Analisis semiotika Ferdinand de Saussure dalam lirik lagu "Man Ana" karya Al-Imam Al-Habib Umar Muhdhor bin Abdurrahman Assegaf. Lagu ini menggambarkan kerendahan hati seorang santri kepada gurunya dan mengekspresikan cinta santri kepada guru sebagai panduan rohani dan spiritual. Analisis menggunakan teori semiotika Saussure untuk menemukan makna dalam lirik melalui pembagian antara penanda dan petanda.
Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure dalam Lirik Lagu “Man Ana” karya Al-Imam Al-Habib Umar Muhdhor bin Abdurrahman Assegaf.docx
1. Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure dalam Lirik Lagu “Man Ana” karya
Al-Imam Al-Habib Umar Muhdhor bin Abdurrahman Assegaf
Danang Ulil Absor (53040190024)
A. Latar Belakang
Dewasa ini, pelaksanaan dakwah tidak hanya ditemukan dalam acara-acara pengajian
formal di masjid maupun hari besar Islam, terbukti dari munculnya beberapa karya sastra yang
memiliki nilai dakwah. Karya sastra tidak dilihat dari baik atau tidaknya kualitas, tidak dilihat
dari keren atau tidaknya model suatu karya, akan tetapi penerimaan oleh masyarakat secara
luas menjadikannya bisa dinamakan sebuah karya sastra. Karya sastra merupakan hasil
ekspresi individual seorang peneliti, oleh karena itu kepribadian, gaya bahasa, emosi dan
kepercayaan seorang peneliti dapat tertuang dalam karya sastranya.
Lagu merupakan salah satu jenis karya sastra yang mulai banyak digunakan sebagai
media dakwah. Dakwah dengan bermediakan lagu akan lebih mudah diterima berbagai
kalangan masyarakat. Dalam artian penyampaian dan pengomu0nikasian pesan dapat
menjangkau cakupan yang lebih besar daripada metode Face to face. Sebuah lagu dapat
dengan mudah menyentuh perasaan pendengarnya yang mana di dalam syairnya berisi pesan,
perintah dan isyarat tertentu.
Lagu “Man Ana” karya Al-Imam Al-Habib Umar Muhdhor bin Abdurrahman Assegaf
ini berisi tentang kerendahan hati seorang santri. Kata santri berasal dari bahasa Jawa, yakni
“cantrik” yang bermakna "orang atau murid yang selalu mengikuti gurunya” 1 . Santri
merupakan sekelompok orang yang berkumpul bersama, belajar bersama, dengan tujuan
mencari ilmu dan berkah dari Kiai. Seorang santri selalu melaksanakan perintah yang diberikan
oleh Kiai ataupun gurunya dengan tujuan mendapatkan ridho mereka. Hal inilah yang
menjadikan santri harus memiliki akhlak dan etika yang baik.
Lagu “Man Ana” memiliki keunikan dan ketertarikan tersendiri dibandingkan dengan
lagu-lagu lain dimana lagu ini sangat populer dan terkenal di berbagai kalangan, mulai dari
anak-anak, remaja, dewasa, orang biasa maupun santri-santri di Pondok Pesantren. Oleh karena
1
Nurcholish Madjid, Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta: Paramadina, 1997. hal.5.
2. itu, peneliti ingin membedah makna yang terkandung dalam lagu ini agar para pembaca lebih
bisa memahami makna yang terkandung di dalam lirik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana lirik dan terjemahan lagu “Man Ana” karya Al-Imam Al-Habib
Umar Muhdhor bin Abdurrahman Assegaf?
2. Apa makna yang terkandung pada setiap bait dari lagu “Man Ana” karya
Al-Imam Al-Habib Umar Muhdhor bin Abdurrahman Assegaf?
3. Apa pesan moral yang terkandung dalam lagu “Man Ana” karya Al-Imam
Al-Habib Umar Muhdhor bin Abdurrahman Assegaf?
C. Metode dan Teori
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, bertujuan untuk
menjelaskan fenomena dengan sedalam dalamnya melalui pengumpulan data. Dalam hal
memperdalam makna dari sebuah lirik lagu, peneliti menafsirkan arti dari lirik lagu dengan
bahasa sendiri agar lebih mudah dipahami. Proses pengumpulan data diambil dari beberapa
kajian pustaka seperti buku, jurnal, halaman website internet yang berkaitan dengan penelitian
ini.
Telaah makna lirik lagu dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mendengarkan,
memahami, mencatat, menganalisa, dan membedah lirik lagu menjadi beberapa bait. Peneliti
hanya memfokuskan penelitian pada bahasa atau kata-kata pada lirik lagu tersebut. Karena
dalam semiotika Ferdinand de Saussure lebih memfokuskan analisanya pada bahasa dan kata-
kata. Dalam penelitian ini, analisis teks akan dilakukan dengan membagi keseluruhan lirik lagu
menjadi beberapa bait yang selanjutnya akan dianalisis menggunakan teori semiotika Saussure
untuk menemukan makna dengan dijabarkan hasil dari penelitian ini yaitu pembagian antara
Penanda dan Petanda.
D. Pembahasan
1. Lirik lagu “Man Ana” karya Al-Imam Al-Habib Umar Muhdhor bin
Abdurrahman Assegaf beserta terjemahan berbahasa Indonesia.
ْ
نَم
ْ
َانَأ
ْ
ْ
نَم
ْ
َانَأ
ْ
ْ
نَم
ْ
َانَأ
ْ
ْ
مُك َ
َلوَل
ْ
،
ْ
َْ
فيَك
ْ
اَم
ْ
ْ
مُكُّبُح
ْ
َْ
فيَك
ْ
اَم
ْ
ْ
مُكا َوهَأ
3. Siapa gerangan diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian
Bagaimana aku tidak mencintai kalian dan bagaimana aku tak menginginkan tuk
bersama kalian
اَم
ْ
َْى َوِس
ْ
َْ
َلَو
ْ
ْ
مُكَرَيغ
ْ
ْ
مُكا َوِس
ْ
،
ْ
َْ
َل
ْ
ْ
نَمَو
ْ
يِف
ْ
ْ
ةَّبَحَمال
ْ
َّْيَلَع
ْ
ْ
مُك َ
َلَو
Tiada selain ku juga tiada selainnya terkecuali engkau
Tiada siapa pun di dalam cinta selain engkau dalam hatiku
ْ
مُتنَأ
ْ
ْ
مُتنَأ
ْ
يِاد َرُم
ْ
ْ
مُتنَأ َو
ْ
يِدصَق
ْ
،
ْ
َْ
سيَل
ْ
دَحَأ
ْ
يِف
ْ
ةَّبَحَمال
ْ
ْ
مُكا َوِس
ْ
يِدنِع
Kalianlah, kalianlah dambaanku dan yang ku inginkan
Tiada seorang pun dalam cintaku selain engkau di sisiku
ْ
نَم
ْ
َانَأ
ْ
ْ
نَم
ْ
َانَأ
ْ
ْ
نَم
ْ
َانَأ
ْ
ْ
مُك َ
َلوَل
ْ
،
ْ
َْ
فيَك
ْ
اَم
ْ
ْ
مُكُّبُح
ْ
َْ
فيَك
ْ
اَم
ْ
ْ
مُكا َوهَأ
Siapa gerangan diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian ( guru )
Bagaimana aku tidak mencintai kalian dan bagaimana aku tak menginginkan tuk
bersama kalian
اَمَّلُك
ْ
ىِنَدا َز
ْ
ىِف
ْ
ْ
مُكا ََوه
ْ
يِدج َو
ْ
،
ْ
ُْتلُق
ْ
اَي
ْ
يِتَداَس
ْ
يِتَجحُم
ْ
ْ
مُكاَدفَت
Setiap kali bertambah rasa cinta dan rinduku pada mu
Maka berkata hatiku wahai tuanku semangatku telah siap menjadi tumbal keselamatan
dirimu
ْ
وَل
ْ
ْ
مُتعَطَق
ْ
ْ
يِدي ِ
رَو
ْ
ِْدَحِب
ْ
ي ِ
اضَم
ْ
،
ْ
ُْتلُق
ْ
هللا َو
ْ
َانَأ
ْ
ىِف
ْ
ْ
مُكا ََوه
ْ
ي ِ
اض َر
Jika engkau menyembelih urat nadiku dengan pisau berkilauan tajam
Kukatakan Demi Allah aku rela gembira demi cintaku pada mu
4. ْ
نَم
ْ
َانَأ
ْ
ْ
نَم
ْ
َانَأ
ْ
ْ
نَم
ْ
َانَأ
ْ
ْ
مُك َ
َلوَل
ْ
،
ْ
َْ
فيَك
ْ
اَم
ْ
ْ
مُكُّبُح
ْ
َْ
فيَك
ْ
اَم
ْ
ْ
مُكا َوهَأ
Siapa gerangan diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian ( guru )
Bagaimana aku tidak mencintai kalian dan bagaimana aku tak menginginkan tuk
bersama kalian
2. Penanda dan Petanda
a. Lirik bait pertama
Penanda
Siapa gerangan diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian
(guru)
Petanda
Ungkapan perasaan seorang murid, bahwa bimbingan guru sangatlah
penting. Seorang murid tiada berarti tanpa adanya bimbingan dari
guru. Serta dalam proses belajar murid harus bertemu guru secara
langsung karena ilmu yang disampaikan secara langsung oleh guru
lebih cepat dimengerti, dipahami dan diterima oleh murid serta
manfaatnya lebih terasa.
b. Lirik bait kedua
Penanda
Bagaimana aku tidak mencintai kalian dan bagaimana aku tak
menginginkan tuk bersama kalian (guru)
Petanda
Ungkapan rasa cinta yang selalu tertanam oleh murid kepada guru
sehingga selalu ingin bersamanya dalam keadaan apapun, dalam artian
tunduk terhadap perintahnya.
c. Lirik bait ketiga
5. Penanda
Tiada selain ku juga tiada selainnya terkecuali engkau
Petanda
Guru merupakan orang terpenting yang dibutuhkan dalam proses
belajar ilmu. Guru merupakan fasilitator ilmu.
d. Lirik bait keempat
Penanda
Tiada siapa pun di dalam cinta selain engkau dalam hatiku
Petanda
Ungkapan hati seorang murid kepada guru bahwa dalam hatinya hanya
terdapat kecintaan kepada guru, muris mengesampingkan segala cinta
dari selain gurunya.
e. Lirik bait kelima
Penanda
Kalianlah, kalianlah dambaanku dan yang ku inginkan
Petanda
Hanyalah ridho dan berkah dari guru yang didambakan oleh murid,
yang membuat murid selalu ingin dekat dengan gurunya.
f. Lirik bait keenam
Penanda
Tiada seorang pun dalam cintaku selain engkau di sisiku
Petanda
Kecintaan murid kepada guru yang membuatnya mengesampingkan
kecintaan kepada selain guru.
g. Lirik bait ketujuh
Penanda
6. Siapa gerangan diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian
( guru )
Petanda
Makna yang sama dengan bait pertama yakni kerendahan hati
seorang murid.
h. Lirik bait kedelapan
Penanda
Bagaimana aku tidak mencintai kalian dan bagaimana aku tak
menginginkan tuk bersama kalian
Petanda
Makna yang sama dengan bait kedua yakni kecintaan yang dalam
seorang murid kepada gurunya sehingga membuatnya selalu ingin
dekat dengan guru.
i. Lirik bait kesembilan
Penanda
Setiap kali bertambah rasa cinta dan rinduku pada mu
Petanda
rasa cinta yang muncul dari diri seorang murid karena dalam proses
pembelajaran dilakukan secara langsung dengan bertatap muka dan
akan muncul rasa rindu dari diri murid apabila tidak bertemu guru
sebentar saja, karena cinta yang sudah menyatu.
j. Lirik bait kesepuluh
Penanda
Maka berkata hatiku wahai tuanku semangatku telah siap menjadi
tumbal keselamatan dirimu
Petanda
7. semangat murid yang membara dan memiliki motivasi tinggi dalam
mencari ilmu menjadikan seorang murid mendapatkan energi positif
dari sang guru dalam menuntut ilmu hingga ia rela berkorban nyawa
demi gurunya.
k. Lirik bait kesebelas
Penanda
Jika engkau menyembelih urat nadiku dengan pisau berkilauan tajam
Petanda
ungkapan seorang murid bahwa ia siap diberi tugas yang berat dalam
belajar, diberi sistem yang sangat ketat serta siap diberlakukan seperti
apapun demi mendapatkan ilmu, manfaat dan cinta suci dari sang
guru.
l. Lirik bait kedua belas
Penanda
Kukatakan Demi Allah aku rela gembira demi cintaku pada mu
Petanda
Ketika seorang murid sudah mencapai mahabbah level tinggi kepada
sang guru, murid ingin hidupnya gembira karena mendapat cinta yang
tulus dari sang guru.
m. Lirik bait ketiga belas
Penanda
Siapa gerangan diriku, siapakah diriku kalau tiada bimbingan kalian
( guru )
Petanda
Makna yang sama dengan bait pertama dan ketujuh.
n. Lirik bait keempat belas
Penanda
8. Bagaimana aku tidak mencintai kalian dan bagaimana aku tak
menginginkan tuk bersama kalian
Petanda
Makna yang sama dengan bait kedua dan kedelapan.
E. Kesimpulan
Dari penelitian tentang lagu “Man Ana” karya Al-Imam Al-Habib Umar Muhdhor bin
Abdurrahman Assegaf, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pesan tentang aqidah, yakni iman kepada Allah dengan menjadi orang yang memiliki
keyakinan kuat, pendirian yang teguh dan tujuan yang jelas.
2. Pesan tentang akhlak terhadap Allah SWT dan terhadap manusia, dalam hal ini
terkhusus kepada guru. Pesan akhlak terhadap Allah SWT yaitu agar kita selalu
berkhusnudzan, sabar, qonaah dan rendah hati terhadap apapun qudroh dan irodahnya Allah
SWT. Sedangkan pesan akhlak murid terhadap guru adalah untuk selalu hormat, tawadhu’ dan
berkhusnudzan terhadap beliau.
3. Pesan kepada para pencari ilmu untuk selalu semangat, optimis dan pantang
menyerah dalam perjalanannya mencari ilmu.
F. Daftar Pustaka
Madjid, Nurcholish.1997.Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta:
Paramadina.
Niam, Shohibun.2015.Zadah Bekal Menggapai Ilmu, Manfaat dan Berkah. Kediri: Al-
Aziziyah Press.
https://www.inews.id/amp/lifestyle/muslim/lirik-lagu-man-ana. Diakses pada 15 Desember
2021 pukul 16.00 WIB.
Amrozi,Yusuf.2014.Dakwah Media dan Teknologi. Surabaya: UIN Sunan Ampel Press.
9. As-Sijistani, Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy'ats al-Azdi.2013. Ensiklopedia hadits : sunan
Abu Dawud / Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy'ats al-Azdi as-Sijistani ; penerjemah,
Muhammad Ghazali. Jakarta: Almahira.