Politik ekonomi liberal di Hindia Belanda berdampak buruk bagi rakyat Indonesia. Sistem kolonial liberal membuka peluang bagi pengusaha Belanda untuk menanam modal di perkebunan besar, namun menyebabkan penurunan taraf hidup rakyat akibat eksploitasi tanah dan tenaga kerja. Meskipun produksi ekspor meningkat, rakyat Indonesia justru semakin miskin dan menderita.
2. Welcome to Sejarah Perekonomian.com
www.sejarah-Perekonomian.com Google
Send your e-mail
Loading…
Ready to use…
Choose one of the main beranda above !
Collecting status…Please wait…
SEARCHING
4. “Masa Hindia Belanda”
“Politik Pintu Terbuka dan Politik Etis
1.Sistem Kolonial
Liberal
4.Pelaksanaan
Politik Pintu
Terbuka
2 .Perkembangan
Ekonomi Hindia –
Belanda
5.Pengaruh
Politik Liberalis
Bagi Indonesia
3.Merosotnya
Kesejahteraan
Rakyat Indonesia
5. Latar Belakang kolonial Liberal
Politik ekonomi liberal kolonial dilatar belakangi oleh :
1. Pelaksanaan system tanam paksa telah menimbulkan
penderitaan rakyat Pribumi.
2. Berkembangnya paham liberalisme sebagai akibat dari Evolusi
Perancis dan Evolusi Industri.
3. Kemenangan partai Liberal dalam Parlemen Belanda yang
mendesak Pemerintah Belanda menerapkan system Ekonomi
Liberal di Negeri Jajahannya ( Indonesia ).
4. Adanya Traktat Sumatera pada tahun 1871 yang memberikan
kebebasan dari Belanda untuk meluaskan wilayahnya ke Aceh.
Sistem Kolonial Liberal
MENU
6. Pelaksanaan Politik Ekonomi Liberal itu dilandasi dengan
beberapa peraturan :
1. RR atau Undang-undang tentang tata cara pemerintahan di
Indonesia.
2. Peraturan tentang pembendaharaan Negara India-Belanda.
3. Undang-undang Gula ( Suiker Wet ).
4. Agrische Beskuit yang mengatur lebih rinci tentang Agraria.
MENU
Sistem Kolonial Liberal
7. Makna Ekonomi Liberal
Periode sejarah Indonesia 1870 – 1900 sering
disebut sebagai masa liberalisme. Pada periode ini
kaum pengusaha dan modal swasta diberikan
peluang sepenuhnya untuk menanamkan
modalnya dalam berbagai usaha kegiatan di
Indonesia terutama dalam industri – industri
perkebunan besar baik jawa maupun daerah –
daerah luar jawa.
MENU
Sistem Kolonial Liberal
8. Kaum liberal berharap bahwa dengan
dibebaskannya kehidupan ekonomi dari segala campur
tangan pemerintah serta penghapusan segala unsure
paksaan dari kehidupan ekonomi akan mendorong
perkembangan ekonomi Hindia Belanda.
Dengan Undang – undang Agraria 1870 para
pengusaha Belanda dan Eropa dapat menyewa tanah dari
pemerintah atau penduduk Jawa untuk membuka
perkebunan – perkebunan besar.
Perkembangan Ekonomi Hindia –
Belanda
MENU
9. Setelah tahun 1885 perkembangan tanaman
perdagangan mulai berjalan lamban dan terhambat,
karena jatuhnya harga – harga gula dan kopi di pasaran
dunia. Dalam tahun 1891 harga tembakau turun drastis,
sehingga membahayakan perkebunan – perkebunan
tembakau di Deli, Sumatera Timur.
Perkembangan Ekonomi Hindia –
Belanda
MENU
10. Krisis tahun 1885 mengakibatkan terjadinya
reorganisasi dalam kehidupan ekonomi Hindia – Belanda.
Perkebunan – perkebunan besar tidak lagi sebagai usaha
milik perseorangan, tetapi direorganisasi sebagai
perseroan – perseroan terbatas.
Pimpinan perkebunan bukan lagi pemiliknya
secara langsung, tetapi oleh seorang manager, artinya
seorang pegawai yang digaji dan langsung
bertanggungjawab kepada direksi perkebunan yang biasa
dipilih dan diangkat oleh pemilik saham.
Perkembangan Ekonomi Hindia –
Belanda
MENU
11. Krisis perdagangan tahun 1885 juga
mempersempit penghasilan penduduk jawa, baik
uang berupa upah bagi pekerjaan di perkebunan –
perkebunan maupun yang berupa sewa tanah.
Politik kolonial baru yaitu kolonial – liberal,
semakin membuat rakyat menjadi miskin.
Merosotnya Kesejahteraan Rakyat
Indonesia
MENU
12. Kepada rakyat Jawa dipikulkan the burden of empire (pajak
/beban kerajaan). Sebagai akibat politik tidak campur tangan
Belanda terhadap daerah luar jawa, pulau Jawa harus membiayai
ongkos – ongkos pemerintahan gubernmen diseluruh Indonesia.
Krisis tahun 1885 mengakibatkan terjadinya pinciutan
dalam kegiatan pengusaha – pengusaha perkebunan gula, yang
berarti menurunnya upah kerja sewa tanah bagi penduduk. Krisis
ini diperberat dengan timbulnya penyakit sereh pada tanaman
tebu, sehingga akhirnya pulau Jawa dalam waktu lama dijauhi oleh
kaum kapitalis Belanda.
Merosotnya Kesejahteraan Rakyat
Indonesia
MENU
13. Pelaksanaan politik liberal membawa akibat sebagai berikut :
1. Bagi Belanda
Memberikan keuntungan yang sangat besar kepada kaum swasta
Belanda dan pemerintah kolonial Belanda Hasil-hasil produksi
perkebunan dan pertambangan mengalir ke neger Belanda. Negeri
Belanda menjadi pusat perdagangan hasil dari tanah jajahan.
2. Bagi Rakyat Indonesia
Kemerosotan tingkat kesejahteraan penduduk. Adanya krisis
perkebunan. Menurunnya konsumsi bahan makanan. Menurunnya
usaha kerajinan rakyat. Pengangkutan dengan gerobak. Rakyat
menderita karena masih menerapkan kerja rodi.
Merosotnya Kesejahteraan Rakyat
Indonesia
MENU
14. UU Agraria tahun 1870 mendorong pelaksanaan politik pintu
terbuka yaitu membuka Jawa bagi perusahaan swasta.
Kebebasan dan keamanan para pengusaha dijamin.
Pemerintah kolonial hanya memberi kebebasan para
pengusaha untuk menyewa tanah, bukan untuk membelinya.
Politik pintu terbuka yang diharapkan dapat memperbaiki
kesejahteraan rakyat, justru membuat rakyat semakin
menderita. Eksploitasi terhadap sumber-sumber pertanian
maupun tenaga manusia semakin hebat. Rakyat semakin
menderita dan sengsara.
Pelaksanaan Politik Pintu Terbuka
MENU
15. Adanya UU Agraria memberikan pengaruh bagi kehidupan rakyat,
seperti berikut:
1) Dibangunnya fasilitas perhubungan dan irigasi.
2) Rakyat menderita dan miskin.
3) Rakyat mengenal sistem upah dengan uang, juga
mengenal barang-barang ekspor dan impor.
4) Timbul pedagang perantara. Pedagang-pedagang tersebut
pergi ke daerah pedalaman, mengumpulkan hasil pertanian
dan menjualnya kepada grosir.
5) Industri atau usaha pribumi mati karena pekerja-
pekerjanya banyak yang pindah bekerja di perkebunan dan pabrik-
pabrik.
Pelaksanaan Politik Pintu Terbuka
MENU
16. Dampak politik pintu terbuka bagi Belanda sangat besar.
Negeri Belanda mencapai kemakmuran yang sangat pesat.
Sementara rakyat di negeri jajahan sangat miskin dan menderita.
Oleh karena itu, van Deventer mengajukan politik yang
diperjuangkan untuk kesejahteraan rakyat.
Politik ini dikenal dengan politik etis atau politik balas budi
karena Belanda dianggap mempunyai hutang budi kepada rakyat
Indonesia yang dianggap telah membantu meningkatkan
kemakmuran negeri Belanda. Politik etis yang diusulkan van
Deventer ada tiga hal, sehingga sering disebut Trilogi van Deventer.
Isi Trilogi van Deventer dan penyimpangan-penyimpangannya.
Pengaruh Politik Liberalis Bagi Indonesia
MENU
17. Berikut ini Isi Trilogi van Deventer antara lain:
1) Irigasi (pengairan), yaitu diusahakan pembangunan irigasi untuk
mengairi sawah-sawah milik penduduk untuk membantu
peningkatan kesejahteraan penduduk,
2) Edukasi (pendidikan), yaitu penyelenggaraan pendidikan bagi
masyarakat pribumi agar mampu menghasilkan kualitas sumber
daya manusia yang lebih baik,
3) Migrasi (perpindahan penduduk), yaitu perpindahan penduduk
dari daerah yang padatpenduduknya (khususnya Pulau Jawa) ke
daerah lain yang jarang penduduknya agar lebih merata.
Pengaruh Politik Liberalis Bagi Indonesia
MENU
18. Walaupun pemikiran liberalisme di Hindia-Belanda diawali dengan
harapan-harapan besar mengenai keunggulan sistem liberal dalam
meningkatkan perkembangan ekonomi koloni sehingga menguntungkan
kesejahteraan rakyat Belanda maupun rakyat Indonesia, namun pada akhir abad
19 terlihat jelas bahwa rakyat Indonesia sendiri tidak mengalami tingkat
kemakmuran yang lebih baik dari sebelumnya.
Meskipun produksi untuk ekspor meningkat dengan pesat antara tahun
1870-1900, namun pada akhir abad 19 mulai nampak bahwa orang-orang
Indonesia di pulau Jawa telah mengalami kemerosotan dalam taraf hidup
mereka. Hal ini menimbulkan kritik-kritik yang tajam di negeri Belanda.
(Poesponegoro, Marwati Djoned: 123-124, 1993)
Pengaruh Politik Liberalis Bagi Indonesia
MENU