SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  252
Télécharger pour lire hors ligne
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 1
KEGIATAN BELAJAR 1
PENGERTIAN, FUNGSI, DAN KOMPONEN KURIKULUM
A. PENGERTIAN KURIKULUM
Ada banyak pengertian kurikulum tergantung dari sisi mana memandangnya.
Namun, istilah kurikulum (curriculum) pada awalnya digunakan dalam dunia
olahraga, berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Pada saat itu
kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari
start sampai finish untuk memperoleh mendali atau penghargaan. Kemudian,
pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata
pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir
program pembelajaran untuk mempeoleh ijazah. Dari rumusan pengertian kurikulum
tersebut terkandung dua hal pokok, yaitu (1) adanya mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh siswa (2) tujuan utamanya, yaitu untuk memperoleh ijazah. Implikasi
pengertian tersebutterhadap praktik pengajaran adalah bahwa untuk memperoleh
ijazah atau sertifikat setiap siswa harus menguasai seluruh mata pelajaran yang
diberikan dan menempatkan guru dalam posisi yang sangat penting dan menentukan.
Keberhasilan siswa ditentukan oleh seberapa jauh mata pelajaran tersebut dikuasai
dan biasanya disimbolkan dengan skor yang diperoleh setelah mengikuti suatu tes
atau ujian.
Pengertian kurikulum tersebut dianggap pengertian yang sempit atau
sederhana. Jika Anda mempelajari buku-buku atau literatur lainnya tentang kurikulum
yang berkembang saat ini, terutama yang berkembang di negara-negara maju maka
Anda menemukan banyak pengertian yang lebih luas dan beragam. Kurikulum tidak
terbatas hanya pada sejumlah mata pelajaran saja, tetapi mencakup semua
pengalaman belajar (learning experiences) yang dialami siswa dan mempengaruhi
perkembangan pribadinya. Bahkan Haroid B. Alberty (1965) memandang kurikulum
sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa dibawah tanggung jawab
sekolah (all of the activities that are provided for the students by the school).
Kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dalam kelas saja, tetapi mencakup juga
kegiatan-kegiatab yang dilakukan oleh siswa di luar kelas. Pendapat yang senada dan
menguatkan pengertian tersebut dikemukakan oleh Saylor, Alexander, dan Lewis
(1974) yang menganggap kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk
mempengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di halaman sekolah,
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 2
maupun di luar sekolah (the curiculum is the sum total of school’s efforts to influence
learning, whether in the classroom, on the playground, or out of school).
Banyak alhi pendidikan yang mmiliki pandangan atau tafsiran yang beragam,
bahkan ada di antaranya yang sangat kontradiktif sehingga hal ini menyebabkan
sulitnya mengambil suatu pengertian yang mewakili pandangan-pandangan tersebut.
Selain itu, pengertian kurikulum senantiasa berkembang terus sejalan dengan
perkembangan teori dan praktik pendidikan. Sementara ini, untuk mengatasi masalah
tersebut, ada usaha-usaha yang dilakukan dengan jalan mengklasifikasikan konsep-
konsep kurikulum ke dalam beberapa segi atau dimensi. Misalnya, ada yang
mengklasifikasiannya berdasarkan pandangan lama dan pandangan kemudian.
Pandangan lama menganggap kurikulum sebagai kumpulan dari mata pelajaran atau
bahan ajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari siswa, sedangkan
pandangan yang kemudian lebih menekankan pada pengalaman belajar. Selain itu ada
yang mengklasifikasikan konsep-konsep kurikulum berdasarkan pandangan
tradisional dan pandangan modern. Pandangan tradisional menganggap kurikulum
tidak lebih dari sekedar rencana pembelajaran di suatu sekolah. Pelajaran-pelajaran
apa saja yang harus ditempuh siswa di suatu sekolah, itulah kurikulum, sedangkan
pandangan modern menganggap kurikulum sekedar rencana pelajaran. Kurikulum
dianggap sebagai sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah.
Dengan beragamnya pendapat mengenai pengertian kurikulum tersebut maka
secara teoretis kita agak sulit menentukan satu pengertian yang dapat merangkum
semua pendapat. Menurut Hamid Hasan (988), sebenarnya kurikulum bukanlah
merupakan sesuatu yang tunggal. Istilah kurikulum menunjukkan berbagai dimensi
pengertian. Ia menunjukkan bahwa pada saat sekarang istilah kurikulum memiliki
empat dimensi pengertian, di mana satu dimensi dengan dimensi lainnya saling
berhubungan. Keempat dimensi kurikulum tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kurikulum sebagai suatu ide
2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan
perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide
3. Kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah
kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum. Secara teoritis
dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana
tertulis
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 3
4. Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum
sebagai suatu kegiatan.
Apabila Anda ingin lebih mudah memahami keterkaitan keempat dimensi
pengertian kurikulum tersebut, perhatikan Gambar 1.1 berikut.
Gambar 1.1
Dimensi kurikulum
Pandangan yang sampai saat ini masih lazim dipakai dalam dunia pendidikan
atau persekolahan di negara kita, kurikulum adalah suatu rencana tertulis yang
disusun guna memperlancar proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan rumusan
pengertian kurikulum yang tertera dalam Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar”. Rencana atau pengaturan tersebut
dituangkan dalam kurikulum tertulis yang disebut Garis-garis Besar Program
Pengajaran (GBPP). GBPP tersebut memuat komponen-komponen minimal yang
mencakup tujuan yang ingin dicapai, konten atau materi yang akan disampaikan,
strategi pembelajaran yang dapat dilakukan, dan evaluasi, bahkan tercakup pula
distribusi materi dalam setiap semester atau caturwulan, media pembelajaran, dan
sumber-sumber rujukannya.
IDE
RENCANA
TERTULIS
IMPLEMENTASI HASIL
Ideal/Potensial
Curriculum
Hindden Curriculum
Actual/Real Curriculum
PBM
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 4
B. PERANAN DAN FUNGSI KURIKULUM
Pada bagian pendahuluan modul ini sudah diungkapkan bahwa peranan
kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah sangatlah strategis dan menentukan
pencapaian tujuan pendidikan. Kurikulum memiliki kedudukan dan posisi yang sangat
sentral dalam keseluruhan proses pendidikan, bahkan kurikulum merupakan syarat
mutlak dan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan itu sendiri. Apabila dirinci
secara lebih mendetail peranan kurikulum sangat penting dalam mencapai tujuan-
tujuan pendidikan, paling tidak terdapat tiga peranan yang dinilai sangat penting,
yaitu peranan konservatif, peranan kritis atau evaluatif, dan peranan kreatif (Hamalik,
1990).
1. Peranan Konservatif
Peranan konservatif menaekankan bahwa kurikulum dapat di jadikan
sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang
dianggap masih relevan dengan masa kini kepada generasi muda, dalam hal ini
para siswa. Dengan demikian, peranan konservatif ini pada hakikatnya
menempatka kurikulum yang berorientasi ke masa lampau. Peranan ini sifatnya
menjadi sangat mendasar, disesuaikan dengan kenyataan bahwa pendidikan pada
hakikatnya merupakan proses sosial. Salah satu tugas pendidikan, yaitu
mempengaruhi dan membina pelaku siswa sesuai dengan nilai-nilai sosial yang
hidup di lingkungan masyarakatnya.
2. Peranan Kreatif
Perkembangan ilmu pengetahuan dan aspek-aspek lainnya senantiasa
terjadi setiap saat. Peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu
mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan
kebutuhan-kebutuhan mendatang. Kurikulum harus mengandung hal-hal yang
dapat membantu setia siswa mengembangkan semua potensi yang ada pada
dirinya untuk memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru, kemampuan-
kemampuan baru, serta cara berfikir baru yang dibutuhkan dalam kehidupannya.
3. Peranan Kritis dan Evaluatif
Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan
budaya yang hidup dalan masyarakat senantiasa mengalami perubahan sehingga
pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu disesuaikan
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 5
dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang. Selain itu, perkembangan yang
terjadi pada masa sekarang dan masa mendatang belum tentu sesuai dengan apa
yang dibutuhkan. Oleh karena itu, peranan kurikulum tidak hanya mewariskan
nilai dan budaya yang ada atau menerapkan hasil perkembangan baru yang
terjadi, melainkan juga memiliki peranan untuk menilai dan memilih nilai dan
budaya serta pengetahuan baru yang akan diwariskan tersebut. Dalam hal ini,
kurikulum harus turut aktif berpartisipasi dalam kontrol atau filter sosial. Nilai-
nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan dan tuntutan masa kini
dihilangkan dan diadakan modifikasi atau penyempurnaan-penyempurnaan.
Ketiga peranan kurikulum tersebut harus berjalan secara seimbang dan
harmonis agar dapat memenuhi tuntutan keadaan. Jika tidak, akan terjadi
ketimpangan-ketimpangan yang menyebabkan peranan kurikulum pendidikan
menjadi tidak optimal. Menyelaraskan ketiga peranan kurikulum tersebut menjadi
tanggung jawab semua pihak yang terkait dalam proses pendidikan, diantaranya
pihak guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, siswa, dan masyarakat. Dengan
demikian, pihak-pihak yang terkait tersebut idealnya dapat memahami betul apa
yang menjadi tujuan dan isi dari kurikulum yang diterapkan sesuai dengan bidang
tugas masing-masing.
Sebelum diuraikan lebih jauh, coba Anda pikirkan atau diskusikan apa
sebenarnya fungsi kurikulum bagi guru, siswa, kepala sekolah/pengawas, orang
tua, dan masyarakat. Jika sudah, perhatikan uraian berikut, kemusian diskusikan
dan kembangkan lagi fungsi-fungsi kurikulum tersebut, terutama bagaimana cara
untuk mengimplementasikannya di sekolah.
Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan
proses belajar-mengajar. Bagi kepala sekolah dan pengawas, kurikulum berfungsi
sebagai pedoman dalam melaksanakan suvpervisi atau pengawasan. Bagi orang
tua, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar
di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk
memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi
siswa sendiri, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar.
Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa, dalam literatur lain,
Alexsander Inglis (dalam Hamalik, 1990) mengemukakan fungsi kurikulum
sebagai berikut.
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 6
1. Fungsi penyesuaian (the adjustive or adaptive function)
2. Fungsi integritas (the integrating function)
3. Funsi deferensiasi (the differentiating function)
4. Fungsi persiapan (the propaedeutic function)
5. Fungsi pemilihan (the selective function)
6. Fungsi diagnostik (the diagnostic function)
Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mempu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted,
yaitu mempu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkunganf isik
maupun lingkungan sosial. Lingkungan itu sendiri senantiasa
mengalamiperubahan dan bersifat dinamis. Oleh karena itu, siswa harus memiliki
kemampuan untuk menyesuaikan diri denagn perubahan yang terjadi di
lingkungannya
Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu menghasilkaan pribadi-pribadu yang utuh. Siswa pada
dasarnya merupakan anggota dan bagian integral dari masyarakat. Oleh karena
itu, siswa harus memiliki kepribadian yang dibutuhkan untuk mendapat hidup dan
berintegrasi dengan masyarakatnya.
Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu membarikan pelayanan terhadap perbedaan individu
siswa. Setiap siswa memiliki perbedaan, baik dari aspek fisik maupun psikis,
yang harus dihargai dan dilayani dengan baik.
Fungsi persiapan mengandung makan bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu mempersiapakan siswa untuk melanjutkan studi ke
jenjang pendidikan berikutnya. Selain itu, kurikulum juga diharapkan dapat
mempersiapkan siswa untuk dapat hidup dalam masyarakat seandainya ia kearena
sesuatu hal, tidak dapat melanjutkan pendidikannya.
Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikaan harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih
program-program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
Program-program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Fungsi
pemilihan ini sangat erat hubungannya dengan fungsi diferensiasi karena
pengakuan atas adanya perbedaan individual siswa berarti pula diberinya
kesempatan bagi siswa tersebut untuk memilih apa yang sesuai dengan minat dan
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 7
kemampuannya. Untuk mewujudkan kedua fungsi tersebut, kurikulum perlu
disusun secara lebih luas dan bersifat fleksibel (luwes/lentur).
Fungsi diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat
memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya.
Apabila siswa sudah mampu memahami kekuatan-kekuatan dan kelemahan-
kelemahan yang ada pada dirinya maka diharapkan siswa dapat mengembangkan
potensi/kekuatan yang dimilikinya atau memperbaiki kelemahan-kelemahannya.
Keenam fungsi yang sudah dikemukakan harus dimiliki oleh suatu
kurikulum lembaga pendidikan secara menyeluruh (komprehensif). Dengan
demikian kurikulum dapat memberikan pengaruh bagi pertumbuhan dan
perkembangan siswa dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.
C. KOMPONEN KURIKULUM
Mengingat bahwa fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah sebagai
alat untuk mencapai tujuan pendidikan maka ini berarti ada bagian-bagian terpenting
dalam kurikulum agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Bagian terpenting ini disebut
komponen. Dari berbagai literatur dikatakan kurikulum sebagai alat untuk mencapai
tujuan pendidikan memiliki komponen pokok dan komponen penunjang yang saling
berkaitan dan berinteraksi kearah tercapainya tujuan pendidikan.
Komponen pokok dari kurikulum meliputi : 1) tujuan, 2) materi/isi, 3) strategi
pembelajaran, dan 4) evaluasi. Sedangkan yang termasuk komponen penunjang
kurikulum adalah system administrasi dan supervise, sistem bimbingan dan
penyuluhan, dan sistem evaluasi.
1. Tujuan
Ivor K. Davies (Hasan, 1990) mengemukakan bahwa tujuan dalam suatu
kurikulum akan menggambarkan kualitas manusia yang diharapkan terbina suatu
proses pembelajaran. Dengan demikian, suatu tujuan memberikan petunjuk
mengenai arah perubahan perilaku yang dicita-citakan dari suatu kurikulum yang
sifatnya harus merupakan sesuatu yang final. Perhatikan juga pendapat berikut.
a. Tujuan memberikan pegangan mengenai apa yang harus dilakukan, bagaimana
cara melakukannya, dan merupakan patokan untuk mengetahui hingga mana
tujuan itu telah dicapai (Nasution, 1987).
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 8
b. Tujuan memegang peranan sangat penting, akan mewarnai komponen-
komponen lainnya dan akan mengarahkan semua kegiatan mengajar (Syaodih,
1988)
c. Tujuan krikulum yang dirumuskan menggambarkan pandangan para
pengembang kurikulum mengenai pengetahuan, kemampuan serta sikap yang
ingin dikembangkan (Hasan, 1990).
Tujuan yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas pula terhadap
pemilihan isi/bahan ajar, strategi, media pembelajaran, dan evaluasi. Bahkan,
dalam berbagai model pengembangan kurikulum, tujuan ini dianggap sebagai
dasar, arah, dan patokan dalam menentukan komponen-komponen lainnya.
Ada ahli kurikulum yang memandang tujuan sebagai proses (process),
seperti Bruner dan Fenton (Hasan, 1990). Namun, kebanyakan para ahli
memandang tujuan sebagai hasil (product). Gagne dan Briggs (1974) menyatakan
bahwa tujuan merupakan suatu kapasitas yang dapat dilakukan dalam waktu tidak
lama setelah suatu kegiatan pendidikan berlangsung, bukan merupakan apa yang
dialami siswa selama proses pendidikan. R.F. Mager dan K.M. Beach Jr. (1967)
mengemukakan bahwa tujuan itu harus menggambarkan produk atau hasil, bukan
prosesnya.
Terlepas dari masalah apakah sebagai proses ataupun hasil, tujuan
kurikulum tidak dapat melepaskan diri dari tuntunan dan kebutuhan masyarakat,
serta didasari oleh falsafah dan ideologi suatu Negara. Hal ini dapat dimengerti
sebab upaya pendidikan itu sendiri merupakan subsistem dalam system
masyarakat dan Negara sehingga kekuatan-kekuatan sosial, politik, budaya,
ekonomi sangat berperan dalam menentukan tujuan kurikulum atau tujuan
pendidikan, terutama tujuan yang sifatnya umum (nasional).
Di Indonesia, tujuan umum pendidikan atau tujuan pendidikan nasional
ditetapkan dalam keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dimuat
dalam GBHN dan Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tujuan
umum tersebut dapat dicapai dalam tujuan-tujuan yang ada di bawahnya yang
berfungsi sebagai tujuan perantara (intermedia). Tujuan-tujuan tersebut
membentuk suatu hieraki yang saling berkaitan dan mempengaruhi. Hieraki tujuan
tersebut selengkapnya digambarkan sebagai berikut.
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 9
Gambar 1.2
Hierarki Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan yang ingin dicapai secara
nasional yang dilandasi oleh falsafah suatu Negara. Sifat tujuan ini ideal,
komprehensif, utuh, dan menjadi induk bagi tujuan-tujuan yang ada di bawahnya.
Tujuan Institusional adalah tujuan yang diharapkan dicapai oleh suatu lembaga
pendidkan, misalnya tujuan pada tingkat SD, SLTP, SMU, SMK dan sebagainya.
Tujuan Kurikuler adalah penjabaran dari tujuan institusional yang berisi program-
program pendidikan yang menjadi sasaran suatu bidang studi atau mata kuliah,
misalnya, tujuan mata pelajaran Matematika, Agama, Bahasa Indonesia dan
sebagainya. Tujuan Instruksional merupakan tujuan tingkat bawah yang harus
dicapai setelah suatu proses pembelajaran. Tujuan ini dirinci lagi menjadi tujuan
instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK). Rumusan tujuan
instruksional umum biasanya sudah tercantum dalam GBPP, sedangkan tujuan
instruksional khusus harus dirumuskan oleh guru sebagai penjabaran TIU.
Istilah tujuan, dalam literatur asing dikenal dengan nama purpose, aims,
goals, objectives, means, dan endz. Zais (1976) dalam hubungannya dengan
masalah kurikulum, mengemukakan tiga istilah tujuan, yaitu curriculum aims,
curriculum goals, dan curriculum objectives. Pernyataan-pernyataan dalam
Tujuan Umum Pendidikan
(Tujuan Pendidikan Nasional)
Tujuan Institusional
(Tujuan Lembaga/Satuan Pendidikan)
Tujuan Pengajaran/Kurikuler
(Tujuan Mata Pelajaran)
Tujuan Instruksional
(Tujuan Pembelajaran)
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 10
curriculum aims lebih menggambarkan tujuan-tujuan hidup/kehidupan yang
diharapkan, yang didasarkan pada nilai filsafat dan tidak langsung berhubungan
dengan sekolah. Zais memberi contoh tujuan seperti self realization, ethical
character, dan civic responsibility. Jika diperhatikan, tampaknya tujuan ini
sinonim dengan tujuan umum pendidikan atau tujuan pendidikan nasional.
Curriculum goals lebih diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan sekolah atau
lembaga pendidikan atau system pengajaran, seperti mengembangkan
kesanggupan berpikir, penghayatan/apresiasi sastra, pengetahuan warisan budaya,
minat terhadap masalah sosial. Tujuan ini hampir sama dengan tujuan institusional
kurikuler. Curriculum objectives dimaksudkan sebagai tujuan-tujuan khusus
pengajaran kelas. Tujuan ini hampir sama dengan tujuan instruksional.
Selain istilah yang digunakan oleh Zais di atas, Saylor, Alexander, dan
Lewis (1981) mengungkapkan tujuan kurikulum dengan menggunakan istilah
purposes, general goals, subgoals, objectives, dan specific objectives. Tujuan pada
level pengajaran (instruksional) dirumuskan secara khusus/spesifik dan
menekankan pada perilaku siswa. Gagne dan Briggs mengklasifikasikan tujuan-
tujuan tersebut ke dalam lima kategori atau domain, yaitu verbal information,
attitudes, intellectual, skills, motor skills, dan cognitive strategies. Howard
Kingleys (Sudjana, 1988) membagi tujuan menjadi tiga kategori, yaitu
keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita.
Sementara itu, yang dijadikan dasar perumusan tujuan dalam sistem pendidikan di
Indonesia ialah klasifikasi yang dikemukakan oleh Benjamia S. Bloom, dkk.
Dalam bukunya Taxonomy of Educational Objectives, Bloom membagi tujuan
menjadi tiga domain, yaitu cognitive, affective, dan psychomotor. Dalam
pelaksanaan kurikulum, ketiga domain tersebut saling berkaitan satu sama dengan
lainnya.
Pratt (Kaber, 1988) mengemukakan tujuh criteria yang harus dipenuhi
dalam merumuskan tujuan kurikulum adalah seperti berikut.
a. Tujuan kurikulum harus menunjukkan hasil belajar yang spesifik dan dapat
diamati.
b. Tujuan harus konsisten dengan tujuan kurikulum, artinya, tujuan-tujuan
khusus itu dapat mewujudkan dan sejalan dengan tujuan yang lebih umum.
c. Tujuan harus ditulis dengan tepat, bahasanya jelas sehingga dapat memberi
gambaran yang jelas bagi para pelaksana kurikulum.
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 11
d. Tujuan harus memperlihatkan kelayakan, artinya bahwa tujuan itu bukanlah
suatu standar yang mutlak, melainkan harus dapat disesuaikan dengan situasi.
e. Tujuan harus fungsional, artinya, tujuan itu menunjukkan nilai guna bagi para
peserta didik dan masyarakat.
f. Tujuan harus signifikan dalam arti bahwa tujuan itu dipilih berdasarkan nilai
yang diakui kepentingannya.
g. Tujuan harus tepat dan serasi, terutama harus dilihat dari kepentingan dan
kemampuan peserta didik, termasuk latar belakang, minat, dan tingkat
perkembangannya.
2. Materi/Isi
Komposisi kedua setelah tujuan adalah isi atau materi kurikulum.
Pengkajian masalah isi kurikulum ini menempati posisi yang penting dan turut
menentukan kualitas suatu kurikulum lembaga pendidikan. Isi kurikulum harus
disusun sedemikian rupa sehingga dapat menunjang tercapainya tujuan kurikulum.
Saylor dan Alexander (Zais, 1976) mengemukakan bahwa isi kurikulum meliputi
fakta-fakta, observasi, data, persepsi, penginderaan, pemecahan masalah, yang
berasal dari pikiran manusia dan pengalamannya yang diatur dan diorganisasikan
dalam bentuk gagasan (ideas), konsep (concept), generalisasi (generalization),
prinsip-prinsip (principles), dan pemecahan masalah (solution). Sementara itu,
Hyman (Zais, 1976) mendefinisikan isi/konten kurikulum ke dalam tiga elemen,
yaitu pengetahuan/knowledge (misalnya fakta-fakta, eksplanasi, prinsip-prinsip,
definisi), keterampilan dan proses (misalnya membaca, menulis, menghitung,
berpikir kritis, pengambilan keputusan, berkomunikasi), dan nilai/values
(misalnya keyakinan tentang baik-buruk, benar-salah, indah-jelek).Sudjana (1988)
mengungkapkan secara umum sifat bahan/isi ke dalam beberapa kategori, yaitu:
fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan. Fakta adalah sifat dari suatu gejala,
peristiwa, benda, yang wujudnya dapat ditangkap oleh pancaindra manusia dan
dapat dipelajari melalui informasi dalam bentuk lambing, kata-kata, istilah-istilah,
dan sebagainya. Konsep atau pengertian adalah serangkaian perangsang yang
mempunyai sifat-sifat yang sama. Suatu konsep dibentuk melalui pola unsur
bersama diantara anggota kumpulan atau rangkaian. Dengan demikian, hakikat
konsep adalah klasifikasi dari pola yang bersamaan. Prinsip adalah pola
antarhubungan fungsional di antara konsep. Dengan kata lain, prinsip merupakan
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 12
hubungan fungsional dari beberapa konsep. Keterampilan adalah pola kegiatan
yang bertujuan, yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi yang
dipelajari. Keterampilan dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu
keterampilan fisik dan keterampilan intelektual.
Sebenarnya sangat banyak hal (pengetahuan, keterampilan, dan nilai) yang
perlu diberikan kepada siswa, namun tidak mungkin semuanya dijadikan sebagai
kurikulum. Oleh karena itu, perlu diadakan pilihan-pilihan (choices). Karena
banyaknya pilihan materi kurikulum tersebut maka kurikulum pada hakikatnya
adalah a matter of choices (Nasution, 1987). Untuk menentukan isi/bahan mana
yang sangat esensial dijadikan sebagai isi kurikulum tersebut, diperlukan berbagai
kriteria.
Berikut ini diuraikan beberapa kriteria menurut tiga orang ahli kurikulum.
Perhatikan dan cermati dengan saksama, kemudian coba Anda diskusikan dengan
teman-teman mahasiswa lain.
Zais (1976) menentukan empat kriteria dalam melakukan pemilihan
isi/materi kurikulum, yaitu sebagai berikut.
a. Isi kurikulum memiliki tingkat kebermaknaan yang tinggi (significance).
b. Isi kurikulum bernilai guna bagi kehidupan (utility).
c. Isi kurikulum sesuai dengan minat siswa (interest).
d. Isi kurikulum harus sesuai dengan perkembangan individu (human
development).
Hilda Taba menetapkan kriteria sebagai berikut.
a. Isi kurikulum harus valid (sahih) dan signifikan.
b. Isi kurikulum berpegang kepada kenyataan-kenyataan sosial.
c. Kedalaman dan keluasan isi kurikulum harus seimbang.
d. Isi kurikulum menjangkau tujuan yang luas, meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.
e. Isi kurikulum harus dapat dipelajari dan disesuaikan dengan pengalaman
siswa.
f. Isi kurikulum harus dapat memenuhi kebutuhan dan menarik minat siswa.
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 13
Ronald C. Doll (1974) juga mengemukakan beberapa kriteria pemilihan isi
kurikulum sebagai berikut.
a. Validitas dan signifikansi bahan (subject matter) sebagai disiplin ilmu.
b. Keseimbangan ruang lingkup bahan (scope) dan kedalamannya (depth).
c. Kesesuaian dengan kebutuhan dan minat siswa.
d. Daya tahan (durability) bahan.
e. Hubungan logis bahan antara ide pokok (main ideas) dan konsep dasar (basic
concept).
f. Kemampuan siswa mempelajari bahan tersebut.
g. Kemungkinan menjelaskan bahan itu dengan data dari disiplin ilmu lain.
Dalam mengkaji isi atau materi kurikulum ini, kita sering dihadapkan pada
masalah scope dan sequence. Scope atau ruang lingkup isi kurikulum
dimaksudkan untuk menyatakan keluasan dan kedalaman bahan, sedangkan
sequence menyangkut urutan (order) isi kurikulum. Menurut S. Nasution (1987),
pengurutan bahan kurikulum tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut.
a. Urutan secara kronologis, yaitu menurut terjadinya suatu peristiwa.
b. Urutan secara logis yang dilakukan menurut logika.
c. Urutan bahan dari sederhana menuju yang lebih kompleks.
d. Urutan bahan dari mudah menuju yang lebih sulit.
e. Urutan bahan dari spesifik menuju yang lebih umum.
f. Urutan bahan berdasarkan psikologi unsur, yaitu dari bagian-bagian kepada
keseluruhan.
g. Urutan bahan berdasarkan Psikologi Gestalt, yaitu dari keseluruhan menuju
bagian-bagian.
Sejalan dengan pendapat tersebut Sukmadinata (1988), berdasarkan
beberapa sumber, mengungkapkan beberapa cara menyusun sekuen bahan
kurikulum sebagai berikut.
a. Urutan kronologis, yaitu untuk mengurutkan bahan ajar yang mengandung
urutan waktu, seperti peristiwa-peristiwa sejarah, penemuan-penemuan, dan
sebagainya.
b. Urutan kausal, yaitu urutan bahan ajar yang mengandung sebab-akibat.
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 14
c. Urutan structural, yaitu urutan bahan ajar yang disesuaikan dengan
strukturnya.
d. Urutan logis dan psikologis, yaitu urutan bahan ajar yang disusun dari yang
sederhana kepada yang rumit/kompleks (logis) dan dari yang rumit/kompleks
kepada yang sederhana (psikologis).
e. Urutan spiral, yaitu urutan bahan ajar yang dipusatkan pada topik-topik
tertentu, kemudian diperluas dan diperdalam.
f. Urutan rangkaian ke belakang, yaitu urutan bahan ajar yang dimulai dari
langkah terakhir, kemudian mundur ke belakang.
g. Urutan berdasarkan hierarki belajar, yaitu urutan bahan yang menggambarkan
urutan perilaku yang mula-mula harus dikuasai siswa, berturut-turut sampai
perilaku terakhir.
Penetapan sekuen atau urutan nama yang akan dipilih tampaknya sangat
tergantung pada sifat-sifat materi/isi kurikulum sebagaimana telah diungkapkan
pada bagian terdahulu, juga harus memiliki konsistensi dengan tujuan yang telah
dirumuskan.
3. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran sangat penting dikaji dalam studi tentang kurikulum,
baik secara makro maupun mikro. Strategi pembelajaran ini berkaitan dengan
masalah cara atau sistem penyampaian isi kurikulum (delivery system) dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. Pengertian strategi
pembelajaran dalam hal ini meliputi pendekatan, prosedur, metode, model, dan
teknik yang digunakan dalam menyajikan bahan/isi kurikulum. Sudjana (1988)
mengemukakan bahwa strategi pembelajaran pada hakikatnya adalah tindakan
nyata dari guru dalam melaksanakan pembelajaran melalui cara tertentu yang
dinilai lebih efektif dan lebih efisien. Dengan kata lain, strategi berhubungan
dengan siasat atau taktik yang digunakan guru dalam melaksanakan kurikulum
secara sistemik dan sistematik. Sistemik mengandung arti adanya saling
keterkaitan di antara komponen kurikulum sehingga terorganisasikan secara
terpadu dalam mencapai tujuan, sedangkan sistematik mengandung pengertian
bahwa langkah-langkah yang dilakukan guru harus berurutan sehingga
mendukung tercapainya tujuan.
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 15
Tinggi rendahnya kadar aktivitas belajar siswa banyak dipengaruhi oleh
strategi atau pendekatan mengajar yang digunakan. Banyak pendapat mengenai
berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam penyampaian bahan/isi
kurikulum ini. Richard Anderson (Sudjana, 1990) mengajukan dua pendekatan,
yaitu pendekatan yang berorientasi pada guru, di mana aktivitas guru dalam suatu
proses pembelajaran lebih dominan dibandingkan siswa. Pendekatan ini bersifat
teacher centered. Pendekatan kedua lebih berorientasi pada siswa. Pendekatan ini
bersifat student centered yang merupakan kebalikan dari pendekatan pertama, di
mana aktivitas siswa dalam proses pembelajaran lebih dominan dibandingkan
guru. Pendekatan pertama disebut pula tipe otokratis dan pendekatan kedua
disebut tipe demokratis. Massialas (Sudjana, 1990) mengajukan dua pendekatan,
yaitu pendekatan ekspositori dan pendekatan inkuiri. Sementara itu, studi yang
dilakukan oleh Sudjana (1990) menghasilkan lima macam model berkadar CBSA,
yaitu model delikan (dengar-lihat-kerjakan), model pemecahan masalah, model
induktif, model dediktif, dan model deduktif-induktif. Bruce Joyce dan Marsha
Weil (1980) dalam bukunya yang terkenal (Models of Teaching), mengemukakan
empat kelompok atau rumpun model, yaitu model pemrosesan informasi
(information processing models), model personal, model interaksi sosial, dan
model tingkah laku (behavioral models). Setiap rumpun model tersebut
mengandung enam komponen umum, yaitu orientasi, sintaks, sistem sosial,
prinsip reaksi, sistem bantuan (support system), dan efek instruksional.
Apabila ditelaah lebih jauh, hakikat dan isi dari setiap
strstegi/pendekatan/model yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat
dikelompokkan ke dalam dua kutub strategi yang ekstrem, yaitu strategi yang
berorientasi kepada guru dan strategi yang berorientasi kepada siswa. Strategi
pertama maksudnya bahwa titik berat kegiatan banyak berpusat pada guru (biasa
disebut model ekspositori atau model informasi). Sedangkan pada strategi kedua,
titik berat aktivitas pembelajaran ada pada para siswa sehingga mereka lebih aktif
melakukan kegiatan belajar (biasa disebut model inkuiri atau problem solving).
Strategi mana yang digunakan atau dipilih biasanya diserahkan sepenuhnya
kepada guru dengan mempertimbangkan hakikat tujuan, sifat bahan/isi, dan
kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 16
4. Evaluasi
Komponen evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan
yang telah ditentukan, serta menilai proses implementasi kurikulum secara
keseluruhan, termasuk juga menilai kegiatan evaluasi itu sendiri. Hasil dari
kegiatan evaluasi dapat dijadikan sebagai umpan balik (feedback) untuk
mengadakan perbaikan dan penyempurnaan pengembangan komponen-komponen
kurikulum. Pada akhirnya hasil evaluasi ini dapat berperan sebagai masukan bagi
penentuan kebijakan-kebijakan dalam pengambilan keputusan kurikulum
khususnya, dan pendidikan pada umumnya, baik bagi para pengembang kurikilum
dan para pemegang kebijakan pendidikan, maupun bagi para pelaksana kurikulum
pada tingkat lembaga pendidikan (seperti guru dan kepala sekolah).
Pada awal perkembangannya, konsep evaluasi banyak sekali dipengaruhi
secara dominan oleh konsep pengukuran (measurement). Salah satunya adalah
konsep yang dikemukakan oleh Ralph W. Tyler (1975). Ia mengungkapakn
bahwa proses evaluasi merupakan proses yang sangat esensial guna mengetahui
apakah tujuan (objectives) secara nyata telah terealisasikan. Sementara itu, Hilda
Taba (1962) juga berpendapat bahwa secara prinsipil yang menjadi fokus dari
evaluasi adalah tingkatan di mana siswa mencapai tujuan. Pengertian-pengertian
evaluasi tersebut lebih diarahkan atau berorientasi kepada perubahan perilaku, dan
lebih mementingkan hasil atau produk belajar, kurang memperhatikan proses dan
kondisi-kondisi belajar yang mempengaruhi hasil belajar. Menurut Hasan (1988),
pengertian evaluasi seperti itu sudah dianggap tidak lagi memenuhi makan
evaluasi yang sesungguhnya. Apa yang dikemukakan Tyler mengenai perubahan
tingkah laku siswa hanyalah merupakan salah satu aspek kajian evaluasi, baik
evaluasi pendidikan maupun evaluasi kurikulum.
Perkembangan selanjutnya dari konsep evaluasi ini, menurut Hasan
(1988), berpegang pada satu konsep dasar, yaitu adanya pertimbangan
(judgement). Dengan pertimbangan inilah ditentukan nilai (worth/merit) dari
sesuatu yang sedang dievaluasi. Tanpa pemberian pertimbangan bukanlah suatu
kegiatan evalusi. Dengan demikian, pengertian evaluasi harus diarahkan pada
suatu proses pemberian pertimbangan mengenai nilai dan arti dari sesuatu yang
dipertimbangkan. Sesuatu yang dipertimbangkan tersebut bisa berupa orang,
benda, kegiatan, keadaan, atau suatu kesatuan tertentu. Pemberian pertimbangan
tersebut haruslah berdasarkan kriteria tertentu, baik dari penilai itu sendiri maupun
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 17
dari luar penilai. Dari pengertian tersebut, evaluasi lebih dianggap sebagai suatu
proses, bukan suatu hasil (produk).
Apabila diperhatikan, tampaknya konsep evaluasi sebagai suatu proses
pemberian pertimbangan tentang nilai dan arti ini dalam pelaksanaannya masih
belum terealisasikan sebagaimana mestinya. Kegiatan evaluasi yang dilaksanakan,
terutama di Indonesia, masih menekankan pada evaluasi terhadap hasil (produk).
Hal ini sejalan dengan pendapat Zais (1976) bahwa dewasa ini penekanan evaluasi
selalu dipusatkan pada evaluasi hasil (product evaluation) yang dicapai oleh
siswa. Menurutnya, hal tersebut didasarkan pada model teknik (technical model)
dalam pengembangan kurikulum, di mana siswa dianggap sebagai raw material.
Konsep evaluasi kurikulum dapat dipandang secara luas, yaitu mencakup
evaluasi terhadap seluruh komponen dan kegiatan pendidikan, tetapi dapat pula
dibatasi secara sempit yang hanya ditekankan pada hasil-hasil atau perilaku yang
dicapai siswa. Luas atau sempitnya suatu evaluasi kurikulum sebenarnya
ditentukan oleh tujuannya. Jadi, dalam hal ini yang menjadi penentu adalah faktor
tujuan yang diharapkan.Hal ini sejalan dengan pendapat Ronald C.Doll (1974)
yang menyatakan bahwa orientasi terhadap tujuan merupakan salah satu syarat
atau karakteristik dari evaluasi. Karakteristik lainnya,yaitu:dinyatakan dalam
bentuk nilai-nilai (values and valuing), mencakup keseluruhan
(comprehensiveness), berkelanjutan (continuity), memiliki nilai diagnostic dan
kesahihan (diagnostic worth and validity) dan evaluasi tersebut harus terintegrasi
atau utuh, bukan sesuatu yang lepas-lepas (integration).
Pada bagian lainnya, Doll mengemukakan dua dimensi yang harus ada
dalam evaluasi kurikulum, yaitu dimensi kuantitas (the dimension of quantity) dan
dimensi kualitas (the dimension of quality). Dimensi pertama berhubungan
dengan berapa banyak program-program yang dievaluasi, sedangkan dimensi
kedua berhubungan dengan tujuan-tujuan apa saja yang disoroti dan evaluasi dan
bagaimana kualitas dari pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Kemudian, di dalam
proses evaluasinya Doll mengungkapkan tiga variabel, yaitu variabel input
(karakteristik siswa), variabel output(apa yang diperoleh siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran), dan variabel treatment (metode mengajar, materi pelajaran,
ukuran kelas, karakreristik siswa, dan karakteristik guru), ketiga kelompok
variabel tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lainnya
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 18
Untuk memperoleh gambaran yang komprehensif mengenai kualitas suatu
kurikulum yang dievaluasi,terdapat beberapa komponen atau dimensi yang perlu
dijadikan sasaran atau ruang lingkup evaluasi.Sudjana dan Ibrahim (1989) dalam
hal ini mengemukakan tiga komponen, yaitu komponen program pendidikan,
komponen proses pelaksanaan, dan komponen hasil-hasil yang dicapai.Suatu
program pendidikan dinilai dari tujuan yang ingin dicapai, isi program yang
disajikan, strategi pembelajaran yang diterapkan ,serta bahan–bahan ajar yang
digunakan .Proses pelaksanaan yang dijadikan sasaran penilaian/ evaluasi
terutama proses pembelajaran yang berlangsung di lapangan. Sedangkan hasil-
hasil yang dicapai mengacu pada pencapaian tujuan jangka pendek maupun
jangka panjang.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah
latiahan berikut!
Coba Anda kumpulkan berbagai pengertian kurikulum dari literature lain
selain yang telah dikemukakan, kemudian tuliskan dengan rapi dalam sebuah buku.
Kumpulan pengertian tersebut apabila Anda telaah dengan teliti maka bisa menjadi
bahan kajian yang cukup menarik .Sampai saat ini, tampaknya belum banyak secara
sengaja mengumpulkan berbagai pengertian kurikulum tersebut dan mengkajianya
dengan teliti hingga ditemukan semacam peta perkembangan pengertian kurikulum
yang lebih luas lagi. Jadi, Anda masih memilki kesempatan untuk itu.
 RANGKUMAN
1. Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang sangat esensial dalam proses
pembelajaran. Ada 4 bagian penting dalam kurikulum meliputi: tujuan, isi/materi,
strategi pembelajaran, dan evaluasi. Ke 4 bagian/komponen penting kurikulum ini
saling berkaitan dan berinteraksi untuk mencapai perilaku yang diinginkan /
dicita-citakan oleh tujuan pendidikan nasional.
2. Tujuan yang jelas akan member petunjuk yang jelas pula dalam memilih
isI/materi yang harus dikuasai. Strategi yang akan digunakan serta bentuk dan alat
evaluasi yang tepat untuk mengukur ketercapaian kurikulum.
3. Hierarki perumusan, tujuan kurikulum dimulai dari tujuan umum pendidikan,
kemudian tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional.
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 19
4. Materi/isi kurikulum menurut Saylor dan Alexander adalah fakta-fakta, observasi,
data, persepsi, pengindraan, pemecahan masalah yang berasal dari pikiran
manusia dan pengalamanya yang diatur dan diorganisasikan dalam bentuk konsep,
generalisasi, prinsip, dan pemecahan masalah.
5. Stategi pembelajaran berkaitan dengan bagaimana menyampaikan isi/kurikulum
agar tujuan tercapai dan komponen evaluasi kurikulum adalah untuk menilai
apakah tujuan kurikulum telah tercapai. Hasil dari evaluasi kurikulum adalah
berupa umpan balik apakah kurikulum ini akan direvisi atau tidak.
TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Secara sederhana,kurikulum diartikan sebagai berikut……
A. seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran
B. seluruh aktivitas yang harus dilaksanakan siswa di sekolah
C. sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh siswa
D. pengalaman belajar selama siswa berada di sekolah
2) Dalam UU Nomor 2 Tahun 1989,pengertian kurikulum ditekankan pada….
A. Jumlah mata pelajaran yang disediakan oleh pihak sekolah dan wajib
ditempuh oleh seluruh siswa tanpa terkecuali
B. Rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar
C. Semua aktivitas belajar yang dilakukan siswa sepanjang masih dalam
pengawasan dan tanggung jawab pihak sekolah
D. Seperangkat bahan ajar dan pengalaman siswa yang diatur sedemikian rupa
oleh pihak sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan
3) kurikulum pada dimensi sebagai realita pada dasarnya sama dengan……..
A. Rencana tertulis
B. Ide atau gagasan
C. Hasil belajar yang diminati
D. Implementasi kurikulum
4) Garis-garis besar program pengajaran(GBPP)merupakan kurikulum…..
A. Ideal(ideal curriculum)
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 20
B. Actual(actual curriculum)
C. Nyata(real curriculum)
D. Tersembunyi(hidden curriculum)
5) peranan kurikulum yang menekankan pada sarana untuk mentransmisikan nilai-
nilai warisan budaya masa lalu merupakan peranan……..
A. Evaluatif
B. Kritis
C. Konservatif
D. Kreatif
6) kurikulum harus aktif berpartisipasi sebagai control atau filter sosial
menunjukkan peranan …..
A. Konservatif
B. Kritis
C. Evaluatif
D. Dinamis
7) sebagai pedoman untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kurikulum
di sekolah merupakan fungsi kurikulum bagi……
A. Guru
B. Kepala sekolah
C. Orang tua
D. Ketua dewan sekolah
8) kurikulum harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat
memahami kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya termasuk fungsi……
A. Diferensiasi
B. Integrasi
C. Seleksi
D. Diagnostic
9) istilah sequence dalam kajian mengenai isi/materi kurikulum mengacu pada……
A. Urutan isi/materi kurikulum
B. Ruang lingkup isi kurikulum
C. Luas dan dalamnya isi kurikulum
D. Nilai guna atau kebermaknaan isi kurikulum
KEGIATAN BELAJAR 2
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 21
PENGEMBANGAN KURIKULUM
A. HUBUNGAN ANTARA KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kurikulum adalah apa yang akan
diajarkan, sedangkan pembelajaran (instruction) adalah bagaiman menyampaikan apa
yang diajarkan itu. Dengan perkataan lain, kurikulum adalah suatu program, rencana
dan isi pelajaran, sedangkan pembelajaran dapat dicirikan sebagai metode, tindakan
belajar-mengajar, dan presentasi.
Johnson (1967.P.138) mendefenisikan pembelajaran sebagai interaksi anatara
pengaar dengan satu atau lebih indivdu untuk belajar. Selanjutnya McDonald dan
Leepar (1965,P.5-6) menguraikan bahwa yang termasuk kegiatan kurikulum adalah
memproduksi rencana kegiatan, sedangkan pembelajaran adalah kegiatan pelaksanaan
rencana tersebut. Jadi, perencanaan kurikulum mendahului proses pembelajaran.
Ahli lain, Popham dan Baker ( 1970,p.48 ) mengusulkan bahwa kurikulum
adalah tujuan akhir dari program pembelajaran yang direncanakan oleh sekolah,
sedangkan pembelajaran adalah cara mencapai tujuan tersebut. Dalam merancang
kurikulum, para perencana akan menyatakan tujuan akhir atau objektif ini dalam
bentuk yang operasional sebagai perilaku yang dapat diamati dan diukur, yang dapat
diperlihatkan oleh siswa setelah menjalani program pembelajaran. Dengan
menggunakan definisi Popham dan Baker ini maka banyak professional bidang
pendidikan yang berpendapat bahwa tujuan kurikulum yang dinyatakan dalam bentuk
yang operasional itu adalah tujuan instruksional, atau tujuan pembelajaran. Jadi,
kombinasi dar tuuan instruksional, program, atau kegiatan sekolah atau institusi
pendidikan akan merupakan kurikulum dari sekolah atau institusi pendidikan tersebut.
Dalam pelaksanaannya, perencanaan kurikulum maupun perencanaan
instruksional, selalu dikaitkan dengan berbagai rencana atau program studi sehingga
sifatnya sangat pragmatis; sebaliknya keputusan mengenai pembelajaran atau
implementasi dari kurikulum itu sifatnya metodologis. Tetapi yang harus diingat
adalah baik kurikulum maupun pembelajaran pada dasarnya merupakan subsistem
dari suatu system yang lebih besar, yaitu sistem persekolahan atau system pendidikan.
Ada berbagai model untuk menggambarkan dan menerangkan hubungan
antara kurikulum dan pembelajaran ( Oliva, 1992, pp.10-13 ). Yang akan diuraikan
dalam tulisan ini adalah model siklus. Model siklus adalah suatu model yang
menampilkan siklus hubungan antara kurikulum dan pembelajaran, yang
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 22
disederhanakan dan menekankan pada pentingnya peranan umpan balik antara
kurikulum dan pembelajaran.
Gambar 1.3
Model Siklus
Kurikulum dan pembelajaran adalah dua system yang berbeda, namun saling
terkait satu sama lain secara terus menerus dalam suatu siklus. Dengan kata lain
kurikulum dapat mempengaruhi pembelaaran atau sebaliknya. Dari model di atas
keputusan mengenai kurikulum dilakukan terlebih dahulu. Kemudian keputusan ini
akan dimodifikasi setelah keputusan mengenai pembelajaran diterapkan dan
dievaluasi. Prosedur ini akan berlangsung berulang-ulang tanpa akhir. Olive ( 1992 )
menganjurkan agar dalam menafsirkan model hubungan siklus antara kurikulum dan
pembelajaran perlu diingat hal-hal sebagai berikut.
1. Antara kurikulum dan pembelajaran terdapat hubungan yang sangat erat, tetapi
masing-masing merupakan subsistem yang yang berbeda.
2. Sifat kurikulum dan pembelajaran adalah interlocking dan interdependent.
3. Kurikulum dan pembelaaran mungkin saja dianalisis dan diteliti sebagai dua
hal yang terpisah, tatapi masing-masing tidak dapat berfungsi sendiri.
B. HAKEKAT PEMBELAJARAN
Gagne dan Briggs (1979: 3), mengartikan pembelajaran sebagai suatu system
yang bertujuan membantu proses belajar siswa yang berisi serangkaian peristiwa yang
dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung
terjadinya proses belajar di dalam diri siswa.
Belajar mungkin dapat terjadi tanpa pembelajaran, namun pengaruh suatu
pembelajaran pada belajar hasilnya lebih sering menguntungkan dan biasanya mudah
diamati. Sementara itu Gredler mengemukakan bahwa proses perubahan sikap dan
tingkah laku siswa pada dasarnya terjadi dalam satu lingkungan buatan dan sangat
sedikit sekali bergantung pada situasi alami. Oleh karenanya agar proses belajar siswa
dapat berlangsung optimum perlu diciptakan lingkungan belajar yang mendukung
Subsist subsistem
kurikulum
Ssubsis subsistem
pembelajaran
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 23
pengalaman belajar siswa. Proses menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa ini
disebut pembelajaran.
Dari pendapat kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
tidak berlangsung secara alami atau terjadi begitu saja, tetapi melalui proses
menciptakan lingkungan belajar berupa kegiatan merancang dan menyusun
serangkaian peristiwa untuk mempengaruhi dan mendukung proses belajar dalam diri
siswa. Sebagai guru, andalah yang bertugas menciptakan lingkungan belajar agar
terjadi proses belajar dalam diri siswa. Dengan kata lain pembelajaran diciptakan oleh
guru dengna tujuan membantu siswa belajar.
C. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
Sesuai dengan hakekat pembelajaran yang telah anda pelajari, ada sejumlah
prinsip yang harus anda perhatikan ketika mengelola kegiatan pembelajaran,
diantaranya sebagai berikut.
1. Berpusat kepada siswa
Prinsip ini mengandung makna bahwa dalam proses pembelajaran siswa
menempati posisi sentral sebagai subjek belajar. Keberhasilan proses
pembelajaran tidak diukur dari sejauh mana materi pelajaran telah disampaikan
guru, akan tetapi sejauh mana siswa telah berhasil menguasai materi pelajaran.
Lebih baik lagi apabila materi pembelajaran dikuasai siswa dengan cara
beraktivitas mencari dan menemukan sendiri pengetahuan yang ingin dikuasainya.
Inilah makna pembelajaran yang menekankan pada proses (process oriented).
2. Belajar dengan melakukan
Prinsip ini mengandung makna bahwa belajar adalah berbuat (learning by doing)
dan bukan hanya sekedar mendengarkan, mencatat sambil duduk di Bangku.
Dengan kata lain belajar adalah proses beraktivitas. Siswa bukan hanya di tuntut
untuk menguasai sejumlah informasi dengan cara menghafal, akan tetapi
memperoleh informasi secara mandiri dan kreatif melalui aktivitas mencari dan
menemukan. Melalui cara inilah pengetahuan yang diperoleh siswa lebih
bermakna sebab didapatkan melalui proses pengalaman belajar, bukan hasil
pemberitahuan oleh orang lain.
3. Mengembangkan Kemampuan Sosial
Manusia adalah makhluk sosial. Sejak lahir sampai akhir hayat, manusia tidak
mungkin dapat hidup sendiri. Ia membutuhkan komunikasi dan bantuan orang
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 24
lain. Berdasarkan kenyataan tersebut maka proses pembelajaran bukan
mengembangkan kemampuan intelektual akan tetapi kemampuan sosial.
Perkembangan intelektual tidak akan sempurna apabila tidak diimbangi dengan
kemampuan sosial. Proses pembelajaran harus mengembangkan dua sisi
kemampuan ini secara seimbang.
4. Mengembangkan keingintahuan, Imajinasi, dan Fitrah Siswa
Rasa keingintahuan adalah salah satu fitrah yang dimiliki manusia dan tidak
dimiliki oleh makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Perkembangan kebudayaan manusia
yang menakjubkan seperti sekarang ini, didorong oleh fitrah dan keingintahuan
manusia. Oleh karena itulah proses pembelajaran harus mampu melatih kepekaan
dan keingintahuan setiap individu terhadap segala sesuatu yang terjadi. Proses
pembelajaran yang dimulai dan didorong oleh rasa ingin tahu, akan lebih
bermakna dan bertenaga, dibandingkan dengan proses pembelajaran yang
berangkat dari keterpaksaan.
5. Mengembangkan keterampilan Memecahkan Masalah
Kehidupan manusia tidak terlepas dari permasalahan yang harus diselesaikan.
Oleh sebab itu pengetahuan yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran harus
dapat dijadikan sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan memecahkan
masalah. Dalam pembelajaran dengan konteks Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK), siswa diharapkan menjadi manusia kritis yang dapat memecahkan
masalah yang dihadapinya, bukan sebagai siswa yang hanya menerima informasi
begitu saja tanpa memahami manfaat informasi yang diperolehnya.
6. Mengembangkan Kreativitas Siswa
Salah satu tujuan KBK adalah membentuk manusia yang kreatif dan inovatif.
Selama ini kurikulum yang berlaku dianggap kurang mengembangkan aspek
kreativitas siswa. Kurikulum cenderung hanya mengembangkan kemampuan sisi
akademik, melalui proses pembelajaran yang mendorong siswa hanya terfokus
pada pengetahuan yang diajarkan. Sedangkan KBK mengharapkan kemampuan
penguasaan pengetahuan dapat dijadikan alat untuk mendorong kreativitas siswa.
Oleh sebab itu, penguasaan bahan ajar bukan sebagai tujuan akhir dari proses
pembelajaran, akan tetapi hanya sebagai tujuan antara saja.
7. Mengembangkan Kemampuan Menggunakan Ilmu dan Teknologi
Dalam kehidupan globalisasi sekarang ini teknologi sudah menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Ketergantungan manusia terhadap
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 25
hasil-hasil teknologi begitu tinggi, dari mulai teknologi sederhana sampai
penggunaan alat-alat transportasi dan komunikasi. Semua ini harus menjadi
pertimbangan dalam pengelolaan pendidikan. Pendidikan dituntut membekali
setiap individu agar mampu memanfaatan hasil-hasil teknologi. Oleh sebab itu,
pengenalan dan kemampuan memanfaatkan hasil-hasil teknologi harus menjadi
bagian daam proses pembelajaran melalui KBK.
8. Menumbuhkan Kesadaran Sebagai Warga Negara yang Baik
Selama ini salah satu kelemahan pendidikan seperti dikemukakan oleh para ahli
adalah kelemahan dalam menciptakan para lulusan yang memiliki kesadaran
terhadap aturan dan norma kemasyarakatan. Pendidikan dianggap gagal
membentuk manusia yang memiliki kesadaran moral yang tinggi. Oleh sebab itu,
muncul berbagai pendapat yang mengemukakan perlunya pendidikn moral dan
budi pekerti secara tersendiri. Dalam konteks KBK, pembentukan moral
merupakan tanggung jawab semua mata pelajaran. Setiap guru mata pelajaran
memiliki tanggung jawab alam mengembangkan manusia yang sadar dan penuh
tanggung jawab sebagai seorang warga negara.
9. Belajar Sepanjang Hayat
Kehidupan manusia selalu berubah sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Apa yang dipelajari dewasa ini belum tentu relevan
dengan keadaan masa yang akan datang. Oleh karena itu, belajar mestinya tidak
terbatas pada waktu sekolah saja. Setiap manusia harus terus belajar mengikuti
irama perkembangan zaman, agar mampu beradaptsi dalam setiap perubahan.
Pelajaran dalam KBK bukanlah pembelajaran sesaat, yang harus dilupakan setelah
selesai menamatkan suatu jenjang pendidikan. Pembelajaran dalam KBK harus
memberikan peluang agar siswa tidak bosan belajar dan belajar.
Semua prinsip yang telah diuraikan harus memayungi proses pembelajaran
sehingga proses tersebut sesuai dengan tujuan KBK.
Sesuai dengan prinsip tersebut, terapat beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam proses pembelajaran agar berlangsung secara efektif yaitu sebagai
berikut.
a. Proses pembelajaran harus memberikan peuang kepada siswa agar mereka secara
langsung dapat berpartisipasi daam proses pembelajaran. Dengan demikian guru
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 26
harus bertindak sebagai pengelola proses belajar, bukan bertindak sebagai sumber
belajar.
b. Guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk merefleksikan apa yang
telah dilakukannya. Dengan demikian pembelajaran bukan hanya mendorong
siswa untuk melakukan tindakan saja, akan tetapi menghayati berbagai tindakan
yang telah dilakukannya. Hal ini sangat penting baik untu pembentukan sikap,
maupun untuk mencermati berbagai kelamahan dan kekurangan atas segala
tindakannya.
c. Proses pembelajaran harus mempertimbangkan perbedaan individu. Hal ini
didasarkan pada pada suatu asumsi bahwa tidak ada manusia yang sama baik
dalam minat, bakat maupun kemampuannya. Pembelajaran harus memberikan
kesempatan agar siswa dapat berkembang sesuai dengan bakat dan
kemampuannya. Dengan demikian siswa yang lambat tidak merasa tergusur oeh
siswa yang cepat; sebaliknya yang cepat tidak merasa terhambat oleh yang lambat
belajar.
d. proses pembelajaran harus dapat memupuk kemandirian disamping kerja sama.
Artinya guru dituntut mampu menyediakan pengalaman belajar yang
memungkinkan siswa dapat mandiri dan bekerja sama dengan orang lain.
e. Proses pembeajaran harus terjadi daam iklim yang kondusif, baik iklim sosial
maupun iklim psikologis. Siswa akan belajar dengan baik manakala terbebas dari
berbagai tekanan, baik tekanan sosial maupun tekanan psikologis. Melalui iklim
belajar yang demikian diharapkan siswa akan berkembang secara optimal sesuai
dengan kemampuan yang dimiliinya.
f. Proses pembelajaran yang dikelola guru harus dapat mengembangkan kreativitas,
rasa ingin tahu. Hal ini hanya mingkin terjadi manakala guru tidak menempatkan
posisi siswa sebagai objek belajar, akan tetapi sebagai subjek belajar. Untuk itulah
guru harus mendorong agar siswa aktif untuk belajar melalui proses mencari dan
mengobservasi.
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 27
D. PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pengembangan kurikulum adalah suatu istilah yang ada dalam studi
kurikulum. Istilah pengembangan kurikulum banyak digunakan untuk ahli pendidikan
berhubungan dengan proses implementasi dari kurikulum yang berlaku pada saat itu.
sementara itu Caswell menyatakan bahwa mengembangkan kurikulum merupakan
alat untuk membantu guru melakukan tugasnya menyampaikan pembelajaran yang
menarik minat siswa dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Jadi pengembangan
kurikulum merupakan bagian yang esensial dari program pendidikan. Sasaran yang
ingin dicapai bukan semata-mata memproduksi bahan pembelajaran melainkan lebih
untuk bagaimana mengimplementasikan kurikulum atau agar dapat meningkatkan
kualitas siswa dan kualitas pendidikan pada umumnya.
Proses pengembangan kurikulum selalu dikaitkan dengan pertanyaan-
pertanyaan berikut.
a. Siapa yang terlibat dalam proses penyusunan kurikulum? Guru administrator,
orang tua atau siswa?
b. Bagaimana prosesnya dan apa tujuannya?
c. Langkah-langkah apa yang akan digunakan dalam penyusunan kurikulum?
d. Jika komite yang akan bekerja dalam pengembangan kurikulum, bagaimana
oarang-orang yang terlibat tersebut akan diorganisasikan?
1. Mengapa Perlu Pengembangan Kurikulum?
Keputusan tentang perlunya pengembangan kurikulum dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang berhubungan dengan proses belajar siswa dan perubahan-
perubahan yang selalu mengikutinya. Boyd (1984) menyatakan Bahwa
pengembangan kurikulum diperlukan untuk menghadapi dan mengantisipasi keadaan-
keadaan berikut.
1. Merespon perkembangan ilmu dan teknologi.
2. Merespon perubahan sosial di luar sistem pendidikan.
3. Memenuhi kebutuhan siswa.
4. Merespon kemajuan-kemajuan dalam penddikan.
5. Merespon perubahan sistem pendidikan itu sendiri.
Mulyani Sumantri (1988) menyatakan bahwa pengembangan kurikulum harus
dilakukan berdasarkan teori yang telah dikonseptualisasikan secara teliti dan terhindar
dari pengaruh-pengaruh yang tidak baik, seperti paham-paham yang tidak mendukung
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 28
pembaharuan dan kebutuhan masa depan. Agar kurikulum yang dihasilkan sesuai
dengan harapan dan kebutuhan maka proses pengembangan kurikulum ini tidak saja
harus melibatkan ahli pendidikan, ahli kurikulum, guru, dan siswa, namun perlu juga
melibatkan ahli-ahli lain di luar bidang pendidikan, orang-orang yang berminat, serta
pemakai lulusan (dari dunia kerja).
Unsur-unsur apa saja yang ada dalam kurikulum, tergantung pada pengertian
kurikulum yang akan dikembangkan. Bila kurikulum di pandang sebagai segala
sesuatu yang akan dijalani siswa di sekolah maka kegiatan menentukan tujuan, materi,
strategi pembelajaran dan hal-hal yang akan diaktualisasikan di sekolah merupakan
kegiatan pengembangan kurikulum. Bila kurikulum dipandang sebagai suatu
dokumen maka proses pembuatan rencana kurikulum, garis-garis besar program
pembelajaran, perangkat dan buku-buku yang diperlukan dalam proses pembelajaran
merupakan unsur yang harus dikembangkan.
Di samping itu, proses pengembangan kurikulum ini juga harus
memperhatikan prinsip-prinsip relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, efektivitas,
efisiensi dan praktis, serta landasan yang kuat. Zais menuturkan bahwa landasan yang
kuat dalam pengembangan kurikulum terdiri atas filsafat, sosial dan budaya, siswa
dan teori belajar. Pada umumnya para ahli kurikulum memandang bahwa
pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan merupakan
suatu siklus meliputi komponen tujuan, bahan kegiatan, dan evaluasi, sehingga dapat
dilukiskan sebagai berikut.
Dari Gambar 1.4 di atas pengembangan kurikulum merupakan konsep yang
komprehensif meliputi perencanaan, implementasi dan evaluasi (Oliva, 1988, 26).
Miller dan Seller menambahkan unsur yang penting dalam pengembangan kurikulum
yaitu apa yang disebutnya orientasi. Kerangka pengembangan kurikulum berdasarkan
pandangan Miller dan Seller dapat dilukiskan sebagai berikut.
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 29
Miller dan Seller melukiskan orientasi menyangkut tujuh aspek: perilaku,
disiplin (mata pelajaran), masyarakat, pengembangan, proses kognitif, humanistik dan
transpersonal. Orientasi menyangkut pula enam isu pokok sebagai berikut.
a. Tujuan pendidikan menunjukkan arah kegiatan.
b. Konsepsi tentang anak: pandangan mengenai anak apakah sebagai perilaku yang
aktif atau pasif.
c. Konsepsi tentang proses belajar: menyangkut aspek transpersonal, kehidupan
batin anak dan perubahan tingkah laku.
d. Konsepsi tentang lingkungan: pengaturan lingkungan untuk memperlancar belajar.
e. Konsepsi tentang peranan guru: apakah lebih otoritatif, direktif, atau sebagai
fasilitator.
f. Bagaimana belajar dievaluasi: apakah mengaca pada tes, eksperimental atau
bersifat terbuka.
Dari uraian tersebut jelas bahwa tanggung jawab para pembina dan
pengembang kurikulum sangat luas dan kompleks, mereka harus mencari cara dan
usaha yang terus-menerus untuk meningkatkan kurikulum. Usaha dan tugas itu akan
lebih lancer, baik dan dapat dipertanggungjawabkan jika mengikuti pedoman,
landasan, dan prinsip-prinsip tertentu yang ada dalam pengembangn kurikulum.
2. Masalah dalam Pengembangan Kurikulum
Proses pengembangan kurikulum sebagaimana proses pengembangan program
lainnya tidak terlepas dari berbagai permasalahan. Permasalahan tersebut menurut
Oliva (1992) berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada kaitannya dengan
komponen pengembangan kurikulum sebagai berikut.
a. Bagaimana memilih materi yang akan diajarkan?
b. Apa yang akan dilakukan terhadap berbagai pandangan yang bertolak belakang
dengan pandangan para pengembang?
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 30
c. Bagaimana secara meyakinkan dapat menerapkan kurikulum untuk setiap tingkat
pendidikan/pembelajaran?
d. Bagaimana merumuskan kurikulum yang bersifat fleksibel terhadap tuntutan
perubahan yang terus-menerus?
e. Seberapa jauh pengaruh pergantian pimpinan institusi pendidikan terhadap
kurikulum yang dikembangkan?
f. Insensif apa yang dapat memotivasi seseorang untuk menerapkan kurikulum yang
penuh dengan pembaharuan?
g. Bagaimana cara memperoleh informasi yang benar agar dapat membuat keputusan
yang tepat atau optimal tentang rumusan kurikulum?
h. Bagaimana cara yang baik untuk memanfaatkan sumber daya manusia maupun
bahan (materials) untuk melaksanakan perbaikan kurikulum?
Di samping hal-hal tersebut, Oliva juga menyatakan bahwa ada hal-hal lain yang
harus diintegrasikan ke dalam kurikulum, yaitu masalah dinamika kelompok,
hubungan interpersonal, keterampilan berkomunikasikan, serta menekankan
pada unsur dan segi akademik suatu mata pelajaran, pengintegrasian pendidikan
moral, budi pekerti dan agama ke dalam kurikulum dan bagaimana caranya
mempersiapkan siswa agar terampil menerapkan ilmu pengetahuannya di
masyarakat.
 LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan
berikut!
1) Jelaskan hubungan antara kurikulum dan pembelajaran !
2) Jelaskan mengapa perlu pengembangan kurikulum !
Petunjuk jawaban latihan
1) Kurikulum dan pembelajaran adalah tugas dua system yang berbeda, namun saling terkait
satu sama lain. Silahkan anda pelajari kembali uraian dari Popham dan Baker mengenai
kurikulum dan pembelajaran, atau Oliva dan tuliskan dengan kata-kata Anda sendiri !
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 31
2) Pengembangan kurikulum diperlukan untuk merespon perkembangan ilmu dan teknologi,
perubahan social diluar system pendidikan, kebutuhan siswa, kemajuan dan perubahan
dalam system pendidikan.
 RANGKUMAN
Kurikulum adalah apa yang akan diajarkan sedangkan pembelajaran adalah
bagaimana menyampaikan apa yang diajarkan. Menurut McDonald dan Leeper kegiatan
kurikulum adalah memproduksi rencana kegiatan, sedangkan pembelajaran adalah
kegiatan melaksanakan rencana tersebut. Kurikulum dan pembelajaran pada dasarnya
merupakan subsistem dari suatu system yang lebih besar, yaitu system persekolahan.
Kurikulum dan pembelajaran adalah dua system yang saling terkait satu sama lain secara
terus-menerus dalam suatu siklus.
Menurut Gagne dan Briggs pembelajaran adalah suatu system yang bertujuan
untuk membantu proses belajar siswa yang berisi serangkaian peristiwa yang direncana
untuk mempengaruhi proses belajar dalam diri siswa. Menurut Gredler proses perubahan
sikap dan tingkah laku siswa pada dasarnya terjadi dalam satu lingkungan buatan dan
sangat sedikit bergantung pada situasi alami, ini artinya agar proses belajar siswa
berlangsung optimal maka guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Proses menciptakan lingkungan belajar yang kondusif ini disebut pembelajaran.
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam mengelola kegiatan
pembelajaran adalah :
1. Harus berpusat pada siswa yang belajar,
2. Belajar dengan melakukan,
3. Mengembangkan kemampuan sosial,
4. Mengembangkan keingintahuan,
5. Imajinasi dan fitrah anak,
6. Mengembangkan keterampilan memecahkan masalah,
7. Mengembangkan kreatifitas siswa,
8. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi,
9. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga Negara yang baik, dan
10. Belajar sepanjang hayat.
Pengembangan kurikulum adalah suatu istilah yang ada dalam
studi kurikulum, yaitu sebagai alat untuk membantu guru melakukan tugasnya
menyampaikan pembelajaran yang menarik minat siswa.kegiatan pengembangan
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 32
kurikulum ini perlu dilakukan untuk menghadapi dan mengantisifasi keadaan
berikut, yaitu merespons perkembangan ilmu dan teknologi, perubahan sosial di
luar system pendidikan, memenuhi kebutuhan siswa dan merespons kemajuan-
kemajuan dalam pendidikan.
Masalah yang ada dalam proses pengembangan kurikulum
biasanya berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai bagaimana memilih
materi yang diajarkan, apa yang harus dilakukan bila ada pandangan yang
bertolak belakang dengan pengembangan dan bagaimana menerapkan kurikulum
secara meyakinkan.
 TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat !
1) Perbedaan kurikulum dan pembelajaran menurut Popham dan Baker adalah….
A. Kurikulum adalah apa yang akan diajarkan dan pembelajaran adalah bagaimana
menyampaikan apa yang diajarkan
B. Kurikulum adalah program dan isi pelajaran dan pembelajaran adalah suatu metode
mempersentasikan
C. Kegiatan kurikulum adalah memproduksi rencana kegiatan dan pembelajaran
adalah pelaksanaan rencana tersebut
D. Kurikulum adalah tujuan akhir program pembelajaran yang direncanakan sekolah
dan pembelajaran adalah cara mencapai tujuan tersebut.
2) Kurikulum dan pembelajaran merupakan subsistem dari system yang lebih besar,
yaitu system….
A. Pengajaran
B. Persekolahan
C. Masyarakat
D. Kurikulum
3) Kurikulum dan pembelajaran adalah dua system yang berbeda namun saling terkait
secara terus-menerus dalam suatu….
A. Siklus
B. Hubungan interaksi
C. Hubungan umpan balik
D. Lingkaran
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 33
4) Proses menciptakan lingkungan belajar yang kondusif disebut….
A. Pembelajaran
B. Rencana pembelajaran
C. Pendidikan
D. Kegiatan belajar mengajar
5) Belajar adalah kegiatan mendengarkan dan mencatat materi pembelajaran, hal ini
bertentangan dengan prinsip pembelajaran, yaitu….
A. Belajar harus berpusat pada siswa
B. Mengembangkan keinginan siswa
C. Belajar dengan melakukan
D. Belajar sepanjang hayat
6) Untuk membentuk manusia yang memiliki kesadaran moral pendidikan yang tinggi
memerlukan pendidikan…
A. Moral dan budi pekerti
B. Life skill
C. Belajar sepanjang hayat
D. Hak asasi manusia
7) Pengembangan kurikulum perlu dilakukan untuk merespons hal-hal berikut, kecuali…
A. Perkembangan ilmu dan teknologi
B. Kebutuhan siswa
C. Perlunya peningkatan kualitas pendidikan
D. Perubahan system pendidikan
8) Proses pengembangan kurikulum melibatkan banyak ahli dan pejabat, salah satu yang
tidak terlibat adalah….
A. Kepala sekolah
B. Ahli materi/guru
C. Kepala dinas
D. PGRI
9) Menurut Miller dan Seller pengembangan kurikulum merupakan konsep yang
komprehensif meliputi…
A. Tujuan, bahan, kegiatan, dan evaluasi
B. Perencanaan, implementasi, dan evaluasi
C. Pengembangan, perencanaan, dan implementasi
D. Orientasi, pengembangan, implementasi, dan evaluasi
10) Tanggung jawab para Pembina dan pengembang kurikulum sangat luas dan
kompleks dan berusaha untuk….
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 34
A. Meningkatkan kurikulum
B. Membina kurikulum
C. Merekayasa kurikulum
D. Mengembangkan kurikulum
Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif 2 yang terdapat
dibagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi kegiatan belajar 2.
Tingkat penguasaan =
jumlah jawaban yang benar
jumlah soal
X 100%
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100% = baik sekali
80 -89 % =baik
70 -79% = cukup
<70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, anda dapat
meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih dibawah 80%, anda
harus mengulangi meteri kegiatan belajar 2, terutama bagian yang belum
dikuasai.
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
Tes formatif 1 t
1. C
2. B
3. D
4. A
5. C
6. C
7. B
8. D
9. A
10. C
Tes formatif 2
1. D
2. B
3. A
4. A
5. C
6. A
7. C
8. D
9. D
10. A
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 35
Daftar pustaka
Alberty, Harold B. (1965). Reorganizing the High School Curriculum. New York: The
Macmillan Company.
Doll, Ronald C. (1974). Curriculum Improvement: Decision Making and Processs, (Third
Edition). Boston-London-Sidney: Allyan and Bacon.
Hamalik, O. (1990). Pengembangan Kurikulum: Dasar-Dasar dan Perkembangannya. Bandung:
Mandar Maju.
Hasan, S.H. (1988). Evaluasi Kurikulum. Jakarta: P2LPTK.
Joyce, Bruce and Marsha Weil. (1980). Models of Teaching. New York: Prentice-Hall Inc.
Kaber, A. (1988). Pengembangan Kurikulum. Jakarta: P2LPTK.
Mager, R.F. and K.M. Beach Jr. (1967). Developing Vocatianal Instruction. Belmont California:
David. S. Lake Publisher.
Nasution, S. (1987). Pengembangan Kurikulum. Bandung: Alumni.
Saylor, J. Galen; Alexander, William M.; dan Lewis, Arthur J. (1974). Curriculum Planning For
Better Teaching and Learning. New York: Holt Rinehart and Winston.
Sudjana, N. (1990). Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sudjana, N. dan Ibrahim, R. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru.
Sudjana, N. (1988). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sukmadinata, N.S. (1988). Prinsip dan Landasan Pengembangan Kurikulum . Jakarta: P2LTPK.
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 36
Taba, Hilda (1962). Curriculum Development: Theory and Practice. New York: Harcourt Brace
and World, Inc.
Tyler, Ralph W. (1975). Basic Principles of Curriculum and Instruction. Chicago and London :
The University of Chicago Press.
Undang-Undang No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Zais, Robert S. (1976). Curriculum, Principles and Foundations. New York: Harper and Row
Publisher.
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 37
MODUL 2
LANDASAN, PRINSIP, DAN PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM
Drs. Asep Herry Hernawan, M.Pd.
Drs. Rudi Susilana, M.Si.
 PENDAHULUAN
Dalam modul 1 anda telah mempelajari hakikat kurikulum, yang
mencakup pengertian dan fungsi kurikulum serta komponen-komponen yang
harus ada dalam pengembangan kurikulum di sekolah serta memahami hakikat
pembelajaran dan pengembangan kurikulum.pemahaman anda mengenai hakikat
kurikulum, pembelajaran dan pengembangan kurikulum tersebut akan
memberikan dasar dalam memahami materi modul 2 yang mencakup landasan,
prinsip, dan pendekatan dalam pengembangan kurikulum.
Setiap kegiatan pengembangan kurikulum pada jenjang mana pun selalu
membutuhkan landasan yang kuat dan didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan
penelitian yang mendalam karena kurikulum menempati posisi atau kedudukan
yang sangat strategis dalam keseluruhan kegiatan pendidikan. Kurikulum akan
menjadi penentu bagi proses pelaksanaan dan hasil-hasil yang ingin dicapai oleh
pendidikan. Dengan posisi yang penting itu maka penyusunan dan
pengembangan kurikulum tidak bias dilakukan secara sembarangan, tetapi harus
didasarkan pada berbagai landasan yang kokoh dan kuat. Disamping itu, dalam
kegiatan pengembangan kurikulum perlu juga dipahami pendekatan-pendekatan
dan model-model pengembangan kurikulum yang bias diterapkan sesuai dengan
kondisi di mana kurikulum dilaksanakan.
Setelah mempelajari modul 2 ini anda diharapkan dapat menjelaskan
berbagai landasan, prinsip, dan pendekatan pengembangan kurikulum, serta
langkah-langkah pengembangan kurikulum. Secara lebih khusus anda
diharapkan dapat :
1. Menjelaskan landasan-landasan yang harus dipertimbangkan dalam
pengembangan kurikulum;
2. Mengidentifikasi prinsip-prinsip pengembangan kurikulum;
3. Mengindentifikasi berbagai pendekatan dalam pengembangan kurikulum;
4. Menjelaskan langkah-langkah pengembangan kurikulum.
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 38
Kemampuan-kemampuan tersebut sangat penting dikuasai oleh para
pengembang dan pelaksanaan kurikulum dalam hal ini guru dimasa datang.
Dengan diterapkan kebijakan otonomi pendidikan maka selain sebagai pelaksana
kurikulum, guru juga akan berperan sebagai pengembang kurikulum, khususnya
untuk mengembangkan mata pelajaran yang diajarkan di lingkungan sekolahnya.
Oleh karena itu, seorang guru perlu memahami berbagai landasan, prinsip, dan
pendekatan pengembangan kurikulum. Untuk membantu Anda mencapai
kemampuan-kemampuan tersebut, dalam modul ini disajikan pembahasan
disertai latihan dalam dua kegiatan belajar berikut.
1. Kegiatan belajar 1 : landasan pengembangan kurikulum,
2. Kegiatan belajar 2 : prinsip, pendekatan, dan langkah-langkah dalam
pengembangan kurikulum.
Agar anda berhasil dengan baik dalam mempelajari modul ini, berikut ini
beberapa petunjuk belajar yang dapat anda ikuti.
1. Bacalah dengan cermat bagian penduhuluan modul in sampai anda memmahami secara
tuntas tentang apa,untuk apa dan bagaimana mempelajari modul ini.
2. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi modul ini melalui pemahaman sendiri
dan tukar pikiran dengan mahasiswa lain atau dengan tutor anda.
3. Jika pembahasan dalam modul ini masih dianggap kurang, upayakan mencari informasi
tambahan dari sumber lain.
4. Mantapkan pemahaman anda melalui kegiatan diskusi dalam kegiatan tutorial dengan
mahasiswa lainya atau teman sesame guru.
5. Kerjakan latihan dan tes formatif yang disediakan dalam modul ini dengan sungguh-
sungguh.
Selamat belajar, semoga berhasil!
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 39
KEGIATAN BELAJAR 1
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Sebuah bagunan gedung yang tinggi tentu membutuhkan landasan atau
fondasi yang kuat agar dapat berdiri tegak, kokoh, dan tahan lama. Apabila
bagunan tersebut tidak memiliki fondasi yang kokoh maka akan cepat ambruk
atau hancur. Hal ini juga berlaku dalam pengembangan kurikulum. Apabila
landasan atau fondasi pendidikan/kurikulum lemah dan tidak kokoh maka yang
ditaruhkan adalah manusianya ( peserta didik ). Landasan pengembangan
kurikulum pada hakikatnya merupakan factor-faktor yang harus diperhatikan dan
dipertimbangkan pada waktu mengembangkan suatu kurikulum lembaga
pendidikan, baik dilingkungan sekolah maupun luar sekolah.
Menurut salah seorang ahli kurikulum yang bernama Robert S. Zais
(1976), kurikulum suatu lembaga pendidikan didasarkan kepada lima landasan (
foundatioms ) yang digambarkan dalam suatu model yang disebut „ An Eclectie
Model of the curriculum and its foundations‟ sebagai berikut.
The curriculum
Gambar 2.1
Model eklektik kurikulum dan landasan –landasannya
( sumber : zais, 1976)
Aims, Goals,
Objectives
g
Content Learning
Activities
Evaluation
Epistemology (the
nature of
knowlegdge
Society/
culture
The
individual
Learing
theory
Philosophical assumptions
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 40
Jika anda perhatikan Gambar 2.1 maka terlihat dengan jelas bahwa suatu
kurikulum yang komponen-komponennya terdiri atas tujuan (aims, goals,
objectives), isi/bahan (content), aktivitas belajar (learning activities), dan
evaluasi (evaluation) agar memiliki tingkat relevansi dan flesibilitas yang tinggi
perlu ditopang oleh lima landasan. Landasan utama dari kurikulum tersebut
adalah landasan filosofis (philosophical assumption), sedangkan landasan yang
lainnya adalah hakikat ilmu pengetahuan (epistemology), masyarakat dan
kebudayaan (society and culture), individu/peserta didik (the individual), dan
teori-teori belajar (learning theory),
Senada dengan pendapat Robert S. Zais, Ralph W. Tyler (dalam Ornstein
& Hunkins, 1988) mengemukakan pandangan yang erat kaitannya dengan
beberapa aspek yang melandasi suatu kurikulum (dalam hal inin disebut school
purposes) melalui visualisasi sebagai berikut.
Gambar 2.2
Landasan Kurikulum Menurut R.W. Tyler
Dengan mmperhatikan kedua pandangan tersebut, secara umum terdapat
tiga aspek pokok yang mendasari pengembangan kurikulum , yaitu landasan
filosofis, landasan psikologis, dan landasan sosiologis.
Suggestions from subject
specialists
SCHOOL
Purposes
Studies of
Learners
Studies of
Contemporary
life
Use Of
Philosophy
Use of
psychology
of learning
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 41
Untuk lebih memperjelaskan pemahaman Anda, berikut ini diuaraikan
ketiga aspek pokok yang menjadi landasan dalam pengembangan suatu
kurikulum. Silakan Anda perhatikan dengan saksama, kemudian buatlah
ringkasannya dalam buku catatan untuk mempermudah Anda mengingat maksud
dari ketiga landasan kurikulum tersebut.
A. LANDASAN FILOSOFIS
Landasan filosofis mengacu pada pentingnya filsafat dalam melaksanakan, membina,
dan mengembangkan kurikulum di sekolah. Dalam pengertiam umum, filsafat adalah cara
berpikir yang radikal, menyeluruh, dan mendalam (Socrates) atau suatu cara berpikir yang
mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Plato menyebut filsafat sebagai ilmu pengetahuan
tentang kebenaran. Filsafat berupa mengkaji berbagai permasalahan yang dihadapi manusia,
termasuk masalah pendidikan. Filsafat pendidkan pada dasarnya adalah penerapan dari
pemikiran-pemikiran filosofis untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan. Menurut
Mudyahardjo (1989), terdapat tiga sistem pemikiran filsafat yang sangat besar pengaruhnya
dalam pemikiran pendidikan pada umumnya, dan pendidikan di Indonesia pada khususnya.
Ketiga sistem filsafat tersebut, yaitu idealisme , realisme, dan pragmatisme.
Bidang telahaan filsafat pada awalnya mempersoalkan siapa manusia itu. Kajian
terhadap persoalan ini menelusuri hakikat manusia sehingga muncul beberapa asumsi tentang
manusia. Misalnya, manusia adalah makhluk religi, makhluk sosial, makhluk yang
berbudaya, dan sebagainya. Dari telahaan tersebut filsafat mncoba menelaah tiga pokok
persoalan, yaitu hakikat benar salah (logika), hakikat baik buruk (etika), dan hakikat indah
jelek (estetika), pada dasarnya pandangan hidup manusia mencakup tiga aspek tersebut
sehingga ketiga aspek tersebut sangat diperlukan dalam pendidikan, terutama dalam
menentukan arah dan tujuan pendidikan.
Filsafat akan menentukan arah kemana siswa akan dibawa. Filsafat merupakan
perangkat niala-nilai yang melandasi dan membimbing kearah pencapaian tujuan pendidikan.
Oleh sebab itu, filsafat yang di anut oleh suatu bangsa atau kelompok masyarakat tertentu
atau yang di anut oleh perorangan (dalam hal ini guru) akan sangat mempengaruhi tujuan
pendidkan yang ingin dicapai. Filsafat yang dianut oleh suatu Negara bagaimana pun akan
mewarnai tujuan pendidikan di Negara tersebut. Dengan demikian, tujuan pendidikan suatu
Negara akan berbeda dengan Negara lainnya, disesuaikan dengan filsafat yang dianut oleh
Negara-negara tersebut. Tujuan pendidikan pada dasarnya merupakan rumusan yang
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 42
komprehensif mengenai apa yang seharusnya dicapai. Tujuan ini memuat pernyataan-
pernyataan (statements) mengenai berbagai kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh
siswa selaras dengan system nilai dan filsafat yang dianut. Hal ini menunjukkan adanya
keterkaitan yang sangat erat antara filsafat yang dianut dengan tujuan pendidikan yang
dirumuskan.
Berkaitan dengan tujuan pendidikan ini, terdapat beberapa pendapat yang bisa
dijadikan bahan kaji banding. Herbert Spencer (dalam Nasution, 1982) mengungkapkan
bahwa tujuan pendidikan harus memuat hal-hal sebagai berikut.
1. Self- preservasion, mengacu pada kemampuan individu untuk dapat menjaga
kelangsungan hidupnya dengan sehat, mencegah penyakit, hidup teratur, dan lain-lain.
2. Securing the necessities of life, mengacu pada kemampuan individu untuk sanggup
mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan hidup dengan melakukan suatu pekerjaan.
3. Rearing of family, mengacu kemampuan menjadi orang tua yang sanggup bertanggung
jawab atas pndidikan anaknya dan kesjahteraan keluarganya.
4. Maintaining proper social and political relationships, mengacu pada kemampuan
individu sebagai makhluk sosial yang hidup dalam lingkungan masyrakat dan Negara.
5. Enjoying leisure time, mengacu pada kemampuan individu untuk memamfaatkan waktu
senggangnya dengan memilih kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dan menambah
kenikmatan dan kegaiahan hidup.
The united states office of education pada tahun 1918 ( dalam nasition 1982
) telah mencanangkan tujuan pendidikan melalui seven cardinal principles yang
memuat hal-hal berikut.
1. Health, dalam hal ini sekolah diwajibkan mempertinggi taraf keshatan murid-murid.
2. Command of fundamental processes, yang mengacu pada penguasaan kecakapan pokok
yang fundamental seperti; menulis, membaca, dan berhitung.
3. Worthy home membership; dalam hal ini sekolah dituntut untuk mendidik anak-anak
menjadi anggota keluarga yang berharga sehinggga berguna bagi masyarakat.
4. Vocational efficiency; mengacu pada efisiensi dalam pekerjaan sehingga dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya dapat dicapai hasil yang sebesar-besarnya.
5. Citizenship; dalam hal ini sekolah dituntut untuk melakukan usaha menggembleng
bermacam-macam bangsayang ada dinegara itu menjdai bangsa yang kompak.
6. Worthy use of leisure; mengacu pada kemampuan memanfaatkan dengan baik waktu
senggang yang senantiasa betambah panjang berhubung dengan industrialisasi yang lebih
sempurna.
7. Satisfaction of religious needs; yaitu pemuasan kehidupan keagamaan.
Tujuan-tujuan pendidikan yang diuraikan di atas adalah tujuan pendidikan
yang dikembangkan di amerika serikat beberapa tahun yang silam. Tujuan
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 43
pendidikan nasioanl diindonesia bersumber pada pandangan dan cara hidup
manusia Indonesia. Hal ini telah diwujudkan dalam rumusan tujuan pendidikan
nasional seperti tertuang dalam undang – undang RI nomor 2 tahun 1989 tentang
system pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan.
Sebagai implikasi bagi para pelaksana pendidikan, terutama bagi guru dan
kepala sekolah, dalam melaksanakan, membina, dan mengembangkan kurikulum
di sekolah maka nilai-nilai yang terkandung dalam rumusan tujuan pendidikan
nasional tersebut harus menjadi acuan yang mendasar dalam mewujudkan
praktik pendidikan di sekolah sehingga menghasilkan siswa yang beriman,
berilmu dan beramal dalam kondisi serasi, selaras dan seimbang. Disinilah
pentingnya filsafat sebagai pandangan hidup manusia dalam hubungannya
dengan pendidikan.
Bagaimana kaitan antara filsafat pendidikan dengan kurikulum? Kurikulum
pada hakikatnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Karna tujuan
pendidikan itu sangat di warnai oleh falsafah/pandangan hidup yang dianut suatu
bangsa maka kurikulum yang di kembangkan juga akan mencerminkan
falsafah/pandangan hidup tersebut. Hal ini, sydah jelas menunjukkan adanya
keterkaitan yang sangat erat antara kurikulum pendidikan di suatu Negara
dengan filsafat yang di anut. Bila suatu Negara mengalami perubahan dalam hal
pandangan hidupnya maka hal ini juga secara langsung mempengaruhi
kurikulum yang ada. Di Indonesia pada masa penjajahan Belanda, kurikulum
yang di anut sangat hidupnya maka hal ini juga secara langsung mempengaruhi
kurikulum yang ada. Di Indonesia pada masa penjajahan Belanda, kurikulum
yang di anut sangat berorientasi kepada kepentingan politik kerajaan Belanda
saat itu. Begitu pula pada saat penjajahan Jepang, kurikulum yang ada berpijak
pada filsafat yang di anut Negara Matahari Terbit itu. Pada masa orde baru,
garapan pendidikan nasional khususnya kurikulum pendidikan disesuaikan
dengan tuntutan dan kebutuhan serta filsafat yang dianut bangsa Indonesia, yaitu
Pancasila
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 44
Pengembangan suatu kurikulum, walaupun pada tahap awal sangat diwarnai
oleh filsafat dan ideologi Negara, namum menuntut untuk senantiasa diperbaiki,
diperbarui, dan disempurnakan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan karena
kurikulum itu sifatnya hipotesis. Maksudnya, kurikulum menentukan manusia
hari esok (masa depan) pada hari ini berdasarkan pengalaman masa lalu.
B. LANDASAN PSIKOLOGIS
Pendidikan berkaitan dengan perilaku manusia. Dalam proses pendidikan
terjadi interaksi antara siswa dengan lingkungannya, baik lingkungan yang
bersifat fisik, maupun lingkungan sosial. Melalui pendidikan yang diharapkan
adanya perubahan perilaku siswa menuju kedewasaan, baik fisik,
mental/intelektual,moral maupun sosial. Namun demikian perlu juga di ingatkan
bahwa tidak semua perubahan perilaku siswa mutlak sebagai akibat intervensi
dari program pendidikan. Ada juga perubahan perilaku yang di pengaruhi oleh
kematangan siswa sendiri atau pengaruh dari lingkungan diluar program
pendidikan. Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan/program pendidiak
sudah pasti berkenaan dengan proses perubahan perilaku siswa tersebut . Melalui
kurikulum diharapkan dapat terbentuk tingkah laku baru berupa kemampuan-
kemampuan actual dan potensial dari para siswa serta kemampuan-kemampuan
baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.
Psikologis adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, sedangkan
kurikulum adalah upaya menentukan program pendidikan untuk mengubah
perilaku manusia. Oleh sebab itu, pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh
psikologis sebagai acuan dalam menentukan apa dan bagaimana perilaku itu
harus dikembangkan. Siswa adalah individu yang sedang berada dalam proses
perkembangan, seperti perkembangan fisik/jasmani, intelektual, sosial,
emosional, moral, dab sebagainya. Tugas utama para guru adalah membantu
mengoptimalkan perkembangan siswa. Sebenarnya tanpa pendidikan pun anak
tetap berkembang, tetapi dengan proses pendidikan diharapkan perkembangan
anak tersebut akan lebih optimal. Apa yang di didikkan dan bagaimana cara
mendidiknya harus disesuaikan dengan tingkat-tingkat perkembangan anak.
Karakteristik perilaku pada berbagai tingkatan perkembangan merupakan bahan
kajian dari psikologis perkembangan. Perkembangan-perkembangan yang di
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 45
alami oleh anak pada umumnya di peroleh malalui proses belajar. Guru selalu
mencari upaya untuk dapat membelajarkan para siswanya. Cara belajar dan
mengajar yang bagaimana yang dapat member hasil optimal dan bagaimana
proses pelaksanaannya membutuhkan kajian/studi yang sistematik dan
mendalam. Studi tersebut merupakan bidang kajain dari psikologis belajar.
Dari uraian tersbut tampak adanya dua cabang psikologis yang sangat
penting diperhatikan didalam pengembangan kurikulum, yaitu psikologis
perkembangan dan psikologis belajar. Psikologis belajar berkenaan atau
memberikan sumbangan bagi kurikulum dalam hal bagaimana kurikulum itu di
berikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya. Hal ini
berarti berkenaan dengan strategi kurikulum. Psikologis perkembangan
diperlukan terutama dalam menentukan isi kurikulum yang di perlukan kepada
siswa agar tingkat keluasan dan kedalaman materi/bahan ajar sesuai dengan taraf
perkembangan siswa.
Karena kedua hal tersebut sangat penting peranannya dalam rangka
mengembangkan suatu kurikulum maka berikut ini diuraikan secara lebih
lengkap lagi.
1. Perkembangan Siswa dan Kurikulum
Anak sejak dilahirkan sudah memperhatikan keunikan-keunikan, seperti
pernyataan dirinya dalam bentuk tangisan atau gerakan-gerakan tertentu. Hal ini
memberikan gambaran bahwa sebenarnya sejak lahir anak telah memiliki potensi
untuk berkembang. Bagi aliran yang sangat percaya dengan kondisi tersebut
sering menggangap anak sebagai orang dewasa dalam bentuk kecil. J.J.
Rousseau, seorang ahli pendidikan bangsa perancis, termasuk yang fanatik
berpandangan seperti itu, Dewasa dalam bentuk kecil mengandung makna bahwa
anak itu belum mmiliki sepenuhnya potensi yang diperlukan bagi penyesuaian
diri terhadap lingkungannya. Ia masih memerlukan bantuan untuk berkembangan
ke arah kedewasaan yang sempurna. Rousseau member tekanan kepada
kebebasan berkembang secara mulus mnjadi orang dewasa yang diharapkan.
Istilah yang dipakainya adalah kembali k alam, kembali ke kodrat atau
pembawaan dari sejak lahir. Ia berpendapat bahwa sgala sesuatu itu adalah baik
dari tangan Tuhan, akan tetapi menjadi rusak karna tangan manusia. Pendidikan
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 46
itu harus menghormati anak sbagai makhluk yang memiliki potensi alaamiah.
Rousseau percaya bahwa anak harus belajar dari pengalaman langsung. Jadi
dalam hal ini, intervensi atau campur tangan pendidikan oleh guru dan orang tua
tidak terlalu mendominasi.
Pendapat lain mengatakan bahwa perkembangan anak hasil dari pengaruh
lingkungan. Anak dianggap sebagai kertas putih, dimana orang-orang
disekelilingnya dapat bebas menulis kertas tersebut. Pandangan ini bertentangan
dengan pandangan Rousseau, dimana justru aspek-aspek diluar
anak/lingkungannya yang lebih banyak mempengaruhi perkembangan anak
menjadi individu yang dewasa. Pandangan ini sering disebut teori tabularasa
dengan tokohnya, yaitu John Locke.
Selain kedua pandangan tersebut, terdapat pandangan yang menyebutkan
bahwa perkembangan anak merupakan hasil perpaduan antara pembawaan dan
lingkungannya. Aliran ini mengakui akan kodrat manusia yang memiliki potensi
sejak lahir, namun potensi ini akan berkembang menjadi baik dan sempurna
berkat pengaruh lingkungan. Aliran ini disebut aliran konvergensi dengan
tokohnya, yaitu William Stern. Pandangan yang terakhir dikembangkan oleh
Havighurst dengan teorinya tentang tugas-tugas perkembangan (developmental
tasks). Tugas-tugas perkembangan yang di maksud adalah tugas yang secara
nyata harus dipenuhi oleh setiap anak/individu sesuai dengan taraf/tingkat
perkembangan yang dituntut oleh lingkungannya. Apabila tugas-tugas tidak
terpenuhi maka pada taraf perkembangan berikutnya anak/individu tersebut akan
mengalami masalah. Melalui tugas-tugas ini, anak akan berkembang dengan baik
dan beroperasi secara kumulatif dari yang sederhana menuju kearah yang lebih
kompleks. Namun demikian, objek penelitian yang dilakukan oleh Havighurst
ini adalah anak-anak Amerika, jadi masih pelu kebenarannya diteliti dan dikaji
dengan cermat untuk anak-anak Indonesia yang memiliki kondisi lingkungan
yang berbeda.
Pandangan tentang anak sebagai makhluk yang unik sangat berpengaruh
terhadap pengembangan kurikulum pendidikan. Setiap anak merupakan pribadi
tersendiri, memiliki perbadaan disamping persamaanya. Implikasi dari hal
tersebut terhadap pengembangan kurikulum yaitu sebagai berikut.
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 47
a. Setiap anak diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat, minat, dan
kebutuhannya.
b. Di samping menyediakan pelajaran yang sifatnya umum ( program inti ) yang wajib
dipelajari setiap anak, sekolah mnyediiakan pula pelajaran-pelajaran pilihan yang sesuai
dengan minat anak.
c. Kurikulum di samping menyediakan bahan ajar yang bersifat kejuruan/keterampilan juga
menyediakan bahan ajar yang bersifat akademik. Anak-anak yang berbakat dibidang
akademik diberi kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya.
d. Kurikulum memuat tujuan-tujuan yang mengandung pengetahuan, nilai/sikap, dan
keterampilan yang menggambarkan keseluruhan pribadi yang utuh lahir dan batin.
Implikasi lain dari pengetahuan tentang anak/individu dalam proses
pelaksanaan kurikulum (pembelajaran) dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara operasional selalu berpusat kepada
perubahan tingkah laku siswa.
b. Bahan/materi pelajaran yang diberikan sesuai dengan kebutuhan, minat dan perhatian
siswa dan bahan tersebut mudah dijangkau oleh siswa.
c. Strategi pembelajaran atau cara menyampaikan bahan ajar disesuaikan dengan taraf
perkembangan siswa.
d. Media yang dipakai senantiasa dapat menarik perhatian dan minat siswa.
e. System evaluasi berpadu dalam satu kesatuan yang menyeluruh dan berkesinambungan
dari satu tahap ke tahap yang lainnya dan dijalankan secara terus-menerus.
2. Psikologi belajar dan kurikulum
Psikologi belajar berkaitan dengan bagaimana individu/siswa belajar.
Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan perilaku yang terjadi
melalui peengelaman. Segala perubahan perilaku, baik pada aspek kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap), maupun psikomotor (keterampilan) yang terjadi
karena proses pengelaman, dapat dikategorikan sebagai perilaku hasil belajar.
Perubahan-perubahan perilaku yang terjadi secara insting atau terjadi karena
kematangan, atau perilaku yang terjadi ssecara kebetulan, tidak termasuk hasil
belajar. Mengetahui dan memahami psikologi/teori belajar merupakan bekal bagi
anda sebagai guru kimia SLTP/SMA/MA dalam tugas pokok membelajarkan
siswa.
Psikologi atau teori belajar yang berkembang pada dasarnya dapat
dikelompokkan kedalam tiga rumpun, yaitu : teori displin mental atau teori daya
(faculty theory), teori behaviorisme, dan teori organismik atau cognitive gestalt
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 48
field. Menurut teori daya, dari kelahirannya anak/individu telah memiliki
potensi-potensi atau daya-daya tertentu ( faculties) yang masing-masing
memiliki fungsi tertentu , seperti daya mengingat, daya berpikir, daya
mencurahkan pendapat, daya mengamati, daya memecahkan masalah, dan daya-
daya lainnya. Daya-daya ini dapat dilatih agar dapat berfungsi dengan baik. Daya
berpikir siswa sering dilatih dengan menghafalkan sesuatu. Daya-daya yang
telah terlatih dapat dipindahakan kedalam pembentukan daya-daya lain.
Pemindahan (transfer) ini mutlak dilakukan melalui latihan ( drill ). Oleh karena
iitu, pengertian belajar menurut teori ini adalah melatih siswa dalam daya-daya
terseebut. Cara mempelajarinya pada umumnya melalui hafalan dan latihan.
Rumpun teori belajar yang kedua, yaitu teori behaviorisme. Rumpun teori
ini mencakup tiga teori, yaitu teori koneksionisme atau asosiasi, teori
kondisioning, dan teori penguatan ( reinforcement/operant conditioning).
Rumpun teori behaviorisme ini berangkat dari asumsi bahwa individu tidak
membawa potensi sejak lahir. Perkembangan individu ditentukan oleh
lingkungan (keluarga, sekolah, dan masyarakat). Rumpun teori ini tidak
mengakui sesuatu yang sifatnya mental. Perkembangan anak menyangkut hal-hal
nyata yang dapat dilihat dan diamati. Teori koneksionisme atau teori asosiasi
adalah teori yang paling awal dari rumpun behaviorisme. Menurut teori ini
kehidupan tunduk kepada hukum stimulusrespons atau aksi-reaksi. Belajar pada
dasarnya merupakan hubungan antara stimulus dan respons (S-R). Belajar
merupakan upaya untuk membentuk hubungan stimulus-respons sebanyak-
banyaknya. Tokoh utama dari toeri ini, yaitu Edward L. Thorndike yang
memunculkan tiga hukum belajar (law of learning) yang sangat terkenal, yaitu
law of readiness, law of exercise, dan law of effect. Menurut hukum kesiapan
(readiness), hubungan antara stimulus dengan respons akan terbentuk atau
mudah terbentuk apabila telah ada kesiapan pada syitem saraf individu. Hukum
latihan atau pengulangan (exercise/repetition), menyatakan bahwa hubungan
antara stimulus dan respons akan terbentuk apabila sering dilatih atau diulang-
ulang. Hukum akibat (effect), menyatakan bahwa hubungan stimulus dan respons
akan terjadi apabila ada akibat yang menyenangkan.
Teori belajar yang ketiga, yaitu teori organismik atau gestalt. Teori ini
mengacu pada pengertian bahwa keseluruhan lebih bermakna daripada bagian-
bagian, tetapi keseluruhan bukan kumpulan dari bagian-bagian. Manusia
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 49
dianggap sebagai makhluk organisme yang melakukan hubungan timbal balik
dengan lingkungan secara keseluruhan. Hubungan ini dijalin oleh stimulus dan
respons. Menurut teori ini, stimulus yang hadir diseleksi menurut tujuannya,
kemudian individu melakukan interaksi dengannya dan seterusnya sehingga
terjadi perbuatan belajar. Bertentangan dengan teori koneksionisme/asosiasi,
menurut teori gestalt, peran guru, yaitu sebagai pembimbing bukan penyampai
pengetahuan, dan siswa berperan sebagai pengolah bahan pelajar. Belajar
berlangsung berdasarkan pengalaman, yaitu kegiatan interaksi antara individu
dengan lingkungannya. Belajar menurut teori ini bukanlah menghafal akan tetapi
memecahkan masalah, dan metode belajar yang dipakai adalah metode ilmiah
dengan cara siswa dihadapkan pada berbagai permasalahan, merumuskan
hipotesis atau praduga, mengumpulkan data yang diperlukan untuk memecahkan
masalah, menguji hopotesis yang telah dirumuskan, dan pada akhirnya para
siswa dibimbing untuk menarik kesimpula-kesimpulan. Teori ini banyak
mempengaruhi praktik pelaksanaan kurikulum disekolah karena teori ini
memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Belajar berdasarkan keseluruhan
Dalam belajar siswa mempelajari bahan pelajaran secara kseluruhan. Bahan-
bahan dirinci kedalam bagian-bagian untuk dipelajari secara keseluruhan, dan
dihubungkan satu sama lain secara terpadu. Siswa mereaksi bahan yang
dipelajari oleh pikirannya, perasaannya, mentalnya, spiritualnya dan oleh seluruh
aspek tingkah lakunya. Pelajaran yang diberikan kepadanya bersumber pada
suatu masalah atau pokok bahasan yang luas yang harus di pecahkan oleh siswa.
Siswalah yang harus mengolah bahan pelajran itu. Siswa mereaksi seluruh
pelajaran dengan keseluruhan jiwanya.
b. Belajar adalah pembentukan kepribadian
Siswa dipandang sebagai makhluk keseluruhan. Siswa dibimbing untuk
memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara berimbang. Ia dibina
untuk menjadi manusia seutuhnya , yaitu manusia yang memiliki keseimbangan
lahir dan batin antara pengetahuan dengan sikapnya dan antara sikap dengan
keterampilannya. Seluruh kepribadiannya diharapkan utuh melalui proses
pengajaran yang terpadu.
TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 50
c. Belajar berkar pemahaman
Menurut teori ini belajar adalah proses pemahaman. Pemahaman
mengandung makna penguasaan pengeatahuan yang diselaraskan dengan sikap
dan keterampilan. Dapat pula diartikan bahwa pemahaman adalah kemudahan
dalam menemukan suatu pemecahan masalah. Keterampilan menghubung-
hubungkan bagian-bagian pengetahuan untuk diperoleh suatu kesimpulan
merupakan salah satu wujud pemahaman.
d. Belajar berdasarkan pengalaman
Sebagaimana dikemukakan bahwa belajar adalah pengalaman. Proses
belajar adalah bekerja, mereaksi, memahami, dan mengalami. Dalam belajar itu
siswa aktif guru hanya membantu secara minimal sesuai dengan apa yang
dibutuhkan siswa. Siswa mengolah bahan pelajaran melalui diskusi, Tanya
jawab, kerja kelompok, demontrasi, survei lapangan, karyawisata, atau belajar
diperpustakaan.
e. Belajar adalah suatu proses perkembangan
Dalam hubungan ini ada tiga hal yang perlu diketahui guru, yaitu:
perkembangan siswa merupakan hasil dari pembawaan, perkembangan siswa
merupakan hasil lingkungan., dan perkembangan siswa merupakan hasil
keduanya. Perpaduan kedua pandangan itu melahirkan teori tugas perkembangan
(developmental tasks) yang diciptakan oleh Havighurst.
f. Belajar adalah proses berkesinambungan
Belajar adalah proses sepanjang masa. Manusia tidak pernah berhenti
belajar, walau sudah tua. Manusia selalu melakukan proses belajar. Hal itu
dilakukan karena factor kebutuhan. Belajar adalah proses kegiatan interaksi
antara dirinya dengan lingkungannya yang dilakukan darilahir sampai
meninggal. Oleh karena itu, belajar merupakan proses berkesinambungan. Untuk
mempertahankan prinsip ini maka kurikulum menganjurkan untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang tidak terbatas pada kurikulum yang tersedia, tetapi
juga kurikulum yang sifatnya ekstra untuk memenuhi kebutuhan para siswa.
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia
Telaah kurikulum kimia

Contenu connexe

Tendances

Sifat keperiodikan unsur + video
Sifat keperiodikan  unsur + videoSifat keperiodikan  unsur + video
Sifat keperiodikan unsur + videoAkhmad Farid
 
Makalah pola dan desai kurikulum
Makalah pola dan desai kurikulumMakalah pola dan desai kurikulum
Makalah pola dan desai kurikulumGoogle
 
laprak kimia es putar.docx
laprak kimia es putar.docxlaprak kimia es putar.docx
laprak kimia es putar.docxCahya Mutiara
 
ATP fase E - kimia kelas x kurikulum merdeka.docx
ATP fase E - kimia kelas x kurikulum merdeka.docxATP fase E - kimia kelas x kurikulum merdeka.docx
ATP fase E - kimia kelas x kurikulum merdeka.docxWhenyDwiRatnawati
 
Sejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
Sejarah dan Model Pengembangan KurikulumSejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
Sejarah dan Model Pengembangan KurikulumTeguh Arie Sandy
 
Lkpd pbl hidrolisis
Lkpd pbl hidrolisisLkpd pbl hidrolisis
Lkpd pbl hidrolisisBASUKI SSi
 
RPP KIMIA X Kurikulum 2013 kd 3.1
RPP KIMIA X Kurikulum 2013 kd 3.1RPP KIMIA X Kurikulum 2013 kd 3.1
RPP KIMIA X Kurikulum 2013 kd 3.1yasirmaster web.id
 
Rpp pertemuan1 rohmi_rev1
Rpp pertemuan1 rohmi_rev1Rpp pertemuan1 rohmi_rev1
Rpp pertemuan1 rohmi_rev1Rohmi Masban
 
program tahunan kimia kelas xii
program tahunan kimia kelas xiiprogram tahunan kimia kelas xii
program tahunan kimia kelas xiiYokhebed Fransisca
 
Telaah kurikulum kimia (sejarah perkembangan kurikulum)
Telaah kurikulum kimia (sejarah perkembangan kurikulum)Telaah kurikulum kimia (sejarah perkembangan kurikulum)
Telaah kurikulum kimia (sejarah perkembangan kurikulum)yusafat simorangkir
 
RPP KIMIA X Kurikulum 2013 kd 3.3
RPP KIMIA X Kurikulum 2013  kd 3.3RPP KIMIA X Kurikulum 2013  kd 3.3
RPP KIMIA X Kurikulum 2013 kd 3.3yasirmaster web.id
 
Rpp evaluasi pembelajaran
Rpp evaluasi pembelajaranRpp evaluasi pembelajaran
Rpp evaluasi pembelajaranmaisya sarah
 
Modul pembelajaran kimia hidrolisis garam
Modul pembelajaran kimia hidrolisis garamModul pembelajaran kimia hidrolisis garam
Modul pembelajaran kimia hidrolisis garamIrmi Mimiqi
 
SOAL PTS GASAL KIMIA KELAS X SMA/MA Model AKM
SOAL PTS GASAL KIMIA KELAS X SMA/MA Model AKMSOAL PTS GASAL KIMIA KELAS X SMA/MA Model AKM
SOAL PTS GASAL KIMIA KELAS X SMA/MA Model AKMdasi anto
 

Tendances (20)

Sifat keperiodikan unsur + video
Sifat keperiodikan  unsur + videoSifat keperiodikan  unsur + video
Sifat keperiodikan unsur + video
 
Makalah pola dan desai kurikulum
Makalah pola dan desai kurikulumMakalah pola dan desai kurikulum
Makalah pola dan desai kurikulum
 
3 rpp ke 3 konsep mol
3 rpp ke 3 konsep mol3 rpp ke 3 konsep mol
3 rpp ke 3 konsep mol
 
laprak kimia es putar.docx
laprak kimia es putar.docxlaprak kimia es putar.docx
laprak kimia es putar.docx
 
ATP fase E - kimia kelas x kurikulum merdeka.docx
ATP fase E - kimia kelas x kurikulum merdeka.docxATP fase E - kimia kelas x kurikulum merdeka.docx
ATP fase E - kimia kelas x kurikulum merdeka.docx
 
Rpp koloid 2013 me
Rpp koloid 2013 meRpp koloid 2013 me
Rpp koloid 2013 me
 
Penulisan soal hots 2019
Penulisan soal hots 2019Penulisan soal hots 2019
Penulisan soal hots 2019
 
Alkali dan alkali tanah
Alkali dan alkali tanahAlkali dan alkali tanah
Alkali dan alkali tanah
 
Sejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
Sejarah dan Model Pengembangan KurikulumSejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
Sejarah dan Model Pengembangan Kurikulum
 
Lkpd pbl hidrolisis
Lkpd pbl hidrolisisLkpd pbl hidrolisis
Lkpd pbl hidrolisis
 
RPP KIMIA X Kurikulum 2013 kd 3.1
RPP KIMIA X Kurikulum 2013 kd 3.1RPP KIMIA X Kurikulum 2013 kd 3.1
RPP KIMIA X Kurikulum 2013 kd 3.1
 
Rpp pertemuan1 rohmi_rev1
Rpp pertemuan1 rohmi_rev1Rpp pertemuan1 rohmi_rev1
Rpp pertemuan1 rohmi_rev1
 
5.protein
5.protein5.protein
5.protein
 
program tahunan kimia kelas xii
program tahunan kimia kelas xiiprogram tahunan kimia kelas xii
program tahunan kimia kelas xii
 
Reaksi Reaksi Kimia
Reaksi Reaksi KimiaReaksi Reaksi Kimia
Reaksi Reaksi Kimia
 
Telaah kurikulum kimia (sejarah perkembangan kurikulum)
Telaah kurikulum kimia (sejarah perkembangan kurikulum)Telaah kurikulum kimia (sejarah perkembangan kurikulum)
Telaah kurikulum kimia (sejarah perkembangan kurikulum)
 
RPP KIMIA X Kurikulum 2013 kd 3.3
RPP KIMIA X Kurikulum 2013  kd 3.3RPP KIMIA X Kurikulum 2013  kd 3.3
RPP KIMIA X Kurikulum 2013 kd 3.3
 
Rpp evaluasi pembelajaran
Rpp evaluasi pembelajaranRpp evaluasi pembelajaran
Rpp evaluasi pembelajaran
 
Modul pembelajaran kimia hidrolisis garam
Modul pembelajaran kimia hidrolisis garamModul pembelajaran kimia hidrolisis garam
Modul pembelajaran kimia hidrolisis garam
 
SOAL PTS GASAL KIMIA KELAS X SMA/MA Model AKM
SOAL PTS GASAL KIMIA KELAS X SMA/MA Model AKMSOAL PTS GASAL KIMIA KELAS X SMA/MA Model AKM
SOAL PTS GASAL KIMIA KELAS X SMA/MA Model AKM
 

En vedette

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)Mayawi Karim
 
Komponen Kurikulum
Komponen KurikulumKomponen Kurikulum
Komponen KurikulumPTIK BB
 
Analisis perkembangan kurikulum bahasa inggris di indonesia
Analisis perkembangan kurikulum bahasa inggris di indonesiaAnalisis perkembangan kurikulum bahasa inggris di indonesia
Analisis perkembangan kurikulum bahasa inggris di indonesiaSiti Purwaningsih
 
Telaah kurikulum
Telaah kurikulumTelaah kurikulum
Telaah kurikulumPa Mulya
 
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi KurikulumPengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi KurikulumMayawi Karim
 
Desain Induk Kurikulum 2013 [Ver 15/01/13]
Desain Induk Kurikulum 2013 [Ver 15/01/13]Desain Induk Kurikulum 2013 [Ver 15/01/13]
Desain Induk Kurikulum 2013 [Ver 15/01/13]Kreshna Aditya
 
Analisis Materi Pembelajaran Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016
Analisis Materi Pembelajaran Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016Analisis Materi Pembelajaran Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016
Analisis Materi Pembelajaran Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016Almateus Nanang Rudiatmoko
 

En vedette (9)

Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
 
Komponen Kurikulum
Komponen KurikulumKomponen Kurikulum
Komponen Kurikulum
 
Telaah kurikulum
Telaah kurikulumTelaah kurikulum
Telaah kurikulum
 
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan KurikulumPengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulum
 
Analisis perkembangan kurikulum bahasa inggris di indonesia
Analisis perkembangan kurikulum bahasa inggris di indonesiaAnalisis perkembangan kurikulum bahasa inggris di indonesia
Analisis perkembangan kurikulum bahasa inggris di indonesia
 
Telaah kurikulum
Telaah kurikulumTelaah kurikulum
Telaah kurikulum
 
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi KurikulumPengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
 
Desain Induk Kurikulum 2013 [Ver 15/01/13]
Desain Induk Kurikulum 2013 [Ver 15/01/13]Desain Induk Kurikulum 2013 [Ver 15/01/13]
Desain Induk Kurikulum 2013 [Ver 15/01/13]
 
Analisis Materi Pembelajaran Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016
Analisis Materi Pembelajaran Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016Analisis Materi Pembelajaran Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016
Analisis Materi Pembelajaran Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016
 

Similaire à Telaah kurikulum kimia

Hakekat kurikulum ok.pdf
Hakekat kurikulum ok.pdfHakekat kurikulum ok.pdf
Hakekat kurikulum ok.pdfZainuddin981464
 
Paper Landasan Pengembangan Kurikulum
Paper Landasan Pengembangan KurikulumPaper Landasan Pengembangan Kurikulum
Paper Landasan Pengembangan KurikulumRahmah Salsabila
 
Uas pengembangan kurikulum
Uas pengembangan kurikulumUas pengembangan kurikulum
Uas pengembangan kurikulumYudi Hamdani
 
Aji febrianto
Aji febriantoAji febrianto
Aji febriantoiwan Alit
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaran04021989
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaran02041989
 
Anotasi Bibliografi 10 Buku 10 Jurnal
Anotasi Bibliografi 10 Buku 10 JurnalAnotasi Bibliografi 10 Buku 10 Jurnal
Anotasi Bibliografi 10 Buku 10 JurnalDedy Wiranto
 
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptxKonsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptxsaputrip233
 
Hakekat Kurikulum Kelompok 1.ppt........x
Hakekat Kurikulum Kelompok 1.ppt........xHakekat Kurikulum Kelompok 1.ppt........x
Hakekat Kurikulum Kelompok 1.ppt........xAfifahArifin3
 
Bab i1 penelitian (autosaved)
Bab i1 penelitian (autosaved)Bab i1 penelitian (autosaved)
Bab i1 penelitian (autosaved)jida Almajida
 
Pa' didik pengembangan kurikulum 2
Pa' didik pengembangan kurikulum 2Pa' didik pengembangan kurikulum 2
Pa' didik pengembangan kurikulum 2Bali D'gunners
 

Similaire à Telaah kurikulum kimia (20)

Hakekat kurikulum ok.pdf
Hakekat kurikulum ok.pdfHakekat kurikulum ok.pdf
Hakekat kurikulum ok.pdf
 
Paper Landasan Pengembangan Kurikulum
Paper Landasan Pengembangan KurikulumPaper Landasan Pengembangan Kurikulum
Paper Landasan Pengembangan Kurikulum
 
Kurikulum
Kurikulum Kurikulum
Kurikulum
 
Uas pengembangan kurikulum
Uas pengembangan kurikulumUas pengembangan kurikulum
Uas pengembangan kurikulum
 
Aji febrianto
Aji febriantoAji febrianto
Aji febrianto
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 
Isu kurikulum baru
Isu kurikulum baruIsu kurikulum baru
Isu kurikulum baru
 
Bidang garapan kurikulum
Bidang garapan kurikulumBidang garapan kurikulum
Bidang garapan kurikulum
 
MAKALAH
MAKALAHMAKALAH
MAKALAH
 
Pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum Pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaran
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaran
 
Anotasi Bibliografi 10 Buku 10 Jurnal
Anotasi Bibliografi 10 Buku 10 JurnalAnotasi Bibliografi 10 Buku 10 Jurnal
Anotasi Bibliografi 10 Buku 10 Jurnal
 
Penilaian Kurikulum
Penilaian KurikulumPenilaian Kurikulum
Penilaian Kurikulum
 
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptxKonsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
 
Hakekat Kurikulum Kelompok 1.ppt........x
Hakekat Kurikulum Kelompok 1.ppt........xHakekat Kurikulum Kelompok 1.ppt........x
Hakekat Kurikulum Kelompok 1.ppt........x
 
Bab i1 penelitian (autosaved)
Bab i1 penelitian (autosaved)Bab i1 penelitian (autosaved)
Bab i1 penelitian (autosaved)
 
Pa' didik pengembangan kurikulum 2
Pa' didik pengembangan kurikulum 2Pa' didik pengembangan kurikulum 2
Pa' didik pengembangan kurikulum 2
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 

Plus de CarlosEnvious

Analisis soal pilihan ganda 16.1
Analisis soal pilihan ganda 16.1Analisis soal pilihan ganda 16.1
Analisis soal pilihan ganda 16.1CarlosEnvious
 
Pemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
Pemisahan Alkohol dan Air dengan DestilasiPemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
Pemisahan Alkohol dan Air dengan DestilasiCarlosEnvious
 
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDUIDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDUCarlosEnvious
 
Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
Lap. praktikum destilasi uap bunga kambojaLap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
Lap. praktikum destilasi uap bunga kambojaCarlosEnvious
 
Lap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kambojaLap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kambojaCarlosEnvious
 
Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin CarlosEnvious
 
Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirinLaporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirinCarlosEnvious
 

Plus de CarlosEnvious (10)

Analisis soal pilihan ganda 16.1
Analisis soal pilihan ganda 16.1Analisis soal pilihan ganda 16.1
Analisis soal pilihan ganda 16.1
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
Kapita fix2
Kapita fix2Kapita fix2
Kapita fix2
 
Pemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
Pemisahan Alkohol dan Air dengan DestilasiPemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
Pemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
 
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDUIDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU
 
Laporan tanin
Laporan tanin Laporan tanin
Laporan tanin
 
Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
Lap. praktikum destilasi uap bunga kambojaLap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
 
Lap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kambojaLap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
 
Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin
 
Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirinLaporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin
 

Dernier

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxboynugraha727
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 

Dernier (20)

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 

Telaah kurikulum kimia

  • 1. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 1 KEGIATAN BELAJAR 1 PENGERTIAN, FUNGSI, DAN KOMPONEN KURIKULUM A. PENGERTIAN KURIKULUM Ada banyak pengertian kurikulum tergantung dari sisi mana memandangnya. Namun, istilah kurikulum (curriculum) pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga, berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk memperoleh mendali atau penghargaan. Kemudian, pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pembelajaran untuk mempeoleh ijazah. Dari rumusan pengertian kurikulum tersebut terkandung dua hal pokok, yaitu (1) adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa (2) tujuan utamanya, yaitu untuk memperoleh ijazah. Implikasi pengertian tersebutterhadap praktik pengajaran adalah bahwa untuk memperoleh ijazah atau sertifikat setiap siswa harus menguasai seluruh mata pelajaran yang diberikan dan menempatkan guru dalam posisi yang sangat penting dan menentukan. Keberhasilan siswa ditentukan oleh seberapa jauh mata pelajaran tersebut dikuasai dan biasanya disimbolkan dengan skor yang diperoleh setelah mengikuti suatu tes atau ujian. Pengertian kurikulum tersebut dianggap pengertian yang sempit atau sederhana. Jika Anda mempelajari buku-buku atau literatur lainnya tentang kurikulum yang berkembang saat ini, terutama yang berkembang di negara-negara maju maka Anda menemukan banyak pengertian yang lebih luas dan beragam. Kurikulum tidak terbatas hanya pada sejumlah mata pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar (learning experiences) yang dialami siswa dan mempengaruhi perkembangan pribadinya. Bahkan Haroid B. Alberty (1965) memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa dibawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for the students by the school). Kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dalam kelas saja, tetapi mencakup juga kegiatan-kegiatab yang dilakukan oleh siswa di luar kelas. Pendapat yang senada dan menguatkan pengertian tersebut dikemukakan oleh Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) yang menganggap kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk mempengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di halaman sekolah,
  • 2. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 2 maupun di luar sekolah (the curiculum is the sum total of school’s efforts to influence learning, whether in the classroom, on the playground, or out of school). Banyak alhi pendidikan yang mmiliki pandangan atau tafsiran yang beragam, bahkan ada di antaranya yang sangat kontradiktif sehingga hal ini menyebabkan sulitnya mengambil suatu pengertian yang mewakili pandangan-pandangan tersebut. Selain itu, pengertian kurikulum senantiasa berkembang terus sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan. Sementara ini, untuk mengatasi masalah tersebut, ada usaha-usaha yang dilakukan dengan jalan mengklasifikasikan konsep- konsep kurikulum ke dalam beberapa segi atau dimensi. Misalnya, ada yang mengklasifikasiannya berdasarkan pandangan lama dan pandangan kemudian. Pandangan lama menganggap kurikulum sebagai kumpulan dari mata pelajaran atau bahan ajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari siswa, sedangkan pandangan yang kemudian lebih menekankan pada pengalaman belajar. Selain itu ada yang mengklasifikasikan konsep-konsep kurikulum berdasarkan pandangan tradisional dan pandangan modern. Pandangan tradisional menganggap kurikulum tidak lebih dari sekedar rencana pembelajaran di suatu sekolah. Pelajaran-pelajaran apa saja yang harus ditempuh siswa di suatu sekolah, itulah kurikulum, sedangkan pandangan modern menganggap kurikulum sekedar rencana pelajaran. Kurikulum dianggap sebagai sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah. Dengan beragamnya pendapat mengenai pengertian kurikulum tersebut maka secara teoretis kita agak sulit menentukan satu pengertian yang dapat merangkum semua pendapat. Menurut Hamid Hasan (988), sebenarnya kurikulum bukanlah merupakan sesuatu yang tunggal. Istilah kurikulum menunjukkan berbagai dimensi pengertian. Ia menunjukkan bahwa pada saat sekarang istilah kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, di mana satu dimensi dengan dimensi lainnya saling berhubungan. Keempat dimensi kurikulum tersebut adalah sebagai berikut. 1. Kurikulum sebagai suatu ide 2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide 3. Kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum. Secara teoritis dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis
  • 3. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 3 4. Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan. Apabila Anda ingin lebih mudah memahami keterkaitan keempat dimensi pengertian kurikulum tersebut, perhatikan Gambar 1.1 berikut. Gambar 1.1 Dimensi kurikulum Pandangan yang sampai saat ini masih lazim dipakai dalam dunia pendidikan atau persekolahan di negara kita, kurikulum adalah suatu rencana tertulis yang disusun guna memperlancar proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan rumusan pengertian kurikulum yang tertera dalam Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar”. Rencana atau pengaturan tersebut dituangkan dalam kurikulum tertulis yang disebut Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP). GBPP tersebut memuat komponen-komponen minimal yang mencakup tujuan yang ingin dicapai, konten atau materi yang akan disampaikan, strategi pembelajaran yang dapat dilakukan, dan evaluasi, bahkan tercakup pula distribusi materi dalam setiap semester atau caturwulan, media pembelajaran, dan sumber-sumber rujukannya. IDE RENCANA TERTULIS IMPLEMENTASI HASIL Ideal/Potensial Curriculum Hindden Curriculum Actual/Real Curriculum PBM
  • 4. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 4 B. PERANAN DAN FUNGSI KURIKULUM Pada bagian pendahuluan modul ini sudah diungkapkan bahwa peranan kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah sangatlah strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kurikulum memiliki kedudukan dan posisi yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan, bahkan kurikulum merupakan syarat mutlak dan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan itu sendiri. Apabila dirinci secara lebih mendetail peranan kurikulum sangat penting dalam mencapai tujuan- tujuan pendidikan, paling tidak terdapat tiga peranan yang dinilai sangat penting, yaitu peranan konservatif, peranan kritis atau evaluatif, dan peranan kreatif (Hamalik, 1990). 1. Peranan Konservatif Peranan konservatif menaekankan bahwa kurikulum dapat di jadikan sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini kepada generasi muda, dalam hal ini para siswa. Dengan demikian, peranan konservatif ini pada hakikatnya menempatka kurikulum yang berorientasi ke masa lampau. Peranan ini sifatnya menjadi sangat mendasar, disesuaikan dengan kenyataan bahwa pendidikan pada hakikatnya merupakan proses sosial. Salah satu tugas pendidikan, yaitu mempengaruhi dan membina pelaku siswa sesuai dengan nilai-nilai sosial yang hidup di lingkungan masyarakatnya. 2. Peranan Kreatif Perkembangan ilmu pengetahuan dan aspek-aspek lainnya senantiasa terjadi setiap saat. Peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan mendatang. Kurikulum harus mengandung hal-hal yang dapat membantu setia siswa mengembangkan semua potensi yang ada pada dirinya untuk memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru, kemampuan- kemampuan baru, serta cara berfikir baru yang dibutuhkan dalam kehidupannya. 3. Peranan Kritis dan Evaluatif Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup dalan masyarakat senantiasa mengalami perubahan sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu disesuaikan
  • 5. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 5 dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang. Selain itu, perkembangan yang terjadi pada masa sekarang dan masa mendatang belum tentu sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Oleh karena itu, peranan kurikulum tidak hanya mewariskan nilai dan budaya yang ada atau menerapkan hasil perkembangan baru yang terjadi, melainkan juga memiliki peranan untuk menilai dan memilih nilai dan budaya serta pengetahuan baru yang akan diwariskan tersebut. Dalam hal ini, kurikulum harus turut aktif berpartisipasi dalam kontrol atau filter sosial. Nilai- nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan dan tuntutan masa kini dihilangkan dan diadakan modifikasi atau penyempurnaan-penyempurnaan. Ketiga peranan kurikulum tersebut harus berjalan secara seimbang dan harmonis agar dapat memenuhi tuntutan keadaan. Jika tidak, akan terjadi ketimpangan-ketimpangan yang menyebabkan peranan kurikulum pendidikan menjadi tidak optimal. Menyelaraskan ketiga peranan kurikulum tersebut menjadi tanggung jawab semua pihak yang terkait dalam proses pendidikan, diantaranya pihak guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, siswa, dan masyarakat. Dengan demikian, pihak-pihak yang terkait tersebut idealnya dapat memahami betul apa yang menjadi tujuan dan isi dari kurikulum yang diterapkan sesuai dengan bidang tugas masing-masing. Sebelum diuraikan lebih jauh, coba Anda pikirkan atau diskusikan apa sebenarnya fungsi kurikulum bagi guru, siswa, kepala sekolah/pengawas, orang tua, dan masyarakat. Jika sudah, perhatikan uraian berikut, kemusian diskusikan dan kembangkan lagi fungsi-fungsi kurikulum tersebut, terutama bagaimana cara untuk mengimplementasikannya di sekolah. Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses belajar-mengajar. Bagi kepala sekolah dan pengawas, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan suvpervisi atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa sendiri, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar. Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa, dalam literatur lain, Alexsander Inglis (dalam Hamalik, 1990) mengemukakan fungsi kurikulum sebagai berikut.
  • 6. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 6 1. Fungsi penyesuaian (the adjustive or adaptive function) 2. Fungsi integritas (the integrating function) 3. Funsi deferensiasi (the differentiating function) 4. Fungsi persiapan (the propaedeutic function) 5. Fungsi pemilihan (the selective function) 6. Fungsi diagnostik (the diagnostic function) Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mempu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted, yaitu mempu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkunganf isik maupun lingkungan sosial. Lingkungan itu sendiri senantiasa mengalamiperubahan dan bersifat dinamis. Oleh karena itu, siswa harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri denagn perubahan yang terjadi di lingkungannya Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkaan pribadi-pribadu yang utuh. Siswa pada dasarnya merupakan anggota dan bagian integral dari masyarakat. Oleh karena itu, siswa harus memiliki kepribadian yang dibutuhkan untuk mendapat hidup dan berintegrasi dengan masyarakatnya. Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu membarikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa. Setiap siswa memiliki perbedaan, baik dari aspek fisik maupun psikis, yang harus dihargai dan dilayani dengan baik. Fungsi persiapan mengandung makan bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mempersiapakan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya. Selain itu, kurikulum juga diharapkan dapat mempersiapkan siswa untuk dapat hidup dalam masyarakat seandainya ia kearena sesuatu hal, tidak dapat melanjutkan pendidikannya. Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikaan harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Program-program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Fungsi pemilihan ini sangat erat hubungannya dengan fungsi diferensiasi karena pengakuan atas adanya perbedaan individual siswa berarti pula diberinya kesempatan bagi siswa tersebut untuk memilih apa yang sesuai dengan minat dan
  • 7. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 7 kemampuannya. Untuk mewujudkan kedua fungsi tersebut, kurikulum perlu disusun secara lebih luas dan bersifat fleksibel (luwes/lentur). Fungsi diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya. Apabila siswa sudah mampu memahami kekuatan-kekuatan dan kelemahan- kelemahan yang ada pada dirinya maka diharapkan siswa dapat mengembangkan potensi/kekuatan yang dimilikinya atau memperbaiki kelemahan-kelemahannya. Keenam fungsi yang sudah dikemukakan harus dimiliki oleh suatu kurikulum lembaga pendidikan secara menyeluruh (komprehensif). Dengan demikian kurikulum dapat memberikan pengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. C. KOMPONEN KURIKULUM Mengingat bahwa fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan maka ini berarti ada bagian-bagian terpenting dalam kurikulum agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Bagian terpenting ini disebut komponen. Dari berbagai literatur dikatakan kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan memiliki komponen pokok dan komponen penunjang yang saling berkaitan dan berinteraksi kearah tercapainya tujuan pendidikan. Komponen pokok dari kurikulum meliputi : 1) tujuan, 2) materi/isi, 3) strategi pembelajaran, dan 4) evaluasi. Sedangkan yang termasuk komponen penunjang kurikulum adalah system administrasi dan supervise, sistem bimbingan dan penyuluhan, dan sistem evaluasi. 1. Tujuan Ivor K. Davies (Hasan, 1990) mengemukakan bahwa tujuan dalam suatu kurikulum akan menggambarkan kualitas manusia yang diharapkan terbina suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, suatu tujuan memberikan petunjuk mengenai arah perubahan perilaku yang dicita-citakan dari suatu kurikulum yang sifatnya harus merupakan sesuatu yang final. Perhatikan juga pendapat berikut. a. Tujuan memberikan pegangan mengenai apa yang harus dilakukan, bagaimana cara melakukannya, dan merupakan patokan untuk mengetahui hingga mana tujuan itu telah dicapai (Nasution, 1987).
  • 8. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 8 b. Tujuan memegang peranan sangat penting, akan mewarnai komponen- komponen lainnya dan akan mengarahkan semua kegiatan mengajar (Syaodih, 1988) c. Tujuan krikulum yang dirumuskan menggambarkan pandangan para pengembang kurikulum mengenai pengetahuan, kemampuan serta sikap yang ingin dikembangkan (Hasan, 1990). Tujuan yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas pula terhadap pemilihan isi/bahan ajar, strategi, media pembelajaran, dan evaluasi. Bahkan, dalam berbagai model pengembangan kurikulum, tujuan ini dianggap sebagai dasar, arah, dan patokan dalam menentukan komponen-komponen lainnya. Ada ahli kurikulum yang memandang tujuan sebagai proses (process), seperti Bruner dan Fenton (Hasan, 1990). Namun, kebanyakan para ahli memandang tujuan sebagai hasil (product). Gagne dan Briggs (1974) menyatakan bahwa tujuan merupakan suatu kapasitas yang dapat dilakukan dalam waktu tidak lama setelah suatu kegiatan pendidikan berlangsung, bukan merupakan apa yang dialami siswa selama proses pendidikan. R.F. Mager dan K.M. Beach Jr. (1967) mengemukakan bahwa tujuan itu harus menggambarkan produk atau hasil, bukan prosesnya. Terlepas dari masalah apakah sebagai proses ataupun hasil, tujuan kurikulum tidak dapat melepaskan diri dari tuntunan dan kebutuhan masyarakat, serta didasari oleh falsafah dan ideologi suatu Negara. Hal ini dapat dimengerti sebab upaya pendidikan itu sendiri merupakan subsistem dalam system masyarakat dan Negara sehingga kekuatan-kekuatan sosial, politik, budaya, ekonomi sangat berperan dalam menentukan tujuan kurikulum atau tujuan pendidikan, terutama tujuan yang sifatnya umum (nasional). Di Indonesia, tujuan umum pendidikan atau tujuan pendidikan nasional ditetapkan dalam keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dimuat dalam GBHN dan Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tujuan umum tersebut dapat dicapai dalam tujuan-tujuan yang ada di bawahnya yang berfungsi sebagai tujuan perantara (intermedia). Tujuan-tujuan tersebut membentuk suatu hieraki yang saling berkaitan dan mempengaruhi. Hieraki tujuan tersebut selengkapnya digambarkan sebagai berikut.
  • 9. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 9 Gambar 1.2 Hierarki Tujuan Pendidikan Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan yang ingin dicapai secara nasional yang dilandasi oleh falsafah suatu Negara. Sifat tujuan ini ideal, komprehensif, utuh, dan menjadi induk bagi tujuan-tujuan yang ada di bawahnya. Tujuan Institusional adalah tujuan yang diharapkan dicapai oleh suatu lembaga pendidkan, misalnya tujuan pada tingkat SD, SLTP, SMU, SMK dan sebagainya. Tujuan Kurikuler adalah penjabaran dari tujuan institusional yang berisi program- program pendidikan yang menjadi sasaran suatu bidang studi atau mata kuliah, misalnya, tujuan mata pelajaran Matematika, Agama, Bahasa Indonesia dan sebagainya. Tujuan Instruksional merupakan tujuan tingkat bawah yang harus dicapai setelah suatu proses pembelajaran. Tujuan ini dirinci lagi menjadi tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK). Rumusan tujuan instruksional umum biasanya sudah tercantum dalam GBPP, sedangkan tujuan instruksional khusus harus dirumuskan oleh guru sebagai penjabaran TIU. Istilah tujuan, dalam literatur asing dikenal dengan nama purpose, aims, goals, objectives, means, dan endz. Zais (1976) dalam hubungannya dengan masalah kurikulum, mengemukakan tiga istilah tujuan, yaitu curriculum aims, curriculum goals, dan curriculum objectives. Pernyataan-pernyataan dalam Tujuan Umum Pendidikan (Tujuan Pendidikan Nasional) Tujuan Institusional (Tujuan Lembaga/Satuan Pendidikan) Tujuan Pengajaran/Kurikuler (Tujuan Mata Pelajaran) Tujuan Instruksional (Tujuan Pembelajaran)
  • 10. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 10 curriculum aims lebih menggambarkan tujuan-tujuan hidup/kehidupan yang diharapkan, yang didasarkan pada nilai filsafat dan tidak langsung berhubungan dengan sekolah. Zais memberi contoh tujuan seperti self realization, ethical character, dan civic responsibility. Jika diperhatikan, tampaknya tujuan ini sinonim dengan tujuan umum pendidikan atau tujuan pendidikan nasional. Curriculum goals lebih diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan sekolah atau lembaga pendidikan atau system pengajaran, seperti mengembangkan kesanggupan berpikir, penghayatan/apresiasi sastra, pengetahuan warisan budaya, minat terhadap masalah sosial. Tujuan ini hampir sama dengan tujuan institusional kurikuler. Curriculum objectives dimaksudkan sebagai tujuan-tujuan khusus pengajaran kelas. Tujuan ini hampir sama dengan tujuan instruksional. Selain istilah yang digunakan oleh Zais di atas, Saylor, Alexander, dan Lewis (1981) mengungkapkan tujuan kurikulum dengan menggunakan istilah purposes, general goals, subgoals, objectives, dan specific objectives. Tujuan pada level pengajaran (instruksional) dirumuskan secara khusus/spesifik dan menekankan pada perilaku siswa. Gagne dan Briggs mengklasifikasikan tujuan- tujuan tersebut ke dalam lima kategori atau domain, yaitu verbal information, attitudes, intellectual, skills, motor skills, dan cognitive strategies. Howard Kingleys (Sudjana, 1988) membagi tujuan menjadi tiga kategori, yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Sementara itu, yang dijadikan dasar perumusan tujuan dalam sistem pendidikan di Indonesia ialah klasifikasi yang dikemukakan oleh Benjamia S. Bloom, dkk. Dalam bukunya Taxonomy of Educational Objectives, Bloom membagi tujuan menjadi tiga domain, yaitu cognitive, affective, dan psychomotor. Dalam pelaksanaan kurikulum, ketiga domain tersebut saling berkaitan satu sama dengan lainnya. Pratt (Kaber, 1988) mengemukakan tujuh criteria yang harus dipenuhi dalam merumuskan tujuan kurikulum adalah seperti berikut. a. Tujuan kurikulum harus menunjukkan hasil belajar yang spesifik dan dapat diamati. b. Tujuan harus konsisten dengan tujuan kurikulum, artinya, tujuan-tujuan khusus itu dapat mewujudkan dan sejalan dengan tujuan yang lebih umum. c. Tujuan harus ditulis dengan tepat, bahasanya jelas sehingga dapat memberi gambaran yang jelas bagi para pelaksana kurikulum.
  • 11. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 11 d. Tujuan harus memperlihatkan kelayakan, artinya bahwa tujuan itu bukanlah suatu standar yang mutlak, melainkan harus dapat disesuaikan dengan situasi. e. Tujuan harus fungsional, artinya, tujuan itu menunjukkan nilai guna bagi para peserta didik dan masyarakat. f. Tujuan harus signifikan dalam arti bahwa tujuan itu dipilih berdasarkan nilai yang diakui kepentingannya. g. Tujuan harus tepat dan serasi, terutama harus dilihat dari kepentingan dan kemampuan peserta didik, termasuk latar belakang, minat, dan tingkat perkembangannya. 2. Materi/Isi Komposisi kedua setelah tujuan adalah isi atau materi kurikulum. Pengkajian masalah isi kurikulum ini menempati posisi yang penting dan turut menentukan kualitas suatu kurikulum lembaga pendidikan. Isi kurikulum harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat menunjang tercapainya tujuan kurikulum. Saylor dan Alexander (Zais, 1976) mengemukakan bahwa isi kurikulum meliputi fakta-fakta, observasi, data, persepsi, penginderaan, pemecahan masalah, yang berasal dari pikiran manusia dan pengalamannya yang diatur dan diorganisasikan dalam bentuk gagasan (ideas), konsep (concept), generalisasi (generalization), prinsip-prinsip (principles), dan pemecahan masalah (solution). Sementara itu, Hyman (Zais, 1976) mendefinisikan isi/konten kurikulum ke dalam tiga elemen, yaitu pengetahuan/knowledge (misalnya fakta-fakta, eksplanasi, prinsip-prinsip, definisi), keterampilan dan proses (misalnya membaca, menulis, menghitung, berpikir kritis, pengambilan keputusan, berkomunikasi), dan nilai/values (misalnya keyakinan tentang baik-buruk, benar-salah, indah-jelek).Sudjana (1988) mengungkapkan secara umum sifat bahan/isi ke dalam beberapa kategori, yaitu: fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan. Fakta adalah sifat dari suatu gejala, peristiwa, benda, yang wujudnya dapat ditangkap oleh pancaindra manusia dan dapat dipelajari melalui informasi dalam bentuk lambing, kata-kata, istilah-istilah, dan sebagainya. Konsep atau pengertian adalah serangkaian perangsang yang mempunyai sifat-sifat yang sama. Suatu konsep dibentuk melalui pola unsur bersama diantara anggota kumpulan atau rangkaian. Dengan demikian, hakikat konsep adalah klasifikasi dari pola yang bersamaan. Prinsip adalah pola antarhubungan fungsional di antara konsep. Dengan kata lain, prinsip merupakan
  • 12. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 12 hubungan fungsional dari beberapa konsep. Keterampilan adalah pola kegiatan yang bertujuan, yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi yang dipelajari. Keterampilan dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu keterampilan fisik dan keterampilan intelektual. Sebenarnya sangat banyak hal (pengetahuan, keterampilan, dan nilai) yang perlu diberikan kepada siswa, namun tidak mungkin semuanya dijadikan sebagai kurikulum. Oleh karena itu, perlu diadakan pilihan-pilihan (choices). Karena banyaknya pilihan materi kurikulum tersebut maka kurikulum pada hakikatnya adalah a matter of choices (Nasution, 1987). Untuk menentukan isi/bahan mana yang sangat esensial dijadikan sebagai isi kurikulum tersebut, diperlukan berbagai kriteria. Berikut ini diuraikan beberapa kriteria menurut tiga orang ahli kurikulum. Perhatikan dan cermati dengan saksama, kemudian coba Anda diskusikan dengan teman-teman mahasiswa lain. Zais (1976) menentukan empat kriteria dalam melakukan pemilihan isi/materi kurikulum, yaitu sebagai berikut. a. Isi kurikulum memiliki tingkat kebermaknaan yang tinggi (significance). b. Isi kurikulum bernilai guna bagi kehidupan (utility). c. Isi kurikulum sesuai dengan minat siswa (interest). d. Isi kurikulum harus sesuai dengan perkembangan individu (human development). Hilda Taba menetapkan kriteria sebagai berikut. a. Isi kurikulum harus valid (sahih) dan signifikan. b. Isi kurikulum berpegang kepada kenyataan-kenyataan sosial. c. Kedalaman dan keluasan isi kurikulum harus seimbang. d. Isi kurikulum menjangkau tujuan yang luas, meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. e. Isi kurikulum harus dapat dipelajari dan disesuaikan dengan pengalaman siswa. f. Isi kurikulum harus dapat memenuhi kebutuhan dan menarik minat siswa.
  • 13. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 13 Ronald C. Doll (1974) juga mengemukakan beberapa kriteria pemilihan isi kurikulum sebagai berikut. a. Validitas dan signifikansi bahan (subject matter) sebagai disiplin ilmu. b. Keseimbangan ruang lingkup bahan (scope) dan kedalamannya (depth). c. Kesesuaian dengan kebutuhan dan minat siswa. d. Daya tahan (durability) bahan. e. Hubungan logis bahan antara ide pokok (main ideas) dan konsep dasar (basic concept). f. Kemampuan siswa mempelajari bahan tersebut. g. Kemungkinan menjelaskan bahan itu dengan data dari disiplin ilmu lain. Dalam mengkaji isi atau materi kurikulum ini, kita sering dihadapkan pada masalah scope dan sequence. Scope atau ruang lingkup isi kurikulum dimaksudkan untuk menyatakan keluasan dan kedalaman bahan, sedangkan sequence menyangkut urutan (order) isi kurikulum. Menurut S. Nasution (1987), pengurutan bahan kurikulum tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. a. Urutan secara kronologis, yaitu menurut terjadinya suatu peristiwa. b. Urutan secara logis yang dilakukan menurut logika. c. Urutan bahan dari sederhana menuju yang lebih kompleks. d. Urutan bahan dari mudah menuju yang lebih sulit. e. Urutan bahan dari spesifik menuju yang lebih umum. f. Urutan bahan berdasarkan psikologi unsur, yaitu dari bagian-bagian kepada keseluruhan. g. Urutan bahan berdasarkan Psikologi Gestalt, yaitu dari keseluruhan menuju bagian-bagian. Sejalan dengan pendapat tersebut Sukmadinata (1988), berdasarkan beberapa sumber, mengungkapkan beberapa cara menyusun sekuen bahan kurikulum sebagai berikut. a. Urutan kronologis, yaitu untuk mengurutkan bahan ajar yang mengandung urutan waktu, seperti peristiwa-peristiwa sejarah, penemuan-penemuan, dan sebagainya. b. Urutan kausal, yaitu urutan bahan ajar yang mengandung sebab-akibat.
  • 14. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 14 c. Urutan structural, yaitu urutan bahan ajar yang disesuaikan dengan strukturnya. d. Urutan logis dan psikologis, yaitu urutan bahan ajar yang disusun dari yang sederhana kepada yang rumit/kompleks (logis) dan dari yang rumit/kompleks kepada yang sederhana (psikologis). e. Urutan spiral, yaitu urutan bahan ajar yang dipusatkan pada topik-topik tertentu, kemudian diperluas dan diperdalam. f. Urutan rangkaian ke belakang, yaitu urutan bahan ajar yang dimulai dari langkah terakhir, kemudian mundur ke belakang. g. Urutan berdasarkan hierarki belajar, yaitu urutan bahan yang menggambarkan urutan perilaku yang mula-mula harus dikuasai siswa, berturut-turut sampai perilaku terakhir. Penetapan sekuen atau urutan nama yang akan dipilih tampaknya sangat tergantung pada sifat-sifat materi/isi kurikulum sebagaimana telah diungkapkan pada bagian terdahulu, juga harus memiliki konsistensi dengan tujuan yang telah dirumuskan. 3. Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran sangat penting dikaji dalam studi tentang kurikulum, baik secara makro maupun mikro. Strategi pembelajaran ini berkaitan dengan masalah cara atau sistem penyampaian isi kurikulum (delivery system) dalam rangka pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. Pengertian strategi pembelajaran dalam hal ini meliputi pendekatan, prosedur, metode, model, dan teknik yang digunakan dalam menyajikan bahan/isi kurikulum. Sudjana (1988) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran pada hakikatnya adalah tindakan nyata dari guru dalam melaksanakan pembelajaran melalui cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan lebih efisien. Dengan kata lain, strategi berhubungan dengan siasat atau taktik yang digunakan guru dalam melaksanakan kurikulum secara sistemik dan sistematik. Sistemik mengandung arti adanya saling keterkaitan di antara komponen kurikulum sehingga terorganisasikan secara terpadu dalam mencapai tujuan, sedangkan sistematik mengandung pengertian bahwa langkah-langkah yang dilakukan guru harus berurutan sehingga mendukung tercapainya tujuan.
  • 15. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 15 Tinggi rendahnya kadar aktivitas belajar siswa banyak dipengaruhi oleh strategi atau pendekatan mengajar yang digunakan. Banyak pendapat mengenai berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam penyampaian bahan/isi kurikulum ini. Richard Anderson (Sudjana, 1990) mengajukan dua pendekatan, yaitu pendekatan yang berorientasi pada guru, di mana aktivitas guru dalam suatu proses pembelajaran lebih dominan dibandingkan siswa. Pendekatan ini bersifat teacher centered. Pendekatan kedua lebih berorientasi pada siswa. Pendekatan ini bersifat student centered yang merupakan kebalikan dari pendekatan pertama, di mana aktivitas siswa dalam proses pembelajaran lebih dominan dibandingkan guru. Pendekatan pertama disebut pula tipe otokratis dan pendekatan kedua disebut tipe demokratis. Massialas (Sudjana, 1990) mengajukan dua pendekatan, yaitu pendekatan ekspositori dan pendekatan inkuiri. Sementara itu, studi yang dilakukan oleh Sudjana (1990) menghasilkan lima macam model berkadar CBSA, yaitu model delikan (dengar-lihat-kerjakan), model pemecahan masalah, model induktif, model dediktif, dan model deduktif-induktif. Bruce Joyce dan Marsha Weil (1980) dalam bukunya yang terkenal (Models of Teaching), mengemukakan empat kelompok atau rumpun model, yaitu model pemrosesan informasi (information processing models), model personal, model interaksi sosial, dan model tingkah laku (behavioral models). Setiap rumpun model tersebut mengandung enam komponen umum, yaitu orientasi, sintaks, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem bantuan (support system), dan efek instruksional. Apabila ditelaah lebih jauh, hakikat dan isi dari setiap strstegi/pendekatan/model yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat dikelompokkan ke dalam dua kutub strategi yang ekstrem, yaitu strategi yang berorientasi kepada guru dan strategi yang berorientasi kepada siswa. Strategi pertama maksudnya bahwa titik berat kegiatan banyak berpusat pada guru (biasa disebut model ekspositori atau model informasi). Sedangkan pada strategi kedua, titik berat aktivitas pembelajaran ada pada para siswa sehingga mereka lebih aktif melakukan kegiatan belajar (biasa disebut model inkuiri atau problem solving). Strategi mana yang digunakan atau dipilih biasanya diserahkan sepenuhnya kepada guru dengan mempertimbangkan hakikat tujuan, sifat bahan/isi, dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
  • 16. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 16 4. Evaluasi Komponen evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan, serta menilai proses implementasi kurikulum secara keseluruhan, termasuk juga menilai kegiatan evaluasi itu sendiri. Hasil dari kegiatan evaluasi dapat dijadikan sebagai umpan balik (feedback) untuk mengadakan perbaikan dan penyempurnaan pengembangan komponen-komponen kurikulum. Pada akhirnya hasil evaluasi ini dapat berperan sebagai masukan bagi penentuan kebijakan-kebijakan dalam pengambilan keputusan kurikulum khususnya, dan pendidikan pada umumnya, baik bagi para pengembang kurikilum dan para pemegang kebijakan pendidikan, maupun bagi para pelaksana kurikulum pada tingkat lembaga pendidikan (seperti guru dan kepala sekolah). Pada awal perkembangannya, konsep evaluasi banyak sekali dipengaruhi secara dominan oleh konsep pengukuran (measurement). Salah satunya adalah konsep yang dikemukakan oleh Ralph W. Tyler (1975). Ia mengungkapakn bahwa proses evaluasi merupakan proses yang sangat esensial guna mengetahui apakah tujuan (objectives) secara nyata telah terealisasikan. Sementara itu, Hilda Taba (1962) juga berpendapat bahwa secara prinsipil yang menjadi fokus dari evaluasi adalah tingkatan di mana siswa mencapai tujuan. Pengertian-pengertian evaluasi tersebut lebih diarahkan atau berorientasi kepada perubahan perilaku, dan lebih mementingkan hasil atau produk belajar, kurang memperhatikan proses dan kondisi-kondisi belajar yang mempengaruhi hasil belajar. Menurut Hasan (1988), pengertian evaluasi seperti itu sudah dianggap tidak lagi memenuhi makan evaluasi yang sesungguhnya. Apa yang dikemukakan Tyler mengenai perubahan tingkah laku siswa hanyalah merupakan salah satu aspek kajian evaluasi, baik evaluasi pendidikan maupun evaluasi kurikulum. Perkembangan selanjutnya dari konsep evaluasi ini, menurut Hasan (1988), berpegang pada satu konsep dasar, yaitu adanya pertimbangan (judgement). Dengan pertimbangan inilah ditentukan nilai (worth/merit) dari sesuatu yang sedang dievaluasi. Tanpa pemberian pertimbangan bukanlah suatu kegiatan evalusi. Dengan demikian, pengertian evaluasi harus diarahkan pada suatu proses pemberian pertimbangan mengenai nilai dan arti dari sesuatu yang dipertimbangkan. Sesuatu yang dipertimbangkan tersebut bisa berupa orang, benda, kegiatan, keadaan, atau suatu kesatuan tertentu. Pemberian pertimbangan tersebut haruslah berdasarkan kriteria tertentu, baik dari penilai itu sendiri maupun
  • 17. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 17 dari luar penilai. Dari pengertian tersebut, evaluasi lebih dianggap sebagai suatu proses, bukan suatu hasil (produk). Apabila diperhatikan, tampaknya konsep evaluasi sebagai suatu proses pemberian pertimbangan tentang nilai dan arti ini dalam pelaksanaannya masih belum terealisasikan sebagaimana mestinya. Kegiatan evaluasi yang dilaksanakan, terutama di Indonesia, masih menekankan pada evaluasi terhadap hasil (produk). Hal ini sejalan dengan pendapat Zais (1976) bahwa dewasa ini penekanan evaluasi selalu dipusatkan pada evaluasi hasil (product evaluation) yang dicapai oleh siswa. Menurutnya, hal tersebut didasarkan pada model teknik (technical model) dalam pengembangan kurikulum, di mana siswa dianggap sebagai raw material. Konsep evaluasi kurikulum dapat dipandang secara luas, yaitu mencakup evaluasi terhadap seluruh komponen dan kegiatan pendidikan, tetapi dapat pula dibatasi secara sempit yang hanya ditekankan pada hasil-hasil atau perilaku yang dicapai siswa. Luas atau sempitnya suatu evaluasi kurikulum sebenarnya ditentukan oleh tujuannya. Jadi, dalam hal ini yang menjadi penentu adalah faktor tujuan yang diharapkan.Hal ini sejalan dengan pendapat Ronald C.Doll (1974) yang menyatakan bahwa orientasi terhadap tujuan merupakan salah satu syarat atau karakteristik dari evaluasi. Karakteristik lainnya,yaitu:dinyatakan dalam bentuk nilai-nilai (values and valuing), mencakup keseluruhan (comprehensiveness), berkelanjutan (continuity), memiliki nilai diagnostic dan kesahihan (diagnostic worth and validity) dan evaluasi tersebut harus terintegrasi atau utuh, bukan sesuatu yang lepas-lepas (integration). Pada bagian lainnya, Doll mengemukakan dua dimensi yang harus ada dalam evaluasi kurikulum, yaitu dimensi kuantitas (the dimension of quantity) dan dimensi kualitas (the dimension of quality). Dimensi pertama berhubungan dengan berapa banyak program-program yang dievaluasi, sedangkan dimensi kedua berhubungan dengan tujuan-tujuan apa saja yang disoroti dan evaluasi dan bagaimana kualitas dari pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Kemudian, di dalam proses evaluasinya Doll mengungkapkan tiga variabel, yaitu variabel input (karakteristik siswa), variabel output(apa yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran), dan variabel treatment (metode mengajar, materi pelajaran, ukuran kelas, karakreristik siswa, dan karakteristik guru), ketiga kelompok variabel tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lainnya
  • 18. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 18 Untuk memperoleh gambaran yang komprehensif mengenai kualitas suatu kurikulum yang dievaluasi,terdapat beberapa komponen atau dimensi yang perlu dijadikan sasaran atau ruang lingkup evaluasi.Sudjana dan Ibrahim (1989) dalam hal ini mengemukakan tiga komponen, yaitu komponen program pendidikan, komponen proses pelaksanaan, dan komponen hasil-hasil yang dicapai.Suatu program pendidikan dinilai dari tujuan yang ingin dicapai, isi program yang disajikan, strategi pembelajaran yang diterapkan ,serta bahan–bahan ajar yang digunakan .Proses pelaksanaan yang dijadikan sasaran penilaian/ evaluasi terutama proses pembelajaran yang berlangsung di lapangan. Sedangkan hasil- hasil yang dicapai mengacu pada pencapaian tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latiahan berikut! Coba Anda kumpulkan berbagai pengertian kurikulum dari literature lain selain yang telah dikemukakan, kemudian tuliskan dengan rapi dalam sebuah buku. Kumpulan pengertian tersebut apabila Anda telaah dengan teliti maka bisa menjadi bahan kajian yang cukup menarik .Sampai saat ini, tampaknya belum banyak secara sengaja mengumpulkan berbagai pengertian kurikulum tersebut dan mengkajianya dengan teliti hingga ditemukan semacam peta perkembangan pengertian kurikulum yang lebih luas lagi. Jadi, Anda masih memilki kesempatan untuk itu.  RANGKUMAN 1. Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang sangat esensial dalam proses pembelajaran. Ada 4 bagian penting dalam kurikulum meliputi: tujuan, isi/materi, strategi pembelajaran, dan evaluasi. Ke 4 bagian/komponen penting kurikulum ini saling berkaitan dan berinteraksi untuk mencapai perilaku yang diinginkan / dicita-citakan oleh tujuan pendidikan nasional. 2. Tujuan yang jelas akan member petunjuk yang jelas pula dalam memilih isI/materi yang harus dikuasai. Strategi yang akan digunakan serta bentuk dan alat evaluasi yang tepat untuk mengukur ketercapaian kurikulum. 3. Hierarki perumusan, tujuan kurikulum dimulai dari tujuan umum pendidikan, kemudian tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional.
  • 19. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 19 4. Materi/isi kurikulum menurut Saylor dan Alexander adalah fakta-fakta, observasi, data, persepsi, pengindraan, pemecahan masalah yang berasal dari pikiran manusia dan pengalamanya yang diatur dan diorganisasikan dalam bentuk konsep, generalisasi, prinsip, dan pemecahan masalah. 5. Stategi pembelajaran berkaitan dengan bagaimana menyampaikan isi/kurikulum agar tujuan tercapai dan komponen evaluasi kurikulum adalah untuk menilai apakah tujuan kurikulum telah tercapai. Hasil dari evaluasi kurikulum adalah berupa umpan balik apakah kurikulum ini akan direvisi atau tidak. TES FORMATIF 1 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Secara sederhana,kurikulum diartikan sebagai berikut…… A. seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran B. seluruh aktivitas yang harus dilaksanakan siswa di sekolah C. sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh siswa D. pengalaman belajar selama siswa berada di sekolah 2) Dalam UU Nomor 2 Tahun 1989,pengertian kurikulum ditekankan pada…. A. Jumlah mata pelajaran yang disediakan oleh pihak sekolah dan wajib ditempuh oleh seluruh siswa tanpa terkecuali B. Rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar C. Semua aktivitas belajar yang dilakukan siswa sepanjang masih dalam pengawasan dan tanggung jawab pihak sekolah D. Seperangkat bahan ajar dan pengalaman siswa yang diatur sedemikian rupa oleh pihak sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan 3) kurikulum pada dimensi sebagai realita pada dasarnya sama dengan…….. A. Rencana tertulis B. Ide atau gagasan C. Hasil belajar yang diminati D. Implementasi kurikulum 4) Garis-garis besar program pengajaran(GBPP)merupakan kurikulum….. A. Ideal(ideal curriculum)
  • 20. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 20 B. Actual(actual curriculum) C. Nyata(real curriculum) D. Tersembunyi(hidden curriculum) 5) peranan kurikulum yang menekankan pada sarana untuk mentransmisikan nilai- nilai warisan budaya masa lalu merupakan peranan…….. A. Evaluatif B. Kritis C. Konservatif D. Kreatif 6) kurikulum harus aktif berpartisipasi sebagai control atau filter sosial menunjukkan peranan ….. A. Konservatif B. Kritis C. Evaluatif D. Dinamis 7) sebagai pedoman untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kurikulum di sekolah merupakan fungsi kurikulum bagi…… A. Guru B. Kepala sekolah C. Orang tua D. Ketua dewan sekolah 8) kurikulum harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya termasuk fungsi…… A. Diferensiasi B. Integrasi C. Seleksi D. Diagnostic 9) istilah sequence dalam kajian mengenai isi/materi kurikulum mengacu pada…… A. Urutan isi/materi kurikulum B. Ruang lingkup isi kurikulum C. Luas dan dalamnya isi kurikulum D. Nilai guna atau kebermaknaan isi kurikulum KEGIATAN BELAJAR 2
  • 21. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 21 PENGEMBANGAN KURIKULUM A. HUBUNGAN ANTARA KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kurikulum adalah apa yang akan diajarkan, sedangkan pembelajaran (instruction) adalah bagaiman menyampaikan apa yang diajarkan itu. Dengan perkataan lain, kurikulum adalah suatu program, rencana dan isi pelajaran, sedangkan pembelajaran dapat dicirikan sebagai metode, tindakan belajar-mengajar, dan presentasi. Johnson (1967.P.138) mendefenisikan pembelajaran sebagai interaksi anatara pengaar dengan satu atau lebih indivdu untuk belajar. Selanjutnya McDonald dan Leepar (1965,P.5-6) menguraikan bahwa yang termasuk kegiatan kurikulum adalah memproduksi rencana kegiatan, sedangkan pembelajaran adalah kegiatan pelaksanaan rencana tersebut. Jadi, perencanaan kurikulum mendahului proses pembelajaran. Ahli lain, Popham dan Baker ( 1970,p.48 ) mengusulkan bahwa kurikulum adalah tujuan akhir dari program pembelajaran yang direncanakan oleh sekolah, sedangkan pembelajaran adalah cara mencapai tujuan tersebut. Dalam merancang kurikulum, para perencana akan menyatakan tujuan akhir atau objektif ini dalam bentuk yang operasional sebagai perilaku yang dapat diamati dan diukur, yang dapat diperlihatkan oleh siswa setelah menjalani program pembelajaran. Dengan menggunakan definisi Popham dan Baker ini maka banyak professional bidang pendidikan yang berpendapat bahwa tujuan kurikulum yang dinyatakan dalam bentuk yang operasional itu adalah tujuan instruksional, atau tujuan pembelajaran. Jadi, kombinasi dar tuuan instruksional, program, atau kegiatan sekolah atau institusi pendidikan akan merupakan kurikulum dari sekolah atau institusi pendidikan tersebut. Dalam pelaksanaannya, perencanaan kurikulum maupun perencanaan instruksional, selalu dikaitkan dengan berbagai rencana atau program studi sehingga sifatnya sangat pragmatis; sebaliknya keputusan mengenai pembelajaran atau implementasi dari kurikulum itu sifatnya metodologis. Tetapi yang harus diingat adalah baik kurikulum maupun pembelajaran pada dasarnya merupakan subsistem dari suatu system yang lebih besar, yaitu sistem persekolahan atau system pendidikan. Ada berbagai model untuk menggambarkan dan menerangkan hubungan antara kurikulum dan pembelajaran ( Oliva, 1992, pp.10-13 ). Yang akan diuraikan dalam tulisan ini adalah model siklus. Model siklus adalah suatu model yang menampilkan siklus hubungan antara kurikulum dan pembelajaran, yang
  • 22. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 22 disederhanakan dan menekankan pada pentingnya peranan umpan balik antara kurikulum dan pembelajaran. Gambar 1.3 Model Siklus Kurikulum dan pembelajaran adalah dua system yang berbeda, namun saling terkait satu sama lain secara terus menerus dalam suatu siklus. Dengan kata lain kurikulum dapat mempengaruhi pembelaaran atau sebaliknya. Dari model di atas keputusan mengenai kurikulum dilakukan terlebih dahulu. Kemudian keputusan ini akan dimodifikasi setelah keputusan mengenai pembelajaran diterapkan dan dievaluasi. Prosedur ini akan berlangsung berulang-ulang tanpa akhir. Olive ( 1992 ) menganjurkan agar dalam menafsirkan model hubungan siklus antara kurikulum dan pembelajaran perlu diingat hal-hal sebagai berikut. 1. Antara kurikulum dan pembelajaran terdapat hubungan yang sangat erat, tetapi masing-masing merupakan subsistem yang yang berbeda. 2. Sifat kurikulum dan pembelajaran adalah interlocking dan interdependent. 3. Kurikulum dan pembelaaran mungkin saja dianalisis dan diteliti sebagai dua hal yang terpisah, tatapi masing-masing tidak dapat berfungsi sendiri. B. HAKEKAT PEMBELAJARAN Gagne dan Briggs (1979: 3), mengartikan pembelajaran sebagai suatu system yang bertujuan membantu proses belajar siswa yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar di dalam diri siswa. Belajar mungkin dapat terjadi tanpa pembelajaran, namun pengaruh suatu pembelajaran pada belajar hasilnya lebih sering menguntungkan dan biasanya mudah diamati. Sementara itu Gredler mengemukakan bahwa proses perubahan sikap dan tingkah laku siswa pada dasarnya terjadi dalam satu lingkungan buatan dan sangat sedikit sekali bergantung pada situasi alami. Oleh karenanya agar proses belajar siswa dapat berlangsung optimum perlu diciptakan lingkungan belajar yang mendukung Subsist subsistem kurikulum Ssubsis subsistem pembelajaran
  • 23. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 23 pengalaman belajar siswa. Proses menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa ini disebut pembelajaran. Dari pendapat kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tidak berlangsung secara alami atau terjadi begitu saja, tetapi melalui proses menciptakan lingkungan belajar berupa kegiatan merancang dan menyusun serangkaian peristiwa untuk mempengaruhi dan mendukung proses belajar dalam diri siswa. Sebagai guru, andalah yang bertugas menciptakan lingkungan belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa. Dengan kata lain pembelajaran diciptakan oleh guru dengna tujuan membantu siswa belajar. C. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN Sesuai dengan hakekat pembelajaran yang telah anda pelajari, ada sejumlah prinsip yang harus anda perhatikan ketika mengelola kegiatan pembelajaran, diantaranya sebagai berikut. 1. Berpusat kepada siswa Prinsip ini mengandung makna bahwa dalam proses pembelajaran siswa menempati posisi sentral sebagai subjek belajar. Keberhasilan proses pembelajaran tidak diukur dari sejauh mana materi pelajaran telah disampaikan guru, akan tetapi sejauh mana siswa telah berhasil menguasai materi pelajaran. Lebih baik lagi apabila materi pembelajaran dikuasai siswa dengan cara beraktivitas mencari dan menemukan sendiri pengetahuan yang ingin dikuasainya. Inilah makna pembelajaran yang menekankan pada proses (process oriented). 2. Belajar dengan melakukan Prinsip ini mengandung makna bahwa belajar adalah berbuat (learning by doing) dan bukan hanya sekedar mendengarkan, mencatat sambil duduk di Bangku. Dengan kata lain belajar adalah proses beraktivitas. Siswa bukan hanya di tuntut untuk menguasai sejumlah informasi dengan cara menghafal, akan tetapi memperoleh informasi secara mandiri dan kreatif melalui aktivitas mencari dan menemukan. Melalui cara inilah pengetahuan yang diperoleh siswa lebih bermakna sebab didapatkan melalui proses pengalaman belajar, bukan hasil pemberitahuan oleh orang lain. 3. Mengembangkan Kemampuan Sosial Manusia adalah makhluk sosial. Sejak lahir sampai akhir hayat, manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri. Ia membutuhkan komunikasi dan bantuan orang
  • 24. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 24 lain. Berdasarkan kenyataan tersebut maka proses pembelajaran bukan mengembangkan kemampuan intelektual akan tetapi kemampuan sosial. Perkembangan intelektual tidak akan sempurna apabila tidak diimbangi dengan kemampuan sosial. Proses pembelajaran harus mengembangkan dua sisi kemampuan ini secara seimbang. 4. Mengembangkan keingintahuan, Imajinasi, dan Fitrah Siswa Rasa keingintahuan adalah salah satu fitrah yang dimiliki manusia dan tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Perkembangan kebudayaan manusia yang menakjubkan seperti sekarang ini, didorong oleh fitrah dan keingintahuan manusia. Oleh karena itulah proses pembelajaran harus mampu melatih kepekaan dan keingintahuan setiap individu terhadap segala sesuatu yang terjadi. Proses pembelajaran yang dimulai dan didorong oleh rasa ingin tahu, akan lebih bermakna dan bertenaga, dibandingkan dengan proses pembelajaran yang berangkat dari keterpaksaan. 5. Mengembangkan keterampilan Memecahkan Masalah Kehidupan manusia tidak terlepas dari permasalahan yang harus diselesaikan. Oleh sebab itu pengetahuan yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran harus dapat dijadikan sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Dalam pembelajaran dengan konteks Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), siswa diharapkan menjadi manusia kritis yang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya, bukan sebagai siswa yang hanya menerima informasi begitu saja tanpa memahami manfaat informasi yang diperolehnya. 6. Mengembangkan Kreativitas Siswa Salah satu tujuan KBK adalah membentuk manusia yang kreatif dan inovatif. Selama ini kurikulum yang berlaku dianggap kurang mengembangkan aspek kreativitas siswa. Kurikulum cenderung hanya mengembangkan kemampuan sisi akademik, melalui proses pembelajaran yang mendorong siswa hanya terfokus pada pengetahuan yang diajarkan. Sedangkan KBK mengharapkan kemampuan penguasaan pengetahuan dapat dijadikan alat untuk mendorong kreativitas siswa. Oleh sebab itu, penguasaan bahan ajar bukan sebagai tujuan akhir dari proses pembelajaran, akan tetapi hanya sebagai tujuan antara saja. 7. Mengembangkan Kemampuan Menggunakan Ilmu dan Teknologi Dalam kehidupan globalisasi sekarang ini teknologi sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Ketergantungan manusia terhadap
  • 25. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 25 hasil-hasil teknologi begitu tinggi, dari mulai teknologi sederhana sampai penggunaan alat-alat transportasi dan komunikasi. Semua ini harus menjadi pertimbangan dalam pengelolaan pendidikan. Pendidikan dituntut membekali setiap individu agar mampu memanfaatan hasil-hasil teknologi. Oleh sebab itu, pengenalan dan kemampuan memanfaatkan hasil-hasil teknologi harus menjadi bagian daam proses pembelajaran melalui KBK. 8. Menumbuhkan Kesadaran Sebagai Warga Negara yang Baik Selama ini salah satu kelemahan pendidikan seperti dikemukakan oleh para ahli adalah kelemahan dalam menciptakan para lulusan yang memiliki kesadaran terhadap aturan dan norma kemasyarakatan. Pendidikan dianggap gagal membentuk manusia yang memiliki kesadaran moral yang tinggi. Oleh sebab itu, muncul berbagai pendapat yang mengemukakan perlunya pendidikn moral dan budi pekerti secara tersendiri. Dalam konteks KBK, pembentukan moral merupakan tanggung jawab semua mata pelajaran. Setiap guru mata pelajaran memiliki tanggung jawab alam mengembangkan manusia yang sadar dan penuh tanggung jawab sebagai seorang warga negara. 9. Belajar Sepanjang Hayat Kehidupan manusia selalu berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Apa yang dipelajari dewasa ini belum tentu relevan dengan keadaan masa yang akan datang. Oleh karena itu, belajar mestinya tidak terbatas pada waktu sekolah saja. Setiap manusia harus terus belajar mengikuti irama perkembangan zaman, agar mampu beradaptsi dalam setiap perubahan. Pelajaran dalam KBK bukanlah pembelajaran sesaat, yang harus dilupakan setelah selesai menamatkan suatu jenjang pendidikan. Pembelajaran dalam KBK harus memberikan peluang agar siswa tidak bosan belajar dan belajar. Semua prinsip yang telah diuraikan harus memayungi proses pembelajaran sehingga proses tersebut sesuai dengan tujuan KBK. Sesuai dengan prinsip tersebut, terapat beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran agar berlangsung secara efektif yaitu sebagai berikut. a. Proses pembelajaran harus memberikan peuang kepada siswa agar mereka secara langsung dapat berpartisipasi daam proses pembelajaran. Dengan demikian guru
  • 26. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 26 harus bertindak sebagai pengelola proses belajar, bukan bertindak sebagai sumber belajar. b. Guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk merefleksikan apa yang telah dilakukannya. Dengan demikian pembelajaran bukan hanya mendorong siswa untuk melakukan tindakan saja, akan tetapi menghayati berbagai tindakan yang telah dilakukannya. Hal ini sangat penting baik untu pembentukan sikap, maupun untuk mencermati berbagai kelamahan dan kekurangan atas segala tindakannya. c. Proses pembelajaran harus mempertimbangkan perbedaan individu. Hal ini didasarkan pada pada suatu asumsi bahwa tidak ada manusia yang sama baik dalam minat, bakat maupun kemampuannya. Pembelajaran harus memberikan kesempatan agar siswa dapat berkembang sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Dengan demikian siswa yang lambat tidak merasa tergusur oeh siswa yang cepat; sebaliknya yang cepat tidak merasa terhambat oleh yang lambat belajar. d. proses pembelajaran harus dapat memupuk kemandirian disamping kerja sama. Artinya guru dituntut mampu menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa dapat mandiri dan bekerja sama dengan orang lain. e. Proses pembeajaran harus terjadi daam iklim yang kondusif, baik iklim sosial maupun iklim psikologis. Siswa akan belajar dengan baik manakala terbebas dari berbagai tekanan, baik tekanan sosial maupun tekanan psikologis. Melalui iklim belajar yang demikian diharapkan siswa akan berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliinya. f. Proses pembelajaran yang dikelola guru harus dapat mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu. Hal ini hanya mingkin terjadi manakala guru tidak menempatkan posisi siswa sebagai objek belajar, akan tetapi sebagai subjek belajar. Untuk itulah guru harus mendorong agar siswa aktif untuk belajar melalui proses mencari dan mengobservasi.
  • 27. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 27 D. PENGEMBANGAN KURIKULUM Pengembangan kurikulum adalah suatu istilah yang ada dalam studi kurikulum. Istilah pengembangan kurikulum banyak digunakan untuk ahli pendidikan berhubungan dengan proses implementasi dari kurikulum yang berlaku pada saat itu. sementara itu Caswell menyatakan bahwa mengembangkan kurikulum merupakan alat untuk membantu guru melakukan tugasnya menyampaikan pembelajaran yang menarik minat siswa dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Jadi pengembangan kurikulum merupakan bagian yang esensial dari program pendidikan. Sasaran yang ingin dicapai bukan semata-mata memproduksi bahan pembelajaran melainkan lebih untuk bagaimana mengimplementasikan kurikulum atau agar dapat meningkatkan kualitas siswa dan kualitas pendidikan pada umumnya. Proses pengembangan kurikulum selalu dikaitkan dengan pertanyaan- pertanyaan berikut. a. Siapa yang terlibat dalam proses penyusunan kurikulum? Guru administrator, orang tua atau siswa? b. Bagaimana prosesnya dan apa tujuannya? c. Langkah-langkah apa yang akan digunakan dalam penyusunan kurikulum? d. Jika komite yang akan bekerja dalam pengembangan kurikulum, bagaimana oarang-orang yang terlibat tersebut akan diorganisasikan? 1. Mengapa Perlu Pengembangan Kurikulum? Keputusan tentang perlunya pengembangan kurikulum dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berhubungan dengan proses belajar siswa dan perubahan- perubahan yang selalu mengikutinya. Boyd (1984) menyatakan Bahwa pengembangan kurikulum diperlukan untuk menghadapi dan mengantisipasi keadaan- keadaan berikut. 1. Merespon perkembangan ilmu dan teknologi. 2. Merespon perubahan sosial di luar sistem pendidikan. 3. Memenuhi kebutuhan siswa. 4. Merespon kemajuan-kemajuan dalam penddikan. 5. Merespon perubahan sistem pendidikan itu sendiri. Mulyani Sumantri (1988) menyatakan bahwa pengembangan kurikulum harus dilakukan berdasarkan teori yang telah dikonseptualisasikan secara teliti dan terhindar dari pengaruh-pengaruh yang tidak baik, seperti paham-paham yang tidak mendukung
  • 28. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 28 pembaharuan dan kebutuhan masa depan. Agar kurikulum yang dihasilkan sesuai dengan harapan dan kebutuhan maka proses pengembangan kurikulum ini tidak saja harus melibatkan ahli pendidikan, ahli kurikulum, guru, dan siswa, namun perlu juga melibatkan ahli-ahli lain di luar bidang pendidikan, orang-orang yang berminat, serta pemakai lulusan (dari dunia kerja). Unsur-unsur apa saja yang ada dalam kurikulum, tergantung pada pengertian kurikulum yang akan dikembangkan. Bila kurikulum di pandang sebagai segala sesuatu yang akan dijalani siswa di sekolah maka kegiatan menentukan tujuan, materi, strategi pembelajaran dan hal-hal yang akan diaktualisasikan di sekolah merupakan kegiatan pengembangan kurikulum. Bila kurikulum dipandang sebagai suatu dokumen maka proses pembuatan rencana kurikulum, garis-garis besar program pembelajaran, perangkat dan buku-buku yang diperlukan dalam proses pembelajaran merupakan unsur yang harus dikembangkan. Di samping itu, proses pengembangan kurikulum ini juga harus memperhatikan prinsip-prinsip relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, efektivitas, efisiensi dan praktis, serta landasan yang kuat. Zais menuturkan bahwa landasan yang kuat dalam pengembangan kurikulum terdiri atas filsafat, sosial dan budaya, siswa dan teori belajar. Pada umumnya para ahli kurikulum memandang bahwa pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan merupakan suatu siklus meliputi komponen tujuan, bahan kegiatan, dan evaluasi, sehingga dapat dilukiskan sebagai berikut. Dari Gambar 1.4 di atas pengembangan kurikulum merupakan konsep yang komprehensif meliputi perencanaan, implementasi dan evaluasi (Oliva, 1988, 26). Miller dan Seller menambahkan unsur yang penting dalam pengembangan kurikulum yaitu apa yang disebutnya orientasi. Kerangka pengembangan kurikulum berdasarkan pandangan Miller dan Seller dapat dilukiskan sebagai berikut.
  • 29. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 29 Miller dan Seller melukiskan orientasi menyangkut tujuh aspek: perilaku, disiplin (mata pelajaran), masyarakat, pengembangan, proses kognitif, humanistik dan transpersonal. Orientasi menyangkut pula enam isu pokok sebagai berikut. a. Tujuan pendidikan menunjukkan arah kegiatan. b. Konsepsi tentang anak: pandangan mengenai anak apakah sebagai perilaku yang aktif atau pasif. c. Konsepsi tentang proses belajar: menyangkut aspek transpersonal, kehidupan batin anak dan perubahan tingkah laku. d. Konsepsi tentang lingkungan: pengaturan lingkungan untuk memperlancar belajar. e. Konsepsi tentang peranan guru: apakah lebih otoritatif, direktif, atau sebagai fasilitator. f. Bagaimana belajar dievaluasi: apakah mengaca pada tes, eksperimental atau bersifat terbuka. Dari uraian tersebut jelas bahwa tanggung jawab para pembina dan pengembang kurikulum sangat luas dan kompleks, mereka harus mencari cara dan usaha yang terus-menerus untuk meningkatkan kurikulum. Usaha dan tugas itu akan lebih lancer, baik dan dapat dipertanggungjawabkan jika mengikuti pedoman, landasan, dan prinsip-prinsip tertentu yang ada dalam pengembangn kurikulum. 2. Masalah dalam Pengembangan Kurikulum Proses pengembangan kurikulum sebagaimana proses pengembangan program lainnya tidak terlepas dari berbagai permasalahan. Permasalahan tersebut menurut Oliva (1992) berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada kaitannya dengan komponen pengembangan kurikulum sebagai berikut. a. Bagaimana memilih materi yang akan diajarkan? b. Apa yang akan dilakukan terhadap berbagai pandangan yang bertolak belakang dengan pandangan para pengembang?
  • 30. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 30 c. Bagaimana secara meyakinkan dapat menerapkan kurikulum untuk setiap tingkat pendidikan/pembelajaran? d. Bagaimana merumuskan kurikulum yang bersifat fleksibel terhadap tuntutan perubahan yang terus-menerus? e. Seberapa jauh pengaruh pergantian pimpinan institusi pendidikan terhadap kurikulum yang dikembangkan? f. Insensif apa yang dapat memotivasi seseorang untuk menerapkan kurikulum yang penuh dengan pembaharuan? g. Bagaimana cara memperoleh informasi yang benar agar dapat membuat keputusan yang tepat atau optimal tentang rumusan kurikulum? h. Bagaimana cara yang baik untuk memanfaatkan sumber daya manusia maupun bahan (materials) untuk melaksanakan perbaikan kurikulum? Di samping hal-hal tersebut, Oliva juga menyatakan bahwa ada hal-hal lain yang harus diintegrasikan ke dalam kurikulum, yaitu masalah dinamika kelompok, hubungan interpersonal, keterampilan berkomunikasikan, serta menekankan pada unsur dan segi akademik suatu mata pelajaran, pengintegrasian pendidikan moral, budi pekerti dan agama ke dalam kurikulum dan bagaimana caranya mempersiapkan siswa agar terampil menerapkan ilmu pengetahuannya di masyarakat.  LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) Jelaskan hubungan antara kurikulum dan pembelajaran ! 2) Jelaskan mengapa perlu pengembangan kurikulum ! Petunjuk jawaban latihan 1) Kurikulum dan pembelajaran adalah tugas dua system yang berbeda, namun saling terkait satu sama lain. Silahkan anda pelajari kembali uraian dari Popham dan Baker mengenai kurikulum dan pembelajaran, atau Oliva dan tuliskan dengan kata-kata Anda sendiri !
  • 31. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 31 2) Pengembangan kurikulum diperlukan untuk merespon perkembangan ilmu dan teknologi, perubahan social diluar system pendidikan, kebutuhan siswa, kemajuan dan perubahan dalam system pendidikan.  RANGKUMAN Kurikulum adalah apa yang akan diajarkan sedangkan pembelajaran adalah bagaimana menyampaikan apa yang diajarkan. Menurut McDonald dan Leeper kegiatan kurikulum adalah memproduksi rencana kegiatan, sedangkan pembelajaran adalah kegiatan melaksanakan rencana tersebut. Kurikulum dan pembelajaran pada dasarnya merupakan subsistem dari suatu system yang lebih besar, yaitu system persekolahan. Kurikulum dan pembelajaran adalah dua system yang saling terkait satu sama lain secara terus-menerus dalam suatu siklus. Menurut Gagne dan Briggs pembelajaran adalah suatu system yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa yang berisi serangkaian peristiwa yang direncana untuk mempengaruhi proses belajar dalam diri siswa. Menurut Gredler proses perubahan sikap dan tingkah laku siswa pada dasarnya terjadi dalam satu lingkungan buatan dan sangat sedikit bergantung pada situasi alami, ini artinya agar proses belajar siswa berlangsung optimal maka guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Proses menciptakan lingkungan belajar yang kondusif ini disebut pembelajaran. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam mengelola kegiatan pembelajaran adalah : 1. Harus berpusat pada siswa yang belajar, 2. Belajar dengan melakukan, 3. Mengembangkan kemampuan sosial, 4. Mengembangkan keingintahuan, 5. Imajinasi dan fitrah anak, 6. Mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, 7. Mengembangkan kreatifitas siswa, 8. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi, 9. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga Negara yang baik, dan 10. Belajar sepanjang hayat. Pengembangan kurikulum adalah suatu istilah yang ada dalam studi kurikulum, yaitu sebagai alat untuk membantu guru melakukan tugasnya menyampaikan pembelajaran yang menarik minat siswa.kegiatan pengembangan
  • 32. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 32 kurikulum ini perlu dilakukan untuk menghadapi dan mengantisifasi keadaan berikut, yaitu merespons perkembangan ilmu dan teknologi, perubahan sosial di luar system pendidikan, memenuhi kebutuhan siswa dan merespons kemajuan- kemajuan dalam pendidikan. Masalah yang ada dalam proses pengembangan kurikulum biasanya berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai bagaimana memilih materi yang diajarkan, apa yang harus dilakukan bila ada pandangan yang bertolak belakang dengan pengembangan dan bagaimana menerapkan kurikulum secara meyakinkan.  TES FORMATIF 2 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat ! 1) Perbedaan kurikulum dan pembelajaran menurut Popham dan Baker adalah…. A. Kurikulum adalah apa yang akan diajarkan dan pembelajaran adalah bagaimana menyampaikan apa yang diajarkan B. Kurikulum adalah program dan isi pelajaran dan pembelajaran adalah suatu metode mempersentasikan C. Kegiatan kurikulum adalah memproduksi rencana kegiatan dan pembelajaran adalah pelaksanaan rencana tersebut D. Kurikulum adalah tujuan akhir program pembelajaran yang direncanakan sekolah dan pembelajaran adalah cara mencapai tujuan tersebut. 2) Kurikulum dan pembelajaran merupakan subsistem dari system yang lebih besar, yaitu system…. A. Pengajaran B. Persekolahan C. Masyarakat D. Kurikulum 3) Kurikulum dan pembelajaran adalah dua system yang berbeda namun saling terkait secara terus-menerus dalam suatu…. A. Siklus B. Hubungan interaksi C. Hubungan umpan balik D. Lingkaran
  • 33. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 33 4) Proses menciptakan lingkungan belajar yang kondusif disebut…. A. Pembelajaran B. Rencana pembelajaran C. Pendidikan D. Kegiatan belajar mengajar 5) Belajar adalah kegiatan mendengarkan dan mencatat materi pembelajaran, hal ini bertentangan dengan prinsip pembelajaran, yaitu…. A. Belajar harus berpusat pada siswa B. Mengembangkan keinginan siswa C. Belajar dengan melakukan D. Belajar sepanjang hayat 6) Untuk membentuk manusia yang memiliki kesadaran moral pendidikan yang tinggi memerlukan pendidikan… A. Moral dan budi pekerti B. Life skill C. Belajar sepanjang hayat D. Hak asasi manusia 7) Pengembangan kurikulum perlu dilakukan untuk merespons hal-hal berikut, kecuali… A. Perkembangan ilmu dan teknologi B. Kebutuhan siswa C. Perlunya peningkatan kualitas pendidikan D. Perubahan system pendidikan 8) Proses pengembangan kurikulum melibatkan banyak ahli dan pejabat, salah satu yang tidak terlibat adalah…. A. Kepala sekolah B. Ahli materi/guru C. Kepala dinas D. PGRI 9) Menurut Miller dan Seller pengembangan kurikulum merupakan konsep yang komprehensif meliputi… A. Tujuan, bahan, kegiatan, dan evaluasi B. Perencanaan, implementasi, dan evaluasi C. Pengembangan, perencanaan, dan implementasi D. Orientasi, pengembangan, implementasi, dan evaluasi 10) Tanggung jawab para Pembina dan pengembang kurikulum sangat luas dan kompleks dan berusaha untuk….
  • 34. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 34 A. Meningkatkan kurikulum B. Membina kurikulum C. Merekayasa kurikulum D. Mengembangkan kurikulum Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif 2 yang terdapat dibagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi kegiatan belajar 2. Tingkat penguasaan = jumlah jawaban yang benar jumlah soal X 100% Arti tingkat penguasaan : 90 – 100% = baik sekali 80 -89 % =baik 70 -79% = cukup <70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, anda dapat meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih dibawah 80%, anda harus mengulangi meteri kegiatan belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF Tes formatif 1 t 1. C 2. B 3. D 4. A 5. C 6. C 7. B 8. D 9. A 10. C Tes formatif 2 1. D 2. B 3. A 4. A 5. C 6. A 7. C 8. D 9. D 10. A
  • 35. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 35 Daftar pustaka Alberty, Harold B. (1965). Reorganizing the High School Curriculum. New York: The Macmillan Company. Doll, Ronald C. (1974). Curriculum Improvement: Decision Making and Processs, (Third Edition). Boston-London-Sidney: Allyan and Bacon. Hamalik, O. (1990). Pengembangan Kurikulum: Dasar-Dasar dan Perkembangannya. Bandung: Mandar Maju. Hasan, S.H. (1988). Evaluasi Kurikulum. Jakarta: P2LPTK. Joyce, Bruce and Marsha Weil. (1980). Models of Teaching. New York: Prentice-Hall Inc. Kaber, A. (1988). Pengembangan Kurikulum. Jakarta: P2LPTK. Mager, R.F. and K.M. Beach Jr. (1967). Developing Vocatianal Instruction. Belmont California: David. S. Lake Publisher. Nasution, S. (1987). Pengembangan Kurikulum. Bandung: Alumni. Saylor, J. Galen; Alexander, William M.; dan Lewis, Arthur J. (1974). Curriculum Planning For Better Teaching and Learning. New York: Holt Rinehart and Winston. Sudjana, N. (1990). Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudjana, N. dan Ibrahim, R. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru. Sudjana, N. (1988). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sukmadinata, N.S. (1988). Prinsip dan Landasan Pengembangan Kurikulum . Jakarta: P2LTPK.
  • 36. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 36 Taba, Hilda (1962). Curriculum Development: Theory and Practice. New York: Harcourt Brace and World, Inc. Tyler, Ralph W. (1975). Basic Principles of Curriculum and Instruction. Chicago and London : The University of Chicago Press. Undang-Undang No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Zais, Robert S. (1976). Curriculum, Principles and Foundations. New York: Harper and Row Publisher.
  • 37. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 37 MODUL 2 LANDASAN, PRINSIP, DAN PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM Drs. Asep Herry Hernawan, M.Pd. Drs. Rudi Susilana, M.Si.  PENDAHULUAN Dalam modul 1 anda telah mempelajari hakikat kurikulum, yang mencakup pengertian dan fungsi kurikulum serta komponen-komponen yang harus ada dalam pengembangan kurikulum di sekolah serta memahami hakikat pembelajaran dan pengembangan kurikulum.pemahaman anda mengenai hakikat kurikulum, pembelajaran dan pengembangan kurikulum tersebut akan memberikan dasar dalam memahami materi modul 2 yang mencakup landasan, prinsip, dan pendekatan dalam pengembangan kurikulum. Setiap kegiatan pengembangan kurikulum pada jenjang mana pun selalu membutuhkan landasan yang kuat dan didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam karena kurikulum menempati posisi atau kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan kegiatan pendidikan. Kurikulum akan menjadi penentu bagi proses pelaksanaan dan hasil-hasil yang ingin dicapai oleh pendidikan. Dengan posisi yang penting itu maka penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bias dilakukan secara sembarangan, tetapi harus didasarkan pada berbagai landasan yang kokoh dan kuat. Disamping itu, dalam kegiatan pengembangan kurikulum perlu juga dipahami pendekatan-pendekatan dan model-model pengembangan kurikulum yang bias diterapkan sesuai dengan kondisi di mana kurikulum dilaksanakan. Setelah mempelajari modul 2 ini anda diharapkan dapat menjelaskan berbagai landasan, prinsip, dan pendekatan pengembangan kurikulum, serta langkah-langkah pengembangan kurikulum. Secara lebih khusus anda diharapkan dapat : 1. Menjelaskan landasan-landasan yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum; 2. Mengidentifikasi prinsip-prinsip pengembangan kurikulum; 3. Mengindentifikasi berbagai pendekatan dalam pengembangan kurikulum; 4. Menjelaskan langkah-langkah pengembangan kurikulum.
  • 38. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 38 Kemampuan-kemampuan tersebut sangat penting dikuasai oleh para pengembang dan pelaksanaan kurikulum dalam hal ini guru dimasa datang. Dengan diterapkan kebijakan otonomi pendidikan maka selain sebagai pelaksana kurikulum, guru juga akan berperan sebagai pengembang kurikulum, khususnya untuk mengembangkan mata pelajaran yang diajarkan di lingkungan sekolahnya. Oleh karena itu, seorang guru perlu memahami berbagai landasan, prinsip, dan pendekatan pengembangan kurikulum. Untuk membantu Anda mencapai kemampuan-kemampuan tersebut, dalam modul ini disajikan pembahasan disertai latihan dalam dua kegiatan belajar berikut. 1. Kegiatan belajar 1 : landasan pengembangan kurikulum, 2. Kegiatan belajar 2 : prinsip, pendekatan, dan langkah-langkah dalam pengembangan kurikulum. Agar anda berhasil dengan baik dalam mempelajari modul ini, berikut ini beberapa petunjuk belajar yang dapat anda ikuti. 1. Bacalah dengan cermat bagian penduhuluan modul in sampai anda memmahami secara tuntas tentang apa,untuk apa dan bagaimana mempelajari modul ini. 2. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi modul ini melalui pemahaman sendiri dan tukar pikiran dengan mahasiswa lain atau dengan tutor anda. 3. Jika pembahasan dalam modul ini masih dianggap kurang, upayakan mencari informasi tambahan dari sumber lain. 4. Mantapkan pemahaman anda melalui kegiatan diskusi dalam kegiatan tutorial dengan mahasiswa lainya atau teman sesame guru. 5. Kerjakan latihan dan tes formatif yang disediakan dalam modul ini dengan sungguh- sungguh. Selamat belajar, semoga berhasil!
  • 39. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 39 KEGIATAN BELAJAR 1 LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM Sebuah bagunan gedung yang tinggi tentu membutuhkan landasan atau fondasi yang kuat agar dapat berdiri tegak, kokoh, dan tahan lama. Apabila bagunan tersebut tidak memiliki fondasi yang kokoh maka akan cepat ambruk atau hancur. Hal ini juga berlaku dalam pengembangan kurikulum. Apabila landasan atau fondasi pendidikan/kurikulum lemah dan tidak kokoh maka yang ditaruhkan adalah manusianya ( peserta didik ). Landasan pengembangan kurikulum pada hakikatnya merupakan factor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan pada waktu mengembangkan suatu kurikulum lembaga pendidikan, baik dilingkungan sekolah maupun luar sekolah. Menurut salah seorang ahli kurikulum yang bernama Robert S. Zais (1976), kurikulum suatu lembaga pendidikan didasarkan kepada lima landasan ( foundatioms ) yang digambarkan dalam suatu model yang disebut „ An Eclectie Model of the curriculum and its foundations‟ sebagai berikut. The curriculum Gambar 2.1 Model eklektik kurikulum dan landasan –landasannya ( sumber : zais, 1976) Aims, Goals, Objectives g Content Learning Activities Evaluation Epistemology (the nature of knowlegdge Society/ culture The individual Learing theory Philosophical assumptions
  • 40. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 40 Jika anda perhatikan Gambar 2.1 maka terlihat dengan jelas bahwa suatu kurikulum yang komponen-komponennya terdiri atas tujuan (aims, goals, objectives), isi/bahan (content), aktivitas belajar (learning activities), dan evaluasi (evaluation) agar memiliki tingkat relevansi dan flesibilitas yang tinggi perlu ditopang oleh lima landasan. Landasan utama dari kurikulum tersebut adalah landasan filosofis (philosophical assumption), sedangkan landasan yang lainnya adalah hakikat ilmu pengetahuan (epistemology), masyarakat dan kebudayaan (society and culture), individu/peserta didik (the individual), dan teori-teori belajar (learning theory), Senada dengan pendapat Robert S. Zais, Ralph W. Tyler (dalam Ornstein & Hunkins, 1988) mengemukakan pandangan yang erat kaitannya dengan beberapa aspek yang melandasi suatu kurikulum (dalam hal inin disebut school purposes) melalui visualisasi sebagai berikut. Gambar 2.2 Landasan Kurikulum Menurut R.W. Tyler Dengan mmperhatikan kedua pandangan tersebut, secara umum terdapat tiga aspek pokok yang mendasari pengembangan kurikulum , yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan sosiologis. Suggestions from subject specialists SCHOOL Purposes Studies of Learners Studies of Contemporary life Use Of Philosophy Use of psychology of learning
  • 41. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 41 Untuk lebih memperjelaskan pemahaman Anda, berikut ini diuaraikan ketiga aspek pokok yang menjadi landasan dalam pengembangan suatu kurikulum. Silakan Anda perhatikan dengan saksama, kemudian buatlah ringkasannya dalam buku catatan untuk mempermudah Anda mengingat maksud dari ketiga landasan kurikulum tersebut. A. LANDASAN FILOSOFIS Landasan filosofis mengacu pada pentingnya filsafat dalam melaksanakan, membina, dan mengembangkan kurikulum di sekolah. Dalam pengertiam umum, filsafat adalah cara berpikir yang radikal, menyeluruh, dan mendalam (Socrates) atau suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Plato menyebut filsafat sebagai ilmu pengetahuan tentang kebenaran. Filsafat berupa mengkaji berbagai permasalahan yang dihadapi manusia, termasuk masalah pendidikan. Filsafat pendidkan pada dasarnya adalah penerapan dari pemikiran-pemikiran filosofis untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan. Menurut Mudyahardjo (1989), terdapat tiga sistem pemikiran filsafat yang sangat besar pengaruhnya dalam pemikiran pendidikan pada umumnya, dan pendidikan di Indonesia pada khususnya. Ketiga sistem filsafat tersebut, yaitu idealisme , realisme, dan pragmatisme. Bidang telahaan filsafat pada awalnya mempersoalkan siapa manusia itu. Kajian terhadap persoalan ini menelusuri hakikat manusia sehingga muncul beberapa asumsi tentang manusia. Misalnya, manusia adalah makhluk religi, makhluk sosial, makhluk yang berbudaya, dan sebagainya. Dari telahaan tersebut filsafat mncoba menelaah tiga pokok persoalan, yaitu hakikat benar salah (logika), hakikat baik buruk (etika), dan hakikat indah jelek (estetika), pada dasarnya pandangan hidup manusia mencakup tiga aspek tersebut sehingga ketiga aspek tersebut sangat diperlukan dalam pendidikan, terutama dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan. Filsafat akan menentukan arah kemana siswa akan dibawa. Filsafat merupakan perangkat niala-nilai yang melandasi dan membimbing kearah pencapaian tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, filsafat yang di anut oleh suatu bangsa atau kelompok masyarakat tertentu atau yang di anut oleh perorangan (dalam hal ini guru) akan sangat mempengaruhi tujuan pendidkan yang ingin dicapai. Filsafat yang dianut oleh suatu Negara bagaimana pun akan mewarnai tujuan pendidikan di Negara tersebut. Dengan demikian, tujuan pendidikan suatu Negara akan berbeda dengan Negara lainnya, disesuaikan dengan filsafat yang dianut oleh Negara-negara tersebut. Tujuan pendidikan pada dasarnya merupakan rumusan yang
  • 42. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 42 komprehensif mengenai apa yang seharusnya dicapai. Tujuan ini memuat pernyataan- pernyataan (statements) mengenai berbagai kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa selaras dengan system nilai dan filsafat yang dianut. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan yang sangat erat antara filsafat yang dianut dengan tujuan pendidikan yang dirumuskan. Berkaitan dengan tujuan pendidikan ini, terdapat beberapa pendapat yang bisa dijadikan bahan kaji banding. Herbert Spencer (dalam Nasution, 1982) mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan harus memuat hal-hal sebagai berikut. 1. Self- preservasion, mengacu pada kemampuan individu untuk dapat menjaga kelangsungan hidupnya dengan sehat, mencegah penyakit, hidup teratur, dan lain-lain. 2. Securing the necessities of life, mengacu pada kemampuan individu untuk sanggup mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan hidup dengan melakukan suatu pekerjaan. 3. Rearing of family, mengacu kemampuan menjadi orang tua yang sanggup bertanggung jawab atas pndidikan anaknya dan kesjahteraan keluarganya. 4. Maintaining proper social and political relationships, mengacu pada kemampuan individu sebagai makhluk sosial yang hidup dalam lingkungan masyrakat dan Negara. 5. Enjoying leisure time, mengacu pada kemampuan individu untuk memamfaatkan waktu senggangnya dengan memilih kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dan menambah kenikmatan dan kegaiahan hidup. The united states office of education pada tahun 1918 ( dalam nasition 1982 ) telah mencanangkan tujuan pendidikan melalui seven cardinal principles yang memuat hal-hal berikut. 1. Health, dalam hal ini sekolah diwajibkan mempertinggi taraf keshatan murid-murid. 2. Command of fundamental processes, yang mengacu pada penguasaan kecakapan pokok yang fundamental seperti; menulis, membaca, dan berhitung. 3. Worthy home membership; dalam hal ini sekolah dituntut untuk mendidik anak-anak menjadi anggota keluarga yang berharga sehinggga berguna bagi masyarakat. 4. Vocational efficiency; mengacu pada efisiensi dalam pekerjaan sehingga dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dapat dicapai hasil yang sebesar-besarnya. 5. Citizenship; dalam hal ini sekolah dituntut untuk melakukan usaha menggembleng bermacam-macam bangsayang ada dinegara itu menjdai bangsa yang kompak. 6. Worthy use of leisure; mengacu pada kemampuan memanfaatkan dengan baik waktu senggang yang senantiasa betambah panjang berhubung dengan industrialisasi yang lebih sempurna. 7. Satisfaction of religious needs; yaitu pemuasan kehidupan keagamaan. Tujuan-tujuan pendidikan yang diuraikan di atas adalah tujuan pendidikan yang dikembangkan di amerika serikat beberapa tahun yang silam. Tujuan
  • 43. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 43 pendidikan nasioanl diindonesia bersumber pada pandangan dan cara hidup manusia Indonesia. Hal ini telah diwujudkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional seperti tertuang dalam undang – undang RI nomor 2 tahun 1989 tentang system pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan. Sebagai implikasi bagi para pelaksana pendidikan, terutama bagi guru dan kepala sekolah, dalam melaksanakan, membina, dan mengembangkan kurikulum di sekolah maka nilai-nilai yang terkandung dalam rumusan tujuan pendidikan nasional tersebut harus menjadi acuan yang mendasar dalam mewujudkan praktik pendidikan di sekolah sehingga menghasilkan siswa yang beriman, berilmu dan beramal dalam kondisi serasi, selaras dan seimbang. Disinilah pentingnya filsafat sebagai pandangan hidup manusia dalam hubungannya dengan pendidikan. Bagaimana kaitan antara filsafat pendidikan dengan kurikulum? Kurikulum pada hakikatnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Karna tujuan pendidikan itu sangat di warnai oleh falsafah/pandangan hidup yang dianut suatu bangsa maka kurikulum yang di kembangkan juga akan mencerminkan falsafah/pandangan hidup tersebut. Hal ini, sydah jelas menunjukkan adanya keterkaitan yang sangat erat antara kurikulum pendidikan di suatu Negara dengan filsafat yang di anut. Bila suatu Negara mengalami perubahan dalam hal pandangan hidupnya maka hal ini juga secara langsung mempengaruhi kurikulum yang ada. Di Indonesia pada masa penjajahan Belanda, kurikulum yang di anut sangat hidupnya maka hal ini juga secara langsung mempengaruhi kurikulum yang ada. Di Indonesia pada masa penjajahan Belanda, kurikulum yang di anut sangat berorientasi kepada kepentingan politik kerajaan Belanda saat itu. Begitu pula pada saat penjajahan Jepang, kurikulum yang ada berpijak pada filsafat yang di anut Negara Matahari Terbit itu. Pada masa orde baru, garapan pendidikan nasional khususnya kurikulum pendidikan disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan serta filsafat yang dianut bangsa Indonesia, yaitu Pancasila
  • 44. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 44 Pengembangan suatu kurikulum, walaupun pada tahap awal sangat diwarnai oleh filsafat dan ideologi Negara, namum menuntut untuk senantiasa diperbaiki, diperbarui, dan disempurnakan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan karena kurikulum itu sifatnya hipotesis. Maksudnya, kurikulum menentukan manusia hari esok (masa depan) pada hari ini berdasarkan pengalaman masa lalu. B. LANDASAN PSIKOLOGIS Pendidikan berkaitan dengan perilaku manusia. Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antara siswa dengan lingkungannya, baik lingkungan yang bersifat fisik, maupun lingkungan sosial. Melalui pendidikan yang diharapkan adanya perubahan perilaku siswa menuju kedewasaan, baik fisik, mental/intelektual,moral maupun sosial. Namun demikian perlu juga di ingatkan bahwa tidak semua perubahan perilaku siswa mutlak sebagai akibat intervensi dari program pendidikan. Ada juga perubahan perilaku yang di pengaruhi oleh kematangan siswa sendiri atau pengaruh dari lingkungan diluar program pendidikan. Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan/program pendidiak sudah pasti berkenaan dengan proses perubahan perilaku siswa tersebut . Melalui kurikulum diharapkan dapat terbentuk tingkah laku baru berupa kemampuan- kemampuan actual dan potensial dari para siswa serta kemampuan-kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama. Psikologis adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, sedangkan kurikulum adalah upaya menentukan program pendidikan untuk mengubah perilaku manusia. Oleh sebab itu, pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh psikologis sebagai acuan dalam menentukan apa dan bagaimana perilaku itu harus dikembangkan. Siswa adalah individu yang sedang berada dalam proses perkembangan, seperti perkembangan fisik/jasmani, intelektual, sosial, emosional, moral, dab sebagainya. Tugas utama para guru adalah membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Sebenarnya tanpa pendidikan pun anak tetap berkembang, tetapi dengan proses pendidikan diharapkan perkembangan anak tersebut akan lebih optimal. Apa yang di didikkan dan bagaimana cara mendidiknya harus disesuaikan dengan tingkat-tingkat perkembangan anak. Karakteristik perilaku pada berbagai tingkatan perkembangan merupakan bahan kajian dari psikologis perkembangan. Perkembangan-perkembangan yang di
  • 45. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 45 alami oleh anak pada umumnya di peroleh malalui proses belajar. Guru selalu mencari upaya untuk dapat membelajarkan para siswanya. Cara belajar dan mengajar yang bagaimana yang dapat member hasil optimal dan bagaimana proses pelaksanaannya membutuhkan kajian/studi yang sistematik dan mendalam. Studi tersebut merupakan bidang kajain dari psikologis belajar. Dari uraian tersbut tampak adanya dua cabang psikologis yang sangat penting diperhatikan didalam pengembangan kurikulum, yaitu psikologis perkembangan dan psikologis belajar. Psikologis belajar berkenaan atau memberikan sumbangan bagi kurikulum dalam hal bagaimana kurikulum itu di berikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya. Hal ini berarti berkenaan dengan strategi kurikulum. Psikologis perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi kurikulum yang di perlukan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalaman materi/bahan ajar sesuai dengan taraf perkembangan siswa. Karena kedua hal tersebut sangat penting peranannya dalam rangka mengembangkan suatu kurikulum maka berikut ini diuraikan secara lebih lengkap lagi. 1. Perkembangan Siswa dan Kurikulum Anak sejak dilahirkan sudah memperhatikan keunikan-keunikan, seperti pernyataan dirinya dalam bentuk tangisan atau gerakan-gerakan tertentu. Hal ini memberikan gambaran bahwa sebenarnya sejak lahir anak telah memiliki potensi untuk berkembang. Bagi aliran yang sangat percaya dengan kondisi tersebut sering menggangap anak sebagai orang dewasa dalam bentuk kecil. J.J. Rousseau, seorang ahli pendidikan bangsa perancis, termasuk yang fanatik berpandangan seperti itu, Dewasa dalam bentuk kecil mengandung makna bahwa anak itu belum mmiliki sepenuhnya potensi yang diperlukan bagi penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Ia masih memerlukan bantuan untuk berkembangan ke arah kedewasaan yang sempurna. Rousseau member tekanan kepada kebebasan berkembang secara mulus mnjadi orang dewasa yang diharapkan. Istilah yang dipakainya adalah kembali k alam, kembali ke kodrat atau pembawaan dari sejak lahir. Ia berpendapat bahwa sgala sesuatu itu adalah baik dari tangan Tuhan, akan tetapi menjadi rusak karna tangan manusia. Pendidikan
  • 46. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 46 itu harus menghormati anak sbagai makhluk yang memiliki potensi alaamiah. Rousseau percaya bahwa anak harus belajar dari pengalaman langsung. Jadi dalam hal ini, intervensi atau campur tangan pendidikan oleh guru dan orang tua tidak terlalu mendominasi. Pendapat lain mengatakan bahwa perkembangan anak hasil dari pengaruh lingkungan. Anak dianggap sebagai kertas putih, dimana orang-orang disekelilingnya dapat bebas menulis kertas tersebut. Pandangan ini bertentangan dengan pandangan Rousseau, dimana justru aspek-aspek diluar anak/lingkungannya yang lebih banyak mempengaruhi perkembangan anak menjadi individu yang dewasa. Pandangan ini sering disebut teori tabularasa dengan tokohnya, yaitu John Locke. Selain kedua pandangan tersebut, terdapat pandangan yang menyebutkan bahwa perkembangan anak merupakan hasil perpaduan antara pembawaan dan lingkungannya. Aliran ini mengakui akan kodrat manusia yang memiliki potensi sejak lahir, namun potensi ini akan berkembang menjadi baik dan sempurna berkat pengaruh lingkungan. Aliran ini disebut aliran konvergensi dengan tokohnya, yaitu William Stern. Pandangan yang terakhir dikembangkan oleh Havighurst dengan teorinya tentang tugas-tugas perkembangan (developmental tasks). Tugas-tugas perkembangan yang di maksud adalah tugas yang secara nyata harus dipenuhi oleh setiap anak/individu sesuai dengan taraf/tingkat perkembangan yang dituntut oleh lingkungannya. Apabila tugas-tugas tidak terpenuhi maka pada taraf perkembangan berikutnya anak/individu tersebut akan mengalami masalah. Melalui tugas-tugas ini, anak akan berkembang dengan baik dan beroperasi secara kumulatif dari yang sederhana menuju kearah yang lebih kompleks. Namun demikian, objek penelitian yang dilakukan oleh Havighurst ini adalah anak-anak Amerika, jadi masih pelu kebenarannya diteliti dan dikaji dengan cermat untuk anak-anak Indonesia yang memiliki kondisi lingkungan yang berbeda. Pandangan tentang anak sebagai makhluk yang unik sangat berpengaruh terhadap pengembangan kurikulum pendidikan. Setiap anak merupakan pribadi tersendiri, memiliki perbadaan disamping persamaanya. Implikasi dari hal tersebut terhadap pengembangan kurikulum yaitu sebagai berikut.
  • 47. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 47 a. Setiap anak diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat, minat, dan kebutuhannya. b. Di samping menyediakan pelajaran yang sifatnya umum ( program inti ) yang wajib dipelajari setiap anak, sekolah mnyediiakan pula pelajaran-pelajaran pilihan yang sesuai dengan minat anak. c. Kurikulum di samping menyediakan bahan ajar yang bersifat kejuruan/keterampilan juga menyediakan bahan ajar yang bersifat akademik. Anak-anak yang berbakat dibidang akademik diberi kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya. d. Kurikulum memuat tujuan-tujuan yang mengandung pengetahuan, nilai/sikap, dan keterampilan yang menggambarkan keseluruhan pribadi yang utuh lahir dan batin. Implikasi lain dari pengetahuan tentang anak/individu dalam proses pelaksanaan kurikulum (pembelajaran) dapat diuraikan sebagai berikut. a. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara operasional selalu berpusat kepada perubahan tingkah laku siswa. b. Bahan/materi pelajaran yang diberikan sesuai dengan kebutuhan, minat dan perhatian siswa dan bahan tersebut mudah dijangkau oleh siswa. c. Strategi pembelajaran atau cara menyampaikan bahan ajar disesuaikan dengan taraf perkembangan siswa. d. Media yang dipakai senantiasa dapat menarik perhatian dan minat siswa. e. System evaluasi berpadu dalam satu kesatuan yang menyeluruh dan berkesinambungan dari satu tahap ke tahap yang lainnya dan dijalankan secara terus-menerus. 2. Psikologi belajar dan kurikulum Psikologi belajar berkaitan dengan bagaimana individu/siswa belajar. Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan perilaku yang terjadi melalui peengelaman. Segala perubahan perilaku, baik pada aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), maupun psikomotor (keterampilan) yang terjadi karena proses pengelaman, dapat dikategorikan sebagai perilaku hasil belajar. Perubahan-perubahan perilaku yang terjadi secara insting atau terjadi karena kematangan, atau perilaku yang terjadi ssecara kebetulan, tidak termasuk hasil belajar. Mengetahui dan memahami psikologi/teori belajar merupakan bekal bagi anda sebagai guru kimia SLTP/SMA/MA dalam tugas pokok membelajarkan siswa. Psikologi atau teori belajar yang berkembang pada dasarnya dapat dikelompokkan kedalam tiga rumpun, yaitu : teori displin mental atau teori daya (faculty theory), teori behaviorisme, dan teori organismik atau cognitive gestalt
  • 48. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 48 field. Menurut teori daya, dari kelahirannya anak/individu telah memiliki potensi-potensi atau daya-daya tertentu ( faculties) yang masing-masing memiliki fungsi tertentu , seperti daya mengingat, daya berpikir, daya mencurahkan pendapat, daya mengamati, daya memecahkan masalah, dan daya- daya lainnya. Daya-daya ini dapat dilatih agar dapat berfungsi dengan baik. Daya berpikir siswa sering dilatih dengan menghafalkan sesuatu. Daya-daya yang telah terlatih dapat dipindahakan kedalam pembentukan daya-daya lain. Pemindahan (transfer) ini mutlak dilakukan melalui latihan ( drill ). Oleh karena iitu, pengertian belajar menurut teori ini adalah melatih siswa dalam daya-daya terseebut. Cara mempelajarinya pada umumnya melalui hafalan dan latihan. Rumpun teori belajar yang kedua, yaitu teori behaviorisme. Rumpun teori ini mencakup tiga teori, yaitu teori koneksionisme atau asosiasi, teori kondisioning, dan teori penguatan ( reinforcement/operant conditioning). Rumpun teori behaviorisme ini berangkat dari asumsi bahwa individu tidak membawa potensi sejak lahir. Perkembangan individu ditentukan oleh lingkungan (keluarga, sekolah, dan masyarakat). Rumpun teori ini tidak mengakui sesuatu yang sifatnya mental. Perkembangan anak menyangkut hal-hal nyata yang dapat dilihat dan diamati. Teori koneksionisme atau teori asosiasi adalah teori yang paling awal dari rumpun behaviorisme. Menurut teori ini kehidupan tunduk kepada hukum stimulusrespons atau aksi-reaksi. Belajar pada dasarnya merupakan hubungan antara stimulus dan respons (S-R). Belajar merupakan upaya untuk membentuk hubungan stimulus-respons sebanyak- banyaknya. Tokoh utama dari toeri ini, yaitu Edward L. Thorndike yang memunculkan tiga hukum belajar (law of learning) yang sangat terkenal, yaitu law of readiness, law of exercise, dan law of effect. Menurut hukum kesiapan (readiness), hubungan antara stimulus dengan respons akan terbentuk atau mudah terbentuk apabila telah ada kesiapan pada syitem saraf individu. Hukum latihan atau pengulangan (exercise/repetition), menyatakan bahwa hubungan antara stimulus dan respons akan terbentuk apabila sering dilatih atau diulang- ulang. Hukum akibat (effect), menyatakan bahwa hubungan stimulus dan respons akan terjadi apabila ada akibat yang menyenangkan. Teori belajar yang ketiga, yaitu teori organismik atau gestalt. Teori ini mengacu pada pengertian bahwa keseluruhan lebih bermakna daripada bagian- bagian, tetapi keseluruhan bukan kumpulan dari bagian-bagian. Manusia
  • 49. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 49 dianggap sebagai makhluk organisme yang melakukan hubungan timbal balik dengan lingkungan secara keseluruhan. Hubungan ini dijalin oleh stimulus dan respons. Menurut teori ini, stimulus yang hadir diseleksi menurut tujuannya, kemudian individu melakukan interaksi dengannya dan seterusnya sehingga terjadi perbuatan belajar. Bertentangan dengan teori koneksionisme/asosiasi, menurut teori gestalt, peran guru, yaitu sebagai pembimbing bukan penyampai pengetahuan, dan siswa berperan sebagai pengolah bahan pelajar. Belajar berlangsung berdasarkan pengalaman, yaitu kegiatan interaksi antara individu dengan lingkungannya. Belajar menurut teori ini bukanlah menghafal akan tetapi memecahkan masalah, dan metode belajar yang dipakai adalah metode ilmiah dengan cara siswa dihadapkan pada berbagai permasalahan, merumuskan hipotesis atau praduga, mengumpulkan data yang diperlukan untuk memecahkan masalah, menguji hopotesis yang telah dirumuskan, dan pada akhirnya para siswa dibimbing untuk menarik kesimpula-kesimpulan. Teori ini banyak mempengaruhi praktik pelaksanaan kurikulum disekolah karena teori ini memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut. a. Belajar berdasarkan keseluruhan Dalam belajar siswa mempelajari bahan pelajaran secara kseluruhan. Bahan- bahan dirinci kedalam bagian-bagian untuk dipelajari secara keseluruhan, dan dihubungkan satu sama lain secara terpadu. Siswa mereaksi bahan yang dipelajari oleh pikirannya, perasaannya, mentalnya, spiritualnya dan oleh seluruh aspek tingkah lakunya. Pelajaran yang diberikan kepadanya bersumber pada suatu masalah atau pokok bahasan yang luas yang harus di pecahkan oleh siswa. Siswalah yang harus mengolah bahan pelajran itu. Siswa mereaksi seluruh pelajaran dengan keseluruhan jiwanya. b. Belajar adalah pembentukan kepribadian Siswa dipandang sebagai makhluk keseluruhan. Siswa dibimbing untuk memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara berimbang. Ia dibina untuk menjadi manusia seutuhnya , yaitu manusia yang memiliki keseimbangan lahir dan batin antara pengetahuan dengan sikapnya dan antara sikap dengan keterampilannya. Seluruh kepribadiannya diharapkan utuh melalui proses pengajaran yang terpadu.
  • 50. TELAAH KURIKULUM ( kimia 2012 ) 50 c. Belajar berkar pemahaman Menurut teori ini belajar adalah proses pemahaman. Pemahaman mengandung makna penguasaan pengeatahuan yang diselaraskan dengan sikap dan keterampilan. Dapat pula diartikan bahwa pemahaman adalah kemudahan dalam menemukan suatu pemecahan masalah. Keterampilan menghubung- hubungkan bagian-bagian pengetahuan untuk diperoleh suatu kesimpulan merupakan salah satu wujud pemahaman. d. Belajar berdasarkan pengalaman Sebagaimana dikemukakan bahwa belajar adalah pengalaman. Proses belajar adalah bekerja, mereaksi, memahami, dan mengalami. Dalam belajar itu siswa aktif guru hanya membantu secara minimal sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa. Siswa mengolah bahan pelajaran melalui diskusi, Tanya jawab, kerja kelompok, demontrasi, survei lapangan, karyawisata, atau belajar diperpustakaan. e. Belajar adalah suatu proses perkembangan Dalam hubungan ini ada tiga hal yang perlu diketahui guru, yaitu: perkembangan siswa merupakan hasil dari pembawaan, perkembangan siswa merupakan hasil lingkungan., dan perkembangan siswa merupakan hasil keduanya. Perpaduan kedua pandangan itu melahirkan teori tugas perkembangan (developmental tasks) yang diciptakan oleh Havighurst. f. Belajar adalah proses berkesinambungan Belajar adalah proses sepanjang masa. Manusia tidak pernah berhenti belajar, walau sudah tua. Manusia selalu melakukan proses belajar. Hal itu dilakukan karena factor kebutuhan. Belajar adalah proses kegiatan interaksi antara dirinya dengan lingkungannya yang dilakukan darilahir sampai meninggal. Oleh karena itu, belajar merupakan proses berkesinambungan. Untuk mempertahankan prinsip ini maka kurikulum menganjurkan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang tidak terbatas pada kurikulum yang tersedia, tetapi juga kurikulum yang sifatnya ekstra untuk memenuhi kebutuhan para siswa.