SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  11
Petrologi batubara memberikan dasar untuk pemahaman
genesa sifat-sifat dan arti penting unsur organik di dalam
batubara
Cook (1982) menjelaskan bahwa jenis
batubaraberhubungan dengan jenis tumbuhan
pembentuk batubara dimana dalam pertumbuhannya
dipengaruhi oleh diagenesa tingkat awal.
Shierly dalam (Cook 1982) menjelaskan bahwa jenis
batubara merupakan dasar klasifikasi petrografi batubara
yang terdiri dari berbagai macam unsur tumbuhan sebagai
penyusun batubara dengan kejadian yang berbeda-beda.
secara mikroskopis bahan-bahan organik
pembentuk batubara disebut maseral
(maceral) analog dengan mineral dalam batuan.
Istilah ini pada awalnya diperkenalkan oleh
Topes (1935) dalam buku Stach, dkk. (1982)
untuk menunjukkan material terkecil
penyusun batubara yang hanya dapat diamati
di bawah mikroskop sinar pantul
Maseral dalam batubara dapat dikelompokkan
dalam 3grup (kelompok) utama yaitu grup
(kelompok) vitrinite (Huminite), liptinit dan
inertinit
Pengelompokan ini didasarkan pada bentuk
morfologi, ukuran, relief, struktur dalam,
komposisi kimia, warna pantulan, intensitas
refleksi dan tingkat pembatubaraannya dalam
“Coal Petrologi” oleh Stach, dkk. (1982).
 Pembagiannya maseral mulai dari grup (kelompok)
maseral, subgrup maseral dan jenis maseral yang mengacu
pada Australian Standard: AS2856 (1985)
a. Grup vitrinit berasal dari tumbuh-tumbuhan yang
mengandung serat kayu,seperti batang, akar, dahan dan
serat daun. vitrinite umumnya merupakan bahan penyusun
utama batubara (>50%) melalui pengamatan mikroskop
refraksi, grup Vitrinit memperlihatkan warna coklat
kemerahan sampai gelap, semakin tinggi peringkat
batubara semakin gelap warna maseralnya, demikian pula
sebaliknya. Melalui pengamatan miskroskop refleksi, grup
vitrinit memperlihatkan warna pantul lebih terang, mulai
dari abu-abu tua sampai abu-abu terang, semakin tinggi
peringkat batubara semakin terang warna pantul yang
dihasilkan
b. Grup liptinit
berasal dari organ tumbuhan (ganggang/algae
spora, kotak spora, kulit luar (kutikula), getah
tanaman (resin) dan serbuk sari/pollen), Grup
liptinit memiliki kandungan hidrogen paling
banyak dan kandungan karbon paling sedikit
bila dibandingkan dengan grup maseral
lainnya, di bawah miskroskop refleksi
menunjukkan pantulan berwarna abu-abu
sampai gelap, mempunyai reflekti1itas rendah
dan flouresens tinggi (Teichmueller, 1989).
c. Grup inertinit
diperkirakan berasal dari tumbuhan yang sudah terbakar
(charcoal) dan sebagian lagi diperkirakan akibat proses
oksidasi dari maseral lainnya atau proses yang
disebabkan oleh jamur atau bakteri (proses biokimia).
dengan adanya proses tersebut kelompok inertinit
memiliki kandungan oksigen relatif tinggi, kandungan
hidrogen rendah, dan ratio O/C lebih tinggi dari
pada grup vitrinit dan liptinit. Grup inertinit memiliki
nilai reflektensi tertinggi diantara grup maseral
lainnya. dibawah miskroskop refleksi, inertinit
memperlihatkan warna abu-abu hingga abu-abu
kehijauan, tetapi pada sinar ultra violet tidak
menunjukkan flouresens.
7
Batuan induk hidrokarbon adalah batuan yang mengandung unsur-
unsur atau sisasisa jasad renik binatang laut atau air tawar maupun
tumbuh-tumbuhan.
Penemuan minyak di beberapa cekungan di dunia menunjukkan
adanya asosiasi dengan lapisan-lapisan batubara seperti halnya
penemuan minyak di beberapa negara antara lain:
Nigeria (Aprika),
Cekungan Gippsland, Caoper dan Eromanga (Australia)
Cekungan Mahakam dan Sumatra di Indonesia.
Pada Umumnya minyak bumi yang berasal dari sisa tumbuhan darat
mempunyai kandungan lilin yang cukup besar, hal ini telah di teliti
oleh Hedberg (1968) dan Powel & Mc Kindy (1975) dimana telah
diyakinkan bahwa kandungan lilin tersebut berasal dari unsur-nsur
organik/tumbuhan yang mempunyai kandungan maceral eksinit.
Beberapa peniliti antara lain Smith & Cook (1980),
Smyth (1983), Tissot & Welte (1984) dan Cook
(1987), berpendapat bahwa maceral dari group
liptinite merupakan unsur yang penting dalam
pembentukan hidrokarbon dan minyak bumi.
Menurut Smyth et.al (1985) maceral-maceral dari
group vitrinite dan intertinite mempunyai potensi
1: 10 di banding maceral eksinite untuk membentuk
hidrokarbon, sedang maceral intertinite berpotensi 1
: 20 dibanding dengan maceral eksinite
Kematangan maceral ini adalah suatu perwujudan dari derajat
pembatubaraan (level of coalification) yang telah dicapai oleh
pembatubaraan dan dapat di definisikan sebagai proses perubahan
lebih tinggi seperti batubara muda (brown coal), subbituninous,
antrasit dan meta antrasit (Stach, 1982).
Proses perubahan disebabkan oleh faktor waktu geologi, suhu dan
tekanan (Teichmuller 1982, Waples 1980, 1985), metode pengukuran
reflektan dari vitrinite adalah salah satu metode yang umumnya
dipergunakan saat ini untuk mengukur derajat keatangan dari bahan
organik/ maceral.
Menurut Heroux et.al (1979), Cook (1982), Smith & Cook (1987) dan
Cook (1986) minyak bumi akan terbentuk pada reflektan vitrinite antara
0,5 % sampai 1,35 %. Snowdor & Powel (1982) menyatakan bahwa
batuan induk yang kaya akan maceral eksinite cenderung akan
menghasilkan minyak bumi pada reflektan vitrinite 0,4 %. Di daerah
sub cekungan Arjuna (Jawa Barat) pembentukan minyak bumi dari
batubara terjadi pada sreflektan vitrinite 0,45 % (Gordon, 1985).

Contenu connexe

Tendances

Faktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksi
Faktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksiFaktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksi
Faktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksi
EKO SUPRIYADI
 
Jenis jenis perangkap
Jenis jenis perangkapJenis jenis perangkap
Jenis jenis perangkap
ibnurusyd
 
Mekanika Batuan (Teknik Pertambangan)
Mekanika Batuan (Teknik Pertambangan)Mekanika Batuan (Teknik Pertambangan)
Mekanika Batuan (Teknik Pertambangan)
Aris Munandar
 
Argentometri 110829173557
Argentometri 110829173557Argentometri 110829173557
Argentometri 110829173557
Indriati Dewi
 

Tendances (20)

Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
 
Faktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksi
Faktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksiFaktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksi
Faktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksi
 
Jenis jenis perangkap
Jenis jenis perangkapJenis jenis perangkap
Jenis jenis perangkap
 
deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen
 
The Geology of Sumatra
The Geology of SumatraThe Geology of Sumatra
The Geology of Sumatra
 
Sieving
SievingSieving
Sieving
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
 
Asam salisilat
Asam salisilatAsam salisilat
Asam salisilat
 
Makalah lingkungan pengendapan
Makalah lingkungan pengendapanMakalah lingkungan pengendapan
Makalah lingkungan pengendapan
 
Kbg batu trakhit
Kbg batu trakhitKbg batu trakhit
Kbg batu trakhit
 
Materi laporan lengkap petrologi
Materi laporan lengkap petrologiMateri laporan lengkap petrologi
Materi laporan lengkap petrologi
 
BENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BENTONITE - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
Tugas teknik tambang batubara Institut Teknologi Medan
Tugas teknik tambang batubara Institut Teknologi MedanTugas teknik tambang batubara Institut Teknologi Medan
Tugas teknik tambang batubara Institut Teknologi Medan
 
32682570 s-geoteknik-tutorial-rocscience-slide
32682570 s-geoteknik-tutorial-rocscience-slide32682570 s-geoteknik-tutorial-rocscience-slide
32682570 s-geoteknik-tutorial-rocscience-slide
 
Mekanika Batuan (Teknik Pertambangan)
Mekanika Batuan (Teknik Pertambangan)Mekanika Batuan (Teknik Pertambangan)
Mekanika Batuan (Teknik Pertambangan)
 
Batuan beku
Batuan bekuBatuan beku
Batuan beku
 
Alkali dan alkali tanah
Alkali dan alkali tanahAlkali dan alkali tanah
Alkali dan alkali tanah
 
Humprey spiral
Humprey spiralHumprey spiral
Humprey spiral
 
Argentometri 110829173557
Argentometri 110829173557Argentometri 110829173557
Argentometri 110829173557
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)
 

Similaire à Komponen pembentuk batubara

Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
PUjo Kh
 
Bahan Training Sampling, Preparasi, dan Analisa Batubara.pdf
Bahan Training Sampling, Preparasi, dan Analisa Batubara.pdfBahan Training Sampling, Preparasi, dan Analisa Batubara.pdf
Bahan Training Sampling, Preparasi, dan Analisa Batubara.pdf
YADIIRWANTO
 
Makalah kimia tentang minyak bumi
Makalah kimia tentang minyak bumiMakalah kimia tentang minyak bumi
Makalah kimia tentang minyak bumi
Widya Fisty Windany
 
Makalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. munaMakalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Septian Muna Barakati
 
Makalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. munaMakalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Warnet Raha
 

Similaire à Komponen pembentuk batubara (17)

RA_GILANG ARIYANTO_120370042_GENESA BATUBARA.pdf
RA_GILANG ARIYANTO_120370042_GENESA BATUBARA.pdfRA_GILANG ARIYANTO_120370042_GENESA BATUBARA.pdf
RA_GILANG ARIYANTO_120370042_GENESA BATUBARA.pdf
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Minyak bumi
Minyak bumiMinyak bumi
Minyak bumi
 
Makalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. munaMakalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. muna
 
Mikrojadi
MikrojadiMikrojadi
Mikrojadi
 
Bahan Training Sampling, Preparasi, dan Analisa Batubara.pdf
Bahan Training Sampling, Preparasi, dan Analisa Batubara.pdfBahan Training Sampling, Preparasi, dan Analisa Batubara.pdf
Bahan Training Sampling, Preparasi, dan Analisa Batubara.pdf
 
Batu bara
Batu baraBatu bara
Batu bara
 
Makalah kimia tentang minyak bumi
Makalah kimia tentang minyak bumiMakalah kimia tentang minyak bumi
Makalah kimia tentang minyak bumi
 
Densitas ubin keramik terfotokatalis ti o2
Densitas ubin keramik terfotokatalis ti o2Densitas ubin keramik terfotokatalis ti o2
Densitas ubin keramik terfotokatalis ti o2
 
Pengertian polimer
Pengertian polimerPengertian polimer
Pengertian polimer
 
Proses terbentuknya minyak bumi
Proses terbentuknya minyak bumiProses terbentuknya minyak bumi
Proses terbentuknya minyak bumi
 
Makalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. munaMakalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. muna
 
Makalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. munaMakalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. muna
 
Analisis proksimat
Analisis proksimatAnalisis proksimat
Analisis proksimat
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
 
Makalah pemanfaatan minya bumi
Makalah pemanfaatan minya bumiMakalah pemanfaatan minya bumi
Makalah pemanfaatan minya bumi
 
Makalah pemanfaatan minya bumi
Makalah pemanfaatan minya bumiMakalah pemanfaatan minya bumi
Makalah pemanfaatan minya bumi
 

Dernier

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
FujiAdam
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
taniaalda710
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
FahrizalTriPrasetyo
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
EnginerMine
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
arifyudianto3
 

Dernier (14)

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 

Komponen pembentuk batubara

  • 1. Petrologi batubara memberikan dasar untuk pemahaman genesa sifat-sifat dan arti penting unsur organik di dalam batubara Cook (1982) menjelaskan bahwa jenis batubaraberhubungan dengan jenis tumbuhan pembentuk batubara dimana dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh diagenesa tingkat awal. Shierly dalam (Cook 1982) menjelaskan bahwa jenis batubara merupakan dasar klasifikasi petrografi batubara yang terdiri dari berbagai macam unsur tumbuhan sebagai penyusun batubara dengan kejadian yang berbeda-beda.
  • 2. secara mikroskopis bahan-bahan organik pembentuk batubara disebut maseral (maceral) analog dengan mineral dalam batuan. Istilah ini pada awalnya diperkenalkan oleh Topes (1935) dalam buku Stach, dkk. (1982) untuk menunjukkan material terkecil penyusun batubara yang hanya dapat diamati di bawah mikroskop sinar pantul
  • 3. Maseral dalam batubara dapat dikelompokkan dalam 3grup (kelompok) utama yaitu grup (kelompok) vitrinite (Huminite), liptinit dan inertinit Pengelompokan ini didasarkan pada bentuk morfologi, ukuran, relief, struktur dalam, komposisi kimia, warna pantulan, intensitas refleksi dan tingkat pembatubaraannya dalam “Coal Petrologi” oleh Stach, dkk. (1982).
  • 4.  Pembagiannya maseral mulai dari grup (kelompok) maseral, subgrup maseral dan jenis maseral yang mengacu pada Australian Standard: AS2856 (1985) a. Grup vitrinit berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mengandung serat kayu,seperti batang, akar, dahan dan serat daun. vitrinite umumnya merupakan bahan penyusun utama batubara (>50%) melalui pengamatan mikroskop refraksi, grup Vitrinit memperlihatkan warna coklat kemerahan sampai gelap, semakin tinggi peringkat batubara semakin gelap warna maseralnya, demikian pula sebaliknya. Melalui pengamatan miskroskop refleksi, grup vitrinit memperlihatkan warna pantul lebih terang, mulai dari abu-abu tua sampai abu-abu terang, semakin tinggi peringkat batubara semakin terang warna pantul yang dihasilkan
  • 5. b. Grup liptinit berasal dari organ tumbuhan (ganggang/algae spora, kotak spora, kulit luar (kutikula), getah tanaman (resin) dan serbuk sari/pollen), Grup liptinit memiliki kandungan hidrogen paling banyak dan kandungan karbon paling sedikit bila dibandingkan dengan grup maseral lainnya, di bawah miskroskop refleksi menunjukkan pantulan berwarna abu-abu sampai gelap, mempunyai reflekti1itas rendah dan flouresens tinggi (Teichmueller, 1989).
  • 6. c. Grup inertinit diperkirakan berasal dari tumbuhan yang sudah terbakar (charcoal) dan sebagian lagi diperkirakan akibat proses oksidasi dari maseral lainnya atau proses yang disebabkan oleh jamur atau bakteri (proses biokimia). dengan adanya proses tersebut kelompok inertinit memiliki kandungan oksigen relatif tinggi, kandungan hidrogen rendah, dan ratio O/C lebih tinggi dari pada grup vitrinit dan liptinit. Grup inertinit memiliki nilai reflektensi tertinggi diantara grup maseral lainnya. dibawah miskroskop refleksi, inertinit memperlihatkan warna abu-abu hingga abu-abu kehijauan, tetapi pada sinar ultra violet tidak menunjukkan flouresens.
  • 7. 7
  • 8.
  • 9. Batuan induk hidrokarbon adalah batuan yang mengandung unsur- unsur atau sisasisa jasad renik binatang laut atau air tawar maupun tumbuh-tumbuhan. Penemuan minyak di beberapa cekungan di dunia menunjukkan adanya asosiasi dengan lapisan-lapisan batubara seperti halnya penemuan minyak di beberapa negara antara lain: Nigeria (Aprika), Cekungan Gippsland, Caoper dan Eromanga (Australia) Cekungan Mahakam dan Sumatra di Indonesia. Pada Umumnya minyak bumi yang berasal dari sisa tumbuhan darat mempunyai kandungan lilin yang cukup besar, hal ini telah di teliti oleh Hedberg (1968) dan Powel & Mc Kindy (1975) dimana telah diyakinkan bahwa kandungan lilin tersebut berasal dari unsur-nsur organik/tumbuhan yang mempunyai kandungan maceral eksinit.
  • 10. Beberapa peniliti antara lain Smith & Cook (1980), Smyth (1983), Tissot & Welte (1984) dan Cook (1987), berpendapat bahwa maceral dari group liptinite merupakan unsur yang penting dalam pembentukan hidrokarbon dan minyak bumi. Menurut Smyth et.al (1985) maceral-maceral dari group vitrinite dan intertinite mempunyai potensi 1: 10 di banding maceral eksinite untuk membentuk hidrokarbon, sedang maceral intertinite berpotensi 1 : 20 dibanding dengan maceral eksinite
  • 11. Kematangan maceral ini adalah suatu perwujudan dari derajat pembatubaraan (level of coalification) yang telah dicapai oleh pembatubaraan dan dapat di definisikan sebagai proses perubahan lebih tinggi seperti batubara muda (brown coal), subbituninous, antrasit dan meta antrasit (Stach, 1982). Proses perubahan disebabkan oleh faktor waktu geologi, suhu dan tekanan (Teichmuller 1982, Waples 1980, 1985), metode pengukuran reflektan dari vitrinite adalah salah satu metode yang umumnya dipergunakan saat ini untuk mengukur derajat keatangan dari bahan organik/ maceral. Menurut Heroux et.al (1979), Cook (1982), Smith & Cook (1987) dan Cook (1986) minyak bumi akan terbentuk pada reflektan vitrinite antara 0,5 % sampai 1,35 %. Snowdor & Powel (1982) menyatakan bahwa batuan induk yang kaya akan maceral eksinite cenderung akan menghasilkan minyak bumi pada reflektan vitrinite 0,4 %. Di daerah sub cekungan Arjuna (Jawa Barat) pembentukan minyak bumi dari batubara terjadi pada sreflektan vitrinite 0,45 % (Gordon, 1985).