SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  5
ANALISIS KUALITATIF ZAT ORGANIK
ANALISIS UNSUR DAN GUGUS FUNGSIONAL
Oleh
L.G. Dwi Karyani
Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, UNDIKSHA
Jalan Udayana Singaraja, Bali
Email: dwikaryani30@yahoo.com
Abstract
The aim of this study was to defined the name and structure of organic compounds contained in
the sample unknown by determining the physical properties that determine the melting point and to detect
functional groups that detects unsaturation, aliphatic / aromatic, hydroxy alcohol compounds, clusters
phenolics, aldehyde group , ketone group, carboxyl group, ester, ether and nitro groups. The object of this
study is a white solid samples of organic compounds is unknown. This research method is a method of
qualitative analysis. Results from the study showed that the organic compounds contained in the sample is
benzaldehyde which have aldehyde group and the boiling point of 178oC. These results were obtained by
comparing the melting point and test results from the functional group experiments with physical properties
of benzaldehyde.
Keywords : benzaldehyde, organic compounds, qualitative analysis
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan nama dan struktur dari senyawa organik yang
terkandung dalam sampel unknown dengan cara menentukan sifat fisika yaitu menentukan titik leleh serta
dengan mendeteksi gugus fungsional yaitu mendeteksi ketidakjenuhan, alifatis/aromatis, gugus hidroksi
senyawa alkohol, gugus fenolat, gugus aldehida, gugus keton, gugus karboksil, ester, eter dan gugus nitro.
Objek penelitian ini adalah sampel padat berwarna putih dari senyawa organik yang tidak diketahui. Metode
penelitian ini adalah metode analisis kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa senyawa organik
yang terkandung dalam sampel adalah benzaldehida yang memiliki gugus aldehid dan dengan titik didih
1780C. Hasil ini diperoleh dengan membandingkan titik leleh dan hasil uji gugus fungsional dari eksperimen
dengan sifat fisika dari benzaldehida.
Kata kunci: , analisis kualitatif, benzaldehida, senyawa organik
PENDAHULUAN
Senyawa organik adalah senyawa
dengan penyusun utamanya adalah unsur karbon.
Senyawa organik dapat diidentifikasi dengan cara
analisis kualitatif. Analisis kualitatif sangat
banyak kegunaannya untuk mengidentifikasi zat
yang belum diketahui. Lebih dari 3 juta zat
organik yang telah diidentifikasi, sebagian besar
dari zat tersebut dapat dikelompokkan
berdasarkan gugus fungsi yang dimilikinya.
Hal ini dimungkinkan karena sifat fisika
dan sifat kimia zat terutama ditentukan oleh
gugus fungsiyang ada pada zat tersebut (Frieda &
Suja, 2004). Analisis kualitatif ini dapat
dilakukan dengan cara penentuan sifat fisika.
Terdapat 7 identifikasi gugus fungsional yang
dapat dilakukan. Yang pertama adalah
mendeteksi ketidak jenuhan yang dapat dilakukan
dengan dua cara, yakni tes Baeyer dan tes
Bromin. Tes Baeyer menggunakan larutan
KMnO4 alkalis. Larutan KMnO4 mengoksidasi
alkena menjadi diol visinal pada temperatur
kamar. Jika sampel mengandung ikatan rangkap
maka warna ungu dari larutan KMnO4 memudar
menjadi coklat. Hal ini dikarenakan ion MnO4
-
mengalami reduksi menjadi MnO2 sehingga
warna KMnO4 memudar. Walaupun reaksi ini
mudah terdeteksi, namun reaksi ini kurang
selektif karena KMnO4 dapat mengoksidasi gugus
fungsional lain seperti alkohol, aldehid dan
fenolat dimana semuanya memberikan perubahan
warna KMnO4 yang sama seperti perubahan
warna ketika KMnO4 dan alkena direaksikan
(Allen, dkk, 2004). Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :
H2C=CH2(aq) + MnO4
-
(aq, ungu)→ HO-HC-CH-
OH(aq) + MnO2(s,coklat)
Tes bromin dilakukan dengan melarutkan sedikit
zat yang diuji dalam alkohol dan ditambahkan
larutan 5% Br2 dalam CCl4. Apabila sampel
mengandung ikatan rangkap karbon-karbon,
maka warna merah bata dari brom akan hilang
(Fessenden & Fessenden, 1982). Adapun
persamaan reaksinya yaitu :
Etena(aq, tidak berwarna) + Br2(aq, merah bata) 
Br-CH2-CH2-Br(aq, tidak berwarna)
Tes bromin tidak selalu dapat mengidentifikasi
adanya ikatan rangkap pada suatu senyawa, tetapi
hanya reaktif terhadap nukleofil.
Deteksi alifatis/aromatis apat dilakukan
dengan tes asap. Senyawa organik yang
mengandung cincin benzena dikenal dengan
senyawa aromatik. Senyawa alkohol apabila
dibakar akan menghasilkan karbondioksida dan
uap air dan pembakaran terjadi secara sempurna.
Untuk senyawa yang mengandung cincin benzena
pembakaran yang terjadi tidak sempurna yang
ditandai dengan kepulan asap hitam.
Deteksi gugus hidroksi senyawa alkohol
dilakukan dengan Tes Asetilklorida. Tes ini
dilakukan dengan menambahkan zat yang
dianalisis dengan larutan asetilklorida, dimana
reaksi ini akan menghasilkan gas. Gas yang
dihasilkan apabila didekatkan dengan larutan
amonia pekat akan menghasilkan asap putih.
Munculnya asap putih ini menunjukkan bahwa
zat yang dianalisis positif mengandung gugus
hidroksi senyawa alkohol(Frieda & Suja, 2004).
Gugus fenolat dapat dideteksi dengan
Tes Feriklorida. Fenol membentuk kompleks
berwarna jika direaksikan dengan larutan FeCl3
netral. Kompleks tersebut memberikan warna
yang khas seperti warna ungu, biru, hijau atau
merah anggur, sehingga sering digunakan untuk
tes fenol (Frieda & Suja, 2004).
Aldehid dapat diidentifikasi
menggunakan pereaksi Tollen. Pereaksi tollen
adalah larutan perak nitrat, dalam amonia.
Oksidasi terhadap aldehid diikuti dengan reduksi
ion perak menjadi logam perak yang tampak
sebagai cermin perak (Suja & Nurlita, 2000).
Reaksi tersebut disebut juga dengan reaksi cermin
perak, yaitu
RCHO(aq) + 2Ag(NH3)2OH(aq) → 2 Ag(s) + RCOO-
(aq) + NH4
+
(aq) + H2O(l) + 3NH3(g)
Keton dapat diidentifikasi dengan tes
DNP (Dinitrofenilhidrazin) dan tes iodoform. Tes
DNP menggunakan reagen larutan 2,4
dinitrofenilhidrazin. Senyawa dinyatakan
mengandung gugus keton jika setelah bereaksi
dengan larutan 2,4 dinitrofenilhidrazin terbentuk
endapan berwarna oranye(Fessenden &
Fessenden, 1984). Uji iodoform digunakan untuk
mengidentifikasi gugus RCOCH3. Tes iodoform
positif pada senyawa metil keton asetaldehid,
senyawa CH3CHOHR, CH3CH2OH yang
dioksidasi menghasilkan senyawa karbon yang
sesuai. Atom I merupakan gugus penarik
elektron, sehingga 2 atom H yang bersisa pada
gugus metil menjadi lebih asam dan secara
berkelanjutan digantikan oleh atom I, sampai
ketiga atom H dari gugus metil disubstitusi oleh
atom I. Efek induksi dari atom I menyebabkan
karbon karbonil semakin bermuatan positif
sehingga mudah diserang oleh nukleofil
menghasilkan anion (II). Anion tersebut
kemudian mengalami pemutusan menghasilkan
molekul iodoform dan ion karboksilat (Fessenden
& Fessenden, 1984).
Gugus Karboksil dapat diidentifikasi
dengan 2 cara, yaitu tes Na-bikarbonat dan tes
pembentukan ester. Tes Na-bikarbonat
menggunakan larutan natrium bikarbonat
(NaHCO3) sebagai reagen. Jika senyawa
mengandung asam, maka akan terlihat
gelembung-gelembung dari karbondioksida. Pada
kasus yang sama yakni pada padatan, perubahan
dari karbondioksida tidak terlihat (Holum,1978).
Reaksi yang terjadi adalah :
RCOOH(aq) + NaHCO3(aq) → CH3COO-Na+(
aq) +
H2CO3(aq)
H2CO3(aq) → CO2(g) + H2O(l)
Ester dihasilkan dari reaksi antara alkohol dan
asam karboksilat. Reaksi ini disebut juga reaksi
esterifikasi. Reaksi ini dibantu dengan
menggunakan katalis asam(Pine, 1976).
Reaksi yang terjadi yakni:
R’OH(aq) + RCOOH(aq) ⇄ RCOOR’(aq) +H2O(l)
Setelah data fisik diperoleh, demikian
juga data unsur penyusun senyawa dan data
tentang gugus fungsional yang ada dalam
senyawa yang dianalisis, maka dapat dipastikan
senyawa tersebut berdasarkan data dari buku
pustaka sebagai pembanding.
METODE
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia
Organik jurusan Pendidikan Kimia Undiksha
pada tanggal 1 dan 8 september 2015, jam 07.30-
13.30 WITA.
Alat dan Bahan
Terdapat beberapa alat dan bahan yang
perlu disiapkan dalam penelitian ini. Alat yang
digunakan antara lain pipa kapiler, spatula, kaca
arloji, bunsen, kertas saring, balok logam,
penjepit kayu, tabung reaksi kecil, pemanas, gelas
ukur, termometer, statif dan klem, tabung reaksi
dan rak, pipet tetes, corong kaca, mortal dan alu,
labu leher panjang, gelas kimia dan neraca
analitik.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah sampel padat no.5, larutan
KMnO4 alkalis, larutan Br2, larutan serat
amonium nitrat, larutan asetil klorida, larutan
amonia, etanol, larutan FeCl3, Larutan Fehling A,
larutan Fehling B, Larutan HCl encer, larutan 2,4-
dinitrofenil hidrazin, padatan KI, larutan
NaHCO3, larutan etil alkohol, larutan jenuh
hidroksilaminhidroklorida, larutan KOH,
campuran kupriasetat, larutan benzidin-
hidroklorida, larutan HNO2, larutan CCl4, larutan
AgNO3, larutan NaOH, padatan I2 dan larutan
asam sulfat pekat.
Prosedur
Metode dari penelitian ini adalah analisis secara
kualitatif. Sampel padat disediakan oleh laboran.
Terdapat dua analisis yang telah dilakukan, yaitu
menentukan sifat fisika dan mendeteksi gugus
fungsional.
Penentuan Sifat Fisika
Sifat fisika yang dapat ditentukan dari sampel
padat adalah titik leleh. Prosedur dari penentuan
titik leleh yaitu sampel yang telah halus
dimasukkan ke dalam pipa kapiler sampai
mencapai tinggi 0,5 cm, kemudian pipa kapiler
yang telah berisi sampel dimasukkan ke dalam
lubang kecil pada balok logam, dan termometer
dimasukkan ke dalam lubang yang lebih besar.
Balok logam dipanaskan, suhu saat sampel
pertama kali meleleh dan saat semuanya telah
meleleh dicatat. Setelah mengidentifikasi sifat
fisika dari sampel, dilanjutkan dengan mendeteksi
gugus fungsional dari sampel yang tidak
diketahui.
Mendeteksi ketidakjenuhan
Untuk mendeteksi ketidakjenuhan, terdapat 2 cara
yaitu tes baeyer yaitu sampel ditambahkan
dengan larutan KMnO4 alkalis dan perubahan
warna yang terjadi diamati serta dengan tes
bromin yaitu sampel ditambahkan ke dalam Br2
dalam CCl4. Perubahan warna yang terjadi
diamati.
Mendeteksi alifatis/aromatis
Tes yang digunakan adalah tes asap. Sampel
dipanaskan diatas nyala bunsen, jika terbentuk
asap, sampel tersebut positif senyawa aromatik.
Mendeteksi gugus hidroksi senyawa alkohol
Terdapat 2 tes yang dapat digunakan, yaitu tes
serat-amonium-nitrat dan tes asetil-klorida. Pada
tes serat-amonium-nitrat sampel ditetesi larutan
serat-amonium-nitrat. Bila warna merah muncul
menandakan adanya gugus alkoholat. Pada tes
asetil-klorida, sampel yang ditambahkan dengan
2-3 tetes asetil-klorida didekatkan dengan amonia
pekat. Bila timbul asap putih mengindikasikan
adanya gugus alkoholat.
Mendeteksi gugus fenolat
Pertama-tama sampel dilarutkan dengan alkohol,
kemudian ditambahkan tetes demi tetes larutan
FeCl3. Bila terjadi perubahan warna menjadi
ungu, biru, hijau atau merah anggur berarti positif
adanya gugus fenol.
Mendeteksi gugus aldehida
Untuk mendeteksi gugus aldehida, terdapat dua
tes yang dapat dilakukan, yaitu tes tollen dan tes
fehling. Pada tes tollen, sampel ditambahkan
dengan pereaksi tollen (AgNO3 +NaOH +
NH4OH berlebih) lalu dipanaskan. Bila terbentuk
cermin perak pada dinding tabung, berarti positif
mengandung gugus aldehid. Pada tes fehling, 1
mL larutan fehling A dan 1 mL larutan Fehling B
ditambahkan, kemudian sedikit sampel
ditambahkan ke dalam campuran tersebut lalu
dipanaskan. Bila warna biru hilang menjadi
endapan merah-bata, berarti positif mengandung
aldehid.
Mendeteksi gugus keton
Dalam mendeteksi gugus keton, terdapat 2 cara
yang dapat dilakukan, yaitu dengan tes DNP dan
tes iodoform. Tes DNP dilakukan dengan
melarutkan sedikit sampel dalam larutan HCl
encer, kemudian ditambahkan dengan larutan 2,4-
dinitrofenilhidrazin. Larutan tersebut dikocok.
Bila terbentuk endapan berarti positif
mengandung keton. Tes yang kedua adalah tes
iodoform, dilakukan dengan cara menambahkan
sampel ke dalam 2 mL larutan NaOH 10% dan
sedikit larutan I2 dalam KI. Bila positif terdapat
keton, warna coklat akan hilang dan terbentuk
endapan kuning dari iodoform.
Mendeteksi gugus karboksil
Tes ini merupakan tes terakhir yang dapat
dilakukan. Dalam mendeteksi gugus karboksil,
terdapat 2 jenis tes yang dapat digunakan, yaitu
tes Na-bikarbonat dan tes pembentukan ester.
Pada tes Na-bikarbonat, sedikit sampel
ditambahkan ke dalam larutan NaHCO3. Bila
muncul gelembung gas, menunjukkan adanya
gugus karboksil. Tes yang kedua adalah tes
pembentukan ester yang dilakukan dengan
menambahkan sampel dengan etil alkohol dan
asam sulfat pekat lalu dipanaskan dalampenangas
air. Bila muncul bau harum buah menunjukkan
adanya gugus karboksil.
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan penentuan sifat fisika
yaitu menentukan titik didih sampel padat no.5,
didapatkan suhu saat sampel mulai mendidih,
suhu saat sampel mendidih adalah 1500C, karena
ketersediaan alat yang kurang memadai
Untuk mengetahui nama dan struktur
senyawa organik dari sampel tidak hanya
informasi mengenai titik leleh yang diperlukan,
namun informasi gugus fungsional apa yang
terkandung dalam sampel juga perlu dianalisis.
Hasil dari deteksi gugus fungsional dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Hasil deteksi gugus fungsional dari
sampel padat no.5
Gugus Fungsional Identifikasi
Ketidakjenuhan Negatif
Alifatik atau Aromatik Positif aromatic
Gugus hidroksi Negatif
Gugus fenolat Negatif
Gugus aldehid Positif
Gugus keton Negatif
Gugus karboksil Negatif
Pembahasan
Saat pengukuran titik didih, temperatur yang
diamati saat sampel mulai mendidih sampai
semua sampel mendidih adalah 1500C.
Terdapat beberapa tes gugus fungsional
yang telah dilakukan, yaitu tes ketidakjenuhan (-),
deteksi aromatik (+), deteksi gugus hidroksi
senyawa alkohol (-), deteksi gugus fenolat (-),
deteksi gugus aldehid (+), deteksi gugus keton (-)
dan deteksi gugus karboksil (-).
Dalam mendeteksi ketidakjenuhan,
terdapat 2 tes yang dilakukan, yaitu tes Baeyer
dan tes bromin. Setelah sampel ditambahkan
dengan larutan Baeyer, warna larutan baeyer
memudar (Frieda & Suja, 2004). Hal ini
mengindikasikan positif adanya ikatan tidak
jenuh dalam sampel. Tes selanjutnya adalah tes
bromin. Setelah sampel ditambahkan dengan
CCl4 dan Br2 dalam CCl4, warna merah bata dari
Br2 tidak hilang dan timbul endapan didasar
tabung yang berwarna oranye. Berdasarkan teori,
jika terdapat ikatan rangkap C=C warna merah
bata dari brom akan hilang. Hal ini menunjukkan
bahwa sampel negatif mengandung ikatan tidak
jenuh.
Deteksi selanjutnya adalah deteksi
alifatis/aromatis. Sampel padat berwarna putih
yang dipanaskan diatas nyala bunsen
menghasilkan asap berwarna hitam. Hal ini
dikarenakan oleh teroksidasinya sampel secara
sempurna. Jadi sampel positif aromatik.
Gugus hidroksi dari senyawa alkohol
dideteksi dengan dua cara, yaitu tes serat-
amonium-nitrat dan tes asetil klorida. Saat sampel
ditambahkan tetes demi tetes larutan serat
amonium nitrat, menghasilkan larutan tidak
berwarna. Sesuai teori, jika terdapat gugus
alkoholat, saat ditambahkan larutan serat
amonium nitrat warna merah akan muncul. Jadi
berdasarkan tes serat amonium nitrat, sampel
negatif mengandung gugus alkoholat.
Gambar 1. Larutan tidak berwarna yang
dihasilkan setelah sampel ditambahkan larutan
serat-amonium-nitrat.
Kemudian tes yang kedua adalah tes asetil
klorida. Sampel yang ditambahkan dengan asetil
klorida tidak menghasilkan asap putih saat
didekatkan ke larutan amonia pekat. Berdasarkan
teori, jika terdapat gugus alkoholat, saat
ditambahkan larutan asetil klorida akan
menghasilkan gas yang jika didekatkan ke larutan
amonia pekat akan menghasilkan asap putih. Jadi
berdasarkan tes asetil klorida, sampel negatif
mengandung gugus alkoholat.
Keberadaan gugus fenolat dalam sampel
dapat diketahui dengan tes feriklorida. Sampel
yang dilarutkan dengan sedikit alkohol dan
ditambahkan larutan FeCl3 menghasilkan larutan
tidak berwarna. Berdasarkan teori, jika sampel
mengandung gugus fenolat, warna larutan akan
berubah menjadi ungu, biru, hijau atau merah
anggur. Jadi berdasarkan tes feriklorida, sampel
negatif mengandung gugus fenolat (Frieda &
Suja, 2004).
Untuk mendeteksi keberadaan gugus
aldehid, tes yang digunakan adalah tes tollen.
Sampel ditambahkan ke dalam pereaksi tollen
menghasilkan larutan tidak berwarna, kemudian
dipanaskan dan menghasilkan cermin perak pada
dinding tabung reaksi. Berdasarkan teori, jika
terdapat gugus aldehid, saat ditambahkan pereaksi
tollen dan dipanaskan akan muncul cermin perak
pada dinding tabung. Reaksi yang terjadi adalah:
RCHO(aq) + 2Ag(NH3)2OH(aq) → 2 Ag(s) + RCOO-
(aq) + NH4
+
(aq) + H2O(l) + 3NH3(g)
Jadi berdasarkan tes tollen, sampel positif
mengandung gugus aldehid.
Gugus keton dapat dideteksi dengan 2
tes, yaitu tes DNP dan tes Iodoform. Dalam tes
DNP, sampel dilarutkan dalam HCl encer
menghasilkan larutan tidak berwarna,
Gambar 2. Larutan tidak berwarna yang
dihasilkan setelah sampel + larutan NaOH +
larutan Iod dalam KI yang mengindikasikan
sampel negatif mengandung gugus keton
kemudian ditambahkan larutan 2,4-
dinitrofenilhidrazin dan dikocok. Larutan yang
dihasilkan berwarna kuning dan tidak membentuk
endapan. Berdasarkan teori, jika terdapat gugus
keton, larutan tersebut akan menghasilkan
endapan. Jadi berdasarkan tes DNP, sampel
negatif mengandung gugus keton.Tes kedua yang
dapat dilakukan adalah tes iodoform. Sampel
yang ditambahkan ke dalam larutan NaOH dan
sedikit larutan Iod dalam KI menghasilkan larutan
tidak berwarna. Berdasarkan teori, bila positif
mengandung gugus keton, maka warna coklat
dari larutan Iod dalam KI akan hilang dan
terbentuk endapan iodoform berwarna kuning.
Jadi berdasarkan tes iodoform, sampel negatif
mengandung gugus keton.
Gugus terakhir yang dapat dideteksi
adalah gugus karboksil. Adanya gugus karboksil
dapat diuji dengan dua jenis tes, yaitu tes Na-
bikarbonat dan tes pembentukan ester. Saat tes
Na-bikarbonat, sampel ditambahkan ke dalam
larutan NaHCO3 yang menghasilkan larutan tidak
berwarna dan tidak muncul gelembung gas.
Berdasarkan teori, jika mengandung gugus
karboksil, akan muncul gelembung gas. Jadi
berdasarkan tes Na-bikarbonat, sampel negatif
mengandung gugus karboksil. Tes yang kedua
adalah tes pembentukan ester. Sampel padat
ditambahkan etilalkohol dan asam sulfat,
kemudian dipanaskan dalam penangas air.
Larutan yang dihasilkan tidak berwarna dan tidak
muncul aroma harum buah. Berdasarkan teori,
jika terdapat gugus karboksil, maka akan muncul
aroma harum buah. Jadi berdasarkan tes
pembentukan ester, sampel negatif mengandung
gugus karboksil.
KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian, titik
didih sampel yang didapatkan adalah 1500C, dan
gugus fungsional yang menunjukkan hasil positif
adalah aromatik dan gugus aldehid. Setelah
menelusuri literatur, senyawa organik yang paling
mendekati dengan hasil percobaan adalah
benzaldehid. Ketidaksesuaian titik didih dengan
senyawa benzaldehid diakibatkan oleh
ketersediaan alat yang kurang memadai sehingga
penetuan titik didih dihentikan pada suhu 150oC
dimana menurut literatur titik didih seharusnya
adalah 178 oC, namun dari ciri-ciri yang lain
dapat diketahui bahwa sampel tersebut adalah
benzaldehid.
Sekian artikel yang dapat saya buat, apabila ada
kesalahan kata,saya mohon maaf dan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Frieda Nurlita, I Wayan Suja. 2004. Buku Ajar
Praktikum Kimia Organik. Singaraja: IKIP
Negeri Singaraja
Ralp J. Fessenden, Joan S. Fessenden. 1982.
Kimia Organik Jilid I. Jakarta: Erlangga
Ralp J. Fessenden, Joan S. Fessenden. 1982.
Kimia Organik Jilid II. Jakarta: Erlangga

Contenu connexe

Tendances

Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidHafni Zuhroh
 
Ppt hidrokarbon
Ppt hidrokarbonPpt hidrokarbon
Ppt hidrokarbonsari_sari
 
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) nailaamaliaa
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationwd_amaliah
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatifZamZam Pbj
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriRidha Faturachmi
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrDila Adila
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidratalvi lmp
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
Laporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriLaporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriErnalia Rosita
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionDokter Tekno
 
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionAlfian Nopara Saifudin
 
Kelompok 4 senyawa karbon
Kelompok 4 senyawa karbonKelompok 4 senyawa karbon
Kelompok 4 senyawa karbonCha Bela
 
Laporan korosi besi
Laporan korosi besiLaporan korosi besi
Laporan korosi besiJoni Rahman
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholFirda Shabrina
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...risyanti ALENTA
 

Tendances (20)

Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehid
 
Kimia Analitik I
Kimia Analitik IKimia Analitik I
Kimia Analitik I
 
Ppt hidrokarbon
Ppt hidrokarbonPpt hidrokarbon
Ppt hidrokarbon
 
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatif
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam Mohr
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
Laporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriLaporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum Stoikiometri
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anion
 
Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
 
Laporan termokimia
Laporan termokimia Laporan termokimia
Laporan termokimia
 
Kelompok 4 senyawa karbon
Kelompok 4 senyawa karbonKelompok 4 senyawa karbon
Kelompok 4 senyawa karbon
 
Uji Xantoprotein
Uji XantoproteinUji Xantoprotein
Uji Xantoprotein
 
Laporan korosi besi
Laporan korosi besiLaporan korosi besi
Laporan korosi besi
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
 

En vedette

Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)
Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)
Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)Tillapia
 
Sifat asam dan basa senyawa organik
Sifat asam dan basa senyawa organik Sifat asam dan basa senyawa organik
Sifat asam dan basa senyawa organik Meilani Kharlia Putri
 
Identifikasi Senyawa Organik
Identifikasi Senyawa OrganikIdentifikasi Senyawa Organik
Identifikasi Senyawa Organikfitriasusilowati
 
Asam karboksilat dan turunannya dalam kehidupan
Asam karboksilat dan turunannya dalam kehidupanAsam karboksilat dan turunannya dalam kehidupan
Asam karboksilat dan turunannya dalam kehidupannoer azizah
 
Tugas makalah kualitatif
Tugas makalah kualitatifTugas makalah kualitatif
Tugas makalah kualitatifcherry121082
 
Laporan tetap pratikum Kimia (Larutan Asam Basa)
Laporan  tetap pratikum  Kimia (Larutan Asam Basa)Laporan  tetap pratikum  Kimia (Larutan Asam Basa)
Laporan tetap pratikum Kimia (Larutan Asam Basa)Novi Fachrunnisa
 
Perbedaan dan persamaan antara akohol dan eter2
Perbedaan dan persamaan antara akohol dan eter2Perbedaan dan persamaan antara akohol dan eter2
Perbedaan dan persamaan antara akohol dan eter2desydaf
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1Fransiska Puteri
 
ANALISIS SENYAWA (ALKANA, SIKLOALKANA, ALKENA, ALKUNA, ALKOHOL DAN ETER)
ANALISIS SENYAWA (ALKANA, SIKLOALKANA, ALKENA, ALKUNA, ALKOHOL DAN ETER)ANALISIS SENYAWA (ALKANA, SIKLOALKANA, ALKENA, ALKUNA, ALKOHOL DAN ETER)
ANALISIS SENYAWA (ALKANA, SIKLOALKANA, ALKENA, ALKUNA, ALKOHOL DAN ETER)Avivah Nasution
 
Praktikum kimia organik
Praktikum kimia organikPraktikum kimia organik
Praktikum kimia organikvephemimosa
 
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...Farida Lukmi
 
Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaIndra Yudhipratama
 
Asam karboksilat
Asam karboksilatAsam karboksilat
Asam karboksilaticha1412
 

En vedette (20)

Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)
Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)
Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)
 
zat organik
zat organikzat organik
zat organik
 
Zat organik
Zat organikZat organik
Zat organik
 
Sifat asam dan basa senyawa organik
Sifat asam dan basa senyawa organik Sifat asam dan basa senyawa organik
Sifat asam dan basa senyawa organik
 
Identifikasi Senyawa Organik
Identifikasi Senyawa OrganikIdentifikasi Senyawa Organik
Identifikasi Senyawa Organik
 
Asam karboksilat dan turunannya dalam kehidupan
Asam karboksilat dan turunannya dalam kehidupanAsam karboksilat dan turunannya dalam kehidupan
Asam karboksilat dan turunannya dalam kehidupan
 
Analisis kualitatif anorganik
Analisis kualitatif anorganikAnalisis kualitatif anorganik
Analisis kualitatif anorganik
 
Tugas makalah kualitatif
Tugas makalah kualitatifTugas makalah kualitatif
Tugas makalah kualitatif
 
Keterampilan mengelola kelas lam
Keterampilan mengelola kelas lamKeterampilan mengelola kelas lam
Keterampilan mengelola kelas lam
 
Ppt larutan asam bas affff
Ppt larutan asam bas affffPpt larutan asam bas affff
Ppt larutan asam bas affff
 
Laporan tetap pratikum Kimia (Larutan Asam Basa)
Laporan  tetap pratikum  Kimia (Larutan Asam Basa)Laporan  tetap pratikum  Kimia (Larutan Asam Basa)
Laporan tetap pratikum Kimia (Larutan Asam Basa)
 
Perbedaan dan persamaan antara akohol dan eter2
Perbedaan dan persamaan antara akohol dan eter2Perbedaan dan persamaan antara akohol dan eter2
Perbedaan dan persamaan antara akohol dan eter2
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
 
003 penamaan alkana
003 penamaan alkana003 penamaan alkana
003 penamaan alkana
 
ANALISIS SENYAWA (ALKANA, SIKLOALKANA, ALKENA, ALKUNA, ALKOHOL DAN ETER)
ANALISIS SENYAWA (ALKANA, SIKLOALKANA, ALKENA, ALKUNA, ALKOHOL DAN ETER)ANALISIS SENYAWA (ALKANA, SIKLOALKANA, ALKENA, ALKUNA, ALKOHOL DAN ETER)
ANALISIS SENYAWA (ALKANA, SIKLOALKANA, ALKENA, ALKUNA, ALKOHOL DAN ETER)
 
Praktikum kimia organik
Praktikum kimia organikPraktikum kimia organik
Praktikum kimia organik
 
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
 
Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannya
 
Asam karboksilat
Asam karboksilatAsam karboksilat
Asam karboksilat
 
Asam karboksilat
Asam karboksilatAsam karboksilat
Asam karboksilat
 

Similaire à Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019

Analisa kuantitatif gugus fungsi 2
Analisa kuantitatif gugus fungsi 2Analisa kuantitatif gugus fungsi 2
Analisa kuantitatif gugus fungsi 2Endang Lestari
 
Laporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdf
Laporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdfLaporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdf
Laporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdfnurqolbi1
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anionTillapia
 
Asam karboksilat
Asam karboksilatAsam karboksilat
Asam karboksilatargentum17
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonAndriana Andriana
 
Tugas pembelajaran elektronik kelmpok 9
Tugas pembelajaran elektronik kelmpok 9Tugas pembelajaran elektronik kelmpok 9
Tugas pembelajaran elektronik kelmpok 9eftikurnia
 
Tugas pembelajaran elektronik kelmpok 9
Tugas pembelajaran elektronik kelmpok 9Tugas pembelajaran elektronik kelmpok 9
Tugas pembelajaran elektronik kelmpok 9ennyshevioletha
 
Laporan kimia organik hidrokarbon
Laporan kimia organik  hidrokarbonLaporan kimia organik  hidrokarbon
Laporan kimia organik hidrokarbonirmalawai
 
laporan praktikum Penentuan gugus fungsi
laporan praktikum Penentuan gugus fungsilaporan praktikum Penentuan gugus fungsi
laporan praktikum Penentuan gugus fungsiwd_amaliah
 
Senyawa hidrokarbon
Senyawa hidrokarbonSenyawa hidrokarbon
Senyawa hidrokarbonachmadkhoir
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarkrisnasuryanti
 
Tugas pembelajaran elektronik kel9
Tugas pembelajaran elektronik kel9Tugas pembelajaran elektronik kel9
Tugas pembelajaran elektronik kel9Arsela Eko Listiono
 
Media pembelajaran elektronik
Media pembelajaran elektronikMedia pembelajaran elektronik
Media pembelajaran elektronikWinda Wiranata
 
Media pembelajaran elektronik
Media pembelajaran elektronikMedia pembelajaran elektronik
Media pembelajaran elektronikAde Kurniawan
 

Similaire à Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019 (20)

Analisa kuantitatif gugus fungsi 2
Analisa kuantitatif gugus fungsi 2Analisa kuantitatif gugus fungsi 2
Analisa kuantitatif gugus fungsi 2
 
Laporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdf
Laporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdfLaporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdf
Laporan Pratikum P1 Hidrokarbon_Nur Qolbi_D131211027_Kelompok 2.pdf
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anion
 
Asam karboksilat
Asam karboksilatAsam karboksilat
Asam karboksilat
 
Hidrokarbon
HidrokarbonHidrokarbon
Hidrokarbon
 
Laporan awal 6
Laporan awal 6Laporan awal 6
Laporan awal 6
 
Aldehid dan keton ( 3 )
Aldehid dan keton ( 3 )Aldehid dan keton ( 3 )
Aldehid dan keton ( 3 )
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
 
Tugas pembelajaran elektronik kelmpok 9
Tugas pembelajaran elektronik kelmpok 9Tugas pembelajaran elektronik kelmpok 9
Tugas pembelajaran elektronik kelmpok 9
 
Tugas pembelajaran elektronik kelmpok 9
Tugas pembelajaran elektronik kelmpok 9Tugas pembelajaran elektronik kelmpok 9
Tugas pembelajaran elektronik kelmpok 9
 
Laporan kimia organik hidrokarbon
Laporan kimia organik  hidrokarbonLaporan kimia organik  hidrokarbon
Laporan kimia organik hidrokarbon
 
HIDROKARBON
HIDROKARBONHIDROKARBON
HIDROKARBON
 
laporan praktikum Penentuan gugus fungsi
laporan praktikum Penentuan gugus fungsilaporan praktikum Penentuan gugus fungsi
laporan praktikum Penentuan gugus fungsi
 
Senyawa hidrokarbon
Senyawa hidrokarbonSenyawa hidrokarbon
Senyawa hidrokarbon
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasar
 
Tugas pembelajaran elektronik kel9
Tugas pembelajaran elektronik kel9Tugas pembelajaran elektronik kel9
Tugas pembelajaran elektronik kel9
 
Buku organik
Buku organikBuku organik
Buku organik
 
Identifikasi aldehid dan keton
Identifikasi aldehid dan ketonIdentifikasi aldehid dan keton
Identifikasi aldehid dan keton
 
Media pembelajaran elektronik
Media pembelajaran elektronikMedia pembelajaran elektronik
Media pembelajaran elektronik
 
Media pembelajaran elektronik
Media pembelajaran elektronikMedia pembelajaran elektronik
Media pembelajaran elektronik
 

Plus de Dwi Karyani

Materi dan Perubahannya (2)
Materi dan Perubahannya (2)Materi dan Perubahannya (2)
Materi dan Perubahannya (2)Dwi Karyani
 
Materi dan Perubahannya (1)
Materi dan Perubahannya (1)Materi dan Perubahannya (1)
Materi dan Perubahannya (1)Dwi Karyani
 
Peta konsep struktur atom
Peta konsep struktur atomPeta konsep struktur atom
Peta konsep struktur atomDwi Karyani
 
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxxMapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxxDwi Karyani
 
model model pengembangan media pembelajaran
 model model pengembangan media pembelajaran  model model pengembangan media pembelajaran
model model pengembangan media pembelajaran Dwi Karyani
 
media berbasis ict
 media berbasis ict  media berbasis ict
media berbasis ict Dwi Karyani
 
jenis-jenis media
jenis-jenis mediajenis-jenis media
jenis-jenis mediaDwi Karyani
 
peta konsep pemanfaatan program media
peta konsep pemanfaatan program mediapeta konsep pemanfaatan program media
peta konsep pemanfaatan program mediaDwi Karyani
 
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019Dwi Karyani
 
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vibTugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vibDwi Karyani
 
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vib
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vibTugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vib
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vibDwi Karyani
 
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vibTugas 3 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vibDwi Karyani
 
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vibTugas 2 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vibDwi Karyani
 
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhuJurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhuDwi Karyani
 
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutanJurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutanDwi Karyani
 
Jurnal percobaan ii kalorimeter
Jurnal percobaan ii kalorimeterJurnal percobaan ii kalorimeter
Jurnal percobaan ii kalorimeterDwi Karyani
 
Jurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekulJurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekulDwi Karyani
 

Plus de Dwi Karyani (20)

Doll
DollDoll
Doll
 
Materi dan Perubahannya (2)
Materi dan Perubahannya (2)Materi dan Perubahannya (2)
Materi dan Perubahannya (2)
 
Materi dan Perubahannya (1)
Materi dan Perubahannya (1)Materi dan Perubahannya (1)
Materi dan Perubahannya (1)
 
Rpp kimia unsur
Rpp kimia unsurRpp kimia unsur
Rpp kimia unsur
 
Peta konsep struktur atom
Peta konsep struktur atomPeta konsep struktur atom
Peta konsep struktur atom
 
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxxMapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
 
model model pengembangan media pembelajaran
 model model pengembangan media pembelajaran  model model pengembangan media pembelajaran
model model pengembangan media pembelajaran
 
multimedia
 multimedia  multimedia
multimedia
 
media berbasis ict
 media berbasis ict  media berbasis ict
media berbasis ict
 
jenis-jenis media
jenis-jenis mediajenis-jenis media
jenis-jenis media
 
peta konsep pemanfaatan program media
peta konsep pemanfaatan program mediapeta konsep pemanfaatan program media
peta konsep pemanfaatan program media
 
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019
 
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vibTugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vib
 
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vib
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vibTugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vib
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vib
 
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vibTugas 3 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vib
 
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vibTugas 2 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vib
 
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhuJurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutanJurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
 
Jurnal percobaan ii kalorimeter
Jurnal percobaan ii kalorimeterJurnal percobaan ii kalorimeter
Jurnal percobaan ii kalorimeter
 
Jurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekulJurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekul
 

Dernier

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 

Dernier (20)

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 

Artikel analisis kualitatif zat organik dwi karyani 1313031019

  • 1. ANALISIS KUALITATIF ZAT ORGANIK ANALISIS UNSUR DAN GUGUS FUNGSIONAL Oleh L.G. Dwi Karyani Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, UNDIKSHA Jalan Udayana Singaraja, Bali Email: dwikaryani30@yahoo.com Abstract The aim of this study was to defined the name and structure of organic compounds contained in the sample unknown by determining the physical properties that determine the melting point and to detect functional groups that detects unsaturation, aliphatic / aromatic, hydroxy alcohol compounds, clusters phenolics, aldehyde group , ketone group, carboxyl group, ester, ether and nitro groups. The object of this study is a white solid samples of organic compounds is unknown. This research method is a method of qualitative analysis. Results from the study showed that the organic compounds contained in the sample is benzaldehyde which have aldehyde group and the boiling point of 178oC. These results were obtained by comparing the melting point and test results from the functional group experiments with physical properties of benzaldehyde. Keywords : benzaldehyde, organic compounds, qualitative analysis Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan nama dan struktur dari senyawa organik yang terkandung dalam sampel unknown dengan cara menentukan sifat fisika yaitu menentukan titik leleh serta dengan mendeteksi gugus fungsional yaitu mendeteksi ketidakjenuhan, alifatis/aromatis, gugus hidroksi senyawa alkohol, gugus fenolat, gugus aldehida, gugus keton, gugus karboksil, ester, eter dan gugus nitro. Objek penelitian ini adalah sampel padat berwarna putih dari senyawa organik yang tidak diketahui. Metode penelitian ini adalah metode analisis kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa senyawa organik yang terkandung dalam sampel adalah benzaldehida yang memiliki gugus aldehid dan dengan titik didih 1780C. Hasil ini diperoleh dengan membandingkan titik leleh dan hasil uji gugus fungsional dari eksperimen dengan sifat fisika dari benzaldehida. Kata kunci: , analisis kualitatif, benzaldehida, senyawa organik PENDAHULUAN Senyawa organik adalah senyawa dengan penyusun utamanya adalah unsur karbon. Senyawa organik dapat diidentifikasi dengan cara analisis kualitatif. Analisis kualitatif sangat banyak kegunaannya untuk mengidentifikasi zat yang belum diketahui. Lebih dari 3 juta zat organik yang telah diidentifikasi, sebagian besar dari zat tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan gugus fungsi yang dimilikinya. Hal ini dimungkinkan karena sifat fisika dan sifat kimia zat terutama ditentukan oleh gugus fungsiyang ada pada zat tersebut (Frieda & Suja, 2004). Analisis kualitatif ini dapat dilakukan dengan cara penentuan sifat fisika. Terdapat 7 identifikasi gugus fungsional yang dapat dilakukan. Yang pertama adalah mendeteksi ketidak jenuhan yang dapat dilakukan dengan dua cara, yakni tes Baeyer dan tes Bromin. Tes Baeyer menggunakan larutan KMnO4 alkalis. Larutan KMnO4 mengoksidasi alkena menjadi diol visinal pada temperatur kamar. Jika sampel mengandung ikatan rangkap maka warna ungu dari larutan KMnO4 memudar menjadi coklat. Hal ini dikarenakan ion MnO4 - mengalami reduksi menjadi MnO2 sehingga warna KMnO4 memudar. Walaupun reaksi ini mudah terdeteksi, namun reaksi ini kurang selektif karena KMnO4 dapat mengoksidasi gugus fungsional lain seperti alkohol, aldehid dan fenolat dimana semuanya memberikan perubahan warna KMnO4 yang sama seperti perubahan warna ketika KMnO4 dan alkena direaksikan (Allen, dkk, 2004). Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : H2C=CH2(aq) + MnO4 - (aq, ungu)→ HO-HC-CH- OH(aq) + MnO2(s,coklat) Tes bromin dilakukan dengan melarutkan sedikit zat yang diuji dalam alkohol dan ditambahkan larutan 5% Br2 dalam CCl4. Apabila sampel mengandung ikatan rangkap karbon-karbon, maka warna merah bata dari brom akan hilang (Fessenden & Fessenden, 1982). Adapun persamaan reaksinya yaitu : Etena(aq, tidak berwarna) + Br2(aq, merah bata)  Br-CH2-CH2-Br(aq, tidak berwarna) Tes bromin tidak selalu dapat mengidentifikasi adanya ikatan rangkap pada suatu senyawa, tetapi hanya reaktif terhadap nukleofil. Deteksi alifatis/aromatis apat dilakukan dengan tes asap. Senyawa organik yang mengandung cincin benzena dikenal dengan senyawa aromatik. Senyawa alkohol apabila dibakar akan menghasilkan karbondioksida dan
  • 2. uap air dan pembakaran terjadi secara sempurna. Untuk senyawa yang mengandung cincin benzena pembakaran yang terjadi tidak sempurna yang ditandai dengan kepulan asap hitam. Deteksi gugus hidroksi senyawa alkohol dilakukan dengan Tes Asetilklorida. Tes ini dilakukan dengan menambahkan zat yang dianalisis dengan larutan asetilklorida, dimana reaksi ini akan menghasilkan gas. Gas yang dihasilkan apabila didekatkan dengan larutan amonia pekat akan menghasilkan asap putih. Munculnya asap putih ini menunjukkan bahwa zat yang dianalisis positif mengandung gugus hidroksi senyawa alkohol(Frieda & Suja, 2004). Gugus fenolat dapat dideteksi dengan Tes Feriklorida. Fenol membentuk kompleks berwarna jika direaksikan dengan larutan FeCl3 netral. Kompleks tersebut memberikan warna yang khas seperti warna ungu, biru, hijau atau merah anggur, sehingga sering digunakan untuk tes fenol (Frieda & Suja, 2004). Aldehid dapat diidentifikasi menggunakan pereaksi Tollen. Pereaksi tollen adalah larutan perak nitrat, dalam amonia. Oksidasi terhadap aldehid diikuti dengan reduksi ion perak menjadi logam perak yang tampak sebagai cermin perak (Suja & Nurlita, 2000). Reaksi tersebut disebut juga dengan reaksi cermin perak, yaitu RCHO(aq) + 2Ag(NH3)2OH(aq) → 2 Ag(s) + RCOO- (aq) + NH4 + (aq) + H2O(l) + 3NH3(g) Keton dapat diidentifikasi dengan tes DNP (Dinitrofenilhidrazin) dan tes iodoform. Tes DNP menggunakan reagen larutan 2,4 dinitrofenilhidrazin. Senyawa dinyatakan mengandung gugus keton jika setelah bereaksi dengan larutan 2,4 dinitrofenilhidrazin terbentuk endapan berwarna oranye(Fessenden & Fessenden, 1984). Uji iodoform digunakan untuk mengidentifikasi gugus RCOCH3. Tes iodoform positif pada senyawa metil keton asetaldehid, senyawa CH3CHOHR, CH3CH2OH yang dioksidasi menghasilkan senyawa karbon yang sesuai. Atom I merupakan gugus penarik elektron, sehingga 2 atom H yang bersisa pada gugus metil menjadi lebih asam dan secara berkelanjutan digantikan oleh atom I, sampai ketiga atom H dari gugus metil disubstitusi oleh atom I. Efek induksi dari atom I menyebabkan karbon karbonil semakin bermuatan positif sehingga mudah diserang oleh nukleofil menghasilkan anion (II). Anion tersebut kemudian mengalami pemutusan menghasilkan molekul iodoform dan ion karboksilat (Fessenden & Fessenden, 1984). Gugus Karboksil dapat diidentifikasi dengan 2 cara, yaitu tes Na-bikarbonat dan tes pembentukan ester. Tes Na-bikarbonat menggunakan larutan natrium bikarbonat (NaHCO3) sebagai reagen. Jika senyawa mengandung asam, maka akan terlihat gelembung-gelembung dari karbondioksida. Pada kasus yang sama yakni pada padatan, perubahan dari karbondioksida tidak terlihat (Holum,1978). Reaksi yang terjadi adalah : RCOOH(aq) + NaHCO3(aq) → CH3COO-Na+( aq) + H2CO3(aq) H2CO3(aq) → CO2(g) + H2O(l) Ester dihasilkan dari reaksi antara alkohol dan asam karboksilat. Reaksi ini disebut juga reaksi esterifikasi. Reaksi ini dibantu dengan menggunakan katalis asam(Pine, 1976). Reaksi yang terjadi yakni: R’OH(aq) + RCOOH(aq) ⇄ RCOOR’(aq) +H2O(l) Setelah data fisik diperoleh, demikian juga data unsur penyusun senyawa dan data tentang gugus fungsional yang ada dalam senyawa yang dianalisis, maka dapat dipastikan senyawa tersebut berdasarkan data dari buku pustaka sebagai pembanding. METODE Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Organik jurusan Pendidikan Kimia Undiksha pada tanggal 1 dan 8 september 2015, jam 07.30- 13.30 WITA. Alat dan Bahan Terdapat beberapa alat dan bahan yang perlu disiapkan dalam penelitian ini. Alat yang digunakan antara lain pipa kapiler, spatula, kaca arloji, bunsen, kertas saring, balok logam, penjepit kayu, tabung reaksi kecil, pemanas, gelas ukur, termometer, statif dan klem, tabung reaksi dan rak, pipet tetes, corong kaca, mortal dan alu, labu leher panjang, gelas kimia dan neraca analitik. Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sampel padat no.5, larutan KMnO4 alkalis, larutan Br2, larutan serat amonium nitrat, larutan asetil klorida, larutan amonia, etanol, larutan FeCl3, Larutan Fehling A, larutan Fehling B, Larutan HCl encer, larutan 2,4- dinitrofenil hidrazin, padatan KI, larutan NaHCO3, larutan etil alkohol, larutan jenuh hidroksilaminhidroklorida, larutan KOH, campuran kupriasetat, larutan benzidin- hidroklorida, larutan HNO2, larutan CCl4, larutan AgNO3, larutan NaOH, padatan I2 dan larutan asam sulfat pekat. Prosedur Metode dari penelitian ini adalah analisis secara kualitatif. Sampel padat disediakan oleh laboran. Terdapat dua analisis yang telah dilakukan, yaitu menentukan sifat fisika dan mendeteksi gugus fungsional. Penentuan Sifat Fisika Sifat fisika yang dapat ditentukan dari sampel padat adalah titik leleh. Prosedur dari penentuan titik leleh yaitu sampel yang telah halus
  • 3. dimasukkan ke dalam pipa kapiler sampai mencapai tinggi 0,5 cm, kemudian pipa kapiler yang telah berisi sampel dimasukkan ke dalam lubang kecil pada balok logam, dan termometer dimasukkan ke dalam lubang yang lebih besar. Balok logam dipanaskan, suhu saat sampel pertama kali meleleh dan saat semuanya telah meleleh dicatat. Setelah mengidentifikasi sifat fisika dari sampel, dilanjutkan dengan mendeteksi gugus fungsional dari sampel yang tidak diketahui. Mendeteksi ketidakjenuhan Untuk mendeteksi ketidakjenuhan, terdapat 2 cara yaitu tes baeyer yaitu sampel ditambahkan dengan larutan KMnO4 alkalis dan perubahan warna yang terjadi diamati serta dengan tes bromin yaitu sampel ditambahkan ke dalam Br2 dalam CCl4. Perubahan warna yang terjadi diamati. Mendeteksi alifatis/aromatis Tes yang digunakan adalah tes asap. Sampel dipanaskan diatas nyala bunsen, jika terbentuk asap, sampel tersebut positif senyawa aromatik. Mendeteksi gugus hidroksi senyawa alkohol Terdapat 2 tes yang dapat digunakan, yaitu tes serat-amonium-nitrat dan tes asetil-klorida. Pada tes serat-amonium-nitrat sampel ditetesi larutan serat-amonium-nitrat. Bila warna merah muncul menandakan adanya gugus alkoholat. Pada tes asetil-klorida, sampel yang ditambahkan dengan 2-3 tetes asetil-klorida didekatkan dengan amonia pekat. Bila timbul asap putih mengindikasikan adanya gugus alkoholat. Mendeteksi gugus fenolat Pertama-tama sampel dilarutkan dengan alkohol, kemudian ditambahkan tetes demi tetes larutan FeCl3. Bila terjadi perubahan warna menjadi ungu, biru, hijau atau merah anggur berarti positif adanya gugus fenol. Mendeteksi gugus aldehida Untuk mendeteksi gugus aldehida, terdapat dua tes yang dapat dilakukan, yaitu tes tollen dan tes fehling. Pada tes tollen, sampel ditambahkan dengan pereaksi tollen (AgNO3 +NaOH + NH4OH berlebih) lalu dipanaskan. Bila terbentuk cermin perak pada dinding tabung, berarti positif mengandung gugus aldehid. Pada tes fehling, 1 mL larutan fehling A dan 1 mL larutan Fehling B ditambahkan, kemudian sedikit sampel ditambahkan ke dalam campuran tersebut lalu dipanaskan. Bila warna biru hilang menjadi endapan merah-bata, berarti positif mengandung aldehid. Mendeteksi gugus keton Dalam mendeteksi gugus keton, terdapat 2 cara yang dapat dilakukan, yaitu dengan tes DNP dan tes iodoform. Tes DNP dilakukan dengan melarutkan sedikit sampel dalam larutan HCl encer, kemudian ditambahkan dengan larutan 2,4- dinitrofenilhidrazin. Larutan tersebut dikocok. Bila terbentuk endapan berarti positif mengandung keton. Tes yang kedua adalah tes iodoform, dilakukan dengan cara menambahkan sampel ke dalam 2 mL larutan NaOH 10% dan sedikit larutan I2 dalam KI. Bila positif terdapat keton, warna coklat akan hilang dan terbentuk endapan kuning dari iodoform. Mendeteksi gugus karboksil Tes ini merupakan tes terakhir yang dapat dilakukan. Dalam mendeteksi gugus karboksil, terdapat 2 jenis tes yang dapat digunakan, yaitu tes Na-bikarbonat dan tes pembentukan ester. Pada tes Na-bikarbonat, sedikit sampel ditambahkan ke dalam larutan NaHCO3. Bila muncul gelembung gas, menunjukkan adanya gugus karboksil. Tes yang kedua adalah tes pembentukan ester yang dilakukan dengan menambahkan sampel dengan etil alkohol dan asam sulfat pekat lalu dipanaskan dalampenangas air. Bila muncul bau harum buah menunjukkan adanya gugus karboksil. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan penentuan sifat fisika yaitu menentukan titik didih sampel padat no.5, didapatkan suhu saat sampel mulai mendidih, suhu saat sampel mendidih adalah 1500C, karena ketersediaan alat yang kurang memadai Untuk mengetahui nama dan struktur senyawa organik dari sampel tidak hanya informasi mengenai titik leleh yang diperlukan, namun informasi gugus fungsional apa yang terkandung dalam sampel juga perlu dianalisis. Hasil dari deteksi gugus fungsional dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1. Hasil deteksi gugus fungsional dari sampel padat no.5 Gugus Fungsional Identifikasi Ketidakjenuhan Negatif Alifatik atau Aromatik Positif aromatic Gugus hidroksi Negatif Gugus fenolat Negatif Gugus aldehid Positif Gugus keton Negatif Gugus karboksil Negatif Pembahasan Saat pengukuran titik didih, temperatur yang diamati saat sampel mulai mendidih sampai semua sampel mendidih adalah 1500C. Terdapat beberapa tes gugus fungsional yang telah dilakukan, yaitu tes ketidakjenuhan (-), deteksi aromatik (+), deteksi gugus hidroksi senyawa alkohol (-), deteksi gugus fenolat (-), deteksi gugus aldehid (+), deteksi gugus keton (-) dan deteksi gugus karboksil (-). Dalam mendeteksi ketidakjenuhan, terdapat 2 tes yang dilakukan, yaitu tes Baeyer dan tes bromin. Setelah sampel ditambahkan
  • 4. dengan larutan Baeyer, warna larutan baeyer memudar (Frieda & Suja, 2004). Hal ini mengindikasikan positif adanya ikatan tidak jenuh dalam sampel. Tes selanjutnya adalah tes bromin. Setelah sampel ditambahkan dengan CCl4 dan Br2 dalam CCl4, warna merah bata dari Br2 tidak hilang dan timbul endapan didasar tabung yang berwarna oranye. Berdasarkan teori, jika terdapat ikatan rangkap C=C warna merah bata dari brom akan hilang. Hal ini menunjukkan bahwa sampel negatif mengandung ikatan tidak jenuh. Deteksi selanjutnya adalah deteksi alifatis/aromatis. Sampel padat berwarna putih yang dipanaskan diatas nyala bunsen menghasilkan asap berwarna hitam. Hal ini dikarenakan oleh teroksidasinya sampel secara sempurna. Jadi sampel positif aromatik. Gugus hidroksi dari senyawa alkohol dideteksi dengan dua cara, yaitu tes serat- amonium-nitrat dan tes asetil klorida. Saat sampel ditambahkan tetes demi tetes larutan serat amonium nitrat, menghasilkan larutan tidak berwarna. Sesuai teori, jika terdapat gugus alkoholat, saat ditambahkan larutan serat amonium nitrat warna merah akan muncul. Jadi berdasarkan tes serat amonium nitrat, sampel negatif mengandung gugus alkoholat. Gambar 1. Larutan tidak berwarna yang dihasilkan setelah sampel ditambahkan larutan serat-amonium-nitrat. Kemudian tes yang kedua adalah tes asetil klorida. Sampel yang ditambahkan dengan asetil klorida tidak menghasilkan asap putih saat didekatkan ke larutan amonia pekat. Berdasarkan teori, jika terdapat gugus alkoholat, saat ditambahkan larutan asetil klorida akan menghasilkan gas yang jika didekatkan ke larutan amonia pekat akan menghasilkan asap putih. Jadi berdasarkan tes asetil klorida, sampel negatif mengandung gugus alkoholat. Keberadaan gugus fenolat dalam sampel dapat diketahui dengan tes feriklorida. Sampel yang dilarutkan dengan sedikit alkohol dan ditambahkan larutan FeCl3 menghasilkan larutan tidak berwarna. Berdasarkan teori, jika sampel mengandung gugus fenolat, warna larutan akan berubah menjadi ungu, biru, hijau atau merah anggur. Jadi berdasarkan tes feriklorida, sampel negatif mengandung gugus fenolat (Frieda & Suja, 2004). Untuk mendeteksi keberadaan gugus aldehid, tes yang digunakan adalah tes tollen. Sampel ditambahkan ke dalam pereaksi tollen menghasilkan larutan tidak berwarna, kemudian dipanaskan dan menghasilkan cermin perak pada dinding tabung reaksi. Berdasarkan teori, jika terdapat gugus aldehid, saat ditambahkan pereaksi tollen dan dipanaskan akan muncul cermin perak pada dinding tabung. Reaksi yang terjadi adalah: RCHO(aq) + 2Ag(NH3)2OH(aq) → 2 Ag(s) + RCOO- (aq) + NH4 + (aq) + H2O(l) + 3NH3(g) Jadi berdasarkan tes tollen, sampel positif mengandung gugus aldehid. Gugus keton dapat dideteksi dengan 2 tes, yaitu tes DNP dan tes Iodoform. Dalam tes DNP, sampel dilarutkan dalam HCl encer menghasilkan larutan tidak berwarna, Gambar 2. Larutan tidak berwarna yang dihasilkan setelah sampel + larutan NaOH + larutan Iod dalam KI yang mengindikasikan sampel negatif mengandung gugus keton kemudian ditambahkan larutan 2,4- dinitrofenilhidrazin dan dikocok. Larutan yang dihasilkan berwarna kuning dan tidak membentuk endapan. Berdasarkan teori, jika terdapat gugus keton, larutan tersebut akan menghasilkan endapan. Jadi berdasarkan tes DNP, sampel negatif mengandung gugus keton.Tes kedua yang dapat dilakukan adalah tes iodoform. Sampel yang ditambahkan ke dalam larutan NaOH dan sedikit larutan Iod dalam KI menghasilkan larutan tidak berwarna. Berdasarkan teori, bila positif mengandung gugus keton, maka warna coklat dari larutan Iod dalam KI akan hilang dan terbentuk endapan iodoform berwarna kuning. Jadi berdasarkan tes iodoform, sampel negatif mengandung gugus keton. Gugus terakhir yang dapat dideteksi adalah gugus karboksil. Adanya gugus karboksil dapat diuji dengan dua jenis tes, yaitu tes Na- bikarbonat dan tes pembentukan ester. Saat tes Na-bikarbonat, sampel ditambahkan ke dalam larutan NaHCO3 yang menghasilkan larutan tidak berwarna dan tidak muncul gelembung gas. Berdasarkan teori, jika mengandung gugus karboksil, akan muncul gelembung gas. Jadi berdasarkan tes Na-bikarbonat, sampel negatif mengandung gugus karboksil. Tes yang kedua adalah tes pembentukan ester. Sampel padat ditambahkan etilalkohol dan asam sulfat, kemudian dipanaskan dalam penangas air. Larutan yang dihasilkan tidak berwarna dan tidak muncul aroma harum buah. Berdasarkan teori,
  • 5. jika terdapat gugus karboksil, maka akan muncul aroma harum buah. Jadi berdasarkan tes pembentukan ester, sampel negatif mengandung gugus karboksil. KESIMPULAN Berdasarkan data hasil penelitian, titik didih sampel yang didapatkan adalah 1500C, dan gugus fungsional yang menunjukkan hasil positif adalah aromatik dan gugus aldehid. Setelah menelusuri literatur, senyawa organik yang paling mendekati dengan hasil percobaan adalah benzaldehid. Ketidaksesuaian titik didih dengan senyawa benzaldehid diakibatkan oleh ketersediaan alat yang kurang memadai sehingga penetuan titik didih dihentikan pada suhu 150oC dimana menurut literatur titik didih seharusnya adalah 178 oC, namun dari ciri-ciri yang lain dapat diketahui bahwa sampel tersebut adalah benzaldehid. Sekian artikel yang dapat saya buat, apabila ada kesalahan kata,saya mohon maaf dan terimakasih. DAFTAR PUSTAKA Frieda Nurlita, I Wayan Suja. 2004. Buku Ajar Praktikum Kimia Organik. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja Ralp J. Fessenden, Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid I. Jakarta: Erlangga Ralp J. Fessenden, Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid II. Jakarta: Erlangga