Dokumen tersebut membahas tentang sistem ekonomi Islam khususnya proses produksi. Terdapat beberapa bab yang membahas tentang tujuan dan prinsip produksi menurut Islam, faktor-faktor produksi, tujuan dan motif produksi, prinsip-prinsip produksi, nilai-nilai Islam dalam berproduksi, dan etika produksi. Dokumen ini menjelaskan bahwa produksi menurut Islam bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia secara adil dan bermanfaat bag
3. Created By : VI C ( Sore )
DEBI LIANA LESTARI
SRI ASIH
PIPIT AGUSTIANI
RISMA PERMATA
4. BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Penulisan Makalah
1.3. Perumusan Masalah
1.4. Metode Pengumpulan Data
Teori Produksi 1.doc
5. B. Pentingnya Produksi
Tujuan utama Allah menciptakan
bumi ialah untuk diberikan kepada
manusia agar dapat
mempergunakan sumber-sumber
yang ada di bumi untuk memperoleh
rizki. Tersedianya a rizki berkaitan
erat dengan usaha manusia.
Usaha yang keras akan
menghasilkan sesuatu yang
optimal, ganjaran dan kemurahan
dan keberhasilan yang tidak ada
batasnya.
Teori Produksi 1.doc
7. D. Tujuan dan Motif Produksi
1) Tujuan Produksi
Tujuan dari kegiatan produksi mencapai dua hal pokok pada tingkat pribadi muslim
dan umat Islam adalah :
Teori Produksi 1.doc
9. E. Prinsip-prinsip Produksi dalam Islam
Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah Saw memberikan arahan mengenai prinsip-
prinsip produksi,yaitu sebagai berikut: Teori Produksi 1.doc
10. Adapun kaidah-kaidah dalam berproduksi antara lain adalah:
1.Memproduksikan barang dan jasa yang halal pada setiap tahapan produksi.
2.Mencegah kerusakan di muka bumi, termasuk membatasi polusi, memelihara keserasian, dan
ketersediaan sumber daya alam.
3.Produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat serta mencapai
kemakmuran. Kebutuhan yang harus dipenuhi harus berdasarkan prioritas yang ditetapkan
agama, yakni terkait dengan kebutuhan untuk tegaknya akidah/agama, terpeliharanya nyawa, akal
dan keturunan/kehormatan, serta untuk kemakmuran material.
4.Produksi dalam islam tidak dapat dipisahkan dari tujuan kemanirian umat. Untuk itu hendaknya
umat memiliki berbagai kemampuan, keahlian dan prasarana yang memungkinkan terpenuhinya
kebutuhan spiritual dan material. Juga terpenuhinya kebutuhan pengembangan peradaban, di
mana dalam kaitan tersebut para ahli fiqh memandang bahwa pengembangan di bidang ilmu,
industri, perdagangan, keuangan merupakan fardhu kifayah, yang dengannya manusia biasa
melaksanakan urusan agama dan dunianya.
5.Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia baik kualitas spiritual maupun mental dan fisik.
Kualitas spiritual terkait dengan kesadaran rohaniahnya, kualitas mental terkait dengan etos kerja,
intelektual, kreatifitasnya, serta fisik mencakup kekuatan fisik,kesehatan, efisiensi, dan
sebagainya. Menurut Islam, kualitas rohiah individu mewarnai kekuatan-kekuatan lainnya,
sehingga membina kekuatan rohaniah menjadi unsur penting dalam produksi Islami.
11. F. Produksi Dalam Pandangan Islam
Pada prinsipnya Islam lebih menekankan berproduksi demi
untuk memenuhi kebutuhan orang banyak, bukan hanya
sekedar memenuhi segelintir orang yang memiliki uang,
sehingga memiliki daya beli yang lebih baik. Karena itu bagi
Islam., produksi yang surplus dan berkembang baik secara
kuantitatif maupun kualitatif, tidak dengan sendirinya
mengindikasikan kesejahteraan bagi masyarakat. Apalah
artinya produk yang menggunung jika hanya bisa
didistribusikan untuk segelintir orang yang memiliki uang
banyak.
12. G. Nilai-nilai Islam dalam berproduksi
Nilai-nilai islam yng relevan dengan produksi dikembangkan dari tiga nilai utama
dalm ekonomi islam, yaitu: khilafah, adil, dan takaful.secara lebih rinci nilai-nilai
islam dalam produksi meliputi:
1. Berwawasan jangka panjang, yaitu berorientasi kepada tujuan akhirat;
2. Menepati janji dan kontrak, baik dalam lingkup internal atau eksternal;
3. Memenuhi takran, ketepatan, kelugasan dan kebenaran;
4. Berpegang teguh pada kedisiplinan dan dinamis;
5. Memuliakan prestasi/produktifitas;
6. Mendorong ukhuwah antarsesama pelaku ekonomi;
7. Menghormati hak milik individu;
8. Mengikuti syarta sah dan rukun akad/transaksi;
9. Adil dalam bertransaksi;
10. Memiliki wawasan social;
11. Pembayaran upah tepat waktu dan layak;
12. Menghindari jenis dan proses produksi yang diharamkan dalm islam.
13. H. Prilaku Produsen Muslim Vs Non Muslim
Norma dan etika seorang produsen muslim adalah:
1. Norma Produsen Muslim
Menghindari sifat tamak dan rakus
Tidak melampaui batas serta tidak berbuat zhalim
Harus memperhatikan apakah produk itu memberikan manfaat atau tidak, baik ataukah buruk, sesuai
dengan nilai dan akhlak ataukah tidak, sesuai dengan norma dan etika ataukah tidak.
Seorang muslim harus memproduksi yang halal dan tidak merugikan diri sendiri maupun masyarakat
banyak, tetap dalam norma dan etika serta akhlak yang mulia.
2. Etika Produsen Muslim
Memperhatikan halal dan haram.
Tidak mementingkan keuntungan semata.
diharamkan memproduksi segala sesuatu yang merusak akidah dan akhlak serta segala sesuatu yang
menghilangkan identitas umat, merusak nilai-nilai agama, menyibukkan pada hal-hal yang sia-sia dan
menjauhkan kebenaran, mendekatkan kepada kebatilan, mendekatkan dunia dan menjauhkan akhirat,
merusak kesejahteraan individu dan kesejahteraan umum.
15. J. Etika Produksi
Etika sebagai praktis berarti : nilai-nilai
dan norma-norma moral sejauh
dipraktikan atau justru tidak dipraktikan,
walaupun seharusnya dipraktikkan.
Beekun dalam bukunya yang berjudul
Islamic Bussines Ethics menyebutkan
paling tidak ada sejumlah parameter
kunci system etika Islam yang dapat
dirangkum sbb:
16. a) Berbagai tindakan ataupun keputusan disebut etis bergantung pada niat
individu yang melakukannya. Allah Maha Kuasa an mengetahui apapun niat
kita sepenuhnya secara sempurna.
b) Niat baik yang diikuti tindakan yang baik akan dihitung sebagai ibadah. Niat
yang halal tidak dapat mengubah tindakan yang haram menjadi halal.
c) Islam memberikan kebebasan kepada individu untuk percaya dan bertindak
berdasarkan apapun keinginannya, namun tidak dalam hal tanggungjawab
keadilan.
d) PercayakepadaAllah SWT memberi individu kebebasan sepenuhnya dari hal
apapun atau siapapun kecuali Allah.
e) Keputusan yang menguntungkan kelompok mamyoritas ataupun minoritas
secara langsung bersifat etis dalam dirinya.etis bukanlahpermainan mengenai
jumlah.
f) Islam mempergunakan pendekatan terbuka terhadap etika, bukan sebagai
system yang tertutup, dan berorientasi diri sendiri.Egoisme tidak mendapat
tempat dalam ajaran Islam.
g) Keputusan etis harus didasarkan pada pembacaan secara bersama-sama
antara Al-Qur’an danalam semesta.
h) Tidak seperti system etika yang diyakini banyak agama lain, Islam mendorong
umat manusia untuk melaksanakan tazkiyah melalui partisipasi aktif dalam
kehidupan ini. Dengan berprilaku secara etis di tengah godaan ujian dunia,
kaum Muslim harus mampu membuktikan ketaatannya kepada Allah SWT.