2. Business Ethics, CSR, Risk management
A. Etika Bisnis
Pengertian Etika Etika adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana
berperilaku jujur, benar dan adil. Etika merupakan cabang ilmu filsafat, mempelajari
perilaku moral dan immoral, membuat pertimbangan matang yang patut dilakukan oleh
seseorang kepada orang lain atau kelompok tertentu.
Etika dikategorikan sebagai filsafat moral atau etika normatif. Etika adalah suatu
perilaku normatif. Etika normatif mengajarkan segala sesuatu yang sebenarnya benar
menurut hukum dan moralitas. Etika mengajarkan sesuatu yang salah adalah salah dan
sesuatu yang benar adalah benar. Sesuatu yang benar tidak dapat dikatakan salah dan
sebaliknya sesuatu yang salah tidak dapat dikatakan benar.
Benar dan salah tidak dapat dicampur adukkan demi kepentingan seseorang atau
kelompok. Dua tujuan etika antara lain menilai perilaku manusiawi berstandar moral, dan
memberikan ketepatan nasehat tentang bagaimana bertindak bermoral pada situasi tertentu.
Tahapan Etika Bisnis Etika bisnis dapat dilaksanakan dalam tiga tahapan: tahap makro,
tahap meso, dan tahap mikro. Ketiga tahap ini membahas kegiatan ekonomi dan bisnis.
Ditahap makro, etika bisnis mempelajari aspek -aspek moral dari sistem ekonomi secara
total. Pada tahap meso (menengah), etika bisnis mempelajari persoalan etika dalam
organisasi. Organisasi di sini dapat diasosiasikan sebagai organisasi perusahaan, serikat
buruh, lembaga konsumen, perhimpunan profesi, dan lain -lain. Tahap mikro memusatkan
perhatiannya pada persoalan individual sehubungan dengan aktifitas ekonomi atau bisnis.
Pada tahap ini dipelajari tanggung jawab etis karyawan dan majikan, bawahan dan manajer,
produsen dan konsumen, pemasok, dan investor.
B. Teori – teori Etika Bisnis
3. Teori Utilitarianisme Teori utilitarianisme mengatakan bahwa suatu kegiatan bisnis
adalah baik dilakukan jika bisa memberikan manfaat kepada sebagian besar konsumen atau
masyarakat. Teori utilitarianisme sebagai teori etika kegunaan suatu tindakan ekonomis,
sesuai sekali dengan prinsip prinsip ekonomis.
Teori ini cukup jelas dengan dijelaskan melalui teori cost benefit analysis yang
dipakai dalam konteks ekonomi. Manfaat utilitarianisme mampu menghitung keuntungan
dan kerugian atau kredit dan debet dalam bisnis. Banyak penganut utilitarianisme
mengusahakan melaksanakan perhitungan etis ekonomis tersebut.
Teori Deontologi “Deontologi‟ berasal dari kata Yunani “deon”, berarti kewajiban.
Suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan atau tujuan baik dari
tindakan itu, melainkan berdasarkan kewajiban bertindak baik kepada orang lain
sebagaimana keinginan diri sendiri selalu berla ku baik baik pada diri sendiri. Deontologi
merupakan teori etika yang menyatakan ba hwa yang menjadi dasar bagi baik buruknya
suatu perbuatan adalah kewajiban seseorang untuk berbuat baik kepada sesama manusia.
Merupakan teori etika yang memberi jawaban atas pertanyaan “mengapa suatu perbuatan
adalah baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk”, deontologi menjawab: “karena
perbuatan pertama menjadi kewajiban seseorang untuk berbuat baik pada orang lain dan
karena perbuatan kedua dilarang untuk dilakukan”.
Teori Hak Setiap insan ekonomis memiliki hak, sejalan dengan itu ia juga mem
iliki kewajiban secara ekonomis. Secara moral evaluasi terhadap berbagai peristiwa
ekonomis didasari oleh teori hak. Teori hak ini merupakan pendekatan relatif banyak
dipakai mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku seseorang atau
sekelompo k orang. Teori hak merupakan aspek dari teori deontologi, karena hak
berhubungan dengan kewajiban. Bahkan hak dan kewajiban seperti dua sisi mata uang
logam yang saling melengkapi. Seseorang biasanya memiliki hak sekaligus kewajiban
untuk berlaku sesuatu kepada orang lain.
Teori Keutamaan Keutamaan didefinisikan sebagai penggambaran watak menganai
perilaku seseorang dan memungkinkan nya bertingkah laku baik secara moral.
Kebijaksanaan, merupakan suatu keutamaan seseorang sehingga bermodal hal tersebut
seseorang mampu mengambil keputusan tepat dalam berbagai kondisi. Keadilan
merupakan perwujudan nilai keutamaan lainnya mendorong seseorang mampu
4. memberikan kepada sesama segala sesuatu yang menjadi haknya. Kerendahan hati adalah
keutamaan dimana seseorang tid ak ingin menonjolkan diri, sekalipun situasi mengizinkan.
Suka bekerja keras juga nilai keutamaan yang menjamin seseorang untuk menghindari
tindakan bermalas-malasan. Prestasi bisnis yang baik adalah prestasi bisnis didasari oleh
nilai nilai keutamaan. Hidup yang baik adalah virtuous life: hidup keutamaan, Life is
precious, hidup adalah utama dan sangat berharga maka gunakanlah setiap menit yang ada
untuk berbuat sesuatu kebaikan kepada umat manusia.
Teori Relativisme Bila selalu dalam kondisi perilaku normal, maka pada dasarnya
setiap orang cenderung bersedia berperilaku utama atau baik. Mereka yakin bahwa adat-
istiadat, agama atau kepercayaan yang dianutnya dari daerah di mana ia dibesarkan
diyakini merupakan adat istiadat terbaik di banding lain - lainnya. Dengan keadaan ini,
maka setiap orang berkondisi kejiwaan normal tidak dapat membantah peristiwa serupa.
Banyak fakta menunjukkan bahwa hal tersebut merupakan perilaku atau pendapat umum
dan menjadi adat istiadat turun temurun suatu daerah.
C. Prinsip Etika
Prinsip Otonomi Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia mengambil
keputusan dan bertindak berdasarkan tuntunan hati nuraninya, kesadarannya sendiri
mengenai sesuatu kebaikan untuk diberian kepada orang lain.
Prinsip Kejujuran Prinsip kejujuran dalam setiap tindakan atau perikatan bisnis
merupakan keutamaan. Kejujuran diperlukan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian
dan kontrak. Dalam perikatan perjanjian dan kontrak tertentu, semua pihak saling percaya
satu sama lain, bahwa masing -masing pihak tulus dan jujur membuat perjanjian dan
kontrak, serius, tulus dan jujur melaksanakan perjanjian. Kejujuran sangat penting artinya
bagi kepentingan masing -masing pihak, kejujuran sangat menentukan keberlanjutan relasi
dan kelangsungan bisnis selanjutnya.
Prinsip Keadilan Tindakan memberikan keadilan terhadap keterlibatan semua
pihak dalam bisnis merupakan praktek keutamaan. Prinsip keadilan perlu dilakukan agar
setiap orang dalam kegiataan bisnis secara internal maupun eksternal perusahaan
diperlakukan sesuai dengan hak dan kewajiban masing -masing. 4) Prinsip Saling
Menguntungkan Kegiatan bisnis perlu memberikan keadaan saling menguntungkan kepada
5. keterlibatan setiap pihak dalam bisnis, hal tersebut merupakan cerminan prinsip
keutamaan. Saling menguntungkan merupakan cermin integritas moral internal pelaku
bisnis atau perusahaan agar nama baik pribadi atau nama baik perusahaan untuk berbisnis
tetap terjaga, dipercaya dan kompetitif.
Relevansi Etika Dalam Bisnis Modern Banyak peristiwa bisnis yang menunjukkan
penurunan kualitas berbisnis dan merugikan kepentingan konsumen serta masyarakat luas,
seperti tindakan monopoli, penipuan, kerusakan lingkungan dan sebagainya. Perilaku
pebisnis dunia semakin mengkhawatirkan keselamatan dan kelestarian lingkungan.
Keresahan masyarakat terhadap penurunan kualitas kehidupan manusia semakin besar.
Beberapa keadaan mendorong perubahan sistem bisnis antara lain: Tata cara bisnis dari
bertani berubah cepat menjadi industri menggunaka mekanis dalam produksinya, sehingga
mempercepat produksi dan mempercepat perubahan konstelasi alam sekitar. Percepatan
pembentukan masyarakat pedesaan menjadi masyarakat industri. Industri ters ebut bisa
digunakan untuk tujuan baik maupun buruk atau lebih cepat memusnahkan lingkungan
tergantung pada siapa pemakainya.
Namun diyakini bahwa para ilmuwan pencipta peralatan industry tersebut bercita
cita luhur disaat mereka menciptakan peralatan industri modern tersebut. Terbentuknya
masyarakat industri, mengubah filsafat kehidupan kelompok masyarakatnya. Bentuk
bentuk filsafat ketradisionalan bisa saja bertahan bisa juga terhapus tergantung pada sikap
materialistis masyarakat yang terbentuk oleh kehadiran teknologi tinggi. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh pada tata cara perilaku masyarakat. Rumah
tangga, lembaga keagamaan dan pendidikan berperan memelihara perilaku masyarakat
sesuai norma etika dan bila perlu memberikan hukuman kepada pelanggarnya. Semakin
jauh pemakaian teknologi, maka perilaku masyarakat semakin berubah materialistis dan
praktis, sehingga nilai moralitas cenderung diabaikan .
D. Corporate Social Responsible (CSR)
Pengertian CSR Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi atau perusahaan adalah
memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya,
yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan
6. lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi,
sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan "pembangunan
berkelanjutan", yakni suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan
aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam
aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden, tetapi juga harus menimbang
dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka
pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang.
E. Risk management
Pengertian Manajemen Resiko Manajemen risiko adalah suatu pendekatan
terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman;
suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk
mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan
sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada
pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian
atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manaje men risiko tradisional terfokus pada risiko-
risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran,
kematian, serta tuntutan hukum.
Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola
dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan. Sasaran dari pelaksanaan
manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan
dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal
ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi,
manusia, organisasi dan politik.
Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia
bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi).
Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat
diklasifikasi menjadi :
1) Risiko Operasional
2) Risiko Hazard
3) Risiko Finansial
7. 4) Risiko Strategik
Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko
Terintegrasi Korporasi (Enterprise Risk Management). Manajemen Risiko dimulai dari
proses identifikasi risiko, penilaian risiko, mitigasi,monitoring dan evaluasi.
PT Djarum Tbk
PT Djarum adalah salah satu perusahaan rokok di Indonesia. Perusahaan ini mengolah dan menghasilkan jenis
rokok kretek dan cerutu. Ada tiga jenis rokok yang kita kenal selama ini. Rokok Cerutu (Terbuat dari daun tembakau
dan dibungkus dengan daun tembakau pula), rokok putih (Terbuat dari daun tembakau dan dibungkus dengan kertas
sigaret), dan rokok kretek (Terbuat dari tembakau ditambah daun cengkeh dan dibungkus dengan kertas sigaret).
PT Djarum adalah salah satu jenis perusahaan perseroan yang ada di Indonesia. Namun dahulu PT Djarum adalah
sebuah perusahaan perseorangan karna didirikan oleh seorang Oei Wie Gwan. PT. Djarum memiliki 5 nilai-nilai inti
dalam pengembangan perusahan. Nilai-nilai itu adalah .Fokus pada pelanggan, Profesionlisme, Organisasi yang terus
belajar, Satu Keluarga, Tanggung Jawab Sosial.
Budaya Kerja PT Djarum Tbk
Budaya kerja perusahaan ini bergerak dalam bidang penerimaan/penyaluran hasil tembakau para petani, dan turut
berperan dalam meningkatkanproduktivitas hasil tembakau. Peusahaan-perusahaan ini banyak membina petani
tembakau yang ada di Pulau Lombok. Berbagai upaya dilakukan oleh perusahaan ini untuk lebih meningkatkan hasil-
hasil tembakau baik secara kualitas maupun kuantitas, diantaranya melalui penyuluhan tentang cara pembibitan,
pemeliharaan, pemungutan hasil panen, pengolahan termasuk di dalamnya pengeringan dan pengepakan serta tidak
kalah pentingya dalam hal pemberian modal kepada petani. Selanjutnya dengan memperhatikan berbagai latar
belakang dan keterbatasan yang dimiliki oleh petani dalam melakukan usahanya di atas, maka hendaknya terus
dikembangkan hubungan kemitraan dalam bentuk keterkaitan usaha yang saling menunjang dan menguntungkan baik
dengan koperasi, swasta dan Badan Usaha Milik Negara, serta antara usaha besar, menengah dan kecil dalam rangka
memperkuat. struktur ekonomi nasional.
Senada dengan hal tersebut, menurut Sri Redjeki Hartono, dalam rangka meningkatkan kemampuan usaha yang
berskala kecil harus dibarengi dengan kebijakan berupa beberapa upaya secara sistematis antara lain yaitu :
1. Menyediakan perangkat peraturan yang sifatnya :
2. Mendorong terjadinya kerjasama/kemitraan
3. Menciptakan bentuk kerjasama/kemitraan.
4. Memberi kemudahan dalam rangka terciptanya kerjasama/kemitraan.
5. Membentuk wadah-wadah kerjasama/kemitraan secara formal antara departemen, jawatan dan instansi yang bersifat
teknis dengan pengusaha-pengusaha swasta (menengah dan kecil).
Kebijakan seperti tersebut di atas, merupakan wujud dari kehendak untuk melakukan keberpihakan kebijakan
komunikasi organisasi kepada usaha kecil dan menengah, tetapi tentu saja tanpa mengabaikan peranan usaha besar
dan Badan Usaha Milik Negara. Seperti kita ketahui bahwa kegiatan ekonomi di Indonesia secara simultan dilakukan
oleh Badan-Badan Usaha Milik Negara, Badan - Badan Usaha Swasta dan Koperasi yang merupakan pendukung
bangun ekonomi Indonesia.
Dari definisi kemitraan sebagaimana tersebut di atas, mengandung makna sebagai tanggung jawab moral
pengusaha menengah/besar untuk membimbing dan membina pengusaha kecil mitranya agar mampu
8. mengembangkan usahanya sehingga mampu menjadi mitra yang handal untuk menarik keuntungan dan kesejahteraan
bersama. Dalam pedoman pola hubungan kemitraan, mitra dapat bertindak sebagai Perusahaan inti atau Perusahaan
Pembina atau Perusahaan Pengelola atau Perusahaan Penghela, sedangkan Plasma di sini adalah Petani Tembakau. Di
dalam pelaksanaan kemitraan pola inti plasma, perlu lebih cermat diperhatikan pola hubungan kelembagaan antar
mitra sebab secara umum memang harus disadari bahwa dalam kemitraan bertemu dua kepentingan yang sama tetapi
dilatarbelakangi oleh kemampuan manajemen, kekurangpahaman dalam pengetahuan hukum, serta permodalan
memang sangat rentan untuk menjadi korban dari perusahaan inti yang jelas-jelas mempunyai latar belakang yang
lebih kuat.
9. Studi kasus
Penerapan Etika Bisnis Melalui Tanggung Jawab Sosial Pada PT Djarum
Trees for Life. Sebuah program yang merupakan bagian dari kegiatan CSR (Corporate Social
Responsibility) perusahaan rokok terkemuka tersebut sebagai bentuk dari tanggung jawab sosial
serta empati konstruktif perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan.
Yang menarik adalah, sejak tahun 1979, perusahaan ini telah mendedikasikan diri untuk
melestarikan lingkungan demi hidup yang berkualitas dengan program Djarum Bhakti
Lingkungan. Kota Kudus adalah langkah awal dari program ini. Ribuan jenis tanaman peneduh
ditanam. Selain itu, dibawah payung Djarum Bakti Lingkungan telah melakukan aksi pelestarian
lereng Gunung Muria dengan tanaman peneduh maupun pohon bernilai ekonomi, sehingga mampu
mempertahankan kawasan penting resapan air kota Kudus. Selain itu sejak tahun 2008 Djarum
BaktiLingkungan bekerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kanwil Jawa Tengah,
turut serta dalam program pelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo dengan
komitmen 700.000pohon.Luna Maya menanam pohon dalam rangka program Djarum Bakti
Lingkungan, Trees for Life, di Demak (18/4) Luna Maya melakukan penanaman pohon Trembesi
pada program Trees for Life Djarum Bakti Lingkungan di Demak (18/4),
Sebagaimana diungkap pada siaram persnya, Dalam rangka Hari Ulang Tahun PT. Djarum ke-
59, pada tanggal 18 April 2010 lalu, sebanyak 400 karyawanDjarum di Kudus bersama Luna
Maya, artis pemerhati lingkungan, menanam Pohon Trembesi sepanjang1,2 km di Demak, Jawa
Tengah. Kegiatan ini merupakan program lanjutan Djarum Trees For Life, dar i Corporate Social
Responsibility Bakti Lingkungan PT Djarum yang merencanakan 2.767 Pohon Trembesi
sepanjang jalan Turus Semarang-Kudus Jawa Tengah.Serius dan konsisten untuk melakukan
pelestarian lingkungan adalah semangat Djarum Trees For Lifeyang ingin ditularkan kepada
seluruh pihak dan masyarakat luas. Berawal dari penanaman PohonTrembesi bersama Gubernur
beserta Muspida Jawa Tengah, kemudian diikuti beberapa minggu lalupenanaman bersama artis
Nugie dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lingkungan “Saya melihat sepanjang jalan
Demak ini merupakan jalan yang sering dilewati oleh banyak kendaraan,mulai dari kendaraan
pribadi hingga truk. Oleh sebab itu, penanaman Pohon Trembesi sangat cocok ditanam di area ini
karena dapat menyerap banyak CO2 dan emisi karbon lainnya, sehingga kedepannyajalan ini bisa
10. menjadi jalan yang teduh dan hijau. Saya berharap Pohon Trembesi yang kami tanam saatini dapat
tumbuh maksimal dan tentunya dirawat oleh masyarakat luas. Mari tanam dan rawat
PohonTrembesi” ajak Luna.
Komitmen perusahaan juga tak berhenti pada kegiatan-kegiatan insidental tertentu belaka.
Bahkan, Bibit Pohon Trembesi yang digunakan dalam rangkaian program Penanaman 2.767 Pohon
Trembesi disepanjang turus jalan Semarang-Demak ini berasal dari Pusat Pembibitan Tanaman
(PPT) PT. Djarum. Saat ini PPT tengah melakukan budi daya pembibitan Pohon Trembesi yang
total berjumlah 300 ribuan.Rencananya, pembibitan tersebut untuk memenuhi program Djarum
Trees For Life” ujar Yunan Adityadari Pusat Pembibitan Tanaman PT Djarum. Untuk menjaga
kesinambungan kegiatannya, salah satu dukungan PT. Djarum adalah dengan mendirikan pusat
pembibitan aneka tanaman yang dikelola secara intensif. Diharapkan dengan upaya pembibitan
aneka tanaman ini, PT. Djarum dapat turut menjadi bagian dari usaha dalam mempertahankan dan
melestarikan tanaman-tanaman langka agar terjaga dari kepunahan. Hingga saat ini, PPT telah
memilikitotal sekitar 100 ribuan jenis bibit tanaman, termasuk di dalamnya tanaman langka seperti
Kepel, Sawit,Nogosari, buah Kawista dan Pohon Botol dari Afrika. “It is true that economic and
social objectives have long been seen as distinct and often competing. Butthis is a false
dichotomy…Companies do not function in isolation from the society around them. In fact,their
ability to compete depends heavily on the circumstances of locations where they operate.”,
Demikian ungkapan Michael E. Porter dan Mark R. Kramer dalam tulisannya di “The Competitive
Advantage of Corporate Phiilantropy”, pada Harvard Business Review, December 2002, halaman
5. Pernyataan diatas menemukan makna tersendiri bila dihubungkan dengan aktifitas yang
dilaksanakan PT Djarum Kudus lewat program Djarum Bakti Lingkungan, Trees for Life
ini. Implementasi atas konsep triple bottom line (profit,planet, people) dalam “mainstream” etika
bisnis yang digagas John Elkington, memperoleh bentuknya lewat kegiatan ini. Perusahaan
diharapkan tidak hanya mengejar profit belaka tetapi juga menunjukkan kepedulian besar bagi
lingkungan dan masyarakat sekitar tempat perusahaan bersangkutan beroperasi.
Dengan program CSR ini tidak hanya merupakan investasi jangka panjang yang berguna untuk
meminimalisasi risiko sosial, juga berfungsi sebagai sarana meningkatkan citra perusahaan di mata
publik. Intinya, CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan
keuntungan perusahaan secara finansial, melainkan pula untuk pembangunan sosial-ekonomi
kawasan secara holistik, melembaga dan berkelanjutan. Saya ikut menyatakan salut dan
11. mengacungkan jempol tinggi-tinggi bagi upaya-upaya konstruktif yang telah dilakukan sejumlah
korporasi besar, termasuk PT Djarum Kudus, melalui program CSR-nya yang sudah menunjukkan
komitmen dan kepedulian tinggi menjaga kelestarian lingkungan dengan kegiatan Trees For Life.
Ini sebentuk empati sosial nyata untuk menghindari nestapa kemanusiaan akibat kerusakan
lingkungan. Perusahaan kategori pertama laksana ulat, yang memiliki model bisnis rakus dan tidak
pedulipada lingkungan sekelilingnya. Kategori kedua adalah perusahaan yang mirip belalang,
modelbisnis yang juga eksploitatif dan degeneratif. Kategori kedua ini mungkin saja sudah mulai
mempraktikan CSR. Tetapi, CSR tidak dilakukan dengan sepenuh hati. CSR di perusahaan ini
hanyalah ”Celana Dalam” untuk menutupi ”aurat” perusahaan agar terhindar dari tekanan
masyarakat atau LSM. Perusahaan kupu-kupu adalah kategori ketiga. Korporasi seperti ini punya
komitmen kuat menjalankan CSR. Bagi perusahaan ini CSR adalah investasi, bukan basa-basi.
Kategori terakhir adalah korporasi lebah. Perusahaan seperti ini punya sifat regeneratif atau
menumbuhkan. Perusahaan ideal ini menerapkan etika bisnis dan menjalankan good CSR. Model
CSR yang dikembangkan oleh PT Djarum Kudus adalah jenis korporasi ideal yang dengan teguh
memegang konsistensi empati sosialnya lewat program Trees for Life dimana disaat yang sama
ikut memelihara kelanjutan program yang sudah dicanangkan tersebut dengan kegiatan pendukung
seperti menyiapkan bibit-bibit tanaman unggulan lewat Pusat Pembibitan Tanaman yang
dimilikinya.