) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
1. 1
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengetahui garis-garis atraksi dan penghindaran dalam sistem sosial artinya
mampu meramalkan dari mana pesan akan muncul, kepada siapa pesan itu akan mengalir,
dan lebih-lebih lagi bagaimana pesan akan diterima. Dengan bahasa sederhana, ini berarti,
dengan mengetahui siapa tertarik kepada siapa atau siapa menghindari siapa, kita dapat
meramalkan arus komunikasi interpersonal yang akan terjadi.
Sudah diketahui bahwa pendapat dan penilaian kita tentang orang lain tidak
semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional. Kita juga makhluk emosional. Karena
itu, ketika kita menyenangi seseorang,kita juga cenderung melihat segala hal yang
berkaitan dengan dia secara positif. Sebaliknya, jika kita membencinya, kita cenderung
melihat karakteristiknya secara negatif.
Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi
merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Bila anda berkumpul dalam satu
kelompok yang memiliki kesamaan dengan Anda,Anda gembira, dan terbuka. Berkumpul
dengan orang-orang yang anda benci akan membuat Anda tegang,resah, dan tidak enak.
Anda akan menutup diri dan menghindari komunikasi.
2. 2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan konsep Atraksi Komunikasi Interpersonal?
2. Apa saja faktor-faktor Personal yang mempengaruhi Atraksi Interpersonal?
3. Apa saja faktor-faktor Situasional yang mempengaruhi Atraksi Interpersonal?
4. Apa saja teori tentang Liking?
5. Apa pengaruh Atraksi Personal pada Komunikasi Interpersonal?
6. Apa saja jenis-jenis Hubungan Interpersonal?
7. Bagaimana perkembangan Hubungan Interpersonal?
8. Apa saja pola-pola Relasional dalam Hubungan Interpersonal?
9. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pola Hubungan Interpersonal?
1.3 Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran dari makalah ini adalah untuk mengetahui Atraksi
dalam komunikasi Interpersonal dan mengetahui Hubungan Interpersonal dalam
Psikologi Komunikasi serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Diharapkan dapat
memahami konsep-konsep dan pengaruhnya pada kehidupan manusia.
3. 3
II
PEMBAHASAN
2.1 ATRAKSI DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL
A. PENGERTIAN DAN KONSEP
Dean C Barlund, ahli komunikasi interpersonal, menulis, “Mengetahui garis-
garis atraksi dan penghindaran dalam sistem sosial artinya mampu meramalkan dari
mana peesan akan muncul, kepada siapa pesan itu akan mengalir, dan lebih-lebih lagi
bagaimana pesan akan diterima.” (Barlund, 1967:71). Dengan bahasa sederhana, ini
berarti, dengan mengetahui siapa tertarik kepada siapa atau siapa menghindari siapa, kita
dapat meramalkan arus komunikasi interpersonal yang akan terjadi. Makin tertarik kita
kepada seseorang, makin besar kecenderungan kita berkomunikasi dengan dia.
Kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang kita sebut sebagai
atraksi interpersonal ( Atraksi berasal dari bahasa Latin attrahere-ad :menuju;
trahere;menarik). Karena pentingnya peranan atraksi interpersonal, kita ingin
membicarakan faktor-faktor yang menyebabkan mengapa personal stimuli menarik kita.
Sebagaimana sering kita bicarakan dalam bagian-bagian lain, di sini pun faktor personal
dan situasional menentukan siapa tertarik pada siapa. Yang menyebabkan saya tertarik
kepada Anda boleh jadi sifat-sifat yang Anda miliki (misalnya, Anda cantik), atau
suasana emosional saya (misalnya, saya sedang kesepian). Sebenarnya kedua faktor ini
dalam kenyataan sering tumpang tindih, sehingga pembagian di bawah ini hanyalah
untuk memudahkan penjelasan saja.
B. FAKTOR-FAKTOR PERSONAL YANG MEMPENGARUHI ATRAKSI
INTERPERSONAL
1. Kesamaan Karakteristik Personal
Orang-orang yang memiliki kesamaan dalam nilai-nilai, sikap, keyakinan,
tingkat sosioekonomis, agama, ideologis, cenderung saling menyukai. Reader dan
4. 4
English mengukur kepribadian subjek-subjeknya dengan rangkaian tes kepribadian.
Ditemukan mereka yang bersahabat menunjukkan korelasi yang erat dalam
kepribadiannya. Diketemukan, mereka yang bersahabat menunjukkan korelasi yang
erat dalam kepribadiannya.
Don Byrne (1971) menunjukkan hubungan linear antara atraksi dengan
kesamaan, dengan menggunakan teori peneguhan dari Behaviorisme. Persepsi
tentang adanya kesamaan mendatangkan ganjaran, dan perbedaan tidak
mengenakkan. Kesamaan sikap orang lain dengan kita memperteguh kemampuan
kita dalammenafsirkan realitas sosial. Kita benar. Kita mendapat dukungan. Kita
menyukai orang yang mendukung kita. “An agreeable person,” kita Disreali, “is a
person who agrees with me.” (Tubbs dan Moss, 1974:93)
Asas kesamaan ini pada kenyataan bukanlah satu-satunya determinan atraksi.
Atraksi interpersonal akhirnya merupakan gabungan dari efek keseluruhan interaksi
di antara individu. Walaupun begitu,bagi komunikator, lebih tepat untuk memulai
komunikasi dengan mencari kesamaan di antara semua peserta komunikasi.
2. Tekanan Emosional (Stress)
la orang berada dalam keadaan yang mencemaskannya atau harus memikul
tekanan emosional,ia akan menginginkan kehadiran orang lain. Stanley Schachter
(1959) membuktikan pernyataan diatas dengan sebuah eksperimen. Ia
mengumpulkan dua kelompok mahasiswi.Kepada kelompok pertama diberitahukan
bahwa mereka akan menjadi subjek eksperimen yang meneliti efek kejutan listrik
yang sangat menyakitkan. Kepada kelompok kedua diberitahukan bahwa mereka
akan hanya akan mendapat kejutan ringan saja. Schachter menemukan diantara
subjek pada kelompok pertama (kelompok yang tingkat kecemasannya tinggi),63
persen ingin menunggu bersama orang lain ,dan diantara subjek pada kelompok
kedua hanya 33 persen yang memerlikan sahabat.Schachter menyimpulkan bahwa
situasi penyimpul cemas (anxiety-producing situations) meningkatkan kebutuhan
akan kasih sayang. Orang-orang yang pernah ,mengalami penderitaan bersama-sama
akan membentuk kelompok yang bersolidaritas tinggi.Ada orang menafsirkan
penelitian ini lebih lanjut.
5. 5
3. Harga Diri yang Rendah
Elaine Walster membayar beberapa orang mahasiswi untuk menjadi peserta
dalam penelitian tentang keperibadian. Sesuai dengan rancangan penelitian, sebelum
eksperimen dimulai, subjek secara kebetulan (sebetulnya tidak) berjumpa dengan
seseorang mahasiswa yang bermaksud menemui peneliti. Terjadilah percakapan
sambil menunggu kedatangan peneliti. Si mahasiswa menunjukkan minat yang
besar pada mahasiswi itu. Mereka mengobrol selama 15 menit dan sang perjaka
berusaha untuk mengajak berkencan.Setelah itu, subjek diberi tes keperibadian.
Sebagian subjek diberi penilaian yang positif (misalnya keperibadian dewasa,
orisional, dan sensitif), setengahnya lagi diberi penilaian negatif. Maksud
Walster,sebagian ditinggikan harga dirinya sebagian lagi direndahkan. Menurut
kesimpulan Walster bila harga diri direndahkan,hasrat afiliasi (bergabung dengan
orang lain) bertambah, dan ia makin responsif untuk menerima kasih sayang orang
lain. Dengan kata lain orang yang rendah diri cendrung mudah mencintai orang lain
(Tubbs dan Moss,1974)
4. Isolasi Sosial
Manusia adalah makhluk sosial,itu sudah diketahui orang banyak.Manusia
mungkin tahan hidup terasing beberapa waktu,tetapi untuk waktu yang lama. Isolasi
sosial adalah pengalaman yang tidak enak. Beberapa orang peneliti telah
menunjukkan bahwa tingkat isolasi sosial amat besar pengaruhnya terhadap
kesukaan kita pada orang lain. Bagi orang yang terisolasi narapidana, petugas rimba
atau penghuni pulau terpencil kehadiran manusia merupakan kebahagiaan. Karena
manusia cenderung menyukai orang yang mendatangkan kebahagiaan,maka dalam
konteks isolasi sosial,kecenderungannya untuk menyenangi orang lain bertambah.
6. 6
C. FAKTOR-FAKTOR SITUASIONAL YANG MEMPENGARUHI ATRAKSI
INTERPERSONAL
1. Dayatarik Fisik (Physical Attractiveness)
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik fisik seseorang sering
menjadi penyebab utama atraksi interpersonal. Orang – orang yang cantik atau
tampan biasanya lebih disenangi. Mereka, biasanya sangat mudah memperoleh
simpati dan perhatian orang. Mereka cenderung dinilai lebih berhasil dalam
hidupnya dana memiliki sifat – sifat yang baik. Beberapa penelitian menunjukan
bahwa orang – orang yang cantik atau tampan biasanya lebih efektif dalam
mempengaruhi pendapat orang dan biasanya diperlukan lebih sopan.
2. Ganjaran (Reward)
Kita menyenangi orang yang memberikan ganjaran kepada kita. Ganjaran itu
berupa bantuan, dorongan moral, pujian atau hal – hal yang meningkatkan harga diri
kita. Menurut teori pertukaran sosial (sosial exchange theory), interaksi sosial
adalah semacam transaksi dagang. Kita akan melanjutkan interaksi bila laba lebih
banyak dari biaya. Dengan demikian, timbul pada interaksi yang banyak
mendatangkan laba. Bila pergaulan saya dengan Anda sangat menyenangkan,sangat
menguntungkan dari segi psikologis atau ekonomis,kita akan saling menyenangi
(Thibault dan Kelley, 1959; Homans,1974; Lott dan Lott;1974).
3. Familiarity
Konsep ini artinya adalah hal – hal yang sering kita lihat atau sudah kita
kenal dengan baik. Jika kita sering berjumpa dengan seseorang, bisanya kita akan
menyukainya. Prinsip ini biasa diperluas. Pendapat dan sikap kita biasanya
dipengruhi pesan yang diulang – ulang (repetisi). Prinsip ini misalnya sangat dikenal
dalam periklanan.
7. 7
4. Kedekatan (Proximinity)
Konsep ini erat kaitannya dengan familiarity. Hubungan kita dengn orang
lain tergantung seberapa dekat orang tersebut dengan kita. Penelitian menunjukan
bahwa orang cenderung menyenangi mereka yang tempat tinggalnya berdekatan dan
persahabatan lebih mudah tumbuh di antara tetangga yang berdekatan. Disini perlu
dipertanyakan apakah karena saling menyukai orang berdekatan atau karena
berdekatan orang menjadi saling menyukai. Pada dasarnya, kedua hal itu benar.
5. Kemampuan (Competence)
Ada kecenderungan bahwa kita menyukai orang – orang yang memiliki
kemampuan lebih tinggi dari kita atau berhasil dalam kehidupannya. Pemain-pemain
bulu tangkis dipuja orang ketika mereka berhasil mengalahkan lawannya, dan dicaci
maki ketika mereka gagal. Orang-orang yang sukses dalam bidang apa
pun,profesional atau nonprofesional umumnya mendapat simpati orang banyak.
D. TEORI TENTANG LIKING
a. Physical Attractiviness Theory
Secara naluri, orang akan lebih menyukai orang lain yang menarik dari
sisi penampilan fisik. Ini misalnya saja: cantik, tampan, bersih, rapi, teratur, dan
seterusnya dan seterusnya. Orang yang penampilannya paling tidak rapi
sekalipun terkadang tidak menyukai orang lain yang tidak rapi. Perokok sendiri
sering tidak menyukai perokok lain yang merokoknya sembarangan.
b. Competency Theory
Orang cenderung lebih menyukai orang lain yang lebih kompeten, punya
banyak kebisaan, lebih kreatif, lebih terampil, lebih smart, dan seterusnya dan
seterusnya. Bahkan untuk urusan pekerjaan, orang lebih menyukai /
mempercayai orang lain karena melihat kompetensinya ketimbangan saudaranya,
anaknya atau sahabat karibnya.
8. 8
c. Reciprocal Theory
Orang cenderung menyukai orang lain yang menyukainya (ada timbal
baliknya). Like attracts like, begitu katanya. Tapi ini masih dengan catatan
bahwa kesukaan yang kita tunjukkan itu haruslah genuine, bukan dibuat-buat
atau hanya untuk mencari muka. Kalau itu dibuat-buat atau hanya sekedar untuk
mencari muka, biasanya malah menimbulkan ketidaksenangan.
d. Similiarity & Complementary Theory
Orang cenderung menyukai orang lain yang punya beberapa kemiripan /
kesamaan dengan dirinya. Ini misalnya saja: satu daerah, satu almamater, satu
partai, satu hobi, satu visi, satu pemikiran, satu perasaan, dan seterusnya dan
seterusnya. Tetapi katanya, kesamaan dan kemiripan ini tidak mampu
menghasilkan kesenangan yang langgeng apabila tidak ditopang oleh unsur lain
yang menjadi penguatnya. Karena itu harus ada complementary-nya: saling
mengisi, saling mendukung, saling memberi-mendapatkan, dan seterusnya. Jika
complementary-nya tidak muncul, maka dengan sendirinya similiarity-nya itu
hanya sekedar masa lalu.
e. Exchange Theory
Orang akan menyenangi orang lain yang memberikan untung, nilai plus,
atau manfaat kepadanya. Minimalnya tidak sampai merugikan. Soal itu berupa
materi atau non-materi, itu soal konteks. Prinsipnya, tidak ada manusia yang bisa
menerima kerugian dari proses interaksi yang dijalankan.
f. Reinforcement Theory
Orang akan menyenangi orang lain yang menghargai dirinya. Ini tidak
saja dialamatkan secara khusus kepada orang yang memberi penghargaan itu,
melainkan juga kepada orang yang dekat dengan si pemberi. Memberi
penghargaan dapat memasukkan bentuk-bentuk perasaan positif.
9. 9
g. Gain-loss Theory
Menurut teori ini, kita akan menyukai orang lain yang evaluasinya,
koreksinya, atau dukungannya kepada kita cenderung selalu membaik, bukan
semakin memburuk atau biasa-biasa saja. Sebaliknya juga begitu. Kita lebih
cenderung akan tidak senang sama orang lain yang makin lama bukannya makin
baik penilaiannya, sikapnya atau perlakuannya.
E. Pengaruh Atraksi Interpersonal pada Komunikasi Interpersonal
Penafsiran Pesan dan Penilaian
Sudah diketahui bahwa pendapat dan penilaian kita tentang orang lain tidak
semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional. Kita juga makhluk emosional.
Karena itu, ketika kita menyenangi seseorang,kita juga cenderung melihat segala hal
yang berkaitan dengan dia secara positif. Sebaliknya, jika kita membencinya, kita
cenderung melihat karakteristiknya secara negatif.
Komunikator yang dipandang menarik, karena kesamaan, kedekatan, daya
tarik fisik, lebih efektif dalam mempengaruhi perubahan pendapat dan sikap.
Beberapa penelitian mencoba menghubungkan apa yang dipilih dalam Pemilu
dengan kesukaan pada calon anggota Congress di Amerika Serikat. Kesamaan sikap
antara pemilih dengan calon, apalagi kalau ditambah daya tarik fisik calon,
merupakan prediktor (peramal) yang sangat tepat untuk meramalkan pilihan orang
dalam Pemilu.
Efektifitas Komunikasi
Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi
merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Bila anda berkumpul dalam
satu kelompok yang memiliki kesamaan dengan Anda,Anda gembira, dan terbuka.
Berkumpul dengan orang-orang yang anda benci akan membuat Anda tegang,resah,
dan tidak enak. Anda akan menutup diri dan menghindari komunikasi.
10. 10
Bila keadaan seperti ini, yang sudah di buktikan oleh Wolosin (1975), kita
perluas pada situasi komunikasi lainnya, kita dapat menyatakan bahwa komunikasi
akan lebih efektif bila komunikan saling menyukai.
2.2 HUBUNGAN INTERPERSONAL
Hakikat dari hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita
bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan
interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya
menentukan content melainkan juga menentukan relationship. Pandangan ini merupakan hal
baru dan untuk menunjukan hubungan pesan komunikan ini disebut dengan
metakomunikasi.
Dalam hal ini berarti bahwa studi komunikasi interpersonal bergeser dari isi pesan
kepada aspek rasional. aspek rasional adalah yang menjadi unit analisis dari komunikasi
interpersonal. Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik
hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat
persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi
yang berlangsung diantara komunikan.
Hubungan interpersonal terbentuk ketika proses pengolahan pesan, (baik verbal
maupun non verbal) secara timbal balik terjadi dan halini dinamakan komunikasi
interpersonal. ketika hubungan itu tumbuh, terjadi pula kesepakatan tentang aturan
berkomunikasi antara partisipan yang terlibat.
A. JENIS JENIS HUBUNGAN INTERPERSONAL
1. Model Pertukaran Sosial
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi
dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang
memenuhi kebutuhannya. Thibault dan Kelley, dua orang pemuka utama dari model
ini,menyimpulkan model pertukaran sosialsebagai berikut, “Asumsi dasar yang
11. 11
mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela
memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut
cukup memuaska ditinjau dari segi ganjaran dan biaya.
2. Model Permainan
Model ini berasal dari psikiater Eric Berne (1964,1972) yang
menceritakannya dalam buku Games People Play. Analisisnya kemudian dikenal
sebagai analisis transaksional. Dalam model ini,orang-orang berhubungan dalam
bermacam-macam permainan. Mendasari permainan ini adalah tiga bagian
kepribadian manusia,Orang Tua, Orang Dewasa, dan Anak. Orang Tua adalah aspek
kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang kita terima dari orang tua
kita atau orang yang kita anggap orang tua kita. Orang Dewasa adalah bagian
kepribadian yang mengolah informasi secara rasional, sesuai dengan situasi, dan
biasanya berkenaan dengan masalah-masalah penting yang memerlukan
pengambilan keputusan secara sadar. Anak adalah unsur kepribadian yang di ambil
dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak dan mengandung potensi
intiuisi,spontanitas,kreativitas,dan kesenangan.
3. Model Interaksional
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap
sistem memiliki sifat-sifat struktural,integratif,dan medan. Semua sistem terdiri dari
subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai satu
kesatuan. Selanjutnya,semua sistem mempunyai kecenderungan untuk memelihara
dan mempertahankan kesatuan. Bila ekuilibrium sistem terganggu, segera akan
diambil tindakannya. Dalam mempertahankan ekuilibrium,sistem dan subsistem
harus melakukan transaksi yang dengan lingkungannya(medan).
12. 12
B. PERKEMBANGAN HUBUNGAN INTERPERSONAL
1. Pembentukan hubungan interpersonal
Tahap ini sering disebut sebagai tahap perkenalan (acquintance process);
diuraikan seacara terinci oleh Theodore Newcomb dalam The Acquaintance
process(1961), Dony Byrne dalam The Attraction Paradigm(1971),dan Dalmas
A.Taylor dalam Social penetration: The Development of interpersonal
Relationship(1973); di sini kita tidak akan menguraikan proses ini secara terinci.
Fokus kita ialah pada proses penyampaian dan penerimaaan informasi dalam
peembentukan hubungan. Steve Duck (1976:127)
2. Peneguhan Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah . untuk
memeihara dan memperteguh hubungan interpersonal, perubahan memerrlukan
tindakan-tingdakan tertentu untuk engembalikan keseimbangan(equilibrium). Ada 4
faktor yang amat penting dalam memelihara keseimbangan ini: keakraban,
kontrol,rewspon yang tepat,dan nada emosioanl yang tepat. Keakraban merupakan
pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Hubungan interpersonal akan terpelihara
apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yg diperlukan.
Faktor kedua adalah kesepakatan tentang siapa yang mengontrol siapa,
bilamana.jika dua orang mempunyai pendapat yang berbeda sebelum mengambil
kesimpulan, siapakah yang harus berbicara lebih banyak, siapa yang menentukan,
siapakah yang dominan. Konflik terjadi umumnya bila masing-masing ingin
berkuasa, atau tidak ada pihak yang mau mengalah.
Faktor yang ketiga adalah ketepatan respon artinya, respon A dikuti oleh
respon B yang sesuai. Dalam percakapan, misalnya pertanyaan harus disambut
dengan jawaban, lelucon dengan tertawa, permintaan keterangan dengan penjelasan.
Respon ini bukan saja berkenaan dengan pesan-pesan verbal, tetapi juga pesan-pesan
nonverbal.
Faktor keempat yang memelihara hubungan interpersonal adalah keserasian
suasana emosional ketika berlangsungya komunikasi. Walaupun mungkin saja
13. 13
terjadi dua orang berinteraksi dengan suasana emosional yang berbeda, tetapi
interaksi itu tidak akan stabil. Besar kemungkinan salah satu pihak mengakhiri
interaksi atau mengubah suasana emosi.
C. POLA-POLA RELASIONAL
Ketika suatu hubungan terbentuk, berkembang pula pola-pola komunikasi yang
merupakan hasil dari aturan yang diterapkan para partisipan. Ruben menyebutkan ada
empat pola relasional:
1. Suportif dan Defensif
Sikap suportif merupakan sikap yang mendukung komunikasi
interpersonal; sebaliknya dengan sikap defensif.
2. Tergantung (dependen) dan tidak tergantung (independen)
Hubungan yang beriklim dependen dicirikan jika salah satu individu sangat
tergantung pada individu lainnya, misalnya karena dukungan, uang, pekerjaan,
kepemimpinan, petunjuk dan sebagianya. Sebaliknya dalam hubungan yang
independen, seorang individu secara bebas dapat menyatakan ketidaksepakatan,
ketidaksetujuan dan penolakan pada individu lainnya.
3. Progresif dan Regresif.
Hubungan yang progresif adalah hubungan yang ditandai dan menimbulkan
kepuasan serta harmoni. Sebaliknya dengan regresif: hubungan tetap berkembang,
namun mengarah atau menimbulkan ketidakpuasan dan ketidakharmonisan.
4. Self-fulfilling dan self-defeating prophecies
Pola hubungan yang dipengaruhi oleh harapan dari pihak-pihak yang terlibat.
Jika harapan kita terpenuhi dalam hubungan tersebut maka kita akan bersikap positif
14. 14
terhadap hubungan tersebut, sebaliknya jika harapan kita tidak teropenuhi maka kita
akan bersikap negatif terhadap hubungan tersebut.
2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA HUBUNGAN
INTERPERSONAL
1. Percaya Diri (trust)
Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal, faktor
percaya adalah yang paling penting. Sejak tahap yang pertama dalam hubungan
interpersonal (tahap perkenalan), sampai pada tahap tahap kedua (tahap peneguhan),
“percaya” menentukan efektifitas komunikasi. Secara ilmiah, “percaya” didefinisikan
sebagai “mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang
pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh risiko”(Giffin,1967:224 234).
Definisi ini menyebutkan tiga unsur percaya: (1) ada situasi yang menimbulkan risiko.
Bila orang menaruh kepercayaan kepada seseorang, ia akan menghadapi risiko. Risiko
itu dapat berupa kerugian yang anda alami. Bila tidak ada risiko,percaya tidak di
perlukan. (2) orang yang menaruh kepercayaan kepada orang lain berarti menyadari
bahwa akibat-akibatnya bergantung pada perilaku orang lain. (3) orang yang yakin
bahwa perilaku orang lain akan berakibat baik baginya.
Sikap percaya akan berkembang apabial setiap komunikan menganggap
komunikan lainnya berlaku jujur.
2. Sikap Suportif
Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi.
Orang bersikap defensif bila ia tidak menerima, tidak jujur, dan tidak empatis. Sudah
jelas, dengan sikap defensif komunikasi interpersonal akan gagal. karena orang defensif
akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi
komunikasi ketimbang memahami pesan orang lain.
Komunikasi defensif dapat terjadi karena faktor-faktor personal
(ketakutan,kecemasan,harga diri yang rendah,pengaaman defensif,dan sebagainya) atau
15. 15
faktor-faktor situasional. Diantara faktor-faktor situsioanal adalah perilaku komunikasi
orang lain.
3. Sikap Terbuka
Sikap terbuka (open-mindedness) amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan
komunikasi interpersonal yang efektif. Lawan dari sikap terbuka adalah dogmatism.
Sehingga untuk memahami sikap terbuka, kita harus mengidentifikasikan lebih dahulu
karakteristik orang dogmatis.
Contoh-contoh yang lebih jelas dsan karakteristik orang yg dogmatis atau bersikap
tertutup:
1) Menilai pesan berdasarkan motif pribadi. Orang dogmatis tidak akan
memperhatikan ogika suatiu proposisi, ia lebih banyak melihat sejauh mana
proposisi itu sesuai dgn dirinya.
2) Berpikir simplitis. Bagi orang dogmatis, dunia ini hanya hitam dam putih, tidak
ada kelabu.ia tidak snggup membedakan yang setengah benar setengah salah.
3) Berorientasi pada sumber. Bagi orang dogmatis yg paing penting ialah siapa yg
berbicara, bukan apa yg dibicarakan.
4) Mencari informasi dari sumber sendiri.
5) Secara kaku mempertahankan dan membela sistem kepercayaan.
6) Tidak mampu membiarkan inkonsistensi.
Agar komunikasi interpersonal yang kita lakukan melahirkan hubungan
interpersonal yg efektif, digmatisme harus digantikan dengan sikap terbuka. Bersama-
sama dengan sikap percaya dan sikap suportif, sikap terbuka mendorong timbulnya
saling pengertian.
16. 16
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Atraksi dalam komunikasi interpersonal berarti mengetahui siapa tertarik kepada siapa
atau siapa menghindari siapa, kita dapat meramalkan arus komunikasi interpersonal
yang akan terjadi. Makin tertarik kita kepada seseorang, makin besar kecenderungan kita
berkomunikasi dengan dia.
2. Faktor-faktor Personal yang Mempengaruhi Atraksi Interpersonal yaitu : Kesamaan
Karakteristik Personal, Tekanan Emosional (Stress), Harga Diri yang Rendah, Isolasi
Sosial.
3. Faktor-faktor Situasional yang Mempengaruhi Atraksi Interpersonal yaitu : Dayatarik
Fisik (Physical Attractiveness), Ganjaran (Reward), Familiarity, Kedekatan
(Proximinity), Kemampuan (Competence).
4. Pengaruh Atraksi Interprsonal pada komunikasi Interpersonal yaitu terletak pada
penafsiran pesan dan penilaian serta efektivitas komunikasi.
5. Hubungan Interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar
menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya.
17. 17
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana,Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rakhmat,Jalaluddin.1994. Psikologi Komunikasi.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Littlejohn.1999. Theories of Human Communication,Belmont.California: Wadsworth
Publishing Company.
Sarwono, W Sarlito.2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.