SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  31
Di susun oleh :
Wahyu Puspita Dewi, S. Farm., Apt
EMULSI adalah sediaan farmasi yang
  mengandung bahan obat cair atau
  larutan obat, terdispersi dalam cairan
  pembawa. Distabilkan dengan zat
  pengemulsi atau surfaktan yang cocok
(Farmakope Indonesia)
Fase terdispers diubah menjadi tetesan–
  tetesan kecil yang berukuran 0,1-100 mm
 Fase dispers = fase diskontinu
  zat cair yang terbagi-bagi menjadi
  butiran kecil kedalam zat cair yang lain
  maka sering disebut fase internal
 Fase kontinu
  zat cair dalam emulsi yang berfungsi
  sebagai bahan pendukung dari emulsi
  tersebut.sering disebut fase eksternal
 Emulgator
  Bagian dari emulsi yang berfungsi untuk
  menstabilkan emulsi
1. Emulsi Tipe O/W
    Emulsi yang terdiri dari butiran minyak
    yang tersebar ke dalam air
      air sebagai fase eksternal,minyak
    sebagai fase internal
2. Emulsi Tipe W/O
     Emulsi yang terdiri dari butiran air yang
    tersebar ke dalam minyak
      Minyak sebagai fase eksternal,air
    sebagai fase internal
a. Emulsi Vera (alam)
   Emulsi yang dibuat dari biji-bijian yang
   mengandung lemak dan protein dengan
   air
Contoh : Emulsi dari biji Amygdala dulcis,
   Amygdala amara, Lini Semen, Cucurbitae
   Semen
b. Emulsi Spuria (buatan)
   Emulsi yang terbentuk karena
   penambahan emulgator dari luar
Contoh : Emulsi dengan Gom Arab
Membuat sediaan obat yang larut dalam
  air maupun minyak dalam satu
  campuran
Emulsi berdasar penggunaannya :
- Emulsi untuk pemakaian dalam (per oral)
  biasanya Emulsi tipe O/W
- Emulsi untuk pemakaian luar
  Emulsi tipe O/W atau W/O
1. Teori Tegangan Permukaan (teori
   surface tension)
2. Teori Oriented Weight
3. Teori Interfasial Film (plastic film)
4. Teori Electric double Layer (Lapisan
   Listrik Rangkap)
 Daya Kohesi (tarik menarik molekul yang
  sejenis) setiap zat tidak selalu sama, sehingga
  pada permukaan suatu zat cair (bidang batas
  antara air dan udara) akan terjadi perbedaan
  tegangan         karena       tidak     adanya
  keseimbangan daya kohesi.
 Tegangan yang terjadi pada permukaan
  tersebut dinamakan tegangan permukaan
 Penambahan emulgator akan menurunkan
  /menghilangkan tegangan yang terjadi pada
  bidang batas antara kedua zat cair, dan
  menyebabkan mudah bercampurnya kedua
  zat tersebut
Setiap molekul emulgator dapat dibagi
  menjadi 2 kelompok :
- Kelompok hidrofilik
- Kelompok Lipofilik
Masing2 kelompok akan bergabung dengan
  zat cair yang disenanginya, dengan
  demikian seolah2 emulgator tersebut
  merupakan tali pengikat antara air dengan
  minyak
Anatara kedua kelompok tersebut akan
  membuat suatu keseimbangan dalam
  setiap jenis emulgator.
Angka yang menunjukkan perbandingan
  antara   kelompok   hidrofil  dengan
  kelompok lipofil.
Semakin besar harga HLB berarti semakin
  banyak kelompok yang suka pada air
  sehingga emulgator tersebut lebih
  mudah larut dalam air dan demikian
  pula sebaliknya.
Harga HLB       Kegunaan
  1–3       Anti Foaming Agent
  4 -6      Emulgator Tipe W/O
  7–9         Wetting Agent
  8 – 18    Emulgator Tipe O/ W
 13 – 15        Detergent
 15 - 18     Solubilizing Agent
 Emulgator akan diserap pada batas
  antara air dan minyak, sehingga
  terbentuk lapisan film yang akan
  membungkus partikel fase dispers.
 Dengan terbungkusnya partikel tersebut
  maka usaha antara partikel yang sejenis
  untuk      penggabungan        menjadi
  terhalang.    Sehingga   fase     dispers
  menjadi stabil
 Dapat membentuk lapisan film yang
  kuat tetapi lunak
 Jumlahnya cukup untuk menutup semua
  permukaan partikel fase dispers
 Dapat membentuk lapisan film dengan
  cepat dan dapat menutup semua
  permukaan partikel dengan segera
   Jika minyak terdispersi kedalam air, satu lapis air
    yang langsung berhubungan dengan permukaan
    minyak akan bermuatan sejenis, sedangkan lapisan
    berikutnya akan mempunyai             muatan   yang
    berlawanan dengan lapisan didepannya.
   Dengan demikian seolah-olah setiap partikel minyak
    dilindungi oleh dua benteng lapisan listrik yang
    berlawanan
   Benteng tersebut akan menolak setiap usaha dari
    partikel   minyak      yang     akan    mengadakan
    penggabungan menjadi satu molekul yang besar,
    karena susunan yang sama.
   Dengan demikian antara sesama partikel akan
    tolak-menolak, stabilitas emulsi akan bertambah
1. Terjadi ionisasi dari molekul pada
   permukaan partikel
2. Terjadi absorbsi ion oleh partikel dari
   cairan di sekitarnya
3. Terjadi gesekan partikel dengan cairan
   di sekitarnya
1. Emulgator alam
   a. Emulgator dari tumbuh-tumbuhan
      - Gom Arab, Tragacanth, Agar, Chondrus
   b. Emulgator berasal dari hewan
      - Kuning telur, adeps lanae
   c. Emulgator dari tanah mineral
      - Mg Al Silikat, Bentonit
2. Emulgator buatan
   - Sabun, tween 20, Span 20, Benzalkonium klorid
1. Dengan mortir dan stamfer
    emulsi skala kecil, mortir dengan permukaan kasar
2. Botol
    penggojokan yang terputus-putus
3. Dengan Mixer
    fase dispers dihaluskan oleh pisau mixer yang
    berputar dengan kecepatan tinggi , fase dispers
    berbentuk kecil
4. Dengan Homogenizer
    Fase dispers dilewatkan dalam celah sempit,
    sehingga partikel mempunyai ukuran yang sama
1. Metode gom kering

disebut pula metode continental dan metode 4;2;1.
    Emulsi dibuat dengan jumlah komposisi minyak
    dengan ½ jumlah volume air dan ¼ jumlah
    emulgator. Sehingga diperoleh perbandingan 4
    bagian minyak, 2 bagian air dan 1 bagian
    emulgator.
Pertama-tama gom didispersikan kedalam minyak, lalu
    ditambahkan air sebagian dan diaduk /digerus
    dengan cepat dan searah hingga terbentuk korpus
    emulsi. Setelah terbentuk korpus emulsi kemudian
    sisa air ditambahkan sedikit demi sedikit hingga
    habis sambil diaduk.
2. Metode gom basah

disebut pula sebagai metode Inggris, cocok
  untuk penyiapan emulsi dengan musilago
  atau melarutkan gum sebagai emulgator,
  dan menggunakan perbandingan 4;2;1
  sama seperti metode gom kering.
Metode ini dipilih jika emulgator yang
  digunakan harus dilarutkan/didispersikan
  terlebuh dahulu kedalam air misalnya
  metilselulosa. 1 bagian gom ditambahkan 2
  bagian air lalu diaduk, dan minyak
  ditambahkan sedikit demi sedikit sambil
  terus diaduk dengan cepat.
3. Metode botol
isebut pula metode Forbes. Metode ini
   digunakan untuk emulsi dari bahan-bahan
   menguap       dan    minyak-minyak      dengan
   kekentalan yang rendah.
Metode ini merrupakan variasi dari metode gom
   kering atau metode gom basah. Emulsi
   terutama dibuat dengan pengocokan kuat
   dan kemudian diencerkan dengan fase luar.
Dalam botol kering, emulgator yang digunakan
   ¼ dari jumlah minyak. Ditambahkan dua
   bagian air lalu dikocok kuat-kuat, suatu volume
   air yang sama banyak dengan minyak
   ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus
   dikocok, setelah emulsi utama terbentuk,
   dapat diencerkan dengan air sampai volume
   yang tepat.
   Pengenceran = Dilutiont Test
    Setiap emulsi dapat diencerkan dengan fase
    eksternalnya
   Pewarnaan = dye Solubility test
    zat warna akan tersebar rata kedalam emulsi
    apabila zat tersebut larut kedalam fase eksternal dari
    emulsi tersebut
   Creaming Test
    memisahkan emulsi karena fase internal dari emulsi
    tersebut melakukan pemisahan sehingga tidak
    tersebar kedalam emulsi
   Conductivity test
    Fase eksternal dari emulsi dapat dilalui aliran listrik.
    Elektroda dicelupkan, jika lampu indikator nyala
    berarti fase eksternalnya air.
1. Creaming
yaitu terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan,
    dimana yang satu mengandung fase
    dispers lebih banyak daripada lapisan
    yang lain. Creaming bersifat reversibel
    artinya bila dikocok perlahan-lahan akan
    terdispersi kembali.
2. Koalesen dan cracking (breaking)
yaitu pecahnya emulsi karena film yang
    meliputi partikel rusak dan butir minyak
    akan      koalesen      (menyatu).    Sifatnya
    irreversibel (tidak bisa diperbaiki).
Pada Pembuatan 100 mL emulsi tipe o/W
  diperlukan emulgator dengan harga HLB
  12. Sebagai emulgator dipakai
  campuran Span 20 (HLB 8,6) dan Tween
  20 (HLB 6,7) sebanyak 5 g. Berapa
  perbandingan antara Span 20 dengan
  tween 20 ?
R/ Tween 80 70% HLB 15
   Span 80 30% HLB 4,5

Berapa HLB Campuran dari R/ tersebut ?
Terima kasih

Contenu connexe

Tendances

Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Novi Fachrunnisa
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikam
Siti Zulaikhah
 

Tendances (20)

Sediaan Suspensi
Sediaan SuspensiSediaan Suspensi
Sediaan Suspensi
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
Pill
PillPill
Pill
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Presentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungPresentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsung
 
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIFORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
 
Emulsifikasi
EmulsifikasiEmulsifikasi
Emulsifikasi
 
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaLaporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
 
Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : Soxhletasi
 
GRANULASI BASAH
GRANULASI BASAHGRANULASI BASAH
GRANULASI BASAH
 
Rheologi
RheologiRheologi
Rheologi
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikam
 
Suppo
SuppoSuppo
Suppo
 

Similaire à Emulsi (7)

SESI 11-12 EMULSI.pptx
SESI 11-12 EMULSI.pptxSESI 11-12 EMULSI.pptx
SESI 11-12 EMULSI.pptx
diah72
 
Pembuatan Shampoo
Pembuatan ShampooPembuatan Shampoo
Pembuatan Shampoo
Nur Rasmi
 
Materi tentang emulsi atau emulsifikasi pada sediaan emulsi.ppt
Materi tentang emulsi atau emulsifikasi pada sediaan emulsi.pptMateri tentang emulsi atau emulsifikasi pada sediaan emulsi.ppt
Materi tentang emulsi atau emulsifikasi pada sediaan emulsi.ppt
AFRILION1
 
Plugin emulsifarmasi
Plugin emulsifarmasiPlugin emulsifarmasi
Plugin emulsifarmasi
dukuhwaru
 
BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.
BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.
BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.
2110070100058
 

Similaire à Emulsi (7) (20)

emulsi.pptx
emulsi.pptxemulsi.pptx
emulsi.pptx
 
Resume emulsi harsya
Resume emulsi harsyaResume emulsi harsya
Resume emulsi harsya
 
Ppt emulsi
Ppt emulsiPpt emulsi
Ppt emulsi
 
Emulsi Ayu try sartika 70100111016
Emulsi Ayu try sartika 70100111016Emulsi Ayu try sartika 70100111016
Emulsi Ayu try sartika 70100111016
 
SESI 11-12 EMULSI.pptx
SESI 11-12 EMULSI.pptxSESI 11-12 EMULSI.pptx
SESI 11-12 EMULSI.pptx
 
Pembentukan emulsi & suspensi
Pembentukan emulsi & suspensiPembentukan emulsi & suspensi
Pembentukan emulsi & suspensi
 
Lotion Pegagan
Lotion PegaganLotion Pegagan
Lotion Pegagan
 
Pembuatan Shampoo
Pembuatan ShampooPembuatan Shampoo
Pembuatan Shampoo
 
Materi tentang emulsi atau emulsifikasi pada sediaan emulsi.ppt
Materi tentang emulsi atau emulsifikasi pada sediaan emulsi.pptMateri tentang emulsi atau emulsifikasi pada sediaan emulsi.ppt
Materi tentang emulsi atau emulsifikasi pada sediaan emulsi.ppt
 
Plugin emulsifarmasi
Plugin emulsifarmasiPlugin emulsifarmasi
Plugin emulsifarmasi
 
Makalah emulsi
Makalah emulsiMakalah emulsi
Makalah emulsi
 
Kuliah Bab I.ppt
Kuliah Bab I.pptKuliah Bab I.ppt
Kuliah Bab I.ppt
 
bentuk sediaan farmasi liquid emulsi ppt
bentuk sediaan farmasi liquid emulsi pptbentuk sediaan farmasi liquid emulsi ppt
bentuk sediaan farmasi liquid emulsi ppt
 
E m u_l_s_i
E m u_l_s_iE m u_l_s_i
E m u_l_s_i
 
E M U L S I-Revised.PPT
E M U L S I-Revised.PPTE M U L S I-Revised.PPT
E M U L S I-Revised.PPT
 
kelompok Emulsi
kelompok Emulsikelompok Emulsi
kelompok Emulsi
 
SESI-13 LOTION.pptx
SESI-13 LOTION.pptxSESI-13 LOTION.pptx
SESI-13 LOTION.pptx
 
BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.
BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.
BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
5. Emulsifikasi
5. Emulsifikasi5. Emulsifikasi
5. Emulsifikasi
 

Plus de Yandi Novia (Debu Yandi)

Beasiswa s1 ahwal al syakhsyiyyah universitas muhammadiyah palangkaraya
Beasiswa s1 ahwal al syakhsyiyyah universitas muhammadiyah palangkarayaBeasiswa s1 ahwal al syakhsyiyyah universitas muhammadiyah palangkaraya
Beasiswa s1 ahwal al syakhsyiyyah universitas muhammadiyah palangkaraya
Yandi Novia (Debu Yandi)
 
Persyaratan beasiswa bidikmisi universitas muhammadiyah palangkaraya
Persyaratan beasiswa bidikmisi universitas muhammadiyah palangkarayaPersyaratan beasiswa bidikmisi universitas muhammadiyah palangkaraya
Persyaratan beasiswa bidikmisi universitas muhammadiyah palangkaraya
Yandi Novia (Debu Yandi)
 
Perubahan, kerusakan, dan toksin oleh aktifitas
Perubahan, kerusakan, dan toksin oleh aktifitasPerubahan, kerusakan, dan toksin oleh aktifitas
Perubahan, kerusakan, dan toksin oleh aktifitas
Yandi Novia (Debu Yandi)
 

Plus de Yandi Novia (Debu Yandi) (20)

Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI K...
Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI K...Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI K...
Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI K...
 
Beasiswa s1 ahwal al syakhsyiyyah universitas muhammadiyah palangkaraya
Beasiswa s1 ahwal al syakhsyiyyah universitas muhammadiyah palangkarayaBeasiswa s1 ahwal al syakhsyiyyah universitas muhammadiyah palangkaraya
Beasiswa s1 ahwal al syakhsyiyyah universitas muhammadiyah palangkaraya
 
Persyaratan beasiswa bidikmisi universitas muhammadiyah palangkaraya
Persyaratan beasiswa bidikmisi universitas muhammadiyah palangkarayaPersyaratan beasiswa bidikmisi universitas muhammadiyah palangkaraya
Persyaratan beasiswa bidikmisi universitas muhammadiyah palangkaraya
 
Generasi Berencana
Generasi BerencanaGenerasi Berencana
Generasi Berencana
 
Hiv dan aids
Hiv dan aidsHiv dan aids
Hiv dan aids
 
Makalah biologi, Farmasi.
Makalah biologi, Farmasi.Makalah biologi, Farmasi.
Makalah biologi, Farmasi.
 
Pedoman administrasi IMM
Pedoman administrasi IMMPedoman administrasi IMM
Pedoman administrasi IMM
 
Daulah fatimiah
Daulah fatimiahDaulah fatimiah
Daulah fatimiah
 
Tafsir maudhui pengantar
Tafsir maudhui pengantarTafsir maudhui pengantar
Tafsir maudhui pengantar
 
Peran mahasiswa dalam mencegah korupsi
Peran mahasiswa dalam mencegah korupsiPeran mahasiswa dalam mencegah korupsi
Peran mahasiswa dalam mencegah korupsi
 
Ppt resistensi mikroorganisme
Ppt resistensi mikroorganismePpt resistensi mikroorganisme
Ppt resistensi mikroorganisme
 
Perubahan, kerusakan, dan toksin oleh aktifitas
Perubahan, kerusakan, dan toksin oleh aktifitasPerubahan, kerusakan, dan toksin oleh aktifitas
Perubahan, kerusakan, dan toksin oleh aktifitas
 
Perhitungan ethanol (4)
Perhitungan ethanol (4)Perhitungan ethanol (4)
Perhitungan ethanol (4)
 
Penilaian stabilitas suspensi (3)
Penilaian stabilitas suspensi (3)Penilaian stabilitas suspensi (3)
Penilaian stabilitas suspensi (3)
 
Pengelolaan resep (6)
Pengelolaan resep (6)Pengelolaan resep (6)
Pengelolaan resep (6)
 
Pengelolaan obat di apotek (5)
Pengelolaan obat di apotek (5)Pengelolaan obat di apotek (5)
Pengelolaan obat di apotek (5)
 
Pendirian apotek (4)
Pendirian apotek (4)Pendirian apotek (4)
Pendirian apotek (4)
 
Obat (1)
Obat (1)Obat (1)
Obat (1)
 
Metode sampling kimia farmasi
Metode sampling kimia farmasiMetode sampling kimia farmasi
Metode sampling kimia farmasi
 
Kromatografi2
Kromatografi2Kromatografi2
Kromatografi2
 

Dernier

.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Dernier (20)

.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 

Emulsi (7)

  • 1. Di susun oleh : Wahyu Puspita Dewi, S. Farm., Apt
  • 2. EMULSI adalah sediaan farmasi yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa. Distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok (Farmakope Indonesia) Fase terdispers diubah menjadi tetesan– tetesan kecil yang berukuran 0,1-100 mm
  • 3.
  • 4.  Fase dispers = fase diskontinu zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair yang lain maka sering disebut fase internal  Fase kontinu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan pendukung dari emulsi tersebut.sering disebut fase eksternal  Emulgator Bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi
  • 5. 1. Emulsi Tipe O/W Emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar ke dalam air air sebagai fase eksternal,minyak sebagai fase internal 2. Emulsi Tipe W/O Emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar ke dalam minyak Minyak sebagai fase eksternal,air sebagai fase internal
  • 6.
  • 7.
  • 8. a. Emulsi Vera (alam) Emulsi yang dibuat dari biji-bijian yang mengandung lemak dan protein dengan air Contoh : Emulsi dari biji Amygdala dulcis, Amygdala amara, Lini Semen, Cucurbitae Semen b. Emulsi Spuria (buatan) Emulsi yang terbentuk karena penambahan emulgator dari luar Contoh : Emulsi dengan Gom Arab
  • 9. Membuat sediaan obat yang larut dalam air maupun minyak dalam satu campuran Emulsi berdasar penggunaannya : - Emulsi untuk pemakaian dalam (per oral) biasanya Emulsi tipe O/W - Emulsi untuk pemakaian luar Emulsi tipe O/W atau W/O
  • 10. 1. Teori Tegangan Permukaan (teori surface tension) 2. Teori Oriented Weight 3. Teori Interfasial Film (plastic film) 4. Teori Electric double Layer (Lapisan Listrik Rangkap)
  • 11.  Daya Kohesi (tarik menarik molekul yang sejenis) setiap zat tidak selalu sama, sehingga pada permukaan suatu zat cair (bidang batas antara air dan udara) akan terjadi perbedaan tegangan karena tidak adanya keseimbangan daya kohesi.  Tegangan yang terjadi pada permukaan tersebut dinamakan tegangan permukaan  Penambahan emulgator akan menurunkan /menghilangkan tegangan yang terjadi pada bidang batas antara kedua zat cair, dan menyebabkan mudah bercampurnya kedua zat tersebut
  • 12. Setiap molekul emulgator dapat dibagi menjadi 2 kelompok : - Kelompok hidrofilik - Kelompok Lipofilik Masing2 kelompok akan bergabung dengan zat cair yang disenanginya, dengan demikian seolah2 emulgator tersebut merupakan tali pengikat antara air dengan minyak Anatara kedua kelompok tersebut akan membuat suatu keseimbangan dalam setiap jenis emulgator.
  • 13. Angka yang menunjukkan perbandingan antara kelompok hidrofil dengan kelompok lipofil. Semakin besar harga HLB berarti semakin banyak kelompok yang suka pada air sehingga emulgator tersebut lebih mudah larut dalam air dan demikian pula sebaliknya.
  • 14. Harga HLB Kegunaan 1–3 Anti Foaming Agent 4 -6 Emulgator Tipe W/O 7–9 Wetting Agent 8 – 18 Emulgator Tipe O/ W 13 – 15 Detergent 15 - 18 Solubilizing Agent
  • 15.  Emulgator akan diserap pada batas antara air dan minyak, sehingga terbentuk lapisan film yang akan membungkus partikel fase dispers.  Dengan terbungkusnya partikel tersebut maka usaha antara partikel yang sejenis untuk penggabungan menjadi terhalang. Sehingga fase dispers menjadi stabil
  • 16.  Dapat membentuk lapisan film yang kuat tetapi lunak  Jumlahnya cukup untuk menutup semua permukaan partikel fase dispers  Dapat membentuk lapisan film dengan cepat dan dapat menutup semua permukaan partikel dengan segera
  • 17. Jika minyak terdispersi kedalam air, satu lapis air yang langsung berhubungan dengan permukaan minyak akan bermuatan sejenis, sedangkan lapisan berikutnya akan mempunyai muatan yang berlawanan dengan lapisan didepannya.  Dengan demikian seolah-olah setiap partikel minyak dilindungi oleh dua benteng lapisan listrik yang berlawanan  Benteng tersebut akan menolak setiap usaha dari partikel minyak yang akan mengadakan penggabungan menjadi satu molekul yang besar, karena susunan yang sama.  Dengan demikian antara sesama partikel akan tolak-menolak, stabilitas emulsi akan bertambah
  • 18. 1. Terjadi ionisasi dari molekul pada permukaan partikel 2. Terjadi absorbsi ion oleh partikel dari cairan di sekitarnya 3. Terjadi gesekan partikel dengan cairan di sekitarnya
  • 19. 1. Emulgator alam a. Emulgator dari tumbuh-tumbuhan - Gom Arab, Tragacanth, Agar, Chondrus b. Emulgator berasal dari hewan - Kuning telur, adeps lanae c. Emulgator dari tanah mineral - Mg Al Silikat, Bentonit 2. Emulgator buatan - Sabun, tween 20, Span 20, Benzalkonium klorid
  • 20.
  • 21. 1. Dengan mortir dan stamfer emulsi skala kecil, mortir dengan permukaan kasar 2. Botol penggojokan yang terputus-putus 3. Dengan Mixer fase dispers dihaluskan oleh pisau mixer yang berputar dengan kecepatan tinggi , fase dispers berbentuk kecil 4. Dengan Homogenizer Fase dispers dilewatkan dalam celah sempit, sehingga partikel mempunyai ukuran yang sama
  • 22. 1. Metode gom kering disebut pula metode continental dan metode 4;2;1. Emulsi dibuat dengan jumlah komposisi minyak dengan ½ jumlah volume air dan ¼ jumlah emulgator. Sehingga diperoleh perbandingan 4 bagian minyak, 2 bagian air dan 1 bagian emulgator. Pertama-tama gom didispersikan kedalam minyak, lalu ditambahkan air sebagian dan diaduk /digerus dengan cepat dan searah hingga terbentuk korpus emulsi. Setelah terbentuk korpus emulsi kemudian sisa air ditambahkan sedikit demi sedikit hingga habis sambil diaduk.
  • 23.
  • 24. 2. Metode gom basah disebut pula sebagai metode Inggris, cocok untuk penyiapan emulsi dengan musilago atau melarutkan gum sebagai emulgator, dan menggunakan perbandingan 4;2;1 sama seperti metode gom kering. Metode ini dipilih jika emulgator yang digunakan harus dilarutkan/didispersikan terlebuh dahulu kedalam air misalnya metilselulosa. 1 bagian gom ditambahkan 2 bagian air lalu diaduk, dan minyak ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk dengan cepat.
  • 25. 3. Metode botol isebut pula metode Forbes. Metode ini digunakan untuk emulsi dari bahan-bahan menguap dan minyak-minyak dengan kekentalan yang rendah. Metode ini merrupakan variasi dari metode gom kering atau metode gom basah. Emulsi terutama dibuat dengan pengocokan kuat dan kemudian diencerkan dengan fase luar. Dalam botol kering, emulgator yang digunakan ¼ dari jumlah minyak. Ditambahkan dua bagian air lalu dikocok kuat-kuat, suatu volume air yang sama banyak dengan minyak ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus dikocok, setelah emulsi utama terbentuk, dapat diencerkan dengan air sampai volume yang tepat.
  • 26. Pengenceran = Dilutiont Test Setiap emulsi dapat diencerkan dengan fase eksternalnya  Pewarnaan = dye Solubility test zat warna akan tersebar rata kedalam emulsi apabila zat tersebut larut kedalam fase eksternal dari emulsi tersebut  Creaming Test memisahkan emulsi karena fase internal dari emulsi tersebut melakukan pemisahan sehingga tidak tersebar kedalam emulsi  Conductivity test Fase eksternal dari emulsi dapat dilalui aliran listrik. Elektroda dicelupkan, jika lampu indikator nyala berarti fase eksternalnya air.
  • 27. 1. Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, dimana yang satu mengandung fase dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain. Creaming bersifat reversibel artinya bila dikocok perlahan-lahan akan terdispersi kembali. 2. Koalesen dan cracking (breaking) yaitu pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butir minyak akan koalesen (menyatu). Sifatnya irreversibel (tidak bisa diperbaiki).
  • 28. Pada Pembuatan 100 mL emulsi tipe o/W diperlukan emulgator dengan harga HLB 12. Sebagai emulgator dipakai campuran Span 20 (HLB 8,6) dan Tween 20 (HLB 6,7) sebanyak 5 g. Berapa perbandingan antara Span 20 dengan tween 20 ?
  • 29. R/ Tween 80 70% HLB 15 Span 80 30% HLB 4,5 Berapa HLB Campuran dari R/ tersebut ?
  • 30.