6. Fase Pra Bencana
Pada situasi tidak terdapat
potensi bencana terdapat dua
jenis rencana yaitu:
Pada situasi terdapat potensi
kejadian bencana, terdapat
Rencana Kontinjensi.
Dalam setiap Rencana
Kontinjensi, perlu dicantumkan
dengan jelas sebagai acuan
pengambilan keputusan, yaitu:
1. Rencana Penanggulangan
Bencana (tingkat nasional,
provinsi dan kabupaten/kota)
yang menjadi masukan bagi
RPJMN, RPJMD Provinsi dan
RPJMD Kabupaten/Kota, dengan
kerangka jangka menengah yaitu
5 tahun, yang memuat indikasi
program lintas sektor, kegiatan,
dan sumber dana dalam
penyelenggaraan
penanggulangan bencana.
2. Rencana Aksi Pengurangan
Risiko Bencana (tingkat
nasional, provinsi dan kabupaten
/kota) yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Rencana
Penanggulangan Bencana,
dengan kerangka waktu 3 tahun
yang memuat indikasi program
lintas sektor, kegiatan, dan
sumber dana.
1. Perencanaan kontinjensi
disusun dengan fokus
kesiapsiagaan, bertujuan untuk
meminimalisir dampak dari
ketidakpastian dengan
melakukan pengembangan
skenario dan proyeksi kebutuhan
saat keadaan darurat terjadi,
dengan pendekatan multi-hazard.
2. Suatu rencana kontinjensi
mungkin saja tidak pernah
diaktifkan jika keadaan yang
diperkirakan tidak pernah terjadi.
3. Perencanaan kontijensi selain
digunakan dalam pengelolaan
bencana berbasis kewilayahan,
juga digunakan dalam bidang
militer, bisnis, dan proyek
pembangunan infrastruktur.
1. Ketentuan Aktivasi Rencana:
yang memberikan keterangan
dalam situasi bagaimana rencana
akan diaktifkan dan siapa yang
berhak untuk mengambil
keputusan aktivasi rencana
kontijensi.
2. Pembagian peran dan
tanggungjawab pada setiap
tahapan membentuk
kesiapsiagaan, sebagai acuan
koordinasi antar lembaga.
3. Pembagian peran dan
tanggungjawab pada situasi
tanggap darurat, sebagai acuan
koordinasi antar lembaga.
dadang-solihin.blogspot.com 6
1.
Dalam setiap Rencana
Kontinjensi, perlu dicantumkan
dengan jelas sebagai acuan
pengambilan keputusan, yaitu:
Pada situasi terdapat
potensi kejadian bencana,
terdapat Rencana
Kontinjensi.
Pada situasi tidak terdapat
potensi bencana terdapat dua
jenis rencana yaitu:
7. Fase Tanggap Darurat
dadang-solihin.blogspot.com 7
2.
Pada fase tanggap darurat,
Rencana Kontinjensi berubah
fungsi menjadi Rencana Operasi
Tanggap Darurat.
Untuk melaksanakan Operasi
Tanggap Darurat, diperlukan
beberapa langkah sebagai berikut:
• Pada saat itu dilakukan upaya
peningkatan kewaspadaan dan
kesiapsiagaan masyarakat untuk
menghindari jatuhnya korban dan
kerusakan dan sejak saat itu pula dapat
dilakukan kegiatan tanggap darurat.
• Sebelum operasi tanggap darurat
dilaksanakan, pada awal kejadian
dilakukan kaji darurat/ kaji cepat (rapid
assessment) dan pemutakhiran data
untuk mengukur besarnya dampak
bencana: lokasi, korban dan kerusakan,
kemampuan respon, dan bantuan yang
dibutuhkan.
1. Aktivasi Rencana Operasi
2. Aktivasi Posko
3. Pembagian Tugas Sektoral
4. Pemulihan Darurat
5. Pengakhiran Tanggap Darurat.
Untuk melaksanakan Operasi
Tanggap Darurat, diperlukan
beberapa langkah sebagai berikut:
Pada fase tanggap darurat, Rencana
Kontinjensi berubah fungsi menjadi
Rencana Operasi Tanggap Darurat.
8. Fase Pasca Bencana
dadang-solihin.blogspot.com 8
3.
Prinsip dasar penyelenggaraan rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca bencana:
1. Merupakan tanggungjawab Pemerintah Daerah dan
Pemerintah;
2. Membangun menjadi lebih baik (build back better)
yang terpadu dengan konsep pengurangan risiko
bencana dalam bentuk pengalokasian dana minimal
10% dari dana rehabilitasi dan rekonstruksi;
3. Mendahulukan kepentingan kelompok rentan seperti
lansia, perempuan, anak dan penyandang cacat;
4. Mengoptimalkan sumberdaya daerah;
5. Mengarah pada pencapaian kemandirian masyarakat,
keberlanjutan program dan kegiatan serta perwujudan
tatakelola pemerintahan yang baik;
6. Mengedepankan keadilan dan kesetaraan gender
Prinsip Dasar Penyelenggaraan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pasca Bencana:• Pelaksanaan
rehabilitasi dan
rekonstruksi
memerlukan
dokumen
perencanaan yang
disebut Rencana
Aksi Rehabilitasi
dan Rekonstruksi,
• untuk jangka
waktu maksimal 3
tahun (Peraturan
Kepala BNPB No.
17/2010).
10. Meningkatkan Kesiapsiagaan
Pemda dan Masyarakat
• Teknologi seluler telah diintegrasikan
pada sistem peringatan dini tsunami,
banjir bahkan gempabumi untuk
meningkatkan kecepatan
menyampaikan pesan tentang
potensi ancaman kepada
masyarakat.
• Teknologi internet dapat
dimanfaatkan sebagai media untuk
berkomunikasi, publikasi informasi
tentang potensi ancaman, publikasi
informasi tentang jalur evakuasi,
lokasi Posko, dan pusat-pusat
pelayanan terdekat.
dadang-solihin.blogspot.com 10
11. Penyebarluasan Informasi
pada Fase Tanggap Darurat
• Teknologi seluler dan internet
dimanfaatkan untuk publikasi orang
hilang, proses evakuasi, bahkan
penggalangan dana untuk pemulihan
darurat.
• Pengetahuan dan pembelajaran tentang
bencana alam dapat diperoleh dari situs
internet di seluruh dunia.
• Seluruh situs K/L dan Pemda digunakan
untuk memberikan informasi tentang
kegiatan lembaga masing-masing,
termasuk kebijakan dan pelaksanaan
kegiatan yang terkait dengan rencana
pembangunan.
dadang-solihin.blogspot.com 11
12. IPTEK Bidang Informasi dan Komunikasi
• Diseminasi hasil litbang, peta
dan informasi spasial, teknologi
terapan dan tepat guna yang
berbasis kearifan lokal
• Pengembangan koordinasi dan
kemitraan antar kelembagaan
IPTEK (lembaga litbang,
perguruan tinggi, dunia usaha
dan lembaga pendukung)
• Peningkatan pengetahuan
tentang Penanganan dan
Pengurangan Risiko Bencana
dadang-solihin.blogspot.com 12
13. Hyogo Framework of Action
for Disaster Risk Reduction 2005-2015
dadang-solihin.blogspot.com 13
Pengintegrasian Pengurangan Risiko Bencana pada seluruh siklus manajemen
untuk mengurangi kerentanan terhadap jiwa, harta benda dan tata kehidupan.
1. Kebijakan dan kelembagaan yang mendukung pengarusutamaan pengurangan risiko
bencana dalam perencanaan pembangunan daerah.
2. Pengenalan risiko, single maupun multi-hazards, yang didukung IPTEK serta kearifan
lokal, untuk memperoleh gambaran yang lengkap mengenai risiko dan cara untuk
memantau risiko.
3. Peringatan dini yang didukung IPTEK serta kearifan lokal, dilengkapi dengan sistem
komunikasi untuk menyampaikan informasi dengan cepat dan akurat kepada masyarakat
yang berpotensi terpapar risiko untuk menyiapkan langkah-langkah pencegahan dan
kesiapsiagaan.
4. Peningkatan kesadaran (awareness) dan pengetahuan bagi masyarakat untuk
meningkatkan kewaspadaan dan melakukan langkah-langkah pengurangan risiko
bencana.
5. Mengurangi faktor-faktor yang menyebabkan risiko melalui pengelolaan sumberdaya alam
dan lingkungan hidup, perlindungan dan penguatan prasarana vital, penegakan rencana
tata ruang serta penguatan keuangan daerah yang akan memberikan manfaat jangka
menengah dan panjang bagi daerah.
6. Meningkatkan kesiapsiagaan untuk menghadapi bencana.
15. Pengertian
• Roadmap adalah sebuah arahan (direction) bagi pengembangan
yang bersifat strategis, berskala besar, dan berdurasi panjang.
• Esensi sebuah roadmap adalah adanya jalur-jalur (paths)
pengembangan yang bila diikuti akan membawa pelakunya
mencapai tujuan pengembangan tersebut.
• Jalur-jalur ini disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan
berbagai faktor yang melekat pada konteks, situasi, dan lingkungan
pengembangan, sehingga dapat mengantarkan pada pencapaian
tujuan dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi.
• Roadmap Penanggulangan Bencana BPBD 2013 – 2018 adalah
dokumen yang menjelaskan strategi implementasi dari usaha-usaha
pengembangan yang dijelaskan dalam Renstra BPBD.
dadang-solihin.blogspot.com 15
16. Komponen Roadmap
1. Sasaran Jangka Menengah untuk
tiap aspek yang dikembangkan,
beserta indikator-indikator
keberhasilan serta mekanisme
pemantauan dan evaluasinya.
2. Pentahapan Pengembangan.
3. Rincian Kegiatan, diuraikan menjadi
komponen-komponen:
a. Kerangka Waktu Penjadwalan,
b. Strategi Implementasi,
c. Persyaratan (Requirements)
Spesifik,
d. Keluaran (Output) Kegiatan.
dadang-solihin.blogspot.com 16
17. Tujuan
• Konteks strategik: Menyusun rencana
dengan sasaran yang tepat, lintasan
perjalanan yang tepat, dengan biaya
yang tepat, menggunakan teknologi dan
kapabilitas yang tepat, dan pada saat/
waktu yang tepat.
dadang-solihin.blogspot.com 17
• Menciptakan/ membangun visi bersama berdasarkan kapabilitas yang
diperlukan sekarang dan di masa datang.
• Mengkomunikasikan kebutuhan (khususnya kebutuhan teknis berbasis
kapabilitas (capability-based technical needs).
• Mengembangkan jadwal dan prioritas (schedule and priorities).
18. 4. Susun
Program
dan
Kegiatan
Empat Langkah
Penyusunan Roadmap
dadang-solihin.blogspot.com 18
3. Tentukan
Sasaran
Jangka
Menengah
2. Lakukan
Environment
Scanning
1. Identifikasi
Renstra BPBD
Gunakan SWOT
Analysis untuk
memberikan
gambaran tentang
kondisi SDM
BPBD saat ini.
Tentukan indikator
keberhasilannya,
sekaligus mekanisme
pengukuran untuk
kepentingan
Monitoring dan
Evaluasi
Aspek-aspek terkait apa
saja yang akan
dikembangkan, yang
secara garis besar
meliputi infrastruktur dan
perangkat keras, sistem
informasi, aplikasi, dan
layanan elektronis,
sumber daya
(khususnya SDM dan
pendanaan), serta
aspek kelembagaan.
Gunakan
BSC untuk
memperoleh
Sasaran
Strategis
19. Perencanaan Roadmap
1. Rencana dan strategi pengembangan. Ada dua kegiatan utama yang
dilakukan dalam lingkup ini:
1) Identifikasi faktor-faktor kunci dan strategis yang dapat menjamin
terimplementasinya Roadmap ini, dan
2) Pentahapan Penanggulangan Bencana BPBD 2013 – 2018 .
Faktor pertama berfungsi mengamankan implementasi Roadmap ini.
Faktor kedua terkait pengelolaan proses implementasi, bertujuan
meningkatkan peluang keberhasilannya melalui pendekatan-pendekatan
yang lebih sistematis.
2. Identifikasi program/kegiatan. Pada tahap ini dilakukan sintesis solusi
secara lebih rinci: identifikasi program/kegiatan yang jika diimplementasikan
dengan baik dapat mengurangi gap antara kondisi saat ini dengan capaian
target yang diinginkan.
3. Indikator keberhasilan dan mekanisme Monev. Untuk tiap program dan
kegiatan, perlu dibuatkan indikator keberhasilannya, sekaligus mekanisme
pengukuran untuk kepentingan monitoring dan evaluasi.
dadang-solihin.blogspot.com 19
21. Manajemen Kinerja
Indikator
Kinerja Utama
Balanced
Score Cards
Logic Model
Analisis
Beban Kerja
Environmental
Scanning SWOT
Tugas dan
Fungsi
Struktur
Organisasi
Strategy Map
Sasaran
Strategis
Program Kegiatan
Strategi
??
Tujuan
Organisasi
Tatalaksana
Peraturan
Per-UU-an
SDM
Aparatur
Pengawasan
Akuntabilitas
Pelayanan
Publik
Mindset &
Cultural Set
Aparatur
Role
Indikator
Kinerja Utama
Program/
Kegiatan
Outcome/
Output
Indikator
Baseline
2014
Target Kinerja
2015-2019
Mental Model Nilai Norma
Tujuan
22. Visi BPBD Kalimantan Timur
“Ketangguhan Masyarakat Kalimantan Timur dalam
Menghadapi Bencana”
Misi
1. Melindungi Masyarakat Kalimantan Timur dari Ancaman Bencana
melalui Pengurangan Resiko Bencana;
2. Membangun Sistem Penanggulangan Bencana yang Handal di
Kalimantan Timur;
3. Menyelenggarakan Penanggulangan Bencana secara Terencana,
Terpadu, Terkoordinasi dan Menyeluruh.
22dadang-solihin.blogspot.com
24. dadang-solihin.blogspot.com 24
Threats
(Ancaman)
Threats
(Ancaman)
Weaknesses
(Kelemahan)
Weaknesses
(Kelemahan)
Strengths
(Kekuatan)
Strengths
(Kekuatan)
Strategi ST
Gunakan kekuatan
untuk menghindari atau
mengatasi ancaman
Strategi ST
Gunakan kekuatan
untuk menghindari atau
mengatasi ancaman
Strategi WT
Minimalkan kelemahan
dan hindari ancaman
Strategi WT
Minimalkan kelemahan
dan hindari ancaman
Strategi WO
Atasi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang
Strategi WO
Atasi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang
Strategi SO
Gunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
Strategi SO
Gunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
Opportunities
(Peluang)
Opportunities
(Peluang)
INTERNALINTERNAL
EKSTERNAL
26. dadang-solihin.blogspot.com 26
No Variabel NU BF NUxBF
1 SDM Profesional 2 10 20
2 Sarpras yang Memadai 1 5 5
3 Anggaran yang mendukung 4 30 120
4 Regulasi yang mendukung 3 15 45
5 Kepemimpinan yang kuat 5 40 200
Jumlah 100 390
27. dadang-solihin.blogspot.com 27
No Variabel NU BF NUxBF
1 Lemahnya Koordinasi, Ego sektoral,
Lemahnya Komitmen dalam
melaksanakan kegiatan, Belum
sinergi program dan kegiatan antar
bidang
5 35 175
2 Kurangnya Reward dan Punishment 1 5 5
3 SOP belum lengkap dan operasional 3 20 60
4 Terbatasnya SDM secara Kualitatif
dan kuantitatif, yaitu Lemahnya
Motivasi, inovasi, kepedulian,
kebersamaan, tanggung jawab,
4 25 100
5 Belum optimalnya fungsi
pengawasan, monev dan pelaporan
2 15 30
Jumlah 100 370
28. dadang-solihin.blogspot.com 28
Faktor eksternal yang
memberikan manfaat
dalam pencapaian
Visi/Misi
Faktor eksternal yang
memberikan manfaat
dalam pencapaian
Visi/Misi
Faktor eksternal yang
menghalangi
pencapaian Visi/Misi
Faktor eksternal yang
menghalangi
pencapaian Visi/Misi
Threats
(Ancaman)
Threats
(Ancaman)
Opportunities
(Peluang)
Opportunities
(Peluang)
29. dadang-solihin.blogspot.com 29
No Variabel NU BF NUxBF
1 Kemitraan LN : manajeman
kebencanaan, magang.
1 5 5
2 Kemitraan DN : K/L , PT, Dunia Usaha,
LSM, forum kaltim peduli bencana
5 45 225
3 Pemanfaatan Teknologi Informasi
Kebencanaan
3 15 45
4 Adanya kepercayaan masyarakat dan
dukungan DPRD kepada BPBD
4 25 100
5 Adanya Program prioritas Desa Tangguh
Bencana
2 10 20
Jumlah 100 395
30. dadang-solihin.blogspot.com 30
No Variabel NU BF NUxBF
1 Luas Wilayah (rentang kendali
lebar) dan fenomena alam yang sulit
diprediksi
5 30 150
2 Akses ke lokasi bencana sulit 3 20 60
3 Banyaknya masyarakat yang tinggal
didaerah rawan bencana
1 10 10
4 Maraknya eksploitasi SDA yang tidak
terkendali
4 25 100
5 Penggunaan lahan yang tidak sesuai
dengan peruntukan (RTRW)
2 15 30
Jumlah 100 350
31. dadang-solihin.blogspot.com 31
1. Strategi SO S + O = 390 + 395 = 785
2. Strategi WO W + O = 370 + 395 = 765
3. Strategi ST S + T = 390 + 350 = 740
4. Strategi WT W + T = 370 + 350 = 720
32. dadang-solihin.blogspot.com 32
1. Strategi SO Gunakan Kekuatan untuk
memanfaatkan Peluang
2. Strategi WO Atasi Kelemahan dengan
memanfaatkan Peluang
3. Strategi ST Gunakan Kekuatan untuk menghindari
atau mengatasi Ancaman
4. Strategi WT Minimalkan Kelemahan dan hindari
Ancaman
33. 1. SDM Profesional
2. Sarpras yang Memadai
3. Anggaran yang mendukung
4. Regulasi yang mendukung
5. Kepemimpinan yang kuat
dadang-solihin.blogspot.com 33
6. Kemitraan LN : manajeman
kebencanaan, magang.
7. Kemitraan DN : K/L , PT,
Dunia Usaha, LSM, forum
kaltim peduli bencana
8. Pemanfaatan Teknologi
Informasi Kebencanaan
9. Adanya kepercayaan
masyarakat dan dukungan
DPRD kepada BPBD
10. Adanya Program prioritas
Desa Tangguh Bencana
35. Mental Models
• Asumsi-asumsi yang tertanam dengan dalam di benak kita;
• Generalisasi, atau bahkan gambaran-gambaran yang
mempengaruhi kita dalam memahami dunia ini;
• Nilai dan Norma yang mempengaruhi bagaimana kita bersikap,
berperilaku, serta bertindak.
dadang-solihin.blogspot.com 35
36. Mental Model BPBD Kalimantan Timur
dadang-solihin.blogspot.com 36
Value Norma
1. Tangguh • berani menghadapi tantangan
• sukar dikalahkan; kuat; andal
• tabah dan tahan menderita
• Tangguh sama artinya dengan kuat, kokoh, tahan banting, bertekad untuk
beridri tegak dan gigih pantang menyerah.
• Ketangguhan adalah kemampuan seseorang untuk berbuat yang terbaik
dari apa yang dipercayakan kepadanya.
• Ketangguhan diri mampu memotivasi seseorang dalam melaksanakan hal-
hal besar dalam hidupnya. Menempuh risiko, mengubah kebiasaan buruk
dan menjadi manusia unggul. Orang sukses biasanya memiliki
ketangguhan yang melebihi orang biasa. Biasanya mereka memiliki rasa
percaya diri yang jauh lebih tinggi dari orang biasa.
--Tangguh --
38. dadang-solihin.blogspot.com 38
Balanced Scorecards
(BSC)
Kartu yang digunakan untuk mencatat
skor hasil kinerja suatu organisasi atau
skor individu.
Kartu skor dapat digunakan untuk
merencanakan skor yang hendak
diwujudkan di masa depan.
Melalui kartu skor, skor yang hendak
diwujudkan organisasi/individu di masa
depan dibandingkan dengan hasil
kinerja sesungguhnya.
Hasil perbandingan ini digunakan
untuk melakukan evaluasi atas kinerja
organisasi/individu yang bersangkutan.
Kartu Skor (Scorecard) Berimbang (Balanced)
Dimaksudkan untuk menunjukkan
bahwa kinerja organisasi/individu
diukur secara berimbang dari
aspek:
1. Keuangan dan non keuangan,
2. Jangka pendek dan jangka
panjang,
3. Internal dan eksternal.
40. Visi, Misi, dan Sasaran Strategis
• Visi merupakan pernyataan yang berisi gambaran keadaan
organisasi yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Visi
menjawab pertanyaan “kita ingin menjadi apa?”
• Misi menerangkan cara yang harus dilakukan sebagai wujud
penjabaran visi yang telah ditetapkan.
• Dalam konsep BSC, visi dan misi yang telah diformulasikan
selanjutnya diterjemahkan dalam sejumlah Sasaran Strategis (SS).
• SS didefinisikan sebagai pernyataan tentang:
– Apa yang ingin dicapai (SS bersifat output/outcome), atau
– Apa yang ingin dilakukan (SS bersifat proses), atau
– Apa yang seharusnya kita miliki (SS bersifat input).
dadang-solihin.blogspot.com 40
41. Peta Strategi
• Peta strategi merupakan suatu dashboard (panel instrument) yang
memetakan SS organisasi dalam suatu kerangka hubungan sebab
akibat yang menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi
organisasi.
• Peta strategi memudahkan organisasi untuk mengkomunikasikan
keseluruhan strateginya kepada seluruh anggota organisasi dalam
rangka pemahaman demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.
• Unit organisasi yang menyusun peta strategi adalah unit organisasi
yang mendefinisikan visi dan misinya dengan jelas serta memiliki
proses manajemen yang lengkap (input/sumber daya, proses
internal, dan output/outcome).
dadang-solihin.blogspot.com 41
42. Strategy Map BPBD Kalimantan Timur
Financial
Perspectives
Learning &
Growth
Internal
Business
Process
Customers
Prespectives
Stakeholders
Prespectives
Anggaran yang
Cukup
Program
prioritas Desa
Tangguh
Bencana
Pemanfaatan
Teknologi
Informasi
Kebencanaan
SDM
Profesional
Kepemimpinan
yang kuat
Regulasi yang
mendukung
kepercayaan
masyarakat dan
dukungan DPRD
kepada BPBD
Ketangguhan Masyarakat Kalimantan
Timur dalam Menghadapi Bencana
Melindungi
Masyarakat Kaltim
dari ancaman
bencana
Membangun
sistem
penanggulangan
bencana yang
handal
Menyelenggarakan
penanggulangan
bencana secara
terencana, terpadu dan
terkoordinasi dan
menyeluruh
42
43. Strategy Map
Financial
Perspectives
Learning &
Growth
Internal
Business
Process
Customers
Prespectives
Stakeholders
Prespectives
43
BSC dibangun dari studi pengukuran kinerja di sektor bisnis,
sehingga yang dimaksud perspektif financial di sini adalah
terkait dengan financial sustainability.
• Perspektif customer adalah perspektif yang berorientasi pada pelanggan
karena merekalah pemakai produk/jasa yang dihasilkan organisasi.
• Dengan kata lain, organisasi harus memperhatikan apa yang diinginkan
oleh pelanggan.
• Perspektif internal business process adalah serangkaian aktivitas yang
ada dalam organisasi untuk menciptakan produk/jasa dalam rangka
memenuhi harapan pelanggan.
• Perspektif ini menjelaskan proses bisnis yang dikelola untuk memberikan
layanan dan nilai-nilai kepada stakeholder dan customer.
• Perspektif learning & growth adalah perspektif yang menggambarkan
kemampuan organisasi untuk melakukan perbaikan dan perubahan
dengan memanfaatkan sumber daya internal organisasi.
• Kesinambungan suatu organisasi dalam jangka panjang sangat
bergantung pada perspektif ini.
• Visi
44. Cascading dan Alignment
BPBD Wide
44
BPBD One BPBD One BPBD One
BPBD Two BPBD Two BPBD Two BPBD Two BPBD Two BPBD Two
dadang-solihin.blogspot.com
47. Alur Pikir Logic Model
47
Hasil pembangunan yang
diperoleh dari pencapaian
outcome
Apa yang ingin
diubahIMPACTS
Manfaat yang diperoleh dalam
jangka menengah untuk
beneficieries tertentu sebagai
hasil dari output
Apa yang ingin
dicapai
OUTCOMES
Produk/barang/jasa akhir
yang dihasilkan
Apa yang dihasilkan
(barang) atau
dilayani (jasa)
OUTPUTS
Proses/kegiatan
menggunakan input
menghasilkan output yang
diinginkan
Apa yang
dikerjakan
ACTIVITIES
Sumberdaya yang
memberikan kontribusi dalam
menghasilkan output
Apa yang
digunakan dalam
bekerja
INPUTS
Metode
Pelaksanaan
MetodePenyusunan
Sumber : Framework for Managing Programme Performance Information, National Treasury, Republic of South Africa, May 2007
dadang-solihin.blogspot.com
48. Logic Model
dadang-solihin.blogspot.com 48
Sumber: Logical Framework Approach and Outcome Mapping, A Constructive Attempt of Synthesis,
Daniel Roduner and Walter Schläppi, AGRIDEA and Walter Egli, NADEL (ETH Zurich),
2008
50. Analisis Beban Kerja
untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat efektivitas dan
efisiensi kerja Bappeda Kotabaru secara sistematis
50
• Memperjelas dan
mempertegas
penyusunan format
kelembagaan yang akan
dibentuk secara lebih
proporsional maupun
tata hubungan sistem
yang ingin dibangun
• Tercapai kesesuaian
antara kewenangan dan
tujuan organisasi
dengan besaran
organisasinya.
• Memperoleh gambaran
mengenai kondisi riil
SDM Aparatur baik
kuantitatif maupun
kualitatif dan
kompetensinya pada
unit kerja sebagai bahan
perumusan formasi dan
rasio kebutuhan
pegawai untuk
keperluan penataan
kelembagaan;
• Mengidentifikasi
efisiensi dan
efektifitas beban
kerja yang
menggambarkan
prinsip rasional,
efektif, efisien,
realistis dan
operasional secara
nyata;
2 1 3
dadang-solihin.blogspot.com
51. Hasil Analisis Beban Kerja
51
Bahan Penataan/
penyempurnaan struktur
organisasi; Bahan Penilaian prestasi kerja
jabatan dan prestasi unit kerja;
Bahan penyempurnaan
sistem dan prosedur kerja;
Bahan penyusunan rencana
kebutuhan pegawai secara riil
sesuai beban kerja
organisasi;
Bahan penyusunan program
formasi, mutasi dan promosi
sumberdaya pegawai sesuai visi
dan misi organisasi.
dadang-solihin.blogspot.com