Membahas tentang pengertian dari warga negara, asas apa saja yang diterapkan negara negara dalam menentukan kewarganegaraan seseorang dan hak opsi & hak repudiasi
a. setiap orang yang berdasarkan peraturan perundangundangan
dan/atau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia
dengan negara lain sebelum Undang- Undang ini berlaku sudah
menjadi Warga Negara Indonesia;
b. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah
dan ibu Warga Negara Indonesia;
c. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah
Warga Negara Indonesia dan ibu warga negara asing;
d. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah
warga negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia;
e. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu
Warga Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut;
f. anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari
setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah
dan ayahnya Warga Negara Indonesia;
g. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu
Warga Negara Indonesia;
h. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu
warga negara asing yang diakui oleh seorang ayah Warga
Negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu
dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas)
tahun atau belum kawin;
i. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya;
j. anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui;
k. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya.
l. anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari
negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan
kepada anak yang bersangkutan;
m. anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Asas ius sanguinis
yaitu kewarganegaraan seseorang ditentukan
berdasarkan pada keturunan orang yang
bersangkutan. Misalnya, Seseorang dilahirkan di
negara A, sedangkan orang tuanya
berkewarganegaraan negara B, maka ia adalah
warga negara B. Jadi berdasarkan asas ini,
kewarganegaraan anak selalu mengikuti
kewarganegaraan orang tuanya tanpa
memperhatikan di mana anak itu lahir.
Asas ius soli
yaitu kewarganegaraan seseorang ditentukan
berdasarkan tempat kelahirannya. Misalnya,
seseorang dilahirkan di negara B, sedangkan orang
tuanya berkewarganegaraan negara A, maka ia
adalah warganegara B. Jadi menurut asas ini
kewarganegaraan seseorang tidak terpengaruh oleh
kewarganegaraan orang tuanya, karena yang menjadi
patokan adalah tempat kelahirannya.
Asas campuran
yaitu kewarganegaraan seseorang ditentukan
berdasarkan tempat kelahirannya dan atau ditentukan
berdasarkan pada keturunan orang yang bersangkutan.
Asas yang menentukan kewarganegaaraan ganda bagi
anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur di dalam
undang undang nomor 12 tahun 2006 tentang
kewarganegaraan Indonesia. Jadi, anak tersebut
mempunyai dua kewarganegaraan sampai anak tersebut
berumur 18 tahun. Saat anak tersebut berumur 18 tahun, ia
tetap harus menentukan satu kewarganegaraan yang
dipilihnya.
Apatride
Apatride adalah tanpa kewarganegaraan yang timbul apabila penurut
peraturan kewarganegaraan, seseorang tidak diakui sebagai warga
Negara dari Negara manapun. Misalnya Agus dan ira adalah suami istri
yang berstatus Negara B yang berasal dari ius soli. Mereka berdomisili di
Negara A yang berasas ius sanguinis. Kemudian lahirlah anak mereka
Budi, menurut Negara A, Budi tidak diakui sebagai warga negaranya,
karena orangtuanya bukan warga negaranya. Begitupula menurut
Negara B, Budi tidak diakui sebagai warga negaranya, karena lahir di
wilayah Negara lain. Dengan demikian Budi tiak mempunyai
kewarganegaraan atau apatride.
Bipatride
Bipatride adalah dwi kewarganegaraan, yang timbulnya apabila menurut
peraturan dari dua Negara terkait seorang dianggap sebagai warga Negara
kedua Negara itu. Misalnya Adi dan Ani adalah suami isteri yang berstatus
warga Negara A, namun mereka berdomisili di Negara B. Negara A
menganut asas ius sanguinis dan Negara B menganut asas ius soli.
Kemudian lahirlah anak mereka, Dani. Menurut Negara A yang menganut
asas ius sanguinis, Dani adalah warga Negaranya karena mengikuti
kewarganegaraan orang tuanya. Menurut Negara B yang menganut asas
ius soli, Dani juga warga Negaranya, karena tempat kelahirannya adalah di
Negara B. dengan demikian Dani mempunyai status dua kewarganegaraan
atau bipatride.
Stelsel
Selain asas ius soli dan ius sanguinis, dalam menentukan
kewarganegaraan dipergunakan dua stelsel atau tata aturan yang
mengikat kewarganegaraan. Dua stelsel tersebut adalah stelsel aktif
dan stelsel pasif.
Stelsel aktif adalah seseorang harus melakukan tindakan-
tindakan hukum tertentu secara aktif untuk menjadi warga
negara.
Stelsel pasif adalah orang dengan sendirinya dianggap menjadi
warga negara tanpa melakukan sesuatu tindakan hukum
tertentu.
Hak Opsi dan Repudiasi
Pelaksanaan kedua stelsel tersebut mengakibatkan
berlakunya dua konsekuensi hukum, yaitu hak opsi dan hak
repudiasi.
Hak opsi adalah hak untuk memilih suatu kewarganegaraan dan
berpindah kewarganegaraan tertentu. Hak opsi berlaku dalam
stelsel aktif.
Hak repudiasi adalah hak untuk menolak suatu
kewarganegaraan yang ditawarkan oleh negara lain. Ini artinya,
seseorang tetap memilih negara kelahirannya. Hak repudiasi
berlaku dalam stelsel pasif