SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  363
TEKNIK KAMERA
ELEKTRONIK
A. PENDAHULUAN
DIFINISI
Kamera adalah suatu perangkat keras yang
terdiri dari Sub Sistem Optics, Electronics dan
Mechanics untuk menghasilkan gambar, baik
Still maupun Motion Picture dari pantulan
obyek/ benda
B. PENGGUNAAN KAMERA
• Dari segi penggunaannya dapat dibagi
menjadi :
1. Kamera Photography
2. Kamera Film
3. Kamera Electronic
C. FUNGSI KAMERA
ELEKTRONIK
1. Fungsi Kamera
Pada hakekatnya fungsi utama dari suatu
kamera elektronik adalah :
Untuk merubah informasi optis (gambar)
menjadi gelombang-gelombang listrik (sinyal
video).
2. KAMERA VIDEO
• Pembentukan gambar melalui scanning
gambar
• Menggunakan Pic Up Tube maupun CCD dan
Electronics Circuit
• Menyimpan gambar pada media magnetic
Tape (Video Tape) ataupun Hard Disc
• Out Put langsung dapat dilihat
• Dilengkapi VTR dan Microphone
D. JENIS KAMERA ELECTRONIC
• Kamera ENG
• Kamera EFP
• Kamera Studio
E. OPERASIONAL
KAMERA ENG
1. Hand Held Camcorder
2. SHOULDER MOUNTED CAMCORDER
SHOULDER MOUNTED CAMCORDER
Contoh :
F. SISTEM KETEKNIKAN
• ANALOG
• DIGITAL
1. SISTEM ANALOG
• Dalam prosesnya (perekam sinyal) selalu
berdasarkan atas kontinuitas waktu.
• Signal analog mempunyai fungsi waktu dan
nilai kontinyu nilai//besarnya tidak terputus
2. Sistem Digital
• Dalam prosesnya hanya antara ada dan
tidak ada atau hanya ada angka 0 dan 1.
• Digital/ diskrit tidak ada nilai lain diantara
2 nilai
1. KAMERA ENG
(Electronic News Gathering)
Adalah kamera elektronik yang
portable dilengkapi dengan alat
perekam (VTR) digunakan untuk
meliput berita.
Dan sekarang kamera ENG VTR
nya Intergrited dengan
Kameranya
CONTOH : KAMERA ENG
GENERASI LAMA
Contoh:
Kamera ENG geresi baru (Camcorder Intergrited)
SONY
DSR PD 170
KAMERA ENG DENGAN
TRIPOD
2. KAMERA EFP
(Electronic Field Production)
• Kamera portable yang dipergunakan untuk
membuat suatu produksi acara televisi, di
lapangan/ luar studio.
• Dengan menggunakan lebih dari satu kamera
yang dilengkapi dengan Camera Control Unit
(CCU) dan alat pemadu gambar (Switcher)
3. KAMERA STUDIO
Kamera yang dipergunakan untuk mempro
duksi acara televisi khusus di dalam studio televisi.
Kamera ini dilengkapi dengan pedestal, remote
control untuk focus dan zoom terhubung dengan
kabel ke CCU, RCP, VTR dan Switcher
Adapun lensa kamera jenis ini menggunakan
lens box
P E D E S T A L
UP
DOWN
KAMERA STUDIO
STEERING
WHELL
F. KLASIFIKASI KAMERA
BROADCAST
PROFESIONAL
HOME USE
G. BAGIAN-BAGIAN KAMERA
1. KAMERA ENG:
a. Head kamera
1. Lensa
2. Pic Up Tube/CCD
3. View Finder
b. Cam Corder/VTR
c. Battery
BAGIAN OPERASIONAL LENSA
Zoom Rocker switch
Auto/Manual Iris switch
Return switch
Macro focus
Zoom Extender
Lens Hood
2. Camera EFP:
a. Camera Head
1. Lensa Kamera
2. Pick Up Tube/CCD
3. View Finder
b. Tripod/Pedestal/
c. Kabel Kamera
d. Proccessor terdiri dari :
1. Camera Control Unit
2. Remote Control Panel
e. Power Supply
f. Alat Ukur :
1. Picture Monitor
2. Wave form Monitor
3. Vector Scope
KAMERA STUDIO
1. Camera Head
a. Lensa Kamera
b. Pick Up Tube/CCD
c. View Finder
d. Tripod/Pedestal/Crane
2. Kabel kamera
3. Proccessor terdiri dari :
a. Camera Control Unit
b. Remote Control Panel
c. Amplifier dan Drive Unit
d. Power Supply
4. Alat Ukur :
a. Picture Monitor
b. Wave form Monitor
c. Vector Scope
CONTOH
BEBERAPA KAMERA ENG
SONY
DSR PD 170
SONY
HDV 1 ZP
SONY
VX 2100
PANASONICM
D 9000
SONY
BETACAM DVW 709
VIEW FINDER
DOLLY
LENSA
FOCUS
CONTROL
ZOOM
CONTROLL
PEDESTAL
CAMERA HEADTALLY
LIGHT
STEERING
WHEEL
KAMERA STUDIO
DOLLY
TRIPOD
FOCUS
CONTROL
STEERING
WHELL
PEDESTAL
EFP VAN & SNG VAN
KAMERA EFP & KONFIGURASI
C C U
R C P
WFM MON
COMPOSITE
COMPONENTS
TO VIDEO MIXER
EFP/STO CAMERA
KAMERA STUDIO & KONFIGURASI
C C U
R C P
WFM MON
COMPOSITE
COMPONENTS
To Video Mixer
Video Output :
H. KATAGORI CAMERA
One Piece Camera
Two Piece Camera
1. ONE PIECE CAMERA
Camera elektronik dengan alat
perekam / camcordernya menyatu
(intergrated) dengan head Camera.
Camera yang di dirancang untuk
keperluan ENG, maupun produksi
hanya dengan single camera
2. TWO PIECE CAMERA
Kamera electronic yang dapat berfungsi
ganda ENG dan EFP. Cam Cordernya
dapat dipasang menyatu dengan head
cameranya (intergrated) berfungsi
sebagai kamera ENG, ataupun dilepas
cam cordernya dengan menambah cable
adaptor difungsikan sebagai EFP.
I. LENSA KAMERA
a. FUNGSI LENSA
b. JENIS-JENIS LENSA
LENSA KAMERA
1. Fungsi utamanya adalah:
Untuk memfokuskan obyek gambar yang
diambil oleh kamera televisi tepat ke
permukaan tabung pengambil gambar
(pick up tube) atau elemen CCD/CMOS
yang peka terhadap cahaya untuk
kemudian dirubah menjadi gelombang-
gelombang listrik (sinyal video).
Dengan demikian apabila focal lengthnya berubah akan
berpengaruh terhadap lensnya, ini berarti menyebabkan
ukuran gambarnya berubah dan perubahannya sesuai
dengan perubahan focal lengthnya.
Focal
length
Optical center
Kamera pic up tube
L E N S A
(SELAMA OPERATION / SHOOTING)
FOCUS ZOOM
IRIS
ZOOM ROCKER SWITCH
OPERASIONAL LENSA ZOOM
• Jenis: Lensa Studio
(Box Lens)
Lensa ENG/EFP
(Portable Lens)
LENSA KAMERA
J. WHITE BALANCE
• Suatu titik dimana bila output encoder matrik
seimbang untuk keadaan penyinaran yang
sedang digunakan didalam pengambilan
gambar.
WHITE BALANCE
• Dilakukan untuk menyeimbangkan secara
proporsional perbandingan warna-warna
dasar antara Red, Green dan Blue, secara
automatis, sehingga dihasilkan satu titik
warna putih yang standar (tidak sakit di mata)
PENCAMPURAN SECARA ADDITIVE MIXING
30 % R + 59 % G + 11 % B = 100 % W
• Pengaturan White Balance ini dilakukan
dengan mengarahkan kamera televisi ke obyek
gambar putih dan mengatur rangkaian
amplifier pada masing-masing saluran
komponen warna hingga dihasilkan level sama
besar.
PENCAMPURAN WARNA
SECARA ADDITIVE
RED
BLUE
• Pengaturan White Balance ini dilakukan
dengan mengarahkan kamera televisi ke obyek
gambar putih dan mengatur rangkaian
amplifier pada masing-masing saluran
komponen warna hingga dihasilkan level sama
besar.
PECAMPURAN WARNA SECARA SUBTRACTIVE
(FILM)
CYAN MAGENTA
YELLOW
RED
BLACKBLACK
BLUE
GREEN RED
CC FILTER PRISMA BLOC C FILTER PRISMA BLOCK
KUALITAS LENSA KAMERA YG BAIK
1. Banyaknya komponen dan elemen pada
lensa tsb.
2. Coating pada lensa tsb ( ada super coadted,
multi coated, sm coated)
3. Daya pisah
Semakin banyak coated, cahaya yang mengenai
lensa banyak dipantulkan, sehingga cahaya
yang mengenai film/ccd semakin sedikit
(berkurang)
Fungsi coating
1. Meningkatkan ketajaman gambar
2. Memperbaiki reproduksi gambar
3. Menghilangkan goes (bayangan double dari
samping)
4. Meningkatkankepekaan lensa (semakin sensitif)
5. Menghilangkan flat (pemencaran sinar terang)
Coating adalah suatu lapisan yang tipis dan
terdapat pada permukaan elemen lensa.
Semakin banyak lapisannya, hasilnya semakin
bagus.
Coating yang berlapis-lapis disebut super
coated/multi layer coated.
Dalam lensa terdapat 4 komponen :
- Satu komponen dapat 1 elemen
- Kalau padaa gambar adalah lensa zoom yang
dapat bergerak adalah elemen lensa tengah saja
- Apabila lensa tidak diberi pelapis hasil gambarnya
sseperti fox
- Apabila lensa kamera di arahkan ke mataa hari
terlalu lama, maka lapisan coating akan menjadi
leleh.
Untuk menjaga agar lensa kamera tidak menjadi
kotor makaa diberi lapisan filter :
1. Untuk mengamankan agar tidak kotor
2. Apabila terjadi rusak, hanya pada filternya
saja
3. Filter yang digunakan adalaah ultra violet in
filter/sky light filter
Jenis Lensa
1. Fix Focal Length
Lensa tunggal (wide, tele, normal)
2. Adjustable Focal Length
Mis: lensa zoom atau vario variable focal length.
Fokal length tidak sama dengan fix lens.
 Fix lens lensanya menyatu dengan body kamera.
 Interchangeable lens, copot sehingga kamera tersebut
dapat diganti-ganti lensanya
Depth of field (daerah fokus) dipengaruhi :
1. Bukaan iris / lens aperture.
Semakin besar bukaan irisnya maka ruang ketajqman
(Depth of Field nya semakin dangkal)/ f- number kecil
2. Jarak fokus (fo)
Semakin dekat jarak pengambilannya, maka depth of
fieldnya semakin besar.
3. View angle of the lens (sudut pandang lensa)
Semakin kecil/ pendek sudut pandaang lensanya,
maka semakin dangkal ndepth of fieldnya.
Cahaya tidak berpengaruh terhadap depth of
field.
Cahaya dapaat berpengaruh terhadap kesan
kedalaman.
Fungsi depth of filed
Efek pengambilan gambar yang menggunakan lensa wide
angle:
1. Bila obyek dari depan mendekati/ menjauhi kamera
mempunyai kesan bergerak sangat cepat.
2. Bila obyek bergerak diambil dari samping mempunyai
kesan sangat lambat.
3. Bila obyek diambil dari jarak dekat akan terjadi
distorsi.
4. Hasil gambar tidak sesuai dengan pandangan mata
(lebih kecil)
5. Cocok untuk gerakan kamera maju/mundur.
Maka lensa wide angle disebut juga
menjauhkan pandangan.
DOF nya dalam, untuk gambar yang bergerak
tetap fokus, karena ruang ketajamannya luas.
2. Lensa Narrow Angle
 Bila obyek dari depan mendekati/ menjauhi kamera
mempunyai kesan bergerak sangat cepat lambat.
 Bila gambar bergerak diambil dari samping mempunyai
kesan sangat cepat.
 Pengambilan dariu depan, kersannya jaraknya menjadi
pendek.
Terjadi distorsi perspektif kesan tele (sifat lensa tela) adalah
mendekatkan pandangan.
 Tidak cocok untuk gerakan kamera maju/mundur.
 Pengaturan fokusnya sangat kritis.
Semakin pendek focal length suatu lensa maka
lebih kecil pandangan suatu lensa tersebut
semakin lebar dan bertolak belakang, apabila
semakin pang focal length maka sudut
pandang lensa tersebut semakin kecil.
 Rumus :
Kekuatan cahaya adalah seper kwadrat jarak.
FRAMING (Pembingkaian) :
1. Verrtical Framing :
Pengambilan gambar langsung dari depan
obyek/frontal.
2. Horizontal Framing :
Pengambilan gambar dari sebelah samping obyek/
profil.
3. Frame cutting point :
Titik-titik pemotongan frame pada tubuh manusia.
4. Position of Subjects (pengaturan subyek)/komposisi
Komposisi : mengomposisikan subyek pada
komposisi yang tepat.
Mis : antara obyek dengan properti dll.
Ada 5 hal yang penting :
1. Head room
2. Vertical framing
3. Horizontal framing
4. Frame cutting point
5. Posisioning of subject
2. JENIS-JENIS LENSA CAMERA
1. Lensa Normal
2. Lensa Wide Angle :
3. Super Wide Angle (Fish Eye Lens)
4. Lensa Tele (Narrow Angle)
5. Lensa Zoom
3. BAGIAN-BAGIAN LENSA
LENS CUP
LENS HOOD
FOCUSING RING
ZOOM RING
IRIS RING
EXTENDER LENS
MACHRO LENS
4. VIEWFINDER KAMERA
EYEPIECE
CONTRAST
BRIGTHNESS
PEAKING
K. ALAT PENYANGGA
KAMERA
• Tripod
• Pedestal
• Crane
• Jimmy Jib
• Steadycam
• Body Brace
TRIPOD
LIBEC T97
FH 30 E
VCT 1170
RM
BABY TRIPOD TH
650 DV
VELBON FX 781
1. PEDESTAL
KABEL ADAPTOR
SONY D 35
PEDESTAL
UP
DOWN
P E D E S T A L
UP
DOWN
Dolly
P E D E S T A L
UP
DOWN
CAMERA STUDIO
TALLY LIGHT
STEERING
WHELL
b. CRANE
UKURAN KECIL
± 4 METER
TERDAPAT DI STUDIO I
MMTC
htahapary@tvri.co.id 28
CRANE – HAND CRANE
GAMBAR
PORTAL JIP
UP
DOWN
TRIPOD
CWB
BOOM
STATIF ADAPTOR
CAMERA
MOUNTING
J I B
J I B
STEADYCAM
RIG CAMERA STABILIZIER
B R A C E
L. PERGERAKAN KAMERA
PERGERAKAN KAMERA
DIBAGI MENJADI 3
a. PERGERAKAN LENSA KAMERA
- ZOOM IN
- ZOOM OUT
b. PERGERAKAN KEPALA KAMERA:
- TILT UP
- TILT DOWN
- PAN LEFT
- PAN RIGHT
c. PERGERAKAN BADAN KAMERA :
TRACK IN/ DOLLY IN
TRACK OUT/ DOLLY OUT
CRAB
ARCING/ SWING
T
PENGOPERASIAN ZOOM
(ZOOM IN & ZOOM OUT)
PERGERAKAN KEPALA KAMERA
1. TILTING
2. PANNING
Pan Left
Pan Right
KAMERA
PERGERAKAN BADAN KAMERA
1. TRACKING
2. CRAB/TRUCK
3. ARCING
ARC
Tilt Up
Tilt Down
T
TRACK IN/OUT
Track In
Truck Out
CRAB/ TRUCK RIGHT
• Mendorong tempat kedudukan kamera ke kanan (Crab right)
dan kekiri (Crab Left)
Crab left Crab ; move camera mount to camera left
CRAB LEFT
CRAB RIGHT
CRAB RIGHT : Move camera mount to camera right
10. Tempat Kedudukan
Kamera
• Tripod
• Pedestal
• Crane
• Hand held camera
- Body Brace
- Steadycam
JENIS TRIPOD ADA 2
1. Statis Tripod
2. Rolling Tripod
P E D E S T A L
UP
DOWN
CRANE
• Suatu tempat kedudukan kamera berupa
kendaraan kecil (trolley) yang dilengkapi
dengan lengan-lengan katrol yang dapat dinaik
turunkan dengan ketinggian tertentu sesuai
yang diinginkan
T
Crane Up
Crane Down
CRANE UP/DOWN
TOUNGE RIGHT
• Menggerakkan lengan (lidah) crane ke arah
kanan juru kamera tanpa merubah arah
pengambilan gambar dan posisi crane itu
sendiri, jadi hanya menggerakkan lengan cran
saja
Tounge Left
Tounge Right
PERGERAKAN
TOUNGE
CRANE
DOLLY
CAMERA TRACKS
T
M.CAMERA
ANGLE
N. UKURAN GAMBAR/
TYPE SHOT
12. UKURAN GAMBAR
VCU
UKURAN GAMBAR
ECU
CU
MSMCU
¾ SHOT/
KS
MLS/
FLS
BCU
CU
CU LS ELS
MCU
KETERANGAN GAMBAR
• ECU = Extrem Close Up
• VCU = Very Close Up
• CU = Close Up
• BCU = Big Close Up
• MCU = Medium Close Up
• MS = Medium Shot
• ¾ S/KS=3/4 Shot/Knee Shot
• MLS = Medium Long Shot
• FS = Full Shot
• FLS = Full Long Shot
• LS = Long Shot
• ELS = Extreem Long Shot
CONTOH
UKURAN GAMBAR
1. Close Up (CU)
CLOSE UP
CLOSE UP
CLOSE UP TWO SHOT
CLOSE UP TWO PERSON
2. Medium Close Up
(MCU)
3. Medium Shot (MS)
MEDIUM TWO SHOT
MEDIUM THREE SHOT
4. Knee Shot (KS)
KNEE TWO SHOT
KNEE THREE SHOT
5. Long Shot (LS)
LONG SHOT
FULL SHOT
FULL SHOT
EXTREEM LONG SHOT (XLS)
6. Extreme Long Shot (ELS)
7. Big Close Up (BCU)
8. Extreme Close Up (ECU)
EXTREME CLOSE UP
BEBERAPA TYPE OF SHOT SIZE
SERING DIPAKAI UNTUK ORANG/PEMAIN
1. EXTREEM CLOSE UP (XCU)
9. Very Close Up (VCU)
2. VERY CLOSE UP (VCU) – Face Shot
OVER SHOULDER SHOT
(OSS)/ Back Shot
GROUP SHOT (GS)
GOLDEN MEAN
1/3
1/3
1/3
1/2
1/2
Untuk mencapai Golden mean, maka pusat lensa sedikit dibawah dari garis
mata
GOLDEN MEAN
Mata sebagai pusat golden mean, karena melihat artis yang pertama tama
kita lihat/perhatian adalah dibagian mata
POSISI MATA
APLIKASI THE RULE OF THIRDS 1
(THE GOLDEN MEAN)
HEAD ROOM
APLIKASI THE RULE OF THIRDS (1)
THE RULE OF THIRDS
(THE GOLDEN MEAN)
APLIKASI THE RULE OF THIRDS 2
(THE GOLDEN MEAN)
APLIKASI THE RULE OF THIRDS 3
(THE GOLDEN MEAN)
ILUSI KEDALAMAN GAMBAR (1)
ILUSI KEDALAMAN GAMBAR (2)
ILUSI KEDALAMAN GAMBAR 3
(OVER SHOULDER SHOT)
HEAD ROOM
Rung kosong diatas
kepala hingga ditepi
atas frame layar
monitor
NOSE ROOM / LOOKING ROOM (1)
(RUANG ARAH PANDANG)
NOSE ROOM / LOOKING ROOM (2)
W A L K I N G R O O M
(RUANG ARAH BERJALAN)
P. SILHUETTE
Suatu frame gambar (out line) yang terlihat
hitam dari suatu gambar yang dilihat
menentang cahaya matahari
P. CAMERA POSITION
CAMERA POSITION
CAMERA POSITION 1
(ONE POINT POSITION )CAMERA
PROFIL SHOT
FULL FACE SHOT
CAMERA POSITION 2
TWO POINT PERSPECTIVE
CAMERA POSITION 3
THREE POINT PERSPECTIVE
TWO POINT PERSPECTIVE
(3/4 FACE SHOT)
HORIZONTAL FRAMING
VERTICAL FRAMING
GROUP SHOT
(GS)
Suatu jenis pengambilan gbr yang meng
utamakan suatu kelompok orang sebagai
obyek gambarnya. Group Shot disebut juga
dengan Group View (GV)
O. PEDOMAN FRAMING
• LOOKING ROOM
• HEAD ROOM
• WALKING ROOM
• FRAME SIDE
• FRAME SUBYEK PLACE
• BACK GROUND
• FOREGROUND
• MIDLEGROUND
• TRANSMITION LOSS
P. OPERASIONAL
Pengecekan awal antara lain
a. Pita
b. Battery
c. Focus
d. Exposure
e. Color Temperature Correction Filter Position
f. White Balance
g. Gain
h. Shutter
i. Time Code
j. Adjust of Audio Recordinng Level
• Pengaturan White Balance ini dilakukan
dengan mengarahkan kamera televisi ke obyek
gambar putih dan mengatur rangkaian
amplifier pada masing-masing saluran
komponen warna hingga dihasilkan level sama
besar.
CROSS SHOT
Cross shot juga disebut over shoulder shot
cross shot disingkat dengan x-shot
ESTABILISHING SHOT
Suatu pengambiilan gambar dengan menggu
nakan sudut pengambilan gambar yang besar
(wide shot) yang biasanya dimunculkan pada
awal suatu adegan cerita untuk
memperlihatkan hubungan dari suatu hal
secara terperinci yang akan ditunjukkan pada
gambar-gambar berikut nya secara jelas
dengan pengambilan dekat, agar tidak
membingungkan penonton tv ketika melihat
gambar-gambar tersebut
EXTREME CLOSE UP
Pengambilan gambar sebesar mungkin,
misalnya gambar mata, mulut dll.
FULL SHOT
Suatu pengambilan kamera terhadap obyek
gbr yg meliputi (termasuk juga) semua sifat-
sifat gambar dan lingkungannya yg tampak di
dlm adegan tsb.
GROUP SHOT
(GS)
Suatu jenis pengambilan gbr yang meng
utamakan suatu kelompok orang sebagai
obyek gambarnya. Group Shot disebut juga
dengan Group View (GV)
HIGH SHOT/AERIAL SHOT
Suatu jenis pengambilan gambar dari atas
KEY SHOT
Satu atau beberapa pengambilan gambar yang
oleh pengarah acara (sutradara) dianggap
penting di dalam menggambar kan suatu
cerita atau hal-hal tertentu pada suatu
produksi acara tv atau film
HIGH AND LOW ANGLE
CAMERA
ANGLE
MEDIUM SHOT
SUATU JENIS PENGAMBILAN GAMBAR YANG
MENUNJUKKAN GAMBAR ORANG DARI
PINGGANG KE ATAS.
MEDIUM CLOSE UP
• Suatu pengambilan gambar orang yang
nampak kan kepala, bahu dan bagian atas
dada orang hingga memenuhi bingkai
MID SHOT
SUATU PENGAMBILAN GAMBAR MEDIUM
SHOT.
KNEE SHOT
(KS) / ¾ LS
• Suatu jenis pengambilan gambar yang di
batasi dari lutut ke atas
MEDIUM LONG SHOT
(MLS)
SUATU JENIS PENGAMBILAN GAMBAR DARI
LUTUT KE ATAS.
PENGAMBILAN GAMBAR SEMACAM INI JUGA
DISEBUT KNEE SHOT
OVER SHOULDER SHOT
Suatu teknik pengambilan gambar, dimana
obyek gambar utama di ambil dari arah
belakang kepala orang lain yang berhadapan
dengan obyek gambar utama, sehingga bahu
orang tadi kelihatan sebagai gamar latar
depar.
Jenis pengambilan gambar seperti ini disebut
juga cross shot
LONG SHOT
Suatu jenis pengambilan gambar dari jarak
yang cukup jauh hingga seluruh pemandangan
dapat ditampilkan semua di dalam gambar
yang disingkat L/S
VERY LONG SHOT
(VLS)
Suatu pengambilan gambar yang mencakup
suatu daerah pengambilan gambar yang
sanngat lebar, dimana obyek gambar utama
berada jauh dari kamera dan hanya
menempati kurang dari setengah bingkai
MIRROR SHOT
Suatu teknik pengambilan gambar dengan
menggunakan cermin baik untuk menambah
sudut pengambilan gambar, atau untuk
memperpanjang jarak pengambilan , atau
dapat juga untuk mempertinggi pengambilan
gambar.
POINT OF VIEW SHOT
Suatu pengambilan gambar dengan
mengambil suatu titik pandang yang
menonjolkan sikap, sifat atau pendapat obyek
gambar pada suatu adegan gambar
Misal : Suatu obyek langsung diambil
Close Up/ sebaliknya
REACTION SHOT
Biasanya berupa pengambilan gambar yang
menonjol secara close up yang khusus
dimaksudkan untuk menunjukkan reaksi
pengisi acara dalam suatu dialog atau kejadian
sesuatu pada suatu adegan.
RE STABLISHING SHOT
Serupa dengan estabilishing shot kecuali
bagian-bagian gambar yang menunjukkan
kembali gambar yang baru saja muncul pada
adegan atau babak sebelumnya sebagian
untuk mengingat penonton
TIGHT SHOT
Suatu pengambilan gambar yang di atur
sedemikian rupa hingga hanya tepat pada
batas sis-sisi gambar utama saja tampak di
layar gambar
SILHUETTE
Suatu frame gambar (out line) yang terlihat
hitam dari suatu gambar yang dilihat
menentang cahaya matahari
CAMERA POSITION
CAMERA POSITION 1
(ONE POINT POSITION )CAMERA
PROFIL SHOT
FULL FACE SHOT
VERTICAL FRAMING
TWO SHOT
Suatu teknik pengambilan gambar yang
menunjukkan gambar dua orang di
layar/bingkai gambar.
CAMERA POSITION 2
TWO POINT PERSPECTIVE
CAMERA POSITION 3
THREE POINT PERSPECTIVE
TWO POINT PERSPECTIVE
(3/4 FACE SHOT)
HORIZONTAL FRAMING
Q. SHUTTER
• Digunakan untuk menagkap obyek yang
bergerak cepat atau lebih dari 1/50 detik
R. GAIN
• Fasilitas yang digunakan untuk menambah atau
meningkatkan besaran level sinyal video, akibat dari
minimnya cahaya yang ditangkap oleh kamera. Gain
Standardnya dari Low (L)/ 0 dB Medium (M)/ 9 dB
dan High (H)/18 dB
• Digunakan untuk mengambil obyek gambar dengan
cahaya yang rendah/ minim atau kurang dari 0 dB
PERGERAKAN KAMERA
ADA 3 MACAM
1. PERGERAKAN LENSA KAMERA
2. PERGERAKAN KEPALA KAMERA :
3. PERGERAKAN BADAN KAMERA :
2. PERGERAKAN KEPALA KAMERA :
- Pan Right
- Pan Left
- Tilt Up
- Tilt Down
1. PERGERAKAN LENSA KAMERA
- Zoom In
- Zoom Out
3. PERGERAKAN BADAN KAMERA :
- Track In/Dolly In
- Track Out/Dolly Out
- Crab
- Arcing/Swing
WIDE SHOT
Suatu pengambilan gambar di mana obyek
gambar utama kelihatan jauh dari kamera dan
hanya menempati seluruh bagian penting dari
suatu bingkai gambar
FOCAL LENGTH
Jarak antara permukaan (camera tube target
dengan titik tengah optic lensa pada saat
lensa berada pada posisi fokus infinity.
LENSA KAMERA
Banyak orang berpendapat bahwa dengan
menggunakan Lensa zoom akan mempermudah
karasteristik dasar-dasar lensa sehingga dapat
menghasilkan penayangan suatu acara
Tetapi pendapat tersebut belum tentu benar, karena
kita harus mengetahui acara sebaik-baiknya.
Kita dapat meninjaunya dari 2 aspek :
1. Focal Length
2. Jarak/ Distance
Pada kamera elektronik bayangan gambar akan jatuh
pada tabung pic up tube, sedangkan pada kamera
film akan jatuh pada emulsi film.
Contoh :
Sebuah lensa dirubah focal lengthnya sampai dua kali
lebih besar, misalnya dari 150 mm menjadi 300 mm,
akibatnya subyek kelihatan 2 kali lebih besar di layar
televisi ini disebabkan lens anglenya berubah,
perubahan lens anglenya sebesar setengah ukuran
lens angle sebelumnya, misalnya 6º ke 3º
Dengan demikian apabila focal lengthnya berubah akan
berpengaruh terhadap lensnya, ini berarti menyebabkan
ukuran gambarnya berubah dan perubahannya sesuai
dengan perubahan focal lengthnya.
Focal
length
Optical center
Kamera pic up tube
• LENS ANGLE
Layar televisi mempunyai aspek ratio 4 : 3, sehingga
sudut vertikalnya ¾ sudut horisontalnya.
Sudut pandang yang diambil lensa ditentukan oleh
focal length dan luas
Penampang tabung camera yang dipergunakan, pada
jarak tertentu kalau menggunakan focal length
ukuran panjang, akan menghasilkan gambar yang
lebih dekat, karena sudut pandang lensa semakin
sempit. Demikian sebaliknya apabila kita gunakan
focal length yang lebih pendek , gambar yang
dihasilkan akan lebih jauh.
SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR
Adalah sudut yang dibentuk oleh diagonal bidang
gambar, terhadap pertengahan bidang gambar, yang
terbentuk pada tabung kamera/emulsi film. Biasanya
pada acara-acara yang dibuat dengan film, lensa
dinyatakan dengan focal length, sedangkan acara-
acara di dalam studio TV/ yang menggunakan kamera
elektronik, lensa dinyatakan dengan besarnya sudut
pengambilan gambar.
Seperti halnya pada mata manusia, setiap
lensa mempunyai sudut pengambilan gambar
atas penglihatan tertentu dan menurut
penelitian, mata manusia mempunyai sudut
pandang normal antara 20º-25º, tetapi jika
dikehendaki dapat mencapai antara 47º-50º,
sedangkan untuk detailnya dapat mencapai
1,5º
Berdasarkan perbandingan tersebut,
ditentukan Karakteristik lensa sbb:
• Wide Angle (sudut pandang yang lebar)
• Normal Angle
• Narrow Angle (tele) sudut pandang yang
sempit
• Zooming
• Wide Angle Lens (sudut 35º-50º).
Kamera film f =12mm-17 mm (untuk film 16 mm
standar TV) .
Dikatakan wide angle lens, apabila mempunyai sudut
pengambilan gambar lebih lebar dari sudut pandang
mata manusia (dalam keadaan normal)
Pengambilan gambar dengan lensa wide angle
akan menimbulkan adanya kesan : Depth
(kedalaman) dan obyek yang letaknya dekat
dengan lensa akan terlihat sangat besar,
sedang yang jauh terlihat lebih kecil.
Apabila terjadi pergerakan obyek
menuju/menjauhi lensa terasa lebih cepat,
sedangkan pergerakan obyek kesamping akan
terasa lebih lambat
LENSA WIDE ANGLE
35º-50º
Lensa : Wide Angle
KAMERA
NORMAL ANGLE
• Sudut pandang normal, mempunyai sudut
pengambilan gambar antara 20º-30º pada kamera
film 25 mm-50 mm
• Sudut pengambilan gambarnya kira-kira sama
dengan sudut pandang mata manusia
• Memberikan perspektif yang normal dan
memberikan gambar yang lebih wajar
• Lensa jenis ini sering digunakan untuk wawancara
LENSA NARROW ANGLE
• Tele lens atau sudut pandang sempit
• Mempunyai sudut penglihatan antara 5º-15º
• Film f = 90 mm -120 mm
• Sudut pengambiilan gambar lebih sempit dari
sudut mata manusia
• Gambar yang dihasilkan seolah-olah tidak
menimbulkan adanya Depth/kedalaman,
pergerakan obyek menuju/menjauhi lensa
tidak terasa. Sedangkan pergerakan kearah
samping terasa sangat cepat.
Dengan lensa narrow angle akan sulit
melakukan pergerakan kamera baik
tracking/panning karena goyangan sedikit saja
tampak jelas
Pergerakan pada waktu zoom in/out adalah
perubahan dari sudut pengambilan gambar dari
lensa namun perspektifnya tidak berubah,
sehingga kadang-kadang hasilnya kurang wajar
dan untuk mengatasi hal tersebut dapat di lakukan
baik dengan panning/tilt up/tilt down pada waktu
melakukan zooming.
LENSA NARROW ANGLE
5º-15º
FILM KAMERA 16 mm
90-120 mm
LENSA ZOOM
Lensa yang mempunyai sudut
pengambilannya dapat berubah-ubah
mulai dari yang paling lebar (wide angle)
sampai sudut yang paling sempit (narrow
angle) dan sebaliknya, sehingga
menimbulkan kesan/efek seolah-olah
kamera tersebut mendekati obyek pada
waktu zoom in/menjauhi obyek pada waktu
zoom out.
• Film 16 mm,
• f =12 -120 mm
5º
24º
50º
5º
Lensa zoom dapat dijelaskan menurut ratio 5º-50º atau 50º
to 5º = 10 :1 zoom
12 mm to 120 mm = 10:1 zoom
C. TEKNIK FRAMING
• Framing (Pembingkaian) :
Adalah cara memasukkan gambar pada area layar
monitor gambar dengan benar.
Teknik Framing dapat ditinjau dari 2 hal:
1. Focal Length
2. Jarak / Distance
Yang penting dalam tiap pengambilan gambar dari CU
sampai dengan LS harus ada head roomnya
TEKNIK FRAMING
• HEAD ROOM
• HORIZONTAL FRAMING
• VERTICAL FRAMING
• POSISIONING OF SUBJECT
• FRAME CUTTING POINT
HEAD ROOM
• Ruangan antara bagian atas dari suatu obyek
gambar yang sedang diambil gambarnya
dengan sisi atas batas bingkai (frame) gambar
JARAK/ DISTANCE
• Adalah jarak antara kamera dengan obyek
gambar. Semakin dekat obyek dengan kamera,
maka area yang dapat diambil oleh kamera
lebih sedikit dan gambar lebih luas, maka
hasilnya gambar lebih kecil ukurannya.
Dari kedua gambar diatas ukurannya sama
dengan menggunakan kamera satu yang
menggunakan f nya panjang tetapi jaraknya
jauh dan kamera lainnya menggunakan f
pendek dengan jaraknya yang dekat
PEDOMAN FRAMING
• LOOKING ROOM
• HEAD ROOM
• WALKING ROOM
• FRAME SIDE
• FRAME SUBYEK PLACE
• BACK GROUND
• FOREGROUND
• MIDLEGROUND
• TRANSMITION LOSS
HORIZONTAL FRAMING
• Pengambilan gambar dari sebelah samping
obyek atau profil
VERTICAL FRAMING
• Pengambilan gambar langsung dari depan
obyek atau frontal
FRAME CUTING POINTS
• Titik-titik pemotongan frame pada tubuh
manusia.
• CU, Knee Shot ( ¾ Shot) dll.
POSISIONING OF SUBJECT
Mengatur subyek pada komposisi yang tepat
meliputi 5 hal:
a. Head Room,
b. Horizontal Framing,
c. Vertical Framing,
d. Frame Cuting Point,
e. Posisioning Of Subject
ELEMEN VISUAL
MASSA
GARIS
NADA
KEDALAMAN
KEDALAMAN
Adalah suatu teknik pengambilan gambar
dengan memanfaatkan elemen dekor, properti
maupun benda-benda disekitar lokasi
shooting di luar studio untuk menciptakan
keindahan dan membuat kesan megah,
agung, perspektif tiga dimensi.
KOMPOSISI GAMBAR
• POSISI MATA
• TRANSMISION LOSS
• KOMPOSISI SEGI TIGA
• FOREGROUND, BACKGROUND,MIDLEGROUND
POSISI MATA
Posisi pengambilan gambar/ Camera angle
dapat dibagi menjadi :
1. High Angle
2. Normal Angle
3. Low Angle
4. Aerial Angle
HIGH ANGLE
• Teknik pengambilan gambar, sudut pandang
kamera berada lebih tinggi dari posisi mata
artis.
• Efek yang timbul pada gambar adalah artis
nampak menunduk, lebih kecil.
• Secara filosofi artis yang diambil dengan
posisi low angle untuk membuat kesan
keadaan tertekan/ kurang berwibawa.
HIGH ANGLE
Sudut pandang kamera, berada lebih tinggi
dari posisi mata artis.
Efek pada gambar adalah terkesan artis
menjadi pendek dan menunduk.
Secara filosofi artis terlihat kecil kurang
berwibawa
NORMAL ANGLE
Sudut pengambilan gambar, posisi kamera
ketinggiannya sama dengan mata artis lurus
dari depan.
Posisi demikian ini juga disebut Straight angle/
Normal level.
Sudut pengambilan demikian ini biasa
digunakan untuk acara informasi dan
khususnya untuk pembaca berita
LOW ANGLE
Sudut pengambilan gambar , posisi ketinggiannya
kamera di bawah mata artis.
Efek pada gambar yang timbul adalah artis akan
kelihatan lebih besar.
Untuk benda yang terletak tegak lurus terletak di
sebelah kiri/ kanan titik pusat, maka dibagian atas
akan condong menyempit.
• Secara filosofi
Membuat kesan artis tersebut lebih
berwibawa/ agung, apabila kemudian
dihubungkan dengan gambar yang diambil
dengan High angle.
TRANSMITION LOSS
Gambar yang dipancarkan terpotong
10 %, maka dalam pengambilan gambar harus
diperhitungkan agar head room, nouse room,
looking room terlihat tepat masuk dalam
frame tidak ada bagian yang terpotong.
KOMPOSISI SEGI TIGA
• Suatu teknik pengambilan gambar dalam
suatu kelompok artis, dipilih beberapa artis
masuk dalam frame dengan posisi segi tiga.
• Tujuannya adalah untuk menciptakan gambar
yang harmonis dengan menghilangkan bagian-
bagian yang tampak kosong.
MIDLE GROUND
• Suatu teknik pengambilan gambar dengan
memanfaatkan atau meletakkan benda/
properti di tengah antara artis agar tidak
terlihat kosong.
• Tujuannya adalah untuk menciptakan gambar
yang menarik dan memperindah suasana
dalam suatu adegan.
FOREGROUND
• Suatu teknik pengambilan gambar dengan
memadukan / memanfaatkan benda lain
didepan obyek utamanya ( ranting, daun,
pohon, bunga, rumput dll) dengan cara
mengurangi bagian-bagian yang nampak
kosong dalam frame. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan unsur kedalaman gambar.
BACK GROUND
• Suatu teknik pengambilan gambar dengan
memanfaatkan benda/ properti yang terletak
dibelakang artis.
• Tujuannya adalah untuk mendukung suasana
dan keindahan gambar dalam suatu scine
yang sedang berlangsung
BACK GROUND
Istilah back ground (BG) dalam broadcasting:
1. Susunan dekorasi atau tata panggung yang
diletakkan dibelakang pengisi acara atau
aktor.
2. Obyek gambar atau sekelompok orang/
pengisi acara yang berada di belakang
obyek gambar di latar depan bagi suatu
kamera
3. Setiap suara yang berada dibelakang suara
utama untuk menekankan adegan gambar yang
sedang ditampilkan
BEBERAPA MACAM
BACK GROUND
1. Background Action
2. Background Film
3. Background Light
4. Background Music
5. Background Noises
6. Background Plate
GAMBAR
Pergerakan Badan Kamera
Contoh Garis Imajiner
Benar
salah
PERBEDAAN TRACKING DAN ZOOMING
Tracking
1. TEKNIS : a. Kamera bergerak maju/mundur
b. Focus gambar mudah terjaga
2. Perspektif : Berubah
3. Gambar yg dihasilkan : Lebih hidup/wajar
Zooming
1. Teknis : a. Lensa yang bergerak maju/mundur
b. Focus sulit dikendalikan
2. Perspektif : tetap
3. Gambar yang dihasilkan : a. Kurang wajar/kurang baik
b. Kurang hidup
ZOMING
1. Teknis :a. Lensa yang
bergeramaju/mundur
b. Focus sulit dikendali-
kan
2. Perspektif : tetap
3. Gambar yang : a. kurang wajar/ kurang baik
dihasilkan: b. kurang hidup
TRACKING
1. TEKNIS : a. Kamera bergerak
maju/mundur
b. Focus gambar mudah
terjaga
2. Perspektif : Berubah
3. Gambar yg dihasilkan : Lebih hidup/wajar
SETTING KAMERA ACARA TINJU
(2 BUAH)
1 2 ± 10 FEET
ACARA SOFT BALL (3 BUAH)
1
23
2
HOME PLATE (LANGSUNG)
YG LAIN DISAMPING
SEPAK BOLA 4 BUAH
BA
1
2
3
4
ACARA ATLETIK 3 ATAU 4
123OPTIONAL
3 4
ACARA BASKET (3 BUAH)
12
3
ACARA TENIS LAPANGAN (2 ATAU 3 )
12 HIGH
COLOR BAR
1 . WHITE 5. PINK
2. YELLOW 6. RED
3. CYAN 7. BLUE
4. GREEN 8. BLACK
JENIS LENSA
1. Fix Focal Length, lensa tunggal (wide, tele,
normal)
2. Adjudttable Focal Length ( misal : lensa
zoom/ vario variable focal length
FOCAL LENGTH
FIX LENGTH
• Focal length berbeda dengan Fix Length
• Fix Length:
Lensa menyatu dengan body kamera
• interchangeable lens :
Lensa dapat dilepas, sehingga kamera dapat
diganti-ganti lensanya
DEPTH OF FIELD
Adalah daerah fokus atau medan yang fokus
Depth Of Field dipengaruhi oleh :
1. Bukaan Iris/ Lens Aperture
Semakin besar bukaan irisnya maka
ruang ketajaman depth of fieldnya
semakin dangkal
f number lebih kecil
DEPTH OF FIELD
Fungsinya untuk membuat out focus back
ground, kalau back ground tersebut tidak
sesuai dengan obyeknya
Framing
Memasukkan gambar pada area gambar
dengan benar
a. Focal length dari lensa yang digunakan
semakin panjang f nya, maka semakin
sempit area gambarnya dan gambar
yang dihasilkan semakin besar. Semakin
pendek f nya, maka gambar semakin luas
dan obyek gambar semakin kecil
b. Jarak/ Distance
Yaitu jarak antara kamera dengan obyek
gambar, semakin dekat obyek dengan
kamera maka area yang dapat diambil oleh
kamera lebih sedikit dan gambar menjadi lebih
besar ukurannya.
Apabila obyek lebih jauh dari kamera area
gambar lebih luas dan hasilnya gambar lebih
kecil ukurannya
EXPORSURE
1. Untuk film berarti jumlah cahaya yang mengenai
emulsi film
2. Sedang pada televisi adalah pengaruh cahaya yang
mengenai bagian tabung pengambil gambar yang
peka terhadap cahaya (target)
Besarnya pencahayaan ini diatur dengan merubah
intensitas cahaya yang menyinari obyek gambar
atau dengan me
B. F STOP (LENS APERTURE) ?
1.4, 2.0, 2.8, 4.0, 5.6, 8, 11, 16, 22
<=== more light ~ less light==>
IRIS / DIAPHRAGMA
C. DEPTH OF FIELD ?
DEPTH OF FIELD (DOF)
LESS DOF LESS DOF
MORE DOF
DEPTH OF FIELD (DOF) suatu object/
benda/area, ditentukan oleh 3 faktor:
A. FOCAL LENGTH
DEPTH OF FIELD
B. F STOP / IRIS.
DEPTH OF FIELD
C. CAMERA DISTANCE TO OBJECT.
LENSA ZOOM
• Kamera TV menggunakan Compound Lens (Lensa
Gabungan) yaitu : Zoom Lens, Lensa yang Focal
length (Fl) bervariasi.
Misalnya : Lensa Fl 8mm - 160mm adalah lensa yang
Fl-nya dapat diubah dari 8mm (wide) sampai dengan
160mm (tele).
• Zoom Rationya = 20 x
BAGIAN OPERASIONAL LENSA
Zoom Rocker switch
Auto/Manual Iris switch
Return switch
Macro focus
Zoom Extender
Lens Hood
OPERASIONAL LENSA ZOOM
(SELAMA OPERATION / SHOOTING)
FOCUS ZOOM
IRIS
ZOOM ROCKER SWITCH
PENGOPERASIAN LENSA
1. FOCUS (Gambar tajam & jelas)
2. PENGOPERASIAN ZOOM
(ZOOM IN & ZOOM OUT)
3. PENGOPERASIAN IRIS
(Diaphragma / F Stop)
CAMERA HEAD/CAMERA BODY
C C FILTER PRISMA BLOCK
• C C & N D FILTER
• PRISMA BLOCK
• C C D IMAGE SENSOR
• A/D & D/A CONVERTER
• VIDEO AMPLIFIER
• PROCESSOR
• M A T R I X
• E N C O D E R
• SYNCH & BAR GEN :
BAGIAN UTAMA CAMERA HEAD
SPEKTRUM CAHAYA
Cahaya termasuk dalam jenis gelombang
Electromagnetic yang mempunyai spektrum dari
Infrared, Red, Orange, Yellow, Green, Cyan, Blue, sampai
Ultraviolet. Infrared dan Ultraviolet tidak terlihat oleh
mata manusia
Salah satu karakteristik cahaya adalah
Colour Temperatur (suhu temperatur
warna yang terkandung dalam cahaya
tersebut) dengan satuan Derajat
Kelvin ( K).
COLOR TEMPERATUR
Pencahayaan yg digunakan untuk shooting
diluar studio/outdoor bisa bervariasi/berbeda
Color temperaturnya seiring dengan
perputaran bumi.
Standard Color temperatur cahaya untuk
Kamera TV adalah :
3000 – 3200 derajat Kelvin.
Diperlukan CC Filter untuk merubah color
temperatur cahaya yang masuk ke kamera
menjadi mendekati standard 3000 -
32000K,(Lihat tabel)
COLOUR TEMPERATURE
LIGHT SOURCES COLOUR
TEMPERATURE
(Kelvins)
Candle 1,930
Sunlight at sunset 1,900 - 2,400
Domestic tungsten light bulbs 2,600 - 2,900
TV studio tungsten lighting (2000 Watts) 3,200
TV studio tun gsten lighting (5000 Watts) 3,380
Sunrise, Sunset 2,000 -3,000
Fluorescent tube 4,800
Noonday sun 5,000 - 5,600
HMI and MSR lights 5600
In shade ( light only from hazy sky) 7,500 - 8,400
In shade ( light only from Blue sky) 12,000 - 20,000
COLOUR CONVERSION (CC) FILTER
(Terdapat pada Prof: & Broadcast Camera)
FILTER
POSITION
COLOUR TEMP WHEN DO I USE IT
FILTER 1 3,200 K Use in Tungsten light,
Sunrise, Sunset, and
at night
FILTER 2 5,600K + 1/4 ND for bright daylight 1/4 ND
FILTER 3 5,600 K for daylight (Cloudy or
Rainy)
FILTER 4 5,600 K +
1/16 ND
for very bright daylight
1/16 ND
COLOR CONVERSION FILTER
N D (NEUTRAL DENSITY) Filter
• Intensitas cahaya (kuat penerangan) diukur dalam
satuan Lux (Lx) atau satuan Foot-candle (ft-cd), alat
ukurnya disebut Lux meter/Light meter
• 1 Lx = 10,76 ft-cd
Intensitas cahaya Matahari & Lampu:
• Siang hari / Matahari : 32.000 – 100.000
• Studio TV / Lampu : 1000 - 1500 Lux
• Penerangan Kantor : 400 Lux
• Cahaya Bulan : 1 Lux
INTENSITAS CAHAYA
CC Filter
PRISMA BLOCK & CCD
Objek yg diambil
kamera
Gambar dipermukaan
CCD Signal Video
Output CCD
B
G
R
PRINSIP KERJA KAMERA VIDEO
PRINSIP KERJA KAMERA VIDEO
Composite
(CCVS)
Luminance (Y)
Chrominance (C)
CCVS (Color Composite Video Signal)
PENGATURAN WHITE BALANCE
2-3 m
BLUISHREDISH NORMAL
• FILTER
•KERTAS WARNA PUTIH
• PERMUKAAN RATA
• JARAK 2 – 3 METER
• POSISI DITEMPAT
CAHAYA YANG TERANG
AUTOMATIC WHITE BALANCE
• Jenis-jenis :
– NiCd (Nickel Cadmium)
– NiMH (Nickel Metal Hydride)
– Li-Ion (Lithium Ion)
• Capacity, 3AH (Ampere Hour)
• Voltage, 12V (10 cell) & 14,4V (12 cell)
– 12V range 10 – 14 volt
– 14,4V range 12 – 17 volt
• Nominal Capasity,
12 V X 3 AH = 36 Watt Hours
14,4V X 3AH = 43,2 Watt Hours
B A T T E R Y
• Kamera DV Canon XL 2 = 15 Watts
• Battery Capacity 36 WH
Operation time = 36WH : 15W = 2 Hours,24 min
• Ultralight, 20W
• Kamera + Lampu = 15 W + 20 W = 35 W
Operation time = 36WH : 35W = 1 Hours, +
• Kapasitas besar, battery semakin berat, tapi biasanya
diperlukan supaya berat kamera menjadi seimbang
antara depan dan belakang.
POWER CONSUMPSION
PROSEDUR PENGOPERASIAN
- Insert Battery
- Switch Power ON
- Lakukan Black & White Balance
- Check input Sound & Level
- Arahkan Kamera ke Object
- Atur Focus hingga object jelas
- Aturlah Shot Size yang diinginkan
- Kamera siap Roll / Taping / Rekam
SHOOTING INDOOR/STUDIO
KAMERA
SHOOTING OUTDOOR / OB
PRINSIP
PENGAMBILAN GAMBAR
Asumsikan bahwa
Kamera seolah-olah
mewakili mata penonton
untuk melihat suatu
adegan di lokasi peristiwa
TAMPILAN GAMBAR
SEBELUM REKAMAN/TAPING
PASTIKAN OBJECT DALAM KEADAAN :
* FOCUS
* TERANG TAMPAK ALAMIAH
* WARNA TAMPAK ALAMIAH
* STABIL / TIDAK GOYANG
PRINSIP PENGAMBILAN GAMBAR
A. CONTINUITY OF DIRECTION 1
PRINSIP PENGAMBILAN GAMBAR
A. CONTINUITY OF DIRECTION 2
PRINSIP PENGAMBILAN GAMBAR
C. CONTINUITY OF COLOR 1
PRINSIP PENGAMBILAN GAMBAR
B. CONTINUITY OF ACTION 1
TRUCK/CRAB (CRAB RIGHT)
J I B U P & J I B D O W N
IMAGINARY LINE / CROSSING LINE
Contoh 1 : 3 Shot CONTINUITY
HINDARI SHOT DIBAWAH INI
(TONAL MERGERS)
DIMENSIONAL MERGERS
(JUXTA POSITION 1)
DIMENSIONAL MERGERS
(JUXTA POSITION 2)
WAVE FORM MONIITOR
1. Level
2. Pedestal Black Balance
3. White Balance Iris
Pedestal dan Iris, untuk membentuk color
Balance
KESALAHAN WARNA
• Kesalahan warna itu tidak disatukan satu titik
disebut abrasi chromatis.
• Cara mengatasinya adalah digunakan lensa
gabungan cembung, cekung, cembung,
cekung sehingga terjadi / disatukan satu titik
ABRASI SPERIS
• Tidak semua lensa dapat menghasilkan focus
pada semua bidang gambar
• Tidak selamanya focus kamera itu sama
Cara mengatasinya :
Di kamera terjadi abrasi Speris maka diberi
lapisan dengan lens coating
BUKAAN DIAPHRAGMA
• 1,9/50 , adalah indek diaphragma yang paling besar
yang dapat dicapai oleh lensa tersebut
• 50 focal length lensa
• Diaphragma : 1,4 , 2, 2,8, 4, 5,6, 8, 11,16, 22, 32, 44
disebut f stop ( bukaan diaphragma/ Iris).
• Semakin besar mili meternya, lensa tele
• Semakin kecil mili meternya, lensa wide angle
• Semakin kecil mili meternya lebih besar pengambilan
gambarnya semakin lebar
• ½, 1/1, ½ …… 1/2000, membuka 1 per x detik
dalam membuka diaphragma
• B 1, ½, ¼, 1/8, 1/15, 1/30 …. 1/1000
B maksudnya stater tersebut akan menyala
B. 1, ½, ¼, 1/8, 1/15, 1/30, 1/60, 1/120, 1/250,
1/500, 1/1000
16 11 8 5,6 4
1,42,8
• Dalam menggunakan kamera film yang harus
diperhatikan :
1. Kecepatan / speed
2. Diaphragma/ Iris
3. Asa
4. D light/ tungstend
5. Kalau f nya kecil depth of fieldnya sempit
• Apabila dalam ruangan dengan lampu
tungstend maka harus digunakan film
tungstend
• Apabila digunakan day light maka harus diberi
filter Day Light (biru) sehingga gambarnya
tidak redish
• Day light, cahaya biru sehingga filmnya peka
terhadap merah
HINDARI PENGAMBILAN GAMBAR/SHOT DIBAWAH INI
(TONAL MERGERS)
Tipe Kaset Kamera Video
C. Kaset VHS
Media rekam yang berformat analog ini sudah jarang
di pasaran, bentuk fisik kaset besar, beda dengan VHS-
C yang bentuk fisiknya kecil tapi kualitas gambar tetap
rendah dengan resolusi tertinggi 240 garis/mm. Lalu
muncul S-VHS bentuk fisik besar namun kualitas
gambar lebih bagus.
Tipe Kaset,,,,
2. Kaset Hi-8
Bentuknya agak kecil dan lebih kompak, namun handal
dibandingkan VHS meskipun masih berformat analog.
Resolusinya lumayan, sekitar 400 garis/mm. Hasil kualitas
gambarnya lebih halus. Beberapa kamera video analog
masih memakai format ini.
Tipe Kaset,,,,
3. Kaset Digital-8
Formatnya sudah digital dan mampu menghasilkan gambar
berkualitas tinggi dengan resolusi 500 garis/mm. Beberapa
model camcorder memfasilitasi konfersi analog ke digital-8,
dapat merekam format video analog 8 mm dan Hi-8. Durasi
kaset analog (Hi-8) yang tadinya 120 menit bisa tinggal 60
menit saja.
Tipe Kaset,,,,
4. Kaset Mini DV
Kebanyakan camcorder kelas konsumen memakai jenis Mini
DV dengan format rekam video DV. Kualitas gambarnya
terbilang bagus dengan resolusi gambar di atas 500 garis/mm.
Beberapa camcorder sudah menyediakan konversi analog ke
digital mulai dari yang Standard Home Use (untuk kelas
pemula) sampai kelas professional. Bila ingin memaksimalkan
hasil produksi rekaman bisa melakukan penyuntingan di
computer di mana banyak pilihan piranti keras dan lunak serta
varian efek-efek pendukung produksi.
Tipe Kaset,,,,
5. Mini DVD-R dan DVD-RAM
Dapat menyimpan langsung DVD dalam format video MPEG-2
berkualitas tinggi dengan resolusi horizontal 500 garis/mm ke
atas tergantung model kamera videonya. Keuntungan selesai
merekam hasilnya dapat langsung diputar pada DVD player
Tipe Kaset,,,,
6. Memory Stick, SD-Card, MMC, dan xD Picture Card
Berbagai jenis kartu memori perekam ini umumnya dijumpai
pada kamera video dengan kemampuan merekam gambar
diam walaupun sekarang sudah dikembangkan untuk gambar-
gambar bergerak. Keunggulannya adalah dapat dipakai
berulang kali tanpa mengalami penurunan kualitas. Hanya
saja, harganya relative lebih mahal.
Tipe Kaset,,,,
7. Kaset DVC PRO
Kamera dan kaset ini dikembangkan oleh Panasonic,
kualitasnya untuk standar Broadcasting. Ukuran pita hampir
sama dengan kaset video Hi-8.
Tipe Kaset,,,,
8. Kaset Betacam SP dan Digital Betacam
Bentuk fisik dan ukuran pitanya sama persis, hanya yang
membedakan kualitas pita perekam yang ada di dalamnya.
Betacam SP masih menggunakan format analog,
sementara Digital Betacam sudah menggunakan format
digital dan banyak digunakan untuk pembuatan film-film
atau iklan.
D. Merawat Camcorder
• Sebaiknya kamera disimpan pada almari dengan suhu sekitar 18-
20ºC.
• Bila dimasukkan tas jangan lupa diberi Silicagel untuk
mengurangi kelembaban yang mengakibatkan jamur
• Jika jarang digunakan, sebaiknya dipanasi untuk menghindari
komponen elektronik dalam kelembaban dan mekanik agar tidak
macet
• Perlu diperhatikan apabila membawa camcorder dari tempat
yang berhawa dingin ke tempat yang berhawa panas. Perubahan
suhu mendadak bisa memunculkan embun pada head drum yang
mengakibatkan pita lengket dan berat untuk berputar, bahkan
macet. Solusinya jangan dipaksakan untuk mengoperasikan
terus, biarkan camcorder selama 15-20 menit dengan pintu kaset
pada posisi terbuka dan pita dikeluarkan bila ingin cepat
digunakan kembali sinari dengan lampu secukupnya
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT PRODUKSI
DENGAN SINGLE CAMERA
• Dalam pengambilan gambar di lapangan usahakan
untuk membuat stock shot sebanyak-banyaknya untuk
memudahkan saat melakukan editing.
• Dalam pengambilan gambar harus terencana dengan
baik, agar terjadi kesinambungan antar gambar
sehingga sambungan gambar enak dilihat dan tidak
terkesan jumping.
– Apabila gambar sebelumnya gambar bergerak ke kanan,
maka gambar berikutnya juga harus bergerak ke kanan.
Demikian juga sebaliknya.
– Apabila gambar diawali dengan posisi close-up atau long
shot, maka sebaiknya gambar diakhiri dengan close-up atau
long shot juga.
– Setelah itu diikuti dengan gambar-gambar stand atau kamera
pada posisi statis.
• Apabila melakukan pengambilan gambar secara
subjective shot, maka harus diikuti dengan pengambilan
gambar secara objective shot atas objek yang sama,
misalnya:
• Pengambilan gambar dari kereta kuda, harus dilanjutkan dengan
pengambilan gambar atas berjalannya kereta kuda itu sendiri, agar
didapat informasi yang lengkap di mana kereta kuda tersebut
berada dan gambar bisa diedit dengan baik. (Yang harus
diperhatikan adalah screen direction, agar tidak terjadi jumping
pada sambungan antar gambar)
• Cara pengambilan gambar suatu adegan sehingga mendapatkan
banyak shot:
– Buat master shot dari awal sampai akhir adegan tersebut dalam posisi
tetap.
– Adegan diulang persis sama dan diambil dengan sudut kamera yang
berbeda secara variatif.
– Buat master shot adegan tersebut, tetapi kamera juga melakukan
pengambilan gambar misalnya dari LS ke CU,CU ke MS, MS ke BCU,
dst. Pengambilan gambar pergantiannya dilakukan secara cepat.
• Apabila adegan tidak bisa diulang dan harus
mempergunakan 2 kamera maka prinsip
pengambilannya sama.
• Untuk master shot, pengambilan gambar sebaiknya
menggunakan tripod kamera sehingga mendapatkan
gambar yang stabil dan memudahkan saat editing.
• Untuk mendapatkan gambar yang baik dan terlihat
artistic, maka peran penata cahaya dan penempatan
lighting harus mempertimbangkan aspek pencahayaan
yang ditimbulkan.

Contenu connexe

Tendances

Power point tugas 3 (fotografi)
Power point tugas 3 (fotografi)Power point tugas 3 (fotografi)
Power point tugas 3 (fotografi)
ArtSashin
 
Teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak.pptx
Teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak.pptxTeknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak.pptx
Teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak.pptx
WayanWinarye1
 

Tendances (20)

Materi basic fotografi 1
Materi basic fotografi 1Materi basic fotografi 1
Materi basic fotografi 1
 
Power point tugas 3 (fotografi)
Power point tugas 3 (fotografi)Power point tugas 3 (fotografi)
Power point tugas 3 (fotografi)
 
Dasar-dasar Fotografi
Dasar-dasar FotografiDasar-dasar Fotografi
Dasar-dasar Fotografi
 
Teknik pengambilan gambar
Teknik pengambilan gambarTeknik pengambilan gambar
Teknik pengambilan gambar
 
Tata Cahaya dan Peralatan Fotografi Studio
Tata Cahaya dan Peralatan Fotografi StudioTata Cahaya dan Peralatan Fotografi Studio
Tata Cahaya dan Peralatan Fotografi Studio
 
Simulasi Digital (Proses pengambilan gambar)
Simulasi Digital (Proses pengambilan gambar)Simulasi Digital (Proses pengambilan gambar)
Simulasi Digital (Proses pengambilan gambar)
 
Fotografi Dasar
Fotografi DasarFotografi Dasar
Fotografi Dasar
 
Mengoperasikan kamera video
Mengoperasikan kamera videoMengoperasikan kamera video
Mengoperasikan kamera video
 
TATA CAHAYA - MATERI : Pengoperasian Kamera
TATA CAHAYA - MATERI : Pengoperasian KameraTATA CAHAYA - MATERI : Pengoperasian Kamera
TATA CAHAYA - MATERI : Pengoperasian Kamera
 
Kamera 1
Kamera 1Kamera 1
Kamera 1
 
Materi Dasar Videografi.pptx
Materi Dasar Videografi.pptxMateri Dasar Videografi.pptx
Materi Dasar Videografi.pptx
 
Pengertian Segitiga Exposure.docx
Pengertian Segitiga Exposure.docxPengertian Segitiga Exposure.docx
Pengertian Segitiga Exposure.docx
 
Materi Teknik Editing video
Materi Teknik Editing videoMateri Teknik Editing video
Materi Teknik Editing video
 
JENIS-JENIS FOTOGRAFI
JENIS-JENIS FOTOGRAFIJENIS-JENIS FOTOGRAFI
JENIS-JENIS FOTOGRAFI
 
Produksi film
Produksi filmProduksi film
Produksi film
 
Pengertian kamera
Pengertian kameraPengertian kamera
Pengertian kamera
 
Teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak.pptx
Teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak.pptxTeknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak.pptx
Teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak.pptx
 
Kameraman
KameramanKameraman
Kameraman
 
2-Pengenalan kamera.ppt
2-Pengenalan kamera.ppt2-Pengenalan kamera.ppt
2-Pengenalan kamera.ppt
 
Materi videografi-success story
Materi videografi-success storyMateri videografi-success story
Materi videografi-success story
 

En vedette

Kamera televisi teknik
Kamera televisi teknikKamera televisi teknik
Kamera televisi teknik
Nurul Arifin S
 
Memahami cara penggunaan tata cahaya
Memahami cara penggunaan tata cahayaMemahami cara penggunaan tata cahaya
Memahami cara penggunaan tata cahaya
Eko Supriyadi
 
Proposal of Multi Camera Production (MCP) Workshop (B07 atau lebihan Crash Prog)
Proposal of Multi Camera Production (MCP) Workshop (B07 atau lebihan Crash Prog)Proposal of Multi Camera Production (MCP) Workshop (B07 atau lebihan Crash Prog)
Proposal of Multi Camera Production (MCP) Workshop (B07 atau lebihan Crash Prog)
Rodzidah Mohd Rodzi
 
New hardware.x2(candra,grahitaharsini,yuhana)
New hardware.x2(candra,grahitaharsini,yuhana)New hardware.x2(candra,grahitaharsini,yuhana)
New hardware.x2(candra,grahitaharsini,yuhana)
jackdaniels2418
 

En vedette (20)

TATA CAHAYA - MATERI : Resume TC
TATA CAHAYA - MATERI : Resume TCTATA CAHAYA - MATERI : Resume TC
TATA CAHAYA - MATERI : Resume TC
 
TATA CAHAYA - MATERI : Tata Cahaya 2
TATA CAHAYA - MATERI : Tata Cahaya 2TATA CAHAYA - MATERI : Tata Cahaya 2
TATA CAHAYA - MATERI : Tata Cahaya 2
 
Kamera televisi teknik
Kamera televisi teknikKamera televisi teknik
Kamera televisi teknik
 
Mengenal Kamera
Mengenal KameraMengenal Kamera
Mengenal Kamera
 
Tata cahaya
Tata cahayaTata cahaya
Tata cahaya
 
Memahami cara penggunaan tata cahaya
Memahami cara penggunaan tata cahayaMemahami cara penggunaan tata cahaya
Memahami cara penggunaan tata cahaya
 
Penerbitan Video Dalam Pendidikan (EDU 3105)
Penerbitan Video Dalam Pendidikan (EDU 3105)Penerbitan Video Dalam Pendidikan (EDU 3105)
Penerbitan Video Dalam Pendidikan (EDU 3105)
 
Materi pelatihan pencahayaan fotografi
Materi pelatihan pencahayaan fotografiMateri pelatihan pencahayaan fotografi
Materi pelatihan pencahayaan fotografi
 
Macam kamera
Macam  kameraMacam  kamera
Macam kamera
 
Memperbaiki radio
Memperbaiki radioMemperbaiki radio
Memperbaiki radio
 
Multi Camera Production (MCP) Equipment Proposal
Multi Camera Production (MCP) Equipment ProposalMulti Camera Production (MCP) Equipment Proposal
Multi Camera Production (MCP) Equipment Proposal
 
Proposal of Multi Camera Production (MCP) Workshop (B07 atau lebihan Crash Prog)
Proposal of Multi Camera Production (MCP) Workshop (B07 atau lebihan Crash Prog)Proposal of Multi Camera Production (MCP) Workshop (B07 atau lebihan Crash Prog)
Proposal of Multi Camera Production (MCP) Workshop (B07 atau lebihan Crash Prog)
 
Multi Camera Production (MCP) FINAS Training Proposal
Multi Camera Production (MCP) FINAS Training ProposalMulti Camera Production (MCP) FINAS Training Proposal
Multi Camera Production (MCP) FINAS Training Proposal
 
Basic studio lighting
Basic studio lightingBasic studio lighting
Basic studio lighting
 
TATA CAHAYA - MATERI : Teknik Komposisi 2
TATA CAHAYA - MATERI : Teknik Komposisi 2TATA CAHAYA - MATERI : Teknik Komposisi 2
TATA CAHAYA - MATERI : Teknik Komposisi 2
 
Tata Cahaya
Tata CahayaTata Cahaya
Tata Cahaya
 
Template Kertas Cadangan Bengkel Pengurusan Jenazah
Template Kertas Cadangan Bengkel Pengurusan JenazahTemplate Kertas Cadangan Bengkel Pengurusan Jenazah
Template Kertas Cadangan Bengkel Pengurusan Jenazah
 
New hardware.x2(candra,grahitaharsini,yuhana)
New hardware.x2(candra,grahitaharsini,yuhana)New hardware.x2(candra,grahitaharsini,yuhana)
New hardware.x2(candra,grahitaharsini,yuhana)
 
Perangkat output komputer
Perangkat output komputerPerangkat output komputer
Perangkat output komputer
 
Perangkat Penyimpanan Data
Perangkat Penyimpanan DataPerangkat Penyimpanan Data
Perangkat Penyimpanan Data
 

Similaire à TATA CAHAYA - MATERI : Teori Kamera

Fotografi
FotografiFotografi
Fotografi
Ichan32
 
Tekhnik kameramen
Tekhnik kameramenTekhnik kameramen
Tekhnik kameramen
Amat Moxer
 
prinsipcctv-130423015928-phpapp02.pdf
prinsipcctv-130423015928-phpapp02.pdfprinsipcctv-130423015928-phpapp02.pdf
prinsipcctv-130423015928-phpapp02.pdf
anasannur
 
Menggabungkan fotografi dengan sajian multimedia 1-3
Menggabungkan fotografi dengan sajian multimedia 1-3Menggabungkan fotografi dengan sajian multimedia 1-3
Menggabungkan fotografi dengan sajian multimedia 1-3
kopishare
 
Mengoperasikan kamera
Mengoperasikan kameraMengoperasikan kamera
Mengoperasikan kamera
Eko Supriyadi
 
Mengoperasikan kamera
Mengoperasikan kameraMengoperasikan kamera
Mengoperasikan kamera
Eko Supriyadi
 

Similaire à TATA CAHAYA - MATERI : Teori Kamera (20)

Fotografi
FotografiFotografi
Fotografi
 
Tekhnik kameramen
Tekhnik kameramenTekhnik kameramen
Tekhnik kameramen
 
Dasar fotografi
Dasar fotografiDasar fotografi
Dasar fotografi
 
matakuliah Teknik dasar dan pengenalan fotografi
matakuliah Teknik dasar dan pengenalan fotografimatakuliah Teknik dasar dan pengenalan fotografi
matakuliah Teknik dasar dan pengenalan fotografi
 
Tekhnik kameramen
Tekhnik kameramenTekhnik kameramen
Tekhnik kameramen
 
prinsipcctv-130423015928-phpapp02.pdf
prinsipcctv-130423015928-phpapp02.pdfprinsipcctv-130423015928-phpapp02.pdf
prinsipcctv-130423015928-phpapp02.pdf
 
Principles Of Digital Photography
Principles Of Digital PhotographyPrinciples Of Digital Photography
Principles Of Digital Photography
 
Presentasi dasar fotografi musyawarah akhir tahun kfp 2010 final
Presentasi dasar fotografi musyawarah akhir tahun kfp 2010 finalPresentasi dasar fotografi musyawarah akhir tahun kfp 2010 final
Presentasi dasar fotografi musyawarah akhir tahun kfp 2010 final
 
Teknik dasar fotografi Ilkom Universitas Semarang
Teknik dasar fotografi Ilkom Universitas SemarangTeknik dasar fotografi Ilkom Universitas Semarang
Teknik dasar fotografi Ilkom Universitas Semarang
 
Prinsip cctv
Prinsip cctvPrinsip cctv
Prinsip cctv
 
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI KAMERA VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI KAMERA VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdfDKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI KAMERA VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI KAMERA VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
 
Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi
Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar ProduksiMenerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi
Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi
 
Menggabungkan fotografi dengan sajian multimedia 1-3
Menggabungkan fotografi dengan sajian multimedia 1-3Menggabungkan fotografi dengan sajian multimedia 1-3
Menggabungkan fotografi dengan sajian multimedia 1-3
 
anatomi+kamera_lensa+dan+film.pdf
anatomi+kamera_lensa+dan+film.pdfanatomi+kamera_lensa+dan+film.pdf
anatomi+kamera_lensa+dan+film.pdf
 
Dasar Pemotretan
Dasar PemotretanDasar Pemotretan
Dasar Pemotretan
 
Prinsip cctv
Prinsip cctvPrinsip cctv
Prinsip cctv
 
Mengoperasikan kamera
Mengoperasikan kameraMengoperasikan kamera
Mengoperasikan kamera
 
Asas fotografi
Asas fotografi Asas fotografi
Asas fotografi
 
Teknik dasar fotografi
Teknik dasar fotografiTeknik dasar fotografi
Teknik dasar fotografi
 
Mengoperasikan kamera
Mengoperasikan kameraMengoperasikan kamera
Mengoperasikan kamera
 

Plus de Diana Amelia Bagti

Plus de Diana Amelia Bagti (20)

KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi SosialKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif GenderKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Filsafat dan Jurnalistik
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Filsafat dan JurnalistikKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Filsafat dan Jurnalistik
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Filsafat dan Jurnalistik
 
ILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & Media
ILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & MediaILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & Media
ILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & Media
 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)
 
ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)
 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
 
CREATIVE THINKING - Unsur Unsur Kreatif
CREATIVE THINKING - Unsur Unsur KreatifCREATIVE THINKING - Unsur Unsur Kreatif
CREATIVE THINKING - Unsur Unsur Kreatif
 
CREATIVE THINKING - Thinking Skills
CREATIVE THINKING - Thinking SkillsCREATIVE THINKING - Thinking Skills
CREATIVE THINKING - Thinking Skills
 
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (7)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (7)CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (7)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (7)
 
CREATIVE THINKING - Grammar Tenses
CREATIVE THINKING - Grammar TensesCREATIVE THINKING - Grammar Tenses
CREATIVE THINKING - Grammar Tenses
 
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (6)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (6)CREATIVE THINKING - Creative Thinking (6)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (6)
 
CRAETIVE THINKING - English & Journalism
CRAETIVE THINKING - English & JournalismCRAETIVE THINKING - English & Journalism
CRAETIVE THINKING - English & Journalism
 
CREATIVE THINKING - Critical Thinking
CREATIVE THINKING - Critical ThinkingCREATIVE THINKING - Critical Thinking
CREATIVE THINKING - Critical Thinking
 
CREATIVE THINKING - Creativity
CREATIVE THINKING - CreativityCREATIVE THINKING - Creativity
CREATIVE THINKING - Creativity
 
CREATIVE THINKING - Creative Pictures (2)
CREATIVE THINKING - Creative Pictures (2)CREATIVE THINKING - Creative Pictures (2)
CREATIVE THINKING - Creative Pictures (2)
 
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)
 
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (4)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (4)CREATIVE THINKING - Creative Thinking (4)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (4)
 
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)
 

Dernier

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Dernier (20)

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 

TATA CAHAYA - MATERI : Teori Kamera

  • 2. A. PENDAHULUAN DIFINISI Kamera adalah suatu perangkat keras yang terdiri dari Sub Sistem Optics, Electronics dan Mechanics untuk menghasilkan gambar, baik Still maupun Motion Picture dari pantulan obyek/ benda
  • 3. B. PENGGUNAAN KAMERA • Dari segi penggunaannya dapat dibagi menjadi : 1. Kamera Photography 2. Kamera Film 3. Kamera Electronic
  • 4. C. FUNGSI KAMERA ELEKTRONIK 1. Fungsi Kamera Pada hakekatnya fungsi utama dari suatu kamera elektronik adalah : Untuk merubah informasi optis (gambar) menjadi gelombang-gelombang listrik (sinyal video).
  • 5. 2. KAMERA VIDEO • Pembentukan gambar melalui scanning gambar • Menggunakan Pic Up Tube maupun CCD dan Electronics Circuit • Menyimpan gambar pada media magnetic Tape (Video Tape) ataupun Hard Disc • Out Put langsung dapat dilihat • Dilengkapi VTR dan Microphone
  • 6. D. JENIS KAMERA ELECTRONIC • Kamera ENG • Kamera EFP • Kamera Studio
  • 7. E. OPERASIONAL KAMERA ENG 1. Hand Held Camcorder
  • 10. F. SISTEM KETEKNIKAN • ANALOG • DIGITAL
  • 11. 1. SISTEM ANALOG • Dalam prosesnya (perekam sinyal) selalu berdasarkan atas kontinuitas waktu. • Signal analog mempunyai fungsi waktu dan nilai kontinyu nilai//besarnya tidak terputus
  • 12. 2. Sistem Digital • Dalam prosesnya hanya antara ada dan tidak ada atau hanya ada angka 0 dan 1. • Digital/ diskrit tidak ada nilai lain diantara 2 nilai
  • 13. 1. KAMERA ENG (Electronic News Gathering) Adalah kamera elektronik yang portable dilengkapi dengan alat perekam (VTR) digunakan untuk meliput berita. Dan sekarang kamera ENG VTR nya Intergrited dengan Kameranya CONTOH : KAMERA ENG GENERASI LAMA
  • 14. Contoh: Kamera ENG geresi baru (Camcorder Intergrited)
  • 17. 2. KAMERA EFP (Electronic Field Production) • Kamera portable yang dipergunakan untuk membuat suatu produksi acara televisi, di lapangan/ luar studio. • Dengan menggunakan lebih dari satu kamera yang dilengkapi dengan Camera Control Unit (CCU) dan alat pemadu gambar (Switcher)
  • 18. 3. KAMERA STUDIO Kamera yang dipergunakan untuk mempro duksi acara televisi khusus di dalam studio televisi. Kamera ini dilengkapi dengan pedestal, remote control untuk focus dan zoom terhubung dengan kabel ke CCU, RCP, VTR dan Switcher Adapun lensa kamera jenis ini menggunakan lens box
  • 19. P E D E S T A L UP DOWN KAMERA STUDIO STEERING WHELL
  • 21. G. BAGIAN-BAGIAN KAMERA 1. KAMERA ENG: a. Head kamera 1. Lensa 2. Pic Up Tube/CCD 3. View Finder b. Cam Corder/VTR c. Battery
  • 22. BAGIAN OPERASIONAL LENSA Zoom Rocker switch Auto/Manual Iris switch Return switch Macro focus Zoom Extender Lens Hood
  • 23. 2. Camera EFP: a. Camera Head 1. Lensa Kamera 2. Pick Up Tube/CCD 3. View Finder b. Tripod/Pedestal/ c. Kabel Kamera d. Proccessor terdiri dari : 1. Camera Control Unit 2. Remote Control Panel e. Power Supply f. Alat Ukur : 1. Picture Monitor 2. Wave form Monitor 3. Vector Scope
  • 24. KAMERA STUDIO 1. Camera Head a. Lensa Kamera b. Pick Up Tube/CCD c. View Finder d. Tripod/Pedestal/Crane 2. Kabel kamera 3. Proccessor terdiri dari : a. Camera Control Unit b. Remote Control Panel c. Amplifier dan Drive Unit d. Power Supply 4. Alat Ukur : a. Picture Monitor b. Wave form Monitor c. Vector Scope
  • 32. EFP VAN & SNG VAN
  • 33. KAMERA EFP & KONFIGURASI C C U R C P WFM MON COMPOSITE COMPONENTS TO VIDEO MIXER EFP/STO CAMERA
  • 34. KAMERA STUDIO & KONFIGURASI C C U R C P WFM MON COMPOSITE COMPONENTS To Video Mixer Video Output :
  • 35. H. KATAGORI CAMERA One Piece Camera Two Piece Camera
  • 36. 1. ONE PIECE CAMERA Camera elektronik dengan alat perekam / camcordernya menyatu (intergrated) dengan head Camera. Camera yang di dirancang untuk keperluan ENG, maupun produksi hanya dengan single camera
  • 37. 2. TWO PIECE CAMERA Kamera electronic yang dapat berfungsi ganda ENG dan EFP. Cam Cordernya dapat dipasang menyatu dengan head cameranya (intergrated) berfungsi sebagai kamera ENG, ataupun dilepas cam cordernya dengan menambah cable adaptor difungsikan sebagai EFP.
  • 38. I. LENSA KAMERA a. FUNGSI LENSA b. JENIS-JENIS LENSA
  • 39. LENSA KAMERA 1. Fungsi utamanya adalah: Untuk memfokuskan obyek gambar yang diambil oleh kamera televisi tepat ke permukaan tabung pengambil gambar (pick up tube) atau elemen CCD/CMOS yang peka terhadap cahaya untuk kemudian dirubah menjadi gelombang- gelombang listrik (sinyal video).
  • 40. Dengan demikian apabila focal lengthnya berubah akan berpengaruh terhadap lensnya, ini berarti menyebabkan ukuran gambarnya berubah dan perubahannya sesuai dengan perubahan focal lengthnya. Focal length Optical center Kamera pic up tube
  • 41. L E N S A
  • 42. (SELAMA OPERATION / SHOOTING) FOCUS ZOOM IRIS ZOOM ROCKER SWITCH OPERASIONAL LENSA ZOOM
  • 43. • Jenis: Lensa Studio (Box Lens) Lensa ENG/EFP (Portable Lens) LENSA KAMERA
  • 44. J. WHITE BALANCE • Suatu titik dimana bila output encoder matrik seimbang untuk keadaan penyinaran yang sedang digunakan didalam pengambilan gambar.
  • 45. WHITE BALANCE • Dilakukan untuk menyeimbangkan secara proporsional perbandingan warna-warna dasar antara Red, Green dan Blue, secara automatis, sehingga dihasilkan satu titik warna putih yang standar (tidak sakit di mata)
  • 46. PENCAMPURAN SECARA ADDITIVE MIXING 30 % R + 59 % G + 11 % B = 100 % W
  • 47. • Pengaturan White Balance ini dilakukan dengan mengarahkan kamera televisi ke obyek gambar putih dan mengatur rangkaian amplifier pada masing-masing saluran komponen warna hingga dihasilkan level sama besar.
  • 49. • Pengaturan White Balance ini dilakukan dengan mengarahkan kamera televisi ke obyek gambar putih dan mengatur rangkaian amplifier pada masing-masing saluran komponen warna hingga dihasilkan level sama besar.
  • 50. PECAMPURAN WARNA SECARA SUBTRACTIVE (FILM) CYAN MAGENTA YELLOW RED BLACKBLACK BLUE GREEN RED
  • 51. CC FILTER PRISMA BLOC C FILTER PRISMA BLOCK
  • 52. KUALITAS LENSA KAMERA YG BAIK 1. Banyaknya komponen dan elemen pada lensa tsb. 2. Coating pada lensa tsb ( ada super coadted, multi coated, sm coated) 3. Daya pisah Semakin banyak coated, cahaya yang mengenai lensa banyak dipantulkan, sehingga cahaya yang mengenai film/ccd semakin sedikit (berkurang)
  • 53. Fungsi coating 1. Meningkatkan ketajaman gambar 2. Memperbaiki reproduksi gambar 3. Menghilangkan goes (bayangan double dari samping) 4. Meningkatkankepekaan lensa (semakin sensitif) 5. Menghilangkan flat (pemencaran sinar terang)
  • 54. Coating adalah suatu lapisan yang tipis dan terdapat pada permukaan elemen lensa. Semakin banyak lapisannya, hasilnya semakin bagus. Coating yang berlapis-lapis disebut super coated/multi layer coated.
  • 55. Dalam lensa terdapat 4 komponen : - Satu komponen dapat 1 elemen - Kalau padaa gambar adalah lensa zoom yang dapat bergerak adalah elemen lensa tengah saja - Apabila lensa tidak diberi pelapis hasil gambarnya sseperti fox - Apabila lensa kamera di arahkan ke mataa hari terlalu lama, maka lapisan coating akan menjadi leleh.
  • 56. Untuk menjaga agar lensa kamera tidak menjadi kotor makaa diberi lapisan filter : 1. Untuk mengamankan agar tidak kotor 2. Apabila terjadi rusak, hanya pada filternya saja 3. Filter yang digunakan adalaah ultra violet in filter/sky light filter
  • 57. Jenis Lensa 1. Fix Focal Length Lensa tunggal (wide, tele, normal) 2. Adjustable Focal Length Mis: lensa zoom atau vario variable focal length. Fokal length tidak sama dengan fix lens.  Fix lens lensanya menyatu dengan body kamera.  Interchangeable lens, copot sehingga kamera tersebut dapat diganti-ganti lensanya
  • 58. Depth of field (daerah fokus) dipengaruhi : 1. Bukaan iris / lens aperture. Semakin besar bukaan irisnya maka ruang ketajqman (Depth of Field nya semakin dangkal)/ f- number kecil 2. Jarak fokus (fo) Semakin dekat jarak pengambilannya, maka depth of fieldnya semakin besar. 3. View angle of the lens (sudut pandang lensa) Semakin kecil/ pendek sudut pandaang lensanya, maka semakin dangkal ndepth of fieldnya.
  • 59. Cahaya tidak berpengaruh terhadap depth of field. Cahaya dapaat berpengaruh terhadap kesan kedalaman.
  • 60. Fungsi depth of filed Efek pengambilan gambar yang menggunakan lensa wide angle: 1. Bila obyek dari depan mendekati/ menjauhi kamera mempunyai kesan bergerak sangat cepat. 2. Bila obyek bergerak diambil dari samping mempunyai kesan sangat lambat. 3. Bila obyek diambil dari jarak dekat akan terjadi distorsi. 4. Hasil gambar tidak sesuai dengan pandangan mata (lebih kecil) 5. Cocok untuk gerakan kamera maju/mundur.
  • 61. Maka lensa wide angle disebut juga menjauhkan pandangan. DOF nya dalam, untuk gambar yang bergerak tetap fokus, karena ruang ketajamannya luas.
  • 62. 2. Lensa Narrow Angle  Bila obyek dari depan mendekati/ menjauhi kamera mempunyai kesan bergerak sangat cepat lambat.  Bila gambar bergerak diambil dari samping mempunyai kesan sangat cepat.  Pengambilan dariu depan, kersannya jaraknya menjadi pendek. Terjadi distorsi perspektif kesan tele (sifat lensa tela) adalah mendekatkan pandangan.  Tidak cocok untuk gerakan kamera maju/mundur.  Pengaturan fokusnya sangat kritis.
  • 63. Semakin pendek focal length suatu lensa maka lebih kecil pandangan suatu lensa tersebut semakin lebar dan bertolak belakang, apabila semakin pang focal length maka sudut pandang lensa tersebut semakin kecil.
  • 64.  Rumus : Kekuatan cahaya adalah seper kwadrat jarak.
  • 65. FRAMING (Pembingkaian) : 1. Verrtical Framing : Pengambilan gambar langsung dari depan obyek/frontal. 2. Horizontal Framing : Pengambilan gambar dari sebelah samping obyek/ profil. 3. Frame cutting point : Titik-titik pemotongan frame pada tubuh manusia. 4. Position of Subjects (pengaturan subyek)/komposisi
  • 66. Komposisi : mengomposisikan subyek pada komposisi yang tepat. Mis : antara obyek dengan properti dll. Ada 5 hal yang penting : 1. Head room 2. Vertical framing 3. Horizontal framing 4. Frame cutting point 5. Posisioning of subject
  • 67.
  • 68. 2. JENIS-JENIS LENSA CAMERA 1. Lensa Normal 2. Lensa Wide Angle : 3. Super Wide Angle (Fish Eye Lens) 4. Lensa Tele (Narrow Angle) 5. Lensa Zoom
  • 69. 3. BAGIAN-BAGIAN LENSA LENS CUP LENS HOOD FOCUSING RING ZOOM RING IRIS RING EXTENDER LENS MACHRO LENS
  • 71. K. ALAT PENYANGGA KAMERA • Tripod • Pedestal • Crane • Jimmy Jib • Steadycam • Body Brace
  • 72. TRIPOD LIBEC T97 FH 30 E VCT 1170 RM BABY TRIPOD TH 650 DV VELBON FX 781
  • 73. 1. PEDESTAL KABEL ADAPTOR SONY D 35 PEDESTAL UP DOWN
  • 74. P E D E S T A L UP DOWN Dolly
  • 75. P E D E S T A L UP DOWN CAMERA STUDIO TALLY LIGHT STEERING WHELL
  • 76. b. CRANE UKURAN KECIL ± 4 METER TERDAPAT DI STUDIO I MMTC
  • 78.
  • 80. J I B
  • 81. J I B
  • 84. B R A C E
  • 86. PERGERAKAN KAMERA DIBAGI MENJADI 3 a. PERGERAKAN LENSA KAMERA - ZOOM IN - ZOOM OUT
  • 87. b. PERGERAKAN KEPALA KAMERA: - TILT UP - TILT DOWN - PAN LEFT - PAN RIGHT
  • 88. c. PERGERAKAN BADAN KAMERA : TRACK IN/ DOLLY IN TRACK OUT/ DOLLY OUT CRAB ARCING/ SWING
  • 89. T
  • 91. PERGERAKAN KEPALA KAMERA 1. TILTING 2. PANNING
  • 93. PERGERAKAN BADAN KAMERA 1. TRACKING 2. CRAB/TRUCK 3. ARCING
  • 94. ARC
  • 97. CRAB/ TRUCK RIGHT • Mendorong tempat kedudukan kamera ke kanan (Crab right) dan kekiri (Crab Left) Crab left Crab ; move camera mount to camera left CRAB LEFT CRAB RIGHT CRAB RIGHT : Move camera mount to camera right
  • 98. 10. Tempat Kedudukan Kamera • Tripod • Pedestal • Crane • Hand held camera - Body Brace - Steadycam
  • 99. JENIS TRIPOD ADA 2 1. Statis Tripod 2. Rolling Tripod
  • 100. P E D E S T A L UP DOWN
  • 101. CRANE • Suatu tempat kedudukan kamera berupa kendaraan kecil (trolley) yang dilengkapi dengan lengan-lengan katrol yang dapat dinaik turunkan dengan ketinggian tertentu sesuai yang diinginkan
  • 102.
  • 104. TOUNGE RIGHT • Menggerakkan lengan (lidah) crane ke arah kanan juru kamera tanpa merubah arah pengambilan gambar dan posisi crane itu sendiri, jadi hanya menggerakkan lengan cran saja
  • 106. DOLLY
  • 108.
  • 109. T
  • 114. KETERANGAN GAMBAR • ECU = Extrem Close Up • VCU = Very Close Up • CU = Close Up • BCU = Big Close Up • MCU = Medium Close Up • MS = Medium Shot • ¾ S/KS=3/4 Shot/Knee Shot
  • 115. • MLS = Medium Long Shot • FS = Full Shot • FLS = Full Long Shot • LS = Long Shot • ELS = Extreem Long Shot
  • 117. 1. Close Up (CU)
  • 120. CLOSE UP TWO SHOT
  • 121. CLOSE UP TWO PERSON
  • 122. 2. Medium Close Up (MCU)
  • 123. 3. Medium Shot (MS)
  • 124.
  • 127. 4. Knee Shot (KS)
  • 130.
  • 131. 5. Long Shot (LS)
  • 136. 6. Extreme Long Shot (ELS)
  • 137. 7. Big Close Up (BCU)
  • 138. 8. Extreme Close Up (ECU)
  • 140. BEBERAPA TYPE OF SHOT SIZE SERING DIPAKAI UNTUK ORANG/PEMAIN 1. EXTREEM CLOSE UP (XCU)
  • 141.
  • 142. 9. Very Close Up (VCU)
  • 143. 2. VERY CLOSE UP (VCU) – Face Shot
  • 146. GOLDEN MEAN 1/3 1/3 1/3 1/2 1/2 Untuk mencapai Golden mean, maka pusat lensa sedikit dibawah dari garis mata
  • 147. GOLDEN MEAN Mata sebagai pusat golden mean, karena melihat artis yang pertama tama kita lihat/perhatian adalah dibagian mata POSISI MATA
  • 148. APLIKASI THE RULE OF THIRDS 1 (THE GOLDEN MEAN) HEAD ROOM
  • 149. APLIKASI THE RULE OF THIRDS (1)
  • 150.
  • 151.
  • 152.
  • 153. THE RULE OF THIRDS (THE GOLDEN MEAN)
  • 154.
  • 155. APLIKASI THE RULE OF THIRDS 2 (THE GOLDEN MEAN)
  • 156. APLIKASI THE RULE OF THIRDS 3 (THE GOLDEN MEAN)
  • 159. ILUSI KEDALAMAN GAMBAR 3 (OVER SHOULDER SHOT)
  • 160. HEAD ROOM Rung kosong diatas kepala hingga ditepi atas frame layar monitor
  • 161. NOSE ROOM / LOOKING ROOM (1) (RUANG ARAH PANDANG)
  • 162. NOSE ROOM / LOOKING ROOM (2)
  • 163. W A L K I N G R O O M (RUANG ARAH BERJALAN)
  • 164.
  • 165. P. SILHUETTE Suatu frame gambar (out line) yang terlihat hitam dari suatu gambar yang dilihat menentang cahaya matahari
  • 167. CAMERA POSITION CAMERA POSITION 1 (ONE POINT POSITION )CAMERA PROFIL SHOT
  • 169.
  • 170. CAMERA POSITION 2 TWO POINT PERSPECTIVE
  • 171. CAMERA POSITION 3 THREE POINT PERSPECTIVE
  • 175. GROUP SHOT (GS) Suatu jenis pengambilan gbr yang meng utamakan suatu kelompok orang sebagai obyek gambarnya. Group Shot disebut juga dengan Group View (GV)
  • 176. O. PEDOMAN FRAMING • LOOKING ROOM • HEAD ROOM • WALKING ROOM • FRAME SIDE • FRAME SUBYEK PLACE • BACK GROUND • FOREGROUND • MIDLEGROUND • TRANSMITION LOSS
  • 177. P. OPERASIONAL Pengecekan awal antara lain a. Pita b. Battery c. Focus d. Exposure e. Color Temperature Correction Filter Position f. White Balance g. Gain h. Shutter i. Time Code j. Adjust of Audio Recordinng Level
  • 178. • Pengaturan White Balance ini dilakukan dengan mengarahkan kamera televisi ke obyek gambar putih dan mengatur rangkaian amplifier pada masing-masing saluran komponen warna hingga dihasilkan level sama besar.
  • 179. CROSS SHOT Cross shot juga disebut over shoulder shot cross shot disingkat dengan x-shot
  • 180. ESTABILISHING SHOT Suatu pengambiilan gambar dengan menggu nakan sudut pengambilan gambar yang besar (wide shot) yang biasanya dimunculkan pada awal suatu adegan cerita untuk memperlihatkan hubungan dari suatu hal secara terperinci yang akan ditunjukkan pada gambar-gambar berikut nya secara jelas dengan pengambilan dekat, agar tidak membingungkan penonton tv ketika melihat gambar-gambar tersebut
  • 181. EXTREME CLOSE UP Pengambilan gambar sebesar mungkin, misalnya gambar mata, mulut dll.
  • 182. FULL SHOT Suatu pengambilan kamera terhadap obyek gbr yg meliputi (termasuk juga) semua sifat- sifat gambar dan lingkungannya yg tampak di dlm adegan tsb.
  • 183. GROUP SHOT (GS) Suatu jenis pengambilan gbr yang meng utamakan suatu kelompok orang sebagai obyek gambarnya. Group Shot disebut juga dengan Group View (GV)
  • 184. HIGH SHOT/AERIAL SHOT Suatu jenis pengambilan gambar dari atas
  • 185. KEY SHOT Satu atau beberapa pengambilan gambar yang oleh pengarah acara (sutradara) dianggap penting di dalam menggambar kan suatu cerita atau hal-hal tertentu pada suatu produksi acara tv atau film
  • 186. HIGH AND LOW ANGLE
  • 188.
  • 189. MEDIUM SHOT SUATU JENIS PENGAMBILAN GAMBAR YANG MENUNJUKKAN GAMBAR ORANG DARI PINGGANG KE ATAS.
  • 190. MEDIUM CLOSE UP • Suatu pengambilan gambar orang yang nampak kan kepala, bahu dan bagian atas dada orang hingga memenuhi bingkai
  • 191. MID SHOT SUATU PENGAMBILAN GAMBAR MEDIUM SHOT.
  • 192. KNEE SHOT (KS) / ¾ LS • Suatu jenis pengambilan gambar yang di batasi dari lutut ke atas
  • 193. MEDIUM LONG SHOT (MLS) SUATU JENIS PENGAMBILAN GAMBAR DARI LUTUT KE ATAS. PENGAMBILAN GAMBAR SEMACAM INI JUGA DISEBUT KNEE SHOT
  • 194. OVER SHOULDER SHOT Suatu teknik pengambilan gambar, dimana obyek gambar utama di ambil dari arah belakang kepala orang lain yang berhadapan dengan obyek gambar utama, sehingga bahu orang tadi kelihatan sebagai gamar latar depar. Jenis pengambilan gambar seperti ini disebut juga cross shot
  • 195. LONG SHOT Suatu jenis pengambilan gambar dari jarak yang cukup jauh hingga seluruh pemandangan dapat ditampilkan semua di dalam gambar yang disingkat L/S
  • 196. VERY LONG SHOT (VLS) Suatu pengambilan gambar yang mencakup suatu daerah pengambilan gambar yang sanngat lebar, dimana obyek gambar utama berada jauh dari kamera dan hanya menempati kurang dari setengah bingkai
  • 197. MIRROR SHOT Suatu teknik pengambilan gambar dengan menggunakan cermin baik untuk menambah sudut pengambilan gambar, atau untuk memperpanjang jarak pengambilan , atau dapat juga untuk mempertinggi pengambilan gambar.
  • 198. POINT OF VIEW SHOT Suatu pengambilan gambar dengan mengambil suatu titik pandang yang menonjolkan sikap, sifat atau pendapat obyek gambar pada suatu adegan gambar Misal : Suatu obyek langsung diambil Close Up/ sebaliknya
  • 199. REACTION SHOT Biasanya berupa pengambilan gambar yang menonjol secara close up yang khusus dimaksudkan untuk menunjukkan reaksi pengisi acara dalam suatu dialog atau kejadian sesuatu pada suatu adegan.
  • 200. RE STABLISHING SHOT Serupa dengan estabilishing shot kecuali bagian-bagian gambar yang menunjukkan kembali gambar yang baru saja muncul pada adegan atau babak sebelumnya sebagian untuk mengingat penonton
  • 201. TIGHT SHOT Suatu pengambilan gambar yang di atur sedemikian rupa hingga hanya tepat pada batas sis-sisi gambar utama saja tampak di layar gambar
  • 202. SILHUETTE Suatu frame gambar (out line) yang terlihat hitam dari suatu gambar yang dilihat menentang cahaya matahari
  • 203. CAMERA POSITION CAMERA POSITION 1 (ONE POINT POSITION )CAMERA PROFIL SHOT
  • 205.
  • 207. TWO SHOT Suatu teknik pengambilan gambar yang menunjukkan gambar dua orang di layar/bingkai gambar.
  • 208. CAMERA POSITION 2 TWO POINT PERSPECTIVE
  • 209. CAMERA POSITION 3 THREE POINT PERSPECTIVE
  • 212. Q. SHUTTER • Digunakan untuk menagkap obyek yang bergerak cepat atau lebih dari 1/50 detik
  • 213. R. GAIN • Fasilitas yang digunakan untuk menambah atau meningkatkan besaran level sinyal video, akibat dari minimnya cahaya yang ditangkap oleh kamera. Gain Standardnya dari Low (L)/ 0 dB Medium (M)/ 9 dB dan High (H)/18 dB • Digunakan untuk mengambil obyek gambar dengan cahaya yang rendah/ minim atau kurang dari 0 dB
  • 214.
  • 215.
  • 216.
  • 217.
  • 218. PERGERAKAN KAMERA ADA 3 MACAM 1. PERGERAKAN LENSA KAMERA 2. PERGERAKAN KEPALA KAMERA : 3. PERGERAKAN BADAN KAMERA :
  • 219. 2. PERGERAKAN KEPALA KAMERA : - Pan Right - Pan Left - Tilt Up - Tilt Down
  • 220. 1. PERGERAKAN LENSA KAMERA - Zoom In - Zoom Out
  • 221. 3. PERGERAKAN BADAN KAMERA : - Track In/Dolly In - Track Out/Dolly Out - Crab - Arcing/Swing
  • 222. WIDE SHOT Suatu pengambilan gambar di mana obyek gambar utama kelihatan jauh dari kamera dan hanya menempati seluruh bagian penting dari suatu bingkai gambar
  • 223. FOCAL LENGTH Jarak antara permukaan (camera tube target dengan titik tengah optic lensa pada saat lensa berada pada posisi fokus infinity.
  • 224. LENSA KAMERA Banyak orang berpendapat bahwa dengan menggunakan Lensa zoom akan mempermudah karasteristik dasar-dasar lensa sehingga dapat menghasilkan penayangan suatu acara Tetapi pendapat tersebut belum tentu benar, karena kita harus mengetahui acara sebaik-baiknya.
  • 225. Kita dapat meninjaunya dari 2 aspek : 1. Focal Length 2. Jarak/ Distance
  • 226. Pada kamera elektronik bayangan gambar akan jatuh pada tabung pic up tube, sedangkan pada kamera film akan jatuh pada emulsi film. Contoh : Sebuah lensa dirubah focal lengthnya sampai dua kali lebih besar, misalnya dari 150 mm menjadi 300 mm, akibatnya subyek kelihatan 2 kali lebih besar di layar televisi ini disebabkan lens anglenya berubah, perubahan lens anglenya sebesar setengah ukuran lens angle sebelumnya, misalnya 6º ke 3º
  • 227. Dengan demikian apabila focal lengthnya berubah akan berpengaruh terhadap lensnya, ini berarti menyebabkan ukuran gambarnya berubah dan perubahannya sesuai dengan perubahan focal lengthnya. Focal length Optical center Kamera pic up tube
  • 228. • LENS ANGLE Layar televisi mempunyai aspek ratio 4 : 3, sehingga sudut vertikalnya ¾ sudut horisontalnya. Sudut pandang yang diambil lensa ditentukan oleh focal length dan luas Penampang tabung camera yang dipergunakan, pada jarak tertentu kalau menggunakan focal length ukuran panjang, akan menghasilkan gambar yang lebih dekat, karena sudut pandang lensa semakin sempit. Demikian sebaliknya apabila kita gunakan focal length yang lebih pendek , gambar yang dihasilkan akan lebih jauh.
  • 229. SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR Adalah sudut yang dibentuk oleh diagonal bidang gambar, terhadap pertengahan bidang gambar, yang terbentuk pada tabung kamera/emulsi film. Biasanya pada acara-acara yang dibuat dengan film, lensa dinyatakan dengan focal length, sedangkan acara- acara di dalam studio TV/ yang menggunakan kamera elektronik, lensa dinyatakan dengan besarnya sudut pengambilan gambar.
  • 230. Seperti halnya pada mata manusia, setiap lensa mempunyai sudut pengambilan gambar atas penglihatan tertentu dan menurut penelitian, mata manusia mempunyai sudut pandang normal antara 20º-25º, tetapi jika dikehendaki dapat mencapai antara 47º-50º, sedangkan untuk detailnya dapat mencapai 1,5º
  • 231. Berdasarkan perbandingan tersebut, ditentukan Karakteristik lensa sbb: • Wide Angle (sudut pandang yang lebar) • Normal Angle • Narrow Angle (tele) sudut pandang yang sempit • Zooming
  • 232. • Wide Angle Lens (sudut 35º-50º). Kamera film f =12mm-17 mm (untuk film 16 mm standar TV) . Dikatakan wide angle lens, apabila mempunyai sudut pengambilan gambar lebih lebar dari sudut pandang mata manusia (dalam keadaan normal)
  • 233. Pengambilan gambar dengan lensa wide angle akan menimbulkan adanya kesan : Depth (kedalaman) dan obyek yang letaknya dekat dengan lensa akan terlihat sangat besar, sedang yang jauh terlihat lebih kecil.
  • 234. Apabila terjadi pergerakan obyek menuju/menjauhi lensa terasa lebih cepat, sedangkan pergerakan obyek kesamping akan terasa lebih lambat
  • 235. LENSA WIDE ANGLE 35º-50º Lensa : Wide Angle KAMERA
  • 236. NORMAL ANGLE • Sudut pandang normal, mempunyai sudut pengambilan gambar antara 20º-30º pada kamera film 25 mm-50 mm • Sudut pengambilan gambarnya kira-kira sama dengan sudut pandang mata manusia • Memberikan perspektif yang normal dan memberikan gambar yang lebih wajar • Lensa jenis ini sering digunakan untuk wawancara
  • 237. LENSA NARROW ANGLE • Tele lens atau sudut pandang sempit • Mempunyai sudut penglihatan antara 5º-15º • Film f = 90 mm -120 mm • Sudut pengambiilan gambar lebih sempit dari sudut mata manusia
  • 238. • Gambar yang dihasilkan seolah-olah tidak menimbulkan adanya Depth/kedalaman, pergerakan obyek menuju/menjauhi lensa tidak terasa. Sedangkan pergerakan kearah samping terasa sangat cepat. Dengan lensa narrow angle akan sulit melakukan pergerakan kamera baik tracking/panning karena goyangan sedikit saja tampak jelas
  • 239. Pergerakan pada waktu zoom in/out adalah perubahan dari sudut pengambilan gambar dari lensa namun perspektifnya tidak berubah, sehingga kadang-kadang hasilnya kurang wajar dan untuk mengatasi hal tersebut dapat di lakukan baik dengan panning/tilt up/tilt down pada waktu melakukan zooming.
  • 240. LENSA NARROW ANGLE 5º-15º FILM KAMERA 16 mm 90-120 mm
  • 241. LENSA ZOOM Lensa yang mempunyai sudut pengambilannya dapat berubah-ubah mulai dari yang paling lebar (wide angle) sampai sudut yang paling sempit (narrow angle) dan sebaliknya, sehingga menimbulkan kesan/efek seolah-olah kamera tersebut mendekati obyek pada waktu zoom in/menjauhi obyek pada waktu zoom out.
  • 242. • Film 16 mm, • f =12 -120 mm 5º 24º 50º 5º Lensa zoom dapat dijelaskan menurut ratio 5º-50º atau 50º to 5º = 10 :1 zoom 12 mm to 120 mm = 10:1 zoom
  • 243. C. TEKNIK FRAMING • Framing (Pembingkaian) : Adalah cara memasukkan gambar pada area layar monitor gambar dengan benar. Teknik Framing dapat ditinjau dari 2 hal: 1. Focal Length 2. Jarak / Distance Yang penting dalam tiap pengambilan gambar dari CU sampai dengan LS harus ada head roomnya
  • 244. TEKNIK FRAMING • HEAD ROOM • HORIZONTAL FRAMING • VERTICAL FRAMING • POSISIONING OF SUBJECT • FRAME CUTTING POINT
  • 245. HEAD ROOM • Ruangan antara bagian atas dari suatu obyek gambar yang sedang diambil gambarnya dengan sisi atas batas bingkai (frame) gambar
  • 246. JARAK/ DISTANCE • Adalah jarak antara kamera dengan obyek gambar. Semakin dekat obyek dengan kamera, maka area yang dapat diambil oleh kamera lebih sedikit dan gambar lebih luas, maka hasilnya gambar lebih kecil ukurannya.
  • 247. Dari kedua gambar diatas ukurannya sama dengan menggunakan kamera satu yang menggunakan f nya panjang tetapi jaraknya jauh dan kamera lainnya menggunakan f pendek dengan jaraknya yang dekat
  • 248. PEDOMAN FRAMING • LOOKING ROOM • HEAD ROOM • WALKING ROOM • FRAME SIDE • FRAME SUBYEK PLACE • BACK GROUND • FOREGROUND • MIDLEGROUND • TRANSMITION LOSS
  • 249. HORIZONTAL FRAMING • Pengambilan gambar dari sebelah samping obyek atau profil
  • 250. VERTICAL FRAMING • Pengambilan gambar langsung dari depan obyek atau frontal
  • 251. FRAME CUTING POINTS • Titik-titik pemotongan frame pada tubuh manusia. • CU, Knee Shot ( ¾ Shot) dll.
  • 252. POSISIONING OF SUBJECT Mengatur subyek pada komposisi yang tepat meliputi 5 hal: a. Head Room, b. Horizontal Framing, c. Vertical Framing, d. Frame Cuting Point, e. Posisioning Of Subject
  • 254. KEDALAMAN Adalah suatu teknik pengambilan gambar dengan memanfaatkan elemen dekor, properti maupun benda-benda disekitar lokasi shooting di luar studio untuk menciptakan keindahan dan membuat kesan megah, agung, perspektif tiga dimensi.
  • 255. KOMPOSISI GAMBAR • POSISI MATA • TRANSMISION LOSS • KOMPOSISI SEGI TIGA • FOREGROUND, BACKGROUND,MIDLEGROUND
  • 256. POSISI MATA Posisi pengambilan gambar/ Camera angle dapat dibagi menjadi : 1. High Angle 2. Normal Angle 3. Low Angle 4. Aerial Angle
  • 257. HIGH ANGLE • Teknik pengambilan gambar, sudut pandang kamera berada lebih tinggi dari posisi mata artis. • Efek yang timbul pada gambar adalah artis nampak menunduk, lebih kecil. • Secara filosofi artis yang diambil dengan posisi low angle untuk membuat kesan keadaan tertekan/ kurang berwibawa.
  • 258. HIGH ANGLE Sudut pandang kamera, berada lebih tinggi dari posisi mata artis. Efek pada gambar adalah terkesan artis menjadi pendek dan menunduk. Secara filosofi artis terlihat kecil kurang berwibawa
  • 259. NORMAL ANGLE Sudut pengambilan gambar, posisi kamera ketinggiannya sama dengan mata artis lurus dari depan. Posisi demikian ini juga disebut Straight angle/ Normal level. Sudut pengambilan demikian ini biasa digunakan untuk acara informasi dan khususnya untuk pembaca berita
  • 260. LOW ANGLE Sudut pengambilan gambar , posisi ketinggiannya kamera di bawah mata artis. Efek pada gambar yang timbul adalah artis akan kelihatan lebih besar. Untuk benda yang terletak tegak lurus terletak di sebelah kiri/ kanan titik pusat, maka dibagian atas akan condong menyempit.
  • 261. • Secara filosofi Membuat kesan artis tersebut lebih berwibawa/ agung, apabila kemudian dihubungkan dengan gambar yang diambil dengan High angle.
  • 262. TRANSMITION LOSS Gambar yang dipancarkan terpotong 10 %, maka dalam pengambilan gambar harus diperhitungkan agar head room, nouse room, looking room terlihat tepat masuk dalam frame tidak ada bagian yang terpotong.
  • 263. KOMPOSISI SEGI TIGA • Suatu teknik pengambilan gambar dalam suatu kelompok artis, dipilih beberapa artis masuk dalam frame dengan posisi segi tiga. • Tujuannya adalah untuk menciptakan gambar yang harmonis dengan menghilangkan bagian- bagian yang tampak kosong.
  • 264. MIDLE GROUND • Suatu teknik pengambilan gambar dengan memanfaatkan atau meletakkan benda/ properti di tengah antara artis agar tidak terlihat kosong. • Tujuannya adalah untuk menciptakan gambar yang menarik dan memperindah suasana dalam suatu adegan.
  • 265. FOREGROUND • Suatu teknik pengambilan gambar dengan memadukan / memanfaatkan benda lain didepan obyek utamanya ( ranting, daun, pohon, bunga, rumput dll) dengan cara mengurangi bagian-bagian yang nampak kosong dalam frame. Tujuannya adalah untuk meningkatkan unsur kedalaman gambar.
  • 266. BACK GROUND • Suatu teknik pengambilan gambar dengan memanfaatkan benda/ properti yang terletak dibelakang artis. • Tujuannya adalah untuk mendukung suasana dan keindahan gambar dalam suatu scine yang sedang berlangsung
  • 267. BACK GROUND Istilah back ground (BG) dalam broadcasting: 1. Susunan dekorasi atau tata panggung yang diletakkan dibelakang pengisi acara atau aktor. 2. Obyek gambar atau sekelompok orang/ pengisi acara yang berada di belakang obyek gambar di latar depan bagi suatu kamera 3. Setiap suara yang berada dibelakang suara utama untuk menekankan adegan gambar yang sedang ditampilkan
  • 268. BEBERAPA MACAM BACK GROUND 1. Background Action 2. Background Film 3. Background Light 4. Background Music 5. Background Noises 6. Background Plate
  • 270.
  • 272. PERBEDAAN TRACKING DAN ZOOMING Tracking 1. TEKNIS : a. Kamera bergerak maju/mundur b. Focus gambar mudah terjaga 2. Perspektif : Berubah 3. Gambar yg dihasilkan : Lebih hidup/wajar Zooming 1. Teknis : a. Lensa yang bergerak maju/mundur b. Focus sulit dikendalikan 2. Perspektif : tetap 3. Gambar yang dihasilkan : a. Kurang wajar/kurang baik b. Kurang hidup
  • 273. ZOMING 1. Teknis :a. Lensa yang bergeramaju/mundur b. Focus sulit dikendali- kan 2. Perspektif : tetap 3. Gambar yang : a. kurang wajar/ kurang baik dihasilkan: b. kurang hidup
  • 274. TRACKING 1. TEKNIS : a. Kamera bergerak maju/mundur b. Focus gambar mudah terjaga 2. Perspektif : Berubah 3. Gambar yg dihasilkan : Lebih hidup/wajar
  • 275. SETTING KAMERA ACARA TINJU (2 BUAH) 1 2 ± 10 FEET
  • 276. ACARA SOFT BALL (3 BUAH) 1 23 2 HOME PLATE (LANGSUNG) YG LAIN DISAMPING
  • 277. SEPAK BOLA 4 BUAH BA 1 2 3 4
  • 278. ACARA ATLETIK 3 ATAU 4 123OPTIONAL 3 4
  • 279. ACARA BASKET (3 BUAH) 12 3
  • 280. ACARA TENIS LAPANGAN (2 ATAU 3 ) 12 HIGH
  • 281. COLOR BAR 1 . WHITE 5. PINK 2. YELLOW 6. RED 3. CYAN 7. BLUE 4. GREEN 8. BLACK
  • 282.
  • 283.
  • 284.
  • 285.
  • 286.
  • 287. JENIS LENSA 1. Fix Focal Length, lensa tunggal (wide, tele, normal) 2. Adjudttable Focal Length ( misal : lensa zoom/ vario variable focal length
  • 288. FOCAL LENGTH FIX LENGTH • Focal length berbeda dengan Fix Length • Fix Length: Lensa menyatu dengan body kamera • interchangeable lens : Lensa dapat dilepas, sehingga kamera dapat diganti-ganti lensanya
  • 289. DEPTH OF FIELD Adalah daerah fokus atau medan yang fokus Depth Of Field dipengaruhi oleh : 1. Bukaan Iris/ Lens Aperture Semakin besar bukaan irisnya maka ruang ketajaman depth of fieldnya semakin dangkal f number lebih kecil
  • 290. DEPTH OF FIELD Fungsinya untuk membuat out focus back ground, kalau back ground tersebut tidak sesuai dengan obyeknya
  • 291. Framing Memasukkan gambar pada area gambar dengan benar a. Focal length dari lensa yang digunakan semakin panjang f nya, maka semakin sempit area gambarnya dan gambar yang dihasilkan semakin besar. Semakin pendek f nya, maka gambar semakin luas dan obyek gambar semakin kecil
  • 292. b. Jarak/ Distance Yaitu jarak antara kamera dengan obyek gambar, semakin dekat obyek dengan kamera maka area yang dapat diambil oleh kamera lebih sedikit dan gambar menjadi lebih besar ukurannya. Apabila obyek lebih jauh dari kamera area gambar lebih luas dan hasilnya gambar lebih kecil ukurannya
  • 293. EXPORSURE 1. Untuk film berarti jumlah cahaya yang mengenai emulsi film 2. Sedang pada televisi adalah pengaruh cahaya yang mengenai bagian tabung pengambil gambar yang peka terhadap cahaya (target) Besarnya pencahayaan ini diatur dengan merubah intensitas cahaya yang menyinari obyek gambar atau dengan me
  • 294. B. F STOP (LENS APERTURE) ? 1.4, 2.0, 2.8, 4.0, 5.6, 8, 11, 16, 22 <=== more light ~ less light==>
  • 296. C. DEPTH OF FIELD ?
  • 297. DEPTH OF FIELD (DOF) LESS DOF LESS DOF MORE DOF
  • 298. DEPTH OF FIELD (DOF) suatu object/ benda/area, ditentukan oleh 3 faktor: A. FOCAL LENGTH
  • 299. DEPTH OF FIELD B. F STOP / IRIS.
  • 300. DEPTH OF FIELD C. CAMERA DISTANCE TO OBJECT.
  • 301. LENSA ZOOM • Kamera TV menggunakan Compound Lens (Lensa Gabungan) yaitu : Zoom Lens, Lensa yang Focal length (Fl) bervariasi. Misalnya : Lensa Fl 8mm - 160mm adalah lensa yang Fl-nya dapat diubah dari 8mm (wide) sampai dengan 160mm (tele). • Zoom Rationya = 20 x
  • 302. BAGIAN OPERASIONAL LENSA Zoom Rocker switch Auto/Manual Iris switch Return switch Macro focus Zoom Extender Lens Hood
  • 303. OPERASIONAL LENSA ZOOM (SELAMA OPERATION / SHOOTING) FOCUS ZOOM IRIS ZOOM ROCKER SWITCH
  • 304. PENGOPERASIAN LENSA 1. FOCUS (Gambar tajam & jelas)
  • 305. 2. PENGOPERASIAN ZOOM (ZOOM IN & ZOOM OUT)
  • 307. CAMERA HEAD/CAMERA BODY C C FILTER PRISMA BLOCK
  • 308. • C C & N D FILTER • PRISMA BLOCK • C C D IMAGE SENSOR • A/D & D/A CONVERTER • VIDEO AMPLIFIER • PROCESSOR • M A T R I X • E N C O D E R • SYNCH & BAR GEN : BAGIAN UTAMA CAMERA HEAD
  • 309. SPEKTRUM CAHAYA Cahaya termasuk dalam jenis gelombang Electromagnetic yang mempunyai spektrum dari Infrared, Red, Orange, Yellow, Green, Cyan, Blue, sampai Ultraviolet. Infrared dan Ultraviolet tidak terlihat oleh mata manusia
  • 310. Salah satu karakteristik cahaya adalah Colour Temperatur (suhu temperatur warna yang terkandung dalam cahaya tersebut) dengan satuan Derajat Kelvin ( K). COLOR TEMPERATUR
  • 311. Pencahayaan yg digunakan untuk shooting diluar studio/outdoor bisa bervariasi/berbeda Color temperaturnya seiring dengan perputaran bumi.
  • 312. Standard Color temperatur cahaya untuk Kamera TV adalah : 3000 – 3200 derajat Kelvin.
  • 313. Diperlukan CC Filter untuk merubah color temperatur cahaya yang masuk ke kamera menjadi mendekati standard 3000 - 32000K,(Lihat tabel)
  • 314. COLOUR TEMPERATURE LIGHT SOURCES COLOUR TEMPERATURE (Kelvins) Candle 1,930 Sunlight at sunset 1,900 - 2,400 Domestic tungsten light bulbs 2,600 - 2,900 TV studio tungsten lighting (2000 Watts) 3,200 TV studio tun gsten lighting (5000 Watts) 3,380 Sunrise, Sunset 2,000 -3,000 Fluorescent tube 4,800 Noonday sun 5,000 - 5,600 HMI and MSR lights 5600 In shade ( light only from hazy sky) 7,500 - 8,400 In shade ( light only from Blue sky) 12,000 - 20,000
  • 315. COLOUR CONVERSION (CC) FILTER (Terdapat pada Prof: & Broadcast Camera) FILTER POSITION COLOUR TEMP WHEN DO I USE IT FILTER 1 3,200 K Use in Tungsten light, Sunrise, Sunset, and at night FILTER 2 5,600K + 1/4 ND for bright daylight 1/4 ND FILTER 3 5,600 K for daylight (Cloudy or Rainy) FILTER 4 5,600 K + 1/16 ND for very bright daylight 1/16 ND
  • 317. N D (NEUTRAL DENSITY) Filter
  • 318. • Intensitas cahaya (kuat penerangan) diukur dalam satuan Lux (Lx) atau satuan Foot-candle (ft-cd), alat ukurnya disebut Lux meter/Light meter • 1 Lx = 10,76 ft-cd Intensitas cahaya Matahari & Lampu: • Siang hari / Matahari : 32.000 – 100.000 • Studio TV / Lampu : 1000 - 1500 Lux • Penerangan Kantor : 400 Lux • Cahaya Bulan : 1 Lux INTENSITAS CAHAYA
  • 320. Objek yg diambil kamera Gambar dipermukaan CCD Signal Video Output CCD B G R PRINSIP KERJA KAMERA VIDEO
  • 322. Composite (CCVS) Luminance (Y) Chrominance (C) CCVS (Color Composite Video Signal)
  • 323. PENGATURAN WHITE BALANCE 2-3 m BLUISHREDISH NORMAL • FILTER •KERTAS WARNA PUTIH • PERMUKAAN RATA • JARAK 2 – 3 METER • POSISI DITEMPAT CAHAYA YANG TERANG
  • 325. • Jenis-jenis : – NiCd (Nickel Cadmium) – NiMH (Nickel Metal Hydride) – Li-Ion (Lithium Ion) • Capacity, 3AH (Ampere Hour) • Voltage, 12V (10 cell) & 14,4V (12 cell) – 12V range 10 – 14 volt – 14,4V range 12 – 17 volt • Nominal Capasity, 12 V X 3 AH = 36 Watt Hours 14,4V X 3AH = 43,2 Watt Hours B A T T E R Y
  • 326. • Kamera DV Canon XL 2 = 15 Watts • Battery Capacity 36 WH Operation time = 36WH : 15W = 2 Hours,24 min • Ultralight, 20W • Kamera + Lampu = 15 W + 20 W = 35 W Operation time = 36WH : 35W = 1 Hours, + • Kapasitas besar, battery semakin berat, tapi biasanya diperlukan supaya berat kamera menjadi seimbang antara depan dan belakang. POWER CONSUMPSION
  • 327. PROSEDUR PENGOPERASIAN - Insert Battery - Switch Power ON - Lakukan Black & White Balance - Check input Sound & Level - Arahkan Kamera ke Object - Atur Focus hingga object jelas - Aturlah Shot Size yang diinginkan - Kamera siap Roll / Taping / Rekam
  • 330. PRINSIP PENGAMBILAN GAMBAR Asumsikan bahwa Kamera seolah-olah mewakili mata penonton untuk melihat suatu adegan di lokasi peristiwa
  • 331. TAMPILAN GAMBAR SEBELUM REKAMAN/TAPING PASTIKAN OBJECT DALAM KEADAAN : * FOCUS * TERANG TAMPAK ALAMIAH * WARNA TAMPAK ALAMIAH * STABIL / TIDAK GOYANG
  • 332. PRINSIP PENGAMBILAN GAMBAR A. CONTINUITY OF DIRECTION 1
  • 333. PRINSIP PENGAMBILAN GAMBAR A. CONTINUITY OF DIRECTION 2
  • 334. PRINSIP PENGAMBILAN GAMBAR C. CONTINUITY OF COLOR 1
  • 335. PRINSIP PENGAMBILAN GAMBAR B. CONTINUITY OF ACTION 1
  • 337. J I B U P & J I B D O W N
  • 338. IMAGINARY LINE / CROSSING LINE
  • 339. Contoh 1 : 3 Shot CONTINUITY
  • 340. HINDARI SHOT DIBAWAH INI (TONAL MERGERS)
  • 343. WAVE FORM MONIITOR 1. Level 2. Pedestal Black Balance 3. White Balance Iris Pedestal dan Iris, untuk membentuk color Balance
  • 344. KESALAHAN WARNA • Kesalahan warna itu tidak disatukan satu titik disebut abrasi chromatis. • Cara mengatasinya adalah digunakan lensa gabungan cembung, cekung, cembung, cekung sehingga terjadi / disatukan satu titik
  • 345. ABRASI SPERIS • Tidak semua lensa dapat menghasilkan focus pada semua bidang gambar • Tidak selamanya focus kamera itu sama Cara mengatasinya : Di kamera terjadi abrasi Speris maka diberi lapisan dengan lens coating
  • 346. BUKAAN DIAPHRAGMA • 1,9/50 , adalah indek diaphragma yang paling besar yang dapat dicapai oleh lensa tersebut • 50 focal length lensa • Diaphragma : 1,4 , 2, 2,8, 4, 5,6, 8, 11,16, 22, 32, 44 disebut f stop ( bukaan diaphragma/ Iris). • Semakin besar mili meternya, lensa tele • Semakin kecil mili meternya, lensa wide angle • Semakin kecil mili meternya lebih besar pengambilan gambarnya semakin lebar
  • 347. • ½, 1/1, ½ …… 1/2000, membuka 1 per x detik dalam membuka diaphragma • B 1, ½, ¼, 1/8, 1/15, 1/30 …. 1/1000 B maksudnya stater tersebut akan menyala B. 1, ½, ¼, 1/8, 1/15, 1/30, 1/60, 1/120, 1/250, 1/500, 1/1000 16 11 8 5,6 4 1,42,8
  • 348. • Dalam menggunakan kamera film yang harus diperhatikan : 1. Kecepatan / speed 2. Diaphragma/ Iris 3. Asa 4. D light/ tungstend 5. Kalau f nya kecil depth of fieldnya sempit
  • 349. • Apabila dalam ruangan dengan lampu tungstend maka harus digunakan film tungstend • Apabila digunakan day light maka harus diberi filter Day Light (biru) sehingga gambarnya tidak redish • Day light, cahaya biru sehingga filmnya peka terhadap merah
  • 350. HINDARI PENGAMBILAN GAMBAR/SHOT DIBAWAH INI (TONAL MERGERS)
  • 351.
  • 352. Tipe Kaset Kamera Video C. Kaset VHS Media rekam yang berformat analog ini sudah jarang di pasaran, bentuk fisik kaset besar, beda dengan VHS- C yang bentuk fisiknya kecil tapi kualitas gambar tetap rendah dengan resolusi tertinggi 240 garis/mm. Lalu muncul S-VHS bentuk fisik besar namun kualitas gambar lebih bagus.
  • 353. Tipe Kaset,,,, 2. Kaset Hi-8 Bentuknya agak kecil dan lebih kompak, namun handal dibandingkan VHS meskipun masih berformat analog. Resolusinya lumayan, sekitar 400 garis/mm. Hasil kualitas gambarnya lebih halus. Beberapa kamera video analog masih memakai format ini.
  • 354. Tipe Kaset,,,, 3. Kaset Digital-8 Formatnya sudah digital dan mampu menghasilkan gambar berkualitas tinggi dengan resolusi 500 garis/mm. Beberapa model camcorder memfasilitasi konfersi analog ke digital-8, dapat merekam format video analog 8 mm dan Hi-8. Durasi kaset analog (Hi-8) yang tadinya 120 menit bisa tinggal 60 menit saja.
  • 355. Tipe Kaset,,,, 4. Kaset Mini DV Kebanyakan camcorder kelas konsumen memakai jenis Mini DV dengan format rekam video DV. Kualitas gambarnya terbilang bagus dengan resolusi gambar di atas 500 garis/mm. Beberapa camcorder sudah menyediakan konversi analog ke digital mulai dari yang Standard Home Use (untuk kelas pemula) sampai kelas professional. Bila ingin memaksimalkan hasil produksi rekaman bisa melakukan penyuntingan di computer di mana banyak pilihan piranti keras dan lunak serta varian efek-efek pendukung produksi.
  • 356. Tipe Kaset,,,, 5. Mini DVD-R dan DVD-RAM Dapat menyimpan langsung DVD dalam format video MPEG-2 berkualitas tinggi dengan resolusi horizontal 500 garis/mm ke atas tergantung model kamera videonya. Keuntungan selesai merekam hasilnya dapat langsung diputar pada DVD player
  • 357. Tipe Kaset,,,, 6. Memory Stick, SD-Card, MMC, dan xD Picture Card Berbagai jenis kartu memori perekam ini umumnya dijumpai pada kamera video dengan kemampuan merekam gambar diam walaupun sekarang sudah dikembangkan untuk gambar- gambar bergerak. Keunggulannya adalah dapat dipakai berulang kali tanpa mengalami penurunan kualitas. Hanya saja, harganya relative lebih mahal.
  • 358. Tipe Kaset,,,, 7. Kaset DVC PRO Kamera dan kaset ini dikembangkan oleh Panasonic, kualitasnya untuk standar Broadcasting. Ukuran pita hampir sama dengan kaset video Hi-8.
  • 359. Tipe Kaset,,,, 8. Kaset Betacam SP dan Digital Betacam Bentuk fisik dan ukuran pitanya sama persis, hanya yang membedakan kualitas pita perekam yang ada di dalamnya. Betacam SP masih menggunakan format analog, sementara Digital Betacam sudah menggunakan format digital dan banyak digunakan untuk pembuatan film-film atau iklan.
  • 360. D. Merawat Camcorder • Sebaiknya kamera disimpan pada almari dengan suhu sekitar 18- 20ºC. • Bila dimasukkan tas jangan lupa diberi Silicagel untuk mengurangi kelembaban yang mengakibatkan jamur • Jika jarang digunakan, sebaiknya dipanasi untuk menghindari komponen elektronik dalam kelembaban dan mekanik agar tidak macet • Perlu diperhatikan apabila membawa camcorder dari tempat yang berhawa dingin ke tempat yang berhawa panas. Perubahan suhu mendadak bisa memunculkan embun pada head drum yang mengakibatkan pita lengket dan berat untuk berputar, bahkan macet. Solusinya jangan dipaksakan untuk mengoperasikan terus, biarkan camcorder selama 15-20 menit dengan pintu kaset pada posisi terbuka dan pita dikeluarkan bila ingin cepat digunakan kembali sinari dengan lampu secukupnya
  • 361. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT PRODUKSI DENGAN SINGLE CAMERA • Dalam pengambilan gambar di lapangan usahakan untuk membuat stock shot sebanyak-banyaknya untuk memudahkan saat melakukan editing. • Dalam pengambilan gambar harus terencana dengan baik, agar terjadi kesinambungan antar gambar sehingga sambungan gambar enak dilihat dan tidak terkesan jumping. – Apabila gambar sebelumnya gambar bergerak ke kanan, maka gambar berikutnya juga harus bergerak ke kanan. Demikian juga sebaliknya. – Apabila gambar diawali dengan posisi close-up atau long shot, maka sebaiknya gambar diakhiri dengan close-up atau long shot juga. – Setelah itu diikuti dengan gambar-gambar stand atau kamera pada posisi statis.
  • 362. • Apabila melakukan pengambilan gambar secara subjective shot, maka harus diikuti dengan pengambilan gambar secara objective shot atas objek yang sama, misalnya: • Pengambilan gambar dari kereta kuda, harus dilanjutkan dengan pengambilan gambar atas berjalannya kereta kuda itu sendiri, agar didapat informasi yang lengkap di mana kereta kuda tersebut berada dan gambar bisa diedit dengan baik. (Yang harus diperhatikan adalah screen direction, agar tidak terjadi jumping pada sambungan antar gambar) • Cara pengambilan gambar suatu adegan sehingga mendapatkan banyak shot: – Buat master shot dari awal sampai akhir adegan tersebut dalam posisi tetap. – Adegan diulang persis sama dan diambil dengan sudut kamera yang berbeda secara variatif. – Buat master shot adegan tersebut, tetapi kamera juga melakukan pengambilan gambar misalnya dari LS ke CU,CU ke MS, MS ke BCU, dst. Pengambilan gambar pergantiannya dilakukan secara cepat.
  • 363. • Apabila adegan tidak bisa diulang dan harus mempergunakan 2 kamera maka prinsip pengambilannya sama. • Untuk master shot, pengambilan gambar sebaiknya menggunakan tripod kamera sehingga mendapatkan gambar yang stabil dan memudahkan saat editing. • Untuk mendapatkan gambar yang baik dan terlihat artistic, maka peran penata cahaya dan penempatan lighting harus mempertimbangkan aspek pencahayaan yang ditimbulkan.