SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  4
Télécharger pour lire hors ligne
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1
Abstrak—Pencahayaan ruangan dalam suatu kegiatan
erupakan hal yang perlu diperhatikan untuk menjamin
kenyamanan dan lancarnya aktifitas yang dilakukan. Terlebih
pada ruangan yang digunakan untuk kegiatan baca tulis.
Percobaan ini bertujuan untuk mencari nilai penerangan pada
ruang kuliah J103 di gedung G kampus ITS Surabaya dengan
menggunakan prinsip prinsip fotometri dengan bantuan alat
luxmeter. Percobaan dilakukan dengan menggunakan 10
konfigurasi nyala lampu dan 16 titik pengambilan data dimana
data yang dihasilkan langsung menunjukan nilai penerangan di
seluruh titik uji tersebut tanpa perlu dilakukan perhitungan
tambahan atau konversi nilai. Hasil percobaan menunjukan
bahwa ruang J103 masih memiliki nilai penerangan yang kurang
menmenuhi standar penerangan yang disarankan (sebesar 250
lux) dan memiliki nilai temperature warna netral atau sebesar
4200 kelvin.
Kata Kunci— Kuat Pencahayaan, Lampu Halogen, Luxmeter
I. PENDAHULUAN
ahaya merupakan sebuah fenomena fisis yang
berkaitan erat dengan kehidupan sehari hari. Sesuai
definisinya, cahaya dapat menerangi berbagai objek
sehingga dapat terlihat oleh mata. Sifat cahaya yang
demikian itu selanjutnya sangat membantu dalam
berbagai kegiatan sehari hari.
Sifat cahaya yang mampu menerangi suatu objek
selanjutnya menjadikan penggunaan cahaya pada tempat
tempat buatan manusia seperti gedung atau ruangan yang
tak tersinari cahaya secara alami, krusial. Dengan
demikian, penggunaan peralatan seperti lampu untuk
penerangan juga merupakan salah satu prinsip
penggunaan cahaya untuk penerangan.
Sebagai sebuah fenomena fisis yang juga dapat
diukur, cahaya memiliki beberapa sifat sifat serta
besaran yang dapat dijadikan nilai acuan dalam
penggunaannya. Nilai dan besaran besaran cahay ini
dipelajari dalam berbagai cabang fotometri, sebuah
cabang ilmu fisika yang mempelajari cahaya dan sifat
sifatnya.
Dalam fotometri, cahaya dikenal memiliki beberapa
besaran utama yaitu Intensitas, dan kemampuan
penerangannya (brightness). Secara umum, besaran yang
digunakan dalam Intensitas cahya adalah candela.
Dimana nilai satu candela didefinisikan sebagai nilai
terang yang ditimbulkan oleh nyala satu lilin pada radius
1 kaki di sekitarnya. Dengan demikian, dancela sebagai
besaran intensitas cahaya di definisikan sebagai
banyaknya cahya ayang dipancarkan oleh satu sumber
titik per satuan sudut ruang. Secara matematis, satu
candela dijabarkan dengan persamaan
…………………………...(1)
Penjelasan mengenai intensitas satu candela juga
dapat disajikan menggunakan penggambaran sebagai
berikut
Dalam prakteknya, ketika sebuah sumber cahaya
diamati dalama satu titik dan energy yang terpancar
hanya diambil pada wilayah tersebut, hal tersebut
dinyatakan sebagai sebuah fluks luminen. Fluks ini
memiliki satuan lumens dan didefinisikan dengan
persamaan (lm) F = 4πI .
Ketika kuat cahaya sebesar satu lumens jatuh pada
sebuah area dengan luasan 1m2
maka kuat pencahayaan
pada derah tersebut dapat dihitung dengan menggunakan
perbandingan fluks terhadap luas are yang tersinari.
Dengan demikian, kuat penerangan pada suatu daerah
memiliki satuan lumens/area yang dinyatakan dengan
besaran lux dan didefinisikan secara matematis dengan
persamaan sebagai berikut :
Pencahayaan Ruang Kelas J103
Bogiva Mirdyanto, Margiasih Putri Liana
Jurusan Fisika, Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: bogiva12@physics.mhs.its.ac.id
C
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 2
……………..(2)
Kuat pencahayaan ini dapat diilustrasikan sebagai
berikut
………………………..(3)
Dengan menggunakan besaran besaran dan teknik
fotometri yang tepat, Nilai dari sifat sifat cahaya yang
digunakan sebagai penerangan pada suatu ruangan dapat
dihitung dan diatur untuk mendapatkan hasil penerangan
yang nyaman pada ruangan. Pada penerapannya, nilai
kecerahan suatu bentuk penerangan pada berbagai
suasana yang mungkin dihadapi dalam kehidupan sehari
hari dapat brkisar mulai dari 0 hingga 10000 candela/m2
Dengan perbandingan sakala pada tiap tingkat
penerangan secara umum disajikan pada gambar berikut
Gambar 3. Skala penerangan pada bebraga kondisi
Sifat pencahayaan yang memiliiki berbagai spectrum
warna memiliki temperature warna yang didefinisikan
dengan derajat kelvin. Semakin rendah derajat kelvin
maka warna cahaya akan cenderung bergeser ke
spectrum merah dan menimbulkan kesna pencahayaan
hangat. Sebaliknya ketika temperature warna meninggu,
watrna akan bergeser ke spectrum biru dan menimbulkan
kesan dingin.
Temperatur warna (kelvin) Tampak warna
>5300 Dingin
3300~5300 Sedang
<3300 Hangat
Dengan adanya temperature warna yang dapat
didefinisikan dengan kisaran dan batas batas
pencahayaan trersebut, maka tingkat kenyamanan suatau
sumber cahaya penerangan pada suatu ruang pun juga
dapat ditentukan. Dengan menggunakan beberapa
sample dapat ditentukan kisaran pencahayaan yang
nyaman dan menyehatkan di tiap ruangan.
Tabel 4.3 Hubungan kuat pencahayaan dengan tampak warna
Tingkat
Pencahayaan (lux)
Tampak warna lampu
Hangat Sedang Dingin
500 Nyaman Netral Dingin
500~1000 Nyaman Netral Dingin
1000~2000 Stimulasi Nyaman Netral
2000~3000 Stimulasi Nyaman Netral
 Tidak
alami
Stimulasi nyaman
II. METODOLOGI
Praktikum akustik cahaya kali ini menggunakan
sebuah luxmeter digital yang digunakan untuk mengukur
berbagai besaran yang dicari. Dalam hal ini penerangan
yang diuji adalah penerangan pada ruang J103 gedung G
kampus ITS Surabaya. Ruangan yang digunakan sebagai
ruang kuliah ini diuji menggunakan luxmeter pada
berbagai parameter dan proses pengujian. Sebagai
sampel data ada praktikum ini digunakan 10 variasi
lampu dengan 16 poin variasi peletakan dan sudut
luxmeter. Dengan konfigurasi seperti ini, beberapa data
memiliki variasi meski diambil pada parameter yang
sama. Untuk penjelasan lebih detil tentang susunan
lampu dan posisi pengambilan data dapat dilihat pada
gambar 2.1
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 3
Gambar 2.1 Metodelogi Percobaan
Variasi yang diberikan pada percobaan terdiri dari 10
konfigurasi lampu. Kesepuluh variasi tersebut adalah
Lampu A saja, Lampu D&E, Lampu B&C, Lampu F,
Lampu ABC, Lampu BCDE, Lampu DEF, Lampu
BCDEF, Lampu ABCDE, dan semua lampu.
Total data yang didapatkan adalah 160 buah,
dikarenakan merupakan kombinasi variasi antara variasi
lampu dan variasi letak pengambilan data.
Pengambilan data dilakukan dengan meletakan
luxmeter pada tempatempat yang telah ditentukan. Pada
percobaan kali ini, nilai yang tercatat pada luxmeter
merupakan output data yang dicari sehingga tidak
diperlukan prosesing lebih lanjut dengan menggunakan
perhitungan pasca praktikum. Nilai data yang dihasilkan
sudah berada pada besaran yan diinginkan sehingga
tidak diperlukan pengalian terhadap nilai koefisien
tambahan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Percobaan ini menghasilkan data sebanyak 160 buah
yang totalnya berasal dari variasi lampu dan variasi
peletakan posisi luxmeter. Data yang didapat telah
disusun dan dapat dilihat pada tabel 3.1 untuk nilai pada
variasi 1 – 5 dan tabel 3.2 untuk variasi 6 – 10.
Tabel 3.1 Data yang diperoleh pada variasi 1-5
Lampu
A
B & C D & E F A, B, C
28,79 21,73 6,68 1,14 44,7
26,30 33,26 7,64 1,99 58,5
10,84 29,48 8,08 1,88 39,1
2,49 14,55 5,45 0,33 17,02
12,42 31,55 19,38 2,75 47,50
11,25 56,9 28,64 5,09 70,4
7,16 54,3 23,41 4,51 63,7
3,26 20,61 11,25 1,14 25,05
4,46 23,91 47,6 6,40 29,30
1,42 28,94 58,6 12,99 32,27
3,68 29,15 44,5 12,78 35,86
0,70 14,42 20,5 8,95 15,69
1,52 7,07 22,70 7,81 9,36
1,6 8,2 27,76 36,94 10,44
1,69 8,83 31,49 49,6 12,17
1,11 5,59 16,88 20,07 7,17
Tabel 3.2 Data yang diperoleh pada variasi 6-10
B,C,D,E D,E,F A,B,C,D,E B,C,D,E,F A,B,C,D,E,F
31,55 9,31 61,8 31,85 60,40
42,90 11,29 66,7 42,5 67,10
37,60 11,13 47,9 38,7 49,90
21,97 6,79 22,79 21,32 23,39
54,30 22,56 66,8 56,1 68,70
87,00 32,27 98,7 91,6 102,8
79,60 27,92 87,2 84,6 90,50
32,54 12,96 36,29 33,65 32,99
71,60 88,10 72,3 75,6 84,3
89,40 70,80 90,5 101,3 102,7
89,10 67,20 85,5 97,2 86,2
36,22 30,04 34,7 43,3 39,8
27,56 29,93 29,94 37,1 39,7
39,69 64,2 41,4 74,1 77,30
41,40 81,2 41,8 89,7 89,40
22,10 34,23 21,74 40,3 43,60
Berdasrkan data yang didapatkan pada tabel 3.1 dan
3.2 didapatkan data yang mengindikasikan perbedaan
nilai pencahayaan pada tiap sudut dan variasi yang
diberikan. Hal ini selanjutnya menungjukan titik paling
terang dan memiliki nilai penerangan terdeteksi paling
tinggi berada pada titik ke 6 dimana titik tersebut
terletak di tengah ruangan sehingga menerima
penerangan dari berbagai arah.
Ruangan J103 sendiri seluruhnya memiliki sumber
penerangan berupa lampu gas mulia (Neon) yang
memiliki karakteristik hemat energi jika dibandingkan
dengan lampu pijar. Lampu Neon yang digunakan
mampu menghemat energi listrik hingga 25%
dibandingkan lampu pijar dan menghasilkan nilai
temperatur cahaya berkisar 4200 kelvin. Hal ini
mengindikasikan lampu memiliki bentang cahaya netral.
Namun pada nilai penerangan yang didpatkan,
sumber cahaya yang menerangi raung J103 masih
kurang jika dibandingkan dengan tingkat penerangan
seharusnya (standar nasional) untuk ruangan tempat
dilakukannya aktivitasbaca tulis. Standar Nasional
Indonesia menyarankan tingkat penerangan sebesar 250
lux untuk ruangan seperti J103. Sehingga perlu
dilakukannya penambahan pencahayaan ruang.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 4
IV. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat
disimpulakan bahwa :
1. Ruang J103 belum memenuhi Standar Nasional
Indonesia tetnatang penerangan
2. Ruang J103 punya tampak warna yang berkesan
netral
3. Lampu yang digunakan merupakan lampu hemat
energi mencapai 25% daripada lampu pijar
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten
laboratorium Instrumen, Margiasih Putri Liana serta
rekan-rekan praktikum dan semua pihak yang telah
membantu dan memberikan dukungan terkait pratikum
ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Darmasetiawan, C. and Puspakesuma, L. 1991,
Teknik Pencahayaan dan Tata Letak Lampu,
Gramedia, Jakarta.
[2] Standart Nasional Indonesia SNI 03-6575-2001
[3] http:// hyperphysics.edu
[4] Wyzecki, G.; Stiles, W.S. (1982). Color Science:
Concepts and Methods, Quantitative Data and
Formulae (2nd ed. ed.). Wiley-Interscience. ISBN 0-
471-02106-7.

Contenu connexe

En vedette

Pemantulan dan pembiasan cahaya pada bidang datar n
Pemantulan dan pembiasan cahaya pada bidang datar nPemantulan dan pembiasan cahaya pada bidang datar n
Pemantulan dan pembiasan cahaya pada bidang datar n06111381320025lista
 
Laporan praktikum fisika
Laporan praktikum fisikaLaporan praktikum fisika
Laporan praktikum fisikakurniapw
 
Laporan Praktikum Fisika “Cepat Rambat Bunyi dalam Dawai dan Tabung Resonansi”
Laporan Praktikum Fisika “Cepat Rambat Bunyi  dalam Dawai dan Tabung Resonansi”Laporan Praktikum Fisika “Cepat Rambat Bunyi  dalam Dawai dan Tabung Resonansi”
Laporan Praktikum Fisika “Cepat Rambat Bunyi dalam Dawai dan Tabung Resonansi”Revika Nurul Fadillah
 
Laporan Uji Tarik Statis Plat Baja Tiang PJU Octagonal Produksi PT. Helori Gr...
Laporan Uji Tarik Statis Plat Baja Tiang PJU Octagonal Produksi PT. Helori Gr...Laporan Uji Tarik Statis Plat Baja Tiang PJU Octagonal Produksi PT. Helori Gr...
Laporan Uji Tarik Statis Plat Baja Tiang PJU Octagonal Produksi PT. Helori Gr...PT. Helori Grahasarana
 
Makalah sejarah fisika
Makalah sejarah fisikaMakalah sejarah fisika
Makalah sejarah fisikaSulham Ahmad
 
Laporan Praktikum warna dalam cahaya
Laporan Praktikum warna dalam cahayaLaporan Praktikum warna dalam cahaya
Laporan Praktikum warna dalam cahayaAnnisa Icha
 
Laporan masalah kerosakan jalan raya di kampung tegayong
Laporan masalah kerosakan jalan raya di kampung tegayongLaporan masalah kerosakan jalan raya di kampung tegayong
Laporan masalah kerosakan jalan raya di kampung tegayongSuhailah Fauzi
 
Report Latihan Industri JKE PSAS
Report Latihan Industri JKE PSASReport Latihan Industri JKE PSAS
Report Latihan Industri JKE PSASMuhammad Hamizan
 

En vedette (11)

Pemantulan dan pembiasan cahaya pada bidang datar n
Pemantulan dan pembiasan cahaya pada bidang datar nPemantulan dan pembiasan cahaya pada bidang datar n
Pemantulan dan pembiasan cahaya pada bidang datar n
 
Laporan praktikum fisika
Laporan praktikum fisikaLaporan praktikum fisika
Laporan praktikum fisika
 
Laporan Praktikum Fisika “Cepat Rambat Bunyi dalam Dawai dan Tabung Resonansi”
Laporan Praktikum Fisika “Cepat Rambat Bunyi  dalam Dawai dan Tabung Resonansi”Laporan Praktikum Fisika “Cepat Rambat Bunyi  dalam Dawai dan Tabung Resonansi”
Laporan Praktikum Fisika “Cepat Rambat Bunyi dalam Dawai dan Tabung Resonansi”
 
Laporan Uji Tarik Statis Plat Baja Tiang PJU Octagonal Produksi PT. Helori Gr...
Laporan Uji Tarik Statis Plat Baja Tiang PJU Octagonal Produksi PT. Helori Gr...Laporan Uji Tarik Statis Plat Baja Tiang PJU Octagonal Produksi PT. Helori Gr...
Laporan Uji Tarik Statis Plat Baja Tiang PJU Octagonal Produksi PT. Helori Gr...
 
Makalah sejarah fisika
Makalah sejarah fisikaMakalah sejarah fisika
Makalah sejarah fisika
 
Laporan Praktikum warna dalam cahaya
Laporan Praktikum warna dalam cahayaLaporan Praktikum warna dalam cahaya
Laporan Praktikum warna dalam cahaya
 
LAPORAN FISIKA SMA
LAPORAN FISIKA SMALAPORAN FISIKA SMA
LAPORAN FISIKA SMA
 
Laporan masalah kerosakan jalan raya di kampung tegayong
Laporan masalah kerosakan jalan raya di kampung tegayongLaporan masalah kerosakan jalan raya di kampung tegayong
Laporan masalah kerosakan jalan raya di kampung tegayong
 
Report Latihan Industri JKE PSAS
Report Latihan Industri JKE PSASReport Latihan Industri JKE PSAS
Report Latihan Industri JKE PSAS
 
Laporan Pendawaian
Laporan PendawaianLaporan Pendawaian
Laporan Pendawaian
 
Laporan elektrik
Laporan elektrikLaporan elektrik
Laporan elektrik
 

Similaire à PENGUKURAN PENERANGAN

Power point fisika bangunan pencahayaan dan penghawaan buatan (ade ramadhan)
Power point fisika bangunan pencahayaan dan penghawaan buatan (ade ramadhan)Power point fisika bangunan pencahayaan dan penghawaan buatan (ade ramadhan)
Power point fisika bangunan pencahayaan dan penghawaan buatan (ade ramadhan)AdeRamadhan7
 
pencahayaan buatan
pencahayaan buatanpencahayaan buatan
pencahayaan buatanAy De Rosary
 
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Septian Muna Barakati
 
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Operator Warnet Vast Raha
 
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Operator Warnet Vast Raha
 
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Septian Muna Barakati
 
Spektrometri ultra violet
Spektrometri ultra violetSpektrometri ultra violet
Spektrometri ultra violetNurul Hidayah
 
Laporan eksperimen hukum beer lambert
Laporan eksperimen hukum beer lambertLaporan eksperimen hukum beer lambert
Laporan eksperimen hukum beer lambertA Shofyan Al-ghifari
 
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLaporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLatifatul Hidayah
 
Laporan spektrometer atom
Laporan spektrometer atomLaporan spektrometer atom
Laporan spektrometer atomFani Diamanti
 
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber Optik
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber OptikLaporan praktikum Fislab Serat Fiber Optik
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber OptikBogiva Mirdyanto
 
REVISI MAKALAH KIMIA ANALISIS INSTRUMEN (CAHAYA) KLP 2.docx
REVISI MAKALAH KIMIA ANALISIS INSTRUMEN (CAHAYA) KLP 2.docxREVISI MAKALAH KIMIA ANALISIS INSTRUMEN (CAHAYA) KLP 2.docx
REVISI MAKALAH KIMIA ANALISIS INSTRUMEN (CAHAYA) KLP 2.docxNurulKholisah
 
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril LathifahInstrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifahkemenag
 
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleLaporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleDila Adila
 

Similaire à PENGUKURAN PENERANGAN (20)

11 iluminasi
11 iluminasi11 iluminasi
11 iluminasi
 
Power point fisika bangunan pencahayaan dan penghawaan buatan (ade ramadhan)
Power point fisika bangunan pencahayaan dan penghawaan buatan (ade ramadhan)Power point fisika bangunan pencahayaan dan penghawaan buatan (ade ramadhan)
Power point fisika bangunan pencahayaan dan penghawaan buatan (ade ramadhan)
 
pencahayaan buatan
pencahayaan buatanpencahayaan buatan
pencahayaan buatan
 
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
 
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
 
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
 
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
 
27482396
2748239627482396
27482396
 
2 Teknik Penerangan
2 Teknik Penerangan2 Teknik Penerangan
2 Teknik Penerangan
 
ILUMINASI.pptx
ILUMINASI.pptxILUMINASI.pptx
ILUMINASI.pptx
 
Spektrometri ultra violet
Spektrometri ultra violetSpektrometri ultra violet
Spektrometri ultra violet
 
Laporan eksperimen hukum beer lambert
Laporan eksperimen hukum beer lambertLaporan eksperimen hukum beer lambert
Laporan eksperimen hukum beer lambert
 
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLaporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
 
Spectrofotometer
SpectrofotometerSpectrofotometer
Spectrofotometer
 
Fisika Bangunan I.ppt
Fisika Bangunan I.pptFisika Bangunan I.ppt
Fisika Bangunan I.ppt
 
Laporan spektrometer atom
Laporan spektrometer atomLaporan spektrometer atom
Laporan spektrometer atom
 
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber Optik
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber OptikLaporan praktikum Fislab Serat Fiber Optik
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber Optik
 
REVISI MAKALAH KIMIA ANALISIS INSTRUMEN (CAHAYA) KLP 2.docx
REVISI MAKALAH KIMIA ANALISIS INSTRUMEN (CAHAYA) KLP 2.docxREVISI MAKALAH KIMIA ANALISIS INSTRUMEN (CAHAYA) KLP 2.docx
REVISI MAKALAH KIMIA ANALISIS INSTRUMEN (CAHAYA) KLP 2.docx
 
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril LathifahInstrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
 
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleLaporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
 

Plus de Bogiva Mirdyanto

Presentasi materi teknik wawancara PJTD HMTL
Presentasi materi teknik wawancara PJTD HMTLPresentasi materi teknik wawancara PJTD HMTL
Presentasi materi teknik wawancara PJTD HMTLBogiva Mirdyanto
 
Laporan praktikum Fislab pola Speckle
Laporan praktikum Fislab pola SpeckleLaporan praktikum Fislab pola Speckle
Laporan praktikum Fislab pola SpeckleBogiva Mirdyanto
 
Laporan praktikum Fislab porositas dan densitas batuan
Laporan praktikum Fislab porositas dan densitas batuanLaporan praktikum Fislab porositas dan densitas batuan
Laporan praktikum Fislab porositas dan densitas batuanBogiva Mirdyanto
 
Laporan praktikum Fislab pola radiasi antena
Laporan praktikum Fislab pola radiasi antenaLaporan praktikum Fislab pola radiasi antena
Laporan praktikum Fislab pola radiasi antenaBogiva Mirdyanto
 
Laporan praktikum Fislab mikrokontroler LM 35
Laporan praktikum Fislab mikrokontroler LM 35Laporan praktikum Fislab mikrokontroler LM 35
Laporan praktikum Fislab mikrokontroler LM 35Bogiva Mirdyanto
 
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termal
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termalLaporan praktikum Fislab konduktivitas termal
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termalBogiva Mirdyanto
 
Laporan praktikum Fislab konduktivitas listrik
Laporan praktikum Fislab konduktivitas listrikLaporan praktikum Fislab konduktivitas listrik
Laporan praktikum Fislab konduktivitas listrikBogiva Mirdyanto
 
Laporan praktikum Fislab heat treatment
Laporan praktikum Fislab heat treatmentLaporan praktikum Fislab heat treatment
Laporan praktikum Fislab heat treatmentBogiva Mirdyanto
 
Laporan praktikum Fislab geolistrik
Laporan praktikum Fislab geolistrik Laporan praktikum Fislab geolistrik
Laporan praktikum Fislab geolistrik Bogiva Mirdyanto
 
Laporan praktikum Fislab densitas porositas serbuk
Laporan praktikum Fislab densitas porositas serbukLaporan praktikum Fislab densitas porositas serbuk
Laporan praktikum Fislab densitas porositas serbukBogiva Mirdyanto
 

Plus de Bogiva Mirdyanto (10)

Presentasi materi teknik wawancara PJTD HMTL
Presentasi materi teknik wawancara PJTD HMTLPresentasi materi teknik wawancara PJTD HMTL
Presentasi materi teknik wawancara PJTD HMTL
 
Laporan praktikum Fislab pola Speckle
Laporan praktikum Fislab pola SpeckleLaporan praktikum Fislab pola Speckle
Laporan praktikum Fislab pola Speckle
 
Laporan praktikum Fislab porositas dan densitas batuan
Laporan praktikum Fislab porositas dan densitas batuanLaporan praktikum Fislab porositas dan densitas batuan
Laporan praktikum Fislab porositas dan densitas batuan
 
Laporan praktikum Fislab pola radiasi antena
Laporan praktikum Fislab pola radiasi antenaLaporan praktikum Fislab pola radiasi antena
Laporan praktikum Fislab pola radiasi antena
 
Laporan praktikum Fislab mikrokontroler LM 35
Laporan praktikum Fislab mikrokontroler LM 35Laporan praktikum Fislab mikrokontroler LM 35
Laporan praktikum Fislab mikrokontroler LM 35
 
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termal
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termalLaporan praktikum Fislab konduktivitas termal
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termal
 
Laporan praktikum Fislab konduktivitas listrik
Laporan praktikum Fislab konduktivitas listrikLaporan praktikum Fislab konduktivitas listrik
Laporan praktikum Fislab konduktivitas listrik
 
Laporan praktikum Fislab heat treatment
Laporan praktikum Fislab heat treatmentLaporan praktikum Fislab heat treatment
Laporan praktikum Fislab heat treatment
 
Laporan praktikum Fislab geolistrik
Laporan praktikum Fislab geolistrik Laporan praktikum Fislab geolistrik
Laporan praktikum Fislab geolistrik
 
Laporan praktikum Fislab densitas porositas serbuk
Laporan praktikum Fislab densitas porositas serbukLaporan praktikum Fislab densitas porositas serbuk
Laporan praktikum Fislab densitas porositas serbuk
 

Dernier

R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyaANTARASATU
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 

Dernier (9)

R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 

PENGUKURAN PENERANGAN

  • 1. JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Abstrak—Pencahayaan ruangan dalam suatu kegiatan erupakan hal yang perlu diperhatikan untuk menjamin kenyamanan dan lancarnya aktifitas yang dilakukan. Terlebih pada ruangan yang digunakan untuk kegiatan baca tulis. Percobaan ini bertujuan untuk mencari nilai penerangan pada ruang kuliah J103 di gedung G kampus ITS Surabaya dengan menggunakan prinsip prinsip fotometri dengan bantuan alat luxmeter. Percobaan dilakukan dengan menggunakan 10 konfigurasi nyala lampu dan 16 titik pengambilan data dimana data yang dihasilkan langsung menunjukan nilai penerangan di seluruh titik uji tersebut tanpa perlu dilakukan perhitungan tambahan atau konversi nilai. Hasil percobaan menunjukan bahwa ruang J103 masih memiliki nilai penerangan yang kurang menmenuhi standar penerangan yang disarankan (sebesar 250 lux) dan memiliki nilai temperature warna netral atau sebesar 4200 kelvin. Kata Kunci— Kuat Pencahayaan, Lampu Halogen, Luxmeter I. PENDAHULUAN ahaya merupakan sebuah fenomena fisis yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari hari. Sesuai definisinya, cahaya dapat menerangi berbagai objek sehingga dapat terlihat oleh mata. Sifat cahaya yang demikian itu selanjutnya sangat membantu dalam berbagai kegiatan sehari hari. Sifat cahaya yang mampu menerangi suatu objek selanjutnya menjadikan penggunaan cahaya pada tempat tempat buatan manusia seperti gedung atau ruangan yang tak tersinari cahaya secara alami, krusial. Dengan demikian, penggunaan peralatan seperti lampu untuk penerangan juga merupakan salah satu prinsip penggunaan cahaya untuk penerangan. Sebagai sebuah fenomena fisis yang juga dapat diukur, cahaya memiliki beberapa sifat sifat serta besaran yang dapat dijadikan nilai acuan dalam penggunaannya. Nilai dan besaran besaran cahay ini dipelajari dalam berbagai cabang fotometri, sebuah cabang ilmu fisika yang mempelajari cahaya dan sifat sifatnya. Dalam fotometri, cahaya dikenal memiliki beberapa besaran utama yaitu Intensitas, dan kemampuan penerangannya (brightness). Secara umum, besaran yang digunakan dalam Intensitas cahya adalah candela. Dimana nilai satu candela didefinisikan sebagai nilai terang yang ditimbulkan oleh nyala satu lilin pada radius 1 kaki di sekitarnya. Dengan demikian, dancela sebagai besaran intensitas cahaya di definisikan sebagai banyaknya cahya ayang dipancarkan oleh satu sumber titik per satuan sudut ruang. Secara matematis, satu candela dijabarkan dengan persamaan …………………………...(1) Penjelasan mengenai intensitas satu candela juga dapat disajikan menggunakan penggambaran sebagai berikut Dalam prakteknya, ketika sebuah sumber cahaya diamati dalama satu titik dan energy yang terpancar hanya diambil pada wilayah tersebut, hal tersebut dinyatakan sebagai sebuah fluks luminen. Fluks ini memiliki satuan lumens dan didefinisikan dengan persamaan (lm) F = 4πI . Ketika kuat cahaya sebesar satu lumens jatuh pada sebuah area dengan luasan 1m2 maka kuat pencahayaan pada derah tersebut dapat dihitung dengan menggunakan perbandingan fluks terhadap luas are yang tersinari. Dengan demikian, kuat penerangan pada suatu daerah memiliki satuan lumens/area yang dinyatakan dengan besaran lux dan didefinisikan secara matematis dengan persamaan sebagai berikut : Pencahayaan Ruang Kelas J103 Bogiva Mirdyanto, Margiasih Putri Liana Jurusan Fisika, Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: bogiva12@physics.mhs.its.ac.id C
  • 2. JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 2 ……………..(2) Kuat pencahayaan ini dapat diilustrasikan sebagai berikut ………………………..(3) Dengan menggunakan besaran besaran dan teknik fotometri yang tepat, Nilai dari sifat sifat cahaya yang digunakan sebagai penerangan pada suatu ruangan dapat dihitung dan diatur untuk mendapatkan hasil penerangan yang nyaman pada ruangan. Pada penerapannya, nilai kecerahan suatu bentuk penerangan pada berbagai suasana yang mungkin dihadapi dalam kehidupan sehari hari dapat brkisar mulai dari 0 hingga 10000 candela/m2 Dengan perbandingan sakala pada tiap tingkat penerangan secara umum disajikan pada gambar berikut Gambar 3. Skala penerangan pada bebraga kondisi Sifat pencahayaan yang memiliiki berbagai spectrum warna memiliki temperature warna yang didefinisikan dengan derajat kelvin. Semakin rendah derajat kelvin maka warna cahaya akan cenderung bergeser ke spectrum merah dan menimbulkan kesna pencahayaan hangat. Sebaliknya ketika temperature warna meninggu, watrna akan bergeser ke spectrum biru dan menimbulkan kesan dingin. Temperatur warna (kelvin) Tampak warna >5300 Dingin 3300~5300 Sedang <3300 Hangat Dengan adanya temperature warna yang dapat didefinisikan dengan kisaran dan batas batas pencahayaan trersebut, maka tingkat kenyamanan suatau sumber cahaya penerangan pada suatu ruang pun juga dapat ditentukan. Dengan menggunakan beberapa sample dapat ditentukan kisaran pencahayaan yang nyaman dan menyehatkan di tiap ruangan. Tabel 4.3 Hubungan kuat pencahayaan dengan tampak warna Tingkat Pencahayaan (lux) Tampak warna lampu Hangat Sedang Dingin 500 Nyaman Netral Dingin 500~1000 Nyaman Netral Dingin 1000~2000 Stimulasi Nyaman Netral 2000~3000 Stimulasi Nyaman Netral  Tidak alami Stimulasi nyaman II. METODOLOGI Praktikum akustik cahaya kali ini menggunakan sebuah luxmeter digital yang digunakan untuk mengukur berbagai besaran yang dicari. Dalam hal ini penerangan yang diuji adalah penerangan pada ruang J103 gedung G kampus ITS Surabaya. Ruangan yang digunakan sebagai ruang kuliah ini diuji menggunakan luxmeter pada berbagai parameter dan proses pengujian. Sebagai sampel data ada praktikum ini digunakan 10 variasi lampu dengan 16 poin variasi peletakan dan sudut luxmeter. Dengan konfigurasi seperti ini, beberapa data memiliki variasi meski diambil pada parameter yang sama. Untuk penjelasan lebih detil tentang susunan lampu dan posisi pengambilan data dapat dilihat pada gambar 2.1
  • 3. JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 3 Gambar 2.1 Metodelogi Percobaan Variasi yang diberikan pada percobaan terdiri dari 10 konfigurasi lampu. Kesepuluh variasi tersebut adalah Lampu A saja, Lampu D&E, Lampu B&C, Lampu F, Lampu ABC, Lampu BCDE, Lampu DEF, Lampu BCDEF, Lampu ABCDE, dan semua lampu. Total data yang didapatkan adalah 160 buah, dikarenakan merupakan kombinasi variasi antara variasi lampu dan variasi letak pengambilan data. Pengambilan data dilakukan dengan meletakan luxmeter pada tempatempat yang telah ditentukan. Pada percobaan kali ini, nilai yang tercatat pada luxmeter merupakan output data yang dicari sehingga tidak diperlukan prosesing lebih lanjut dengan menggunakan perhitungan pasca praktikum. Nilai data yang dihasilkan sudah berada pada besaran yan diinginkan sehingga tidak diperlukan pengalian terhadap nilai koefisien tambahan. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan ini menghasilkan data sebanyak 160 buah yang totalnya berasal dari variasi lampu dan variasi peletakan posisi luxmeter. Data yang didapat telah disusun dan dapat dilihat pada tabel 3.1 untuk nilai pada variasi 1 – 5 dan tabel 3.2 untuk variasi 6 – 10. Tabel 3.1 Data yang diperoleh pada variasi 1-5 Lampu A B & C D & E F A, B, C 28,79 21,73 6,68 1,14 44,7 26,30 33,26 7,64 1,99 58,5 10,84 29,48 8,08 1,88 39,1 2,49 14,55 5,45 0,33 17,02 12,42 31,55 19,38 2,75 47,50 11,25 56,9 28,64 5,09 70,4 7,16 54,3 23,41 4,51 63,7 3,26 20,61 11,25 1,14 25,05 4,46 23,91 47,6 6,40 29,30 1,42 28,94 58,6 12,99 32,27 3,68 29,15 44,5 12,78 35,86 0,70 14,42 20,5 8,95 15,69 1,52 7,07 22,70 7,81 9,36 1,6 8,2 27,76 36,94 10,44 1,69 8,83 31,49 49,6 12,17 1,11 5,59 16,88 20,07 7,17 Tabel 3.2 Data yang diperoleh pada variasi 6-10 B,C,D,E D,E,F A,B,C,D,E B,C,D,E,F A,B,C,D,E,F 31,55 9,31 61,8 31,85 60,40 42,90 11,29 66,7 42,5 67,10 37,60 11,13 47,9 38,7 49,90 21,97 6,79 22,79 21,32 23,39 54,30 22,56 66,8 56,1 68,70 87,00 32,27 98,7 91,6 102,8 79,60 27,92 87,2 84,6 90,50 32,54 12,96 36,29 33,65 32,99 71,60 88,10 72,3 75,6 84,3 89,40 70,80 90,5 101,3 102,7 89,10 67,20 85,5 97,2 86,2 36,22 30,04 34,7 43,3 39,8 27,56 29,93 29,94 37,1 39,7 39,69 64,2 41,4 74,1 77,30 41,40 81,2 41,8 89,7 89,40 22,10 34,23 21,74 40,3 43,60 Berdasrkan data yang didapatkan pada tabel 3.1 dan 3.2 didapatkan data yang mengindikasikan perbedaan nilai pencahayaan pada tiap sudut dan variasi yang diberikan. Hal ini selanjutnya menungjukan titik paling terang dan memiliki nilai penerangan terdeteksi paling tinggi berada pada titik ke 6 dimana titik tersebut terletak di tengah ruangan sehingga menerima penerangan dari berbagai arah. Ruangan J103 sendiri seluruhnya memiliki sumber penerangan berupa lampu gas mulia (Neon) yang memiliki karakteristik hemat energi jika dibandingkan dengan lampu pijar. Lampu Neon yang digunakan mampu menghemat energi listrik hingga 25% dibandingkan lampu pijar dan menghasilkan nilai temperatur cahaya berkisar 4200 kelvin. Hal ini mengindikasikan lampu memiliki bentang cahaya netral. Namun pada nilai penerangan yang didpatkan, sumber cahaya yang menerangi raung J103 masih kurang jika dibandingkan dengan tingkat penerangan seharusnya (standar nasional) untuk ruangan tempat dilakukannya aktivitasbaca tulis. Standar Nasional Indonesia menyarankan tingkat penerangan sebesar 250 lux untuk ruangan seperti J103. Sehingga perlu dilakukannya penambahan pencahayaan ruang.
  • 4. JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 4 IV. KESIMPULAN Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulakan bahwa : 1. Ruang J103 belum memenuhi Standar Nasional Indonesia tetnatang penerangan 2. Ruang J103 punya tampak warna yang berkesan netral 3. Lampu yang digunakan merupakan lampu hemat energi mencapai 25% daripada lampu pijar UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten laboratorium Instrumen, Margiasih Putri Liana serta rekan-rekan praktikum dan semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan terkait pratikum ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Darmasetiawan, C. and Puspakesuma, L. 1991, Teknik Pencahayaan dan Tata Letak Lampu, Gramedia, Jakarta. [2] Standart Nasional Indonesia SNI 03-6575-2001 [3] http:// hyperphysics.edu [4] Wyzecki, G.; Stiles, W.S. (1982). Color Science: Concepts and Methods, Quantitative Data and Formulae (2nd ed. ed.). Wiley-Interscience. ISBN 0- 471-02106-7.