SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  18
I. TOPIK : MENGANALISIS ASPIRIN DALAM OSKADAN
II. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar aspirin dalam obat oskadon.
III. DASAR TEORI
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah suatu jenis obat dari keluarga
salisilat yang sering digunakan sebagai analgesik (terhadap rasa sakit atau nyeri minor),
antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi. Aspirin juga memiliki efek antikoagulan
dan digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung.
Aspirin adalah asam organik lemah yang unik diantara obat-obat AINS dalam asetilasi
(dan juga inaktivasi) siklo-oksigenase irreversible. Aspirin cepat dideasetilasi oleh esterase
dalam tubuh, menghasilkan salisilat yang mempunyai efek anti-inflamasi, antipiretik dan
atau analgesik. Efek antipiretik dan anti-inflamasi salisilat terjadi karena penghambatan
sintesis prostaglandin di pusat pengaturan panas dalam hipotalmus dan perifer di daerah
target (Mycek, 2002).
Pada tahun 1853, seorang ahli kimia Perancis bernama Charles Frederic Gerhardt
berhasil menetralkan salicin alami menjadi asam salisilat (salicylic acid) lewat
penyanggaan (buffering) dengan natrium dan asam asetat. Asam salisilat ini lebih "ramah"
terhadap perut. Kemudian di tahun 1899, seorang ahli kimia Jerman, bernama Felix
Hoffmann, yang bekerja bagi Bayer, menemukan kembali formula Gerhardt. Hoffmann
membujuk Bayer untuk memasarkan obat itu, yang selanjutnya muncul di pasar dengan
nama pasaran "Aspirin". Aspirin adalah obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk
tablet. Sebelumnya, obat diperdagangkan dalam bentuk bubuk (puyer).
Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat
menggunakan katalis H2SO4 pekat sebagai zat penghidrasi.Asam salisilat adalah asam
bifungsional yang mengandung dua gugus –OH dan –COOH.Karenanya asam salisilat ini
dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda. Dengan anhidrida asam asetat akan
menghasilkan aspirin, sedangkan dengan metanol ekses akan menghasilkan metil salisilat.
Asam salisilat diubah melalui perubahan dari gugus gugus fenol menjadi gugus ester
asetat sehingga membentuk senyawa asam asetilsalisilat.Asam ini bersifat lebih kuat
daripada asam salisilat tetapi tidak korosif.( Kusuma, 2003 )
Aspirin atau asam asetil salisilat merupakan senyawa derivatif dari asam salisilat.
Aspirin berupa kristal putih dan berbentuk seperti jarum. Dalam pembuatan aspirin tidak
akan dihasilkan produk yang baik jika suasananya berair, karena asam salisilat yang
terbentuk akan terhidrolisa menjadi asam salisilat berair. Aspirin diperoleh dengan proses
asetilasi terhadap asam salisilat dengan katalisator H2SO4 pekat. Asetilasi adalah
terjadinya pergantian atom H pada gugus –OH dan asam salisilat dengan gugus asetil dari
asam asetil anhidrat.Karena asam salisilat adalah desalat phenol, maka reaksinya adalah
asetilasi destilat phenol.Asetilasi ini tidak melibatkan ikatan C-O yang kuat dari phenol,
tetapi tergantung pada pemakaian, pemisahan ikatan –OH. Jika dipakai asam karboksilat
untuk asetilasi biasanya rendemen rendah. Hasil yang diperoleh akan lebih baik. Jika
digunakan suatu derivat yang lebih reaktif menghasilkan ester asetat. Nama lain aspirin
adalah metil ester asetanol (karena doperoleh dari esterifikasi asam salisilat sehingga
merupakan asam asetat dan fenilsalisilat). ( Vogel, 1990)
Struktur Aspirin :
1. Sifat Fisik dan Sifat Kimia Aspirin
 Sifat Fisik :
1. Bentuk kristal seperti jarum
2. Berwarna putih mengkilat
3. Dalam alkohol panas larut
4. Titik leleh 135-136 o C
5. Bilangan molekul: 180 g/mol
 Sifat Kimia:
1. Dengan NaOH 10% terhidrolisa menjadi asam salisilat bebas
2. Dengan air terhidrolisis menjadi asam salisilat bebas dan asam asetat
3. Tidak terhidrolisis dalam asam lemak, karena dalam lambung tidak diserap dahulu.
Setelah dalam usus halus, dalam suasana basa dapat terhidrolisis menghasilkan
asam salisilat bebas. (Fieser, 1987)
Reaksi asetilasi merupakan jalur metabolisme obat yang mengandung fungsi amin
pertama hes N-asetilasi tidak banyak meningkatkan kelarutan air.Fungsi utama reaksi
asetilasi adalah membuat senyawa menjadi tidak aktif dan untuk diefektifikasi.Kadang-
kadang hasil N-asetilasi bersifat lebih reaktif daripada senyawa induk.Faktor-faktor yang
mempengaruhi reaksi asetilasi adalah pemanasan. Dengan adanya pemanasan sampai suhu
tertentu, molekul akan putus ikatannya dan terionisasi. Faktor lainnya adalah adanya
perbedaan aktivasi enzim. (Wilcox, 1995)
Aspirin bersifat analgesik yang efektif sebagai penghilang rasa sakit. Selain itu,
aspirin juga merupakan zat anti-inflammatory, untuk mengurangi sakit pada cedera ringan
seperti bengkak dan luka yang memerah. Aspirin juga merupakan zat antipiretik yang
berfungsi untuk mengurangi demam. Tiap tahunnya, lebih dari 40 juta pound aspirin
diproduksi di Amerika Serikat, sehingga rata-rata penggunaan aspirin mencapai 300 tablet
untuk setiap pria, wanita serta anak-anak setiap tahunnya. Penggunaan aspirin secara
berulang-ulang dapat mengakibatkan pendarahan pada lambung dan pada dosis yang
cukup besar dapat mengakibatkan reaksi seperti mual atau kembung, diare, pusing dan
bahkan berhalusinasi. Dosis rata-rata adalah 0.3-1 gram, dosis yang mencapai 10-30 gram
dapat mengakibatkan kematian (Austin, 1984).
Pembuatan aspirin sintesis dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Sintesa Aspirin menurut Kolbe.
Pembuatan asam salisilat dilakukan dengan Sintesis Kolbe, metode ini
ditemukan oleh ahli kimia Jerman yang bernama Hermann Kolbe. Pada sintesis ini,
sodium phenoxide dipanaskan bersama CO2 pada tekanan tinggi, lalu ditambahkan
asam untuk menghasilkan asam salisilat. Asam salisilat yang dihasilkan kemudian di
reaksikan dengan asetat anhidrat dengan bantuan asam sulfat sehingga dihasilkan asam
asetilsalisilat dan asam asetat.
2. Sintesa Aspirin Setelah Modifikasi Sintesa Kolbe oleh Schmit.
Larutan sodium phenoxide masuk ke dalam revolving heated ball mill yang
memiliki tekanan vakum dan panas (130 O C). Sodium phenoxide berubah menjadi
serbuk halus yang kering, kemudian dikontakkan dengan CO2 pada tekanan 700 kPa
dan temperatur 100 °C sehingga membentuk sodium salicylate. Sodium salicylate
dilarutkan keluar dari mill dan lalu dihilangkan warnanya dengan menggunakan
karbon aktif. Kemudian ditambahkan asam sulfat untuk mengendapkan asam salisilat,
asam salisilat dimurnikan dengan sublimasi. Untuk membentuk aspirin, asam salisilat
di reflux bersama asetat anhidrat di dalam pelarut toluene selama 20 jam. Campuran
reaksi kemudian di dinginkan dalam tangki pendingin aluminium, asam asetilsalisilat
mengendap sebagai kristal besar. Kristal dipisahkan dengan cara filtrasi atau
sentrifugasi, dibilas, dan kemudian dikeringkan. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
2C6H5ONa + 2 H2O 2 C6H5OH + 2NaOH
Phenol Sodium Phenoxide
ONaC6H4COONa + C6H5OH 2C6H5ONa + CO2
Sodium salicylate
OHC6H4COOH + Na2SO4 ONaC6H4COONa + H2SO4
Asam salisilat
OHC6H4COOCH3 + H2O OHC6H4COOH + (CH3CO)2O
Asetat anhidrid Aspirin
Berdasarkan proses ini, untuk menghasilkan 1 ton asam salisilat, dibutuhkan phenol
800 kg, NaOH 350 kg, CO2 500 kg, Seng 10 kg, Seng Sulfat 20 kg, dan karbon aktif 20
kg.Aspirin dalam bentuk tablet mengandung asam asetilsalisilat 0,5 g. Dimaksudkan untuk
mengatasi segala rasa sakit terutama sakit kepala dan pusing, sakit gigi, pegal linu dan
nyeri otot, demikin juga pilek, indfluenza dan demam. Efek terapeutik aspirin,
menghambat pengaruh dan biosintesa dari pada zat-zat yang menimbulak rasa nyeri,
demam dan peradangan (prostaglandin, kinin), days keria antipiretik dan analgetik dari
pada aspirin diperkuat oleh pengaruhnya langsung terhadap susunan saraf pusat (Dirjen
POM, 1979).
Efek samping aspirin yang sering terjadi adalah indikasi tukak lambung atu tukak
peptik yang kadang – kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna
(Tjay, 2002).Salisilat merupakan obat yang paling banyak digunakan sebagai analgesic,
antipiretik, dan anti-inflamasi. Aspirin dosis terapi bekerja cepat dan efektif sebagai
antipiretik. Dengan dosis ini laju metabolisme juga meningkat. Pada dosis toksik obat ini
justru memperlihatkan efek piretik sehingga terjadi demam dan hiperhidrosis pada
keracunan berat (Ganiswarna, 1995). Asam asetil salisilat diabsorbsi cepat dan mencapai
suatu persentase yang tinggi setelah pemberian secara oral. Bagian asetil sebagian sudah
diuraikan pada jalur mukosa. Dalam hati, setelah dihidrolisis ester lebih lanjut, terbentuk
ester glukuronida dan eter glukuronida serta glisinat (asam salisilurat) dari asam salisilat.
Hanya sebagian kecil yang dioksidasi menjadi asam gentisinat (Mustchler, 1991).
Pada pemberian asam asetil salisilat bersama-sama dengan anti koagulan dan
glukokortiroid, bahaya perdarahan pada saluran cerna dipertinggi. Selanjutnya asam asetil
salisilat menaikkan kerja hipoglikemik, golongan sulfonylurea dan toksisitas metotreksat.
Di samping itu senyawa ini mengurangi kerja diuretic dari diuretika jerat henle akibat
penghambatan sintesis prostaglandin, serta mengurangi efek urikosurika karena persaingan
terhadap pembawa asam pada alat tubuli ginjal. Walaupun asam salisilat memiliki banyak
kegunaan, namun ada efek samping yang tidak disukai yaitu menyebabkan iritasi pada
lambung. Penelitian dilakukan untuk menetralisir keasaman asam salisilat dengan natrium,
dan dengan mengkombinasikan natrium salisilat dan asetil klorida, namun usaha ini masih
belum berhasil. Baru pada tahun 1899, ilmuwan yang bekerja pada Bayer, Felix Hoffman
berhasil menemukan asam asetilsalisilat yang lebih ramah ke lambung. Kemudian produk
ini diberi nama aspirin, a- dari gugus asetil, -spir- dari nama bunga spiraea , dan –in
merupakan akhiran untuk obat pada waktu itu (Tjay, 2002).
2. Oskadon Sp
a. (Paracetamol, Ibuprofen)
Manfaat, Kegunaan, Penggunaan, Fungsi, Kandungan, Indikasi, Dosis, Efek
Samping.Penyakit Terkait : Sakit Kepala, Migrain : Kenali gejala dan pencetusnya,
Migrain : Tips mengatasi migraine.
b. Komposisi/kandungan
Tiap tablet Oskadon SP mengandung Paracetamol 350 mg dan Ibuprofen 200 mg.
c. Farmakologi ( cara kerja obat)
Oskadon SP merupakan kombinasi antara paracetamol dan ibuprofen.
Paracetamol adalah analgesik dan antipiretik, bekerja dengan cara meningkatkan
ambang nyeri di dalam otak yang disebut hipotalamus. Sedangkan ibuprofen
merupakan suatu antiinflamasi nonsteroid, efektif meredakan nyeri. Efek analgesik
ibuprofen berdasarkan penghambatan sintesis prostaglandin yaitu suatu zat perantara
rasa nyeri.
d. Indikasi / kegunaan
Indikasi Oskadon SP adalah untuk mengurangi rasa nyeri yang disebabkan oleh
sakit kepala, nyeri sendi dan nyeri otot (pada pinggang dan punggung), dan sakit gigi.
e. Kontraindikasi
Oskadon SP tidak boleh digunakan pada :
 Penderita dengan riwayat hipersensitif/alergi terhadap paracetamol, ibuprofen dan
obat antiinflamasi nonsteroid lainnya.
 Penderita dengan ulkus peptikum (tukak lambung dan usus 12 jari) yang berat dan
aktif, gangguan fungsi hati.
 Penderita dimana bila menggunakan acetosal atau obat-obat antiinflamasi non
steroid lainnya akan timbul gejala asma, rhinitis atau urtikaria.
 Wanita hamil 3 bulan terakhir.
f. Dosis dan aturan pakai
Dewasa : 1 tablet Oskadon SP, 3 – 4 kali sehari.
g. Efek samping
 Efek sampng Oskadon SP jarang terjadi, walaupun dapat timbul gangguan saluran
pencernaan termasuk mual, muntah, nyeri lambung, atau rasa panas di ulu hati,
diare, konstipasi, dan perdarahan lambung.
 Juga pernah dilaporkan terjadi ruam kulit, pusing, penyempitan bronkus,
trombositopenia, limfopenia, gangguan hati dan ginjal.
 Penurunan ketajaman penglihatan dan keseulitan membedakan warna dapat terjadi
tetapi sangat jarang dan akan sembuh bila obat dihentikan.
 Penggunaan Oskadon SP dosis besar dan jangka panjang dapat menyebabkan
kerusakan hati.
h. Peringatan dan perhatian
 Oskadon SP tidak dianjurkan digunakan pada anak umur di bawah 12 tahun, ibu
menyusui, dan wanita hamil.
 Sebelum minum obat ini agar dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter apabila
menderita penyakit saluran cerna bagian atas, gangguan fungsi ginjal, gagal jantung,
hipertensi, gangguan pembekuan darah, asma, lupus ertematosus sistemik.
 Laporkan ke dokter, bila selama penggunaan obat ini terjadi efek samping obat.
 Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan karena dapat menyebabkan kerusakan
fungsi hati.
 Bila setelah 5 hari nyeri tidak menghilang, segera hubungi dokter atau unit
pelayanan kesehatan.
 Jangan diminum bersama asetosal, atau obat lain yang mengandung paracetamol,
ibuprofen atau obat pencegah pembekuan darah golongan warfarin.
i. Interaksi obat
Alkohol, antikoagulan oral.
j. Kemasan
Ultraflu tablet, dus.
IV. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
No Alat Ukuran Jumlah
1 Erlenmeyer 100 mL 4 Buah
2 Penangas air 50 mL 1 Buah
3 Buret Lengkap 50 mL 1 Buah
4 Gelas Arloji - 1 Buah
5 Pipet Tetes - 4 Buah
6 Gelas Ukur 10 ml, 25 mL 2 Buah
7 Lumpang porselin - 1 Buah
8 Penggerus - 1 Buah
9 Neraca analitik - 1 Buah
10 Botol Semprot - 1 Buah
11 tissue - secukupnya
B. Bahan
No Bahan Satuan Jumlah
1 Oskadon gram 4,5
2 Alkohol mL 50
3 Aquadest mL 20
4 NaOH 0,1 N mL 100
5 Indikator PP Tetes 6
V. PROSEDUR KERJA
1. Digerus tablet oskadon sampai halus
2. Ditimbang serbuk oskadon sebanyak 2 gram dan 2,5 gram kemudian di masukkan ke
dalam masing-masing labu erlenmeyer 100 ml
3. Dicuci lumpang dengan alkohol kemudian menuangkannya ke dalam erlenmeyer
sampai volume alkohol yang dimasukkan ke dalam erlenmeyer adalah 25 ml
4. Digoyang-goyangkan erlenmeyer selama 5 menit
5. Dipanaskan labu erlenmeyer pada penangas air sehingga larutan mendidih
6. Ditambahkan 5 ml air suling dan indikator pp pada labu erlenmeyer yang telah dingin
7. Dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai larutan berubah menjadi ungu muda dan bila
dibiarkan 1 menit warnanya tetap
8. Diulangi titrasi sampai 2 kali dengan massa yang berbeda
VI. HASIL PENGAMATAN
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Digerus tablet oskadon sampai halus  Obat oskadon yang berbentuk
tablet berubah menjadi
bubuk/serbuk.
2. Ditimbang serbuk oskadon sebanyak 2 gram dan
2,5 gram lalu dimasukan ke dalam masing-masing
labu erlenmeyer 100 ml.
 Labu erlenmeyer I = 2 gram.
 Labu erlenmeyer II = 2,5 gram.
3. Lumpang dicuci dengan alkohol kemudian
dituangkan ke dalam erlenmeyer sampai volume
alkohol 25 ml.
 Tercium bau alkohol.
4. Digoyang-goyangkan erlenmeyer selama 5 menit.  Labu erlenmeyer I :
Larutan berwarna putih pudar.
 Labu erlenmeyer II :
Larutan berwarna putih pudar.
5. Dipanaskan labu erlenmeyer pada penangas air
hingga larutan mendidih.
 Labu erlenmeyer I :
Larutan tetap berwarna putih
pudar.
 Labu erlenmeyer II :
Larutan tetap berwarna putih
pudar.
6. Ditambahkan 5 ml air suling dan 2 tetes indikator
pp pada labu erlenmeyer yang telah dingin.
 Labu erlenmeyer I :
Tidak ada perubahan.
 Labu erlenmeyer II :
Tidak ada perubahan.
7. Dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai larutan
berubah menjadi ungu muda dan bila dibiarkan 1
menit warnanya tetap.
 Labu erlenmeyer I :
Larutan berubah menjadi ungu
muda pada volume NaOH 26, 5
ml.
 Labu erlenmeyer II :
Larutan berubah menjadi ungu
muda pada volume NaOH 25,3
ml.
VII. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
A. PERHITUNGAN
Berat Aspirin NaOH 0,1 N yang diperlukan
2 gram 26,5 ml
2,5 gram 25,3 ml
Sedangkan diketahui bahwa 1 ml NaOH adalah setara dengan 0,01802 gram aspirin.
a. Massa NaOH
Massa NaOH = N x VH20 x MrNaOH
= 0,1 N x 100 ml x 40
= 0,4 gram
b. Massa Aspirin
1). Massa aspirin pada obat oskadon 2 gram
Diketahui : massa obat = 2 gram
Volume NaOH = 2,6 ml
1 ml NaOH = 0,01802 gram / ml aspirin
Massa aspirin = VNaOH x 0,01802 gram/ml
= 2,6 ml x 0,08102 gram/ml
= 0,477 gram
2). Massa aspirin pada obat oskadon 2,5 gram
Diketahui : massa obat = 2,5 gram
Volume NaOH = 25,3 ml
1 ml NaOH = 0,01802 gram/ml aspirin
Massa aspirin = VNaOH x 0,01802 gram/ml
= 25,3 ml x 0,01802 gram/ml
= 0,459 gram
c. Kadar aspirin
1). Massa oskadon 2 gram
Kadar aspirin =
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑠𝑝𝑖𝑟𝑖𝑛
2 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑥 100%
=
0,477 𝑔𝑟𝑎𝑚
2 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑥 100%
= 23.85 %
2). Massa oskadon 2,5 gram
Massa oskadon =
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑠𝑝𝑖𝑟𝑖𝑛
2,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑥 100%
=
0,459 𝑔𝑟𝑎𝑚
2.5 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑥 100%
= 18.36 %
d. Kadar rata-rata aspirin
Kadar rata-rata aspirin =
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑝𝑖𝑟𝑖𝑛 𝑎+𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑝𝑖𝑟𝑖𝑛 𝑏
2
=
23.85 %+18.36 %
2
= 21.10 %
S =
√∈(𝑁1− 𝑁̅ )+ ( 𝑁2− 𝑁̅̅̅̅)
𝑛−1
=
√∈(23.85− 21.10)+ (18.36− 21.10̅̅̅̅̅̅̅̅̅)
2−1
=
√∈(2,75)+ (−2.74)
1
=
√7.56 + 7.50 )
1
= √15,06
= 3.88
B. PEMBAHASAN
Dalam percobaan kali ini bertujuan untuk menetukan kadar aspirin pada obat
oskadon. Bahan yang digunakan adalah tablet oskadon 2 gram dengan 2,5 gram.
Percobaan pertama adalah menentukan kadar aspirin. Untuk menetukan kadar aspirin
digunakan tablet oskadon yang kemudian digerus sampai halus dengan lumpang
porselin. Tablet yang sudah dihaluskan, dimasukan dalam erlemeyer ditambah 25 ml
alkohol. Penggunaan alkohol karena aspirin bersifat semipolar, alkohal juga semipolar
sehingga dapat saling melarutkan, sehingga aspirim pada obat oskadon dapat terlarut.
Kemudian erlemeyer yang berisi serbuk aspirin dan 25 ml alkohol dikocok kurang lebih
selama 5 menit agar aspirin dan alkohol bercampur. Selanjutnya erlemeyer dipanaskan
agar ikatan COOH terputus menjadi COO- dan H+.
Selain itu pemanasan juga akan mempercepat reaksi. Setelah dipanaskan larutan
didinginkan dan ditambahkan dengan 5 ml air, penambahan air ke dalam larutan
dilakukan untuk mengencerkan larutan. Kemudian larutan ditetesi dengan indikator PP
3 tetes agar larutan mengalami perubahan warna ketika mencapai titik akhir titrasi yang
akan membuat larutan berubah warna menjadi ungu muda, tetapi indikator PP tidak
dapat larut dalam air tetapi dapat larut dengan alkohol. Selanjutnya larutan dititrasi
dengan larutan NaOH 0,1 N karena aspirin bersifat asam yang tergolong asam
karboksilat sehingga harus dinetralkan dengan basa. Dalam titrasi terjadi reaksi sebagai
berikut :
+ NaOH
Titrasi dihentikan setelah warna yang semula berwarna putih jernih menjadi ungu
muda. Jika reaksi terjadi kelebihan NaOH, maka reaksi menjadi:
+ NaOH
CH3O C
O
COOH
CH3O C
O
COONa
CH3O C
O
COOH
ONa
CH3O C
O
+ H2O
+ COOH
Dari hasil percobaan diatas, didapatkan data bahwa volume NaOH 0,1 N yang
digunakan untuk menitrasi adalah 26,5 ml dan 25,3 ml. Pada proses perubahan warna ini
NaOH mula-mula akan bereaksi dengan aspirin sampai akhirnya aspirin akan habis
bereaksi dengan basa sehingga kelebihan basa akan bereaksi dengan indikator pp
dan membentuk warna larutan ungu muda. Setelah didapat data volume NaOH maka
kadar aspirin dapat dicari dengan rumus:
Kadar aspirin =
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑠𝑝𝑖𝑟𝑖𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ (𝑔𝑟𝑎𝑚)
𝑥 100%
Dengan rumus diatas didapatkan kadar rata- rata aspirin sebesar 45,3%. Sedangkan
pada Tiap tablet kemasan Oskadon SP mengandung Paracetamol 350 mg dan Ibuprofen
200 mg dan tidak ada menunjukkan aspirin tetapi larutan yang berubah warna menjadi
ungu muda kemungkinan yang bereaksi dengan NaOH adalah parasetamol yang bersifat
asam sehingga dari reaksi tersebut dapat ditentukan aspirin didalamnya. Dari percobaan
ini didapatkan kadar parasetamol yang bereaksi dengan NaOH yang di dalamnya
mengandung aspirin sebesar 21.10 % .
Ketidak sesuaian antara aspirin pada perhitungan dan kadar aspirin pada kemasan
disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu :
1. Faktor kesalahan dalam penitrasian
2. Jumlah sampel yang diperlukan kemungkinan kurang
3. Pada saat penambahan air setelah sampel dipanaskan kemungkinan sampel masih
dalam keadaan panas saat ditambahkan air
4. Larutan standar yang digunakan ( NaOH ) kemungkinan kurang tepat, terutama saat
pembuatan larutan standar, seperti padaa saat penimbangan.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah suatu jenis obat dari keluarga
salisilat yang sering digunakan sebagai analgesik (terhadap rasa sakit atau nyeri
minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi.
2. Dari hasil percobaan obat oskadon positif mengandung aspirin yang ditunjukan
dengan adanya perubahan warna ungu muda yang terjadi saat dititrasi dengan
NaOH. Dari hasil perhitungan diperoleh kadar aspirin pada 2 gram obat oskadon
adalah 23.85 %, dan 2,5 gram obat oskadon adalah 18.36 %. Dari hasil ini
diperoleh kadar rata-rata aspirin dalam obat oskadon adalah 21.10 %.
B. Saran
Pada percobaan praktikum ini harus teliti supaya dapat hasil yang maksimal,
dengan teliti pada saat penggerusan, pendidihan dan saat titrasi. Karena pada
percobaan ini butuh ketelitian yang baik supaya mendapatkan hasil yang maksimal.
Selain itu kebersihan alat yang digunakan sangat berguna untuk steril.
DAFTAR PUSTAKA
Chadijah, Sitti Chadijah, Wa Ode Rustiah dan Anna Handayani. Penuntun
Praktikum Kimia Analitik. Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2012
Ibnu, M. Sodiq Ibnu, et al.. Kimia Analitik I . Malang: Universitas Negeri Malang,
2005
Khopkar, S. M.. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia, 2010
Mursyidi, Achmad dan Abdul Rohman. Volumetri dan Gravimetri. Yogyakarta:
UGM-Press, 2008
Morie, Indigo. “Titrasi Asam Basa”, belajarkimia.com. 7 April 2008.
http://belajarkimia.com/2008/04/titrasi-asam-basa/. Diakses pada tanggal 31
Mei 2012
Wilyta, Intan Wilyta. “Asidimetri”, scribd.com. 30 Oktober 2011.
http://www.scribd.com/doc/70246435/asidimetri. Diakses pada tanggal 31 Mei
2012
Zulfikar. “Titrasi Asam Basa”, Chem-is-try.org-Situs Kimia Indonesia. 27 Desember
2010. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-
kimia-dan-analisis/titrasi-asam-basa/. Diakses pada tanggal 31 Mei 2012
LAMPIRAN
1. Obat Aspirin ( Asam Salisilat)
2. Proses penimbangan
3. Proses Pemanasan
4. Sampel 2,5 gram oskadon
5. Sampel 2 gram oskadon

Contenu connexe

Tendances

Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
wd_amaliah
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Dokter Tekno
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
Ridha Faturachmi
 

Tendances (20)

Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
Kimia analisis ku
Kimia analisis kuKimia analisis ku
Kimia analisis ku
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : Soxhletasi
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
 
laporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docxlaporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docx
 
Analisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif KarbohidratAnalisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif Karbohidrat
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
Destilasi uap air(1)
Destilasi uap air(1)Destilasi uap air(1)
Destilasi uap air(1)
 
Analisis senyawa obat
Analisis senyawa obatAnalisis senyawa obat
Analisis senyawa obat
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
Pembuatan amilum
Pembuatan amilumPembuatan amilum
Pembuatan amilum
 
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
 

Similaire à Laporan lengkap aspirin (9)

Sintesis aspirin
Sintesis aspirinSintesis aspirin
Sintesis aspirin
 
95394 aspirin dan metil salisilat amel
95394 aspirin dan metil salisilat amel95394 aspirin dan metil salisilat amel
95394 aspirin dan metil salisilat amel
 
236122612 makalah-aspirin
236122612 makalah-aspirin236122612 makalah-aspirin
236122612 makalah-aspirin
 
Sintesis aspirin
Sintesis aspirinSintesis aspirin
Sintesis aspirin
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
 
Esterifikasi fenol_Farisya Diansyafira.pptx
Esterifikasi fenol_Farisya Diansyafira.pptxEsterifikasi fenol_Farisya Diansyafira.pptx
Esterifikasi fenol_Farisya Diansyafira.pptx
 
Farmako git
Farmako gitFarmako git
Farmako git
 
Asam organik
Asam organikAsam organik
Asam organik
 
Asam organik
Asam organikAsam organik
Asam organik
 

Plus de CarlosEnvious

Plus de CarlosEnvious (10)

Analisis soal pilihan ganda 16.1
Analisis soal pilihan ganda 16.1Analisis soal pilihan ganda 16.1
Analisis soal pilihan ganda 16.1
 
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimiaTelaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
Kapita fix2
Kapita fix2Kapita fix2
Kapita fix2
 
Pemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
Pemisahan Alkohol dan Air dengan DestilasiPemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
Pemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
 
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDUIDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU
 
Laporan tanin
Laporan tanin Laporan tanin
Laporan tanin
 
Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
Lap. praktikum destilasi uap bunga kambojaLap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
 
Lap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kambojaLap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
 
Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirinLaporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin
 

Dernier

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Dernier (20)

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 

Laporan lengkap aspirin

  • 1. I. TOPIK : MENGANALISIS ASPIRIN DALAM OSKADAN II. TUJUAN Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar aspirin dalam obat oskadon. III. DASAR TEORI Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah suatu jenis obat dari keluarga salisilat yang sering digunakan sebagai analgesik (terhadap rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi. Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. Aspirin adalah asam organik lemah yang unik diantara obat-obat AINS dalam asetilasi (dan juga inaktivasi) siklo-oksigenase irreversible. Aspirin cepat dideasetilasi oleh esterase dalam tubuh, menghasilkan salisilat yang mempunyai efek anti-inflamasi, antipiretik dan atau analgesik. Efek antipiretik dan anti-inflamasi salisilat terjadi karena penghambatan sintesis prostaglandin di pusat pengaturan panas dalam hipotalmus dan perifer di daerah target (Mycek, 2002). Pada tahun 1853, seorang ahli kimia Perancis bernama Charles Frederic Gerhardt berhasil menetralkan salicin alami menjadi asam salisilat (salicylic acid) lewat penyanggaan (buffering) dengan natrium dan asam asetat. Asam salisilat ini lebih "ramah" terhadap perut. Kemudian di tahun 1899, seorang ahli kimia Jerman, bernama Felix Hoffmann, yang bekerja bagi Bayer, menemukan kembali formula Gerhardt. Hoffmann membujuk Bayer untuk memasarkan obat itu, yang selanjutnya muncul di pasar dengan nama pasaran "Aspirin". Aspirin adalah obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk tablet. Sebelumnya, obat diperdagangkan dalam bentuk bubuk (puyer). Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat menggunakan katalis H2SO4 pekat sebagai zat penghidrasi.Asam salisilat adalah asam bifungsional yang mengandung dua gugus –OH dan –COOH.Karenanya asam salisilat ini dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda. Dengan anhidrida asam asetat akan menghasilkan aspirin, sedangkan dengan metanol ekses akan menghasilkan metil salisilat. Asam salisilat diubah melalui perubahan dari gugus gugus fenol menjadi gugus ester asetat sehingga membentuk senyawa asam asetilsalisilat.Asam ini bersifat lebih kuat daripada asam salisilat tetapi tidak korosif.( Kusuma, 2003 )
  • 2. Aspirin atau asam asetil salisilat merupakan senyawa derivatif dari asam salisilat. Aspirin berupa kristal putih dan berbentuk seperti jarum. Dalam pembuatan aspirin tidak akan dihasilkan produk yang baik jika suasananya berair, karena asam salisilat yang terbentuk akan terhidrolisa menjadi asam salisilat berair. Aspirin diperoleh dengan proses asetilasi terhadap asam salisilat dengan katalisator H2SO4 pekat. Asetilasi adalah terjadinya pergantian atom H pada gugus –OH dan asam salisilat dengan gugus asetil dari asam asetil anhidrat.Karena asam salisilat adalah desalat phenol, maka reaksinya adalah asetilasi destilat phenol.Asetilasi ini tidak melibatkan ikatan C-O yang kuat dari phenol, tetapi tergantung pada pemakaian, pemisahan ikatan –OH. Jika dipakai asam karboksilat untuk asetilasi biasanya rendemen rendah. Hasil yang diperoleh akan lebih baik. Jika digunakan suatu derivat yang lebih reaktif menghasilkan ester asetat. Nama lain aspirin adalah metil ester asetanol (karena doperoleh dari esterifikasi asam salisilat sehingga merupakan asam asetat dan fenilsalisilat). ( Vogel, 1990) Struktur Aspirin : 1. Sifat Fisik dan Sifat Kimia Aspirin  Sifat Fisik : 1. Bentuk kristal seperti jarum 2. Berwarna putih mengkilat 3. Dalam alkohol panas larut 4. Titik leleh 135-136 o C 5. Bilangan molekul: 180 g/mol  Sifat Kimia: 1. Dengan NaOH 10% terhidrolisa menjadi asam salisilat bebas 2. Dengan air terhidrolisis menjadi asam salisilat bebas dan asam asetat
  • 3. 3. Tidak terhidrolisis dalam asam lemak, karena dalam lambung tidak diserap dahulu. Setelah dalam usus halus, dalam suasana basa dapat terhidrolisis menghasilkan asam salisilat bebas. (Fieser, 1987) Reaksi asetilasi merupakan jalur metabolisme obat yang mengandung fungsi amin pertama hes N-asetilasi tidak banyak meningkatkan kelarutan air.Fungsi utama reaksi asetilasi adalah membuat senyawa menjadi tidak aktif dan untuk diefektifikasi.Kadang- kadang hasil N-asetilasi bersifat lebih reaktif daripada senyawa induk.Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi asetilasi adalah pemanasan. Dengan adanya pemanasan sampai suhu tertentu, molekul akan putus ikatannya dan terionisasi. Faktor lainnya adalah adanya perbedaan aktivasi enzim. (Wilcox, 1995) Aspirin bersifat analgesik yang efektif sebagai penghilang rasa sakit. Selain itu, aspirin juga merupakan zat anti-inflammatory, untuk mengurangi sakit pada cedera ringan seperti bengkak dan luka yang memerah. Aspirin juga merupakan zat antipiretik yang berfungsi untuk mengurangi demam. Tiap tahunnya, lebih dari 40 juta pound aspirin diproduksi di Amerika Serikat, sehingga rata-rata penggunaan aspirin mencapai 300 tablet untuk setiap pria, wanita serta anak-anak setiap tahunnya. Penggunaan aspirin secara berulang-ulang dapat mengakibatkan pendarahan pada lambung dan pada dosis yang cukup besar dapat mengakibatkan reaksi seperti mual atau kembung, diare, pusing dan bahkan berhalusinasi. Dosis rata-rata adalah 0.3-1 gram, dosis yang mencapai 10-30 gram dapat mengakibatkan kematian (Austin, 1984). Pembuatan aspirin sintesis dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Sintesa Aspirin menurut Kolbe. Pembuatan asam salisilat dilakukan dengan Sintesis Kolbe, metode ini ditemukan oleh ahli kimia Jerman yang bernama Hermann Kolbe. Pada sintesis ini, sodium phenoxide dipanaskan bersama CO2 pada tekanan tinggi, lalu ditambahkan asam untuk menghasilkan asam salisilat. Asam salisilat yang dihasilkan kemudian di reaksikan dengan asetat anhidrat dengan bantuan asam sulfat sehingga dihasilkan asam asetilsalisilat dan asam asetat.
  • 4. 2. Sintesa Aspirin Setelah Modifikasi Sintesa Kolbe oleh Schmit. Larutan sodium phenoxide masuk ke dalam revolving heated ball mill yang memiliki tekanan vakum dan panas (130 O C). Sodium phenoxide berubah menjadi serbuk halus yang kering, kemudian dikontakkan dengan CO2 pada tekanan 700 kPa dan temperatur 100 °C sehingga membentuk sodium salicylate. Sodium salicylate dilarutkan keluar dari mill dan lalu dihilangkan warnanya dengan menggunakan karbon aktif. Kemudian ditambahkan asam sulfat untuk mengendapkan asam salisilat, asam salisilat dimurnikan dengan sublimasi. Untuk membentuk aspirin, asam salisilat di reflux bersama asetat anhidrat di dalam pelarut toluene selama 20 jam. Campuran reaksi kemudian di dinginkan dalam tangki pendingin aluminium, asam asetilsalisilat mengendap sebagai kristal besar. Kristal dipisahkan dengan cara filtrasi atau sentrifugasi, dibilas, dan kemudian dikeringkan. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: 2C6H5ONa + 2 H2O 2 C6H5OH + 2NaOH Phenol Sodium Phenoxide ONaC6H4COONa + C6H5OH 2C6H5ONa + CO2 Sodium salicylate OHC6H4COOH + Na2SO4 ONaC6H4COONa + H2SO4 Asam salisilat OHC6H4COOCH3 + H2O OHC6H4COOH + (CH3CO)2O Asetat anhidrid Aspirin Berdasarkan proses ini, untuk menghasilkan 1 ton asam salisilat, dibutuhkan phenol 800 kg, NaOH 350 kg, CO2 500 kg, Seng 10 kg, Seng Sulfat 20 kg, dan karbon aktif 20 kg.Aspirin dalam bentuk tablet mengandung asam asetilsalisilat 0,5 g. Dimaksudkan untuk mengatasi segala rasa sakit terutama sakit kepala dan pusing, sakit gigi, pegal linu dan nyeri otot, demikin juga pilek, indfluenza dan demam. Efek terapeutik aspirin, menghambat pengaruh dan biosintesa dari pada zat-zat yang menimbulak rasa nyeri, demam dan peradangan (prostaglandin, kinin), days keria antipiretik dan analgetik dari
  • 5. pada aspirin diperkuat oleh pengaruhnya langsung terhadap susunan saraf pusat (Dirjen POM, 1979). Efek samping aspirin yang sering terjadi adalah indikasi tukak lambung atu tukak peptik yang kadang – kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna (Tjay, 2002).Salisilat merupakan obat yang paling banyak digunakan sebagai analgesic, antipiretik, dan anti-inflamasi. Aspirin dosis terapi bekerja cepat dan efektif sebagai antipiretik. Dengan dosis ini laju metabolisme juga meningkat. Pada dosis toksik obat ini justru memperlihatkan efek piretik sehingga terjadi demam dan hiperhidrosis pada keracunan berat (Ganiswarna, 1995). Asam asetil salisilat diabsorbsi cepat dan mencapai suatu persentase yang tinggi setelah pemberian secara oral. Bagian asetil sebagian sudah diuraikan pada jalur mukosa. Dalam hati, setelah dihidrolisis ester lebih lanjut, terbentuk ester glukuronida dan eter glukuronida serta glisinat (asam salisilurat) dari asam salisilat. Hanya sebagian kecil yang dioksidasi menjadi asam gentisinat (Mustchler, 1991). Pada pemberian asam asetil salisilat bersama-sama dengan anti koagulan dan glukokortiroid, bahaya perdarahan pada saluran cerna dipertinggi. Selanjutnya asam asetil salisilat menaikkan kerja hipoglikemik, golongan sulfonylurea dan toksisitas metotreksat. Di samping itu senyawa ini mengurangi kerja diuretic dari diuretika jerat henle akibat penghambatan sintesis prostaglandin, serta mengurangi efek urikosurika karena persaingan terhadap pembawa asam pada alat tubuli ginjal. Walaupun asam salisilat memiliki banyak kegunaan, namun ada efek samping yang tidak disukai yaitu menyebabkan iritasi pada lambung. Penelitian dilakukan untuk menetralisir keasaman asam salisilat dengan natrium, dan dengan mengkombinasikan natrium salisilat dan asetil klorida, namun usaha ini masih belum berhasil. Baru pada tahun 1899, ilmuwan yang bekerja pada Bayer, Felix Hoffman berhasil menemukan asam asetilsalisilat yang lebih ramah ke lambung. Kemudian produk ini diberi nama aspirin, a- dari gugus asetil, -spir- dari nama bunga spiraea , dan –in merupakan akhiran untuk obat pada waktu itu (Tjay, 2002).
  • 6. 2. Oskadon Sp a. (Paracetamol, Ibuprofen) Manfaat, Kegunaan, Penggunaan, Fungsi, Kandungan, Indikasi, Dosis, Efek Samping.Penyakit Terkait : Sakit Kepala, Migrain : Kenali gejala dan pencetusnya, Migrain : Tips mengatasi migraine. b. Komposisi/kandungan Tiap tablet Oskadon SP mengandung Paracetamol 350 mg dan Ibuprofen 200 mg. c. Farmakologi ( cara kerja obat) Oskadon SP merupakan kombinasi antara paracetamol dan ibuprofen. Paracetamol adalah analgesik dan antipiretik, bekerja dengan cara meningkatkan ambang nyeri di dalam otak yang disebut hipotalamus. Sedangkan ibuprofen merupakan suatu antiinflamasi nonsteroid, efektif meredakan nyeri. Efek analgesik ibuprofen berdasarkan penghambatan sintesis prostaglandin yaitu suatu zat perantara rasa nyeri. d. Indikasi / kegunaan Indikasi Oskadon SP adalah untuk mengurangi rasa nyeri yang disebabkan oleh sakit kepala, nyeri sendi dan nyeri otot (pada pinggang dan punggung), dan sakit gigi. e. Kontraindikasi Oskadon SP tidak boleh digunakan pada :  Penderita dengan riwayat hipersensitif/alergi terhadap paracetamol, ibuprofen dan obat antiinflamasi nonsteroid lainnya.  Penderita dengan ulkus peptikum (tukak lambung dan usus 12 jari) yang berat dan aktif, gangguan fungsi hati.  Penderita dimana bila menggunakan acetosal atau obat-obat antiinflamasi non steroid lainnya akan timbul gejala asma, rhinitis atau urtikaria.  Wanita hamil 3 bulan terakhir.
  • 7. f. Dosis dan aturan pakai Dewasa : 1 tablet Oskadon SP, 3 – 4 kali sehari. g. Efek samping  Efek sampng Oskadon SP jarang terjadi, walaupun dapat timbul gangguan saluran pencernaan termasuk mual, muntah, nyeri lambung, atau rasa panas di ulu hati, diare, konstipasi, dan perdarahan lambung.  Juga pernah dilaporkan terjadi ruam kulit, pusing, penyempitan bronkus, trombositopenia, limfopenia, gangguan hati dan ginjal.  Penurunan ketajaman penglihatan dan keseulitan membedakan warna dapat terjadi tetapi sangat jarang dan akan sembuh bila obat dihentikan.  Penggunaan Oskadon SP dosis besar dan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan hati. h. Peringatan dan perhatian  Oskadon SP tidak dianjurkan digunakan pada anak umur di bawah 12 tahun, ibu menyusui, dan wanita hamil.  Sebelum minum obat ini agar dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter apabila menderita penyakit saluran cerna bagian atas, gangguan fungsi ginjal, gagal jantung, hipertensi, gangguan pembekuan darah, asma, lupus ertematosus sistemik.  Laporkan ke dokter, bila selama penggunaan obat ini terjadi efek samping obat.  Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan karena dapat menyebabkan kerusakan fungsi hati.  Bila setelah 5 hari nyeri tidak menghilang, segera hubungi dokter atau unit pelayanan kesehatan.  Jangan diminum bersama asetosal, atau obat lain yang mengandung paracetamol, ibuprofen atau obat pencegah pembekuan darah golongan warfarin.
  • 8. i. Interaksi obat Alkohol, antikoagulan oral. j. Kemasan Ultraflu tablet, dus. IV. ALAT DAN BAHAN A. Alat No Alat Ukuran Jumlah 1 Erlenmeyer 100 mL 4 Buah 2 Penangas air 50 mL 1 Buah 3 Buret Lengkap 50 mL 1 Buah 4 Gelas Arloji - 1 Buah 5 Pipet Tetes - 4 Buah 6 Gelas Ukur 10 ml, 25 mL 2 Buah 7 Lumpang porselin - 1 Buah 8 Penggerus - 1 Buah 9 Neraca analitik - 1 Buah 10 Botol Semprot - 1 Buah 11 tissue - secukupnya B. Bahan No Bahan Satuan Jumlah 1 Oskadon gram 4,5 2 Alkohol mL 50 3 Aquadest mL 20 4 NaOH 0,1 N mL 100 5 Indikator PP Tetes 6 V. PROSEDUR KERJA 1. Digerus tablet oskadon sampai halus 2. Ditimbang serbuk oskadon sebanyak 2 gram dan 2,5 gram kemudian di masukkan ke dalam masing-masing labu erlenmeyer 100 ml 3. Dicuci lumpang dengan alkohol kemudian menuangkannya ke dalam erlenmeyer sampai volume alkohol yang dimasukkan ke dalam erlenmeyer adalah 25 ml 4. Digoyang-goyangkan erlenmeyer selama 5 menit 5. Dipanaskan labu erlenmeyer pada penangas air sehingga larutan mendidih
  • 9. 6. Ditambahkan 5 ml air suling dan indikator pp pada labu erlenmeyer yang telah dingin 7. Dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai larutan berubah menjadi ungu muda dan bila dibiarkan 1 menit warnanya tetap 8. Diulangi titrasi sampai 2 kali dengan massa yang berbeda VI. HASIL PENGAMATAN No Perlakuan Hasil Pengamatan 1. Digerus tablet oskadon sampai halus  Obat oskadon yang berbentuk tablet berubah menjadi bubuk/serbuk. 2. Ditimbang serbuk oskadon sebanyak 2 gram dan 2,5 gram lalu dimasukan ke dalam masing-masing labu erlenmeyer 100 ml.  Labu erlenmeyer I = 2 gram.  Labu erlenmeyer II = 2,5 gram. 3. Lumpang dicuci dengan alkohol kemudian dituangkan ke dalam erlenmeyer sampai volume alkohol 25 ml.  Tercium bau alkohol. 4. Digoyang-goyangkan erlenmeyer selama 5 menit.  Labu erlenmeyer I : Larutan berwarna putih pudar.  Labu erlenmeyer II : Larutan berwarna putih pudar. 5. Dipanaskan labu erlenmeyer pada penangas air hingga larutan mendidih.  Labu erlenmeyer I : Larutan tetap berwarna putih pudar.  Labu erlenmeyer II : Larutan tetap berwarna putih pudar. 6. Ditambahkan 5 ml air suling dan 2 tetes indikator pp pada labu erlenmeyer yang telah dingin.  Labu erlenmeyer I : Tidak ada perubahan.  Labu erlenmeyer II : Tidak ada perubahan. 7. Dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai larutan berubah menjadi ungu muda dan bila dibiarkan 1 menit warnanya tetap.  Labu erlenmeyer I : Larutan berubah menjadi ungu muda pada volume NaOH 26, 5 ml.  Labu erlenmeyer II : Larutan berubah menjadi ungu muda pada volume NaOH 25,3 ml.
  • 10. VII. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN A. PERHITUNGAN Berat Aspirin NaOH 0,1 N yang diperlukan 2 gram 26,5 ml 2,5 gram 25,3 ml Sedangkan diketahui bahwa 1 ml NaOH adalah setara dengan 0,01802 gram aspirin. a. Massa NaOH Massa NaOH = N x VH20 x MrNaOH = 0,1 N x 100 ml x 40 = 0,4 gram b. Massa Aspirin 1). Massa aspirin pada obat oskadon 2 gram Diketahui : massa obat = 2 gram Volume NaOH = 2,6 ml 1 ml NaOH = 0,01802 gram / ml aspirin Massa aspirin = VNaOH x 0,01802 gram/ml = 2,6 ml x 0,08102 gram/ml = 0,477 gram 2). Massa aspirin pada obat oskadon 2,5 gram Diketahui : massa obat = 2,5 gram Volume NaOH = 25,3 ml 1 ml NaOH = 0,01802 gram/ml aspirin Massa aspirin = VNaOH x 0,01802 gram/ml = 25,3 ml x 0,01802 gram/ml = 0,459 gram c. Kadar aspirin 1). Massa oskadon 2 gram Kadar aspirin = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑠𝑝𝑖𝑟𝑖𝑛 2 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 100% = 0,477 𝑔𝑟𝑎𝑚 2 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 100% = 23.85 %
  • 11. 2). Massa oskadon 2,5 gram Massa oskadon = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑠𝑝𝑖𝑟𝑖𝑛 2,5 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 100% = 0,459 𝑔𝑟𝑎𝑚 2.5 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 100% = 18.36 % d. Kadar rata-rata aspirin Kadar rata-rata aspirin = 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑝𝑖𝑟𝑖𝑛 𝑎+𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑝𝑖𝑟𝑖𝑛 𝑏 2 = 23.85 %+18.36 % 2 = 21.10 % S = √∈(𝑁1− 𝑁̅ )+ ( 𝑁2− 𝑁̅̅̅̅) 𝑛−1 = √∈(23.85− 21.10)+ (18.36− 21.10̅̅̅̅̅̅̅̅̅) 2−1 = √∈(2,75)+ (−2.74) 1 = √7.56 + 7.50 ) 1 = √15,06 = 3.88
  • 12. B. PEMBAHASAN Dalam percobaan kali ini bertujuan untuk menetukan kadar aspirin pada obat oskadon. Bahan yang digunakan adalah tablet oskadon 2 gram dengan 2,5 gram. Percobaan pertama adalah menentukan kadar aspirin. Untuk menetukan kadar aspirin digunakan tablet oskadon yang kemudian digerus sampai halus dengan lumpang porselin. Tablet yang sudah dihaluskan, dimasukan dalam erlemeyer ditambah 25 ml alkohol. Penggunaan alkohol karena aspirin bersifat semipolar, alkohal juga semipolar sehingga dapat saling melarutkan, sehingga aspirim pada obat oskadon dapat terlarut. Kemudian erlemeyer yang berisi serbuk aspirin dan 25 ml alkohol dikocok kurang lebih selama 5 menit agar aspirin dan alkohol bercampur. Selanjutnya erlemeyer dipanaskan agar ikatan COOH terputus menjadi COO- dan H+. Selain itu pemanasan juga akan mempercepat reaksi. Setelah dipanaskan larutan didinginkan dan ditambahkan dengan 5 ml air, penambahan air ke dalam larutan dilakukan untuk mengencerkan larutan. Kemudian larutan ditetesi dengan indikator PP 3 tetes agar larutan mengalami perubahan warna ketika mencapai titik akhir titrasi yang akan membuat larutan berubah warna menjadi ungu muda, tetapi indikator PP tidak dapat larut dalam air tetapi dapat larut dengan alkohol. Selanjutnya larutan dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N karena aspirin bersifat asam yang tergolong asam karboksilat sehingga harus dinetralkan dengan basa. Dalam titrasi terjadi reaksi sebagai berikut : + NaOH Titrasi dihentikan setelah warna yang semula berwarna putih jernih menjadi ungu muda. Jika reaksi terjadi kelebihan NaOH, maka reaksi menjadi: + NaOH CH3O C O COOH CH3O C O COONa CH3O C O COOH ONa CH3O C O + H2O + COOH
  • 13. Dari hasil percobaan diatas, didapatkan data bahwa volume NaOH 0,1 N yang digunakan untuk menitrasi adalah 26,5 ml dan 25,3 ml. Pada proses perubahan warna ini NaOH mula-mula akan bereaksi dengan aspirin sampai akhirnya aspirin akan habis bereaksi dengan basa sehingga kelebihan basa akan bereaksi dengan indikator pp dan membentuk warna larutan ungu muda. Setelah didapat data volume NaOH maka kadar aspirin dapat dicari dengan rumus: Kadar aspirin = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑠𝑝𝑖𝑟𝑖𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ (𝑔𝑟𝑎𝑚) 𝑥 100% Dengan rumus diatas didapatkan kadar rata- rata aspirin sebesar 45,3%. Sedangkan pada Tiap tablet kemasan Oskadon SP mengandung Paracetamol 350 mg dan Ibuprofen 200 mg dan tidak ada menunjukkan aspirin tetapi larutan yang berubah warna menjadi ungu muda kemungkinan yang bereaksi dengan NaOH adalah parasetamol yang bersifat asam sehingga dari reaksi tersebut dapat ditentukan aspirin didalamnya. Dari percobaan ini didapatkan kadar parasetamol yang bereaksi dengan NaOH yang di dalamnya mengandung aspirin sebesar 21.10 % . Ketidak sesuaian antara aspirin pada perhitungan dan kadar aspirin pada kemasan disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu : 1. Faktor kesalahan dalam penitrasian 2. Jumlah sampel yang diperlukan kemungkinan kurang 3. Pada saat penambahan air setelah sampel dipanaskan kemungkinan sampel masih dalam keadaan panas saat ditambahkan air 4. Larutan standar yang digunakan ( NaOH ) kemungkinan kurang tepat, terutama saat pembuatan larutan standar, seperti padaa saat penimbangan.
  • 14. VII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah suatu jenis obat dari keluarga salisilat yang sering digunakan sebagai analgesik (terhadap rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi. 2. Dari hasil percobaan obat oskadon positif mengandung aspirin yang ditunjukan dengan adanya perubahan warna ungu muda yang terjadi saat dititrasi dengan NaOH. Dari hasil perhitungan diperoleh kadar aspirin pada 2 gram obat oskadon adalah 23.85 %, dan 2,5 gram obat oskadon adalah 18.36 %. Dari hasil ini diperoleh kadar rata-rata aspirin dalam obat oskadon adalah 21.10 %. B. Saran Pada percobaan praktikum ini harus teliti supaya dapat hasil yang maksimal, dengan teliti pada saat penggerusan, pendidihan dan saat titrasi. Karena pada percobaan ini butuh ketelitian yang baik supaya mendapatkan hasil yang maksimal. Selain itu kebersihan alat yang digunakan sangat berguna untuk steril.
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Chadijah, Sitti Chadijah, Wa Ode Rustiah dan Anna Handayani. Penuntun Praktikum Kimia Analitik. Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2012 Ibnu, M. Sodiq Ibnu, et al.. Kimia Analitik I . Malang: Universitas Negeri Malang, 2005 Khopkar, S. M.. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia, 2010 Mursyidi, Achmad dan Abdul Rohman. Volumetri dan Gravimetri. Yogyakarta: UGM-Press, 2008 Morie, Indigo. “Titrasi Asam Basa”, belajarkimia.com. 7 April 2008. http://belajarkimia.com/2008/04/titrasi-asam-basa/. Diakses pada tanggal 31 Mei 2012 Wilyta, Intan Wilyta. “Asidimetri”, scribd.com. 30 Oktober 2011. http://www.scribd.com/doc/70246435/asidimetri. Diakses pada tanggal 31 Mei 2012 Zulfikar. “Titrasi Asam Basa”, Chem-is-try.org-Situs Kimia Indonesia. 27 Desember 2010. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan- kimia-dan-analisis/titrasi-asam-basa/. Diakses pada tanggal 31 Mei 2012
  • 16. LAMPIRAN 1. Obat Aspirin ( Asam Salisilat) 2. Proses penimbangan
  • 17. 3. Proses Pemanasan 4. Sampel 2,5 gram oskadon
  • 18. 5. Sampel 2 gram oskadon