1. Lingkungan JauhLingkungan Jauh
• SosialSosial
• EkonomiEkonomi
• PolitikPolitik
• TeknologiTeknologi
Lingkungan dekat
•Masyarakat
•Orang Tua
•Pemerintah
Lingkungan Operasional
•Dinamika pendidikan
•Daya tarik (Trade Mark)
•Ketersedian substitusi
Lembaga Pendidikan
PENDIDIKAN TIDAK BERADA DI RUANG HAMPA!
2. Faktor lingkungan jauh (Remote Environment),
sebenarnya diluar dan biasanya terlepas dari setiap
situasi operasional. Namun lingkungan tersebut
memberikan pengaruh secara tidak langsung dalam
bentuk hambatan-hambatan secara makro.
Faktor lingkungan dekat merupakan faktor yang sangat
dekat dengan persoalan langsung pendidikan sehingga
memberikan pengaruh kuat dalam pengorganisasian,
bahkan terlibat dalam proses pengorganisasian
tersebut.
Lingkungan opersional sebenarnya ingklude dengan
faktor internal, namun lebih pada keterpengaruhannya
atau pemasok dari luar. Namun yang perlu dicermati
adalah factor tersebut mesti menjadi pertimbangan yang
dekat dalam proses pengorganisasian pendidikan.
(disarikan dari buku Amin, 1993. hal. 49-72)
3. Tren sejarah peradaban manusia
Melinium ketiga
• Persaingan ideologi politik yang
semakin tajam,
• Persaingan ekonomi semakin terbuka
dan
• Pertarungan budaya yang semakin
komplek berbagai kelompok
masyarakat dan bangsa
4. Persaingan tersebut terjadi
melalui proses globalisasi yang
terjadi secara intensif dan
simultan. Sebagaimana yang
disinyalir oleh Taylor; globalisasi
adalah suatu rangkaian proses
dimana proses ekonomi, budaya
dan politik mengalami keterkaitan
supranasional. (Taylor. 1997, hal
55).
5. Menurut Gidden (1994), globalisasi memiliki
dua aspek penting, yaitu
Pertama, adanya realitas proses-proses
tranasional (internasionalisasi) adalah suatu
proses yang melibatkan berbagai bentuk
hubungan dan transaksi antar negara-
negara di dunia.
Kedua, universalisasi adalah suatu bentuk
ekspansi nilai-nilai budaya dan ideology
melalui aktivitas ekonomi dan politik yang
dilakukan oleh negara-negara “kuat”
terhadap negara-negara “lemah”.
6. Secara beriringan globalisasi
(internasionalisasi, dan
universalisasi ) mempengaruhi
prosedur, dan orientasi kebijakan-
kebijakan pendidikan – sebenarnya
terjadi pada seluruh bidang
kehidupan , pola pengelolaan dan
orientasi program-program
pendidikan serta sarana dan
prasarana pendidikan.
7. Dengan demikian pendidikan akan menjadi
ajang kerjasama, sekaligus sebagai arena
persaingan bebas. Lembaga-lembaga
pendidikan yang dikelola dengan
manajemen yang professional akan tumbuh
sehat dan kuat, sehingga terus
berimprovisasi, mengembangkan program-
program yang credible dan `marketable`,
sehingga menjadi program-program
unggulan pilihan masyarakat. Sebaliknya,
lembaga-lembaga pendidikan yang tidak
dikelola secara professional berangsur-
angsur akan ditinggal masyarakat, sekarat,
tergilas, berhenti lalu mati.
8. Pendelegasian wewenang yang lebih besar kepada
Pendidikan untuk menjalankan fungsinya secara
mandiri untuk mencapai hasil yang optimal dari tujuan
yang telah ditetapkan.
Prinsip-prinsip Otonomi:
Meningkatkan keseimbangan beban kerja, peranan, dan
tanggung jawab setiap unit kerja
Meningkatkan kemandirian dalam melakukan sumber daya
Mengembangkan kreativitas unit kerja
Mengembangkan kompetitif positif unit kerja
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja manajemen
Memanfaatkan bersama sumber-sumber belajar dan SDM
antarunit kerja
Meningkatkan sinergi dan keterpaduan pelaksanaan kerja
antarunit kerja
9. Jenis Otonomi
Otonomi Keuangan
Otonomi Manajemen SDM
Otonomi Akademik
Mengapa Otonomi?
Perkembangan teknologi yang cepat
Perubahan sospol yang besar
Globalisasi
10. Dewasa ini model manajemen yang banyak
dipergunakan di perusahaan perusahaan
terkemuka dan qualifaid, sering dipakai di
lembaga pendidikan:
1. Manajemen Mutu Terpadu atau Total
Quality Manajement
2. Manajemen Strategis
3. Manajemen Berbasis Sekolah
11. TQM ( total quality manajement ) adalah suatu
sistem manajemen yang berfokus kepada orang,
yang bertujuan untuk meningkatkan secara
berkelanjutan kepuasan customers / konsumen.
Menurut mulyadi TQM : merupakan pendekatan
sistem secara menyeluruh (bukan suatu bidang
atau program terpisah) dan merupakan bagian
terpadu strategi tingkat tinggi. Sistem ini bekerja
secara horizontal menembus fungsi dan
departemen, melibatkan semua karyawan dari atas
sampai bawah, TQM ini dipergunakan di dunia
bisnis dan lembaga-lembaga termasuk lembaga
pendidikan.
12. Dalam pendidikan TQM berarti untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan maka budaya kerja
yang mantap harus terbina dan berkembang
dengan baik dengan diri seluruh SDM yang
terlibat dalam pendidikan.
Konsep TQM dalam Pendidikan
• TQM memandang bahwa lembaga pendidikan
merupakan industri jasa dan bukan sebagai peroses
produksi.
• TQM memandang produk usaha pendidikan sebagai
jasa dalam bentuk pelayanan yang diberikan oleh
pengelola pendidikan beserta seluruh SDM kepada
para pelanggan sesuai dengan standar mutu tertentu.
13. Strategi adalah penjabaran dari aksi “`They
(strategies) describe what is to be done in order
to achive target, objectives and goals in pursuit of
the mission”` (strategi menjabarkan apa-apa yang
dilakukan dalam rangka mencapai target, tujuan
dan goal sesuai dengan misi (Piper, 1993, hal;
18). Strategi harus diikat oleh nilai-nilai (values)
dan mengandung prioritas, tanggungjawab dan
konsekwensi kerja.
Sejarah Perencanaan strategis berakar dari masa
lampau sekitar 500 tahun sebelum masehi.
Doktrin strategis ini diperkenalkan pertama kali
oleh Sun Tzu seorang Jenderal Tiongkok dalam
bentuk perintah perintah yang dia istilahkan “seni
perang
14. Pertama, Keunggulan dalam Bersaing.
Persaingan adalah upaya untuk
menjadi unggul dengan lawan.
Sehingga dalam manajemen strategis,
keunggulan organisasi dalam bersaing
akan menentukan eksistensinya. Dari
pandangan ini maka organisasi
pendidikan harus membuat strategi
yang jitu untuk menjadi unggul dari
organisasi pendidikan lainnya.
Prinsip prinsip Manajemen
strategis
15. Kedua, Taat Kepada Aturan Dasar Strategis. Dalam
strategi militer aturan ini sangat penting bagi setiap
anggota. Sehingga dilakukan pemusatan kekuatan
jajaran. Pemusatan kekuatan jajaran ini dilakukan
pada titik lemah musuh atau pada kondisi lingkungan
seperti daerah yang paling menguntungkan.
Organisasi pendidikan dapat mengadopsi
strategi militer ini, dengan melakukan pemusatan
kekuatan jajaran pada titik lemah lembaga pendidikan
lain. Misalanya membuka jurusan atau program baru
yang hanya dimiliki pada lembaga tersebut. Demikian
pula menyesuaikan dengan kenyataan yang ada
dalam lingkungan. Misalnya membangun sarana
pendidikan di daerah yang aman, dan mudah
dijangkau. Serta pendekatan tidak langsung
17. 1. Heteroginitas masyarakat
- Kondisi geografis
- Masyarakat yang majemuk
- Penggunaan kurikulum
2. Luasnya wilayah indonesia
3. pokok melayani peserta didik
18. Sentralisasi manajemen pendidikan
memuat kelemahan:
- Mental menunggu juklak-juknis
- Kreativitas terbelenggu
- Sekolah tak punya visi & misi
- Kemandirian sekolah kurang
Kebijakan Otonomi Daerah
- Dulu tersentralisasi pada pemerintah
pusat, sekarang terfokus pada pemerintah
daerah .
19. Sekolah sbg. pusat pengemb. pend.
- Sekolah bukan bebas sebebas-bebasnya
- Kerjasama pemerintah,Yayasan, Sekolah,
keluarga, dan masyarakat (stakeholders)
MPMBS salah satu alternatif:
- Disikapi arif dan bijaksana
- Tetap dalam kerangka pengaturan birokrasi
- Keleluasaan sekolah makin tinggi
- Bukan mendirikan negara di dalam negara
- Sekolah sebagai sub-sistem dari sistem yang
lebih luas.
Sekolah padu dengan masyarakatnya kalau tak mau
ditinggalkan.