2. “Sesungguhnya Allah meletakan pedang di tanganku untuk berjihad di jalan-Nya. Maka jika aku tidak
mampu untuk bersabar dalam menghadapi kesulitan-kesulitan ini dan tidak aku melakukan kewajiban
dengan pedang ini, maka sangat tidak pantas bagiku untuk mendapat gelar Al-Ghozi yang aku sandang
sekarang ini. Lalu, bagaimana aku akan menemui Allah pada hari kiamat nanti..?”
- Fatih Sultan Mehmed
3. Biografi Muhammad Al Fatih
Muhammad Al Fatih lahir dengan nama asli
Mehmed bin Murad. Ia lahir pada tanggal 30
Maret 1432 di Edirne, ibu kota Turki
Utsmaniyah. Ayahnya bernama Sultan Murad II
yang diketahui merupakan sultan Turki
Utsmaniyah. Ibunya bernama Hüma Hatun yang
merupakan istri keempat dari Sultan Murad II.
Sultan Mehmed dikenal dunia dengan nama
Muhammad Al Fatih berarti ‘Penakluk’. Orang
Turki menyebut Sultan Mehmed dengan
sebutan ‘Fâtih Sultan Mehmed Han II‘.
Sultan Utsmaniyah
periode pertama
Berkuasa Agustus 1444 – September 1446
Pendahulu Murad II
Penerus Murad II
periode kedua
Berkuasa 3 Februari 1451 – 3 Mei 1481
Pendahulu Murad II
Penerus Bayezid II
Lahir 30 Maret 1432
Edirne, Eyalet Rumelia, Kesultanan
Utsmaniyah
Wafat 3 Mei 1481 (umur 49)
Hünkârçayırı (Tekfurçayırı), dekat
Gebze, Kesultanan Utsmaniyah
Pemakaman Masjid Fatih, Istanbul, Turki
Wangsa Utsmani
Ayah Murad II
Ibu Hüma Hatun
Pasangan Gülbahar Hatun
Gülşah Hatun
Sittişah Hatun
Hatice Hatun
Çiçek Hatun
Agama Islam Sunn
4. Biografi Muhammad Al Fatih
Dalam bukunya Al-Munyawi,
menggambarkan secara fisik sultan
Muhammad Al-Fatih beliau berkulit
putih, berperawakan sedang,
mempunyai otot yang kuat, sangat
percaya diri, memiliki pandangan yang
tajam dan kemampuan untuk memikul
beban yang berat.
Source:Bugukugu.com
5. Biografi Muhammad Al Fatih
Saat masih belia, ketika usianya menginjak 11 tahun,
beliau dikirim untuk memerintah Amasya. Sebagai anak
Sultan, ia banyak mendapat ilmu. Ia menguasai
sedikitnya enam bahasa. Salah satu gurunya adalah
Syaikh Muhammad Syamsuddin bin Hamzah.
Ulama terkemuka inilah yang mempengaruhi Mehmed
pentingnya menaklukkan Konstantinopel yang dikuasai
Kekaisaran Romawi Timur dan menjadi salah satu pusat
gereja Ortodok.
6. Biografi Muhammad Al Fatih
Muhammad Al-Fatih dikenal sebagai pemimpin yang
cakap, adil, cerdas, dan memiliki kepakaran dalam
berbagai bidang walaupun usianya saat diangkat
menjadi Sultan baru berusia 12 tahun.
Julukan “Al-Fatih” yang artinya “Sang Pembebas”
didapatkannya karena berhasil menaklukan
Konstantinopel yang saat itu merupakan sebuah
benteng yang sulit diterobos diusia yang masih
sangat muda, yakni 21 tahun (Hayati:2021).
Source : Webtoon
7. Masa Kepemimpinan
Muhammad Al-fatih merupakan Sultan yang ke VII pada Dinasti
Usmaniyah. Beliau diangkat menjadi sultan pada tahun 885 H yaitu
setelah kematian ayahnya sultan Murad. Beliau saat diangkat
menjadi sultan sangat muda sekali yaitu pada usia 22 tahun.
Beliau memerintah dari tahun 1451 H sampai 1481 H. Hasilnya
konstantinopel jatuh tahun 857H/1453 M. Prestasi yang paling
gemilang bagi kaum muslimin pada masa Muhammad Al-Fatih
adalah takluknya kota konstantinopel (Byzantium) pada tahun
1453 Muhammad Al-Fatih berhasil menaklukkan pusat
pertahanan dan peradaban agama nasrani.
8. Muhammad Al-Fatih memerintah
selama 30 tahun dan wafat saat
merencanakan penakhlukan ke Italia
pada tahun 1481 M (Daulay:2020).
Masa Kepemimpinan
9. Masa Kepemimpinan
Muhammad Al-Fatih memerintah selama 30 tahun dan wafat saat merencanakan
penakhlukan ke Italia pada tahun 1481 M (Daulay:2020) .
Sultan Murad II menyerahkan posisi sultan kepada anaknya, Sultan Muhammad
Al-Fatih. Mengetahui hal ini, Paus Eugene IV segera membujuk Ladislas untuk
mengkhianati perjanjian yang baru saja dilakukan untuk meletuskan Perang Salib
lagi dan mengusir muslim dari Eropa.
Sultan Muhammad Al-Fatih yang baru memimpin dibuat bingung dan segera
mengirim surat kepada ayahnya, Sultan Murad II di Anatolia untuk
membantunya mengatasi keadaan. Akhirnya Sultan Murad II kembali naik tahta
di tahun 1446 M dan Sultan Muhammad Al-Fatih menjadi gubernur kota Manisa.
10. Masa Kepemimpinan
Rentang waktu 1446-1451 M, Sultan
Muhammad Al-Fatih tidak berdiam
diri saja, ia mempelajari sebab
sebab kegagalannya memimpin di
tahun 1444 M. Lalu ia menjalin
hubungan yang baik dengan para
prajurit dan aparatur negara,
mempersiapkan strategi untuk
menaklukkan Konstantinopel, dan
semakin mendekatkan diri kepada
Allah SWT.
Source:Okezone.com
11. Masa Kepemimpinan
Tahun 1448, Sultan Muhammad Al-Fatih
menemani ayahnya, Sultan Murad II untuk
memerangi pasukan Hungaria di Kosovo.
Peperangan ini menjadi pembuktian Sultan
Muhammad II jika ia layak menjadi pemimpin
sebab saat itu dirinya dilantik sebagai komandan
terbaik dan membuktikan kuatnya kekuatan
militer kepada Hungaria dan Negara Barat.
Setelah ayahnya dimakamkan, Sultan
Muhammad Al-Fatih langsung dinobatkan
menjadi Sultan Turki Utsmani ke-7 pada usia 19
tahun (Indrayeti, Futri).
Source:tvone
12. Keunggulan Kepemimpinan Muhammad Al Fatih
Sultan Muhammad Al Fatih
sukses memasuki wilayah
Konstantinopel dengan
membawa serta kapal-kapal
mereka melalui perbukitan
Galata, untuk memasuki
titik terlemah
Konstantinopel, yaitu Selat
Golden Horn.
Ketika itu, Sultan Mehmed II
beserta ribuan tentaranya
menarik kapal-kapal mereka
melalui darat.
Meski ada tentaranya
mengatakan kemustahilan
untuk melakukan startegi
tersebut. Namun, Mehmed II
tidak gentar. Dia dengan
tegas mengatakan kepada
seluruh tentaranya untuk
bergegas dan melaksanakan
strategi tersebut.
Tujuh puluh kapal
diseberangkan melalui bukit
hanya dalam satu malam
01 02
13. Keunggulan Kepemimpinan Muhammad Al Fatih
Sehari sebelum berjalannya
strategi itu, ia memerintahkan
semua tentaranya untuk berpuasa
pada siang hari dan shalat Tahajud
pada malam harinya sebelum
berperang untuk meminta
kemenangan kepada Allah.
Alhasil, Mehmed II berhasil
membawa kemenangan dengan
menaklukkan Konstantinopel dan
memimpinnya menjadi lebih baik
dari sebelumnya. Ia melindungi
seluruh rakyat di sana, baik
Muslim maupun non-Muslim.
03
tvOnenews.com
14. Keunggulan Kepemimpinan Muhammad Al Fatih
Mehmed II mampu menjadi
“sebaik-baik pemimpin dan
memiliki sebaik-baik pasukan.”
Setelah ia memimpin
Konstantinopel selama 19 tahun,
dia berencana menaklukkan
Roma. Hanya, saat ingin
melaksanakan cita-citanya,
Al Fatih wafat.
04
Source:tribunjabar
15. (QS. al-Nur [24]: 52),
“Danbarang siapa taat kepada
Allah dan rasul-Nya,takut
kepada Allah dan bertakwa
kepada-Nya, mereka itulah
orang-orang berhasil.”
Keteladanan Muhammad Al Fatih
Konsisten dalam Beribadah Pekerja Keras
“hasil takkan pernah mengkhianati
proses”. Maka disamping giat
beribadah, seorang pemimpin juga
dituntut untuk bekerja keras.
Gunakan waktu yang tersedia untuk
bekerja dengan sungguh-sungguh.
Beberapa hal yang dapat kita teladani dari sosok Muhammad Al-Fatih
menurut buku Siaw (2013) dalam Nugroho, Yudistira Adi :
16. Seorang pemimpin harus
memiliki sikap optimis untuk
menularkan aura dan
keyakinan kepada
bawahannya bahwa semuanya
dapat diselesaikan dan dapat
dipecahkan
Memiliki Keyakinan yang Kuat Cerdas dan Berani
Kecerdasan sangat dibutuhkan pada
masa-masa sulit dimana organisasi
mendapatkan banyak kendala dan
tantangan untuk mencapai tujuan.
Sedangkan untuk melewati kendala
dan tantangan juga dibutuhkan
keberanian untuk mengambil
resiko-resiko yang akan dihadapi.
17. Slogan yang pernah Al-Fatih
katakan adalah,
“Keadilan sebagai pondasi
kekuasaan.” (Utomo:2017)
Pemimpin yang Adil Tawakal
Tawakal atau berserah kepada
Allāh adalah modal utama
seorang pemimpin. Semua
kemenangan adalah datang dari
Allah, bukan dari selain itu.
18. Gaya Kepemimpinan
Muhammad Al Fatih
Gaya kepemimpinan yang sangat menonjol dari Muhammad
Al-Fatih adalah gaya kepemimpinan karismatik.
Gaya ini muncul dari kewibawaan alami yang dimiliki
pemimpin, bukan karena legalitas politik atau pembentukan
yang dilakukan secara sistematis. Mehmet bisa dikatakan
sebagai figur kepemimpinan karismatik karena Mehmet
memiliki kekuatan dan kecerdasan atau kekuatan religi.
contohnya: Muhammad Al-Fatih mampu membuat benteng
Rumeli Hisari atau memindahkan kapal dengan menaiki
bukit. Hal inilah yang membuat para pengikutnya patuh dan
sangat menghormati beliau (Zulkifli, M:2021).
19. REFERENSI
● https://www.biografiku.com/biografi-muhammad-al-fatih.
● https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mehmed_II&veaction=edit
● Hayati, Husnul. Kepemimpinan Muhammad Al Fatih, Sang Penakluk Kota Konstantinopel. 2021.
https://dutadamaisumaterabarat.id/kepemimpinan-muhammad-al-fatih-sang-penakluk-kota-
konstantinopel/
● Zulkifli, M. (2021). STUDI KEPEMIMPINAN MUHAMMAD AL-FATIH DALAM BUKU MUHAMMAD AL-
FATIH SANG PENAKLUK KONSTANTINOPEL KARYA JOHN FREELY. J-MD: Jurnal Manajemen
Dakwah, 2(2), 53-64.
● Putra Daulay, Haidar, dkk. 2020. Sejarah Kepemimpinan Muhammad Al-Fatih Sebagai The Best
Leader. Jurnal Kajian Islam Kontemporer (JURKAM)Vol 1, No 2, Oktober2020, Page 99-109ISSN
2722-7383
● Indrayeti, Futri. 2019. SISTEM MILITER SULTAN MUHAMMAD AL-FATIH DINASTI TURKI UTSMANI
TAHUN 1451-1481 M. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
● Ucu, Karta Raharja. 2019. Mengapa Muhammad Al Fatih Menjadi Sebaik-baiknya Pemimpin?.
Republica.com
● Nugroho, Yudistira Adi. 2020. KAJIAN TENTANG BELAJAR KEPEMIMPINAN DARI PEMIMPIN TERBAIK.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis E-qien.
● Priyambodo, Utomo. 2017. Kumparan.com