Logframe merupakan pendekatan perencanaan program yang disusun secara logis dengan tujuan, strategi, indikator, dan asumsi. Logframe digunakan untuk perencanaan, monitoring, dan evaluasi proyek. Penyusunan logframe melibatkan analisis stakeholder, masalah, tujuan, dan strategi untuk membangun matriks logframe yang merangkum tujuan, output, outcome, dan asumsi proyek.
1. MENGENAL LOGICAL FRAMEWORK
Hampir semua proyek yang didanai oleh lembaga funding membutuhkan logical framework
(logframe) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proposal proyek. Logframe merupakan suatu
pendekatan perencanaan program yang disusun secara logis dengan menggunakan indikator yang jelas.
Selain itu, logframe juga digunakan sebagaimanagement tools untuk perencanaan, penilaian, monitoring
dan evaluasi.
Penyusunan logframe membutuhkan beberapa kegiatan analisis, seperti analisis
stakeholder, analisis problem, analisis tujuan, dan analisis strategis.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka dibangunlah matriks logframe yang merupakan rangkuman dari
tujuan program, strategi mencapai tujuan, asumsi yang digunakan dan bagaimana output dan outcome
dimonitor. Langkah-langkah penyusunan logframe adalah sebagai berikut:
Analisis Stkaholders
2. Analisis stakeholder perlu dilakukan mengingat semua program dipengaruhi oleh stakeholder yang
memiliki beragam kepentingan, potensial, kekurangan, dan karakteristik lainnya. Mereka memiliki peran
yang sangat penting dalam proses perencanaan dan implementasi program. Banyak pengalaman program
yang gagal karena tidak mempertimbangkan kelompok stakeholder yang berpengaruh di masyarakat.
Karena itu, amatlah penting untuk melakukan analisis terhadap stakeholder sebagai bagian dalam proses
perencanaan.
Analisis stakeholder dalam konteks logframe mencakup analisis masalah, kekuatiran, kepentingan,
harapan, keterbatasan, dan potesi dari kelompok penting, organisasi, pelaksana program, program lain,
dan para individu. Karena itu Analisis stakeholder mengidentifikasi karakteristik stakeholder, target group
penerima manfaat, dan menentukan program apa saja yang akan diselesaikan melalui program intervensi.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memahami stakeholder yang paling terkena dampak dari problem
yang sedang dihadapi dan memahami peran dan kepentingan berbagai stakeholder dalam menyelesaikan
problem. Pertanyaan kunci dari analisis stakeholder adalah ‘problem siapakah ini?’ dan jika intervensi
program dilakukan pertanyaannya adalah ‘siapa yang diuntungkan?’. Berdasarkan analisis stakeholder ini,
maka dapat dibedakan antara target group dan group stakeholder lainnya.
Analisis problem
Analisis problem dilakukan untuk mengidentifikasi problem kunci, tantangan dan kesempatan,
serta hubungan sebab-akibat. Analisis problem ini sangat penting mengingat pengembangan program
umumnya dalam rangka mengatasi masalah pembangunan.
Karena itu analisis problem mencoba
mencari ‘akar masalah’ bukan sekedar gejala, sehingga desain program yang dibangun dapat
menyelesaikan masalah. Salah satu alat yang sering digunakan dalam analisis ini adalah ‘pohon problem’
yang terdiri dari 5 tahapan, yaitu: identifikasi daftar masalah utama, identifikasi inti masalah, identifikasi
hubungan sebab-akibat, melakukan pengecekan logika, dan menyusun diagram pohon problem. Gambar
berikut adalah contoh sederhana diagram pohon problem
Analisis tujuan
Analisis tujuan dilakukan untuk mengembangkan tujuan program berdasarkan problem yang
sudah diidentifikasi serta menentukan cara untuk menyelesaikan problem tersebut. Alat yang sering
digunakan untuk analisis tujuan adalah ‘pohon tujuan’ yang strukturnya sama persis dengan ‘pohon
masalah’, tinggal mengubah pernyataan problem (negatif) di pohon problem menjadi pernyataan tujuan
(positif) di pohon tujuan. Contoh struktur pohon tujuan berdasarkan diagram pohon masalah sebelumnya
adalah sebagai berikut:
Analisis strategi
Analisis strategi adalah tahapan identifikasi pilihan-pilihan strategi untuk mencapai tujuan
program. Dari pilihan yang ada kemudian ditentukan strategi yang paling tepat berdasarkan tujuan utama
pengembangan program. Pilihan strategi mesti mempertimbangkan resiko yang mungkin muncul serta
membangun kriteria seperti target group penerima manfaat, keberlanjutan manfaat, kemampuan
memelihara aset setelah program selesai, jumlah biaya yang dibutuhkan, kelayakan teknis, kontribusi
terhadap penguatan institusi, dampak terhadap lingkungan, dan kesesuaian dengan prioritas program
pemerintah. Contoh diagram analisis strategi adalah sebagai berikut:
Matriks Logframe
Matriks logframe merupakan hasil dari analisis logframe diatas yang menyajikan ringkasan apa
yang menjadi tujuan program dan bagaimana melakukannya, apa yang menjadi asumsi dasar, dan
3. bagaimana output dan outcome dimonitor dan dievaluasi. Struktur matriks logframe terdiri dari hirarki
tujuan (goal, purpose, outcome), kegiatan, indikator pengukuran, metode verifikasi, dan asumsi. Tabel
berikut adalah contoh struktur matriks logframe:
Project Description
Indicator
Means
of
Verification
(MOVs)
Goal/Impact/ultimate
obkective
Indicator
MOVs
Assumption
Purpose/outcome/immediate
objective
Indicator
MOVs
Assumption
Component
objective/Intermediate
result
Indicator
MOVs
Assumption
Outputs
Indicator
MOVs
Assumption
Activities (optional)
Milestones specified in activitiy
schedules
and
scope
of
services. Works plan and
managament
reports
on
physical and financial progress
Assumption
Umumnya matriks logframe tidak mencantumkan keseluruhan daftar kegiatan, melainkan hanya kegiatan
utama saja. Hal ini dimaksudkan agar matriks logframe hanya berisi ringkasan apa yang menjadi tujuan
proyek ketimbang menggambarkan terlalu banyak detail tentang bagaimana mencapai tujuan tersebut.
Deskripsi kegiatan lebih baik ditempatkan pada dokumen yang berbeda.
Beberapa matriks logframe lebih memilih menggunakan resiko daripada asumsi. Perbedaan antara
keduanya adalah resiko menggunakan pernyataan negatif tentang apa yang mungkin bisa terjadi dan
menghalangi pencapaian tujuan, sementara asumsi menggunakan pernyataan positif tentang kondisi yang
dibutuhkan untuk menjamin kegiatan berjalan sesuai rencana. Pemilihan penggunaan asumsi atau resiko
tidak jadi masalah sebab keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menilai faktor eksternal diluar
kontrol pengelola proyek yang bisa mempengaruhi proyek, seperti kenaikan harga, perubahan cuaca,
perubahan kebijakan pemerintah, dsb.
Konstruksi matriks logframe memerlukan logika sebab-akibat yang merupakan rasionalisasi dari setiap
hirarki tujuan, seperti gambaran berikt ini:
-
Jika input disediakan, maka rencana kerka akan dilaksanakan
-
Jika rencana kerja dilaksanakan, maka output akan dihasilkan.
-
Jika output dihasilkan, maka component objective akan tercapai
-
Jika component objective tercapai, maka purpose akan tertopang
4. -
Jika purpose tertopang, maka akan berkontribusi pada ultimate goal
Prinsip dasar dari logika tersebut adalah pencapaian tujuan di hirarki yang lebih rendah mendukung
pencapaian hirarki yang lebih tinggi yang pada gilirannya berdampak pada capaian hirarki tujuan yang
paling tinggi (goal). Kesalahan umum dalam membangun hirarki tujuan adalah menggunakan logika
kategori seperti contoh berikut:
Kesalahan lain yang juga sering muncul dalam membangun hirarki tujuan dari sebuah matriks logframe
adalah menggunakan logika definisi seperti contoh berikut:
Membangun hirarki tujuan dalam matriks logframe yang baik tidak hanya bersandarkan pada logika sebabakibat tapi juga berdasarkan hasil kajian, teori dasar menurut sektor teknis, dan keahlian pengelola proyek
yang berpengalaman.
Setiap lembaga funding memiliki terminologi yang berbeda terhadap level atau hirarki tujuan, karena itu
penyusunan logframe sebaiknya menggunakan terminologi yang digunakan oleh lembaga funding yang
bersangkutan. Beberapa terminologi dasar yang perlu dipahami adalah sebagai berikut:
Goal/Impact/ultimate obkective
Merupakan tujuan akhir dari pelaksanaan proyek yang
pencapaiannya tergantung pada interaksi antara kondisi eksternal dan purpose dari proyek itu sendiri.
Pengelola proyek tidak, atau hanya sedikit, memiliki kontrol terhadap dampak akhir dari proyek. Beberapa
contoh goal: peningkatan pendapatan, menurunnya tingkat kematian anak, terhentinya degradasi
lingkungan, status nutrisi yang lebih baik.
Purpose/outcome/immediate objective
Apa yang diharapkan dari proyek sebagai akibat dari output
yang dihasilkan. Purpose adalah motivasi dibelakang output proyek yang sering dipersamakan dengan
status akhir proyek. Sama seperti goal, pengelola proyek juga tidak memiliki kontrol terhadap purpose.
Beberapa contoh purpose: meningkatnya produktifitas pertanian, meningkatnya total produksi, kawasan
yang direhabilitasi.
Output
Produk atau servis yang dihasilkan melalui serangkaian
kegiatan dengan menggunakan input proyek. Pengelola proyek memiliki kontrol langsung terhadap output
(selain input dan kegiatan). Beberapa contoh output: rancangan sistem irigasi skala kecil, training,
konstruksi, pemasaran.
Berikut ini adalah contoh matriks logframe
Referensi:
AusAID, 2005. The logical framework approach
EPU, 2010. Handbook for logical framework analysis
USAID, 2010. Building a result framework