ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
Contoh model GKM ELMA - Gugus Kendali Mutu - sebuah contoh
1. 1
Q
GUGUS KENDALI MUTU
G E L A T I K
PROPINSI JAWA TENGAH
Gerak Langkah Tepat, Inti Kemajuan
Risalah Model Elma Ke : II
Meningkatkan Hasil Produksi
Komponen Mounting Bracket DV 15 Dump Truck
2. 2
I. KONDISI UMUM.
1. Nama Perusahaan : CV GEMILANG LESTARI TEKNIK
2. Nama Pengusaha : Asep Saefudin
3. Tahun Berdiri : 27 Januari 1997
4. Jumlah Tenaga Kerja : 27 Orang
5. Nilai Investasi : 1,5 Milyar
6. Nilai Produksi/tahun : 3,5 Milyar
7. Jenis Produksi : Komponen Alat Berat ( PT. United Tractors )
8. Alamat : Jln. Cemara Sewu No.14 Adiwerna Kab. Tegal
II. KOMPETENSI USAHA.
1. Merupakan Industri Kecil dan Menengah Perlogaman Kelompok
Supporting Industri Komponen Otomotif dan Alat Berat.
2 Dalam Pengelolaan Usahanya telah menerapkan Manajemen Sistim Mutu
setara ISO TS 16949, 5.K.2.S,P.M.T serta Toyota Way.
3 Sub Contracting utama Produsen Alat Berat, PT United Tractors
Indonesia.
PROFIL PERUSAHAAN.
3. 3
SIDE LAMP BRACKHET BRACKHET LOCK BEARING HOUSE GUS SET SF
SET PLATE MOUNTING BRAKCHET SIDE LAMP COVER PLATE BIC
BPDY LOCK PDH SAFETY LOCK BRACKHET LINK KIT PLATE BIF
12 SAMPEL DARI 235 MACAM PRODUK BRACKHET.
PRODUCT BRACKHET
GEMILANG LESTARI TEKNIK
4. NO URAIAN ISIAN
1 GKM Dibentuk Tanggal 1, Bulan Juni, Tahun 2008
2 Unit Kerja
Nama Perusahaan
Alamat
Plate Working
CV GEMILANG LESTARI TEKNIK
Jl Cemara Sewu No. 14 Adiwerna
Kabupaten Tegal
Propinsi Jawa Tengah
3 Alasan Pembentukan Meningkatkan Produktivitas dan Kinerja
Karyawan
4 Nama GKM GELATIK
5 Makna GKM Gerak Langkah Tepat, Inti Kemajuan
4
PENDAHULUAN
1. DATA GUGUS KENDALI MUTU
5. 6 KEANGGOTAAN GKM.
5
Tegal 1 Juni 2008
Fasilitator/Pembimbing Pimpinan Perusahaan
S U Y A N T O ASEP SYAEFUDIN
MAHSAN
SURATNO
MUFARUDIN ANDRE.B
AGUNG MUSLIM M. EFENDI
KETUA
ANGGOTA
SEKRETARIS
6. 6
Tema : Meningkatkan Hasil Produksi Komponen Mounting Bracket DV 15
Dump Truck
Judul Masalah : Mengurangi Rejek Hasil Produk Komponen Mounting Bracket DV 15
Pada Proses Bending
Alasan Diperbaiki : Rendahnya Produktivitas dan Meningkatnya Tingkat Pemborosan Proses
(TPP) Komponen DV 15
Waktu Perbaikan : Mei – Juni 2009
Jumlah Pertemuan : 18 kali ( 1 - 2 kali setiap minggu)
BULAN
Minggu Ke
MEI JUNI
I II III IV V
Menentukan Pokok
Masalah & Target
Mencari
Penyebab Masalah
Merencanakan
Perbaikan
Melaksanakan
Perbaikan
Meneliti
Hasil Perbaikan
Standarisasi
P
D
C
A
Rencana : Realisasi :
1 s/d 18
19 s/d 23
25 s/d 5
6 s/d 10
11 s/d 27
29 s/d 30
I II III IV V
2.DATA PERTEMUAN, RENCANA DAN REALISASI
7. 7
PLATE WORKING
1.GAS CUTTING
2. PIERCHING
3.BENDING
WELDING
UTILITY Q
ALUR PROSES PRODUKSI TOTAL BRACKHET DV 15
PADA UNIT PLATE WORKING
GUDANG
TOOL&DIE
SHOP
TOTAL
MAINTENANCE
MATERIAL
8. 8
3. ALUR PROSES PRODUKSI BENDING BRACKHET DV 15
PADA UNIT PLATE WORK
1.CUTTING
2.PIERCHING
1.PENGUKURAN HASIL PIERCHING
2.PASANG BENDA KERJA
3.BENDING PRESS
4. UKUR SUDUT & LUBANG
HASIL BENDING
DV.15
PROSES AWAL PROSES BENDING
11. 11
Zero Defect
Chart p
0,00
P =0,13
∑ pn= 152
∑ n = 1524
P =0,05
P =0,10
∑ pn= 151
∑ n = 1170
∑ pn= 74
∑n = 1486
Bending
Pierching
C. Cutting
0,05
0,15
0,10
TPP
CONTROL CHART
WAKTU (TANGGAL)
1 2 4 5 6 7 8 9 11 12 13 14 15 16 18
12. PROSES MASALAH TPP % % KUM
3 Bending 0.13 46 46
1 Copy Cutting 0.10 36 82
2 Pierching 0.05 18 100
Jumlah 0.28 100
12
TPP
BENDING MACHINE
TERTINGGI
DAN PERLU DIATASI
c. CS Stratifikasi Masalah Karekteristik TPP Bagian Plate Working
Tanggal 1 s/d 18 Mei 2009
d. Diagram Pareto Masalah Karekteristik TPP Bagian Plate Working
TPP
3 1 2
46%
82%
100 %
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
0,30
MASALAH
0,00
13. KESIMPULAN
13
Masalah yang diangkat adalah Meningkatkan Hasil Produk Komponen Mounting
Bracket DV 15, sehingga judul risalah adalah, Mengurangi Rejek Hasil Produk
Komponen Mounting Bracket DV 15 Pada Proses Bending
dengan target perbaikan sebagai berikut :
Standar awal perbaikan Q adalah perlakuaan proses terbaik yang pernah dicapai, yaitu :
0,10, maka target dapat dihitung,
TPPt – TPPr
TPPt
Jadi targetnya adalah setiap ukuran pemborosan akan menurun sebesar 54,5%
Karekteristik TPP pada chart p = 0,13 menurun 54,5% (54,5%x 0,13 = 0,07)
Jadi target p dari 0,13 menurun 0,07 menjadi 0,06
Range pada histogram (r) =0,12, menurun 54,5% (54,5% x 0,12 = 0,06)
Jadi target r dari 0,12 menurun 0,06 menjadi 0,06
Pareto TPP bending 46 %, menurun 54,5% (54,5% x 46% = 25%)
Jadi Pareto TPP bending dari 46% menurun 25% menjadi 21%
=
0,22 – 0,10
0,22
X 100 % = 54,5 %
14. FAKTOR PENYEBAB
AKIBAT
14
Kapasitas Die Bending
belum Optimal.
Hasil bending banyak reject
Kurang ekonomis
Alat Bantu Ukur Kurang Sempurna
Tidak Efisien
Dinamisnya cara berpikir
rata rata karyawan
Leadership tidak ada
QC hanya mengandalkan Jig
& Fixture
Stroke mesin over load
Tidak Standart
komposisinya
Keras dan mudah retak
Alur proses tumpang tindih
Bertambahnya macam produk baru
5.K.2.S tidak berjalan
TINGGINYA
TPP BENDING
KOMPONEN DV 15
Sisa tenaga mesin terbuang
Langkah 2. MENCARI PENYEBAB MASALAH
Dilaksanakan pada tanggal 19 – 23 Mei 2009
MANUSIA
ALAT
METODA MATERIAL LINGKUNGAN
1
2
3
4
5
6
7
8
Tool Die Bending
Kurang sempurna
Persepsi karyawan
belum sama ( selalu
beda pendapat
Tidak sinkron
dengan proses
sebelumnya
Belum
terintgrasi
antara lubang
dan sudut
Belum ada
QC awal
dengan alat
ukur
Penyimpa
ngan
(burry)
Limit switch
tdk dikontrol
teratur
Penempat
benda kerja
tdk terartur
15. Apa Penyebabnya ? Mengapa Ditanggulangi ? Bagaimana
Caranya?
Kapan? Dimana
?
Siapa Yang
Melakukan?
ALAT ( Mesin ) :
1. Tool dies bending
kurang sempurna
2.Alat bantu ukur
material (Quality
Control) antara
proses Bending
dan Pierching
(Proses
sebelumnya) tidak
sinkron.
Kapasitas die bending
masih rendah (nilai
ekonomis rendah).
Banyak reject akibat hasil
proses sebelumnya
(pierching) yang terdapat
burry masuk pada proses
bending.
1.Dibuatkan tool dies
sesuai space dan power
yang tersedia dan
dilengkapi dengan:
a. Penjepit material dan
stoper (tool) die
bending dengan tebal
plat 9 mm, untuk
kapasitas 4 pcs/stroke.
b. Guide/penuntun pada
Die bending.
c. Dibuatkan pin gate
untuk penahan
terjadinya geseran
akibat tekanan dan
memudahkan
penyetelan pada die
block.
2. Dibuatkan Alat Bantu
Ukur yang disesuaikan
(sinkron) dengan
proses sebelumnya
(pierching), secara lebih
efisien dan ergonomis.
25 s/d 27
Mei 2009
28 Mei
2009
Bagian
Bending
Moh. Effendi
Agung Aji T
Makhsan
Muslim
Suratno
15
Langkah 3. Rencana Perbaikan
16. Apa Penyebabnya ? Mengapa Ditanggulangi ? Bagaimana
Caranya?
Kapan? Dimana? Siapa Yang
Melakukan?
3.Alat Bantu Ukur
hasil Bending
belum terintegrasi
(lubang dan sudut
masih terpisah).
METODE :
1.QC awal pada
benda kerja hanya
mengandalkan
Jig & Fixture pada
Die Bending, yang
ternyata tidak
sinkron dengan
alat bantu ukur
proses
sebelumnya.
2.Belum ada sistem
kontrol secara
teratur pada stoper
otomatis (limit
switch).
Kurang efisien dan
mengurangi ketelitian
dalam pengukuran.
Banyak terjadi kerusakan
(reject) pada hasil
bending karena hasil
proses sebelumnya (
pierching) yang terdapat
burry masuk ke proses
bending.
Terjadi penyimpangan
dan reject pada hasil
bending (sudut, luka dan
retak) akibat penekanan
berlebihan (stroke over
load) karena limit switch
bergeser.
3. Dibuatkan Alat Bantu
Ukur hasil bending
yang terintegrasi antara
lubang dan sudut
secara efisien dan
ergonomis.
1.Dilakukan QC awal
dengan menggunakan
alat bantu ukur yang
lebih sinkron (akurasi,
efisiensi dan
ergonomis) dengan
proses sebelumnya
(pierching).
2. Dilakukan pengontrolan
, ketepatan posisi limit
switch (Instaling) pada
setiap 40 kali
penekanan ,sekaligus
pengecekan optional
dan tool Die Bending
yang ada.
29 Mei
2009
30 Mei s/d
1 Juni
2009
Bagian
Bending
Bagian
Bending
Mufarudin
Andre
Muslim
Makhsan
Agung Aji T
16
17. Apa Penyebabnya ? Mengapa Ditanggulangi ? Bagaimana
Caranya?
Kapan? Dimana
?
Siapa Yang
Melakukan?
MATERIAL :
Penyimpangan pada
permukaan (Burry)
dari hasil proses
sebelumnya
(pierching).
Menghindari kerusakan
(reject) pada hasil
bending (terjadinya
lubang oval dan
penyimpangan sudut ).
Dilakukan QC dengan
alat bantu ukur yang
telah disesuaikan antara
proses pierching dan
bending,serta pemisahan
material hasil kontrol
pada tempat tersendiri.
2 Juni
2009
Bagian
Bendin
g
Andre
Suratno
MANUSIA :
Persepsi/pemaham
an karyawan belum
sama
Untuk mempercepat
terwujudnya inovasi-
inovasi baru yang segera
dapat diterapkan untuk
meningkatkan
produktivitas dan kinerja
karyawan.
Melibatkan pihak
eksternal (ekspert)
sesuai kompetensinya,
sehingga dapat
menjembatani
dinamisnya cara berpikir
karyawan dalam satu
pemahaman dan persepsi
yang sama.
3 Juni
2009
Bagian
Bendin
g
Mufarudin
Agung T Aji
LINGKUNGAN :
Penempatan benda
kerja tidak teratur
dan 5.K.2.S belum
optimal
dilaksanakan
disemua unit kerja.
Untuk menghindari
penurunan produktivitas
serta kinerja karyawan
yang telah ada.
Pemisahan dan
Penempatan benda kerja
sesuai macam proses
pada tempat (palet)
tersendiri dan 5.K.2.S
dioptimalkan di semua
unit kerja (kegiatan
wajib).
4 s/d 5
Juni 2009
Bagian
Bendin
g
Muslim
Makhsan
17
18. Sebelum Sesudah
Alat :
1. Tool dies kurang sempurna.
Kapasitas Die Bending masih rendah (1.psc/langkah)
1.1. Penjepit Material (optional) Die Bending untuk
1.pcs/stroke,dengan tebal plat 6.mm.
1.Membuat tool dies sesuai space dan power tersedia yang
dilengkapi dengan:
1.1. Penjepit Material dan stoper belakang (optional) pada
Die Bending untuk 4.pcs/stroke, tebal plat .9.mm.
18
Langkah 4. Melaksanakan Perbaikan
Dilakukan tgl. 06 s/d 10 Juni 2009
Penjepit Material 4 pcs/stroke
Penjepit Material 1 pcs/stroke
guiede stroke set
Penjepit material
4.pcs/stroke
stoper material
Penjepit material
1.pcs/stroke
Plate 6 mm Hrc 45
Stoper belakang
Plate 9 mm Hrc 45
19. Sebelum Sesudah
1.2. Guide (penuntun) pada Die Bending tidak ada.
1.3.) Pemasangan Die block kurang sistimatis
(dengan welding)
.
1.2. Penambahan Guide (penuntun) pada DieBending.
1.3. Membuatkan pin Gate untuk penahan terjadinya
geseran akibat tekanan dan memudahkan penyetelan
pada die block.(Bolt).
19
Guide
PIN STOPER
BOLT
WELDING
20. Sebelum Sesudah
2. Alat bantu ukur material (Alat Quality Control) antara
proses Bending dan Pierching (Proses sebelumnya)
tidak sinkron.
3.Alat Bantu Ukur hasil Bending masih terpisah antara
lubang dan sudut (belum terintegrasi).
2. Membuat Alat Bantu Ukur yang disesuaikan (sinkron)
dengan proses sebelumnya (pierching), secara lebih
efisien dan ergonomis.
3.Membuat Alat Bantu Ukur hasil Bending yang terintegrasi
antara sudut dan lubang secara efisien dan ergonomis.
20
Ukur jarak dan diameter
luang 14 mm Ukur diameter 22mm
Ukur d. 14 mm
Ukur d. 22 mm
Ukur sudut
Ukur hasil pierching Ukur pada bending
Benda kerja
Hasil pierching
Alat bantu ukur hasil pierching
QC awal proses bending
21. 21
Sebelum Sesudah
Metoda :
1. QC awal pada benda kerja hanya mengandalkan
Jig & Fixture pada Die Bending, yang ternyata tidak
sinkron dengan alat bantu ukur proses sebelumnya
(pierching).
2. Belum ada sistem kontrol secara teratur pada Stoper
Otomatis (limit switch).
1. Melakukan QC awal dengan menggunakan alat bantu
ukur yang lebih sinkron (akurasi, efisiensi dan
ergonomis) dengan proses sebelumnya (pierching).
2. Melakukan pengontrolan ketepatan posisi limit switch
(installing) pada setiap 40 kali penekanan sekaligus
pengecekan optional dan tool die bending yang ada.
Benda kerja
Hasil pierching
Alat bantu ukur hasil pierching
QC awal proses bending
Pengontrolan penyetel stop otomatis
(limit switch) TOTAL QUALITY MAINTENANCE
Die Bending
Fixture
Alat ukur hasil pierching
Dengan mengabaikan burry
22. Sebelum Sesudah
Material
Penyimpangan pada permukaan (burry) akibat proses
pierching (proses sebelumnya).
Melakukan QC dengan alat bantu ukur yang telah
disesuaikan antara proses pierching dan bending, serta
pemisahan material hasil control pada tempat tersendiri.
Manusia
Persepsi/pemahaman karyawan belum sama
Melibatkan pihak eksternal (ekspert) sesuai
kompetensinya,sehingga dapat menjembatani dinamisnya
cara berpikr dalam satu pemahaman dan persepsi yang
sama.
22
22
palet
burry
Alat bantu ukur hasil pierching
QC awal proses bending
Benda kerja
Hasil pierching
23. Sebelum Sesudah
Lingkungan :
Penempatan benda kerja tidak teratur dan 5.K.2.S
belum optimal dilaksanakan disemua unit kerja.
Pemisahan dan Penempatan benda kerja sesuai macam
proses pada tempat (palet) tersendiri dan 5.K.2.S
dioptimalkan di semua unit kerja (kegiatan wajib).
23
palet
Tidak teratur
akibat banyaknya macam produk
26. 26
CONTROL CHART
P = 0,13
¯
∑ pn= 151
∑ n = 1170
¯
P = 0,04
¯
P = 0,06
¯
Target
Chart p’
∑ pn = 59
∑ n = 1480
Hasil yang dicapai adalah:
menurun tajam dari P = 0,13
menjadi P = 0,04.
(melebihi target)
0,00
0,05
0,10
0,15
TPP
Waktu (Tanggal)
1 2 4 5 6 7 8 9 11 12 13 14 15 16 18 11 12 13 15 16 17 18 19 20 22 23 24 25 27
26
¯
¯
27. 27
d. Diagram Pareto
c. CS TPP Bagian Plate Working Sebelum dan Sesudah Perbaikan
69%
TPP
Masalah
3 1 2
46%
82%
100 %
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
0,30
Prose
s
Masalah TPP % % Kum
3 Bending 0.13 46 46
1 Cutting 0.10 36 82
2 Pierching 0.05 18 100
Jumlah 0.28 100
Prose
s
Masalah TPP % % Kum
1 Cutting 0.10 53 53
2 Piercing 0.05 26 79
3 Bending 0.04 21 100
Jumlah 0.19 100
Masalah
1 2 3
53%
79%
100 %
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
0,30
SEBELUM SESUDAH
0,00 0,00
28. KESIMPULAN HASIL PERBAIKAN:
Kondisi Awal
Sebelum Perbaikan
Target
Perbaikan
Pencapaian
Setelah Perbaikan
• Penyebaran TPP Bending
Selama 2 Minggu
r =0,12
• Karekteristik TPP Bending
pada Chart
P= 0,13
• Pareto TPP Bending
46 % dari Total TPP
r = 0,06
p = 0,06
21%
r = 0,05 melebihi target atau
tingkat pencapaian perbaikan
sebesar = 58,3 %
P = 0,04 melebihi target atau
tingkat pencapaian perbaikan
sebesar 69,2 %
21 % dari total TPP bagian plate
working , sesuai target atau
tingkat pencapaian perbaikan
sebesar 54 %
28
29. 29
PERHITUNGAN EKONOMIS
I. PENINGKATAN KEUNTUNGAN AKIBAT PENURUNAN REJEK
a. Sebelum perbaikan (tingkat rejek 13%)
- Jumlah rejek per bulan = 13% x 2500 pcs = 325 pcs
- Nilai kerugian = 325 pcs x Rp 17.000 = Rp 5.525.000 per bulan
b. Setelah perbaikan (tingkat rejek 4%)
- Jumlah rejek per bulan = 4% x 2500 pcs = 100 pcs
- Nilai kerugian = 100 pcs x Rp 17.000 = Rp 1.700.000
Peningkatan keuntungan perusahaan akibat penurunan kerugian :
( a – b ) = Rp 5.525.000 – Rp 1.700.000 = Rp 3.825.000 per bulan
II. INVESTASI DAN BIAYA PENYUSUTAN
a. Penyempurnaan dies Rp 4.000.000
b. Penyempurnaan Alat bantu Rp 2.000.000
(Jig ukur, stopper, penjepit benda kerja, guide/penuntun)
Total biaya investasi Rp 6.000.000
Waktu Penyusutan 60 bulan (150.000 pcs)
Biaya penyusutan per bulan = Rp 6.000.000 : 60 bulan = Rp 100.000
III. PENINGKATAN KEUNTUNGAN BERSIH PERUSAHAAN PER BULAN
= Peningkatan keuntungan – biaya penyusutan
= Rp 3.825.000 – Rp 100.000
= Rp 3.725.000
30. ASPEK SEBELUM SESUDAH
KUALITAS Jumlah rejek rata-rata 13% (325 pcs dari
2500 pcs yang diproses per bulan)
Jumlah rejek menurun menjadi hanya 4%
(100 pcs dari 2500 pcs yang diproses
per bulan) dan produktifitas
meningkat
BIAYA Kerugian akibat rejek sebelum perbaikan per
bulan = 325 pcs x Rp 17.000 =
Rp 5.525.000,-
Kerugian akibat rejek menurun menjadi =
100 pcs x Rp 17.000 = Rp 1.700.000 per
bulan.
Sesudah perbaikan, perusahaan mendapat
peningkatan keuntungan sebesar
Rp 3.725.000,- per bulan (telah dikurangi
biaya penyusutan dies & alat bantu) akibat
adanya penurunan rejek.
Selalu mengalami keterlambatan
penyelesaian proses dan pengiriman ke
Pemesan akibat pekerjaan ulang.
Keterlambatan rata rata 3 hari dari
batas waktu 6 hari untuk pemesanan
550 pcs
Delivery dapat dipenuhi selama 6 hari
seperti permintaan.
30
E V A L U A S I
PENGIRIMAN
31. ASPEK SEBELUM SESUDAH
KEAMANAN Bertambahnya macam produk baru
pada proses bending yang
mengakibatkan makin sempitnya
ruang kerja operator sehingga aspek
keamanan terabaikan.
Peningkatan keselamatan kerja
(penempatan material pada
tempatnya) yang berakibat suasana
kerja yang aman dan nyaman.
MORALE Keragu-raguan dalam bertindak
karena lamanya pengambilan
keputusan yang berakibat akan
menurunkan kinerja karyawan.
Meningkatnya kinerja karyawan
yang didukung dinamisnya cara
berpikir yang terarah
SERVICE Menurunnya kepuasan pelanggan
(proses pengelasan/proses
sesudahnya) akibat rendahnya
kwalitas hasil produk bending.
Meningkatnya pemenuhan standart
mutu pengelasan (pelanggan/proses
sesudahnya).
31
32. LANGKAH 6. STANDARDISASI
32
Dilaksanakan Tgl 29 – 30 Juni 2009
1
Gunakan Die Bending yang telah disempurnakan (reverse enginering) ,dari
1 pcs/langkah menjadi 4 pcs/langkah, pada konstruksi dan alat bantunya
(optional) sebagai berikut:
ALAT
Die head
Penjepit benda kerja
Guide set
Stoper benda kerja
Benda Kerja
KONSTRUKSI DIE HASIL REVERSE ENGINERING
1.3. Pasang pin gate untuk penahan geser dan
memudahkan pemasangan
Assy road
PIN Gate
Die block
1.1. Gunakan penjepit dan stoper Material untuk
4 pcs/langkah
stoper
Plate 9 mm Hrc 45
penjepit
1.2. Tambahkan guide (penuntun) pada Die
Assy guide Holder guide
33. 33
2
3
Gunakan Alat Bantu Ukur yang disesuaikan (sinkron) dengan proses
sebelumnya (pierching), secara lebih efisien dan ergonomis.
Gunakan Alat Bantu Ukur hasil Bending yang terintegrasi antara sudut
dan lubang secara efisien dan ergonomis.
Benda kerja
Hasil pierching
Alat bantu ukur hasil pierching
QC awal proses bending
Hindari penyimpangan lubang dan jarak lubang serta burry
sebelum proses selanjutnya
Ukur d. 14 mm
Ukur d. 22 mm
Ukur sudut
Alat bantu ukur hasil bending
Hindari penyimpangan
jarak dan diameter lubang
Serta hasil sudut bending
34. 34
4
5
METODA
Lakukan QC awal dengan menggunakan alat bantu ukur yang lebih sinkron
(akurasi, efisiensi dan ergonomis) dengan proses sebelumnya (pierching).
Lakukan pengontrolan dan penyetingan kembali ketepatan posisi limit switch
(Instaling) pada setiap 40 kali penekanan ,sekaligus pengecekan optional dan
tool Die Bending yang ada.
Hindari penyimpangan lubang dan jarak lubang serta burry
sebelum proses selanjutnya
Benda kerja
Hasil pierching
Alat bantu ukur hasil pierching
QC awal proses bending
TOTAL QUALITY MAINTENANCE
35. 35
MATERIAL
Lakukan QC dengan alat bantu ukur yang telah disesuaikan antara proses
pierching dan bending, serta pemisahan material hasil control pada tempat
tersendiri.
MANUSIA
Libatkan pihak eksternal (ekspert) sesuai kompetensinya,sehingga dapat
menjembatani dinamisnya cara berpikir karyawan dalam satu pemahaman
dan persepsi yang sama.
6
7
Benda kerja
Hasil pierching
Alat bantu ukur hasil pierching
QC awal proses bending
Palet
Diskusi dengan melibatkan ekspert
36. 36
Tegal 1 Juli 2009
Persetujuan dan Pengesahan
Pimpinan Perusahaan Fasilitator Ketua
Asep Syaefudin Suyanto Machsan
LINGKUNGAN
Pisahkan dan tempatkan benda kerja sesuai macam proses pada palet tersendiri
dan 5.K.2.S dioptimalkan di semua unit kerja (kegiatan wajib).
8
37. 37
PENUTUP
DEMIKIAN SEBAGIAN PERBAIKAN YANG TELAH KAMI
LAKUKAN DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS, TIDAK
AKAN PERNAH BERHENTI KAMI PUTAR P-D-C-A, KARENA
KAMI SEPAKAT BAHWA KEMAJUAN TIDAK BERARTI BAGIAN
DARI KEBERHASILAN.
Wassalam Wr. Wb.
kami
GKM GELATIK
Q