SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  9
Télécharger pour lire hors ligne
1
KAJIAN OTONOMI KHUSUS DI PROVINSI KALIMANTAN
TENGAH
Damai Alam Usop, S.Sos
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Palangka Raya
E-mail : DamaiUsop@mail.com
ABSTRACT
This research aims to describe and describe the public's views on the proposed special autonomy
in the province of central borneo. This research is a qualitative descriptive study with content
analysis method or content analysis. This method is used to study the contents of a data. The Data
in this study is the laws, rules, books, writings, articles, and social media concerning special
autonomy. Data analysis steps start from reading, data logging, and data analysis stages. The
validity of the data used in this study is triangulation theory. Data analysis techniques used include
data collection, data reduction, data presentation, and withdrawal of sympulsion. The results
showed that most central borneo communities based on the Damai Alam Usop glasses, considered
that autonomy might be enforced in the province of central borneo. Social background of the public
culture includes Dayak and beliefs, occupation, education, religion, shelter, language, and tribes.
The values of education are social education, moral, cultural, religious, economic, political, and
historical.
Keywords: Special Autonomy, Central Borneo, Dayak, Social Education, Moral, Cultural,
Religious, Economic, Political, Historical
1. PENDAHULUAN
Negara Kesatuan Republik Indonesia
dibagi atas daerah-daerah provinsi.
Negara mengakui dan menghormati
satuan-satuan pemerintahan daerah yang
bersifat khusus atau bersifat istimewa
yang diatur dengan undang-undang.
Yang dimaksud satuan-satuan
pemerintahan daerah yang bersifat
khusus adalah daerah yang diberikan
otonomi khusus. Daerah-daerah yang
diberikan otonomi khusus ini contohnya
adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, Aceh, Provinsi Papua, dan
Provinsi Papua Barat. Menurut Dowa
Palito, otonomi khusus adalah
kewenangan khusus yang diberikan
kepada daerah ‘tertentu’ untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri tetapi
sesuai dengan hak dan aspirasi
masyarakat di daerah tersebut.
Kewenangan ini diberikan agar daerah
‘tertentu’ dapat menata daerah dan bagian
dari daerah tersebut agar lebih baik lagi di
bidang tertentu sesuai dengan aspirasi
2
daerahnya. Otonomi khusus ditawarkan
melebihi otonomi daerah biasa, karena
otonomi ini diberikan kepada daerah
‘tertentu’ yang berarti daerah tersebut
mempunyai kelompok gerakan
kemerdekaan yang ingin memisahkan
dirinya (daerahnya) dari wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Secara
tidak langsung pemerintah memberikan
otonomi khusus ini sebagai bentuk
pendekatan damai agar kelompok
gerakan tersebut tidak terus bergejolak.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini
berusaha untuk menjelaskan kajian
otonomi khusus di provinsi kalimantan
tengah. Tuntutan Reformasi yang mana
salah satu poinnya adalah mendesak
pemerintah menghapuskan bentuk
sentralisasi yang nampak otoriter hampir
dalam semua sektor dan bidang yang
mana harus digantikan dengan
desentralisasi agar hubungan antara
pemerintah pusat dan daerah lebih adil
serta transparan melahirkan suatu produk
Undang-undang yaitu Otonomi Daerah.
Pelaksanaan otonomi daerah hingga saat
ini masih jauh dari tujuan awal
diberlakukannya Undang-undang
Otonomi Daerah tersebut. Seperti
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
yang masih marak di daerah hingga
melahirkan “raja-raja kecil” atau dinasti.
Bahwa pada Pelaksanaannya, otonomi
daerah dicemari dengan perilaku yang
jauh dari harapan publik dikarenakan
tindakan oknum-oknum petinggi daerah
tidak bertanggung jawab. Ditambah
dengan kedekatan antara pelaku usaha
dan pejabat tinggi Pemerintahan yang
memberikan peluang investasi modal
asing yang semakin merajalela mengeruk
sumber daya alam (SDA) di bumi
Kalimantan Tengah yang hampir
menguasai lebih dari separuh wilayah di
masing-masing kabupaten, hingga
masyarakat lokal kehilangan hak atas
tanahnya dan istilahnya hanya sebagai
“penonton” ditanah sendiri. Lajunya
deforestasi untuk pembukaan dan
perluasan lahan perkebunan kelapa sawit
dan pertambangan di Kalimantan Tengah
merupakan konsekuensi yang dapat
menimbulkan masalah lingkungan, sosial
dan ekonomi di daerah. Karena
Kalimantan Tengah adalah Provinsi
Terluas kedua Setelah Papua dan 1,5 kali
pulau jawa memiliki sumber daya alam
(SDA) yang begitu melimpah seperti
tambang, perkebunan, serta sektor
kehutanan namun selama ini Kalimantan
Tengah dengan hak otonominya, belum
mampu memberikan kesejahteraan dan
3
pembangunan yang merata seperti yang
diamanahkan undang-undang dan cita-
cita otonomi daerah tersebut. Dari hal
tersebut, penelitian ini berusaha untuk
menjelaskan tentang kajian otonomi
khusus di provinsi kalimantan tengah.
2. KAJIAN PUSTAKA
Otonomi Khusus ini sangat menarik
untuk diteliti. Sebelumnya terdapat
penelitian yang mendekati dalam
mengkaji tentang Otonomi Khusus yaitu
sebagai berikut:
1. Hesti Alvionita (2014) yang meneliti
tentang Pengaturan Otonomi Khusus
Bagi Daerah Otonom Di Indonesia.
Penelitian tersebut membahas tentang
kriteria dan pengaturan otonomi
khusus di Indonesia.
2. Mohammad A. Musa'ad (2011) yang
meneliti tentang Kontekstualisasi
Pelaksanaan Otonomi Khusus Di
Provinsi Papua. Penelitian tersebut
membahas tentang Perspektif
Struktur Dan Kewenangan
Pemerintahan pada daerah otonomi
khusus di Papua.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode kualitatif yang bersifat
deskriptif. Menurut Nazir (1988), metode
deskriptif merupakan suatu metode
dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi,
suatu sistem pemikiran ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini
adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran, atau lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antarfenomena
yang diselidiki.
Jenis penelitian ini adalah studi dokumen
atau teks merupakan kajian yang menitik
beratkan pada analisis atau interpretasi
bahan tertulis berdasarkan konteksnya.
Bahan bisa berupa catatan yang
terpublikasikan, buku teks, surat kabar,
majalah, surat-surat, film, catatan harian,
naskah, artikel, dan sejenisnya. Untuk
memperoleh kredibilitas yang tinggi
peneliti dokumen harus yakin bahwa
naskah-naskah itu otentik. Penelitian
jenis ini bisa juga untuk menggali pikiran
seseorang yang tertuang di dalam buku
atau naskah-naskah yang terpublikasikan.
Para pendidik menggunakan metode
penelitian ini untuk mengkaji tingkat
keterbacaan sebuah teks, atau untuk
menentukan tingkat pencapaian
pemahaman terhadap topik tertentu dari
sebuah teks.
4
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil temuan dilapangan menemukan
beberapa latar belakang yang menjadi
dasar kajian otonomi khusus di provinsi
kalimantan tengah, yang diantaranya
yaitu :
1. Media
Pada tahun 2008, Masyarakat adat
Dayak di empat provinsi se-
Kalimantan mendesak pemerintah
pusat memberikan otonomi khusus
untuk wilayah Kalimantan guna
pengelolaan dan pemanfaatan sumber
daya alam. Dijelaskan Lukas Tingkes
melalui Media Online Nasional
Kompas1
. "Pemerintah pusat agar
memberikan otonomi khusus kepada
kawasan Kalimantan, meliputi
Provinsi Kalimantan Tengah,
Kalimantan Timur, Kalimantan
Barat, dan Kalimantan Selatan".
Gubernur pada saat itu Agustin Teras
Narang juga menegaskan "Mengapa
harus otsus, memangnya selama ini
kurang diperhatikan pemerintah.
Jujur saja, bagi saya Kalimantan
sudah cukup diperhatikan. Hanya
1
https://nasional.kompas.com/read/2008/05/30/154545
88/masyarakat.dayak.minta.otsus
kurang perimbangan”. Perimbangan
yang dimaksud Agustin Teras Narang
itu dari sisi masyarakat adat Dayak
yang seharusnya bisa ikut
berkembang dalam pembangunan
pemerintah, bahwa masyarakat
Dayak juga harusnya sadar dan
berupaya meningkatkan
kemampuannya agar tidak terus
hidup dalam ketertinggalan.
Informasi terkini terkait otonomi
khusus, yaitu pada tahun 2018
melalui Media Online Banjarmasin
Tribunnews2
, Gubernur Kalimantan
Tengah, H Sugianto Sabran beberapa
kali melempar wacana untuk
menjadikan Bumi Tambun Bungai
sebagai daerah otonomi khusus
seperti layaknya provinsi lain yang
maju. Harapan munculnya ide
otonomi khusus tersebut dikarenakan
banyak hal. Diantaranya, karena
pembagian hasil antara pusat dan
daerah yang masih sangat kecil,
karena hasil Bumi Kalimantan
Tengah yang banyak namun tidak
sebanding dengan pembangunan
daerahnya. Gubernur Kalimantan
2
https://banjarmasin.tribunnews.com/2018/12/21/guber
nur-kalteng-lempar-wacana-otonomi-khusus-dewan-
adat-dayak-respon-positif
5
Tengah H. Sugianto Sabran
menyatakan “Salah satu yang
dipermasalahkan adalah upaya
Kalteng dalam menambah
pendapatan asli daerah dengan
memungut kepada pihak ketiga yang
masih ada kesan dilarang, padahal
dana itu untuk membangun daerah
Kalteng agar lebih maju. Wajar
Kalteng ingin otonomi khusus, tentu
untuk pembangunan deerah yang
lebih mantap".
Alasan ini terkait juga dengan Kota
Palangkaraya dalam sejarahnya
dicadangkan sebagai Ibu Kota Negara
Republik Indonesia yang sejak lama
di gaungkan oleh Presiden Soekarno,
juga masalah kecilnya kewenangan
daerah untuk memberlakukan
pungutan kepada pihak ketiga, karena
ada kesan kewenangan terlalu
dibatasi pusat.
Pada tahun 2019, Seminar
Internasional dan Ekspedisi Napak
Tilas Damai Tumbang Anoi 1894
tahun 2019, pada 22 – 24 Juli 2019,
hasilnya menuntut diberlakukan
Otonomi Khusus Kebudayaan Suku
Dayak sehubungan pemindahan Ibu
Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke
Kalimantan. Disampaikan oleh
Media Online Independensi Dagut
Herman Djunas, Yulius Yohanes dan
Demud Anggen, mengilustrasikan,
pembacaan Protokol Tumbang Anoi
Nasional dan Internasional 2019,
bertepatan dengan Perayaan Hari
Ulang Tahun Kemerdekaan Republik
Indonesia ke-74, Sabtu, 17 Agustus
2019, dimaknai sebuah era
revitalisasi peradaban Kebudayaan
Suku Dayak, dalam pergulatan
regional, nasional dan internasional.
Menurut Dagut Herman Djunas
“Tuntutan Otonomi Khusus
Kebudayaan Suku Dayak, tetap
dalam konteks Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Sejarahnya, ideologi Pancasila
disarikan dari kebudayaan berbagai
suku bangsa di Indonesia. Karena
sejarahnya Suku Dayak bagian tidak
terpisahkan dari NKRI, maka
Kebudayaan Suku Dayak turut andil
di dalam melahirkan ideologi
Pancasila. Merevitalisasi
Kebudayaan Suku Dayak, merawat
dan mencintai Kebudayaan Suku
Dayak, merupakan wujud nyata di
dalam pengalaman ideologi Pancsila
dalam bingkai NKRI”.
6
Sejak 1894, sudah tiga kali kegiatan
serupa di Tumbang Anoi, yaitu tahun
1994, 2014 dan 2019. Kegiatan
serupa pada 22 – 24 Juli 2019, diikuti
paling banyak peserta, sekitar dua
ribu orang saat pembukaan, termasuk
dari Negara Bagian Sabah dan Negara
Bagian Sarawak, Federasi Malaysia.
2. Jurnal
Dalam Jurnal Online yang berjudul
“Mengangkat Kearifan Lokal”. Yang
diangkat oleh JJ. Kusni pada 29 Maret
20093
. Sebelum adanya tuntutan
Otonomi Khusus di Provinsi
Kalimantan Tengah, Otonomi Daerah
adalah salah satu prestasi masyarakat
Dayak dalam memperjuangkan
harkat dan martabatnya hidup
bernegara. Dalam jurnal tersebut
dituliskan terkait masalah kearifan
lokal, menyangkut masalah yang
dikatakan tradisional dan modern,
pada tahun 2001, pernah dibicarakan
dalam sebuah diskusi di Aula Kantor
Gubernur Kalteng semasa periode
Aswawi Gani menduduki jabatan
gubernur. Hadir dalam diskusi yang
bertujuan memberikan
3
https://jurnaltoddoppuli.wordpress.com/2009/03/31/m
engangkat-kearifan-lokal/
pendampingan pelaksanaan otonomi
daerah tersebut, antara lain Prof. Dr.
Sajogyo dari IPB Bogor, Prof H.
Usop M.A dari Lembaga
Musyawarah Masyarakat Dayak dan
Daerah Kalimantan Tengah
(LMMDD-KT) dan sejumlah pejabat
propinsi. Seperti yang biasa terjadi
dalam sebuah diskusi yang hidup,
berbagai pendapat telah diajukan, di
antaranya yang mengatakan
modernisasi identik dengan
penguasaan dan aplikasi tekhnologi
modern. Keterbelakangan Kalteng
karena kekurangan dalam
menterapkan teknologi canggih
kekinian. Pendapat lain menyebutkan
bahwa ketrampilan teknis, termasuk
penguasaan teknologi kekinian dan
mutakhir tanpa dibimbing oleh suatu
wacana dan komitmen manusiawi,
maka ketrampilan demikian, tidak
lebih dari ketrampilan seorang
tukang. Yang diperlukan untuk
memajukan, memberdayakan dan
membangun Kalteng adalah manusia
berwacana, berkomitmen manusiawi
dan berketrampilan kekinian serta
mutakhir. Manusia beginilah yang
7
mampu membawa Kalteng menjadi
sebuah propinsi tanggap zaman.
Karena modern adalah kemampuan
menjawab tantangan secara tanggap
dan apresisiatif. Tanggap artinya
bahwa tekhnologi canggih kekinian
dan mutakhir itu niscaya akan
melahirkan teknologi yang tepat
guna. Prinsip tepat guna ini juga
berlaku juga terhadap kebudayaan
masa silam yang disebut tradisional.
Dengan istilah lain kebudayaan
tradisional itu direvitalisasi untuk
kemudian di restitusi. Alasan untuk
perlunya menyaring dan revitalisasi
kebudayaan masa silam atau
tradisional ini, karena tidak semua
yang silam itu tepat guna dan tanggap
zaman. Dengan melakukan
revitalisasi maka kebudayaan dan
modernisasi yang kita kembangkan
menjadi tidak lepas akar. Jalan
pemberdayaan dan pembangunan
serta otonomi daerah, disebutkan oleh
Prof. Dr. Sajogyo disebut sebagai
“Jalan Kalimantan”.
Kata Kalimantan bisa digantikan
dengan kata lain seperti Sulawesi,
Papua, Sumatera, Flores, dan lain-
lain. Yang dimaksudkan dengan
kearifan lokal, saya kira tidak jauh
dari isi dan pengertian (Jalan
Kalimantan) yang dirumuskan oleh
Prof. Dr. Sajogyo.
Adanya sikap baru yang
menggembirakan terhadap nilai-nilai
dan kearifan lokal ini. Sikap baru
menggembirakan ini diperlihatkan
antara oleh koran-koran Kalteng yang
penerbitannya menyertakan
ungkapan-ungkapan yang dijadikan
motto oleh berbagai kabupaten dan
daerah dalam memberdayakan
kabupaten dan daerah mereka.
Kotapraja Palangka Raya misalnya,
mempunyai motto : Isen Mulang
(Pantang Mundur, Tak Pulang Jika
Tak Menang), Pulang Pisau
mengangkat motto Handep Hapakat
(Persatuan dan Kesatuan Semua
Komponen Masyarakat atau Gotong
Royong), Kabupaten Katingan yang
diresmikan statusnya pada 20 Juli
2002 mengambil motto Penyang
Hinje Simpei (Hidup Rukun dan
Damai untuk Kesejahteraan Bersama
– sesuai tradisi budaya betang), Kuala
Kurun bermotto Habangkalan
Penyang Karuhei Tatau (Cita-cita
Membangun Bersama Dilandasi
Iman yang Tinggi), Gawi Barinjam
(Bekerja Bersama-sama untuk
8
Mencapai Tujuan Mulia) diangkat
oleh Sukamara sebagai motto
kabupaten, sedangkan Kabupaten
Kotawaringin Timur yang
beribukotakan Sampit menggunakan
motto Habaring Hurung (Gotong
Royong), Sanaman Lampang sebagai
nama makam pahlawan di Palangka
Raya.
Penggunaan motto-motto yang
diangkat dari ungkapan-ungkapan
lokal demikian, saya pahami sekali
lagi betapa dari nilai-nilai lokal
tradisional masih terdapat yang
tanggap zaman dan apresiatif. Dari
nilai-nilai lokal ini yang tanggap
zaman dan apresisiatif, hanya
mungkin diangkat jika kita mengenal
budaya lokal. Pengenalan, bisa
diperoleh melalui bacaan, dari kisah-
kisah tetua, bila kita melakukan
penelitian. Dari beberapa sumber
yang saya ketahui, pengangkatan
motto-motto di atas berasal dari usul-
usul para tetua yang mengenal budaya
lokal dan umumnya tidak berasal dari
angkatan muda. Yang terakhir ini
mengesankan adanya keterasingan
mereka dari budaya daerah mereka
sendiri sekali pun mereka tinggal di
daerah kelahiran mereka sendiri.
Pengangkatan kembali nilai-nilai
budaya Dayak yang tanggap zaman
oleh koran-koran Kalteng, semoga
saja bisa mendorong minat angkatan
muda dan berbagai pihak untuk
mempelajari sejarah dan budaya
Dayak, di samping usaha untuk kian
lebih memperhatikan masalah
muatan lokal dalam proses ajar-
mengajar. Modernisasi sebagai buah
kebudayaan dalam menjawab
permasalahan zaman oleh angkatan
sekarang, kiranya akan mustahil
mempunyai akar dan komunikatif
jika terasing dari budaya lokal yang
tanggap zaman. Kebudayaan lokal
merupakan bahasa orang lokal dalam
berdialog dengan budaya nasional
dan dunia. kekhawatirannya,
angkatan yang tercerabut dari akar
budayanya akan melahirkan suatu
angkatan epigon. Gampang
ditaklukkan oleh budaya asing
dominan. Penaklukan secara budaya
gerbang terbuka bagi penaklukan di
bidang-bidang lain : politik-sosial-
ekonomi. Yang ditakluk akan secara
gampang memandang budaya sendiri
sebagai sesuatu yang kadaluwarsa
dan tidak modern.
9
Dari jurnal tersebut, dapat dipastikan
Provinsi Kalimantan Tengah atau
Masyarakat Dayak sudah
memperjuangkan harkat dan
martabatnya sejak lama bahkan
lahirnya Otonomi Daerah adalah
buah dari perjuangan hak-hak
masyarakat Dayak untuk berdikari
dan cerdas secara kebudayaan.
5. KESIMPULAN
Peneliti melakukan penelitian yang
berjudul “Kajian Otonomi Khusus Di
Provinsi Kalimantan Tengah”. Dalam
penelitian ini memiliki rumusan masalah
yang dianalisis menggunakan metode
kualitatif yang bersifat deskriptif dan
jenis penelitiannya adalah studi dokumen
atau teks yang menitik beratkan pada
analisis atau interpretasi bahan tertulis
seperti media online dan jurnal.
Berdasarkan hasil temuan mengenai
penelitian dapat disimpulkan bahwa
menunjukkan bahwa Otonomi khusus
mungkin diberlakukan di Provinsi
Kalimantan Tengah. Latar belakang
sosial budaya masyarakat mencakup adat
dan kepercayaan, pekerjaan, pendidikan,
agama, tempat tinggal, bahasa, dan suku.
Adapun nilai-nilai pendidikan yang
terkandung adalah pendidikan sosial,
moral, budaya, agama, ekonomi, politik,
dan historis. Perjuangan itu menjadi
langkah strategis untuk mensejahterakan
masyarakat Kalimantan Tengah.
6. DAFTAR PUSTAKA
Alvionita, Hesti, 2014. Pengaturan
Otonomi Khusus Bagi Otonom di
Indonesia. Bengkulu, Universitas
Bengkulu.
Musa'ad, Mohammad, 2002. Penguatan
Otonomi Daerah di Balik
Bayang-Bayang Ancaman
Disintegrasi, Bandung, ITB Pres.
Nazir, Mohammad, 1988). Metode
Penelitian, Jakarta, Ghalia
Indonesia.

Contenu connexe

Similaire à Kajian Otonomi Khusus Di Provinsi Kalimantan Tengah

9-Article Text-10-1-10-20210420.pdf
9-Article Text-10-1-10-20210420.pdf9-Article Text-10-1-10-20210420.pdf
9-Article Text-10-1-10-20210420.pdfihsan583652
 
Ironi Pemekaran Wilayah, Buah Simalakama bagi Kedaulatan Negara Kesatuan Repu...
Ironi Pemekaran Wilayah, Buah Simalakama bagi Kedaulatan Negara Kesatuan Repu...Ironi Pemekaran Wilayah, Buah Simalakama bagi Kedaulatan Negara Kesatuan Repu...
Ironi Pemekaran Wilayah, Buah Simalakama bagi Kedaulatan Negara Kesatuan Repu...Iqbal Lfc
 
desentralisasi dan strukturisasi
desentralisasi dan strukturisasidesentralisasi dan strukturisasi
desentralisasi dan strukturisasiMohammad Nawawi
 
Powerpoint paket 10 Pkn
Powerpoint paket 10 PknPowerpoint paket 10 Pkn
Powerpoint paket 10 PknAsepArsyad
 
ANALISIS PROSES TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN PADA PROG...
ANALISIS PROSES TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN PADA PROG...ANALISIS PROSES TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN PADA PROG...
ANALISIS PROSES TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN PADA PROG...fathur111079
 
04 2018 spektrum fisip updmb pembangunan sosial di perbatasan di kec.jogoi ba...
04 2018 spektrum fisip updmb pembangunan sosial di perbatasan di kec.jogoi ba...04 2018 spektrum fisip updmb pembangunan sosial di perbatasan di kec.jogoi ba...
04 2018 spektrum fisip updmb pembangunan sosial di perbatasan di kec.jogoi ba...TaufiqurokhmanTaufiq
 
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerahPkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerahScout Dan
 
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdfKelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdfZukét Printing
 
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docxKelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docxZukét Printing
 
Tugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesiaTugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesiaindraagus
 
Kajian Pengembangan Desentralisasi Asimetris
Kajian Pengembangan Desentralisasi AsimetrisKajian Pengembangan Desentralisasi Asimetris
Kajian Pengembangan Desentralisasi AsimetrisKrismiyati Tasrin
 
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekOtonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekDadang Solihin
 
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)ricky04
 

Similaire à Kajian Otonomi Khusus Di Provinsi Kalimantan Tengah (20)

9-Article Text-10-1-10-20210420.pdf
9-Article Text-10-1-10-20210420.pdf9-Article Text-10-1-10-20210420.pdf
9-Article Text-10-1-10-20210420.pdf
 
baru.pdf
baru.pdfbaru.pdf
baru.pdf
 
Ironi Pemekaran Wilayah, Buah Simalakama bagi Kedaulatan Negara Kesatuan Repu...
Ironi Pemekaran Wilayah, Buah Simalakama bagi Kedaulatan Negara Kesatuan Repu...Ironi Pemekaran Wilayah, Buah Simalakama bagi Kedaulatan Negara Kesatuan Repu...
Ironi Pemekaran Wilayah, Buah Simalakama bagi Kedaulatan Negara Kesatuan Repu...
 
desentralisasi dan strukturisasi
desentralisasi dan strukturisasidesentralisasi dan strukturisasi
desentralisasi dan strukturisasi
 
Powerpoint paket 10 Pkn
Powerpoint paket 10 PknPowerpoint paket 10 Pkn
Powerpoint paket 10 Pkn
 
ANALISIS PROSES TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN PADA PROG...
ANALISIS PROSES TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN PADA PROG...ANALISIS PROSES TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN PADA PROG...
ANALISIS PROSES TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN PADA PROG...
 
04 2018 spektrum fisip updmb pembangunan sosial di perbatasan di kec.jogoi ba...
04 2018 spektrum fisip updmb pembangunan sosial di perbatasan di kec.jogoi ba...04 2018 spektrum fisip updmb pembangunan sosial di perbatasan di kec.jogoi ba...
04 2018 spektrum fisip updmb pembangunan sosial di perbatasan di kec.jogoi ba...
 
Otonomi Daerah.pdf
Otonomi Daerah.pdfOtonomi Daerah.pdf
Otonomi Daerah.pdf
 
Otonomi Daerah.docx
Otonomi Daerah.docxOtonomi Daerah.docx
Otonomi Daerah.docx
 
Presentasi pkn
Presentasi pknPresentasi pkn
Presentasi pkn
 
Jurnal Borneo Administrator Vol. 8 No. 3 Tahun 2012
Jurnal Borneo Administrator Vol. 8 No. 3 Tahun 2012Jurnal Borneo Administrator Vol. 8 No. 3 Tahun 2012
Jurnal Borneo Administrator Vol. 8 No. 3 Tahun 2012
 
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerahPkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
 
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdfKelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
 
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docxKelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
 
Tugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesiaTugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesia
 
Kajian Pengembangan Desentralisasi Asimetris
Kajian Pengembangan Desentralisasi AsimetrisKajian Pengembangan Desentralisasi Asimetris
Kajian Pengembangan Desentralisasi Asimetris
 
Manpem
ManpemManpem
Manpem
 
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekOtonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
 
Makalah otonomi daerah 2
Makalah otonomi daerah 2Makalah otonomi daerah 2
Makalah otonomi daerah 2
 
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
 

Dernier

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyaANTARASATU
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 

Dernier (9)

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 

Kajian Otonomi Khusus Di Provinsi Kalimantan Tengah

  • 1. 1 KAJIAN OTONOMI KHUSUS DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Damai Alam Usop, S.Sos Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Palangka Raya E-mail : DamaiUsop@mail.com ABSTRACT This research aims to describe and describe the public's views on the proposed special autonomy in the province of central borneo. This research is a qualitative descriptive study with content analysis method or content analysis. This method is used to study the contents of a data. The Data in this study is the laws, rules, books, writings, articles, and social media concerning special autonomy. Data analysis steps start from reading, data logging, and data analysis stages. The validity of the data used in this study is triangulation theory. Data analysis techniques used include data collection, data reduction, data presentation, and withdrawal of sympulsion. The results showed that most central borneo communities based on the Damai Alam Usop glasses, considered that autonomy might be enforced in the province of central borneo. Social background of the public culture includes Dayak and beliefs, occupation, education, religion, shelter, language, and tribes. The values of education are social education, moral, cultural, religious, economic, political, and historical. Keywords: Special Autonomy, Central Borneo, Dayak, Social Education, Moral, Cultural, Religious, Economic, Political, Historical 1. PENDAHULUAN Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi. Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang. Yang dimaksud satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus adalah daerah yang diberikan otonomi khusus. Daerah-daerah yang diberikan otonomi khusus ini contohnya adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Aceh, Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat. Menurut Dowa Palito, otonomi khusus adalah kewenangan khusus yang diberikan kepada daerah ‘tertentu’ untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri tetapi sesuai dengan hak dan aspirasi masyarakat di daerah tersebut. Kewenangan ini diberikan agar daerah ‘tertentu’ dapat menata daerah dan bagian dari daerah tersebut agar lebih baik lagi di bidang tertentu sesuai dengan aspirasi
  • 2. 2 daerahnya. Otonomi khusus ditawarkan melebihi otonomi daerah biasa, karena otonomi ini diberikan kepada daerah ‘tertentu’ yang berarti daerah tersebut mempunyai kelompok gerakan kemerdekaan yang ingin memisahkan dirinya (daerahnya) dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara tidak langsung pemerintah memberikan otonomi khusus ini sebagai bentuk pendekatan damai agar kelompok gerakan tersebut tidak terus bergejolak. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini berusaha untuk menjelaskan kajian otonomi khusus di provinsi kalimantan tengah. Tuntutan Reformasi yang mana salah satu poinnya adalah mendesak pemerintah menghapuskan bentuk sentralisasi yang nampak otoriter hampir dalam semua sektor dan bidang yang mana harus digantikan dengan desentralisasi agar hubungan antara pemerintah pusat dan daerah lebih adil serta transparan melahirkan suatu produk Undang-undang yaitu Otonomi Daerah. Pelaksanaan otonomi daerah hingga saat ini masih jauh dari tujuan awal diberlakukannya Undang-undang Otonomi Daerah tersebut. Seperti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang masih marak di daerah hingga melahirkan “raja-raja kecil” atau dinasti. Bahwa pada Pelaksanaannya, otonomi daerah dicemari dengan perilaku yang jauh dari harapan publik dikarenakan tindakan oknum-oknum petinggi daerah tidak bertanggung jawab. Ditambah dengan kedekatan antara pelaku usaha dan pejabat tinggi Pemerintahan yang memberikan peluang investasi modal asing yang semakin merajalela mengeruk sumber daya alam (SDA) di bumi Kalimantan Tengah yang hampir menguasai lebih dari separuh wilayah di masing-masing kabupaten, hingga masyarakat lokal kehilangan hak atas tanahnya dan istilahnya hanya sebagai “penonton” ditanah sendiri. Lajunya deforestasi untuk pembukaan dan perluasan lahan perkebunan kelapa sawit dan pertambangan di Kalimantan Tengah merupakan konsekuensi yang dapat menimbulkan masalah lingkungan, sosial dan ekonomi di daerah. Karena Kalimantan Tengah adalah Provinsi Terluas kedua Setelah Papua dan 1,5 kali pulau jawa memiliki sumber daya alam (SDA) yang begitu melimpah seperti tambang, perkebunan, serta sektor kehutanan namun selama ini Kalimantan Tengah dengan hak otonominya, belum mampu memberikan kesejahteraan dan
  • 3. 3 pembangunan yang merata seperti yang diamanahkan undang-undang dan cita- cita otonomi daerah tersebut. Dari hal tersebut, penelitian ini berusaha untuk menjelaskan tentang kajian otonomi khusus di provinsi kalimantan tengah. 2. KAJIAN PUSTAKA Otonomi Khusus ini sangat menarik untuk diteliti. Sebelumnya terdapat penelitian yang mendekati dalam mengkaji tentang Otonomi Khusus yaitu sebagai berikut: 1. Hesti Alvionita (2014) yang meneliti tentang Pengaturan Otonomi Khusus Bagi Daerah Otonom Di Indonesia. Penelitian tersebut membahas tentang kriteria dan pengaturan otonomi khusus di Indonesia. 2. Mohammad A. Musa'ad (2011) yang meneliti tentang Kontekstualisasi Pelaksanaan Otonomi Khusus Di Provinsi Papua. Penelitian tersebut membahas tentang Perspektif Struktur Dan Kewenangan Pemerintahan pada daerah otonomi khusus di Papua. 3. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Menurut Nazir (1988), metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Jenis penelitian ini adalah studi dokumen atau teks merupakan kajian yang menitik beratkan pada analisis atau interpretasi bahan tertulis berdasarkan konteksnya. Bahan bisa berupa catatan yang terpublikasikan, buku teks, surat kabar, majalah, surat-surat, film, catatan harian, naskah, artikel, dan sejenisnya. Untuk memperoleh kredibilitas yang tinggi peneliti dokumen harus yakin bahwa naskah-naskah itu otentik. Penelitian jenis ini bisa juga untuk menggali pikiran seseorang yang tertuang di dalam buku atau naskah-naskah yang terpublikasikan. Para pendidik menggunakan metode penelitian ini untuk mengkaji tingkat keterbacaan sebuah teks, atau untuk menentukan tingkat pencapaian pemahaman terhadap topik tertentu dari sebuah teks.
  • 4. 4 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil temuan dilapangan menemukan beberapa latar belakang yang menjadi dasar kajian otonomi khusus di provinsi kalimantan tengah, yang diantaranya yaitu : 1. Media Pada tahun 2008, Masyarakat adat Dayak di empat provinsi se- Kalimantan mendesak pemerintah pusat memberikan otonomi khusus untuk wilayah Kalimantan guna pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam. Dijelaskan Lukas Tingkes melalui Media Online Nasional Kompas1 . "Pemerintah pusat agar memberikan otonomi khusus kepada kawasan Kalimantan, meliputi Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan". Gubernur pada saat itu Agustin Teras Narang juga menegaskan "Mengapa harus otsus, memangnya selama ini kurang diperhatikan pemerintah. Jujur saja, bagi saya Kalimantan sudah cukup diperhatikan. Hanya 1 https://nasional.kompas.com/read/2008/05/30/154545 88/masyarakat.dayak.minta.otsus kurang perimbangan”. Perimbangan yang dimaksud Agustin Teras Narang itu dari sisi masyarakat adat Dayak yang seharusnya bisa ikut berkembang dalam pembangunan pemerintah, bahwa masyarakat Dayak juga harusnya sadar dan berupaya meningkatkan kemampuannya agar tidak terus hidup dalam ketertinggalan. Informasi terkini terkait otonomi khusus, yaitu pada tahun 2018 melalui Media Online Banjarmasin Tribunnews2 , Gubernur Kalimantan Tengah, H Sugianto Sabran beberapa kali melempar wacana untuk menjadikan Bumi Tambun Bungai sebagai daerah otonomi khusus seperti layaknya provinsi lain yang maju. Harapan munculnya ide otonomi khusus tersebut dikarenakan banyak hal. Diantaranya, karena pembagian hasil antara pusat dan daerah yang masih sangat kecil, karena hasil Bumi Kalimantan Tengah yang banyak namun tidak sebanding dengan pembangunan daerahnya. Gubernur Kalimantan 2 https://banjarmasin.tribunnews.com/2018/12/21/guber nur-kalteng-lempar-wacana-otonomi-khusus-dewan- adat-dayak-respon-positif
  • 5. 5 Tengah H. Sugianto Sabran menyatakan “Salah satu yang dipermasalahkan adalah upaya Kalteng dalam menambah pendapatan asli daerah dengan memungut kepada pihak ketiga yang masih ada kesan dilarang, padahal dana itu untuk membangun daerah Kalteng agar lebih maju. Wajar Kalteng ingin otonomi khusus, tentu untuk pembangunan deerah yang lebih mantap". Alasan ini terkait juga dengan Kota Palangkaraya dalam sejarahnya dicadangkan sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia yang sejak lama di gaungkan oleh Presiden Soekarno, juga masalah kecilnya kewenangan daerah untuk memberlakukan pungutan kepada pihak ketiga, karena ada kesan kewenangan terlalu dibatasi pusat. Pada tahun 2019, Seminar Internasional dan Ekspedisi Napak Tilas Damai Tumbang Anoi 1894 tahun 2019, pada 22 – 24 Juli 2019, hasilnya menuntut diberlakukan Otonomi Khusus Kebudayaan Suku Dayak sehubungan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan. Disampaikan oleh Media Online Independensi Dagut Herman Djunas, Yulius Yohanes dan Demud Anggen, mengilustrasikan, pembacaan Protokol Tumbang Anoi Nasional dan Internasional 2019, bertepatan dengan Perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74, Sabtu, 17 Agustus 2019, dimaknai sebuah era revitalisasi peradaban Kebudayaan Suku Dayak, dalam pergulatan regional, nasional dan internasional. Menurut Dagut Herman Djunas “Tuntutan Otonomi Khusus Kebudayaan Suku Dayak, tetap dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sejarahnya, ideologi Pancasila disarikan dari kebudayaan berbagai suku bangsa di Indonesia. Karena sejarahnya Suku Dayak bagian tidak terpisahkan dari NKRI, maka Kebudayaan Suku Dayak turut andil di dalam melahirkan ideologi Pancasila. Merevitalisasi Kebudayaan Suku Dayak, merawat dan mencintai Kebudayaan Suku Dayak, merupakan wujud nyata di dalam pengalaman ideologi Pancsila dalam bingkai NKRI”.
  • 6. 6 Sejak 1894, sudah tiga kali kegiatan serupa di Tumbang Anoi, yaitu tahun 1994, 2014 dan 2019. Kegiatan serupa pada 22 – 24 Juli 2019, diikuti paling banyak peserta, sekitar dua ribu orang saat pembukaan, termasuk dari Negara Bagian Sabah dan Negara Bagian Sarawak, Federasi Malaysia. 2. Jurnal Dalam Jurnal Online yang berjudul “Mengangkat Kearifan Lokal”. Yang diangkat oleh JJ. Kusni pada 29 Maret 20093 . Sebelum adanya tuntutan Otonomi Khusus di Provinsi Kalimantan Tengah, Otonomi Daerah adalah salah satu prestasi masyarakat Dayak dalam memperjuangkan harkat dan martabatnya hidup bernegara. Dalam jurnal tersebut dituliskan terkait masalah kearifan lokal, menyangkut masalah yang dikatakan tradisional dan modern, pada tahun 2001, pernah dibicarakan dalam sebuah diskusi di Aula Kantor Gubernur Kalteng semasa periode Aswawi Gani menduduki jabatan gubernur. Hadir dalam diskusi yang bertujuan memberikan 3 https://jurnaltoddoppuli.wordpress.com/2009/03/31/m engangkat-kearifan-lokal/ pendampingan pelaksanaan otonomi daerah tersebut, antara lain Prof. Dr. Sajogyo dari IPB Bogor, Prof H. Usop M.A dari Lembaga Musyawarah Masyarakat Dayak dan Daerah Kalimantan Tengah (LMMDD-KT) dan sejumlah pejabat propinsi. Seperti yang biasa terjadi dalam sebuah diskusi yang hidup, berbagai pendapat telah diajukan, di antaranya yang mengatakan modernisasi identik dengan penguasaan dan aplikasi tekhnologi modern. Keterbelakangan Kalteng karena kekurangan dalam menterapkan teknologi canggih kekinian. Pendapat lain menyebutkan bahwa ketrampilan teknis, termasuk penguasaan teknologi kekinian dan mutakhir tanpa dibimbing oleh suatu wacana dan komitmen manusiawi, maka ketrampilan demikian, tidak lebih dari ketrampilan seorang tukang. Yang diperlukan untuk memajukan, memberdayakan dan membangun Kalteng adalah manusia berwacana, berkomitmen manusiawi dan berketrampilan kekinian serta mutakhir. Manusia beginilah yang
  • 7. 7 mampu membawa Kalteng menjadi sebuah propinsi tanggap zaman. Karena modern adalah kemampuan menjawab tantangan secara tanggap dan apresisiatif. Tanggap artinya bahwa tekhnologi canggih kekinian dan mutakhir itu niscaya akan melahirkan teknologi yang tepat guna. Prinsip tepat guna ini juga berlaku juga terhadap kebudayaan masa silam yang disebut tradisional. Dengan istilah lain kebudayaan tradisional itu direvitalisasi untuk kemudian di restitusi. Alasan untuk perlunya menyaring dan revitalisasi kebudayaan masa silam atau tradisional ini, karena tidak semua yang silam itu tepat guna dan tanggap zaman. Dengan melakukan revitalisasi maka kebudayaan dan modernisasi yang kita kembangkan menjadi tidak lepas akar. Jalan pemberdayaan dan pembangunan serta otonomi daerah, disebutkan oleh Prof. Dr. Sajogyo disebut sebagai “Jalan Kalimantan”. Kata Kalimantan bisa digantikan dengan kata lain seperti Sulawesi, Papua, Sumatera, Flores, dan lain- lain. Yang dimaksudkan dengan kearifan lokal, saya kira tidak jauh dari isi dan pengertian (Jalan Kalimantan) yang dirumuskan oleh Prof. Dr. Sajogyo. Adanya sikap baru yang menggembirakan terhadap nilai-nilai dan kearifan lokal ini. Sikap baru menggembirakan ini diperlihatkan antara oleh koran-koran Kalteng yang penerbitannya menyertakan ungkapan-ungkapan yang dijadikan motto oleh berbagai kabupaten dan daerah dalam memberdayakan kabupaten dan daerah mereka. Kotapraja Palangka Raya misalnya, mempunyai motto : Isen Mulang (Pantang Mundur, Tak Pulang Jika Tak Menang), Pulang Pisau mengangkat motto Handep Hapakat (Persatuan dan Kesatuan Semua Komponen Masyarakat atau Gotong Royong), Kabupaten Katingan yang diresmikan statusnya pada 20 Juli 2002 mengambil motto Penyang Hinje Simpei (Hidup Rukun dan Damai untuk Kesejahteraan Bersama – sesuai tradisi budaya betang), Kuala Kurun bermotto Habangkalan Penyang Karuhei Tatau (Cita-cita Membangun Bersama Dilandasi Iman yang Tinggi), Gawi Barinjam (Bekerja Bersama-sama untuk
  • 8. 8 Mencapai Tujuan Mulia) diangkat oleh Sukamara sebagai motto kabupaten, sedangkan Kabupaten Kotawaringin Timur yang beribukotakan Sampit menggunakan motto Habaring Hurung (Gotong Royong), Sanaman Lampang sebagai nama makam pahlawan di Palangka Raya. Penggunaan motto-motto yang diangkat dari ungkapan-ungkapan lokal demikian, saya pahami sekali lagi betapa dari nilai-nilai lokal tradisional masih terdapat yang tanggap zaman dan apresiatif. Dari nilai-nilai lokal ini yang tanggap zaman dan apresisiatif, hanya mungkin diangkat jika kita mengenal budaya lokal. Pengenalan, bisa diperoleh melalui bacaan, dari kisah- kisah tetua, bila kita melakukan penelitian. Dari beberapa sumber yang saya ketahui, pengangkatan motto-motto di atas berasal dari usul- usul para tetua yang mengenal budaya lokal dan umumnya tidak berasal dari angkatan muda. Yang terakhir ini mengesankan adanya keterasingan mereka dari budaya daerah mereka sendiri sekali pun mereka tinggal di daerah kelahiran mereka sendiri. Pengangkatan kembali nilai-nilai budaya Dayak yang tanggap zaman oleh koran-koran Kalteng, semoga saja bisa mendorong minat angkatan muda dan berbagai pihak untuk mempelajari sejarah dan budaya Dayak, di samping usaha untuk kian lebih memperhatikan masalah muatan lokal dalam proses ajar- mengajar. Modernisasi sebagai buah kebudayaan dalam menjawab permasalahan zaman oleh angkatan sekarang, kiranya akan mustahil mempunyai akar dan komunikatif jika terasing dari budaya lokal yang tanggap zaman. Kebudayaan lokal merupakan bahasa orang lokal dalam berdialog dengan budaya nasional dan dunia. kekhawatirannya, angkatan yang tercerabut dari akar budayanya akan melahirkan suatu angkatan epigon. Gampang ditaklukkan oleh budaya asing dominan. Penaklukan secara budaya gerbang terbuka bagi penaklukan di bidang-bidang lain : politik-sosial- ekonomi. Yang ditakluk akan secara gampang memandang budaya sendiri sebagai sesuatu yang kadaluwarsa dan tidak modern.
  • 9. 9 Dari jurnal tersebut, dapat dipastikan Provinsi Kalimantan Tengah atau Masyarakat Dayak sudah memperjuangkan harkat dan martabatnya sejak lama bahkan lahirnya Otonomi Daerah adalah buah dari perjuangan hak-hak masyarakat Dayak untuk berdikari dan cerdas secara kebudayaan. 5. KESIMPULAN Peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Kajian Otonomi Khusus Di Provinsi Kalimantan Tengah”. Dalam penelitian ini memiliki rumusan masalah yang dianalisis menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dan jenis penelitiannya adalah studi dokumen atau teks yang menitik beratkan pada analisis atau interpretasi bahan tertulis seperti media online dan jurnal. Berdasarkan hasil temuan mengenai penelitian dapat disimpulkan bahwa menunjukkan bahwa Otonomi khusus mungkin diberlakukan di Provinsi Kalimantan Tengah. Latar belakang sosial budaya masyarakat mencakup adat dan kepercayaan, pekerjaan, pendidikan, agama, tempat tinggal, bahasa, dan suku. Adapun nilai-nilai pendidikan yang terkandung adalah pendidikan sosial, moral, budaya, agama, ekonomi, politik, dan historis. Perjuangan itu menjadi langkah strategis untuk mensejahterakan masyarakat Kalimantan Tengah. 6. DAFTAR PUSTAKA Alvionita, Hesti, 2014. Pengaturan Otonomi Khusus Bagi Otonom di Indonesia. Bengkulu, Universitas Bengkulu. Musa'ad, Mohammad, 2002. Penguatan Otonomi Daerah di Balik Bayang-Bayang Ancaman Disintegrasi, Bandung, ITB Pres. Nazir, Mohammad, 1988). Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia.