Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan infeksi dalam praktik kebidanan, mencakup pengelolaan sampah medis, kewaspadaan baku, perlengkapan perlindungan diri, antisepsis tindakan/bedah, dan memahami infeksi nosokomial."
4. INTRODUKSI PI DAN
KEWASPADAAAN BAKU
Antisepsis
Asepsis dan teknik
aspetik
Dekontaminasi
Disinfeksi tingkat tinggi
(DTT)
Pembersihan
Sterilisasi
Pencegahan infeksi
Pembatas pelindung
5. KEWASPADAAN BAKU
Komponen Utama
Cuci tangan
Setelah menyentuh
darah, tubuh, sekresi,
ekskresi, dan bahan
terkontaminasi
Segera setelah melepas
sarung tangan
Di antara sentuhan
dengan pasien
6. Sarung Tangan
Bila kontak dengan
darah, duh tubuh,
sekresi, dan bahan
yang
terkontaminasi
Bila kontak dengan
selaput lendir dan
kulit terluka
7. Masker, kacamata & Masker
muka
Mengantisipasi
bila terkena,
melindungi selaput
lendir mata,
hidung, dan mulut
saat kontak
dengan darah dan
duh tubuh.
8. Baju pelindung
Lindungi kulit dari
kontak dengan
darah dan duh
tubuh.
Cegah pakaian
tersebut selama
tindakan klinik
yang dapat
berkontak
langsung dengan
darah atau tubuh
9. Kain
Tangani kain tercemar,
cegah dari sentuhan
kulit/selaput lendir
Jangan lekukan
prabilas kain yang
tercemar di area
perawatan pasien
10. Sambungan
Pembersihan lingkungan Instrumen tajam
perawatan rutin,
pembersihan dan
disinfeksi peralatan dan
perlengkapan dalam
ruang peralatan pasien
Hindari memasang
kembali penutup jarum
bekas
Hindari melepas jarum
bekas dari semprit habis
pakai
Hindari pembengkokan,
mematahkan, atau
memanipulasi jarum bekas
dengan tangan
Masukkan instrumen tajam
ke dalam tempat yang tidak
tembus tusukan.
11. Sambungan
Resusitasi pasien
Penempatan pasien Gunakan bagian mulut,
kantong resusitasi atau
alat ventilasi yang lain
untuk menghindari
resusitasi atau alat
bentilasi yang lain untuk
menghindari resusitasi
dari mulut ke mulut.
Tempatkan pasien yang mengontaminasi lingkungan
dalam ruang pribadi dan tertutup.
Gunakan pembatas fisik (kaca mata pelindung, masker
muka, dan celemek) terhadap kemungkinan percikan
duh tubu (sekresi dan ekskresi) yang muncrat dan
tumpah, (misalnya saat membersihkan instrumen dan
benda lainnya)
Gunakan antiseptik untuk membersihkan kulit atau
selaput lendir sebelum pembedahan pembersihan luka,
atau pencucian tangan sebelum pembedahan dengan
antiseptik berbasis alkohol.
Gunakan praktik keselamatan kerja, seperti jangan
memasang kembali penutup jarum atau
membengkokkan jarum, dan menjahit dengan jarum
tumpul.
Pembuangan sampah terinfeksi ke tempat yang aman
untuk melindungi dan mencegah penularan atau infeksi
kepada masyarakat.
Proses semua peralatan, sarung tangan, dan benda
lainnya yang telah dipakai dengan dekontaminasi dan
dibersihkan secara menyeluruh, kemudian desterilkan
atau diinfeksi tingkat tinggi (DTT) sesuai dengan
prosedur yang dianjurkan.
12. Kesehatan & kebersihan tangan
serta sarung tangan
Langkah 1 : lepaskan cincin, jam tangan, dan gelang.
Langkah 2 : basahi kedua belah tangan dan lengan bawah hingga
sikut dengan sabun dan air bersih. (Jika menggunakan sikat, sikat
itu harus bersih disterilisasi atau DTT sebelum digunakan kembali,
jika digunakan spon, harus dibuang setelah digunakan).
Langkah 3 : bersihkan kuku dengan pembersih kuku.
Langkah 4 : bilaslah tangan dan lengan bawah dengan air.
Langkah 5 : gunakan bahan antiseptik pada seluruh tangan dan
lengan sampai bawah siku dan gosok tangan dan lengan bawah
dengan kuat selama sekurang kurangnya 2 menit.
Langkah 6 : angkat tangan lebuih tinggi dari siku, bilas tangan dan
lengan bawah seluruhnya dengan air bersih.
Langkah 7 : tegakkan kedua tangan ke atas dan jauhkan dari
badan, jangan sentuh permukaan atau benda apapun dan
keringkan kedua tangan itu dengan lap bersih dan kering atau
keringkan dengan diangin-anginkan.
Langkah 8 : pakailah sarung tangan bedah yang steril atau DTT
13. Sarung tangan
kondisi dipakainya sarung tangan
terjadi kontak tangan pemeriksa dengan
darah atau duh tubuh lainnya, selaput
lendir, atau kelit yang terluka;
Akan melakukan tidakan medik invasif
(misalnya pemasangan alat-alat vaskular
seperti intra-vena perifer); atau
Akan membersihkan sampah
terkontaminasi memegang permukaan
yang terkontaminasi.
14. Yang dilakukan dan jangan dilakukan
dalam pemakaian sarung tangan
Pakailah sarung tangan dengan ukuran yang sesuai, Jika ukuran
tidak sesuai dengan tangan pada pelaksaan prosedur, mudah
robek.
Gantilah sarung tangan secara berkala pada tindakan yang
memerlukan waktu lama.
Potonglah kuku cukup pendek
Pakailah cairan pelembab yang tidak mengandung lemak
Jangan pakai cairan atau krim berbasis lemak
Jangan pakai cairan pelembab yang terlalu wangi
Jangan simpan sarung tangan di tempat dengan suhu yang terlalu
panas atau terlalu dingin
Reaksi alergi terhadap sarung tangan
Reaksi alergi terhadap lateks telah dilaporkan terjadi pada para
petugas kesehatan, termasuk petugas rumah tangga, karyawan
laboratorium, dan dokter gigi
Pada orang-orang yang sensitif, gejalanya berupa ruam kulit,
hidung dan mata basah yang dapat bertambah berat (misalnya
karena kesulitan bernapas seperti asma).
15. Perlengkapan perlindungan diri
Sarung tangan
Sarung tangan melindungi
tangan dari bahan infeksius
dan melindungi pasien dari
mikroorganisme pada
tangan petugas. Alat ini
merupakan pembatas fisik
terpenting untuk mencegah
penyebaran infeksi, tetapi
harus diganti setiap kontak
dengan satu pasien ke
pasien lainnya untuk
mencegah kontaminasi
silang
16. Sambungan
Masker
Masker dipakai untuk
menahan cipratan yang
keluar sewaktu petugas
kesehatan atau petugas
bedah bicara, batuk, atau
bersin dan juga untuk
mencegah cipratan
darah atau cairan tubuh
yang terkontaminasi
masuk ke dalam hidung
atau mulut petugas
kesehatan
17. sambungan
Kap
untuk menutup rambut
dan kepala agar guguran
kulit rambut tidak masuk
dalam luka sewaktu
pembedahan. Kap harus
cukup besar untuk
menutup semua rambut.
Kap memberikan sedikit
perlindungan pasien,
tujuan utamanya adalah
melindungi pemakainya
dari semprotan dan
cipratan darah dan
cairan tubuh.
19. Sambungan
Gaun penutup
untuk menutupi baju
rumah. Pemakai utama
dari gaun penutup
adalah untuk melindungi
pakaian petugas
pelayanan kesehatan.
20. Alas kaki
untuk melindungi kaki dari perlukaan oleh
benda tajam atau berat atau dari cairan
yang kebetulan jatuh atau menetes pada
kaki
21. ANTISEPSI TINDAKAN/BEDAH
DAN BUDAYA AMAN DI RUANG
OPERASI
Antisepsis
Proses pengurangan jumlah
mikroorganisme pada kulit, selaput lendir,
atau jaringan tubuh lain dengan
menggunakan bahan antimikroba
(antiseptik).
Bahan antiseptik atau bahan antimikroba
(kedua istilah dapat dipertukarkan)
Bahan kimia yang dipakai pada kulit
atau jaringan hidup lainnya dapat
menghambat atau membunuh
mikroorganisme (baik sementara maupun
menetap) sehingga mengurangi jumlah
bakteri seluruhnya.
22. MEMAHAMI PEMPROSESAN
INSTRUMEN
SARUNG TANGAN & PERALATAN
LAINNYA
Pemrosesan alat adalah salah satu cara u
ntuk menghilangkan sebagian besar mikro
organismeberbahaya penyebab penyakit d
ari peralatan kesehatan yang sudah terp
akai.
23. DEKONTAMINASI DAN
PEMBERSIHAN
Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah langkah pertama
dalam menangani peralatan, perlengkap
an,sarung tangan, dan benda-
benada lainnya yang terkontaminasi.
Pencucian atau bilas
Pencucian adalah sebuah cara yang efe
ktif untuk menghilangkan sebagian besa
r mikroorganisme pada peralatan dan in
strumentyang kotor atau sudah digunak
an.
24. STERILISASI
Sterilisasi merupakan upaya pembunu
han atau penghancuran semua bentuk
kehidupan mikroba yang dilakukan di r
umah sakit melalui proses fisik maupu
n kimiawi
DTT
DDT adalah cara efektif untuk membu
nuh mikroorganisme penyebab penya
kit dari peralatan, sterilisasi tidak selal
u memungkinkan dan tidak selalu prak
tis
25. MEMPROSES LINEN
Memproses linen terdiri dari semua langkah yang
diperlukan untuk mengumpulakan, membawa,dan
memilih (menyortir) linen kotor dan (mencuci,
mengeringkan, melipat, atau membungkus), kemudian
menyimpan dan mentribusikannya. Memproses linen
secara linen dari berbagai sumber merupakan suatu
proses yang rumit.staf yang ditugasi mengumpulkan,
membawa dan memilih linen kotor harus sangat
berhati-hati. Mereka harus memakai pakaian tebal
atau sarung tangan rumah tangga untuk
mengurangiresiko perlukaan oleh jarum atau benda
tajam, termasuk pecahan gelas. Staf yang
bertanggung jawab terhadap pencucian barang kotor
harus memakai sarung tangan rumah tangga, alat
pelindung mata, apron plastik atau karet.
26. MEMAHAMI INFEKSI
NOSOKOMIAL
Pencegahan infeksi nosokomial, panduan
kewaspadaan infeksi RS
fokus utama penangganan masalah infeksi dalam
pelayanan kesehatan adalah mencegah infeks. perhatian
utama ditujukan untuk mengurangi resiko perpindahan
penyakit, tidak hanya terdapat pasien, tetapi juga kepada
pemberi pelayanan kesehatan dan karyawan, termasuk
pekarya, yaitu orang yang bertugas membersihkan dan
merawat ruang bedah.
Tindakan pencegahan infeksi
Aseptik
Antiseptik
Dekontaminasi
Pencucian
Desintefikasi
Sterilisasi
27. PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN KENCING, TEMPAT
PEMBEDAHAN & SEHUBUNGAN PENGGUNAAN
INTRAVASKULER
langkah-langkah yang dapat mengurangi infeksi saluran kemih
Jangan menunda buang air kecil ketika diperlukan
Membersihkan pula meatus (pembukaan uretra)
menganjurkan jus cranberry dapat mengurangi insiden ISK
Kursus yang lama antibiotik dosis rendah diambil pada malam untuk
membantu mencegah sebaliknya tidak dapat dijelaskan kasus
cystitis berulang.
Akupunktur telah ditunjukkan untuk menjadi efektif dalam mencegah
infeksi baru dalam kasus berulang
menyusui dapat mengurangi risiko UTIs dalam bayi.
Menjaga Foley kateter dari menyumbat dengan biofilm akan
mencegah stasis urin di kandung kemih, yang berfungsi sebagai
media budaya bagi perkembangan bakteri
28. Pencegahan infeksi tempat
pembedahan
Pengertian
Infeksi pada insisi atau organ/ruang yang
terjadi dalam 30 hari setelah operasi atau
dalam 1 tahun apabila terdapat alat yang
ditanam (implan).
Infeksi Tempat Pembedahan (ITP)
organ /ruang
Bagian tubuh manapun selain bagian insisi
dinding tubuh yang dibuka atau ditangani
selama oprasi.
29. PENCEGAHAN INFEKSI BAYI
BARU LAHIR
Higienis dan kebersihan yang baik selama
persalinan
Perhatian khusus pada perawatan tali pusat
Perawatan mata.
ASI eksklusif
Prosedur cuci tangan yang ketat bagi semua
staf dan keluarga sebelum dan sesudah
memegang bayi
Tidak menggunakan air untuk pelembapan
dalam inkubator (Pseudomonas akan mudah
berkolonisasi) atau hindari penggunaan
inkubator (gunakan perawatan metode
30. Pencegahan Diare
Pencegahan
Pencegahan diare
merupakan salah satu
upaya yang baik
dilakukan untuk
menghindari gejala diare
secara efektif. Cuci
tangan terutama saat
ingin makan atau
aktivitas lain merupakan
upaya pencegahan diare
agar virus tidak
menyebar.
31. pencegahan diare yang
disebabkan oleh makanan lain
Sajikan makanan dimasak atau dipanasakan
Cuci permukaan alat atau perkakas untuk menghindari
penyebaran kuman
Merawat anak yang sakit atau orang dewasa dengan hati-
hati, mencuci tangan setelah mengganti popok bayi,
membantu penggunaan individu kamar mandi, atau
membantu individu di sekitar rumah.
Anak-anak harus diintruksikan untuk mencuci tangan mereka.
Gunakan perawatan ketika mempersiapkan unggas mentah
atau daging
Buah-buahan dan sayuran sikomsumsi mentah harus dibilas
dengan air bersih
Pasteurisasi (mentah) susu yang dapat terkontaminasi
dengan bakteri dan selalu harus dihindari
Hati-hati saat berpergian, terutama keluar negri
32. Pengolahan makanan dan air
Makanan yang dikonsumsi hendaknya
memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut
layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan
penyakit, diantaranya :
Berada dalam derajat kematangan yang
dikehendaki
Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi
dan penanganan selanjutnya.
Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak
dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh
enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat,
serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan
karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.
Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang
menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh
makanan (food borne illness).
34. PELAYANAN LABORATORIUM KLINIK,
ANK DARAH & PELAYANAN TRANSFUSI
Surat Keputusan Direktur Jendral
Pelayanan Medik Nomor HK
006.06.3.5.00788 tahun 1995 tentang
pelaksanaan akreditasi Rumah Sakit
(termasuk di dalamnya adalah
pelayanan laboratorium klinik) untuk
mengukur mutu pelayanan kesehatan
di Rumah.
35. PENINGKATAN MUTU PELAYANAN
LABORATORIUM KLINIK
Upaya peningkatan mutu pelayanan
laboratorium klinik merupakan serangkaian
kegiatan yang komprehensif dan integral
yang menyangkut struktur, proses dan
outcome secara obyektif, sistematik dan
berlanjut, memantau dan menilai mutu dan
kewajaran pelayanan terhadap pasien, dan
memecahkan maslah-masalah yang
terungkapkan sehingga pelayanan
laboratorium yang diberikan berdaya guna
dan berhasil guna.