Anda akan tetap sampai ke tujuan.

Contenu connexe

Tendances

Pp binaan 25 4-2011
Pp binaan 25 4-2011Pp binaan 25 4-2011
Pp binaan 25 4-2011Vivi Vey
 
Power Point Materi Peran IQ, EQ, AQ, dan SQ Dalam Belajar
Power Point Materi Peran IQ, EQ, AQ, dan SQ Dalam BelajarPower Point Materi Peran IQ, EQ, AQ, dan SQ Dalam Belajar
Power Point Materi Peran IQ, EQ, AQ, dan SQ Dalam BelajarNunung Susiliana
 
Isi makalah intelegensi
Isi makalah intelegensiIsi makalah intelegensi
Isi makalah intelegensiDevia Titania
 
Iq, eq, sq, dan hubungannya
Iq, eq, sq, dan hubungannyaIq, eq, sq, dan hubungannya
Iq, eq, sq, dan hubungannyaFitry Fitros
 
Kecerdasan masa depan
Kecerdasan masa depanKecerdasan masa depan
Kecerdasan masa depanmamawanqry
 
Perbedaan kecerdasan dan kebijaksanaan
Perbedaan kecerdasan dan kebijaksanaanPerbedaan kecerdasan dan kebijaksanaan
Perbedaan kecerdasan dan kebijaksanaanmuhammadakbarrozaqi
 
Kepemimpinan berbasis kecerdasan emosional
Kepemimpinan berbasis kecerdasan emosionalKepemimpinan berbasis kecerdasan emosional
Kepemimpinan berbasis kecerdasan emosionalJerry Makawimbang
 
Peranan iq eq-sq dlm perilaku kerja
Peranan iq eq-sq dlm perilaku kerjaPeranan iq eq-sq dlm perilaku kerja
Peranan iq eq-sq dlm perilaku kerjaVivi Vey
 
Interpersonal Skill sesi 6
Interpersonal Skill sesi 6Interpersonal Skill sesi 6
Interpersonal Skill sesi 6Judhie Setiawan
 
pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja dan produktivitas
pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja dan produktivitaspengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja dan produktivitas
pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja dan produktivitasaldi ramdhani fahlevi deisti
 
Makalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanMakalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanNarendra
 
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan EmosiIntelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan EmosiMaya Sy
 
Bab II Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 103...
Bab II Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 103...Bab II Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 103...
Bab II Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 103...Tyaseta Sardjono
 
Intelegensi,Kemampuan berfikir dan emosi
Intelegensi,Kemampuan berfikir dan emosiIntelegensi,Kemampuan berfikir dan emosi
Intelegensi,Kemampuan berfikir dan emosihudayoi
 
Urgensi Hubungan Iesq dengan Sikap Kehidupan Sehari-hari
Urgensi Hubungan Iesq dengan Sikap Kehidupan Sehari-hariUrgensi Hubungan Iesq dengan Sikap Kehidupan Sehari-hari
Urgensi Hubungan Iesq dengan Sikap Kehidupan Sehari-hariAndriyanti Pasaribu
 

Tendances (20)

Pp binaan 25 4-2011
Pp binaan 25 4-2011Pp binaan 25 4-2011
Pp binaan 25 4-2011
 
Esq
EsqEsq
Esq
 
Power Point Materi Peran IQ, EQ, AQ, dan SQ Dalam Belajar
Power Point Materi Peran IQ, EQ, AQ, dan SQ Dalam BelajarPower Point Materi Peran IQ, EQ, AQ, dan SQ Dalam Belajar
Power Point Materi Peran IQ, EQ, AQ, dan SQ Dalam Belajar
 
Isi makalah intelegensi
Isi makalah intelegensiIsi makalah intelegensi
Isi makalah intelegensi
 
Iq, eq, sq, dan hubungannya
Iq, eq, sq, dan hubungannyaIq, eq, sq, dan hubungannya
Iq, eq, sq, dan hubungannya
 
Kecerdasan masa depan
Kecerdasan masa depanKecerdasan masa depan
Kecerdasan masa depan
 
Perbedaan kecerdasan dan kebijaksanaan
Perbedaan kecerdasan dan kebijaksanaanPerbedaan kecerdasan dan kebijaksanaan
Perbedaan kecerdasan dan kebijaksanaan
 
Kepemimpinan berbasis kecerdasan emosional
Kepemimpinan berbasis kecerdasan emosionalKepemimpinan berbasis kecerdasan emosional
Kepemimpinan berbasis kecerdasan emosional
 
Peranan iq eq-sq dlm perilaku kerja
Peranan iq eq-sq dlm perilaku kerjaPeranan iq eq-sq dlm perilaku kerja
Peranan iq eq-sq dlm perilaku kerja
 
Iq eq sq selaras
Iq eq sq selarasIq eq sq selaras
Iq eq sq selaras
 
Interpersonal Skill sesi 6
Interpersonal Skill sesi 6Interpersonal Skill sesi 6
Interpersonal Skill sesi 6
 
KONSEP KECERDASAN
KONSEP KECERDASANKONSEP KECERDASAN
KONSEP KECERDASAN
 
pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja dan produktivitas
pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja dan produktivitaspengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja dan produktivitas
pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja dan produktivitas
 
Proposal pengaruh tingkat kecerdasan
Proposal pengaruh tingkat kecerdasanProposal pengaruh tingkat kecerdasan
Proposal pengaruh tingkat kecerdasan
 
Makalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanMakalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikan
 
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan EmosiIntelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
 
Bab II Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 103...
Bab II Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 103...Bab II Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 103...
Bab II Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 103...
 
Intelegensi,Kemampuan berfikir dan emosi
Intelegensi,Kemampuan berfikir dan emosiIntelegensi,Kemampuan berfikir dan emosi
Intelegensi,Kemampuan berfikir dan emosi
 
intelegensi
intelegensiintelegensi
intelegensi
 
Urgensi Hubungan Iesq dengan Sikap Kehidupan Sehari-hari
Urgensi Hubungan Iesq dengan Sikap Kehidupan Sehari-hariUrgensi Hubungan Iesq dengan Sikap Kehidupan Sehari-hari
Urgensi Hubungan Iesq dengan Sikap Kehidupan Sehari-hari
 

En vedette (20)

小心魔鬼很聰明|魯益師(C. S. Lewis)
小心魔鬼很聰明|魯益師(C. S. Lewis)小心魔鬼很聰明|魯益師(C. S. Lewis)
小心魔鬼很聰明|魯益師(C. S. Lewis)
 
Reglamento aprendiz del sena capitulo v
Reglamento aprendiz del sena capitulo vReglamento aprendiz del sena capitulo v
Reglamento aprendiz del sena capitulo v
 
Proyecto metodologia Anyelith
Proyecto metodologia AnyelithProyecto metodologia Anyelith
Proyecto metodologia Anyelith
 
Reglamento aprendiz sena
Reglamento aprendiz senaReglamento aprendiz sena
Reglamento aprendiz sena
 
為道爭辯|斯托得(John Stott)
為道爭辯|斯托得(John Stott)為道爭辯|斯托得(John Stott)
為道爭辯|斯托得(John Stott)
 
Presentación1 fernando
Presentación1 fernandoPresentación1 fernando
Presentación1 fernando
 
Angel rodriguez 4to electricidad
Angel rodriguez 4to electricidadAngel rodriguez 4to electricidad
Angel rodriguez 4to electricidad
 
Qué se-entiende-por-inventario
Qué se-entiende-por-inventarioQué se-entiende-por-inventario
Qué se-entiende-por-inventario
 
La importancia de la tecnología
La importancia de la tecnologíaLa importancia de la tecnología
La importancia de la tecnología
 
SEO Template - SEO Presentation (3)
SEO Template - SEO Presentation (3)SEO Template - SEO Presentation (3)
SEO Template - SEO Presentation (3)
 
Actividad 3.3.6
Actividad 3.3.6Actividad 3.3.6
Actividad 3.3.6
 
UC_Policy_and_Procedures[1]
UC_Policy_and_Procedures[1]UC_Policy_and_Procedures[1]
UC_Policy_and_Procedures[1]
 
Crise hídrica
Crise hídricaCrise hídrica
Crise hídrica
 
THIS IS MY CITY
THIS IS MY CITYTHIS IS MY CITY
THIS IS MY CITY
 
ACCOMPLISHMENTS
ACCOMPLISHMENTSACCOMPLISHMENTS
ACCOMPLISHMENTS
 
Presentación1 fernando
Presentación1 fernandoPresentación1 fernando
Presentación1 fernando
 
3.2 guia etica
3.2 guia etica3.2 guia etica
3.2 guia etica
 
Cerebro adicto
Cerebro adictoCerebro adicto
Cerebro adicto
 
karaoke
karaokekaraoke
karaoke
 
Presentacion fatla
Presentacion fatlaPresentacion fatla
Presentacion fatla
 

Similaire à IESQ

Presentation kecerdasan emosi final
Presentation kecerdasan emosi finalPresentation kecerdasan emosi final
Presentation kecerdasan emosi finalRokaizal Rozali
 
keragaman siswa
keragaman siswakeragaman siswa
keragaman siswaNur IB
 
Emotional intelligent
Emotional intelligentEmotional intelligent
Emotional intelligentagustaws
 
Makalah psikologi pendidikan 1
Makalah psikologi pendidikan 1Makalah psikologi pendidikan 1
Makalah psikologi pendidikan 1Narendra
 
Presentation chapter report
Presentation chapter reportPresentation chapter report
Presentation chapter reportAgussalim Masry
 
ESQ sebagai kata kunci kesuksesan
ESQ sebagai kata kunci kesuksesanESQ sebagai kata kunci kesuksesan
ESQ sebagai kata kunci kesuksesanZulfikri Tea
 
Kecerdasan emosional sebagai hasil belajar
Kecerdasan emosional sebagai hasil belajarKecerdasan emosional sebagai hasil belajar
Kecerdasan emosional sebagai hasil belajarRiva Warid
 
PPT IHT Pembelajaran Sosial Emosional.pptx
PPT IHT Pembelajaran Sosial Emosional.pptxPPT IHT Pembelajaran Sosial Emosional.pptx
PPT IHT Pembelajaran Sosial Emosional.pptxBerflyResthaSuwanoto
 
pptihtpembelajaransosialemosional-230317014446-f95b7f21.pptx
pptihtpembelajaransosialemosional-230317014446-f95b7f21.pptxpptihtpembelajaransosialemosional-230317014446-f95b7f21.pptx
pptihtpembelajaransosialemosional-230317014446-f95b7f21.pptxSuardiSuardi16
 
MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
MEMFASILITASI KECERDASAN  PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARANMEMFASILITASI KECERDASAN  PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARANTika Nafisah
 
BAHASA DAN KECERDASAN.pptx
BAHASA DAN KECERDASAN.pptxBAHASA DAN KECERDASAN.pptx
BAHASA DAN KECERDASAN.pptxRivaNadia
 
peran orang tua dalam kecerdasan anak
peran orang tua dalam kecerdasan anakperan orang tua dalam kecerdasan anak
peran orang tua dalam kecerdasan anakNova Ci Necis
 
Apa itu psikologi perkembangan
Apa itu psikologi perkembanganApa itu psikologi perkembangan
Apa itu psikologi perkembanganJay Mi
 
Faktor yang berperan dalam mengembangkan profesionalisme
Faktor yang berperan dalam mengembangkan profesionalismeFaktor yang berperan dalam mengembangkan profesionalisme
Faktor yang berperan dalam mengembangkan profesionalismecusterjohny
 

Similaire à IESQ (20)

Presentation kecerdasan emosi final
Presentation kecerdasan emosi finalPresentation kecerdasan emosi final
Presentation kecerdasan emosi final
 
keragaman siswa
keragaman siswakeragaman siswa
keragaman siswa
 
Emotional intelligent
Emotional intelligentEmotional intelligent
Emotional intelligent
 
Makalah psikologi pendidikan 1
Makalah psikologi pendidikan 1Makalah psikologi pendidikan 1
Makalah psikologi pendidikan 1
 
Presentation chapter report
Presentation chapter reportPresentation chapter report
Presentation chapter report
 
ESQ sebagai kata kunci kesuksesan
ESQ sebagai kata kunci kesuksesanESQ sebagai kata kunci kesuksesan
ESQ sebagai kata kunci kesuksesan
 
Kecerdasan emosional sebagai hasil belajar
Kecerdasan emosional sebagai hasil belajarKecerdasan emosional sebagai hasil belajar
Kecerdasan emosional sebagai hasil belajar
 
Modul kegiatan-1
Modul kegiatan-1Modul kegiatan-1
Modul kegiatan-1
 
PPT IHT Pembelajaran Sosial Emosional.pptx
PPT IHT Pembelajaran Sosial Emosional.pptxPPT IHT Pembelajaran Sosial Emosional.pptx
PPT IHT Pembelajaran Sosial Emosional.pptx
 
pptihtpembelajaransosialemosional-230317014446-f95b7f21.pptx
pptihtpembelajaransosialemosional-230317014446-f95b7f21.pptxpptihtpembelajaransosialemosional-230317014446-f95b7f21.pptx
pptihtpembelajaransosialemosional-230317014446-f95b7f21.pptx
 
MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
MEMFASILITASI KECERDASAN  PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARANMEMFASILITASI KECERDASAN  PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
 
Kecerdasan dalam belajar
Kecerdasan dalam belajarKecerdasan dalam belajar
Kecerdasan dalam belajar
 
Essay beasiswa dataprint
Essay beasiswa dataprintEssay beasiswa dataprint
Essay beasiswa dataprint
 
Materi kecerdasan emosional
Materi kecerdasan emosionalMateri kecerdasan emosional
Materi kecerdasan emosional
 
BAHASA DAN KECERDASAN.pptx
BAHASA DAN KECERDASAN.pptxBAHASA DAN KECERDASAN.pptx
BAHASA DAN KECERDASAN.pptx
 
peran orang tua dalam kecerdasan anak
peran orang tua dalam kecerdasan anakperan orang tua dalam kecerdasan anak
peran orang tua dalam kecerdasan anak
 
Iq
IqIq
Iq
 
Iq,eq,sq
Iq,eq,sqIq,eq,sq
Iq,eq,sq
 
Apa itu psikologi perkembangan
Apa itu psikologi perkembanganApa itu psikologi perkembangan
Apa itu psikologi perkembangan
 
Faktor yang berperan dalam mengembangkan profesionalisme
Faktor yang berperan dalam mengembangkan profesionalismeFaktor yang berperan dalam mengembangkan profesionalisme
Faktor yang berperan dalam mengembangkan profesionalisme
 

Plus de Asniar Shelalahi

Plus de Asniar Shelalahi (12)

Kepengawasan
KepengawasanKepengawasan
Kepengawasan
 
Kekuasaan lembaga negara
Kekuasaan lembaga negaraKekuasaan lembaga negara
Kekuasaan lembaga negara
 
Dinamika demokrasi kls xi k 13
Dinamika demokrasi kls xi k 13Dinamika demokrasi kls xi k 13
Dinamika demokrasi kls xi k 13
 
Hiperlink
Hiperlink Hiperlink
Hiperlink
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Kkm pkn sma berkarakter kelas x
Kkm pkn sma berkarakter kelas xKkm pkn sma berkarakter kelas x
Kkm pkn sma berkarakter kelas x
 
Prota pkn sma berkarakter kelas x
Prota pkn sma berkarakter kelas xProta pkn sma berkarakter kelas x
Prota pkn sma berkarakter kelas x
 
Prosem pkn sma berkarakter kelas x
Prosem pkn sma berkarakter kelas xProsem pkn sma berkarakter kelas x
Prosem pkn sma berkarakter kelas x
 
Silabus pkn berkarakte rsmax-1
Silabus pkn berkarakte rsmax-1Silabus pkn berkarakte rsmax-1
Silabus pkn berkarakte rsmax-1
 
Rpp pkn berkarakter sma klsx-2
Rpp pkn berkarakter sma klsx-2Rpp pkn berkarakter sma klsx-2
Rpp pkn berkarakter sma klsx-2
 
Perangkat Pembelajaran
Perangkat PembelajaranPerangkat Pembelajaran
Perangkat Pembelajaran
 
Rpp kelas x
Rpp kelas xRpp kelas x
Rpp kelas x
 

Dernier

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 

Dernier (20)

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 

IESQ

  • 1. MAKALAH URGENSI HUBUNGAN IESQ DENGAN MINDSET ESENSI OLEH : ASNIAR SILALAHI/NIM 8156132059 Kelas AW2 AP Kepengawasan Mata Kuliah PENGAWAS DAN KEPENGAWASAN DosenPengampu PROF. DR. BELFERIK MANULLANG PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN KONSENTRASI KEPENGAWASAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016
  • 2. BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan akhir dari sebuah pendidikan adalah menciptakan manusia yang berkarakter. Menciptakan karakter manusia dimulai dari sejak dini. Pendidikan seorang individu dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Keluarga menjadi wadah pertama pembentukan karakter seseorang. Manusia terlahir seperti selembar kertas putih. Apa dan bagaimana selanjutnya manusia tersebut ditentukan dari lingkungan tempat pribadi tersebut dibentuk. Peran keluarga menjadi sangat urgen untuk membentuk karakter seseorang. Selanjutnya sampai ke lingkungan formal seperti sekolah dan lingkungan nonformal seperti lingkungan pergaulan. Banyak hal sebagai pembentuk karakter seorang individu. Antara lain IQ, EQ, dan SQ. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara ciptanNya yang lain, dimana manusia memiliki hati untuk merasakan, naluri dan akal untuk berfikir sehingga manusia menempati posisi yang paling tinggi diantara makhluk yang lain. Dengan kesempurnaanya itu manusia dalam berfikir diberi kualitas serta kecerdasan yaitu seperti kecerdasan IQ, EQ dan SQ yang merupakan kecerdasan berfikir, emosi serta spiritual. Tingkat kecerdasan seseorang dapat diukur dengan seberapa tinggi tingkatan IQ nya dengan berapa macam cara, namun tingkat kecerdasan seseorang dikatan bagus jika ketiga elemen tersebut saling bekerja sama secara seimbang dan optimal yang terutama diasah adalah kecerdasan spiritual atau SQ sebagai modal pembentuk IQ dan SQ, serta adanya pengelolaan atau usaha untuk terus mengasah ketajaman kualitas kecerdasan manusia yang lebih tinggi. Penggabungan tersebut akan menghasilkan sebuah totalitas kompetensi yang didorong oleh tiga motivasi, dimana hidup dan bekerja bukan hanya dilandasi motivasi materi maupun emosi, namun juga motivasi spiritual. Seseorang akan mengalami transformasi diri untuk hidup bahagia, semangat, bernilai dan penuh makna. Mampu memahami bahwa dalam diri manusia terdapat tiga kecerdasan yaitu kecerdasan IQ, EQ dan SQ yang selama ini tidak disadari. Menanamkan nilai dan prinsip moral, sebagai panduan etika, serta meningkatkan komitmen setiap individu untuk menjalankannya. Mampu menemukan kebahagiaan spiritual sehingga memandang pekerjaan bukan beban melainkan sebuah pengabdian dan panggilan jiwa. Pimpinan Organisasi/Perusahaan. Calon Pemimpin, Pendidik, Pengusaha, Karyawan, Orang tua, Mahasiswa, Pelajar, dan lain sebagainya. Permasalahan yang sering muncul dan kehidupan sehari-hari adalah bagaimana seseorang dapat menyeimbangkan antara IQ, EQ, dan SQ. banyak orang cerdas secara IQ tetapi memiliki karakter pribadi yang arogan, emosional dan egois, apatis, dan tidak peduli terhadap orang lain. Keseimbangan antara IQ, EQ, dan SQ dapat mencipakan karaker manusai yang ideal. Tau akan hak dan kewajibannya dan benar memiliki rasa empati terhadap orang lain.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN ATAU DEFINISI DARI IQ, EQ DAN SQ 1. Kecerdasan Intelektual (IQ) Orang sering kali menyamakan arti inteligensi dengan IQ, padahal kedua istilah ini mempunyai perbedaan arti yang sangat mendasar. Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu. sedangkan IQ atau singkatan dari Intelligence Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan. Intelligence Quotient atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan istilah dari pengelompokan kecerdasan manusia yang pertama kali diperkenalkan oleh Alferd Binet, ahli psikologi dari Perancis pada awal abad ke-20. Kemudian Lewis Ternman dari Universitas Stanford berusaha membakukan test IQ yang dikembangkan oleh Binet dengan mengembangkan norma populasi, sehingga selanjutnya test IQ tersebut dikenal sebagai test Stanford-Binet. Pada masanya kecerdasan intelektual (IQ) merupakan kecerdasan tunggal dari setiap individu yang pada dasarnya hanya bertautan dengan aspek kognitif dari setiap masing-masing individu tersebut. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun. Inti kecerdasan intelektual ialah aktifitas otak. Otak adalah organ luar biasa dalam diri kita Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ (Intellegentia Quotient) memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam belajar. Menurut penyelidikan, IQ atau daya tangkap seseorang mulai dapat ditentukan sekitar umur 3 tahun. Daya tangkap sangat dipengaruhi oleh garis keturunan (genetic) yang dibawanya dari keluarga ayah dan ibu di samping faktor gizi makanan yang cukup. 2. Kecerdasan Emosional (EQ) EQ adalah istilah baru yang dipopulerkan oleh Daniel Golleman. Berdasarkan hasil penelitian para neurolog dan psikolog, Goleman (1995) berkesimpulan bahwa setiap manusia memiliki dua potensi pikiran, yaitu pikiran rasional dan pikiran emosional. Pikiran rasional digerakkan oleh kemampuan intelektual atau “Intelligence Quotient” (IQ), sedangkan pikiran emosional digerakkan oleh emosi.
  • 4. Daniel Golemen, dalam bukunya Emotional Intelligence (1994) menyatakan bahwa “kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang hanya sekitar 20 % dan sisanya yang 80 % ditentukan oleh serumpun faktor-faktor yang disebut Kecerdasan Emosional. Dari nama teknis itu ada yang berpendapat bahwa kalau IQ mengangkat fungsi pikiran, EQ mengangkat fungsi perasaan. Orang yang ber-EQ tinggi akan berupaya menciptakan keseimbangan dalam dirinya; bisa mengusahakan kebahagian dari dalam dirinya sendiri dan bisa mengubah sesuatu yang buruk menjadi sesuatu yang positif dan bermanfaat. Kecerdasan emosional dapat diartikan dengan kemampuan untuk “menjinakkan” emosi dan mengarahkannya ke pada hal-hal yang lebih positif. Seorang yang mampu mensinergikan potensi intelektual dan potensi emosionalnya berpeluang menjadi manusia- manusia utama dilihat dari berbagai segi. Hubungan antara otak dan emosi mempunyai kaitan yang sangat erat secara fungsional. Antara satu dengan lainnya saling menentukan. Otak berfikir harus tumbuh dari wilayah otak emosional. Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa kecerdasan emosional hanya bisa aktif di dalam diri yang memiliki kecerdasan intelektual. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan individu untuk mengenal emosi diri sendiri, emosi orang lain, memotivasi diri sendiri, dan mengelola dengan baik emosi pada diri sendiri dalam berhubungan dengan orang lain (Golleman, 1999). Emosi adalah perasaan yang dialami individu sebagai reaksi terhadap rangsang yang berasal dari dirinya sendiri maupun dari orang lain Manusia dengan EQ yang baik, mampu menyelesaikan dan bertanggung jawab penuh pada pekerjaan, mudah bersosialisasi, mampu membuat keputusan yang manusiawi, dan berpegang pada komitmen. Makanya, orang yang EQ-nya bagus mampu mengerjakan segala sesuatunya dengan lebih baik. Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi koneksi dan pengaruh yang manusiawi. Dapat dikatakan bahwa EQ adalah kemampuan mendengar suara hati sebagai sumber informasi. Untuk pemilik EQ yang baik, baginya infomasi tidak hanya didapat lewat panca indra semata, tetapi ada sumber yang lain, dari dalam dirinya sendiri yakni suara hati. Malahan sumber infomasi yang disebut terakhir akan menyaring dan memilah informasi yang didapat dari panca indra. Substansi dari kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan dan memahami untuk kemudian disikapi secara manusiawi. Orang yang EQ-nya baik, dapat memahami perasaan orang lain, dapat membaca yang tersurat dan yang tersirat, dapat menangkap bahasa verbal dan non verbal. Di samping itu, kecerdasan emosional mengajarkan tentang integritas kejujuran komitmen, visi, kreatifitas, ketahanan mental kebijaksanaan dan penguasaan diri. Oleh karena itu EQ mengajarkan bagaimana manusia bersikap terhadap dirinya (intra personal) seperti self awamess (percaya diri), self motivation (memotivasi diri), self regulation
  • 5. (mengatur diri), dan terhadap orang lain (interpersonal) seperti empathy, kemampuan memahami orang lain dan social skill yang memungkinkan setiap orang dapat mengelola konflik dengan orang lain secara baik . Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengendalikan emosinya saat menghadapi situasi yang menyenangkan maupun menyakitkan. Mantan Presiden Soeharto dan Akbar Tandjung adalah contoh orang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi, mampu mengendalikan emosinya dalam berkomunikasi. 3. Kecerdasan Spiritual (SQ) Selain IQ, dan EQ, di beberapa tahun terakhir juga berkembang kecerdasan spiritual (SQ = Spritual Quotiens). Tepatnya di tahun 2000, dalam bukunya berjudul ”Spiritual Intelligence : the Ultimate Intellegence, Danah Zohar dan Ian Marshall mengklaim bahwa SQ adalah inti dari segala intelejensia. Kecerdasan ini digunakan untuk menyelesaikan masalah kaidah dan nilai-nilai spiritual. Dengan adanya kecerdasan ini, akan membawa seseorang untuk mencapai kebahagiaan hakikinya. Karena adanya kepercayaan di dalam dirinya, dan juga bisa melihat apa potensi dalam dirinya. Karena setiap manusia pasti mempunyai kelebihan dan juga ada kekurangannya. Intinya, bagaimana kita bisa melihat hal itu. Intelejensia spiritual membawa seseorang untuk dapat menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga, dan tentu saja dengan Sang Maha Pencipta. Spiritual Quotient (SQ) adalah kecerdasan yang berperan sebagai landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi dalam diri kita. Dari pernyataan tersebut, jelas SQ saja tidak dapat menyelesaikan permasalahan, karena diperlukan keseimbangan pula dari kecerdasan emosi dan intelektualnya. Jadi seharusnya IQ, EQ dan SQ pada diri setiap orang mampu secara proporsional bersinergi, menghasilkan kekuatan jiwa-raga yang penuh keseimbangan. Dari pernyataan tersebut, dapat dilihat sebuah model ESQ yang merupakan sebuah keseimbangan Body (Fisik), Mind (Psikis) and Soul (Spiritual). Kecerdasan spiritual ini adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di balik kenyataan apa adanya ini. Kecerdasan ini bukan kecerdasan agama dalam versi yang dibatasi oleh kepentingan-pengertian manusia dan sudah menjadi terkapling-kapling sedemikian rupa. Kecerdasan spiritual lebih berurusan dengan pencerahan jiwa. Orang yang ber-SQ tinggi mampu memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan memberi makna yang positif itu, ia mampu membangkitkan jiwanya dan melakukan perbuatan dan tindakan yang positif. Mengenalkan SQ Pengetahuan dasar yang perlu dipahami adalah SQ tidak mesti berhubungan dengan agama. Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu seseorang membangun dirinya secara utuh. SQ tidak bergantung pada budaya
  • 6. atau nilai. Tidak mengikuti nilai-nilai yang ada, tetapi menciptakan kemungkinan untuk memiliki nilai-nilai itu sendiri. 4. Mindset Esensi Manusia disebut sebagai makhluk berpikir. Pola pikir masing-masing kita sejatinya sangat tergantung kapasitas pengetahuan. Pola piker akan membentuk karakter. Psikiater dari Austria, Sigmund Freud (1856-1939), menjelaskan enam tahap perkembangan manusia, dan masing-masing memiliki kebutuhannya sendiri. Tiga di antaranya adalah tahap oral, tahap anal, dan tahap genital. Tahap oral terjadi ketika kebutuhan manusia baru sebatas materi dan serba fisik. Kebutuhan tahap ini menuntut pemenuhan sesegera mungkin. Letak kenikmatannya adalah pada mulut. Dalam konteks sosial, itulah orang-orang yang jatah umurnya habis untuk mengabdi benda. Fenomena mega korupsi juga menunjukkan bahwa mental kebanyakan oknum pejabat belum beranjak dari tahap oral. Hasrat nafsu, itulah Tuhan mereka. Ada juga yang terperangkap pada tahap anal. Ialah ketika kenikmatan tidak hanya terletak pada mulut, tapi ketika mengeluarkan sesuatu dari tubuh, seperti ketika buang air besar atau kecil. Mereka yang terlalu gemar menumpuk harta, lama-lama terjangkit kenikmatan melihat limpahan harta yang berhasil ditumpuk dalam brankas atau rekening. Persis perilaku anak-anak yang senang berlama-lama di toilet karena menikmati tumpukan kotoran mereka sendiri. Penyakit yang segera muncul pada tahap ini adalah takut kehilangan harta sehingga bersikap kikir. Mental demikian jelas tidak pernah melahirkan kebahagiaan hidup. Pelakunya bahkan digelari Allah sebagai pendusta agama. Semakin meningkat level kepribadian manusia, semakin abstrak pula kebutuhannya. Kebutuhan menjadi tidak lagi serba fisik, tapi sudah mencapai level nonfisik. Kebutuhan untuk bersosial, menentukan identitas diri, menajamkan intelektualias, menciptakan rasa damai, menumbuhkan kasih sayang, dan semisalnya, itulah tahap genital. Kedewasaan manusia terjadi ketika ia mampu mengatasi egonya dan menggiatkan amal kebajikan untuk sesama. Manusia pada tahap genital berhasil menundukkan keakuan demi menjunjung tinggi kekitaan dan kebersamaan. Manusia pada umumnya dalam melakukan sesuatu pasti lebih dulu orang tersebut karena didorong oleh pola berfikirnya. Jadi pola pikirlah yang menggerakkan, mendorong atau yang menjadi landasan mengapa seseorang melakukan sesuatu. Itulah sebabnya kalau kita hendak melarang seseorang untuk tidak melakukan suatu hal atau sebaliknya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu maka hal pertama yang harus dipengaruhi lebih dulu adalah pola pikirnya, jalan pikirannya yang diubah dulu. Kita bisa saja melarang seseorang untuk tidak melakukan sesuatu atau mendorong seseorang melakukan sesuatu tetapi jika tanpa merubah pola pikirnya lebih dulu maka tidak akan menghasilkan suatu perubahan hasil yang permanen atau perubahan yang berarti. Kalau kita ingin merubah perilakau seseorang dengan hasil yang lebih permanen atau lebih berarti maka yang harus dipengaruhi pertama kali adalah pola pikirnya. 5. Urgensi Hubungan Antara IESQ Dengan Mindset Esensi Ada istilah yang menyebutkan bahwa “apa yang kamu fikirkan itulah yang kamu lakukan”. Jadi apa saja yang akan kia lakukan biasanya muncul dari pikiran kita. Apa dan bagaimana yang kita fikirkan anan menentukan apa tindakan kita dan berpengaruh juga terhadap apa yang kita rasakan. Tujuan pendidikan karakter yaitu: jujur, tanggungjawab, disiplin, visioner, adil, peduli, kerja sama. Hubungan antara Karakter dan Kecerdasan Emosional sebagai berikut: Kecerdasan emosional berada pada ranah afeksi, kalbu, hati atau perasaan. Karakter berada pada ranah psikomotorik, gerak-gerik atau tingkah laku. Kecerdasan emosional seseorang lahir dari sebuah pendidikan atau latihan sejak dini atau sejak masa balita atau masih kanak-kanak.- Karakter seseorang juga adalah hasil dari sebuah pendidikan yang panjang yang juga dimulai sejak kanak-kanak yang dilakukan oleh orang tua atau guru pendidik.
  • 7. Kecerdasan Emosional lahir dari pemahaman/perasaan sebagai refleksi dari luar diri atau dari diri sendiri.-Kecerdasan emosional dan Karakter berpadu pada tingkah laku yang merupakan hasil dari sebuah pendidikan yang panjang. Hubungan antara Karakter dengan Kecerdasan Spiritual sebagai berikut:-Kecerdasan Spiritual berada pada titik God Spot secara fisik dan berada pada kesadaran murni di dalam Qalbu ruhiyah. Karakter berada pada ranah psikomotorik, gerak-gerik atau tingkah laku. Kecerdasan Spiritual seseorang juga lahir dari sebuah pendidikan, tetapi juga kadang diperoleh dari hasil sebuah perenungan atau kontemplasi bahkan ada pula berasal dari luar dirinya atau campur tangan Tuhan, inilah yang biasa dikenal dengan Ilham atau Ilmu Ladunni. Karakter merupakan sebuah hasil pendidikan dan latihan. Karakter dan Kecerdasan Spiritual berpadu pada tingkah laku, gerak-gerik atau kepribadian yang keduanya adalah hasil pendidikan. Hubungan pendidikan karakter dan EQ, SQ dan akhlak merupakan hubungan yang sangat dinamis, hubungan tersebut saling berinteraksi pada sebuah proses pembentukan kepribadian dalam pendidikan. Eksistensi pendidikan karakter berfokus pada proses pembentukan manusia, yaitu meramu, melukis, membentuk, mengukir atau bahkan memahat unsur-unsur pribadi manusia yang bertujuan untuk pembentukan tabiat, perilaku atau akhlak yang mulia yang disepakati oleh masyarakat sebagai sebuah perbuatan yang baik. Ruang lingkup EQ, SQ dan akhlak berada pada sikap hidup diri pribadi manusia yang berperan dalam menentukan tabiat atau kepribadian seseorang dalam bersosialisasi pada lingkungannya . Hubungan pendidikan karakter dan EQ, SQ dan akhlak adalah hubungan pada tataran rasional, hubungan emosional, spiritual yang menuntut adanya managemen untuk membentuk sikap yang bermuara pada lahirnya sebuah kepribadian, tabiat, tingkah laku seseorang, budi bahasa, kesopanan.Selalulah berupaya mengenali cara dan pola berpikir Anda sendiri. Ketahuilah bahwa otak dan pikiran Anda punya dua cara kerja utama. Ada yang bekerja dengan gaya kiri, dan ada yang bekerja dengan gaya kanan.Cara kerja otak kiri adalah demi bertahan dan survive. Demi keamanan dan keterencanaan. Demi masa depan dan demi tujuan. Ia lebih dekat pada upaya menganalisis keadaan. Ia pandai berhitung, dan pandai memilah-milah dengan ilmiah. Ia kaku dan apa adanya. Cara kerja otak kanan adalah demi kemajuan dan progress. Demi kepuasan dan keterkendalian. Demi saat ini dan demi pencapaian, lebih dekat pada upaya kreatif, pandai menemukan jejak, dan pandai menyesuaikan diri. Fleksibel dan mampu mengadaptasi. Setiap detik, setiap menit, dan setiap saat, Anda sudah sangat terbiasa mengaktifkan otak kiri Anda. Sudah saatnya bagi Anda untuk juga membiasakan diri mengaktivasi sisi kanan dari otak Anda. Adalah pada tempatnya jika Anda mulai membiasakan diri berada di dalam keseimbangan pikiran. Keseimbangan pikiran adalah bekal utama yang pertama untuk bertahan di tengah badai. Tanpa keseimbangan ini, Anda akan merasa tidak berguna, useless, dan tak tahu harus bagaimana. Dengan keseimbangan pikiran, Anda selalu bisa kembali fokus. Kenalilah state dan kondisi otak dan pikiran Anda setiap saat, agar bisa Anda manfaatkan sehingga Anda bisa efektif dan efisien dalam mencapai tujuan. Otak kiri dan otak kanan Anda erat hubungannya dengan perasaan dan emosi Anda. Otak kiri Anda berkaitan dengan rasa mampu bertahan dan rasa keselamatan. Erat hubungannya dengan rasa aman dan rasa tetap berada di jalur yang tepat. Erat hubungannya dengan rasa kejelasan tentang masa depan dan rasa mampu mencapai tujuan. Keseimbangan di dalam emosi dan perasaan adalah bekal utama yang kedua untuk bertahan di tengah badai. Tanpa keseimbangan ini, Anda akan merasa tidak punya harapan, pudarnya segala impian, dan keputusasaan. Dengan keseimbangan emosi, Anda selalu bisa memperbaiki mood dan perasaan.Belajarlah untuk mampu mentransformasi segala bentuk energi dari emosi dan perasaan, menjadi energi positif yang mendorong Anda, agar melaju tanpa hambatan di tengah perjalanan.
  • 8. BAB III KESIMPULAN Dari penjelesan diatas sudah sangat jelas bahwa manusia merupakan makhluk yang sangat sempurna atas ciptaan Tuhannya karena merupakan satu-satunya makhluk yang mempunyai IQ, EQ dan SQ. Ketiga komponen tersebut tidak dapat dipisahkan meskipun perkembangannya berbeda- beda dan mempunyai proporsi yang berbeda, sehingga terkadang terjadi ketidak seimbangan dalam kecerdasan seseorang, hal tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor baik intern ataupu ekstern. Sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan ketiga komponen tersebut melalui berbagai kegiatan. Keseimbangan antara IQ, EQ, dan SQ dapat mencipakan karaker manusai yang ideal. Tau akan hak dan kewajibannya dan benar memiliki rasa empati terhadap orang lain. IESQ sangat mempengaruhi mindset manusia. Bagaimana keseimbangan antara IESQ dapat membentuk mindset esensi yang ideal. Pola piker yang baik dapat menunjang pencapaian yang maksimal dari cita-cita yang diimpikan oleh manusia itu sendiri. Dengan dua mindset yang terpenting di atas, Anda selalu punya peluang untuk tetap bergerak. Tanpanya, Anda akan selalu merasa berjalan di tempat dan merasa tidak kemana-mana. Dengannya, Anda semestinya tetap bergerak dengan kreatif. Jika tidak, maka Anda sudah selayaknya menimbang-nimbang ulang keseimbangan Anda. Baik di dalam pikiran, maupun di dalam perasaan. Dengankeepmoving,Andaakantetapberjalan.Dandengankeseimbangannya,Andaakantetapberjalan ke arah yang benar.Jika ketiga mindset sukses Anda sudah terlatih dan selalu berada di dalam keseimbangannya, maka dipastikan Anda akan tetap sampai ke tujuan.