SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  20
ASUHAN KEPERAWATAN
PNEUMONIA
B E L L A C I T R A H E N DA R U S WAT U N K H A S A N A H
( 2 0 1 9 2 7 0 0 1 0 )
DEFINISI PNEUMONIA
Pneumonia adalah infeksi saluran nafas bagian bawah, penyakit ini adalah infeksi akut jaringan paru
oleh mikroorganisme. Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara primer
atau sekunder setelah infeksi virus.
(Corwin; 2001)
ETIOLOGI PNEUMONIA
• Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri,
virus, jamur dan benda asing yang mengenai jaringan paru (alveoli). (DEPKES. 2006).
• Pneumonia yang ada di kalangan masyarakat umumnya disebabkan oleh Bakteri (Streptococcus
pneumoniae), Virus (Respiratory Syncial Virus (RSV), Mikoplasma (bentuk peralihan antara bakteri dan
virus), dan Protozoa (Pneumocystitis Carinii Pneumonia (PCP).
FAKTOR RESIKO PNEUMONIA
• Penyakit kronis (asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan penyakit jantung)
• Kebiasaan merokok
• Sistem imun tubuh yang lemah (penderita HIV/AIDS, pasien kemoterapi,dll)
• Usia di bawah 5 tahun atau di atas 65 tahun
• Kondisi malnutrisi
• Paparan polusi atau zat kimiawi tertentu (debu, asap, bahan kimia lainnya)
PATOFISIOLOGI PNEUMONIA
• Paru merupakan struktur komplek yang terdiri atas kumpulan unit yang di bentuk melalui percabangan
progresif jalan napas.
• Saat terjadi inhalasi (bakteri mikroorganisme penyebab pneumonia/akibat dari penyebaran secara
hematogen dari tubuh dan aspirasi melalui orofaring), tubuh pertama kali akan melakukan mekanisme
pertahanan primer dengan meningkatkan respons radang.
• Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau kuman di tenggorokan terisap
masuk ke paru-paru.
• Penyebaran bisa melalui darah dari luka di tempat lain (kulit). Melalui saluran napas, agen (bibit
penyakit) yang masuk akan dilawan oleh pelbagai sistem pertahanan tubuh manusia. (batuk-batuk)
• Pneumonia bacterial menyerang baik ventilasi maupun difusi.
PATOFISIOLOGI PNEUMONIA
MANIFESTASI KLINIS
Menurut Misnadiarly 2008, tanda dan gejala pneumonia secara umum dapat dibagi menjadi:
1. Manifestasi nonspesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit kepala, iritabel, gelisah, malaise,
nafsu makan kurang, keluhan gastrointestinal.
2. Gejala umum berupa demam, sesak napas, nadi berdenyut lebih cepat, dan dahak berwarna kehijauan.
3. Tanda pneumonia berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernapas bersama
dengan peningkatan frekuensi napas), perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah, dan ronki.
4. Tanda efusi pleura atau empiema berupa gerak ekskursi dada tertinggal di daerah efusi, perkusi pekak,
fremitus melemah, suara napas melemah, friction rub, nyeri dada, dll.
5. Tanda infeksi ekstrapulmonal
TES DIAGNOSTIK
a. Darah perifer lengkap : pada pneumonia virus atau mikoplasma, leukosit normal atau sedikit meningkat,
tidak lebih dari 20.000/mm3 dengan predominan limfosit (Sectish and Prober, 2007). Pada pneumonia
bakteri didapatkan leukositosis antara 15.000-40.000/mm3 dengan predominan sel polimorfonuklear
khususnya granulosit. (Said, 2008)
b. Uji serologi : untuk deteksi antigen dan antibodi untuk bakteri tipik memiliki sensitivitas dan spesifisitas
rendah. (Said, 2008).
c. Pemeriksaan mikrobiologis : spesimen pemeriksaan ini berasal dari usap tenggorok, sekret nasofaring,
bilasan bronkus, darah, pungsi pleura, atau aspirasi paru (Said, 2008).
d. Pemeriksaan rontgen toraks : foto rontgen toraks posisi AP (Said, 2008).
KLASIFIKASI PNEUMONIA
• Pemberian antibiotic: untuk penderita yang penyakitnya ringan diberikan antibiotik per-oral (lewat mulut)
dan tetap tinggal di rumah, seperti: penicillin, cephalosporin. Penderita yang lebih tua dan penyakitnya
berat, harus dirawat dan antibiotic diberikan melalui infus. Adanya pemberian oksigen tambahan, cairan
intravena dan alat bantu nafas mekanik (jika diperlukan).
• Pemberian antipiretik, analgetik, bronchodilator
• Pemberian O2 dan terapi O2
• Pemberian cairan parenteral sesuai indikasi
PENATALAKSANAAN MEDIS DAN FARMAKOLOGI
KOMPLIKASI
a. Efusi pleura
b. Abses paru
c. Hipoksemia
d. Pneumonia kronik
e. Bronkaltasis
f. Atelektasis (pengembangan paru yang tidak sempurna)
g. Komplikasi sistemik (meningitis)
a. Melakukan vaksinasi terhadap virus penyebab pneumonia (vaksin influenza)
b. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (rajin mencuci tangan)
c. Tidak merokok
d. Menjaga daya tahan tubuh (tidur cukup, berolahraga teratur, konsumsi makanan bergizi seimbang)
PENCEGAHAN PENULARAN PNEUMONIA
MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. Pengkajian: riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik lengkap
2. Manifestasi klinis: demam, sesak napas, nadi berdenyut lebih cepat, nyeri dada.
3. Perubahan suhu dan frekuensi pernapasan, nyeri dada
4. Hasil laboratorium
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d inflamasi trakeabranchial, pembentukan edema, peningkatan
produksi sputum
Intervensi :
a. Monitor dan auskultasi area paru, catat area penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi nafas, misalnya :
krekels, mengi.
b. Bantu pasien latihan nafas sering. Bantu pasien mempelajari batuk efektif, misal menekan dada dan batuk
efektif sementara posisi duduk tinggi.
c. Anjurkan pada keluarga untuk memberi pasien cairan hangat sedikitnya 2500 ml ml/hari ( kecuali
kontraindikasi ).
d. Berikan obat sesuai indikasi, mukoliti, ekspentoran, bronchodilator & analgesik.
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
2. Hambatan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolar-kapiler
Intervensi :
a. Kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas.
b. Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku, catat adanya sianosis perifer ( kuku ) atau sianosis
sentral.
c. Awasi suhu tubuh sesuai indikasi
d. Beri posisi yang nyaman misal semifowler atau fowler.
e. Berikan terapi oksigen sesuai terapi dari dokter.
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
3. Hipertermi b.d. proses infeksi penyakit
Intervensi :
a. Kaji faktor pencetus kenaikan suhu tubuh.
b. Observasi TTV terutama suhu tiap 4 jam.
c. Beri minum yang cukup.
d. Libatkan keluarga untuk memberikan kompres air hangat.
e. Pakaikan baju yang tipis dan menyerap keringat.
f. Kolaborasi denagn dokter mengenai obat antipiretik penurun panas.
g. Kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian cairan IV .
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
4. Intoleran aktifitas b.d. ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, kelemahan umum.
Intervensi :
a. Monitor respons pasien terhadap aktivitas.
b. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi.
c. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan
istirahat.
d. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan / atau tidur.
e. Kolaborasi dengan fisioterapi jika perlu.
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
5. Risiko Infeksi b.d. ketidakadekuatan pertahanan utama ( penurunan kerja silia, perlengketan sekret
pernafasan), tidak adekuatnya pertahanan sekunder, penyakit kronis
Intervensi :
a. Pantau tanda vital dengan ketat, khusus selama awal terapi.
b. Ubah posisi dengan sering dan berikan pembuangan paru yang baik.
c. Batasi pengunjung sesuai indikasi.
d. Lakukan isolasi pencegahan sesuai individual.
e. Anjurkan pasien memperhatikan pengeluaran sekret dan melaporkan perubahan warna, jumlah dan bau
sekret.
f. Ajarkan tehnik mencuci tangan yang baik.
g. Kolaborasi pamberian antimikrobial sesuai indikasi dengan hasil kultur sputum / darah, misalnya penicillin,
eritromisin, tetrasiklin, amikain, sepalosporin & amantadin.
DAFTAR PUSTAKA
• Depkes RI. 2006 : Jakarta
• Herdman, T. Heather. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi Edisi 11. Jakarta: EGC
• Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada Anak, Balita, Orang Dewasa, Usia
Lanjut.Jakarta: Pustaka Obor Populer
• Price, Sylvia dan Wilson Lorraine. 2006. Infeksi Pada Parenkim Paru: Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-
proses Penyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta: EGC
• Somantri, Irman. 2007. Keperawatan Medikal Bedah Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika
TERIMA KASIH
ASKEP PNEUMONIA

Contenu connexe

Tendances

7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitis
Pradasary
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
wagamama6
 
Edema paru
Edema paruEdema paru
Edema paru
su darto
 

Tendances (20)

Hematothorak
HematothorakHematothorak
Hematothorak
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitis
 
Pneumotoraks
PneumotoraksPneumotoraks
Pneumotoraks
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERMODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
 
Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
Askep ispa AKPER PEMKAB MUNAAskep ispa AKPER PEMKAB MUNA
Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
 
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITISASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ppt campak
 
ASMA: patofisiologi Asthma
ASMA: patofisiologi AsthmaASMA: patofisiologi Asthma
ASMA: patofisiologi Asthma
 
Otitis eksterna
Otitis eksternaOtitis eksterna
Otitis eksterna
 
Askep pneumonia (1)
Askep pneumonia (1)Askep pneumonia (1)
Askep pneumonia (1)
 
Rinitis
RinitisRinitis
Rinitis
 
Anatomi hidung
Anatomi hidungAnatomi hidung
Anatomi hidung
 
Edema paru
Edema paruEdema paru
Edema paru
 

Similaire à Asuhan Keperawatan Pneumonia (20)

ppt pneumonia.pptx
ppt pneumonia.pptxppt pneumonia.pptx
ppt pneumonia.pptx
 
Ppt ppom
Ppt ppomPpt ppom
Ppt ppom
 
copy-of-infeksi.pptx
copy-of-infeksi.pptxcopy-of-infeksi.pptx
copy-of-infeksi.pptx
 
ispa
ispaispa
ispa
 
Lp bronkopneumonia
Lp bronkopneumoniaLp bronkopneumonia
Lp bronkopneumonia
 
Lp pneumonia
Lp pneumoniaLp pneumonia
Lp pneumonia
 
Askep ispa
Askep ispaAskep ispa
Askep ispa
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Lp pnemonia
Lp pnemoniaLp pnemonia
Lp pnemonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Tugas respirasi
Tugas respirasiTugas respirasi
Tugas respirasi
 
askep gawat darurat Kasus asma
askep gawat darurat Kasus asma askep gawat darurat Kasus asma
askep gawat darurat Kasus asma
 
Lp dokep kel.ndariiiii
Lp dokep kel.ndariiiiiLp dokep kel.ndariiiii
Lp dokep kel.ndariiiii
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
 
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan AtasInfeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
 
A1 PNEUMONIA.pptx
A1 PNEUMONIA.pptxA1 PNEUMONIA.pptx
A1 PNEUMONIA.pptx
 
pnemoni 10.ppt
pnemoni 10.pptpnemoni 10.ppt
pnemoni 10.ppt
 
Lp ispa neonatus
Lp ispa neonatusLp ispa neonatus
Lp ispa neonatus
 

Dernier

askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
anangkuniawan
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
sariakmida
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
cels17082019
 
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh  Visum et Repertum.pptPresentasi contoh  Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
SuwandiKhowanto1
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
Safrina Ramadhani
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
haslinahaslina3
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
csooyoung073
 

Dernier (20)

askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxPenyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh  Visum et Repertum.pptPresentasi contoh  Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 

Asuhan Keperawatan Pneumonia

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA B E L L A C I T R A H E N DA R U S WAT U N K H A S A N A H ( 2 0 1 9 2 7 0 0 1 0 )
  • 2. DEFINISI PNEUMONIA Pneumonia adalah infeksi saluran nafas bagian bawah, penyakit ini adalah infeksi akut jaringan paru oleh mikroorganisme. Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus. (Corwin; 2001)
  • 3. ETIOLOGI PNEUMONIA • Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing yang mengenai jaringan paru (alveoli). (DEPKES. 2006). • Pneumonia yang ada di kalangan masyarakat umumnya disebabkan oleh Bakteri (Streptococcus pneumoniae), Virus (Respiratory Syncial Virus (RSV), Mikoplasma (bentuk peralihan antara bakteri dan virus), dan Protozoa (Pneumocystitis Carinii Pneumonia (PCP).
  • 4. FAKTOR RESIKO PNEUMONIA • Penyakit kronis (asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan penyakit jantung) • Kebiasaan merokok • Sistem imun tubuh yang lemah (penderita HIV/AIDS, pasien kemoterapi,dll) • Usia di bawah 5 tahun atau di atas 65 tahun • Kondisi malnutrisi • Paparan polusi atau zat kimiawi tertentu (debu, asap, bahan kimia lainnya)
  • 5. PATOFISIOLOGI PNEUMONIA • Paru merupakan struktur komplek yang terdiri atas kumpulan unit yang di bentuk melalui percabangan progresif jalan napas. • Saat terjadi inhalasi (bakteri mikroorganisme penyebab pneumonia/akibat dari penyebaran secara hematogen dari tubuh dan aspirasi melalui orofaring), tubuh pertama kali akan melakukan mekanisme pertahanan primer dengan meningkatkan respons radang. • Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau kuman di tenggorokan terisap masuk ke paru-paru. • Penyebaran bisa melalui darah dari luka di tempat lain (kulit). Melalui saluran napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan oleh pelbagai sistem pertahanan tubuh manusia. (batuk-batuk) • Pneumonia bacterial menyerang baik ventilasi maupun difusi.
  • 7. MANIFESTASI KLINIS Menurut Misnadiarly 2008, tanda dan gejala pneumonia secara umum dapat dibagi menjadi: 1. Manifestasi nonspesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit kepala, iritabel, gelisah, malaise, nafsu makan kurang, keluhan gastrointestinal. 2. Gejala umum berupa demam, sesak napas, nadi berdenyut lebih cepat, dan dahak berwarna kehijauan. 3. Tanda pneumonia berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernapas bersama dengan peningkatan frekuensi napas), perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah, dan ronki. 4. Tanda efusi pleura atau empiema berupa gerak ekskursi dada tertinggal di daerah efusi, perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah, friction rub, nyeri dada, dll. 5. Tanda infeksi ekstrapulmonal
  • 8. TES DIAGNOSTIK a. Darah perifer lengkap : pada pneumonia virus atau mikoplasma, leukosit normal atau sedikit meningkat, tidak lebih dari 20.000/mm3 dengan predominan limfosit (Sectish and Prober, 2007). Pada pneumonia bakteri didapatkan leukositosis antara 15.000-40.000/mm3 dengan predominan sel polimorfonuklear khususnya granulosit. (Said, 2008) b. Uji serologi : untuk deteksi antigen dan antibodi untuk bakteri tipik memiliki sensitivitas dan spesifisitas rendah. (Said, 2008). c. Pemeriksaan mikrobiologis : spesimen pemeriksaan ini berasal dari usap tenggorok, sekret nasofaring, bilasan bronkus, darah, pungsi pleura, atau aspirasi paru (Said, 2008). d. Pemeriksaan rontgen toraks : foto rontgen toraks posisi AP (Said, 2008).
  • 10. • Pemberian antibiotic: untuk penderita yang penyakitnya ringan diberikan antibiotik per-oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah, seperti: penicillin, cephalosporin. Penderita yang lebih tua dan penyakitnya berat, harus dirawat dan antibiotic diberikan melalui infus. Adanya pemberian oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik (jika diperlukan). • Pemberian antipiretik, analgetik, bronchodilator • Pemberian O2 dan terapi O2 • Pemberian cairan parenteral sesuai indikasi PENATALAKSANAAN MEDIS DAN FARMAKOLOGI
  • 11. KOMPLIKASI a. Efusi pleura b. Abses paru c. Hipoksemia d. Pneumonia kronik e. Bronkaltasis f. Atelektasis (pengembangan paru yang tidak sempurna) g. Komplikasi sistemik (meningitis)
  • 12. a. Melakukan vaksinasi terhadap virus penyebab pneumonia (vaksin influenza) b. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (rajin mencuci tangan) c. Tidak merokok d. Menjaga daya tahan tubuh (tidur cukup, berolahraga teratur, konsumsi makanan bergizi seimbang) PENCEGAHAN PENULARAN PNEUMONIA
  • 13. MANAJEMEN KEPERAWATAN 1. Pengkajian: riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik lengkap 2. Manifestasi klinis: demam, sesak napas, nadi berdenyut lebih cepat, nyeri dada. 3. Perubahan suhu dan frekuensi pernapasan, nyeri dada 4. Hasil laboratorium
  • 14. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI 1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d inflamasi trakeabranchial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum Intervensi : a. Monitor dan auskultasi area paru, catat area penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi nafas, misalnya : krekels, mengi. b. Bantu pasien latihan nafas sering. Bantu pasien mempelajari batuk efektif, misal menekan dada dan batuk efektif sementara posisi duduk tinggi. c. Anjurkan pada keluarga untuk memberi pasien cairan hangat sedikitnya 2500 ml ml/hari ( kecuali kontraindikasi ). d. Berikan obat sesuai indikasi, mukoliti, ekspentoran, bronchodilator & analgesik.
  • 15. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI 2. Hambatan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolar-kapiler Intervensi : a. Kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas. b. Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku, catat adanya sianosis perifer ( kuku ) atau sianosis sentral. c. Awasi suhu tubuh sesuai indikasi d. Beri posisi yang nyaman misal semifowler atau fowler. e. Berikan terapi oksigen sesuai terapi dari dokter.
  • 16. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI 3. Hipertermi b.d. proses infeksi penyakit Intervensi : a. Kaji faktor pencetus kenaikan suhu tubuh. b. Observasi TTV terutama suhu tiap 4 jam. c. Beri minum yang cukup. d. Libatkan keluarga untuk memberikan kompres air hangat. e. Pakaikan baju yang tipis dan menyerap keringat. f. Kolaborasi denagn dokter mengenai obat antipiretik penurun panas. g. Kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian cairan IV .
  • 17. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI 4. Intoleran aktifitas b.d. ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, kelemahan umum. Intervensi : a. Monitor respons pasien terhadap aktivitas. b. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi. c. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat. d. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan / atau tidur. e. Kolaborasi dengan fisioterapi jika perlu.
  • 18. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI 5. Risiko Infeksi b.d. ketidakadekuatan pertahanan utama ( penurunan kerja silia, perlengketan sekret pernafasan), tidak adekuatnya pertahanan sekunder, penyakit kronis Intervensi : a. Pantau tanda vital dengan ketat, khusus selama awal terapi. b. Ubah posisi dengan sering dan berikan pembuangan paru yang baik. c. Batasi pengunjung sesuai indikasi. d. Lakukan isolasi pencegahan sesuai individual. e. Anjurkan pasien memperhatikan pengeluaran sekret dan melaporkan perubahan warna, jumlah dan bau sekret. f. Ajarkan tehnik mencuci tangan yang baik. g. Kolaborasi pamberian antimikrobial sesuai indikasi dengan hasil kultur sputum / darah, misalnya penicillin, eritromisin, tetrasiklin, amikain, sepalosporin & amantadin.
  • 19. DAFTAR PUSTAKA • Depkes RI. 2006 : Jakarta • Herdman, T. Heather. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi Edisi 11. Jakarta: EGC • Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada Anak, Balita, Orang Dewasa, Usia Lanjut.Jakarta: Pustaka Obor Populer • Price, Sylvia dan Wilson Lorraine. 2006. Infeksi Pada Parenkim Paru: Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses- proses Penyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta: EGC • Somantri, Irman. 2007. Keperawatan Medikal Bedah Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika