Hi semua, terima kasih sudah berkunjung kesini 😆 Semua file yang diupload adalah materi perkuliahan. Nah... materi ini dari dosen yang dikhususkan untuk teman-teman kelas #manabeve 💚
Biar gampang diakses, yah masukin sini aja kan😆 Sekalian membantu kalian yang mungkin butuh beberapa konten dalam file-file ini.
Jangan lupa di like yah 💙 Kalau mau dishare atau didownload PLEASE MINTA IZIN dulu oke??
Biar ngga salah paham cuy😆
ASK FOR PERMISSION ▶ itsmeroses@mail.ru
Kalau kesulitan untuk mendownload FEEL FREE untuk email ke aku🔝🔝🔝🔝
[DISCLAIMER] Mohon banget kalau udah didownload. Kemuadian ingin dijadikan materi atau referensi. Jangan lupa cantumkan sumbernya. Terima kasih atas pengertiannya💖
------------------------------------------------------------
Materi details :
Coming soon ")
------------------------------------------------------------
MEET CLASS FELLAS💚
Instagram ▶ https://www.instagram.com/manabeve
Blog ▶ https://manabeve.blogspot.com
Email ▶ manabeve@gmail.com
------------------------------------------------------------
LET'S BECOME FRIENDS WITH ME💜
Instagram ▶ https://www.instagram.com/ameldiana3
Twitter ▶ https://www.twitter.com/amlediana3
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
PENULISAN KARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Bambang 2016
1. Draft Jurnal IlmiahBambang S.
PENGGUNAAN BAHASA TUTUR DALAM
PENULISAN NASKAH FEATURE TELEVISI
Oleh:
Dwi Budi Astuti
Drs. Bambang Sujarwadi, M.Pd.
bambang_sujarwadi@yahoo.co.id
ABSTRACT
Batur hamlet is an area that has potential as a tourist village. Batur as a
central hamlet producer mask, because 80 percent of the population is an artisan
mask. They make two types of masks are masks and masks classical batik. In
addition, Batur village has a natural charm that is very beautiful waterfall that is
often called the "Banyu Nibo". In the region there are also religious tourism called
Petilasan UB. Moreover, Batur village also has many other tourist potential.
Delivery of messages by the Batur village as a tourist village is done
through a feature called "exoticism Village". Tourist feature screenwriting format
using speech language in order to facilitate the audience understand the content
and the issues presented, as the feature is a light news, human interest, and writing
does not use standard language, and imaginative nature.
Television feature production goal is to produce a television feature
production work using speech language in the writing of the manuscript.
The process of writing the script through the stages of the determination of
the idea, the initial script writing, and the writing of the final manuscript. Early
manuscripts used as guidelines for the production, but in the course of production
changes and becomes the final manuscript. Stages of pre-production, production
and post-production well underway. This work has advantages in script writing,
material, and visualization. Meanwhile there is a shortage on the narrator read the
script, but does not change the meaning.
Keywords: speech language , script writing , feature television
1
2. Draft Jurnal IlmiahBambang S.
PENGGUNAAN BAHASA TUTUR DALAM
PENULISAN NASKAH FEATURE TELEVISI
Oleh:
Dwi Budi Astuti
Drs. Bambang Sujarwadi, M.Pd.
bambang_sujarwadi@yahoo.co.id
ABSTRAKSI
Dusun Batur merupakan wilayah yang memiliki potensi sebagai desa
wisata. Dusun Batur sebagai sentral penghasil topeng, karena 80 persen
penduduknya merupakan pengrajin topeng. Mereka membuat dua jenis topeng
yaitu topeng klasik dan topeng batik. Disamping itu, Dusun Batur mempunyai
pesona alam yang sangat indah yaitu air terjun yang sering disebut dengan “Banyu
Nibo”. Di wilayah itu juga terdapat wisata religi yang disebut Petilasan
Brawijaya. Lebih dari itu, Dusun Batur juga mempunyai banyak potensi wisata
lainnya.
Penyampaian pesan Dusun Batur sebagai desa wisata tersebut dilakukan
melalui sebuah feature dengan nama “Eksotisme Desa”. Format penulisan naskah
feature wisata menggunakan bahasa tutur agar mempermudah pemirsa memahami
isi dan permasalahan yang disajikan, karena feature merupakan berita ringan,
human interest, dan penulisannya tidak menggunakan bahasa baku, serta sifatnya
yang imajinatif.
Tujuan produksi feature televisi ini adalah menghasilkan karya produksi
feature televisi dengan menggunakan bahasa tutur dalam penulisan naskahnya.
Proses penulisan naskah melalui tahapan penentuan ide, penulisan naskah
awal, dan penulisan naskah akhir. Naskah awal digunakan sebagai pedoman
produksi, namun dalam perjalanan produksi mengalami perubahan dan menjadi
naskah akhir. Tahapan pra produksi, produksi, dan pasca produksi berlangsung
baik. Karya ini memiliki kelebihan pada penulisan naskah, materi, dan visualisasi.
Sementara itu terdapat kekurangan pada narrator dalam membacakan naskah,
namun tidak merubah arti.
Kata kunci: bahasa tutur, penulisan naskah, feature televisi
2
3. Draft Jurnal IlmiahBambang S.
PENDAHULUAN
Di Indonesia banyak terdapat tempat wisata yang sangat menarik dan
penting untuk di kunjungi, serta memiliki ragam budaya, mulai dari adat istiadat,
bahasa, kekayaan alam dan masih banyak lagi semua itu merupakan aset wisata.
Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa wajib menjaga dan melestarikan
aset wisata serta ragam budaya yang ada. Salah satu tempat yang mempunyai
banyak asset wisata adalah Daerah Istimewa Yogyakarta tepatnya di Kabupaten
Gunung Kidul.
Salah satu kecamatan yang mempunyai aset wisata yang menarik
tepatnya berada di Kecamatan Patuk tepatnya Dusun Batur. Dusun ini mempunyai
potensi wisata yang unik, menarik dan penting untuk dikunjungi, karena banyak
menyimpan keindahan alam, panorama yang sangat mengangumkan, dan
mempunyai peninggalan bersejarah. Selain itu penduduknya masih menjunjung
tinggi budaya dan adat istiadat Jawa. Dusun Batur memiliki luas hutan sekitar 250
m/segi, dan luas wilayah dusun Batur sendiri sekitar 38 ha, sedangkan luas dari
hunian penduduk sekitar 15 ha dan sisanya merupakan hamparan sawah serta
perkebunan.
Dusun Batur merupakan sentra penghasil topeng. Penduduknya 80 persen
merupakan pengrajin topeng. Mereka membuat dua jenis topeng yaitu topeng
klasik dan topeng batik. Topeng klasik sering digunakan untuk pentas tari
sedangkan topeng batik untuk hiasan dinding atau sebagai cinderamata. Selain
topeng mereka juga membuat hiasan-hiasan lainnya yang terbuat dari kayu.
3
4. Draft Jurnal IlmiahBambang S.
Menariknya lagi kerajinan tersebut tidak semuanya melalui proses pewarnaan
tetapi ada juga yang dibatik khususnya topeng.
Dusun Batur mempunyai pesona alam yaitu air terjun yang sering disebut
dengan “Banyu Nibo”. Letak air terjun ini tidak jauh dari Dusun Batur, namun
untuk dapat sampai ke puncak air terjun diperlukan waktu yang cukup lama dan
medan yang di lewati yang sedikit berat. Akan tetapi setelah sampai pada puncak
air terjun “Banyu Nibo”, maka akan terlihat pemandangan yang luar biasa indah
dengan udara yang sejuk dan asri. Air terjun ini memiliki ketinggian kurang lebih
30 meter dari permukaan tanah atau sekitar 400 meter diatas permukaan laut.
Sedangkan aliran air terjun ini berasal dari sungai Gondaimor yang merupakan
urat nadi perairan Dusun Batur.
Selain air terjun Dusun Batur mempunyai peninggalan sejarah yaitu
petilasan Brawijaya V yang dimana dulunya petilasan ini dijadikan tempat
singgahnya Prabu Brawijaya V untuk hijrah dan ketika itu lahirlah anaknya
bernama Joko Tlangkas. Ari-ari Joko Tlangkas ditanam di daerah hutan Petilasan
Brawijaya yang hingga saat ini masih dijaga dan dirawat oleh penduduk setempat,
Petilasan ini berukuran sekitar 2,5 meter. Nama dusun Batur sendiri diambil dari
nama ari-ari putra selir Prabu Brawijaya V yang bernama Joko Tlangkas.
Dengan jumlah penduduk sekitar 252 jiwa dan mayoritas beragama
Islam, masyarakat Dusun Batur masih melakukan adat budaya Jawa. Dengan
mengadakan kegiatan rutin setiap setahun sekali, yaitu acara upacara adat atau
yang lebih dikenal dengan syukuran.
4
5. Draft Jurnal IlmiahBambang S.
Keeksotisan Dusun Batur terlihat pada jalanan yang sedikit curam di area
perbukitan dan berkelok-kelok. Demikian juga akses menuju air terjun dirasa
masih sulit karena medannya yang masih dipenuhi dengan semak-semak.
Masyarkatnya mempunyai hubungan kekerabatan yang erat. Mereka mempunyai
pemikiran yang maju yaitu ingin desanya menjadi desa wisata meskipun mereka
menyadari bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) masih kurang, serta peralatan
pembuat topeng atau kerajinan lain masih sangat tradisional.
Dusun Batur memiliki syarat-syarat sebagai Desa Wisata, sebab
Penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Selain
itu, beberapa faktor pendukung seperti makanan khas, sistem pertanian dan sistem
sosial turut mewarnainya. Di luar faktor-faktor tersebut, alam dan lingkungan
yang masih asli dan terjaga.
Untuk lebih mengangkat keberadaan Dusun Batur, maka diproduksi
program acara berjudul Program “Eksotisme desa” , Edisi “Dusun Batur
Berpotensi sebagai Desa Wisata” dengan format feature. Menurut Fred Wibowo
dalam bukunya Teknik Produksi Program Televisi “Feature adalah suatu program
yang membahas suatu pokok bahasan, satu tema, diungkapkan lewat berbagai
pandangan yang saling melengkapi, mengurai, menyoroti secara kritis,dan
disajikan dengan berbagai format.” (2007:186).
Melalui penyajian ”Dusun Batur Berpotensi sebagai Desa Wisata”
dengan format feature diharapkan dapat memberikan manfaat dan bisa
5
6. Draft Jurnal IlmiahBambang S.
mengembangkan aset alam yang dimiliki oleh Dusun batur sehingga dapat disebut
sebagai desa wisata.
Judul skripsi ini adalah Penggunaan Bahasa Tutur dalam Penulisan
Naskah Karya Produksi Televisi feature “Eksotisme Desa” Edisi Dusun Batur
Berpotensi sebagai Desa Wisata. Penulis sebagai penulis naskah, ingin
menjabarkan ide dari produser sehingga menghasilkan naskah yang siap di
prosuksi. Naskah yang di hasilkan mengajak pemirsa untuk memahami apa yang
menjadi peran penulis. Seperti yang diungkapkan oleh Morrisan dalam Jurnalistik
Televisi Mutakhir, “Penulis Naskah harus memiliki kemampuan berpikir dan
menuangkan ide/pemikiran dalam satu tulisan (proposal) untuk suatu program
acara secara baik dan sistematis serta mempunyai kemampuan memimpin dan
bekerjasama dengan seluruh kerabat kerja dan unsur-unsur produksi yang terkait”
( Morrisan, 2008:44 ).
Dalam dunia penyiaran, ragam bahasa yang di pergunakan selain bahasa
formal, juga bahasa tutur. Ragam bahasa penyiaran lebih banyak bertutur
kepada khalayak. Bahasa tutur harus baik, tetapi tidak perlu benar. Bahasa
tutur lebih bersifat informal,dalam arti struktur kalimatnya berbeda
dengan struktur bahsa formal. Biasanya struktur bahasa yang di gunakan
oleh penyiar berita bersifat formal, sedangkan struktur bahasa yang di
pergunakan oleh reporter penyajian bersifat informal. (Askurifai Baksin,
2006: 72).
Peran penulis naskah (script writer) sangat diperlukan. hal itu disebabkan
karena naskah menjadi salah satu acuan untuk pengambilan visual dan editing.
Seorang penulis naskah mengolah data–data yang dalam naskah. Setelah itu,
penulis naskah berperanpenting dalam membuat naskah yang bisa menjadi
6
7. Draft Jurnal IlmiahBambang S.
memunculkan ciri khas feature, salah satunya human interest, ciri khas tersebut
penting untuk dimunculkan, karena tujuan memproduksi feature “Eksotisme
Desa“ salah satunya adalah membuat pemirsa lebih mengetahui tentang
keberadaan desa wisata yang ada di gunung kidul.
Penulis menggunakan bahasa tutur dalam memproduksi Feature karena
bahasa tutur lebih mudah untuk bisa di mengerti oleh pemirsanya sehingga
kalimat yang di gunakan pun tidak terlalu panjang.
Contoh bahasa tutur dalam naskah yang diproduk feature sebagai
berikut:
Di Sepanjang Perjalanan Menuju Dusun Batur Kita Bisa Di
Manjakan Dengan Pemandangan Alam // Dusun Ini Semakin Eksotik Bila
Kita Bisa Menikmatinya// Ke Eksotisan Itu Bisa Terlihat/ Jalanan Yang
Menuju Dusun Batur Yang Sangat Terjal/ Yang Masih Sedikit Sulit Untuk Di
Lewati Kendaraan//
Sub format digunakan untuk menciptakan dinamisasi dalam penyajian
dengan penghubung benang merah agar tidak terjadi tumpang tindih informasi.
Sub-sub format yang digunakan adalah wawancara (Morissan, 2004: 42) dan
voxpop (Fred Wibowo, 1997: 71 ). Sedangkan teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi (Santana, 2003: 226) dan wawancara (Morissan,
2004: 42).
HASIL PEMBAHASAN
7
8. Draft Jurnal IlmiahBambang S.
1> Deskripsi karya
Penelitian ini fokus pada penggunaan bahasa tutur dalam naskah
feature pada setiap sequence yang selengkapnya dijabarkan sebagi
berikut:
a> Tahap awal
Pada bagian ini, feature dibuka dengan eye cather. Penampilan
gambar eye catcher berdasarkan pembagian sequence dan gambar – gambar
yang mewakili bagian penting. Pembagian ini berdasarkan pada naskah
yang memberikan penekanan di tempat-tempat menarik di dusun batur.
Potongan gambar yang di tampilkan dalam eye catcher adalah sebagai
berikut: (1) Pemandangan dari atas kota Jogjakarta; (2) Papan penunjuk
jalan menuju wonosari; (3) Papan selamat datang menuju gunung kidul; (4)
Daerah perbukitan yang ada di gunung kidul; (5) Jalan yang menuju gunung
kidul; (6) Air terjun yang ada di dusun batur; (7) Atraksi reok yang ada di
dusun batur; (8) Gunungan yang menjadi rebutan wargadusun batur; (9)
Pembuatan topeng batik
b> Sequence 1
Sequence 1 menunjukkan suasana Dusun Batur dan peninggalan
sejarah Petilasan Brawijaya. Sequence ini sekilas menceritakan tentang
pemandangan dan alam yang dapat dinikmati ketika menuju Dusun Batur
yakni dengan menampilkan beberapa gambar perbukitan, sawah-sawah dan
8
9. Draft Jurnal IlmiahBambang S.
aliran sungai. Untuk dapat mewakali suasana di Dusun Batur gambar yang
ditampilkan adalah rumah-rumah tradisional dan ekspresi kecerian anak-
anak saat bermain.
Untuk menggambarkan keindahan alam dusun batur, digunakan n
bahasa tutur, yakni bahasa percakapan, informal, atau kata–kata dan
kalimat yang biasa dikemukakan dalam obrolan sehari–sehari.
c Sequence 2
Sequence ini menceritakan tentang pesona alam yang dimiliki
Dusun Batur yakni air terjun “Banyu Nibo”. Air terjun ini merupakan
aset penting bagi masyarakat Dusun Batur karena memenuhi kebutuhan
masyarakat sehari-hari, dan visual yang menggambarkan adalah
pengairan sawah dan salah satu warga memandikan ternaknya. Selain itu
Banyu Nibo juga menjadi tempat bermain anak-anak Dusun Batur.
Ekspresi dan keceriaan mereka terpancar saat mereka bermain air visual
inilah yang ditonjolkan dalam sequence 2 hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan oleh Fred Wibowo halaman 26 bahwa feature merupakan
ungkapan ekpresi dari pokok bahasa yang di sajikan. Dari gambar inilah
dapat menunjukan bahwa Dusun Batur mempunyai wisata alam yang
patut dikembangkan.
d Sequence 3
9
10. Draft Jurnal IlmiahBambang S.
Sequence ini menceritkan tentang pembuatan topeng mulai dari
topeng hiasan sampai dengan topeng klasik, serta beberapa hiasan yang
terbuat dari kayu. Urutan pengambilan gambar disesuaikan dengan
proses pembuatan topeng yakni topeng hiasan atau juga bisa disebut
topeng batik. Topeng hiasan dibuat oleh beberapa orang sedangkan untuk
topeng klasik dalam sequence 2 menampilkan sesepuh pembuat topeng,
juga ada sounbyte dari sesepuh pembuat topeng, serta didukung dengan
soundbyte dari Ketua Karang Taruna yang menyatakan bahwa topeng
pertama kali dibuat yaitu di Dusun Batur.
e Sequence 4
Pada sequence ini menyajikan sebuah adat Jawa yang sampai saat
ini masih dilestarikan yakni Bersih Desa. Bersih Desa ini bertujuan untuk
mewujudkan rasa syukur atas limpahan berkah yang diberikan Tuhan
Yang Maha Esa. Selain itu acara ini diramaikan dengan berbagai macam
kesenian diantaranya tarian reog khas Dusun Batur. Para penari reog ini
akan menjemput gunungan satu persatu. Gunungan sebagai simbol
sedekah bumi nantinya diperebutkan oleh warga. Kesenian khas berupa
pukul lesung dan penarinya, dan tarian tradisonal yang dimainkan oleh
anak-anak. Selain itu, pada malam hari dilanjutkan dengan acara tari-
tarian tradisional, ketoprak, dan gamelan. Menurut andi baso mapatoto
pada halaman 29 Penulis akan berusaha mengetahui apakah ada sesuatu
yang lain dari pada yang lain, sesuatu yang selalu ingin diketahui
pembaca, sesuatu yang dramatis, sesuatu yang dapat dijadikan saran
10
11. Draft Jurnal IlmiahBambang S.
kepada pembaca untuk menambah pengetahuannya, sesuatu yang dapat
dibandingkan satu dengan yang lainnya. Di sequence terakhir ini
ditampilkan vox pop dari masyarakat Dusun Batur yang mengungkapkan
keinginan mereka agar Dusun Batur diangkat sebagai Desa Wisata.
Adapula soundbyte dari Kepala Dukuh yang menyatakan keinginannya
Dusun Batur menjadi desa wisata.
2. Analisis karya
Setiap tahapan dalam penciptaan karya feature “Eksotisme Desa“ edisi
Dusun Batur Berpotensi Sebagai Desa Wisata, telah dilaksanankan dengan
baik. Perencanaan, usaha, dan realisasi kerja telah dilalui penulis beserta tim
produksi untuk mewujudkan karya jurnalistik yang memiliki nilai berita,
sekaligus menghibur pemirsa. Penggunaan bahasa tutur dalam penulisan
naskah sudah terwujud. Hal tersebut terlihat dari penerapan Bahasa Tutur pada
bagian-bagian yang memerlukan penekanan di setiap sequence.
Produksi karya feature ini mempunyai beberapa kelebihan, kekurangan,
dan kendala. Hal tersebut menjadi pelajaran bagi penulis dan tim, bahwa proses
yang dijalankan tidak seluruhnya sesuai dengan perencanaan awal. Namun
ketidak sesuaian tersebut justru menjadi pemicu bagi penulis dan tim agar tetap
mempersiapkan diri menghadapi perubahan apapun dalam menjalani sebuah
proses.
a. Kelebihan
11
12. Draft Jurnal IlmiahBambang S.
Feature “Eksotisme Desa“ edisi Dusun Batur Berpotensi sebagai desa
wisata mempunyai kelebihan dari sisi penulisan naskah, materi, dan visual
sebagai berikut.
1) Penulis Naskah
Narasi mampu menjelaskan materi secara lengkap, jelas dan
menarik. Uraian di narasi mengarahkan bahasa tutur sehingga
mempermudah pemirsa memahami apa yang dituturkan pada feature.
Adanya singkronisasi antara narasi dengan visualsehingga khalayak
semakin dimudahkan dalam memahami informasi.
2 Materi
Materi yang disampaikan, yaitu tentang Desa Wisata mempunya
nilai berita yang pentin, Nilai penting ini tinggi, karena pemirsa perlu
mengetahui tentang keberadaan Dusun Batur yang mempunyai potensi
sebagai Desa Wisata. Materi yang di angkat berdampak pada tidak saja
untuk Wisatawan Lokal, namun juga Wisatawan Mancanegara.
3) Visual
Visual yang di tampilkan di ambil dari berbagai angle. Tidak hanya
diambil secara formal (sejajar dengan objek). Cameramen juga
mengambil visual tentang persawahan yang ada di sekitar Dusun Batur.
Hal tersebut juga menunjang visual untuk menjadi gambar yang mampu
bercerita. Selain itu, camera pan yang banyak dilakukan cameramen
12
13. Draft Jurnal IlmiahBambang S.
menuju keluasan sebuah tempat, yang diperlukan untuk menggambarkan
keindahan yang ada di Dusun Batur.
b. Kekurangan
Penulis menyadari adanya kekurangan dalam proses penciptaan karya
feature ini. Kekurangan terletak pada keterbatasan penulis dalam menyusun
kalimat–kalimat yang sesuai dengan prinsip bahasa tutur.
SIMPULAN
Karya produksi feature televisi Eksotisme Desa Edisi “Dusun Batur
Berpotensi Sebagai Desa Wisata” memberikan sajian informasi yang padat dan
bersifat persuasife kepada pemirsa untuk lebih memperduli atau tertarik pada
wisata yang ada di dalam negeri, terutama di daerah–daerah yang terletak di
wilayah pedesaan. Dalam hal ini Penulis dan tim menginformasikan tentang desa
wisatawan, dan kerajinan yang ada di Dusun Batur.
Penulis mewujudkan naskah persuasif untuk lebih memperdulikan wisata
dalam negeri dengan menggunakan Bahasa Tutur. Bahasa Tutur mampu
menguraikan penjelasan secara jelas dan mudah di pahami oleh pemirsa.
Kelebihan karya produksi ini yaitu mempunyai nilai berita yang tinggi,
ditunjang dengan data dan informasi yang lengkap sehingga mampu memenuhi
keingintahuan khalayak. Di sisi lain, keunggulan dari karya produksi feature
13
14. Draft Jurnal IlmiahBambang S.
televisi Eksotisme Desa edisi “Dusun Batur Berpotensi Sebagai Desa Wisata”
terletak pada narasi. Penulis menerapkan Bahasa Tutur dalam narasi sebagai sudut
pandang penciptaan karya produksi untuk tugas akhir ini. Bahasa Tutur
diaplikasikan dengan menerapkan kata–kata tutur pada bagian–bagian yang
membutuhkan penyederhanaan kata–kata yang sulit untuk dimengerti.
Sebagai penulis naskah, penulis menerjemahkan treatment dengan
menuangkan informasi–informasi penting ke dalam sebuah naskah secara runtut.
Informasipun logis sehingga mudah dipahami oleh pemirsa.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Badjuri. 2010. Jurnalistik televisi. Yogyakarta: Graha ilmu.
Asep Syamsul M Romli.2005. Jurnalisme Praktis. PT Gramedia.
___________2004 Broadcast Journalism : Panduan Menjadi Penyiar, Reporter
dan Script Writter. Yogyakarta: Nuansa.
Darmanto, Antonius.1998. Teknik Penulisan Naskah Radio. Yogyakarta:
Universitas Atmajaya.
Darwanto Sastro Subroto.1994. Produksi Acara Televisi. Yogyakarta : Duta
Wacana University Press.
Deddy Iskandar Muda.2003. Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional.
Bandung : ROSDA
Fred, Wibowo. 1997. Dasar – Dasar Produksi Program Televisi. Jakarta :
Grasindo
____________ 2007. Teknik Produksi Program Televisi. Jakarta : Pinus
14
15. Draft Jurnal IlmiahBambang S.
Haris Sumandiria. 2005. Jurnalistik Indonesia ( Menulis Berita dan Feature ).
Jakarta : Simbiosa Rekaman Media.
Husnun N Djuraid.2006. Panduan menulis berita. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
Ks Usman.2009. Television newsreporting and writing. Bogor: ghalia indonesias
Kunjana Rahardi.2007. Bahasa Jurnalistik Tutur. Yogyakarta. Yayasan Pustaka
Nusantara
Lutters, Elizabeth. 2004. Kunci sukses menulis skenario. Yogyakarta: Grasindo
Marpatoto, Andi Baso.1994. Teknik penulisan feature ( karangan khas ). Jakarta:
ot gramedia pustaka utama
Masduki. 2004. Menjadi broadcaster profesional. Yogyakarta: Pustaka Populer
LKiS Yogyakarta
Morrisan. 2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta : Kencana.
________2008. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta : Kencana.
Suardi Idris.1987. jurnalistik televisi, bandung: CV remadja Karya.
Septiawan Kurnia Santana.2002 jurnalisme sastra. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Wahyudi, J.B..1994. Dasar – Dasar Manajemen Penyiaran. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
15