Dokumen tersebut membahas pengelolaan subsidi BBM di Indonesia. Beberapa poin penting yang disebutkan antara lain: (1) anggaran subsidi BBM sangat besar dibanding belanja sosial dan modal, (2) subsidi BBM saat ini tidak tepat sasaran dan banyak dinikmati kelompok mampu, (3) direkomendasikan menghapus subsidi untuk mobil pribadi dan sektor pertambangan/perkebunan. Kebijakan ini diperkirakan dapat menghemat ang
2. Latar
Belakang
Permasalahan
• APBN
Defisit
Defisit
Primer
• Budget
Deficit
>
3%
APBN
Tidak
Berkesinambungan
Sovereign
Ra,ng
Kepercayaan
Investor
3. Latar
Belakang
Permasalahan
• Konsumsi
yang
berlebihan
sehingga
melebihi
target
kuota
se?ap
tahun
disebabkan
oleh
harga
yang
disubsidi.
• Hal
ini
mengakibatkan
impor
BBM
naik
dari
yang
semes?nya
serta
terjadinya
praktek
penyelundupan.
• Pada
akhirnya
berdampak
nega?f
terhadap
neraca
perdagangan.
4. Latar
Belakang
Permasalahan
Alokasi
Subsidi
Yang
Tidak
ProdukAf
Siapa
yang
menikma?
subsidi
yang
paling
besar?
Ternyata
kelompok
masyarakat
yang
kaya,
mengkonsumsi
jauh
lebih
banyak
BBM
bersubsidi
dibanding
dengan
kelompok
masyarakat
yang
miskin
Subsidi
BBM
dengan
skenario
saat
ini
memperburuk
Gini
Ra?o
(kesenjangan)
Belanja
subsidi
BBM
lebih
besar
daripada
belanja
sosial
dan
modal
5. Belanja
Subsidi
BBM,
LPG
&
BBN
Jauh
Lebih
Besar
dari
Belanja
Modal
dan
Sosial
0
50
100
150
200
250
Belanja
Modal
Bantuan
Sosial
Subsidi
BBM,
LPG,
&
BBN
Triliun
Rupiah
Realisasi
Belanja
2012
dan
APBN
2013
2012
2013
6. Latar
Belakang
Permasalahan
• Menaikkan
harga
BBM
adalah
alterna?f
langkah
yang
termudah
didalam
implementasinya
• Namun,
hal
itu
akan
memberikan
dampak
yang
nega?f
bagi
masyarakat
miskin
karena
inflasi.
7. EMPAT
KELOMPOK
PENDUDUK
dengan
kebutuhan
yang
berbeda
Sumber:
BPS
&
TNP2K
Miskin
Rentan
Menengah
Atas
29
juta
70
juta
100
juta
50
juta
12%
40%
80%
+Rp
250.00/kap/bl
+Rp
370.000/kap/bl
+Rp750.000/kap/bl
Laju
Pertumbuhan
Pengeluaran
Per
Kapita,
2008-‐2012
8. Prinsip
–
Prinsip
Pembatasan
Seluruh
Kendaraan
Pribadi
• Subsidi
Langsung
kepada
orang
yang
berhak
• Subsidi
?dak
diberikan
kepada
harga
barang/komoditas
– Selama
ini
pemilik
kendaraan
pribadi
yang
tidak
berhak,
menerima
subsidi
BBM
terbesar
• Se?ap
pilihan
kebijakan
akan
selalu
memberikan
dampak,
sosial,
ekonomi
dan
poli?k
• Oleh
karena
itu,
kita
harus
memilih
kebijakan
yang
memiliki
dampak
posi?f
terhadap
ekonomi
terbesar
dan
dampak
nega?f
sosial
dan
poli?k
terkecil
9. Kondisi
Konsumsi
Bahan
Bakar
Premium
• Konsumsi
Premium
29,2
Juta
kl
(APBN
2013)
• Perkiraan
Pangsa
Konsumsi
Premium
Tahun
2013
(dies?masi
dari
data
ESDM
tahun
2010)
– Total
konsumsi
Premium
untuk
transportasi
darat
berjumlah
89%
-‐
95%
dari
total
konsumsi
Premium
– Pangsa
konsumsi
Premium
di
sektor
transportasi
darat:
• Mobil
Pribadi:
53%
• Motor:
40%
• Angkutan
Barang:
4%
• Angkutan
Umum:
3%
10. Kondisi
Konsumsi
Bahan
Bakar
Solar
• Konsumsi
Solar:
15,11
Juta
kl
(APBN
2013)
• Asumsi
komposisi
kendaraan
Bahan
Bakar
Solar
– Angkutan
Barang
(termasuk
perkebunan
dan
pertambangan)
:
95%
• Asumsi
Pemakaian
Sektor
Perkebunan
dan
Pertambangan:
15%
– Kendaraan
Pribadi:5%
Sumber:
Es,masi
ESDM
dan
Gaikindo
11. Rekomendasi
dan
Implementasi
1. Menghapus
subsidi
bagi
kendaraan
mobil
pribadi,
mobil
dinas,
dan
seluruh
keperluan
sektor
perkebunan
dan
pertambangan
Mempertahankan
subsidi
bagi
angkutan
umum,
barang,
dan
kendaraan
roda
dua
(sepeda
motor)
12. Rekomendasi
dan
Implementasi
– Dampak
Terhadap
Anggaran
• Versi
Asumsi
APBN
2013
– Kebijakan
ini
akan
menghemat
subsidi
sebesar
Rp
59,55
T
atau
setara
dengan
0,64%
dari
PDB
• Berdasarkan
Kecenderungan
Realisasi
Subsidi
BBM
hingga
Maret
2013
(Kemenkeu)
– Kebijakan
ini
akan
menghemat
sebesar
Rp
88,21
T
atau
setara
dengan
0,95%
dari
PDB
13. Perhitungan
Penghematan
(APBN)
• Anggaran
Subsidi
BBM,
LPG
dan
BBN
(Termasuk
PPN
sebesar
Rp
17,3
T):
Rp
193,8
Triliun
Subsidi
Premium
Rp
87,2
Triliun
Subsidi
Solar
Rp
51,2
Triliun
Penghematan
Premium
=
50,35%
x
Rp
87,2
Triliun
=
Rp
43,9
T
Solar
=
20%
x
Rp
51,2
Triliun
=
Rp
10,24
T
Total
=
Rp
54,14
T
Dengan
PPN
=
Rp
59,55
T
• Jika
akan
diimplementasikan
pada
bulan
Juni
2013,
maka
penghematan
dari
kebijakan
ini
adalah:
Rp
59,55
T
x
7/12
=
Rp
34,74
T
14. Perhitungan
Penghematan
(Kecenderungan
Realisasi
Subsidi
BBM
Hingga
Maret
2013)
• Anggaran
Subsidi
BBM,
LPG
dan
BBN
(Termasuk
PPN
sebesar
Rp
29,4
T):
Rp
294,2
Triliun
Subsidi
Premium
Rp.
129,2
Triliun
Subsidi
Solar
Rp.
75,7
Triliun
Penghematan
Premium
=
50,35%
x
Rp
129,2
Triliun
=
Rp
65,05
T
Solar
=
20%
x
Rp
75,7
Triliun
=
Rp
15,14
T
Total
=
Rp
80,19
T
Dengan
PPN
=
Rp
88,21
T
• Jika
akan
diimplementasikan
pada
bulan
Juni
2013,
maka
penghematan
dari
kebijakan
ini
adalah:
Rp.
88,21
T
x
7/12
=
Rp
51,46
T
15. Opsi
Dari
Beberapa
Kementerian
Rekomendasi
KEN
Opsi
1
Opsi
2
Opsi
3
Opsi
4
PROGRAM
Pembatasan
konsumsi
kendaraan
pribadi
roda
empat
per
Juli
di
Jabodetabek.
Kenaikan
BBM
Maret
dan
Juli
(@
Rp
500/liter).
Tanpa
kompensasi
Pembatasan
konsumsi
kendaraan
pribadi
roda
empat
per
Juli
di
Jabodetabek.
Kenaikan
BBM
April
2013
(Rp.
1000/liter).
Tanpa
kompensasi
Pembatasan
konsumsi
kendaraan
pribadi
roda
empat
per
Juli
di
Jabodetabek.
Kenaikan
BBM
Maret
dan
Mei
(@
Rp.
500/liter).
Tanpa
kompensasi
Pembatasan
konsumsi
BBM
bersubsidi
20
–
30
liter
per
hari.
Penghapusan
subsidi
kendaraan
mobil
pribadi,
mobil
dinas,
dan
seluruh
keperluan
sektor
perkebunan
dan
pertambangan
PENGHEMATAN
(Kecenderungan
Realisasi
Subsidi
BBM
Hingga
Maret
2013)
60
T
46
T
63
T
88
T
DAMPAK
EKONOMI
Posi?f
terhadap
fiskal.
Inflasi
sekitar
>1,6%
Menurunkan
daya
beli.
Posi?f
terhadap
fiskal.
Inflasi
sekitar
>1,6%
Menurunkan
daya
beli
Posi?f
terhadap
fiskal.
Inflasi
>1,6%
Menurunkan
daya
beli
Suplai
terganggu.
Dapat
memicu
kenaikan
harga.
Menghambat
ak?vitas
perekonomian.
Posi?f
terhadap
fiskal.
Inflasi
<
0,5%
Daya
beli
terjaga.
DAMPAK
SOSIAL
POLITIK
Angka
kemiskinan
meningkat
Meningkatkan
kerentanan
sosial.
Angka
kemiskinan
meningkat.
Meningkatkan
kerentanan
sosial.
Angka
kemiskinan
meningkat.
Meningkatkan
kerentanan
sosial.
Harga
bisa
naik
karena
ekspektasi.
Dapat
terjadi
kepanikan
Angka
kemiskinan
rela?f
?dak
naik.
Tidak
ada
gejolak
sosial.
16. Rekomendasi
dan
Implementasi
2.
Menerapkan
pembedaan
plat
nomor
untuk
kendaraan
angkutan
bersubsidi
dan
Adak
bersubsidi
secara
jelas
17. Rekomendasi
dan
Implementasi
• Melakukan
Perubahan
Warna
Plat
Nomor
Kendaraan
– Plat
Hitam:
Kendaraan
Pribadi
– Plat
Kuning:
Angkutan
Umum,
Taksi
Biasa
• Akan
melalui
proses
ser?fikasi
secara
ketat
oleh
ins?tusi
yang
ditunjuk
dan
dipasang
alat
monitor
berbasis
teknologi
– Plat
Warna
Khusus:
Angkutan
Pertambangan,
Perkebunan,
Taksi
Premium,
Bus
Pariwisata,
dan
Bus
Angkutan
Pegawai
• Implementasi
kebijakan
ini
,
perkiraan
kami
dapat
dimulai
dalam
tempo
dua
bulan.
18. Rekomendasi
dan
Implementasi
3.
Kendaraan
pribadi
harus
menggunakan
BBM
tidak
bersubsidi
dengan
cara:
– Pemisahan
SPBU:
•
SPBU
Hanya
menjual
BBM
bersubsidi
•
SPBU
Hanya
menjual
BBM
?dak
bersubsidi
– Untuk
Mengurangi
Penyelewengan
BBM
Bersubsidi
• Pembedaan
warna
Bensin/Solar
untuk
Subsidi
dan
Non-‐Subsidi
19. Rekomendasi
dan
Implementasi
4.
Sosialisasi
secara
terorganisir
perlu
dilakukan:
– Di
?ngkat
publik,
dengan
strategi
komunikasi
media
yang
mudah
dimenger?
publik
• Target
Komunikasi
(Media
Masa,
Asosiasi/Lembaga
Bisnis,
Pemda,
dan
Masyarakat
Luas)
– Penekanan
sosialiasi:
• Makna
kebijakan:
”pencabutan
subsidi
bagi
orang
kaya
dan
tetap
memberikan
subsidi
kepada
orang
miskin”
Mengurangi
kesenjangan
sosial
(memperbaiki
GINI
ra?o)
• Tidak
menyebabkan
kenaikan
harga
• Secara
teori?s
dampak
langsung
kebijakan
ini
terhadap
inflasi
?dak
terjadi.
– Perlu
dilakukan
mulai
dari
?ngkat
ter?nggi
hingga
terbawah
di
berbagai
kementrian/lembaga
pemerintah
20. Rekomendasi
dan
Implementasi
5.
Langkah
pendukung
lainnya,
diantaranya:
– Transparansi
didalam
pelaksanaan
kebijakan
– Memperbaiki
kualitas
pelayanan
sebelum
dilakukan
kebijakan
ini
sehingga
meningkatkan
kredibilitas
kebijakan
dan
meningkatkan
kemauan
untuk
membayar
– Tetap
menjalankan
Road
Map
untuk
mendukung
program
konversi
BBM
(fossil
fuel)
ke
energi
alterna?f
(CNG/LPG)
termasuk
energi
terbarukan
(Biodiesel,
Etanol).
Menyiapkan
pembangunan
infrastruktur
untuk
mendukung
program
konversi
diatas
secara
serius
21. Dampak
PosiAf
(Ekonomi)
• Memberbaiki
ketahanan
fiskal
dan
mengurangi
defisit
anggaran
• Menghilangkan
ke?dakpas?an
dan
mengembalikan
kepercayaan
masyarakat
pebisnis
dan
investor
atas
pengelolaan
fiskal
• Mengurangi
konsumsi
yang
berlebihan
dan
akan
mengurangi
impor
BBM
dan
mengurangi
beban
terhadap
neraca
perdagangan
dan
mengurangi
emisi
CO2
• Memperbaiki
Gini
Ra?o,
dengan
menghilangkan
keuntungan
yang
dinikma?
orang
kaya
dari
subsidi
BBM
22. Dampak
PosiAf
(Ekonomi)
• Mendorong
pengalihan
pemakaian
BBM
(Fossil
Fuel)
ke
energi
alterna?f
karena
pasar
konsumen
bahan
bakar
non-‐subsidi
menjadi
lebih
kompe??f
• Bagian
dari
usaha
untuk
mencapai
ketahanan
energi
dalam
jangka
panjang
23. AnAsipasi
Terhadap
Dampak
NegaAf
(Ekonomi)
• Dampak
inflasi
secara
teori?s
?dak
ada,
namun
tetap
harus
dian?sipasi
kemungkinan
kenaikan
inflasi
meskipun
sangat
minimal
karena
adanya
kebocoran
dan
ekspektasi
(kurang
dari
0.5%)
• Masalah
penyelundupan
dan
penyelewangan
pemakaian
oleh
kapal
ikan,
motor,
mobil
angkutan
dan
penikmat
subsidi
lain
akan
tetap
menjadi
problem
dan
tetap
harus
di
waspadai
(Oleh
karena
itu,
penegakan
hukum
menjadi
sebuah
keharusan)
24. AnAsipasi
Terhadap
Dampak
NegaAf
(Ekonomi)
• An?sipasi
pihak-‐pihak
yang
memanfaatkan
kesempatan
dalam
kesempitan
untuk
menaikkan
harga
– Contoh:
Angkutan
umum
yang
menaikkan
tarif
secara
sepihak
diancam
pencabutan
izin
operasi
• Apabila
strategi
komunikasi
sudah
dilakukan
dengan
baik
serta
transparansi
publik
dijalankan,
maka
dampak
nega?f
dari
sisi
sosial
dan
poli?k
akan
sangat
minimal
26. IBT = 10%
NTB dan NTT
= 2%
Sumatera Kota
Besar = 4%
Sumatera exc
Kota Besar
= 18%
Kalimantan Kota
Besar = 2%
Kalimantan exc
Kota Besar = 5%
Jawa – Bali = 59%
(Termasuk Jabodetabek
18% dari total atau
30% dari Jawa-Bali)
transportasi
(darat) = 89%
transportasi
(air) = 1 %
rumah tangga
= 6%
usaha kecil
= 1%
perikanan
= 3%
KONDISI BBM BERSUBSIDI 2010
KUOTA 38,38 JUTA KL
Konsumsi Premium
Sektor Transportasi Darat
Per Sektor Pengguna
Konsumsi Premium Per Wilayah
Per Jenis BBM Bersubsidi
Motor
=
40%
Mobil
Pribadi
=
53%
Umum
=
3%
Mobil
Barang
=
4%
26
Sumber
ESDM
27. SIMULASI
PENGHEMATAN
BBM
BERSUBSIDI
DENGAN
ASUMSI
AWAL
• Penghematan
Konsumsi
Kendaraan
Pribadi
– Asumsi
APBN
2013
• Premium
:
50,35%
x
29,2
Juta
KL
=
14,7
Juta
KL
• Solar
:
20%
x
15,11
Juta
KL
=
3,02
Juta
KL
– Kecenderungan
Realisasi
Subsidi
BBM
Hingga
Maret
2013
• Premium
:
50,35%
x
33,6
Juta
KL
=
16,92
Juta
KL
• Solar
:
20%
x
18,1
Juta
KL
=
3,62
Juta
KL