SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  20
Télécharger pour lire hors ligne
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik dengan judul “Analisis
Gravimetri” yang disusun oleh :
Nama : Awaluddin
NIM : 60500114019
Kelompok : II (Dua)
telah diperiksa oleh Asisten/Koordinator Asisten dan dinyatakan diterima.
Samata, Desember 2015
Koordinator Asisten Asisten
Nurrun Qaizul Mardyah Moh. Ikhsanuddin DG.M
NIM : 60500112047 NIM : 60500113008
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Sjamsiah, S.Si., M.Si., Ph.D.
NIP: 19680722 19980 2 2001
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisis kuanlitatif merupakan metode analisis untuk menentukan jumlah
atau banyaknya zat atau untuk mengetahui kuantitas dari setiap komponen yang
menyusun analit. Analisis kuantitatif menghasilkan data numerik yang memiliki
satuan tertentu. Berdasarkan kuantitas analit yang ingin ditetapkan, analisis dapat
digolongkan dalam tiga kategori, yaitu analisis makro, analisis semi mikro dan
analisis mikro, analisis makro bila kadarnya besar, misalnya dalam orde gram,
mikro bila kadar analitnya sangat kecil, seperti orde mg dan ppm (Chadijah, 2012:
3-4).
Analisis gravimetri atau analisis kuantitatif berdasarkan bobot adalah
proses isolasi serta penimbangan suatu unsure atau suatu senyawaan tertentu dari
unsur tersebut dalam bentuk yang semurni mungkin. Unsur atau senyawaan itu
dipisahkan dari suatu porsi zat yang sedang diselidiki. Sebagian besar
penetapan-penetapan pada analisis gravimetrik tersebut menyangkut perubahan
unsur atau radikal yang akan di tetapkan menjadi sebuah senyawaan yang murni
dan stabil, yang dapat dengan mudah diubah menjadi suatu bentuk yang sesuai
untuk di timbang. Lalu bobot unsur atau radikal itu dengan mudah dapat dihitung
dari pengetahuan kita tantang rumus senyawaannya serta bobot ataom unsur-unsur
penyusunnya (bassett, dkk., 2013: 472).
Analisis gravimetri telah banyak diaplikasikan untuk analisis kation dari
unsur-unsur yang terdapat dalam sistem periodik. Metode analisis juga dapat
digunakan untuk analisis kuantitatif bahan organik tertentu seperti kolesterol pada
careal dan laktosa pada susu. Kolesterol sebagai steroid alkohol dapat diendapkan
2
secara kuantitatif dengan saponin organik yang disebut digitonin (Chadijah, 2012:
211).
Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan percobaan tentang analisis
gravimetri untuk menentukan kadar air hablur dalam garam anhidrat dan kadar
tembaga dalam garam terusi.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah pada perconaan ini yaitu:
1. Berapa kadar air habrul dari garam hidrat?
2. Berapa kadar tembaga (Cu) dalam garam terusi?
C. Tujuan percobaan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu:
1. Untuk menentukan kadar air habrul dari garam hidrat
2. Untuk menentukan kadar tembaga (Cu) dalam garam terusi
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Analisis kuantitatif
Analisis kuanlitatif merupakan metode analisis untuk menentukan jumlah
atau banyaknya zat atau untuk mengetahui kuantitas dari setiap komponen yang
menyusun analit. Analisis kuantitatif menghasilkan data numerik yang memiliki
satuan tertentu. Metode analisis kuantitatif umumnya melibatkan prose kimia dan
proses fisika. Analisis kuantitatif yang elibatkan proses kimia seperti gravimetri
dan volumerti. Analisis kuantitatif yang melibatkan proses fisika umumnya
menggunakan prinsip interaksi materi dengan energi pada proses pengukurannya.
Metode ini umumnya manggunakan peralatan yang modern sperti polarimeter,
spektrofotometer sehingga sering dikenal dengan analisis instrumen (Chadijah,
2012: 3).
Analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat
tertentu dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tersebut, yang seringkali
dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyusun entah sebagian kecilatau
sebagian besar sampel yang dianalisis. Jika zat yang dianalisis (analit) tersebut
menyusun lebih dari sekitar 1% dari sampel, maka analit ini dianggap sebagai
konstituen utama. Zat itu dianggap konstituen minor jika jumlahnya berkisar
antara 0,01 hingga 1% dari sampel. Terakhir, suatu zat yang hadir hingga kurang
dari 0.01% dianggap sebagai konstituen perunut (trace) (Day dan Underwood,
2002: 2).
4
B. Metode Gravimetri
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur
atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri
meliputi transformasi unsur atau radikal ke senyawa murni stabil yang dapat
segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur
dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom-atom unsur-unsur yang
menyusunnya. Pemisahan unsur-unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan
dengan beberapa cara, seperti: metode penengedapan, metode penguapan, metode
eleoktroanalisis atau berbagai macam metode lainnya. Pada prakteknya, dua
metode pertama yang penting. Metode gravimetri memakan waktu cukup lama,
adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi
dapat digunakan (Rusdiman, 2010: 288).
Menurut Chdijah (2012: 201) metode gravimetri untuk analisis kuantitatif
didasarkan pada stoikiometri reaksi pengendapan, yang secara umum dinyatakan
dengan persamaan:
aA + pP → AaPp
dimana “a” adalah koefisien reaksi setara dari tekanan analit (A) dan “p” adalah
koefisien reaksi setara dari reaktan pengendap (P) dan aApP adalah rumus
molekul dari zat kimia hasil reaksi yang tergolong sulit larut (mengendap) yang
dapat ditentukan beratnya dengan tepat setelah proses pencucian dan pengeringan.
Penambahan reaktan pengendap P umumnya dilakukan secara berlebih agar
dicapai proses pengendapan yang sempurna (Chadijah, 2012: 201).
Menurut Chadijah (2012: 201), Agar penetapan kuantitas analit dalam
metode gravimetri mencapai hasil yang mendekati nilai sebenarnya, harus
dipenuhi dua kriteria berikut:
5
1. Proses pemisahan atau pengendapan analit dari komponen lainnya
berlangsung sempurna.
2. Endapan analit yang dihasilkan diketahui dengan tepat komposisinya dan
memiliki tingkat kemurnian yang tinggi tidak bercampur dengan zat
pengotor.
C. Proses Pengendapan
Dasar yang paling penting dalam analisis gravimetri adalah bahan yang
akan ditetapkan endapannya dari suatu larutan dalam bentuk yang sulit larut,
sehingga tak terjadi kehilangan yang berarti bila endapan dipisahkan dengan
penyaringan dan ditimbang (Bessett, dkk., 1994: 472).
Pengendapan dilakukan sedemikian rupa sehingga memudahkan proses
pemisahannya, misalnya Ag diendapakan sebagai AgCl, dikeringkan pada suhu
130o
C kemudian ditimbang sebagai AgCl, kemudian dibakar dan ditimbang.
Aspek yang perlu diperhatikan pada metode tersebut adalah endapannya
mempunyai kelarutan yang kecil sekali dan dapat dipisahkan secara filtrasi.
Kedua, secara fisik endapan sedemikian rupa, sehingga mudah dipisahkan dari
larutannya dengan filtrasi, dapat dicuci untuk menghilangkan pengotor, ukuran
partikelnya cukup besar serta endapat dapat diubah menjadi zat murni dengan
komposisi kimia tertentu (Rusdiman, 2010: 288).
Secara umum pengendapan terjadi melalui dua proses. Proses pertama
terbentuknya zarah-zarah yang sangat kecil (1-100 nm) yang disebut inti
sedangkan proses kedua inti-inti tersebut tumbuh menjadi zarah-zarah yang lebih
besar. Dalam gravimetri endapan yang diinginkan ialah endapan hablur kasar
karena endapan ini mudah disaring dan dicuci karena luas endapan hablur kasar
itu lebih kecil daripada hablur halus, maka endapan hablr kasar ini lebih sedikit
mengandung kotoran. Untuk memperoleh endapan hablur kasar tersebut, ukuran
6
yang sangat penting untuk diperhatikan dalam proses pengendapan adalah
kelewatjenuhan nisbi (R) yang dirumuskan dengan persamaan berikut:
R =
( )
. . . .. . .. . . . . . . .. . . . . . … . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . (2.1)
disini R= kelewatjenuhan nisbih, Q= konsentrasi molar larutan setelah
dicampur, tetapi belum timbul edapadan dan S= kelarutan molar endapan
(Chadijah, 2012: 203).
Secara umum pengendapan dilakukan pada larutan yang panas sebab
kelarutan bertambah dengan bertambahnya temperatur. Pengendapan dilakukan
dalam larutan encer yang ditambahkan pereaksi perlahan-lahan dengan
pengadukan yang teratur, partikel yang terbentuk lebih dahulu berperan sebagai
pusat pengendapan. Untuk memperoleh pusat pengendapan yang besar suatu
reagen ditambahkan agar kelarutan endapan bertambah besar (Rusdiman, 2010:
288).
D. Mekanisme pembentukan endapan
Menurut Chadijah (2013: 205-207), beberapa mekanisme pembentukan
endapan yaitu:
1. Terbentuknya endapan dimulai dari terbentuknya larutan lewat jenuh
(Super Saturated Solution).
2. Nukleasi, sejumlah partikel (ion, atom atau molekul) membentuk inti
mikroskopik dari fasa padat, semakin tinggi derajat lewat jenuh, semakin
besar laju nukleasi. Pembentukan nukleasi dapat secar langsung atau
dengan induksi.
3. Kompetisi nukleasi dan particle growth. Begitu suatu nukleasi terbentuk,
ion-ion lain tertarik sehingga membentuk partikel besar yang dapat
disaring.
7
4. Pada awalnya hanya terdapat sangat sedikit Cl-
bebas didalam larutan
disebabkan Ag+
berlebih.
5. Lapisan terluar dari endapan yang mengandung kedua ion cenderung
untuk menarik Ag+
ke lapisan primer.
6. Ukuran koloid dapat ditingkatkan dengan pemanasan, pengadukan dan
penambahan elektrolit. Proses mengubah koloid sehingga dapat disaring
disebut koagulasi atau aglomerasi.
E. Pemisahan Endapan
Pemisahan endapan dari suatu larutan tidak selalu menghasilkan zat murni.
Kontaminasi endapan oleh zat lain yang larut dalam pelarut tersebut disebut
kopresipitasi. Hal ini berhubungan dengan absorsi pada permukaan partikel dan
terperangkatnya (oklusi) zat asing selama proses pertumbuhan Kristal dari partikel
primernya. Absorsi banyak terjadi pada endapan gelatin dan sedikit pada endapan
mikrokristal (Rusdiman, 2010: 290).
Endapan dalam analisis gravimetri biasanya dikumpulkan dengan
penyaringan cairan induknya melalui kertas saring atau alat peyaring dari kaca
mesir. Kertas saring ini dibuat dari selulosa yang sangat murni, sehingga jika
dibakar hanya meninggalkan sisa abu yang sangat sedikit. Lazimnya kertas saring
itu dibagi atas tiga klompok yaitu kertas saring berpori besar, sedang dan kecil.
Pemilihan kertas saring itu tergantung pada sifat endapan yang akan disaring.
Sebaliknya, alat penyaring dari kaca masir digunakan bila endapan yang disaring
tidak akan dipijarkan setelah penyaringan, tetapi hanaya dikeringkan saja. Selain
dengan penyaringan endapan dapat pula dipisahkan dengan cara pengendap
tuangkan. (Chadijah, 2013: 208).
Proses pemisahan endapan akan tertinggal sebagai sisa-sisa cairan induk
dan kotoran dalam suatu larutan yang kemudian harus dicuci setelah disaring.
8
Pencucian akan berhasil jika dilakukan berulang-ulang dengan pemakaian sedikit
demi sedikit cairan pencuci. Pencucian dilanjutkan terus sampai ion pengotor
telah hilang sama sekali. Hilangnya ion pengotor ditandai dengan hasil negatif
pada pengujian cairan pencuci dengan pereaksi yang cocok (Chadijah, 2013; 208).
F. Perhitungan Gravimetri
suatu endapan dalam prosedur gravimetri ditimbang dan dari harga ini
berat analit dalam contoh dihitung. Persentase analit A adalah:
%A =
%
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.2)
Untuk menghitung berat analit dari berat endapan kering perlu memperhatikan
faktor gravimetri. Faktor grvimetri didefinisikan sebagai jumlah berat analit dalam
1 gram berat endapan. Hasil kali dari berat endapan. Hasil kali dari berat endapan
P dengan faktor gravimetri sama dengan berat analit. Berat analit A = berat
endapan P x faktor gravimetri, sehingga:
%A =
%
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.3)
faktor gravimeti dapat dihitung bila rumus kimia analit dari endapan diketahui
dengan tepat (Chadijah, 2012: 209).
G. Aplikasi Gravimetri
Analisis gravimetri telah banyak diaplikasikan untuk analisis kation dari
unsur-unsur yang terdapat dalam sistem periodik. Metode analisis juga dapat
digunakan untuk analisis kuantitatif bahan organik tertentu seperti kolesterol pada
careal dan laktosa pada susu. Kolesterol sebagai steroid alkohol dapat diendapkan
secara kuantitatif dengan saponin organik yang disebiut digitonin (Chadijah,
2012: 211).
9
9
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Selasa-Jum’at/ 15-18 Desember 2015
Waktu : 13.00-16.00 WITA
Tempat : Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Alauddin Makassar
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah neraca analitik, tanur,
oven, desikator, labu takar 50 mL, gelas kimia 100 mL, 300 mL dan 400 mL,
erlenmeyer 250 mL, pipet volume 25 mL, pipet skala 1 mL, 10 mL dan 25 mL,
tabung reaksi, pipet tetes, spatula, corong, batang pengaduk, gelas arloji dan
cawan porselin, gegep kayu dan besi.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aquades (H2O),
aluminium, kertas saring, larutan asam klorida (HCl) 4 N, larutan asam sulfat
(H2SO4) 2 N, larutan natrium hidroksida (NaOH) 2 N, tembaga (II) sulfat
(CuSO4.xH2O) dan tissu.
10
C. Prosedur Kerja
1. Penentuan Kadar Air Hablur dalam Garam Hidrat
Membersihkan cawan porselin, kemudian menimbang bobot kosong
cawan porselin sebelum di oven dan di desikator. Kemudian memasukkan ke
dalam oven selama 10 menit pada suhu 105o
C, lalu memasukkan ke dalam
desikator selama 5 menit. Menimbang bobot kosong cawan porselin setelah di
oven dan didesikator. Kemudian memasukkan CuSO4 ke dalam cawan porselin
lalu timbang sebanyak 0,5002 g. Memasukkan ke dalam oven selama 1 jam dan
memasukkan ke dalam desikator selama 30 menit. Kemudian menimbang sampel
dengan cawan porselin. Setelah itu masukkan lagi ke dalam oven selama 30 menit
dan dalam desikator selama 15 menit, lalu timbang lagi. Mengoven lagi selama 15
menit dan desikator selama 5 menit, kemudian timbang. Kemudian lakukan poses
tersebut sampai mendapat bobot konstan.
2. Penentuan kadar Tembaga (Cu) dalam Garam Terusi
Menimbang bobot kosong cawan porselin dengan menggunakan neraca
analitik. Setelah itu, menimbang 0,5003 gr CuSO4 lalu melarutkannya dengan 100
mL aquades. Kemudian memasukkannya ke dalam labu takar 100 mL dan
menghimpitkannya samapi tanda batas. Setelah itu, menambahkan H2SO4 sampai
larutan tersebut berwarna biru. Kemudian memanaskannya sampai mendidh di
lemari asam lalu menambahkannya dengan NaOH sampai terbentuk endapan
hitam. Setelah itu, mendiamkannya sampai larutan tersebut menjadi dingin.
Kemudian menyaring endapan tersebut dengan menggunakan kertas saring
dengan filtratnya dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Setelah itu, membilas gelas
kimia sebanyak 3 kali. Kemudian, memasukkan filtrat bilasan terakhirnya ke
dalam dua buah tabung reaksi sedangkan endapannya didiamkan sampai kering.
Memasukkan 5 tetes HCl pada tabung reaksi I dan memasukkan 2 mL BaCl2 ke
dalam tabung reaksi II. kemudian memanaskan aquades dan memasukkan kedua
11
tabung reaksi ke dalam penangas tersebut dan memanaskannya sampai mendidih.
Setelah itu, menuangkan isi tabung reaksi II ke dalam tabung reaksi I dan lihat
apakah larutan jernih atau tidak. Apabila sudah jernih maka melanjutkannya
dengan melipat kertas saring yang berisi endapan lalu memasukkannya ke dalam
cawan porselin. Setelah itu, membakar endapan tersebut dengan menggunakan
hotplate sampai menjadi abu. Kemudian memasukkannya ke dalam tanur selama
2,5 jam pada suhu 500o
C lalu mendiamkannya sampai tanur menjadi dingin.
Kemudian memasukkan endapan tersebut ke dalam desikator selama 15 menit.
Kemudian menimbang hasil endapan tersebut dengan menggunakan neraca
analitik.
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Penentuan Kadar Air-Hablur dalam Garam Anhidrat
Cawan porselin kosong , oven selama 10 menit dan desikator
selama 5 menit setelah dioven , 0,5002 gram CuSO4. 5H2O
padatan , padatan padatan , padatan
padatan , padatan padatan , padatan
padatan , padatan dengan bobot konstan.
2. Penentuan Kadar Tembaga (Cu) dalam Garam Terusi
0,5003 gram CuSO4. 5H2O dalam 100 mL aquades
beberapa tetes H2SO4 dalam 100 mL aquades NaOH
terdapat endapan hitam dan H2O endapan arang
,
abu ,
.
B. Reaksi
CuSO4. 5H2O → CuSO4 + 5H2O
CuSO4 + 2 NaOH → Cu(OH)2 + Na2SO4
Cu(OH)2 → CuO + H2O ↑
12
C. Analisis Data
1. Penentuan Kadar Air-Hablur dalam Garam Anhidrat
Bobot Kosong cawan = 73,3469 gr
Bobot Cawan setelah pemijaran = 73,3641 gr
Bobot cawan + sampel sebelum pemijaran = 73,8643 gr
Bobot Cawan + sampel setelah pemijaran = 73,7042 gr
Bobot sampel sebelum pemijaran = 0,5002 gr
Bobot sampel setelah pemijaran = 0,3401 gr
BM CuSO4 = 161,43 g/mol
BM H2O = 18 g/mol
Bobot sampel sebelum pemijaran
BM CuSO4. xH2O
=
Bobot sampel setelah pemijaran
BM CuSO4
0,5002 gr
161,43 gr/mol + x 18 g/mol
=
0,3401 gr
161,43 g/mol
80,7472 gr/mol . gr = 54,9023 gr/mol . gr + x 6,1218 gr
x 6,1218 gr = 25,8449 gr/mol . gr
x =
, / .
,
x = 4,2217 mol
2. Penenetuan Kadar Tembaga (Cu) dalam Garam Terusi
Bobot CuSO4.5H2O = 0,5003 gr
13
Bobot sampel setelah pemijaran = 0,4671 gr
BM Cu = 63,5 gr/mol
BM CuO = 79,5 gr/mol
Faktor geometrik =
=
, /
, /
= 0,7987
Jadi, kadar Cu adalah
Kadar Cu = x 100%
=
, ,
, x 100%
= 0,7456 x 100%
=74,56 %
2. Pembahasan
Analisis gravimetri merupakan suatu cara analisis kuantitatif dengan
penimbangan berat zat setelah diperlakukan sedemikian rupa sehinnga zat tersebut
diketahui rumus molekulnya secara pasti dan berada dalam keadaan stabil. Pada
percobaan ini bertujuan untuk menetukan kadar air hablur dan kadar Cu dalam
garam terusi.
Pertama yaitu menentukan kadar air hablur yang terdapat di dalam CuSO4.
Percobaan ini diawali dengan menimbang berat kosong cawa porselin, hal ini
dilakukan untuk mengetahui bobot kosong dari cawan. Selanjutnya memasukkan
cawan ke dalam oven selama 10 menit pada suhu 1050
C. Hal ini bertujuan agar
cawan kering kemudian dimasukkan ke dalam desikator. hal ini berfungsi untuk
mendinginkan cawan dan menghilangkan kadar air yang terdapat dalam cawan,
hal ini dapat terjadi karena dalam desikator terdapat selika gel yang dapat
menyerap air. Kemudian menimbang kembali bobot cawan untuk mengetahui
14
bobot cawan setelah pemanasan. Setelah itu, menimbang tembaga (II) sulfat
(CuSO4) sebanyak 0,5002 gr kemudian memasukkannya ke dalam oven dan
mendesikatornya. Hal ini bertujuan agar kadar air yang terdapat di dalam CuSO4
hilang. Hal ini tentu dapat terjadi karena silica gel yang berperan sebagai zat yang
dapat menyerap air yang terdapat pada sampel yang dimasukkan ke dalam
desikator. Setelah itu, menimbang kembali bobotnya lalu mengovennya lagi
selama 30 menit dan mendesikatornya lagi. Percobaan ini terus diulangi sampai
mendapatkan bobot konstan. Hal ini bertujuan agar tingkat kesalahan yang
semakin kecil, artinya tingkat ketelitian dari hasil yang diperoleh besar. Adapun
kadar air hablur yang diperoleh adalah 4,2217 mol. Percobaan kedua yaitu
penentuan kadar Cu yang terdapat di dalam garam terusi. Percobaan ini diawali
dengan menimbang 0,5003 gr CuSO4 kemudian melarutkannya dengan
menggunakan aquades. Setelah itu, memasukkan H2SO4 ke dalam larutan. Hal ini
bertujuan untuk memberikan suasan asam pada larutan. Setelah itu, memanaskan
larutan tersebut lalu ditambahkan dengan NaOH. Hal ini bertujuan untuk
mengendapakan Cu yang terdapat dalam larutan. Setelah itu, mendinginkan
larutan kemudian menyaring endapannya dan membilas gelas kimia sebanyak 3
kali dan menyaringnya lagi. Setelah itu, memasukkan filtratnya ke dalam dua
buah tabung reaksi lalu memasukkan HCl pada tabung I sedangakan untuk tabung
II dimasukkan BaCL2. Kemudian memanaskannya diatas penangas. hal ini
bertujuan untuk menguji apakah larutan sudah bebas dari sulfat dan basa berlebih
atau tidak. Hal ini dapat dilihat pada saat mencampur larutan pada tabung II ke
tabung I, apabila larutannya bening maka menandakan bahwa larutan tersebut
sudah bebas dari basa berlebih dan sulfat dan apabila masih keruh maka harus
diulang kembali. Setelah itu, mendinginkan dan mengeringkan endapan kemudian
membakar endapan tersebut dengen menggunakan penangas air. Hal ini bertujuan
15
agar mengurangi kadar air yang terdapat dalam endapan dan mempermudah
proses pengabuan. Setelah itu, memasukkan arang dari endapan ke dalam tanur
selama 2,5 jam. Kemudian mendinginkannya lalu menimbang bobot Cu atau
tembaganya. Berdasarkan hasil percobaan dan analisis data, maka kadar Cu yang
diperoleh adalah 74,56%.
11
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa kadar air habrul dari garam hidrat yaitu 4,2217 mol dan kadar
tembaga (Cu) dalam garam terusi yaitu 74,56%.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu untuk analisis gravimetri
selanjutnya sebaiknya menggunakan metode pengendapan dengan menggunakan
AgCl sebagai endapannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bessett J.dkk., Vogel’s Textbook of Quantitative Inorganic Analysis Including
Elementary Instrumental Analysis. Terj. Hadyana Pudjaatmaka dan L.
Setiono. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1994.
Chadijah, Sitti. Dasar-Dasar Kimia Analitik. Makassar: Alauddin University
Press. 2012.
Day, Jr dan Underwood. Quantitative Analysis. terj. Hilarius Wibi dan Lemeda
Simarmata. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi keenam. Jakarta: Erlangga,
1996.
Rusdiman. Kimia Dasar Analitik. Makassar: AIGI. 2010.
Svehla. Textbook Of Makro and Semimicro Qualitative Inorganik Analysis. Terj.
Setiono dan Hadyana Pudjaatmaka. Buku Teks Analisis Anorganik
Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: Kalman Media Pustaka. 1985

Contenu connexe

Tendances

Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cqlp
 
Annes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAnnes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAn Nes Niwayatul
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanDokter Tekno
 
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianFransiska Puteri
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClyassintaeka
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarilmanafia13
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiKustian Permana
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroFransiska Puteri
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basawd_amaliah
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatYasherly Amrina
 
titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri Afif Randika
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatifZamZam Pbj
 

Tendances (20)

Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
Annes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAnnes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis Gravimetri
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
 
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
 
Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasar
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. ii
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
Volumetri (Kimia Analitik)
Volumetri (Kimia Analitik)Volumetri (Kimia Analitik)
Volumetri (Kimia Analitik)
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatif
 

Similaire à Gravimetri Air dan Tembaga

Similaire à Gravimetri Air dan Tembaga (20)

Tugas gravimetri
Tugas gravimetriTugas gravimetri
Tugas gravimetri
 
Makalah gravimetri kimia analitik
Makalah gravimetri kimia analitik Makalah gravimetri kimia analitik
Makalah gravimetri kimia analitik
 
Makalah Gravimetri
Makalah GravimetriMakalah Gravimetri
Makalah Gravimetri
 
Gravimetri
GravimetriGravimetri
Gravimetri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
 
Analisis gravimetri
Analisis gravimetriAnalisis gravimetri
Analisis gravimetri
 
Gravimetri revisi
Gravimetri revisiGravimetri revisi
Gravimetri revisi
 
analisis_gravimetri.pptx
analisis_gravimetri.pptxanalisis_gravimetri.pptx
analisis_gravimetri.pptx
 
analisis_gravimetri.pptx
analisis_gravimetri.pptxanalisis_gravimetri.pptx
analisis_gravimetri.pptx
 
Perarasi sampel
Perarasi sampelPerarasi sampel
Perarasi sampel
 
Gravimetric analysis
Gravimetric analysisGravimetric analysis
Gravimetric analysis
 
Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1
 
Percobaan ii mirna
Percobaan ii mirnaPercobaan ii mirna
Percobaan ii mirna
 
Kuliah kimia kuantitatif balai budidaya laut batam (romi novriadi)
Kuliah kimia kuantitatif balai budidaya laut batam (romi novriadi)Kuliah kimia kuantitatif balai budidaya laut batam (romi novriadi)
Kuliah kimia kuantitatif balai budidaya laut batam (romi novriadi)
 
Percb 2 l1 b021034 darma julianti sipahutar
Percb 2 l1 b021034 darma julianti sipahutarPercb 2 l1 b021034 darma julianti sipahutar
Percb 2 l1 b021034 darma julianti sipahutar
 
Bab i kimia analisa & pemisahan
Bab i kimia analisa & pemisahanBab i kimia analisa & pemisahan
Bab i kimia analisa & pemisahan
 
Sifat Koligatif
Sifat KoligatifSifat Koligatif
Sifat Koligatif
 
Zat dan Perubahannya untuk sma ataupun smk.pptx
Zat dan Perubahannya untuk sma ataupun smk.pptxZat dan Perubahannya untuk sma ataupun smk.pptx
Zat dan Perubahannya untuk sma ataupun smk.pptx
 
Tugas stoikiometri
Tugas stoikiometriTugas stoikiometri
Tugas stoikiometri
 
B.Zat dan Perubahannya.pdf
B.Zat dan Perubahannya.pdfB.Zat dan Perubahannya.pdf
B.Zat dan Perubahannya.pdf
 

Dernier

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 

Dernier (20)

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 

Gravimetri Air dan Tembaga

  • 1. LEMBAR PENGESAHAN Laporan Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik dengan judul “Analisis Gravimetri” yang disusun oleh : Nama : Awaluddin NIM : 60500114019 Kelompok : II (Dua) telah diperiksa oleh Asisten/Koordinator Asisten dan dinyatakan diterima. Samata, Desember 2015 Koordinator Asisten Asisten Nurrun Qaizul Mardyah Moh. Ikhsanuddin DG.M NIM : 60500112047 NIM : 60500113008 Mengetahui, Dosen Penanggung Jawab Sjamsiah, S.Si., M.Si., Ph.D. NIP: 19680722 19980 2 2001
  • 2. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis kuanlitatif merupakan metode analisis untuk menentukan jumlah atau banyaknya zat atau untuk mengetahui kuantitas dari setiap komponen yang menyusun analit. Analisis kuantitatif menghasilkan data numerik yang memiliki satuan tertentu. Berdasarkan kuantitas analit yang ingin ditetapkan, analisis dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu analisis makro, analisis semi mikro dan analisis mikro, analisis makro bila kadarnya besar, misalnya dalam orde gram, mikro bila kadar analitnya sangat kecil, seperti orde mg dan ppm (Chadijah, 2012: 3-4). Analisis gravimetri atau analisis kuantitatif berdasarkan bobot adalah proses isolasi serta penimbangan suatu unsure atau suatu senyawaan tertentu dari unsur tersebut dalam bentuk yang semurni mungkin. Unsur atau senyawaan itu dipisahkan dari suatu porsi zat yang sedang diselidiki. Sebagian besar penetapan-penetapan pada analisis gravimetrik tersebut menyangkut perubahan unsur atau radikal yang akan di tetapkan menjadi sebuah senyawaan yang murni dan stabil, yang dapat dengan mudah diubah menjadi suatu bentuk yang sesuai untuk di timbang. Lalu bobot unsur atau radikal itu dengan mudah dapat dihitung dari pengetahuan kita tantang rumus senyawaannya serta bobot ataom unsur-unsur penyusunnya (bassett, dkk., 2013: 472). Analisis gravimetri telah banyak diaplikasikan untuk analisis kation dari unsur-unsur yang terdapat dalam sistem periodik. Metode analisis juga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif bahan organik tertentu seperti kolesterol pada careal dan laktosa pada susu. Kolesterol sebagai steroid alkohol dapat diendapkan
  • 3. 2 secara kuantitatif dengan saponin organik yang disebut digitonin (Chadijah, 2012: 211). Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan percobaan tentang analisis gravimetri untuk menentukan kadar air hablur dalam garam anhidrat dan kadar tembaga dalam garam terusi. B. Rumusan masalah Adapun rumusan masalah pada perconaan ini yaitu: 1. Berapa kadar air habrul dari garam hidrat? 2. Berapa kadar tembaga (Cu) dalam garam terusi? C. Tujuan percobaan Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu: 1. Untuk menentukan kadar air habrul dari garam hidrat 2. Untuk menentukan kadar tembaga (Cu) dalam garam terusi
  • 4. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Analisis kuantitatif Analisis kuanlitatif merupakan metode analisis untuk menentukan jumlah atau banyaknya zat atau untuk mengetahui kuantitas dari setiap komponen yang menyusun analit. Analisis kuantitatif menghasilkan data numerik yang memiliki satuan tertentu. Metode analisis kuantitatif umumnya melibatkan prose kimia dan proses fisika. Analisis kuantitatif yang elibatkan proses kimia seperti gravimetri dan volumerti. Analisis kuantitatif yang melibatkan proses fisika umumnya menggunakan prinsip interaksi materi dengan energi pada proses pengukurannya. Metode ini umumnya manggunakan peralatan yang modern sperti polarimeter, spektrofotometer sehingga sering dikenal dengan analisis instrumen (Chadijah, 2012: 3). Analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat tertentu dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tersebut, yang seringkali dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyusun entah sebagian kecilatau sebagian besar sampel yang dianalisis. Jika zat yang dianalisis (analit) tersebut menyusun lebih dari sekitar 1% dari sampel, maka analit ini dianggap sebagai konstituen utama. Zat itu dianggap konstituen minor jika jumlahnya berkisar antara 0,01 hingga 1% dari sampel. Terakhir, suatu zat yang hadir hingga kurang dari 0.01% dianggap sebagai konstituen perunut (trace) (Day dan Underwood, 2002: 2).
  • 5. 4 B. Metode Gravimetri Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal ke senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom-atom unsur-unsur yang menyusunnya. Pemisahan unsur-unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan dengan beberapa cara, seperti: metode penengedapan, metode penguapan, metode eleoktroanalisis atau berbagai macam metode lainnya. Pada prakteknya, dua metode pertama yang penting. Metode gravimetri memakan waktu cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan (Rusdiman, 2010: 288). Menurut Chdijah (2012: 201) metode gravimetri untuk analisis kuantitatif didasarkan pada stoikiometri reaksi pengendapan, yang secara umum dinyatakan dengan persamaan: aA + pP → AaPp dimana “a” adalah koefisien reaksi setara dari tekanan analit (A) dan “p” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan pengendap (P) dan aApP adalah rumus molekul dari zat kimia hasil reaksi yang tergolong sulit larut (mengendap) yang dapat ditentukan beratnya dengan tepat setelah proses pencucian dan pengeringan. Penambahan reaktan pengendap P umumnya dilakukan secara berlebih agar dicapai proses pengendapan yang sempurna (Chadijah, 2012: 201). Menurut Chadijah (2012: 201), Agar penetapan kuantitas analit dalam metode gravimetri mencapai hasil yang mendekati nilai sebenarnya, harus dipenuhi dua kriteria berikut:
  • 6. 5 1. Proses pemisahan atau pengendapan analit dari komponen lainnya berlangsung sempurna. 2. Endapan analit yang dihasilkan diketahui dengan tepat komposisinya dan memiliki tingkat kemurnian yang tinggi tidak bercampur dengan zat pengotor. C. Proses Pengendapan Dasar yang paling penting dalam analisis gravimetri adalah bahan yang akan ditetapkan endapannya dari suatu larutan dalam bentuk yang sulit larut, sehingga tak terjadi kehilangan yang berarti bila endapan dipisahkan dengan penyaringan dan ditimbang (Bessett, dkk., 1994: 472). Pengendapan dilakukan sedemikian rupa sehingga memudahkan proses pemisahannya, misalnya Ag diendapakan sebagai AgCl, dikeringkan pada suhu 130o C kemudian ditimbang sebagai AgCl, kemudian dibakar dan ditimbang. Aspek yang perlu diperhatikan pada metode tersebut adalah endapannya mempunyai kelarutan yang kecil sekali dan dapat dipisahkan secara filtrasi. Kedua, secara fisik endapan sedemikian rupa, sehingga mudah dipisahkan dari larutannya dengan filtrasi, dapat dicuci untuk menghilangkan pengotor, ukuran partikelnya cukup besar serta endapat dapat diubah menjadi zat murni dengan komposisi kimia tertentu (Rusdiman, 2010: 288). Secara umum pengendapan terjadi melalui dua proses. Proses pertama terbentuknya zarah-zarah yang sangat kecil (1-100 nm) yang disebut inti sedangkan proses kedua inti-inti tersebut tumbuh menjadi zarah-zarah yang lebih besar. Dalam gravimetri endapan yang diinginkan ialah endapan hablur kasar karena endapan ini mudah disaring dan dicuci karena luas endapan hablur kasar itu lebih kecil daripada hablur halus, maka endapan hablr kasar ini lebih sedikit mengandung kotoran. Untuk memperoleh endapan hablur kasar tersebut, ukuran
  • 7. 6 yang sangat penting untuk diperhatikan dalam proses pengendapan adalah kelewatjenuhan nisbi (R) yang dirumuskan dengan persamaan berikut: R = ( ) . . . .. . .. . . . . . . .. . . . . . … . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . (2.1) disini R= kelewatjenuhan nisbih, Q= konsentrasi molar larutan setelah dicampur, tetapi belum timbul edapadan dan S= kelarutan molar endapan (Chadijah, 2012: 203). Secara umum pengendapan dilakukan pada larutan yang panas sebab kelarutan bertambah dengan bertambahnya temperatur. Pengendapan dilakukan dalam larutan encer yang ditambahkan pereaksi perlahan-lahan dengan pengadukan yang teratur, partikel yang terbentuk lebih dahulu berperan sebagai pusat pengendapan. Untuk memperoleh pusat pengendapan yang besar suatu reagen ditambahkan agar kelarutan endapan bertambah besar (Rusdiman, 2010: 288). D. Mekanisme pembentukan endapan Menurut Chadijah (2013: 205-207), beberapa mekanisme pembentukan endapan yaitu: 1. Terbentuknya endapan dimulai dari terbentuknya larutan lewat jenuh (Super Saturated Solution). 2. Nukleasi, sejumlah partikel (ion, atom atau molekul) membentuk inti mikroskopik dari fasa padat, semakin tinggi derajat lewat jenuh, semakin besar laju nukleasi. Pembentukan nukleasi dapat secar langsung atau dengan induksi. 3. Kompetisi nukleasi dan particle growth. Begitu suatu nukleasi terbentuk, ion-ion lain tertarik sehingga membentuk partikel besar yang dapat disaring.
  • 8. 7 4. Pada awalnya hanya terdapat sangat sedikit Cl- bebas didalam larutan disebabkan Ag+ berlebih. 5. Lapisan terluar dari endapan yang mengandung kedua ion cenderung untuk menarik Ag+ ke lapisan primer. 6. Ukuran koloid dapat ditingkatkan dengan pemanasan, pengadukan dan penambahan elektrolit. Proses mengubah koloid sehingga dapat disaring disebut koagulasi atau aglomerasi. E. Pemisahan Endapan Pemisahan endapan dari suatu larutan tidak selalu menghasilkan zat murni. Kontaminasi endapan oleh zat lain yang larut dalam pelarut tersebut disebut kopresipitasi. Hal ini berhubungan dengan absorsi pada permukaan partikel dan terperangkatnya (oklusi) zat asing selama proses pertumbuhan Kristal dari partikel primernya. Absorsi banyak terjadi pada endapan gelatin dan sedikit pada endapan mikrokristal (Rusdiman, 2010: 290). Endapan dalam analisis gravimetri biasanya dikumpulkan dengan penyaringan cairan induknya melalui kertas saring atau alat peyaring dari kaca mesir. Kertas saring ini dibuat dari selulosa yang sangat murni, sehingga jika dibakar hanya meninggalkan sisa abu yang sangat sedikit. Lazimnya kertas saring itu dibagi atas tiga klompok yaitu kertas saring berpori besar, sedang dan kecil. Pemilihan kertas saring itu tergantung pada sifat endapan yang akan disaring. Sebaliknya, alat penyaring dari kaca masir digunakan bila endapan yang disaring tidak akan dipijarkan setelah penyaringan, tetapi hanaya dikeringkan saja. Selain dengan penyaringan endapan dapat pula dipisahkan dengan cara pengendap tuangkan. (Chadijah, 2013: 208). Proses pemisahan endapan akan tertinggal sebagai sisa-sisa cairan induk dan kotoran dalam suatu larutan yang kemudian harus dicuci setelah disaring.
  • 9. 8 Pencucian akan berhasil jika dilakukan berulang-ulang dengan pemakaian sedikit demi sedikit cairan pencuci. Pencucian dilanjutkan terus sampai ion pengotor telah hilang sama sekali. Hilangnya ion pengotor ditandai dengan hasil negatif pada pengujian cairan pencuci dengan pereaksi yang cocok (Chadijah, 2013; 208). F. Perhitungan Gravimetri suatu endapan dalam prosedur gravimetri ditimbang dan dari harga ini berat analit dalam contoh dihitung. Persentase analit A adalah: %A = % . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.2) Untuk menghitung berat analit dari berat endapan kering perlu memperhatikan faktor gravimetri. Faktor grvimetri didefinisikan sebagai jumlah berat analit dalam 1 gram berat endapan. Hasil kali dari berat endapan. Hasil kali dari berat endapan P dengan faktor gravimetri sama dengan berat analit. Berat analit A = berat endapan P x faktor gravimetri, sehingga: %A = % . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.3) faktor gravimeti dapat dihitung bila rumus kimia analit dari endapan diketahui dengan tepat (Chadijah, 2012: 209). G. Aplikasi Gravimetri Analisis gravimetri telah banyak diaplikasikan untuk analisis kation dari unsur-unsur yang terdapat dalam sistem periodik. Metode analisis juga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif bahan organik tertentu seperti kolesterol pada careal dan laktosa pada susu. Kolesterol sebagai steroid alkohol dapat diendapkan secara kuantitatif dengan saponin organik yang disebiut digitonin (Chadijah, 2012: 211).
  • 10. 9
  • 11. 9 BAB III METODE PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Hari/Tanggal : Selasa-Jum’at/ 15-18 Desember 2015 Waktu : 13.00-16.00 WITA Tempat : Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah neraca analitik, tanur, oven, desikator, labu takar 50 mL, gelas kimia 100 mL, 300 mL dan 400 mL, erlenmeyer 250 mL, pipet volume 25 mL, pipet skala 1 mL, 10 mL dan 25 mL, tabung reaksi, pipet tetes, spatula, corong, batang pengaduk, gelas arloji dan cawan porselin, gegep kayu dan besi. 2. Bahan Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aquades (H2O), aluminium, kertas saring, larutan asam klorida (HCl) 4 N, larutan asam sulfat (H2SO4) 2 N, larutan natrium hidroksida (NaOH) 2 N, tembaga (II) sulfat (CuSO4.xH2O) dan tissu.
  • 12. 10 C. Prosedur Kerja 1. Penentuan Kadar Air Hablur dalam Garam Hidrat Membersihkan cawan porselin, kemudian menimbang bobot kosong cawan porselin sebelum di oven dan di desikator. Kemudian memasukkan ke dalam oven selama 10 menit pada suhu 105o C, lalu memasukkan ke dalam desikator selama 5 menit. Menimbang bobot kosong cawan porselin setelah di oven dan didesikator. Kemudian memasukkan CuSO4 ke dalam cawan porselin lalu timbang sebanyak 0,5002 g. Memasukkan ke dalam oven selama 1 jam dan memasukkan ke dalam desikator selama 30 menit. Kemudian menimbang sampel dengan cawan porselin. Setelah itu masukkan lagi ke dalam oven selama 30 menit dan dalam desikator selama 15 menit, lalu timbang lagi. Mengoven lagi selama 15 menit dan desikator selama 5 menit, kemudian timbang. Kemudian lakukan poses tersebut sampai mendapat bobot konstan. 2. Penentuan kadar Tembaga (Cu) dalam Garam Terusi Menimbang bobot kosong cawan porselin dengan menggunakan neraca analitik. Setelah itu, menimbang 0,5003 gr CuSO4 lalu melarutkannya dengan 100 mL aquades. Kemudian memasukkannya ke dalam labu takar 100 mL dan menghimpitkannya samapi tanda batas. Setelah itu, menambahkan H2SO4 sampai larutan tersebut berwarna biru. Kemudian memanaskannya sampai mendidh di lemari asam lalu menambahkannya dengan NaOH sampai terbentuk endapan hitam. Setelah itu, mendiamkannya sampai larutan tersebut menjadi dingin. Kemudian menyaring endapan tersebut dengan menggunakan kertas saring dengan filtratnya dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Setelah itu, membilas gelas kimia sebanyak 3 kali. Kemudian, memasukkan filtrat bilasan terakhirnya ke dalam dua buah tabung reaksi sedangkan endapannya didiamkan sampai kering. Memasukkan 5 tetes HCl pada tabung reaksi I dan memasukkan 2 mL BaCl2 ke dalam tabung reaksi II. kemudian memanaskan aquades dan memasukkan kedua
  • 13. 11 tabung reaksi ke dalam penangas tersebut dan memanaskannya sampai mendidih. Setelah itu, menuangkan isi tabung reaksi II ke dalam tabung reaksi I dan lihat apakah larutan jernih atau tidak. Apabila sudah jernih maka melanjutkannya dengan melipat kertas saring yang berisi endapan lalu memasukkannya ke dalam cawan porselin. Setelah itu, membakar endapan tersebut dengan menggunakan hotplate sampai menjadi abu. Kemudian memasukkannya ke dalam tanur selama 2,5 jam pada suhu 500o C lalu mendiamkannya sampai tanur menjadi dingin. Kemudian memasukkan endapan tersebut ke dalam desikator selama 15 menit. Kemudian menimbang hasil endapan tersebut dengan menggunakan neraca analitik.
  • 14. 11 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan 1. Penentuan Kadar Air-Hablur dalam Garam Anhidrat Cawan porselin kosong , oven selama 10 menit dan desikator selama 5 menit setelah dioven , 0,5002 gram CuSO4. 5H2O padatan , padatan padatan , padatan padatan , padatan padatan , padatan padatan , padatan dengan bobot konstan. 2. Penentuan Kadar Tembaga (Cu) dalam Garam Terusi 0,5003 gram CuSO4. 5H2O dalam 100 mL aquades beberapa tetes H2SO4 dalam 100 mL aquades NaOH terdapat endapan hitam dan H2O endapan arang , abu , . B. Reaksi CuSO4. 5H2O → CuSO4 + 5H2O CuSO4 + 2 NaOH → Cu(OH)2 + Na2SO4 Cu(OH)2 → CuO + H2O ↑
  • 15. 12 C. Analisis Data 1. Penentuan Kadar Air-Hablur dalam Garam Anhidrat Bobot Kosong cawan = 73,3469 gr Bobot Cawan setelah pemijaran = 73,3641 gr Bobot cawan + sampel sebelum pemijaran = 73,8643 gr Bobot Cawan + sampel setelah pemijaran = 73,7042 gr Bobot sampel sebelum pemijaran = 0,5002 gr Bobot sampel setelah pemijaran = 0,3401 gr BM CuSO4 = 161,43 g/mol BM H2O = 18 g/mol Bobot sampel sebelum pemijaran BM CuSO4. xH2O = Bobot sampel setelah pemijaran BM CuSO4 0,5002 gr 161,43 gr/mol + x 18 g/mol = 0,3401 gr 161,43 g/mol 80,7472 gr/mol . gr = 54,9023 gr/mol . gr + x 6,1218 gr x 6,1218 gr = 25,8449 gr/mol . gr x = , / . , x = 4,2217 mol 2. Penenetuan Kadar Tembaga (Cu) dalam Garam Terusi Bobot CuSO4.5H2O = 0,5003 gr
  • 16. 13 Bobot sampel setelah pemijaran = 0,4671 gr BM Cu = 63,5 gr/mol BM CuO = 79,5 gr/mol Faktor geometrik = = , / , / = 0,7987 Jadi, kadar Cu adalah Kadar Cu = x 100% = , , , x 100% = 0,7456 x 100% =74,56 % 2. Pembahasan Analisis gravimetri merupakan suatu cara analisis kuantitatif dengan penimbangan berat zat setelah diperlakukan sedemikian rupa sehinnga zat tersebut diketahui rumus molekulnya secara pasti dan berada dalam keadaan stabil. Pada percobaan ini bertujuan untuk menetukan kadar air hablur dan kadar Cu dalam garam terusi. Pertama yaitu menentukan kadar air hablur yang terdapat di dalam CuSO4. Percobaan ini diawali dengan menimbang berat kosong cawa porselin, hal ini dilakukan untuk mengetahui bobot kosong dari cawan. Selanjutnya memasukkan cawan ke dalam oven selama 10 menit pada suhu 1050 C. Hal ini bertujuan agar cawan kering kemudian dimasukkan ke dalam desikator. hal ini berfungsi untuk mendinginkan cawan dan menghilangkan kadar air yang terdapat dalam cawan, hal ini dapat terjadi karena dalam desikator terdapat selika gel yang dapat menyerap air. Kemudian menimbang kembali bobot cawan untuk mengetahui
  • 17. 14 bobot cawan setelah pemanasan. Setelah itu, menimbang tembaga (II) sulfat (CuSO4) sebanyak 0,5002 gr kemudian memasukkannya ke dalam oven dan mendesikatornya. Hal ini bertujuan agar kadar air yang terdapat di dalam CuSO4 hilang. Hal ini tentu dapat terjadi karena silica gel yang berperan sebagai zat yang dapat menyerap air yang terdapat pada sampel yang dimasukkan ke dalam desikator. Setelah itu, menimbang kembali bobotnya lalu mengovennya lagi selama 30 menit dan mendesikatornya lagi. Percobaan ini terus diulangi sampai mendapatkan bobot konstan. Hal ini bertujuan agar tingkat kesalahan yang semakin kecil, artinya tingkat ketelitian dari hasil yang diperoleh besar. Adapun kadar air hablur yang diperoleh adalah 4,2217 mol. Percobaan kedua yaitu penentuan kadar Cu yang terdapat di dalam garam terusi. Percobaan ini diawali dengan menimbang 0,5003 gr CuSO4 kemudian melarutkannya dengan menggunakan aquades. Setelah itu, memasukkan H2SO4 ke dalam larutan. Hal ini bertujuan untuk memberikan suasan asam pada larutan. Setelah itu, memanaskan larutan tersebut lalu ditambahkan dengan NaOH. Hal ini bertujuan untuk mengendapakan Cu yang terdapat dalam larutan. Setelah itu, mendinginkan larutan kemudian menyaring endapannya dan membilas gelas kimia sebanyak 3 kali dan menyaringnya lagi. Setelah itu, memasukkan filtratnya ke dalam dua buah tabung reaksi lalu memasukkan HCl pada tabung I sedangakan untuk tabung II dimasukkan BaCL2. Kemudian memanaskannya diatas penangas. hal ini bertujuan untuk menguji apakah larutan sudah bebas dari sulfat dan basa berlebih atau tidak. Hal ini dapat dilihat pada saat mencampur larutan pada tabung II ke tabung I, apabila larutannya bening maka menandakan bahwa larutan tersebut sudah bebas dari basa berlebih dan sulfat dan apabila masih keruh maka harus diulang kembali. Setelah itu, mendinginkan dan mengeringkan endapan kemudian membakar endapan tersebut dengen menggunakan penangas air. Hal ini bertujuan
  • 18. 15 agar mengurangi kadar air yang terdapat dalam endapan dan mempermudah proses pengabuan. Setelah itu, memasukkan arang dari endapan ke dalam tanur selama 2,5 jam. Kemudian mendinginkannya lalu menimbang bobot Cu atau tembaganya. Berdasarkan hasil percobaan dan analisis data, maka kadar Cu yang diperoleh adalah 74,56%.
  • 19. 11 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa kadar air habrul dari garam hidrat yaitu 4,2217 mol dan kadar tembaga (Cu) dalam garam terusi yaitu 74,56%. B. Saran Adapun saran yang dapat diberikan yaitu untuk analisis gravimetri selanjutnya sebaiknya menggunakan metode pengendapan dengan menggunakan AgCl sebagai endapannya.
  • 20. DAFTAR PUSTAKA Bessett J.dkk., Vogel’s Textbook of Quantitative Inorganic Analysis Including Elementary Instrumental Analysis. Terj. Hadyana Pudjaatmaka dan L. Setiono. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1994. Chadijah, Sitti. Dasar-Dasar Kimia Analitik. Makassar: Alauddin University Press. 2012. Day, Jr dan Underwood. Quantitative Analysis. terj. Hilarius Wibi dan Lemeda Simarmata. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi keenam. Jakarta: Erlangga, 1996. Rusdiman. Kimia Dasar Analitik. Makassar: AIGI. 2010. Svehla. Textbook Of Makro and Semimicro Qualitative Inorganik Analysis. Terj. Setiono dan Hadyana Pudjaatmaka. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: Kalman Media Pustaka. 1985