SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  18
Télécharger pour lire hors ligne
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEBIJAKAN
DANA BAGI HASIL
TAHUN ANGGARAN 2020-2021
KAMIS, 7 JANUARI 2020
Zoom Meeting
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEBIJAKAN UMUM PENGATURAN DBH
2
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DASAR HUKUM
UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
1
2
3
4
UU No. 9 Tahun 2020 Tentang Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2021
PP No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
PMK No. 139/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Bagi Hasil,
Dana Alokasi Umum, dan Dana Otsus
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN TEORI
6
DBH sebagai salah satu instrumen fiskal untuk menjaga
keutuhan NKRI melalui pembagian sumber penerimaan
negara yang adil kepada daerah, baik yang berasal dari
penerimaan pajak dan PNBP SDA untuk digunakan seluas-
luasnya demi kemakmuran rakyat sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945.
Pembagian penerimaan Pajak dan PNBP Sumber Daya
Alam oleh Pemerintah kepada daerah penghasil maupun
daerah non penghasil yang berada dalam provinsi yang
sama, untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi.
01
02
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
TUJUAN KEBIJAKAN DBH
Untuk mengurangi
kesenjangan vertikal antara
pusat dan daerah (vertical
imbalance) → Pembagian
dengan porsi tertentu antara
Pemerintah dan daerah
penghasil
Untuk mengurangi
kesenjangan horizontal
antar daerah (horizontal
imbalance) → Pembagian
secara merata untuk
daerah lain yang berada di
dalam provinsi yang sama
dengan daerah penghasil
01 02
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
PAJAK
• PBB-P3
• PPh
• CHT
SDA
• Hutan
• Minerba
• Migas
• Pabum
• Ikan
6
DANA BAGI HASIL
6
PENGERTIAN:
Pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah berdasarkan angka
persentase untuk mendanai kebutuhan
daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi.
o Dibagi kepada daerah penghasil sesuai dengan
porsi yang ditetapkan dalam UU No. 33/2004.
o Dibagi dengan imbangan Daerah penghasil
mendapatkan porsi lebih besar, dan Daerah lain
(dalam provinsi yang bersangkutan) mendapatkan
bagian pemerataan dengan porsi tertentu yang
ditetapkan dalam UU.
Penyaluran DBH berdasarkan realisasi
penerimaan tahun anggaran berjalan
(Pasal 23 UU 33/2004)
PENYALURAN:
Based on Actual Revenue
TUJUAN:
Untuk memperbaiki
keseimbangan vertikal antara
pusat dan daerah dengan
memperhatikan potensi daerah
penghasil.
DBH
JENIS DBH
PEMBAGIAN : By Origin
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
MEKANISME PENETAPAN PERKIRAAN ALOKASI DBH
(PP 55/2005)
6
TRANSPARAN
- Rekonsiliasi data PNBP
antara Kementerian
terkait dengan Pemda
- Informasi realisasi
penyaluran DBH
- Dilaporkan dalam LKPP
- Diperiksa BPK
AKUNTABEL
Penermaan
PAJAK
PNBP SDA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
PORSI DBH ANTARA PEMERINTAH PUSAT,
PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA
6
K/K
Penghasil
PAJAK
PPh Pasal 21 dan 25/29 80 8 12
Pajak Bumi dan Bangunan 10 16,2 64,8 9
Cukai Hasil Tembakau 98 0,6 0,8 0,6
SDA
Kehutanan
IIUPH 20 16 64 -
PSDH 20 16 32 32
Dana Reboisasi 60 40* 40 -
Mineral dan Batubara
Iuran Tetap (Land-rent )
- darat dan laut <4 Mil 20 16 64 -
- 4 Mil <laut < 12 Mil 20 80
Iuran Produksi (Royalti)
- darat dan laut <4 Mil 20 16 32 32
- 4 Mil <laut < 12 Mil 20 26 54
Dari Kawasan
Perhutanan
Perikanan 20 - - 80
Minyak Bumi
- darat dan laut <4 Mil 84,5 3,1 6,2 6,2
- 4 Mil <laut < 12 Mil 84,5 5,17 10,33
Gas Bumi
- darat dan laut <4 Mil 69,5 6,1 12,2 12,2
- 4 Mil <laut < 12 Mil 69,5 10,17 20,33
Panas Bumi 20 16 32 32
I.
1
3
2
1
c
b
a
II
Pusat Prov.
Biaya
Pungut
Pemerataan
K/K Lain
No.
Jenis Penerimaan Negara yang
Dibagihasilkan
UU 33/2004
6
5
4
3
2
c
b
a
*) Sesuai UU 23/2014 tentangPemerintahan Daerah, alokasi DBH
SDA Kehutahan Dana Reboisasi dialihkan dari kabupaten/kota
penghasil ke provinsi penghasil.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
SIKLUS PENGHITUNGAN DAN PENETAPAN DBH
6
PMK
“Perubahan Alokasi
Tahap II”
• Prognosa Realisasi
s.d. 9 bulan
Sebagai dasar
penyaluran Tw IV
PMK
“Kurang Bayar
(KB)/Lebih Bayar
(LB) DBH”
• Realisasi TA
Berkenaanyang
telah diaudit BPK.
untuk penetapan KB/LB DBH
1 4
3
2
Berdasarkan RPMK tentang Dana Transfer Umum (DTU) diatur empat siklus
penghitungan dan penetapan DBH
TAHUN BERJALAN
TAHUN
BERIKUTNYA
Okt-Nov
Tahun berikutnya
Nov-Des
Tahun sebelumnya
Juli-Agustus
Tahun berjalan
Nov-Des
Tahun berjalan
Perpres
“APBN”
• PerkiraanAlokasi
DBH TA berkenaan
• Mempertimbangkan
realisasi DBH 5
tahun terakhir
Perpres/PMK
Perubahan Alokasi
DBH Tahap I :
• APBN-P
• Prognosa Realisasi
s.d. Semester I.
Sebagai dasar
penyaluran Tw III
Sebagai dasar
penyaluran Tw I dan II
Sebagai dasar penyaluran KB
dan pemotongan LB
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
ALOKASI DBH DALAM PERPRES APBN
6
PENYESUAIAN
PENGALOKASIAN
DBH DALAM
PERPRES APBN
Nilai Alokasi DBH TA berkenaan yang
ditetapkan adalah nilai terkecil
perbandingan antara perhitungan DBH
atas rencana penerimaan APBN dengan
proyeksi DBH atas realisasi penerimaan
paling kurang 3 tahun sebelumnya
dan/atau paling sedikit 75% dari
perhitungan DBH berdasarkan data
dasar dari K/L.
Selisihlebih atas perbandingan
perhitunganDBH tersebut akan
diperhitungkan kembalimelalui
APBN-P atau mekanisme
perubahan alokasi berdasarkan
prognosis realisasi di semester I
PERTIMBANGAN:
1. Pembagian alokasi DBH dalam APBN masih
berasal dari perkiraan penerimaan negara 1
tahun kedepan, yang akan mengalami dinamika
perubahan penerimaan negara pada tahun
berjalan.
2. Alokasi DBH dan buffer fund/selisih lebih alokasi
DBH tersebut akan disesuaikan kembali dg
perkembangan realisasi penerimaan negara di
tahun berjalan pada triwulan 3 melalui APBNP
atau PMK, dan di triwulan 4 melalui PMK.
3. Dengan pengendalian alokasi DBH dimaksud
dapat memberikan pertimbangan kepada
pemda utk dapat menganggarkan DBH dalam
APBD sebesar 100% dari yg ditetapkan dlm
perpres.
4. Untuk menjaga kualitas belanja dan defisit APBD,
krn sejak awal alokasi DBH yg sifatnya belum
pasti sdh dikendalikan alokasinya.
5. DBH secara prinsip dialokasikan ke daerah
berdasarkan realisasi penerimaan negara,
karenanya hak daerah atas DBH tdk akan
berkurang.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
SIMULASI PENGENDALIAN PENGALOKASIAN DBH DALAM APBN, APBN-P ATAU
PERUBAHAN ALOKASI TAHAP I (TW III)
6
Menjadi
SISA LEBIH
(Alokasi
potensial)
Alokasi DBH yang
ditetapkan adalah
nilai terkecil dari hasil
perbandingan
DAERAH Perhitungan APBN
Proyeksi DBH atas
Realisasi min 3
tahun terakhir
Nilai terkecil
antara 2 dan 3
DITETAPKAN Selisih
1 2 3 4 5 6 = 2-5
A 120 140 120 120 0
B 100 60 60 75 25
C 80 90 80 80 0
D 50 100 50 50 0
E 140 120 120 120 20
F 200 130 130 150 50
G 60 70 60 60 0
TOTAL 750 710 620 655 95
PerubahanAlokasi TahapII (TWIV):
• Alokasi ditetapkan berdasarkan
perhitunganprognosis realisasi
PerubahanAlokasi TahapI (TW III):
• APBN-P
– Perubahan asumsi makro
– Perubahan target penerimaan
• PMK
– Alokasi ditetapkan berdasarkan
perhitunganprognosis realisasi
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEBIJAKAN PENYALURAN DBH
12
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
PENYALURAN DBH PER-BULAN DALAM SETIAP TRIWULANNYA
Jenis DBH yang disalurkan DITENTUKAN untuk setiap bulan nya pada TA 2020
6
JAN FEB MRT APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
• Minerba (20%)
• Pabum (20%)
• Perikanan (15%)
Migas
(20%)
• PPh (20%)
• CHT (20%)
• Kehutanan (15%)
• PBB Bagian
Daerah & Biaya
pungut (20%)
• Minerba (25%)
• Pabum (25%)
• Perikanan (15%)
Migas
(25%)
• PPh (20%)
• CHT (30%)
• Kehutanan (15%)
• PBB Bagian Daerah
& Biaya pungut
(25%)
PBB Bagian Daerah dan Biaya pungut (Migas dan Panas Bumi). PPh, CHT,
Kehutanan, Minerba, Panas Bumi, Migas, Perikanan :
• tahap III paling lambat bulan September; dan
• tahap IV paling lambat bulan Desember.
Jika kondisi keuangan negara tidak memungkinkan berdasarkan
hasil rapat pimpinan kementerian keuangan, maka bulan
penyaluran / jenis DBH dapat disesuaikan.
PBB Bagirata :
• tahap I paling lambat bulan April (30%);
• tahap II paling lambat bulan Agustus (50%); dan
• tahap III paling lambat bulan November (selisih pagu dengan salur tahap I-II)
PBB Bagian Daerah dan Biaya Pemungutan PBB Non
Migas dan Panas Bumi:
• Secara mingguan dimulai pada bulan Agustus
TriwulanI TriwulanII TriwulanIII TriwulanIV
Selisih antara pagu alokasi
dengan jumlah danayangtelah
disalurkan (TW I, II, III)
• Minerba (35%)
• Pabum (35%)
• Perikanan (35%)
• Migas (35%)
• Kehutanan (35%)
• PPh (20%)
• CHT (30%)
• PBB Bagian
Daerah & Biaya
Pungut (35%)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
UPDATE PELAKSANAAN KEBIJAKAN DBH
14
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DANA BAGI HASIL TA 2020
* Ket: terdapat tambahan penyaluran dari pergeseran anggaran BUN sebesar Rp7,98 T
Realisasi Penyaluran DBH sudah final per 30 November 2020
DBH Pajak
▪ Anggaran: Rp44,88 T
▪ Realisasi: Rp29,34 T (65,4%)
DBH SDA
▪ Anggaran: Rp29,04 T
▪ Realisasi: Rp25,00 T (86,1%)
Kurang Bayar
DBH
▪ Anggaran: Rp12,50 T
▪ Realisasi: Rp39,56 T (316,4%)*
▪ Anggaran: Rp86,42 T
▪ Realisasi: Rp93,91 T (108,7%)*
TOTAL DBH
1. DBH, selain DBH CHT dan DBH DR, digunakan sesuai kebutuhan dan prioritas
daerah dengan pemenuhan kewajiban mandatory spending 25% untuk belanja
infrastruktur daerah yang terkait dengan pelayanan publik.
2. Penggunaan DBH dapat digunakan dalam rangka penanganan pandemi
COVID-19 dan dukungan terhadap program PEN di daerah.
3. Pada TA 2020 dilakukan percepatan penyelesaian KB DBH melalui optimalisasi
penggunaan pagu DBH TAberjalan.
▪ PenyaluranDBHTA Berjalan
Dalam rangka percepatan penanggulangan dampak pandemi COVID-19, Dirjen
Perimbangan Keuangan dapat mengusulkan kepada Menteri Keuangan relaksasi dalam
penyaluran DBH TA berjalan berdasarkan penyebaran COVID-19 di daerah
Usulan relaksasi penyaluran DBH TA berjalan, paling sedikit memuat:
❑ Daerah yang diberikan relaksasi penyaluran
❑ Jenis DBH yang diberikan relaksasi penyaluran, dan
❑ Jangka waktu pemberian relaksasi penyaluran
Dalam hal Menteri Keuangan menyetujui usulan relaksasi penyaluran DBH TA berjalan,
relaksasi penyaluran DBH TA berjalan bagi daerah tersebut ditetapkan dengan KMK yang
ditandatangani oleh Dirjen Perimbangan Keuangan atas nama Menteri Keuangan.
Dirjen Perimbangan Keuangan telah menyalurkan Kembali DBH kepada Daerah yang pada
TW I dan II mengalami penundaan penyaluran DBH karena belum menyampaikan
kelengkapan syarat salur seperti Berita Acara Rekonsiliasi dan menunda penyampaian
syarat penyaluran DBH oleh Pemda Pada TW III dan TW IV berupa:
1. Berita Acara Rekonsiliasi
2. Laporan Kinerja COVID-19
▪ PenyaluranKB DBH
Menteri Keuangan dapat menetapkan alokasi sementara KB DBH TA 2019 berdasarkan
prognosis realisasi penerimaan negara yang dibagihasilkan TA 2019
Alokasi sementara KB DBH ditetapkan kembali secara definitif:
❑ Berdasarkan realisasi penerimaan negara yang dibagihasilkan Tahun 2019 dari
laporan hasil pemeriksaan atas LKPP yang dikeluarkan BPK
❑ Memperhitungkan KB yang sudah disalurkan berdasarkan penetapan alokasi
sementara
Berdasarkan penetapan alokasi sementara dan/atau alokasi definitif KB DBH TA 2019,
Menteri Keuangan dapat menyalurkan KB DBH TA 2019 dengan mempertimbangkan
kemampuan keuangan negara dan perkembangan penyebaran pandemi COVID-19
Penyaluran KB DBH TA 2019 ditetapkan dengan KMK yang ditandatangani oleh Dirjen
Perimbangan Keuangan atas nama Menteri Keuangan
RELAKSASI DAN PERCEPATAN PENYALURAN DANA BAGI HASIL
Yang kemudian disampaikan kembali paling lambat
minggu kedua bulan Januari 2021 sebagai syarat
penyaluran DBH TW I pada tahun anggaran berikutnya.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEBIJAKAN DANA BAGI HASIL (DBH) TA 2021
Mempercepat penyelesaian Kurang Bayar DBH yang
memperhitungkan lebih bayar DBH melalui optimalisasi alokasi DBH
tahun anggaran berjalan dengan memperhatikan kondisi keuangan
negara
Mengoptimalkan pemanfaatan DBH dalam rangka mendukung
penanganan kesehatan, jaring pengaman sosial serta pemulihan
ekonomi dampak Covid-19
Melanjutkan Kebijakan pengelolaan DBH yang tepat waktu, tepat jumlah,
dan akuntabel dengan memperhatikan proyeksi DBH berdasarkan realisasi
DBH paling kurang 3 (tiga) tahun terakhir
Melanjutkan kebijakan DBH Pajak yang terkait dengan pembagian
penerimaan PBB bagian pusat sebesar 10 persen secara merata kepada
seluruh kabupaten/kota; menambah cakupan DBH PBB termasuk sektor
lainnya, antara lain PBB perikanan dan PBB atas kabel bawah laut; serta
penggunaan DBH CHT minimal 50% dengan prioritas pada bidang kesehatan
untuk mendukung program JKN
Melanjutkan kebijakan DBH SDA antara lain dengan menghilangkan
earmarked 0,5% dari DBH SDA Migas untuk bidang pendidikan;
mengalokasikan DBH Dana Reboisasi dari semula ke kabupaten/ kota
penghasil menjadi ke provinsi penghasil sesuai UU 23/2014 tentang
Pemerintahan Daerah.
Menyalurkan DBH berdasarkan realisasi penerimaan negara sesuai
dengan kondisi keuangan negara, yang mempertimbangkan kinerja
daerah dalam: mendukung optimalisasi penerimaan pajak;
pemeliharaan lingkungan; dan penanggulangan dampak Covid-19.
Perkembangan DBH, 2015-2021
Perpres
113/2020
18,0%
Rp101,96 T
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 17
POSTUR DBH APBN TA 2021
TA 2020 TA 2020
APBN APBNP APBNP APBN
Perpres 78/2019 Sisa Lebih Total Perpres 54/2020 Perpres 72/2020 Perpres 78/2019 Sisa Lebih Total
1 2 3 4=2+3 5 6 7 8 9=7+8
Pajak 43.655.659.941.000 12.575.368.384.000 56.231.028.325.000 45.846.167.132.000 44.876.005.905.000 43.496.286.010.000 2.829.906.320.000 46.326.192.330.000
CHT 3.462.912.000.000 3.462.912.000.000 3.312.912.000.000 3.298.882.657.000 3.475.618.000.000 3.475.618.000.000
PBB 15.375.430.448.000 2.323.141.677.000 17.698.572.125.000 12.611.064.497.000 12.611.064.497.000 13.420.406.057.000 493.488.202.000 13.913.894.259.000
Bagi Rata 1.800.577.508.000 85.885.750.000 1.886.463.258.000 1.344.193.738.000 1.344.193.738.000 1.483.060.485.000 1.483.060.485.000
Bagian Daerah 13.119.195.446.000 2.161.156.945.000 15.280.352.391.000 10.887.969.277.000 10.887.969.277.000 11.535.842.726.000 476.945.852.000 12.012.788.578.000
Biaya Pemungutan 455.657.494.000 76.098.982.000 531.756.476.000 378.901.482.000 378.901.482.000 401.502.846.000 16.542.350.000 418.045.196.000
PPh 24.817.317.493.000 10.252.226.707.000 35.069.544.200.000 29.922.190.635.000 28.966.058.751.000 26.600.261.953.000 2.336.418.118.000 28.936.680.071.000
PPh Pasal 21 23.224.014.861.000 9.450.259.139.000 32.674.274.000.000 27.807.036.961.000 26.918.492.570.000 24.784.187.974.000 1.976.785.869.000 26.760.973.843.000
PPh Pasal 25/29 1.593.302.632.000 801.967.568.000 2.395.270.200.000 2.115.153.674.000 2.047.566.181.000 1.816.073.979.000 359.632.249.000 2.175.706.228.000
SDA 36.723.388.383.000 12.121.377.846.000 48.844.766.229.000 31.461.255.025.000 29.038.192.222.000 27.521.733.436.000 8.113.695.225.000 35.635.428.661.000
Kehutanan 1.418.682.148.000 471.832.760.000 1.890.514.908.000 1.653.456.196.000 1.565.299.907.000 1.584.190.723.000 269.781.467.000 1.853.972.190.000
Migas 17.949.396.344.000 6.359.977.756.000 24.309.374.100.000 10.197.069.596.000 10.197.069.597.000 8.189.501.547.000 5.995.275.503.000 14.184.777.050.000
Gas Bumi 7.653.342.504.000 1.650.834.996.000 9.304.177.500.000 3.937.258.298.000 3.937.258.298.000 2.027.342.214.000 3.177.629.186.000 5.204.971.400.000
Minyak Bumi 10.296.053.840.000 4.709.142.760.000 15.005.196.600.000 6.259.811.298.000 6.259.811.299.000 6.162.159.333.000 2.817.646.317.000 8.979.805.650.000
Minerba 16.234.795.306.000 4.732.480.282.000 20.967.275.588.000 17.707.270.290.000 15.481.213.454.000 16.061.191.387.000 1.619.240.465.000 17.680.431.852.000
Landrent 353.783.267.000 86.165.823.000 439.949.090.000 534.660.353.000 467.445.909.000 304.555.881.000 49.148.062.000 353.703.943.000
Royalti 15.881.012.039.000 4.646.314.459.000 20.527.326.498.000 17.172.609.937.000 15.013.767.545.000 15.756.635.506.000 1.570.092.403.000 17.326.727.909.000
Panas Bumi 865.183.846.000 92.134.399.000 957.318.245.000 1.183.175.554.000 1.074.325.875.000 1.112.535.408.000 37.960.027.000 1.150.495.435.000
Perikanan 255.330.739.000 464.952.649.000 720.283.388.000 720.283.389.000 720.283.389.000 574.314.371.000 191.437.763.000 765.752.134.000
Grand Total 80.379.048.324.000 24.696.746.230.000 105.075.794.554.000 77.307.422.157.000 73.914.198.127.000 71.018.019.446.000 10.943.601.545.000 81.961.620.991.000
Jenis DBH
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
TERIMA KASIH
18

Contenu connexe

Tendances

Pokok-pokok Pikiran Anggota DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
Pokok-pokok Pikiran Anggota DPRD dalam Perencanaan Pembangunan DaerahPokok-pokok Pikiran Anggota DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
Pokok-pokok Pikiran Anggota DPRD dalam Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Penyusunan RKPD
Penyusunan RKPDPenyusunan RKPD
Penyusunan RKPD93220872
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraSujatmiko Wibowo
 
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Dadang Solihin
 
Penyusunan RPJMDes dan RKPDes
Penyusunan RPJMDes dan RKPDesPenyusunan RPJMDes dan RKPDes
Penyusunan RPJMDes dan RKPDesEka Saputra
 
Perencanaan Anggaran Hibah dan Bansos
Perencanaan Anggaran Hibah dan BansosPerencanaan Anggaran Hibah dan Bansos
Perencanaan Anggaran Hibah dan BansosPSEKP - UGM
 
Konsep dan Paradigma Baru dalam Pengelolaan Keuangan Daerah
Konsep dan Paradigma Baru dalam Pengelolaan Keuangan DaerahKonsep dan Paradigma Baru dalam Pengelolaan Keuangan Daerah
Konsep dan Paradigma Baru dalam Pengelolaan Keuangan DaerahDadang Solihin
 
Pengelolaan APBN
Pengelolaan APBNPengelolaan APBN
Pengelolaan APBNSiti Sahati
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanDadang Solihin
 
Mekanisme pembentukan peraturan daerah
Mekanisme pembentukan peraturan daerahMekanisme pembentukan peraturan daerah
Mekanisme pembentukan peraturan daerahArdi Susanto
 
Paparan Sosialisasi SBM 2023-ppt.pptx
Paparan Sosialisasi SBM 2023-ppt.pptxPaparan Sosialisasi SBM 2023-ppt.pptx
Paparan Sosialisasi SBM 2023-ppt.pptxpptb2019
 
MATERI TAHAPAN PEMILU 2024.ppt
MATERI TAHAPAN PEMILU 2024.pptMATERI TAHAPAN PEMILU 2024.ppt
MATERI TAHAPAN PEMILU 2024.pptCristianoKunto
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanYuca Siahaan
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalDadang Solihin
 
Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah
Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah
Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah DaerahPenyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah DaerahDadang Solihin
 
Kerjasama Daerah2
Kerjasama Daerah2Kerjasama Daerah2
Kerjasama Daerah2suparmono
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahSujatmiko Wibowo
 

Tendances (20)

Pokok-pokok Pikiran Anggota DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
Pokok-pokok Pikiran Anggota DPRD dalam Perencanaan Pembangunan DaerahPokok-pokok Pikiran Anggota DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
Pokok-pokok Pikiran Anggota DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
 
MASALAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
MASALAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAHMASALAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
MASALAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
 
Penyusunan RKPD
Penyusunan RKPDPenyusunan RKPD
Penyusunan RKPD
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara
 
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
 
Penyusunan RPJMDes dan RKPDes
Penyusunan RPJMDes dan RKPDesPenyusunan RPJMDes dan RKPDes
Penyusunan RPJMDes dan RKPDes
 
Perencanaan Anggaran Hibah dan Bansos
Perencanaan Anggaran Hibah dan BansosPerencanaan Anggaran Hibah dan Bansos
Perencanaan Anggaran Hibah dan Bansos
 
Konsep dan Paradigma Baru dalam Pengelolaan Keuangan Daerah
Konsep dan Paradigma Baru dalam Pengelolaan Keuangan DaerahKonsep dan Paradigma Baru dalam Pengelolaan Keuangan Daerah
Konsep dan Paradigma Baru dalam Pengelolaan Keuangan Daerah
 
Pengelolaan APBN
Pengelolaan APBNPengelolaan APBN
Pengelolaan APBN
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
 
Mekanisme pembentukan peraturan daerah
Mekanisme pembentukan peraturan daerahMekanisme pembentukan peraturan daerah
Mekanisme pembentukan peraturan daerah
 
Paparan Sosialisasi SBM 2023-ppt.pptx
Paparan Sosialisasi SBM 2023-ppt.pptxPaparan Sosialisasi SBM 2023-ppt.pptx
Paparan Sosialisasi SBM 2023-ppt.pptx
 
MATERI TAHAPAN PEMILU 2024.ppt
MATERI TAHAPAN PEMILU 2024.pptMATERI TAHAPAN PEMILU 2024.ppt
MATERI TAHAPAN PEMILU 2024.ppt
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
 
Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah
Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah
Sinergitas Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah DaerahPenyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
 
Kerjasama Daerah2
Kerjasama Daerah2Kerjasama Daerah2
Kerjasama Daerah2
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan Daerah
 

Similaire à DBH REALISASI

Prinsip2 transfer ke daerah
Prinsip2 transfer ke daerah Prinsip2 transfer ke daerah
Prinsip2 transfer ke daerah Herry Prananto
 
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 21/PMK.07/2009
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 21/PMK.07/2009PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 21/PMK.07/2009
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 21/PMK.07/2009abeyraffley
 
KONTRIBUSI DAN PERTUMBUHAN DANA BAGI HASIL PAJAK DALAM MENINGKATKAN PENDAPATA...
KONTRIBUSI DAN PERTUMBUHAN DANA BAGI HASIL PAJAK DALAM MENINGKATKAN PENDAPATA...KONTRIBUSI DAN PERTUMBUHAN DANA BAGI HASIL PAJAK DALAM MENINGKATKAN PENDAPATA...
KONTRIBUSI DAN PERTUMBUHAN DANA BAGI HASIL PAJAK DALAM MENINGKATKAN PENDAPATA...Faridaabraham
 
2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana DesaAhmad Abdul Haq
 
Kebijakan dana-alokasi-umum-2021
Kebijakan dana-alokasi-umum-2021Kebijakan dana-alokasi-umum-2021
Kebijakan dana-alokasi-umum-2021BappedaLampungUtara
 
#1 Kebijakan Penyaluran DF DD.pdf
#1 Kebijakan Penyaluran DF DD.pdf#1 Kebijakan Penyaluran DF DD.pdf
#1 Kebijakan Penyaluran DF DD.pdfErickTanalepy
 
2018-04-11 (08) Ditjen Perbendaharaan - Mekanisme Penyaluran DAK Fisik dan Da...
2018-04-11 (08) Ditjen Perbendaharaan - Mekanisme Penyaluran DAK Fisik dan Da...2018-04-11 (08) Ditjen Perbendaharaan - Mekanisme Penyaluran DAK Fisik dan Da...
2018-04-11 (08) Ditjen Perbendaharaan - Mekanisme Penyaluran DAK Fisik dan Da...Ahmad Abdul Haq
 
Kemendagri kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
Kemendagri   kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012Kemendagri   kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
Kemendagri kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012Operator Warnet Vast Raha
 
BAHAN_AJAR_DEPUTI_IV_MS2003.ppt
BAHAN_AJAR_DEPUTI_IV_MS2003.pptBAHAN_AJAR_DEPUTI_IV_MS2003.ppt
BAHAN_AJAR_DEPUTI_IV_MS2003.ppternis aisyah
 
Paparan Menkeu Pokok-Pokok Nota Keuangan Dan RAPBN 2011
Paparan Menkeu Pokok-Pokok Nota Keuangan Dan RAPBN 2011Paparan Menkeu Pokok-Pokok Nota Keuangan Dan RAPBN 2011
Paparan Menkeu Pokok-Pokok Nota Keuangan Dan RAPBN 2011mekon
 
CALK 2022 DI UPLOAD.pdf
CALK 2022 DI UPLOAD.pdfCALK 2022 DI UPLOAD.pdf
CALK 2022 DI UPLOAD.pdfdiskominfopb1
 
Paparan Pedum 2021 LENGKAP edit.pptx
Paparan Pedum 2021 LENGKAP edit.pptxPaparan Pedum 2021 LENGKAP edit.pptx
Paparan Pedum 2021 LENGKAP edit.pptxalpin14
 
Penyusunan APBD 2021.pptx
Penyusunan APBD 2021.pptxPenyusunan APBD 2021.pptx
Penyusunan APBD 2021.pptxJoseRizal53
 
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amjBab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amjCahyo Wiryanto
 
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
2017-03-03 Penyaluran DAK FisikAhmad Abdul Haq
 
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
2017-03-03 Penyaluran DAK FisikAhmad Abdul Haq
 
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahSujatmiko Wibowo
 
Se mendagri no. 900 tahun 2014
Se mendagri no. 900 tahun 2014Se mendagri no. 900 tahun 2014
Se mendagri no. 900 tahun 2014IdnJournal
 

Similaire à DBH REALISASI (20)

Prinsip2 transfer ke daerah
Prinsip2 transfer ke daerah Prinsip2 transfer ke daerah
Prinsip2 transfer ke daerah
 
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 21/PMK.07/2009
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 21/PMK.07/2009PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 21/PMK.07/2009
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 21/PMK.07/2009
 
Kebijakan dana alokasi umum 2021
Kebijakan dana alokasi umum 2021Kebijakan dana alokasi umum 2021
Kebijakan dana alokasi umum 2021
 
KONTRIBUSI DAN PERTUMBUHAN DANA BAGI HASIL PAJAK DALAM MENINGKATKAN PENDAPATA...
KONTRIBUSI DAN PERTUMBUHAN DANA BAGI HASIL PAJAK DALAM MENINGKATKAN PENDAPATA...KONTRIBUSI DAN PERTUMBUHAN DANA BAGI HASIL PAJAK DALAM MENINGKATKAN PENDAPATA...
KONTRIBUSI DAN PERTUMBUHAN DANA BAGI HASIL PAJAK DALAM MENINGKATKAN PENDAPATA...
 
2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
 
Kebijakan dana-alokasi-umum-2021
Kebijakan dana-alokasi-umum-2021Kebijakan dana-alokasi-umum-2021
Kebijakan dana-alokasi-umum-2021
 
#1 Kebijakan Penyaluran DF DD.pdf
#1 Kebijakan Penyaluran DF DD.pdf#1 Kebijakan Penyaluran DF DD.pdf
#1 Kebijakan Penyaluran DF DD.pdf
 
2018-04-11 (08) Ditjen Perbendaharaan - Mekanisme Penyaluran DAK Fisik dan Da...
2018-04-11 (08) Ditjen Perbendaharaan - Mekanisme Penyaluran DAK Fisik dan Da...2018-04-11 (08) Ditjen Perbendaharaan - Mekanisme Penyaluran DAK Fisik dan Da...
2018-04-11 (08) Ditjen Perbendaharaan - Mekanisme Penyaluran DAK Fisik dan Da...
 
Desentralisasi Fiskal
Desentralisasi FiskalDesentralisasi Fiskal
Desentralisasi Fiskal
 
Kemendagri kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
Kemendagri   kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012Kemendagri   kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
Kemendagri kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
 
BAHAN_AJAR_DEPUTI_IV_MS2003.ppt
BAHAN_AJAR_DEPUTI_IV_MS2003.pptBAHAN_AJAR_DEPUTI_IV_MS2003.ppt
BAHAN_AJAR_DEPUTI_IV_MS2003.ppt
 
Paparan Menkeu Pokok-Pokok Nota Keuangan Dan RAPBN 2011
Paparan Menkeu Pokok-Pokok Nota Keuangan Dan RAPBN 2011Paparan Menkeu Pokok-Pokok Nota Keuangan Dan RAPBN 2011
Paparan Menkeu Pokok-Pokok Nota Keuangan Dan RAPBN 2011
 
CALK 2022 DI UPLOAD.pdf
CALK 2022 DI UPLOAD.pdfCALK 2022 DI UPLOAD.pdf
CALK 2022 DI UPLOAD.pdf
 
Paparan Pedum 2021 LENGKAP edit.pptx
Paparan Pedum 2021 LENGKAP edit.pptxPaparan Pedum 2021 LENGKAP edit.pptx
Paparan Pedum 2021 LENGKAP edit.pptx
 
Penyusunan APBD 2021.pptx
Penyusunan APBD 2021.pptxPenyusunan APBD 2021.pptx
Penyusunan APBD 2021.pptx
 
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amjBab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
 
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
 
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
 
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
 
Se mendagri no. 900 tahun 2014
Se mendagri no. 900 tahun 2014Se mendagri no. 900 tahun 2014
Se mendagri no. 900 tahun 2014
 

Plus de BappedaLampungUtara

KONSEP AKSI PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR 2024 EDIT.pptx
KONSEP AKSI PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR 2024 EDIT.pptxKONSEP AKSI PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR 2024 EDIT.pptx
KONSEP AKSI PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR 2024 EDIT.pptxBappedaLampungUtara
 
Paparan Rakor SPM 31 OKT 2022 opsi 2 (1).pptx
Paparan Rakor SPM 31 OKT 2022 opsi 2 (1).pptxPaparan Rakor SPM 31 OKT 2022 opsi 2 (1).pptx
Paparan Rakor SPM 31 OKT 2022 opsi 2 (1).pptxBappedaLampungUtara
 
Tatacara Evaluasi RPJPD Lampung 2005-2025.pdf
Tatacara Evaluasi RPJPD Lampung 2005-2025.pdfTatacara Evaluasi RPJPD Lampung 2005-2025.pdf
Tatacara Evaluasi RPJPD Lampung 2005-2025.pdfBappedaLampungUtara
 
Mekanisme Pengusulan DAK Fisik Tahun Anggaran 2022 melalui Sistem Informasi K...
Mekanisme Pengusulan DAK Fisik Tahun Anggaran 2022 melalui Sistem Informasi K...Mekanisme Pengusulan DAK Fisik Tahun Anggaran 2022 melalui Sistem Informasi K...
Mekanisme Pengusulan DAK Fisik Tahun Anggaran 2022 melalui Sistem Informasi K...BappedaLampungUtara
 
Direktur dtk djpk kemenkeu bahan sos pengusulan dak ta 2022
Direktur dtk djpk kemenkeu bahan sos pengusulan dak ta 2022Direktur dtk djpk kemenkeu bahan sos pengusulan dak ta 2022
Direktur dtk djpk kemenkeu bahan sos pengusulan dak ta 2022BappedaLampungUtara
 
Dirjen keuda kemendagri dak bappenas 2021
Dirjen keuda kemendagri dak bappenas 2021Dirjen keuda kemendagri dak bappenas 2021
Dirjen keuda kemendagri dak bappenas 2021BappedaLampungUtara
 
Deputi pendanaan paparan sosialisasi dtk 2022
Deputi pendanaan paparan sosialisasi dtk 2022Deputi pendanaan paparan sosialisasi dtk 2022
Deputi pendanaan paparan sosialisasi dtk 2022BappedaLampungUtara
 
tata cara pengusulan dak 2022 dan manual pengusulan krisna
tata cara pengusulan dak 2022 dan manual pengusulan krisnatata cara pengusulan dak 2022 dan manual pengusulan krisna
tata cara pengusulan dak 2022 dan manual pengusulan krisnaBappedaLampungUtara
 
sambutan menteri ppn sosialisasi dak 2022
sambutan menteri ppn sosialisasi dak 2022sambutan menteri ppn sosialisasi dak 2022
sambutan menteri ppn sosialisasi dak 2022BappedaLampungUtara
 
Pengarahan Kepala Bappeda Propinsi Lampung
Pengarahan Kepala Bappeda Propinsi Lampung Pengarahan Kepala Bappeda Propinsi Lampung
Pengarahan Kepala Bappeda Propinsi Lampung BappedaLampungUtara
 
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN REFORMAS...
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN REFORMAS...PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN REFORMAS...
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN REFORMAS...BappedaLampungUtara
 
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FISKAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FISKAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FISKAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FISKAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...BappedaLampungUtara
 
PENGUATAN SISTEM KESEHATAN NASIONAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI ...
PENGUATAN SISTEM KESEHATAN NASIONAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI ...PENGUATAN SISTEM KESEHATAN NASIONAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI ...
PENGUATAN SISTEM KESEHATAN NASIONAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI ...BappedaLampungUtara
 
STRATEGI TRANSFORMASI EKONOMI DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...
STRATEGI TRANSFORMASI EKONOMI DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...STRATEGI TRANSFORMASI EKONOMI DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...
STRATEGI TRANSFORMASI EKONOMI DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...BappedaLampungUtara
 

Plus de BappedaLampungUtara (20)

KONSEP AKSI PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR 2024 EDIT.pptx
KONSEP AKSI PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR 2024 EDIT.pptxKONSEP AKSI PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR 2024 EDIT.pptx
KONSEP AKSI PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR 2024 EDIT.pptx
 
Paparan Rakor SPM 31 OKT 2022 opsi 2 (1).pptx
Paparan Rakor SPM 31 OKT 2022 opsi 2 (1).pptxPaparan Rakor SPM 31 OKT 2022 opsi 2 (1).pptx
Paparan Rakor SPM 31 OKT 2022 opsi 2 (1).pptx
 
SPIP Terintegrasi.pptx
SPIP Terintegrasi.pptxSPIP Terintegrasi.pptx
SPIP Terintegrasi.pptx
 
Penyusunan RPJP Lampung.pdf
Penyusunan RPJP Lampung.pdfPenyusunan RPJP Lampung.pdf
Penyusunan RPJP Lampung.pdf
 
Tatacara Evaluasi RPJPD Lampung 2005-2025.pdf
Tatacara Evaluasi RPJPD Lampung 2005-2025.pdfTatacara Evaluasi RPJPD Lampung 2005-2025.pdf
Tatacara Evaluasi RPJPD Lampung 2005-2025.pdf
 
PAPARAN BPKP.pdf
PAPARAN BPKP.pdfPAPARAN BPKP.pdf
PAPARAN BPKP.pdf
 
PAPARAN DITJEND BINA PEMDES.pdf
PAPARAN DITJEND BINA PEMDES.pdfPAPARAN DITJEND BINA PEMDES.pdf
PAPARAN DITJEND BINA PEMDES.pdf
 
PAPARAN DITJEND PERBEND.pdf
PAPARAN DITJEND PERBEND.pdfPAPARAN DITJEND PERBEND.pdf
PAPARAN DITJEND PERBEND.pdf
 
Mekanisme Pengusulan DAK Fisik Tahun Anggaran 2022 melalui Sistem Informasi K...
Mekanisme Pengusulan DAK Fisik Tahun Anggaran 2022 melalui Sistem Informasi K...Mekanisme Pengusulan DAK Fisik Tahun Anggaran 2022 melalui Sistem Informasi K...
Mekanisme Pengusulan DAK Fisik Tahun Anggaran 2022 melalui Sistem Informasi K...
 
Direktur dtk djpk kemenkeu bahan sos pengusulan dak ta 2022
Direktur dtk djpk kemenkeu bahan sos pengusulan dak ta 2022Direktur dtk djpk kemenkeu bahan sos pengusulan dak ta 2022
Direktur dtk djpk kemenkeu bahan sos pengusulan dak ta 2022
 
Dirjen keuda kemendagri dak bappenas 2021
Dirjen keuda kemendagri dak bappenas 2021Dirjen keuda kemendagri dak bappenas 2021
Dirjen keuda kemendagri dak bappenas 2021
 
Deputi pendanaan paparan sosialisasi dtk 2022
Deputi pendanaan paparan sosialisasi dtk 2022Deputi pendanaan paparan sosialisasi dtk 2022
Deputi pendanaan paparan sosialisasi dtk 2022
 
tata cara pengusulan dak 2022 dan manual pengusulan krisna
tata cara pengusulan dak 2022 dan manual pengusulan krisnatata cara pengusulan dak 2022 dan manual pengusulan krisna
tata cara pengusulan dak 2022 dan manual pengusulan krisna
 
sambutan menteri ppn sosialisasi dak 2022
sambutan menteri ppn sosialisasi dak 2022sambutan menteri ppn sosialisasi dak 2022
sambutan menteri ppn sosialisasi dak 2022
 
Pengarahan Kepala Bappeda Propinsi Lampung
Pengarahan Kepala Bappeda Propinsi Lampung Pengarahan Kepala Bappeda Propinsi Lampung
Pengarahan Kepala Bappeda Propinsi Lampung
 
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN REFORMAS...
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN REFORMAS...PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN REFORMAS...
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN REFORMAS...
 
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FISKAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FISKAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FISKAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FISKAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...
 
PENGUATAN SISTEM KESEHATAN NASIONAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI ...
PENGUATAN SISTEM KESEHATAN NASIONAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI ...PENGUATAN SISTEM KESEHATAN NASIONAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI ...
PENGUATAN SISTEM KESEHATAN NASIONAL DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI ...
 
STRATEGI TRANSFORMASI EKONOMI DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...
STRATEGI TRANSFORMASI EKONOMI DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...STRATEGI TRANSFORMASI EKONOMI DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...
STRATEGI TRANSFORMASI EKONOMI DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMULIHAN EKONOMI DAN RE...
 
Rencana pengembangan industri
Rencana pengembangan industriRencana pengembangan industri
Rencana pengembangan industri
 

Dernier

evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukumbrunojahur
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 

Dernier (13)

evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 

DBH REALISASI

  • 1. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN DANA BAGI HASIL TAHUN ANGGARAN 2020-2021 KAMIS, 7 JANUARI 2020 Zoom Meeting DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI
  • 2. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM PENGATURAN DBH 2
  • 3. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DASAR HUKUM UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah 1 2 3 4 UU No. 9 Tahun 2020 Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2021 PP No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan PMK No. 139/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana Otsus
  • 4. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LANDASAN TEORI 6 DBH sebagai salah satu instrumen fiskal untuk menjaga keutuhan NKRI melalui pembagian sumber penerimaan negara yang adil kepada daerah, baik yang berasal dari penerimaan pajak dan PNBP SDA untuk digunakan seluas- luasnya demi kemakmuran rakyat sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945. Pembagian penerimaan Pajak dan PNBP Sumber Daya Alam oleh Pemerintah kepada daerah penghasil maupun daerah non penghasil yang berada dalam provinsi yang sama, untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. 01 02
  • 5. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TUJUAN KEBIJAKAN DBH Untuk mengurangi kesenjangan vertikal antara pusat dan daerah (vertical imbalance) → Pembagian dengan porsi tertentu antara Pemerintah dan daerah penghasil Untuk mengurangi kesenjangan horizontal antar daerah (horizontal imbalance) → Pembagian secara merata untuk daerah lain yang berada di dalam provinsi yang sama dengan daerah penghasil 01 02
  • 6. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PAJAK • PBB-P3 • PPh • CHT SDA • Hutan • Minerba • Migas • Pabum • Ikan 6 DANA BAGI HASIL 6 PENGERTIAN: Pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. o Dibagi kepada daerah penghasil sesuai dengan porsi yang ditetapkan dalam UU No. 33/2004. o Dibagi dengan imbangan Daerah penghasil mendapatkan porsi lebih besar, dan Daerah lain (dalam provinsi yang bersangkutan) mendapatkan bagian pemerataan dengan porsi tertentu yang ditetapkan dalam UU. Penyaluran DBH berdasarkan realisasi penerimaan tahun anggaran berjalan (Pasal 23 UU 33/2004) PENYALURAN: Based on Actual Revenue TUJUAN: Untuk memperbaiki keseimbangan vertikal antara pusat dan daerah dengan memperhatikan potensi daerah penghasil. DBH JENIS DBH PEMBAGIAN : By Origin
  • 7. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA MEKANISME PENETAPAN PERKIRAAN ALOKASI DBH (PP 55/2005) 6 TRANSPARAN - Rekonsiliasi data PNBP antara Kementerian terkait dengan Pemda - Informasi realisasi penyaluran DBH - Dilaporkan dalam LKPP - Diperiksa BPK AKUNTABEL Penermaan PAJAK PNBP SDA
  • 8. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PORSI DBH ANTARA PEMERINTAH PUSAT, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA 6 K/K Penghasil PAJAK PPh Pasal 21 dan 25/29 80 8 12 Pajak Bumi dan Bangunan 10 16,2 64,8 9 Cukai Hasil Tembakau 98 0,6 0,8 0,6 SDA Kehutanan IIUPH 20 16 64 - PSDH 20 16 32 32 Dana Reboisasi 60 40* 40 - Mineral dan Batubara Iuran Tetap (Land-rent ) - darat dan laut <4 Mil 20 16 64 - - 4 Mil <laut < 12 Mil 20 80 Iuran Produksi (Royalti) - darat dan laut <4 Mil 20 16 32 32 - 4 Mil <laut < 12 Mil 20 26 54 Dari Kawasan Perhutanan Perikanan 20 - - 80 Minyak Bumi - darat dan laut <4 Mil 84,5 3,1 6,2 6,2 - 4 Mil <laut < 12 Mil 84,5 5,17 10,33 Gas Bumi - darat dan laut <4 Mil 69,5 6,1 12,2 12,2 - 4 Mil <laut < 12 Mil 69,5 10,17 20,33 Panas Bumi 20 16 32 32 I. 1 3 2 1 c b a II Pusat Prov. Biaya Pungut Pemerataan K/K Lain No. Jenis Penerimaan Negara yang Dibagihasilkan UU 33/2004 6 5 4 3 2 c b a *) Sesuai UU 23/2014 tentangPemerintahan Daerah, alokasi DBH SDA Kehutahan Dana Reboisasi dialihkan dari kabupaten/kota penghasil ke provinsi penghasil.
  • 9. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SIKLUS PENGHITUNGAN DAN PENETAPAN DBH 6 PMK “Perubahan Alokasi Tahap II” • Prognosa Realisasi s.d. 9 bulan Sebagai dasar penyaluran Tw IV PMK “Kurang Bayar (KB)/Lebih Bayar (LB) DBH” • Realisasi TA Berkenaanyang telah diaudit BPK. untuk penetapan KB/LB DBH 1 4 3 2 Berdasarkan RPMK tentang Dana Transfer Umum (DTU) diatur empat siklus penghitungan dan penetapan DBH TAHUN BERJALAN TAHUN BERIKUTNYA Okt-Nov Tahun berikutnya Nov-Des Tahun sebelumnya Juli-Agustus Tahun berjalan Nov-Des Tahun berjalan Perpres “APBN” • PerkiraanAlokasi DBH TA berkenaan • Mempertimbangkan realisasi DBH 5 tahun terakhir Perpres/PMK Perubahan Alokasi DBH Tahap I : • APBN-P • Prognosa Realisasi s.d. Semester I. Sebagai dasar penyaluran Tw III Sebagai dasar penyaluran Tw I dan II Sebagai dasar penyaluran KB dan pemotongan LB
  • 10. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ALOKASI DBH DALAM PERPRES APBN 6 PENYESUAIAN PENGALOKASIAN DBH DALAM PERPRES APBN Nilai Alokasi DBH TA berkenaan yang ditetapkan adalah nilai terkecil perbandingan antara perhitungan DBH atas rencana penerimaan APBN dengan proyeksi DBH atas realisasi penerimaan paling kurang 3 tahun sebelumnya dan/atau paling sedikit 75% dari perhitungan DBH berdasarkan data dasar dari K/L. Selisihlebih atas perbandingan perhitunganDBH tersebut akan diperhitungkan kembalimelalui APBN-P atau mekanisme perubahan alokasi berdasarkan prognosis realisasi di semester I PERTIMBANGAN: 1. Pembagian alokasi DBH dalam APBN masih berasal dari perkiraan penerimaan negara 1 tahun kedepan, yang akan mengalami dinamika perubahan penerimaan negara pada tahun berjalan. 2. Alokasi DBH dan buffer fund/selisih lebih alokasi DBH tersebut akan disesuaikan kembali dg perkembangan realisasi penerimaan negara di tahun berjalan pada triwulan 3 melalui APBNP atau PMK, dan di triwulan 4 melalui PMK. 3. Dengan pengendalian alokasi DBH dimaksud dapat memberikan pertimbangan kepada pemda utk dapat menganggarkan DBH dalam APBD sebesar 100% dari yg ditetapkan dlm perpres. 4. Untuk menjaga kualitas belanja dan defisit APBD, krn sejak awal alokasi DBH yg sifatnya belum pasti sdh dikendalikan alokasinya. 5. DBH secara prinsip dialokasikan ke daerah berdasarkan realisasi penerimaan negara, karenanya hak daerah atas DBH tdk akan berkurang.
  • 11. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SIMULASI PENGENDALIAN PENGALOKASIAN DBH DALAM APBN, APBN-P ATAU PERUBAHAN ALOKASI TAHAP I (TW III) 6 Menjadi SISA LEBIH (Alokasi potensial) Alokasi DBH yang ditetapkan adalah nilai terkecil dari hasil perbandingan DAERAH Perhitungan APBN Proyeksi DBH atas Realisasi min 3 tahun terakhir Nilai terkecil antara 2 dan 3 DITETAPKAN Selisih 1 2 3 4 5 6 = 2-5 A 120 140 120 120 0 B 100 60 60 75 25 C 80 90 80 80 0 D 50 100 50 50 0 E 140 120 120 120 20 F 200 130 130 150 50 G 60 70 60 60 0 TOTAL 750 710 620 655 95 PerubahanAlokasi TahapII (TWIV): • Alokasi ditetapkan berdasarkan perhitunganprognosis realisasi PerubahanAlokasi TahapI (TW III): • APBN-P – Perubahan asumsi makro – Perubahan target penerimaan • PMK – Alokasi ditetapkan berdasarkan perhitunganprognosis realisasi
  • 12. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN PENYALURAN DBH 12
  • 13. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PENYALURAN DBH PER-BULAN DALAM SETIAP TRIWULANNYA Jenis DBH yang disalurkan DITENTUKAN untuk setiap bulan nya pada TA 2020 6 JAN FEB MRT APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES • Minerba (20%) • Pabum (20%) • Perikanan (15%) Migas (20%) • PPh (20%) • CHT (20%) • Kehutanan (15%) • PBB Bagian Daerah & Biaya pungut (20%) • Minerba (25%) • Pabum (25%) • Perikanan (15%) Migas (25%) • PPh (20%) • CHT (30%) • Kehutanan (15%) • PBB Bagian Daerah & Biaya pungut (25%) PBB Bagian Daerah dan Biaya pungut (Migas dan Panas Bumi). PPh, CHT, Kehutanan, Minerba, Panas Bumi, Migas, Perikanan : • tahap III paling lambat bulan September; dan • tahap IV paling lambat bulan Desember. Jika kondisi keuangan negara tidak memungkinkan berdasarkan hasil rapat pimpinan kementerian keuangan, maka bulan penyaluran / jenis DBH dapat disesuaikan. PBB Bagirata : • tahap I paling lambat bulan April (30%); • tahap II paling lambat bulan Agustus (50%); dan • tahap III paling lambat bulan November (selisih pagu dengan salur tahap I-II) PBB Bagian Daerah dan Biaya Pemungutan PBB Non Migas dan Panas Bumi: • Secara mingguan dimulai pada bulan Agustus TriwulanI TriwulanII TriwulanIII TriwulanIV Selisih antara pagu alokasi dengan jumlah danayangtelah disalurkan (TW I, II, III) • Minerba (35%) • Pabum (35%) • Perikanan (35%) • Migas (35%) • Kehutanan (35%) • PPh (20%) • CHT (30%) • PBB Bagian Daerah & Biaya Pungut (35%)
  • 14. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA UPDATE PELAKSANAAN KEBIJAKAN DBH 14
  • 15. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL TA 2020 * Ket: terdapat tambahan penyaluran dari pergeseran anggaran BUN sebesar Rp7,98 T Realisasi Penyaluran DBH sudah final per 30 November 2020 DBH Pajak ▪ Anggaran: Rp44,88 T ▪ Realisasi: Rp29,34 T (65,4%) DBH SDA ▪ Anggaran: Rp29,04 T ▪ Realisasi: Rp25,00 T (86,1%) Kurang Bayar DBH ▪ Anggaran: Rp12,50 T ▪ Realisasi: Rp39,56 T (316,4%)* ▪ Anggaran: Rp86,42 T ▪ Realisasi: Rp93,91 T (108,7%)* TOTAL DBH 1. DBH, selain DBH CHT dan DBH DR, digunakan sesuai kebutuhan dan prioritas daerah dengan pemenuhan kewajiban mandatory spending 25% untuk belanja infrastruktur daerah yang terkait dengan pelayanan publik. 2. Penggunaan DBH dapat digunakan dalam rangka penanganan pandemi COVID-19 dan dukungan terhadap program PEN di daerah. 3. Pada TA 2020 dilakukan percepatan penyelesaian KB DBH melalui optimalisasi penggunaan pagu DBH TAberjalan. ▪ PenyaluranDBHTA Berjalan Dalam rangka percepatan penanggulangan dampak pandemi COVID-19, Dirjen Perimbangan Keuangan dapat mengusulkan kepada Menteri Keuangan relaksasi dalam penyaluran DBH TA berjalan berdasarkan penyebaran COVID-19 di daerah Usulan relaksasi penyaluran DBH TA berjalan, paling sedikit memuat: ❑ Daerah yang diberikan relaksasi penyaluran ❑ Jenis DBH yang diberikan relaksasi penyaluran, dan ❑ Jangka waktu pemberian relaksasi penyaluran Dalam hal Menteri Keuangan menyetujui usulan relaksasi penyaluran DBH TA berjalan, relaksasi penyaluran DBH TA berjalan bagi daerah tersebut ditetapkan dengan KMK yang ditandatangani oleh Dirjen Perimbangan Keuangan atas nama Menteri Keuangan. Dirjen Perimbangan Keuangan telah menyalurkan Kembali DBH kepada Daerah yang pada TW I dan II mengalami penundaan penyaluran DBH karena belum menyampaikan kelengkapan syarat salur seperti Berita Acara Rekonsiliasi dan menunda penyampaian syarat penyaluran DBH oleh Pemda Pada TW III dan TW IV berupa: 1. Berita Acara Rekonsiliasi 2. Laporan Kinerja COVID-19 ▪ PenyaluranKB DBH Menteri Keuangan dapat menetapkan alokasi sementara KB DBH TA 2019 berdasarkan prognosis realisasi penerimaan negara yang dibagihasilkan TA 2019 Alokasi sementara KB DBH ditetapkan kembali secara definitif: ❑ Berdasarkan realisasi penerimaan negara yang dibagihasilkan Tahun 2019 dari laporan hasil pemeriksaan atas LKPP yang dikeluarkan BPK ❑ Memperhitungkan KB yang sudah disalurkan berdasarkan penetapan alokasi sementara Berdasarkan penetapan alokasi sementara dan/atau alokasi definitif KB DBH TA 2019, Menteri Keuangan dapat menyalurkan KB DBH TA 2019 dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan negara dan perkembangan penyebaran pandemi COVID-19 Penyaluran KB DBH TA 2019 ditetapkan dengan KMK yang ditandatangani oleh Dirjen Perimbangan Keuangan atas nama Menteri Keuangan RELAKSASI DAN PERCEPATAN PENYALURAN DANA BAGI HASIL Yang kemudian disampaikan kembali paling lambat minggu kedua bulan Januari 2021 sebagai syarat penyaluran DBH TW I pada tahun anggaran berikutnya.
  • 16. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN DANA BAGI HASIL (DBH) TA 2021 Mempercepat penyelesaian Kurang Bayar DBH yang memperhitungkan lebih bayar DBH melalui optimalisasi alokasi DBH tahun anggaran berjalan dengan memperhatikan kondisi keuangan negara Mengoptimalkan pemanfaatan DBH dalam rangka mendukung penanganan kesehatan, jaring pengaman sosial serta pemulihan ekonomi dampak Covid-19 Melanjutkan Kebijakan pengelolaan DBH yang tepat waktu, tepat jumlah, dan akuntabel dengan memperhatikan proyeksi DBH berdasarkan realisasi DBH paling kurang 3 (tiga) tahun terakhir Melanjutkan kebijakan DBH Pajak yang terkait dengan pembagian penerimaan PBB bagian pusat sebesar 10 persen secara merata kepada seluruh kabupaten/kota; menambah cakupan DBH PBB termasuk sektor lainnya, antara lain PBB perikanan dan PBB atas kabel bawah laut; serta penggunaan DBH CHT minimal 50% dengan prioritas pada bidang kesehatan untuk mendukung program JKN Melanjutkan kebijakan DBH SDA antara lain dengan menghilangkan earmarked 0,5% dari DBH SDA Migas untuk bidang pendidikan; mengalokasikan DBH Dana Reboisasi dari semula ke kabupaten/ kota penghasil menjadi ke provinsi penghasil sesuai UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah. Menyalurkan DBH berdasarkan realisasi penerimaan negara sesuai dengan kondisi keuangan negara, yang mempertimbangkan kinerja daerah dalam: mendukung optimalisasi penerimaan pajak; pemeliharaan lingkungan; dan penanggulangan dampak Covid-19. Perkembangan DBH, 2015-2021 Perpres 113/2020 18,0% Rp101,96 T
  • 17. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 17 POSTUR DBH APBN TA 2021 TA 2020 TA 2020 APBN APBNP APBNP APBN Perpres 78/2019 Sisa Lebih Total Perpres 54/2020 Perpres 72/2020 Perpres 78/2019 Sisa Lebih Total 1 2 3 4=2+3 5 6 7 8 9=7+8 Pajak 43.655.659.941.000 12.575.368.384.000 56.231.028.325.000 45.846.167.132.000 44.876.005.905.000 43.496.286.010.000 2.829.906.320.000 46.326.192.330.000 CHT 3.462.912.000.000 3.462.912.000.000 3.312.912.000.000 3.298.882.657.000 3.475.618.000.000 3.475.618.000.000 PBB 15.375.430.448.000 2.323.141.677.000 17.698.572.125.000 12.611.064.497.000 12.611.064.497.000 13.420.406.057.000 493.488.202.000 13.913.894.259.000 Bagi Rata 1.800.577.508.000 85.885.750.000 1.886.463.258.000 1.344.193.738.000 1.344.193.738.000 1.483.060.485.000 1.483.060.485.000 Bagian Daerah 13.119.195.446.000 2.161.156.945.000 15.280.352.391.000 10.887.969.277.000 10.887.969.277.000 11.535.842.726.000 476.945.852.000 12.012.788.578.000 Biaya Pemungutan 455.657.494.000 76.098.982.000 531.756.476.000 378.901.482.000 378.901.482.000 401.502.846.000 16.542.350.000 418.045.196.000 PPh 24.817.317.493.000 10.252.226.707.000 35.069.544.200.000 29.922.190.635.000 28.966.058.751.000 26.600.261.953.000 2.336.418.118.000 28.936.680.071.000 PPh Pasal 21 23.224.014.861.000 9.450.259.139.000 32.674.274.000.000 27.807.036.961.000 26.918.492.570.000 24.784.187.974.000 1.976.785.869.000 26.760.973.843.000 PPh Pasal 25/29 1.593.302.632.000 801.967.568.000 2.395.270.200.000 2.115.153.674.000 2.047.566.181.000 1.816.073.979.000 359.632.249.000 2.175.706.228.000 SDA 36.723.388.383.000 12.121.377.846.000 48.844.766.229.000 31.461.255.025.000 29.038.192.222.000 27.521.733.436.000 8.113.695.225.000 35.635.428.661.000 Kehutanan 1.418.682.148.000 471.832.760.000 1.890.514.908.000 1.653.456.196.000 1.565.299.907.000 1.584.190.723.000 269.781.467.000 1.853.972.190.000 Migas 17.949.396.344.000 6.359.977.756.000 24.309.374.100.000 10.197.069.596.000 10.197.069.597.000 8.189.501.547.000 5.995.275.503.000 14.184.777.050.000 Gas Bumi 7.653.342.504.000 1.650.834.996.000 9.304.177.500.000 3.937.258.298.000 3.937.258.298.000 2.027.342.214.000 3.177.629.186.000 5.204.971.400.000 Minyak Bumi 10.296.053.840.000 4.709.142.760.000 15.005.196.600.000 6.259.811.298.000 6.259.811.299.000 6.162.159.333.000 2.817.646.317.000 8.979.805.650.000 Minerba 16.234.795.306.000 4.732.480.282.000 20.967.275.588.000 17.707.270.290.000 15.481.213.454.000 16.061.191.387.000 1.619.240.465.000 17.680.431.852.000 Landrent 353.783.267.000 86.165.823.000 439.949.090.000 534.660.353.000 467.445.909.000 304.555.881.000 49.148.062.000 353.703.943.000 Royalti 15.881.012.039.000 4.646.314.459.000 20.527.326.498.000 17.172.609.937.000 15.013.767.545.000 15.756.635.506.000 1.570.092.403.000 17.326.727.909.000 Panas Bumi 865.183.846.000 92.134.399.000 957.318.245.000 1.183.175.554.000 1.074.325.875.000 1.112.535.408.000 37.960.027.000 1.150.495.435.000 Perikanan 255.330.739.000 464.952.649.000 720.283.388.000 720.283.389.000 720.283.389.000 574.314.371.000 191.437.763.000 765.752.134.000 Grand Total 80.379.048.324.000 24.696.746.230.000 105.075.794.554.000 77.307.422.157.000 73.914.198.127.000 71.018.019.446.000 10.943.601.545.000 81.961.620.991.000 Jenis DBH
  • 18. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TERIMA KASIH 18