2. A. PENDAHULUAN
DIFINISI
Kamera adalah suatu perangkat keras yang
terdiri dari Sub Sistem Optics, Electronics dan
Mechanics untuk menghasilkan gambar, baik
Still maupun Motion Picture dari pantulan
obyek/ benda
3. B. PENGGUNAAN KAMERA
• Dari segi penggunaannya dapat dibagi
menjadi :
1. Kamera Photography
2. Kamera Film
3. Kamera Electronic
4. C. FUNGSI KAMERA
ELEKTRONIK
1. Fungsi Kamera
Pada hakekatnya fungsi utama dari suatu
kamera elektronik adalah :
Untuk merubah informasi optis (gambar)
menjadi gelombang-gelombang listrik (sinyal
video).
5. 2. KAMERA VIDEO
• Pembentukan gambar melalui scanning
gambar
• Menggunakan Pic Up Tube maupun CCD dan
Electronics Circuit
• Menyimpan gambar pada media magnetic
Tape (Video Tape) ataupun Hard Disc
• Out Put langsung dapat dilihat
• Dilengkapi VTR dan Microphone
6. D. JENIS KAMERA ELECTRONIC
• Kamera ENG
• Kamera EFP
• Kamera Studio
11. 1. SISTEM ANALOG
• Dalam prosesnya (perekam sinyal) selalu
berdasarkan atas kontinuitas waktu.
• Signal analog mempunyai fungsi waktu dan
nilai kontinyu nilai//besarnya tidak terputus
12. 2. Sistem Digital
• Dalam prosesnya hanya antara ada dan
tidak ada atau hanya ada angka 0 dan 1.
• Digital/ diskrit tidak ada nilai lain diantara
2 nilai
13. 1. KAMERA ENG
(Electronic News Gathering)
Adalah kamera elektronik yang
portable dilengkapi dengan alat
perekam (VTR) digunakan untuk
meliput berita.
Dan sekarang kamera ENG VTR
nya Intergrited dengan
Kameranya
CONTOH : KAMERA ENG
GENERASI LAMA
17. 2. KAMERA EFP
(Electronic Field Production)
• Kamera portable yang dipergunakan untuk
membuat suatu produksi acara televisi, di
lapangan/ luar studio.
• Dengan menggunakan lebih dari satu kamera
yang dilengkapi dengan Camera Control Unit
(CCU) dan alat pemadu gambar (Switcher)
18. 3. KAMERA STUDIO
Kamera yang dipergunakan untuk mempro
duksi acara televisi khusus di dalam studio televisi.
Kamera ini dilengkapi dengan pedestal, remote
control untuk focus dan zoom terhubung dengan
kabel ke CCU, RCP, VTR dan Switcher
Adapun lensa kamera jenis ini menggunakan
lens box
19. P E D E S T A L
UP
DOWN
KAMERA STUDIO
STEERING
WHELL
23. 2. Camera EFP:
a. Camera Head
1. Lensa Kamera
2. Pick Up Tube/CCD
3. View Finder
b. Tripod/Pedestal/
c. Kabel Kamera
d. Proccessor terdiri dari :
1. Camera Control Unit
2. Remote Control Panel
e. Power Supply
f. Alat Ukur :
1. Picture Monitor
2. Wave form Monitor
3. Vector Scope
24. KAMERA STUDIO
1. Camera Head
a. Lensa Kamera
b. Pick Up Tube/CCD
c. View Finder
d. Tripod/Pedestal/Crane
2. Kabel kamera
3. Proccessor terdiri dari :
a. Camera Control Unit
b. Remote Control Panel
c. Amplifier dan Drive Unit
d. Power Supply
4. Alat Ukur :
a. Picture Monitor
b. Wave form Monitor
c. Vector Scope
36. 1. ONE PIECE CAMERA
Camera elektronik dengan alat
perekam / camcordernya menyatu
(intergrated) dengan head Camera.
Camera yang di dirancang untuk
keperluan ENG, maupun produksi
hanya dengan single camera
37. 2. TWO PIECE CAMERA
Kamera electronic yang dapat berfungsi
ganda ENG dan EFP. Cam Cordernya
dapat dipasang menyatu dengan head
cameranya (intergrated) berfungsi
sebagai kamera ENG, ataupun dilepas
cam cordernya dengan menambah cable
adaptor difungsikan sebagai EFP.
39. LENSA KAMERA
1. Fungsi utamanya adalah:
Untuk memfokuskan obyek gambar yang
diambil oleh kamera televisi tepat ke
permukaan tabung pengambil gambar
(pick up tube) atau elemen CCD/CMOS
yang peka terhadap cahaya untuk
kemudian dirubah menjadi gelombang-
gelombang listrik (sinyal video).
40. Dengan demikian apabila focal lengthnya berubah akan
berpengaruh terhadap lensnya, ini berarti menyebabkan
ukuran gambarnya berubah dan perubahannya sesuai
dengan perubahan focal lengthnya.
Focal
length
Optical center
Kamera pic up tube
44. J. WHITE BALANCE
• Suatu titik dimana bila output encoder matrik
seimbang untuk keadaan penyinaran yang
sedang digunakan didalam pengambilan
gambar.
45. WHITE BALANCE
• Dilakukan untuk menyeimbangkan secara
proporsional perbandingan warna-warna
dasar antara Red, Green dan Blue, secara
automatis, sehingga dihasilkan satu titik
warna putih yang standar (tidak sakit di mata)
47. • Pengaturan White Balance ini dilakukan
dengan mengarahkan kamera televisi ke obyek
gambar putih dan mengatur rangkaian
amplifier pada masing-masing saluran
komponen warna hingga dihasilkan level sama
besar.
49. • Pengaturan White Balance ini dilakukan
dengan mengarahkan kamera televisi ke obyek
gambar putih dan mengatur rangkaian
amplifier pada masing-masing saluran
komponen warna hingga dihasilkan level sama
besar.
50. PECAMPURAN WARNA SECARA SUBTRACTIVE
(FILM)
CYAN MAGENTA
YELLOW
RED
BLACKBLACK
BLUE
GREEN RED
52. KUALITAS LENSA KAMERA YG BAIK
1. Banyaknya komponen dan elemen pada
lensa tsb.
2. Coating pada lensa tsb ( ada super coadted,
multi coated, sm coated)
3. Daya pisah
Semakin banyak coated, cahaya yang mengenai
lensa banyak dipantulkan, sehingga cahaya
yang mengenai film/ccd semakin sedikit
(berkurang)
53. Fungsi coating
1. Meningkatkan ketajaman gambar
2. Memperbaiki reproduksi gambar
3. Menghilangkan goes (bayangan double dari
samping)
4. Meningkatkankepekaan lensa (semakin sensitif)
5. Menghilangkan flat (pemencaran sinar terang)
54. Coating adalah suatu lapisan yang tipis dan
terdapat pada permukaan elemen lensa.
Semakin banyak lapisannya, hasilnya semakin
bagus.
Coating yang berlapis-lapis disebut super
coated/multi layer coated.
55. Dalam lensa terdapat 4 komponen :
- Satu komponen dapat 1 elemen
- Kalau padaa gambar adalah lensa zoom yang
dapat bergerak adalah elemen lensa tengah saja
- Apabila lensa tidak diberi pelapis hasil gambarnya
sseperti fox
- Apabila lensa kamera di arahkan ke mataa hari
terlalu lama, maka lapisan coating akan menjadi
leleh.
56. Untuk menjaga agar lensa kamera tidak menjadi
kotor makaa diberi lapisan filter :
1. Untuk mengamankan agar tidak kotor
2. Apabila terjadi rusak, hanya pada filternya
saja
3. Filter yang digunakan adalaah ultra violet in
filter/sky light filter
57. Jenis Lensa
1. Fix Focal Length
Lensa tunggal (wide, tele, normal)
2. Adjustable Focal Length
Mis: lensa zoom atau vario variable focal length.
Fokal length tidak sama dengan fix lens.
Fix lens lensanya menyatu dengan body kamera.
Interchangeable lens, copot sehingga kamera tersebut
dapat diganti-ganti lensanya
58. Depth of field (daerah fokus) dipengaruhi :
1. Bukaan iris / lens aperture.
Semakin besar bukaan irisnya maka ruang ketajqman
(Depth of Field nya semakin dangkal)/ f- number kecil
2. Jarak fokus (fo)
Semakin dekat jarak pengambilannya, maka depth of
fieldnya semakin besar.
3. View angle of the lens (sudut pandang lensa)
Semakin kecil/ pendek sudut pandaang lensanya,
maka semakin dangkal ndepth of fieldnya.
59. Cahaya tidak berpengaruh terhadap depth of
field.
Cahaya dapaat berpengaruh terhadap kesan
kedalaman.
60. Fungsi depth of filed
Efek pengambilan gambar yang menggunakan lensa wide
angle:
1. Bila obyek dari depan mendekati/ menjauhi kamera
mempunyai kesan bergerak sangat cepat.
2. Bila obyek bergerak diambil dari samping mempunyai
kesan sangat lambat.
3. Bila obyek diambil dari jarak dekat akan terjadi
distorsi.
4. Hasil gambar tidak sesuai dengan pandangan mata
(lebih kecil)
5. Cocok untuk gerakan kamera maju/mundur.
61. Maka lensa wide angle disebut juga
menjauhkan pandangan.
DOF nya dalam, untuk gambar yang bergerak
tetap fokus, karena ruang ketajamannya luas.
62. 2. Lensa Narrow Angle
Bila obyek dari depan mendekati/ menjauhi kamera
mempunyai kesan bergerak sangat cepat lambat.
Bila gambar bergerak diambil dari samping mempunyai
kesan sangat cepat.
Pengambilan dariu depan, kersannya jaraknya menjadi
pendek.
Terjadi distorsi perspektif kesan tele (sifat lensa tela) adalah
mendekatkan pandangan.
Tidak cocok untuk gerakan kamera maju/mundur.
Pengaturan fokusnya sangat kritis.
63. Semakin pendek focal length suatu lensa maka
lebih kecil pandangan suatu lensa tersebut
semakin lebar dan bertolak belakang, apabila
semakin pang focal length maka sudut
pandang lensa tersebut semakin kecil.
65. FRAMING (Pembingkaian) :
1. Verrtical Framing :
Pengambilan gambar langsung dari depan
obyek/frontal.
2. Horizontal Framing :
Pengambilan gambar dari sebelah samping obyek/
profil.
3. Frame cutting point :
Titik-titik pemotongan frame pada tubuh manusia.
4. Position of Subjects (pengaturan subyek)/komposisi
66. Komposisi : mengomposisikan subyek pada
komposisi yang tepat.
Mis : antara obyek dengan properti dll.
Ada 5 hal yang penting :
1. Head room
2. Vertical framing
3. Horizontal framing
4. Frame cutting point
5. Posisioning of subject
67.
68. 2. JENIS-JENIS LENSA CAMERA
1. Lensa Normal
2. Lensa Wide Angle :
3. Super Wide Angle (Fish Eye Lens)
4. Lensa Tele (Narrow Angle)
5. Lensa Zoom
97. CRAB/ TRUCK RIGHT
• Mendorong tempat kedudukan kamera ke kanan (Crab right)
dan kekiri (Crab Left)
Crab left Crab ; move camera mount to camera left
CRAB LEFT
CRAB RIGHT
CRAB RIGHT : Move camera mount to camera right
101. CRANE
• Suatu tempat kedudukan kamera berupa
kendaraan kecil (trolley) yang dilengkapi
dengan lengan-lengan katrol yang dapat dinaik
turunkan dengan ketinggian tertentu sesuai
yang diinginkan
104. TOUNGE RIGHT
• Menggerakkan lengan (lidah) crane ke arah
kanan juru kamera tanpa merubah arah
pengambilan gambar dan posisi crane itu
sendiri, jadi hanya menggerakkan lengan cran
saja
114. KETERANGAN GAMBAR
• ECU = Extrem Close Up
• VCU = Very Close Up
• CU = Close Up
• BCU = Big Close Up
• MCU = Medium Close Up
• MS = Medium Shot
• ¾ S/KS=3/4 Shot/Knee Shot
115. • MLS = Medium Long Shot
• FS = Full Shot
• FLS = Full Long Shot
• LS = Long Shot
• ELS = Extreem Long Shot
175. GROUP SHOT
(GS)
Suatu jenis pengambilan gbr yang meng
utamakan suatu kelompok orang sebagai
obyek gambarnya. Group Shot disebut juga
dengan Group View (GV)
176. O. PEDOMAN FRAMING
• LOOKING ROOM
• HEAD ROOM
• WALKING ROOM
• FRAME SIDE
• FRAME SUBYEK PLACE
• BACK GROUND
• FOREGROUND
• MIDLEGROUND
• TRANSMITION LOSS
177. P. OPERASIONAL
Pengecekan awal antara lain
a. Pita
b. Battery
c. Focus
d. Exposure
e. Color Temperature Correction Filter Position
f. White Balance
g. Gain
h. Shutter
i. Time Code
j. Adjust of Audio Recordinng Level
178. • Pengaturan White Balance ini dilakukan
dengan mengarahkan kamera televisi ke obyek
gambar putih dan mengatur rangkaian
amplifier pada masing-masing saluran
komponen warna hingga dihasilkan level sama
besar.
179. CROSS SHOT
Cross shot juga disebut over shoulder shot
cross shot disingkat dengan x-shot
180. ESTABILISHING SHOT
Suatu pengambiilan gambar dengan menggu
nakan sudut pengambilan gambar yang besar
(wide shot) yang biasanya dimunculkan pada
awal suatu adegan cerita untuk
memperlihatkan hubungan dari suatu hal
secara terperinci yang akan ditunjukkan pada
gambar-gambar berikut nya secara jelas
dengan pengambilan dekat, agar tidak
membingungkan penonton tv ketika melihat
gambar-gambar tersebut
182. FULL SHOT
Suatu pengambilan kamera terhadap obyek
gbr yg meliputi (termasuk juga) semua sifat-
sifat gambar dan lingkungannya yg tampak di
dlm adegan tsb.
183. GROUP SHOT
(GS)
Suatu jenis pengambilan gbr yang meng
utamakan suatu kelompok orang sebagai
obyek gambarnya. Group Shot disebut juga
dengan Group View (GV)
185. KEY SHOT
Satu atau beberapa pengambilan gambar yang
oleh pengarah acara (sutradara) dianggap
penting di dalam menggambar kan suatu
cerita atau hal-hal tertentu pada suatu
produksi acara tv atau film
192. KNEE SHOT
(KS) / ¾ LS
• Suatu jenis pengambilan gambar yang di
batasi dari lutut ke atas
193. MEDIUM LONG SHOT
(MLS)
SUATU JENIS PENGAMBILAN GAMBAR DARI
LUTUT KE ATAS.
PENGAMBILAN GAMBAR SEMACAM INI JUGA
DISEBUT KNEE SHOT
194. OVER SHOULDER SHOT
Suatu teknik pengambilan gambar, dimana
obyek gambar utama di ambil dari arah
belakang kepala orang lain yang berhadapan
dengan obyek gambar utama, sehingga bahu
orang tadi kelihatan sebagai gamar latar
depar.
Jenis pengambilan gambar seperti ini disebut
juga cross shot
195. LONG SHOT
Suatu jenis pengambilan gambar dari jarak
yang cukup jauh hingga seluruh pemandangan
dapat ditampilkan semua di dalam gambar
yang disingkat L/S
196. VERY LONG SHOT
(VLS)
Suatu pengambilan gambar yang mencakup
suatu daerah pengambilan gambar yang
sanngat lebar, dimana obyek gambar utama
berada jauh dari kamera dan hanya
menempati kurang dari setengah bingkai
197. MIRROR SHOT
Suatu teknik pengambilan gambar dengan
menggunakan cermin baik untuk menambah
sudut pengambilan gambar, atau untuk
memperpanjang jarak pengambilan , atau
dapat juga untuk mempertinggi pengambilan
gambar.
198. POINT OF VIEW SHOT
Suatu pengambilan gambar dengan
mengambil suatu titik pandang yang
menonjolkan sikap, sifat atau pendapat obyek
gambar pada suatu adegan gambar
Misal : Suatu obyek langsung diambil
Close Up/ sebaliknya
199. REACTION SHOT
Biasanya berupa pengambilan gambar yang
menonjol secara close up yang khusus
dimaksudkan untuk menunjukkan reaksi
pengisi acara dalam suatu dialog atau kejadian
sesuatu pada suatu adegan.
200. RE STABLISHING SHOT
Serupa dengan estabilishing shot kecuali
bagian-bagian gambar yang menunjukkan
kembali gambar yang baru saja muncul pada
adegan atau babak sebelumnya sebagian
untuk mengingat penonton
201. TIGHT SHOT
Suatu pengambilan gambar yang di atur
sedemikian rupa hingga hanya tepat pada
batas sis-sisi gambar utama saja tampak di
layar gambar
202. SILHUETTE
Suatu frame gambar (out line) yang terlihat
hitam dari suatu gambar yang dilihat
menentang cahaya matahari
212. Q. SHUTTER
• Digunakan untuk menagkap obyek yang
bergerak cepat atau lebih dari 1/50 detik
213. R. GAIN
• Fasilitas yang digunakan untuk menambah atau
meningkatkan besaran level sinyal video, akibat dari
minimnya cahaya yang ditangkap oleh kamera. Gain
Standardnya dari Low (L)/ 0 dB Medium (M)/ 9 dB
dan High (H)/18 dB
• Digunakan untuk mengambil obyek gambar dengan
cahaya yang rendah/ minim atau kurang dari 0 dB
214.
215.
216.
217.
218. PERGERAKAN KAMERA
ADA 3 MACAM
1. PERGERAKAN LENSA KAMERA
2. PERGERAKAN KEPALA KAMERA :
3. PERGERAKAN BADAN KAMERA :
221. 3. PERGERAKAN BADAN KAMERA :
- Track In/Dolly In
- Track Out/Dolly Out
- Crab
- Arcing/Swing
222. WIDE SHOT
Suatu pengambilan gambar di mana obyek
gambar utama kelihatan jauh dari kamera dan
hanya menempati seluruh bagian penting dari
suatu bingkai gambar
223. FOCAL LENGTH
Jarak antara permukaan (camera tube target
dengan titik tengah optic lensa pada saat
lensa berada pada posisi fokus infinity.
224. LENSA KAMERA
Banyak orang berpendapat bahwa dengan
menggunakan Lensa zoom akan mempermudah
karasteristik dasar-dasar lensa sehingga dapat
menghasilkan penayangan suatu acara
Tetapi pendapat tersebut belum tentu benar, karena
kita harus mengetahui acara sebaik-baiknya.
226. Pada kamera elektronik bayangan gambar akan jatuh
pada tabung pic up tube, sedangkan pada kamera
film akan jatuh pada emulsi film.
Contoh :
Sebuah lensa dirubah focal lengthnya sampai dua kali
lebih besar, misalnya dari 150 mm menjadi 300 mm,
akibatnya subyek kelihatan 2 kali lebih besar di layar
televisi ini disebabkan lens anglenya berubah,
perubahan lens anglenya sebesar setengah ukuran
lens angle sebelumnya, misalnya 6º ke 3º
227. Dengan demikian apabila focal lengthnya berubah akan
berpengaruh terhadap lensnya, ini berarti menyebabkan
ukuran gambarnya berubah dan perubahannya sesuai
dengan perubahan focal lengthnya.
Focal
length
Optical center
Kamera pic up tube
228. • LENS ANGLE
Layar televisi mempunyai aspek ratio 4 : 3, sehingga
sudut vertikalnya ¾ sudut horisontalnya.
Sudut pandang yang diambil lensa ditentukan oleh
focal length dan luas
Penampang tabung camera yang dipergunakan, pada
jarak tertentu kalau menggunakan focal length
ukuran panjang, akan menghasilkan gambar yang
lebih dekat, karena sudut pandang lensa semakin
sempit. Demikian sebaliknya apabila kita gunakan
focal length yang lebih pendek , gambar yang
dihasilkan akan lebih jauh.
229. SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR
Adalah sudut yang dibentuk oleh diagonal bidang
gambar, terhadap pertengahan bidang gambar, yang
terbentuk pada tabung kamera/emulsi film. Biasanya
pada acara-acara yang dibuat dengan film, lensa
dinyatakan dengan focal length, sedangkan acara-
acara di dalam studio TV/ yang menggunakan kamera
elektronik, lensa dinyatakan dengan besarnya sudut
pengambilan gambar.
230. Seperti halnya pada mata manusia, setiap
lensa mempunyai sudut pengambilan gambar
atas penglihatan tertentu dan menurut
penelitian, mata manusia mempunyai sudut
pandang normal antara 20º-25º, tetapi jika
dikehendaki dapat mencapai antara 47º-50º,
sedangkan untuk detailnya dapat mencapai
1,5º
231. Berdasarkan perbandingan tersebut,
ditentukan Karakteristik lensa sbb:
• Wide Angle (sudut pandang yang lebar)
• Normal Angle
• Narrow Angle (tele) sudut pandang yang
sempit
• Zooming
232. • Wide Angle Lens (sudut 35º-50º).
Kamera film f =12mm-17 mm (untuk film 16 mm
standar TV) .
Dikatakan wide angle lens, apabila mempunyai sudut
pengambilan gambar lebih lebar dari sudut pandang
mata manusia (dalam keadaan normal)
233. Pengambilan gambar dengan lensa wide angle
akan menimbulkan adanya kesan : Depth
(kedalaman) dan obyek yang letaknya dekat
dengan lensa akan terlihat sangat besar,
sedang yang jauh terlihat lebih kecil.
234. Apabila terjadi pergerakan obyek
menuju/menjauhi lensa terasa lebih cepat,
sedangkan pergerakan obyek kesamping akan
terasa lebih lambat
236. NORMAL ANGLE
• Sudut pandang normal, mempunyai sudut
pengambilan gambar antara 20º-30º pada kamera
film 25 mm-50 mm
• Sudut pengambilan gambarnya kira-kira sama
dengan sudut pandang mata manusia
• Memberikan perspektif yang normal dan
memberikan gambar yang lebih wajar
• Lensa jenis ini sering digunakan untuk wawancara
237. LENSA NARROW ANGLE
• Tele lens atau sudut pandang sempit
• Mempunyai sudut penglihatan antara 5º-15º
• Film f = 90 mm -120 mm
• Sudut pengambiilan gambar lebih sempit dari
sudut mata manusia
238. • Gambar yang dihasilkan seolah-olah tidak
menimbulkan adanya Depth/kedalaman,
pergerakan obyek menuju/menjauhi lensa
tidak terasa. Sedangkan pergerakan kearah
samping terasa sangat cepat.
Dengan lensa narrow angle akan sulit
melakukan pergerakan kamera baik
tracking/panning karena goyangan sedikit saja
tampak jelas
239. Pergerakan pada waktu zoom in/out adalah
perubahan dari sudut pengambilan gambar dari
lensa namun perspektifnya tidak berubah,
sehingga kadang-kadang hasilnya kurang wajar
dan untuk mengatasi hal tersebut dapat di lakukan
baik dengan panning/tilt up/tilt down pada waktu
melakukan zooming.
241. LENSA ZOOM
Lensa yang mempunyai sudut
pengambilannya dapat berubah-ubah
mulai dari yang paling lebar (wide angle)
sampai sudut yang paling sempit (narrow
angle) dan sebaliknya, sehingga
menimbulkan kesan/efek seolah-olah
kamera tersebut mendekati obyek pada
waktu zoom in/menjauhi obyek pada waktu
zoom out.
242. • Film 16 mm,
• f =12 -120 mm
5º
24º
50º
5º
Lensa zoom dapat dijelaskan menurut ratio 5º-50º atau 50º
to 5º = 10 :1 zoom
12 mm to 120 mm = 10:1 zoom
243. C. TEKNIK FRAMING
• Framing (Pembingkaian) :
Adalah cara memasukkan gambar pada area layar
monitor gambar dengan benar.
Teknik Framing dapat ditinjau dari 2 hal:
1. Focal Length
2. Jarak / Distance
Yang penting dalam tiap pengambilan gambar dari CU
sampai dengan LS harus ada head roomnya
244. TEKNIK FRAMING
• HEAD ROOM
• HORIZONTAL FRAMING
• VERTICAL FRAMING
• POSISIONING OF SUBJECT
• FRAME CUTTING POINT
245. HEAD ROOM
• Ruangan antara bagian atas dari suatu obyek
gambar yang sedang diambil gambarnya
dengan sisi atas batas bingkai (frame) gambar
246. JARAK/ DISTANCE
• Adalah jarak antara kamera dengan obyek
gambar. Semakin dekat obyek dengan kamera,
maka area yang dapat diambil oleh kamera
lebih sedikit dan gambar lebih luas, maka
hasilnya gambar lebih kecil ukurannya.
247. Dari kedua gambar diatas ukurannya sama
dengan menggunakan kamera satu yang
menggunakan f nya panjang tetapi jaraknya
jauh dan kamera lainnya menggunakan f
pendek dengan jaraknya yang dekat
248. PEDOMAN FRAMING
• LOOKING ROOM
• HEAD ROOM
• WALKING ROOM
• FRAME SIDE
• FRAME SUBYEK PLACE
• BACK GROUND
• FOREGROUND
• MIDLEGROUND
• TRANSMITION LOSS
251. FRAME CUTING POINTS
• Titik-titik pemotongan frame pada tubuh
manusia.
• CU, Knee Shot ( ¾ Shot) dll.
252. POSISIONING OF SUBJECT
Mengatur subyek pada komposisi yang tepat
meliputi 5 hal:
a. Head Room,
b. Horizontal Framing,
c. Vertical Framing,
d. Frame Cuting Point,
e. Posisioning Of Subject
254. KEDALAMAN
Adalah suatu teknik pengambilan gambar
dengan memanfaatkan elemen dekor, properti
maupun benda-benda disekitar lokasi
shooting di luar studio untuk menciptakan
keindahan dan membuat kesan megah,
agung, perspektif tiga dimensi.
255. KOMPOSISI GAMBAR
• POSISI MATA
• TRANSMISION LOSS
• KOMPOSISI SEGI TIGA
• FOREGROUND, BACKGROUND,MIDLEGROUND
256. POSISI MATA
Posisi pengambilan gambar/ Camera angle
dapat dibagi menjadi :
1. High Angle
2. Normal Angle
3. Low Angle
4. Aerial Angle
257. HIGH ANGLE
• Teknik pengambilan gambar, sudut pandang
kamera berada lebih tinggi dari posisi mata
artis.
• Efek yang timbul pada gambar adalah artis
nampak menunduk, lebih kecil.
• Secara filosofi artis yang diambil dengan
posisi low angle untuk membuat kesan
keadaan tertekan/ kurang berwibawa.
258. HIGH ANGLE
Sudut pandang kamera, berada lebih tinggi
dari posisi mata artis.
Efek pada gambar adalah terkesan artis
menjadi pendek dan menunduk.
Secara filosofi artis terlihat kecil kurang
berwibawa
259. NORMAL ANGLE
Sudut pengambilan gambar, posisi kamera
ketinggiannya sama dengan mata artis lurus
dari depan.
Posisi demikian ini juga disebut Straight angle/
Normal level.
Sudut pengambilan demikian ini biasa
digunakan untuk acara informasi dan
khususnya untuk pembaca berita
260. LOW ANGLE
Sudut pengambilan gambar , posisi ketinggiannya
kamera di bawah mata artis.
Efek pada gambar yang timbul adalah artis akan
kelihatan lebih besar.
Untuk benda yang terletak tegak lurus terletak di
sebelah kiri/ kanan titik pusat, maka dibagian atas
akan condong menyempit.
261. • Secara filosofi
Membuat kesan artis tersebut lebih
berwibawa/ agung, apabila kemudian
dihubungkan dengan gambar yang diambil
dengan High angle.
262. TRANSMITION LOSS
Gambar yang dipancarkan terpotong
10 %, maka dalam pengambilan gambar harus
diperhitungkan agar head room, nouse room,
looking room terlihat tepat masuk dalam
frame tidak ada bagian yang terpotong.
263. KOMPOSISI SEGI TIGA
• Suatu teknik pengambilan gambar dalam
suatu kelompok artis, dipilih beberapa artis
masuk dalam frame dengan posisi segi tiga.
• Tujuannya adalah untuk menciptakan gambar
yang harmonis dengan menghilangkan bagian-
bagian yang tampak kosong.
264. MIDLE GROUND
• Suatu teknik pengambilan gambar dengan
memanfaatkan atau meletakkan benda/
properti di tengah antara artis agar tidak
terlihat kosong.
• Tujuannya adalah untuk menciptakan gambar
yang menarik dan memperindah suasana
dalam suatu adegan.
265. FOREGROUND
• Suatu teknik pengambilan gambar dengan
memadukan / memanfaatkan benda lain
didepan obyek utamanya ( ranting, daun,
pohon, bunga, rumput dll) dengan cara
mengurangi bagian-bagian yang nampak
kosong dalam frame. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan unsur kedalaman gambar.
266. BACK GROUND
• Suatu teknik pengambilan gambar dengan
memanfaatkan benda/ properti yang terletak
dibelakang artis.
• Tujuannya adalah untuk mendukung suasana
dan keindahan gambar dalam suatu scine
yang sedang berlangsung
267. BACK GROUND
Istilah back ground (BG) dalam broadcasting:
1. Susunan dekorasi atau tata panggung yang
diletakkan dibelakang pengisi acara atau
aktor.
2. Obyek gambar atau sekelompok orang/
pengisi acara yang berada di belakang
obyek gambar di latar depan bagi suatu
kamera
3. Setiap suara yang berada dibelakang suara
utama untuk menekankan adegan gambar yang
sedang ditampilkan
268. BEBERAPA MACAM
BACK GROUND
1. Background Action
2. Background Film
3. Background Light
4. Background Music
5. Background Noises
6. Background Plate
272. PERBEDAAN TRACKING DAN ZOOMING
Tracking
1. TEKNIS : a. Kamera bergerak maju/mundur
b. Focus gambar mudah terjaga
2. Perspektif : Berubah
3. Gambar yg dihasilkan : Lebih hidup/wajar
Zooming
1. Teknis : a. Lensa yang bergerak maju/mundur
b. Focus sulit dikendalikan
2. Perspektif : tetap
3. Gambar yang dihasilkan : a. Kurang wajar/kurang baik
b. Kurang hidup
273. ZOMING
1. Teknis :a. Lensa yang
bergeramaju/mundur
b. Focus sulit dikendali-
kan
2. Perspektif : tetap
3. Gambar yang : a. kurang wajar/ kurang baik
dihasilkan: b. kurang hidup
274. TRACKING
1. TEKNIS : a. Kamera bergerak
maju/mundur
b. Focus gambar mudah
terjaga
2. Perspektif : Berubah
3. Gambar yg dihasilkan : Lebih hidup/wajar
281. COLOR BAR
1 . WHITE 5. PINK
2. YELLOW 6. RED
3. CYAN 7. BLUE
4. GREEN 8. BLACK
282.
283.
284.
285.
286.
287. JENIS LENSA
1. Fix Focal Length, lensa tunggal (wide, tele,
normal)
2. Adjudttable Focal Length ( misal : lensa
zoom/ vario variable focal length
288. FOCAL LENGTH
FIX LENGTH
• Focal length berbeda dengan Fix Length
• Fix Length:
Lensa menyatu dengan body kamera
• interchangeable lens :
Lensa dapat dilepas, sehingga kamera dapat
diganti-ganti lensanya
289. DEPTH OF FIELD
Adalah daerah fokus atau medan yang fokus
Depth Of Field dipengaruhi oleh :
1. Bukaan Iris/ Lens Aperture
Semakin besar bukaan irisnya maka
ruang ketajaman depth of fieldnya
semakin dangkal
f number lebih kecil
290. DEPTH OF FIELD
Fungsinya untuk membuat out focus back
ground, kalau back ground tersebut tidak
sesuai dengan obyeknya
291. Framing
Memasukkan gambar pada area gambar
dengan benar
a. Focal length dari lensa yang digunakan
semakin panjang f nya, maka semakin
sempit area gambarnya dan gambar
yang dihasilkan semakin besar. Semakin
pendek f nya, maka gambar semakin luas
dan obyek gambar semakin kecil
292. b. Jarak/ Distance
Yaitu jarak antara kamera dengan obyek
gambar, semakin dekat obyek dengan
kamera maka area yang dapat diambil oleh
kamera lebih sedikit dan gambar menjadi lebih
besar ukurannya.
Apabila obyek lebih jauh dari kamera area
gambar lebih luas dan hasilnya gambar lebih
kecil ukurannya
293. EXPORSURE
1. Untuk film berarti jumlah cahaya yang mengenai
emulsi film
2. Sedang pada televisi adalah pengaruh cahaya yang
mengenai bagian tabung pengambil gambar yang
peka terhadap cahaya (target)
Besarnya pencahayaan ini diatur dengan merubah
intensitas cahaya yang menyinari obyek gambar
atau dengan me
294. B. F STOP (LENS APERTURE) ?
1.4, 2.0, 2.8, 4.0, 5.6, 8, 11, 16, 22
<=== more light ~ less light==>
301. LENSA ZOOM
• Kamera TV menggunakan Compound Lens (Lensa
Gabungan) yaitu : Zoom Lens, Lensa yang Focal
length (Fl) bervariasi.
Misalnya : Lensa Fl 8mm - 160mm adalah lensa yang
Fl-nya dapat diubah dari 8mm (wide) sampai dengan
160mm (tele).
• Zoom Rationya = 20 x
308. • C C & N D FILTER
• PRISMA BLOCK
• C C D IMAGE SENSOR
• A/D & D/A CONVERTER
• VIDEO AMPLIFIER
• PROCESSOR
• M A T R I X
• E N C O D E R
• SYNCH & BAR GEN :
BAGIAN UTAMA CAMERA HEAD
309. SPEKTRUM CAHAYA
Cahaya termasuk dalam jenis gelombang
Electromagnetic yang mempunyai spektrum dari
Infrared, Red, Orange, Yellow, Green, Cyan, Blue, sampai
Ultraviolet. Infrared dan Ultraviolet tidak terlihat oleh
mata manusia
310. Salah satu karakteristik cahaya adalah
Colour Temperatur (suhu temperatur
warna yang terkandung dalam cahaya
tersebut) dengan satuan Derajat
Kelvin ( K).
COLOR TEMPERATUR
311. Pencahayaan yg digunakan untuk shooting
diluar studio/outdoor bisa bervariasi/berbeda
Color temperaturnya seiring dengan
perputaran bumi.
313. Diperlukan CC Filter untuk merubah color
temperatur cahaya yang masuk ke kamera
menjadi mendekati standard 3000 -
32000K,(Lihat tabel)
314. COLOUR TEMPERATURE
LIGHT SOURCES COLOUR
TEMPERATURE
(Kelvins)
Candle 1,930
Sunlight at sunset 1,900 - 2,400
Domestic tungsten light bulbs 2,600 - 2,900
TV studio tungsten lighting (2000 Watts) 3,200
TV studio tun gsten lighting (5000 Watts) 3,380
Sunrise, Sunset 2,000 -3,000
Fluorescent tube 4,800
Noonday sun 5,000 - 5,600
HMI and MSR lights 5600
In shade ( light only from hazy sky) 7,500 - 8,400
In shade ( light only from Blue sky) 12,000 - 20,000
315. COLOUR CONVERSION (CC) FILTER
(Terdapat pada Prof: & Broadcast Camera)
FILTER
POSITION
COLOUR TEMP WHEN DO I USE IT
FILTER 1 3,200 K Use in Tungsten light,
Sunrise, Sunset, and
at night
FILTER 2 5,600K + 1/4 ND for bright daylight 1/4 ND
FILTER 3 5,600 K for daylight (Cloudy or
Rainy)
FILTER 4 5,600 K +
1/16 ND
for very bright daylight
1/16 ND
318. • Intensitas cahaya (kuat penerangan) diukur dalam
satuan Lux (Lx) atau satuan Foot-candle (ft-cd), alat
ukurnya disebut Lux meter/Light meter
• 1 Lx = 10,76 ft-cd
Intensitas cahaya Matahari & Lampu:
• Siang hari / Matahari : 32.000 – 100.000
• Studio TV / Lampu : 1000 - 1500 Lux
• Penerangan Kantor : 400 Lux
• Cahaya Bulan : 1 Lux
INTENSITAS CAHAYA
323. PENGATURAN WHITE BALANCE
2-3 m
BLUISHREDISH NORMAL
• FILTER
•KERTAS WARNA PUTIH
• PERMUKAAN RATA
• JARAK 2 – 3 METER
• POSISI DITEMPAT
CAHAYA YANG TERANG
325. • Jenis-jenis :
– NiCd (Nickel Cadmium)
– NiMH (Nickel Metal Hydride)
– Li-Ion (Lithium Ion)
• Capacity, 3AH (Ampere Hour)
• Voltage, 12V (10 cell) & 14,4V (12 cell)
– 12V range 10 – 14 volt
– 14,4V range 12 – 17 volt
• Nominal Capasity,
12 V X 3 AH = 36 Watt Hours
14,4V X 3AH = 43,2 Watt Hours
B A T T E R Y
326. • Kamera DV Canon XL 2 = 15 Watts
• Battery Capacity 36 WH
Operation time = 36WH : 15W = 2 Hours,24 min
• Ultralight, 20W
• Kamera + Lampu = 15 W + 20 W = 35 W
Operation time = 36WH : 35W = 1 Hours, +
• Kapasitas besar, battery semakin berat, tapi biasanya
diperlukan supaya berat kamera menjadi seimbang
antara depan dan belakang.
POWER CONSUMPSION
327. PROSEDUR PENGOPERASIAN
- Insert Battery
- Switch Power ON
- Lakukan Black & White Balance
- Check input Sound & Level
- Arahkan Kamera ke Object
- Atur Focus hingga object jelas
- Aturlah Shot Size yang diinginkan
- Kamera siap Roll / Taping / Rekam
343. WAVE FORM MONIITOR
1. Level
2. Pedestal Black Balance
3. White Balance Iris
Pedestal dan Iris, untuk membentuk color
Balance
344. KESALAHAN WARNA
• Kesalahan warna itu tidak disatukan satu titik
disebut abrasi chromatis.
• Cara mengatasinya adalah digunakan lensa
gabungan cembung, cekung, cembung,
cekung sehingga terjadi / disatukan satu titik
345. ABRASI SPERIS
• Tidak semua lensa dapat menghasilkan focus
pada semua bidang gambar
• Tidak selamanya focus kamera itu sama
Cara mengatasinya :
Di kamera terjadi abrasi Speris maka diberi
lapisan dengan lens coating
346. BUKAAN DIAPHRAGMA
• 1,9/50 , adalah indek diaphragma yang paling besar
yang dapat dicapai oleh lensa tersebut
• 50 focal length lensa
• Diaphragma : 1,4 , 2, 2,8, 4, 5,6, 8, 11,16, 22, 32, 44
disebut f stop ( bukaan diaphragma/ Iris).
• Semakin besar mili meternya, lensa tele
• Semakin kecil mili meternya, lensa wide angle
• Semakin kecil mili meternya lebih besar pengambilan
gambarnya semakin lebar
347. • ½, 1/1, ½ …… 1/2000, membuka 1 per x detik
dalam membuka diaphragma
• B 1, ½, ¼, 1/8, 1/15, 1/30 …. 1/1000
B maksudnya stater tersebut akan menyala
B. 1, ½, ¼, 1/8, 1/15, 1/30, 1/60, 1/120, 1/250,
1/500, 1/1000
16 11 8 5,6 4
1,42,8
348. • Dalam menggunakan kamera film yang harus
diperhatikan :
1. Kecepatan / speed
2. Diaphragma/ Iris
3. Asa
4. D light/ tungstend
5. Kalau f nya kecil depth of fieldnya sempit
349. • Apabila dalam ruangan dengan lampu
tungstend maka harus digunakan film
tungstend
• Apabila digunakan day light maka harus diberi
filter Day Light (biru) sehingga gambarnya
tidak redish
• Day light, cahaya biru sehingga filmnya peka
terhadap merah
352. Tipe Kaset Kamera Video
C. Kaset VHS
Media rekam yang berformat analog ini sudah jarang
di pasaran, bentuk fisik kaset besar, beda dengan VHS-
C yang bentuk fisiknya kecil tapi kualitas gambar tetap
rendah dengan resolusi tertinggi 240 garis/mm. Lalu
muncul S-VHS bentuk fisik besar namun kualitas
gambar lebih bagus.
353. Tipe Kaset,,,,
2. Kaset Hi-8
Bentuknya agak kecil dan lebih kompak, namun handal
dibandingkan VHS meskipun masih berformat analog.
Resolusinya lumayan, sekitar 400 garis/mm. Hasil kualitas
gambarnya lebih halus. Beberapa kamera video analog
masih memakai format ini.
354. Tipe Kaset,,,,
3. Kaset Digital-8
Formatnya sudah digital dan mampu menghasilkan gambar
berkualitas tinggi dengan resolusi 500 garis/mm. Beberapa
model camcorder memfasilitasi konfersi analog ke digital-8,
dapat merekam format video analog 8 mm dan Hi-8. Durasi
kaset analog (Hi-8) yang tadinya 120 menit bisa tinggal 60
menit saja.
355. Tipe Kaset,,,,
4. Kaset Mini DV
Kebanyakan camcorder kelas konsumen memakai jenis Mini
DV dengan format rekam video DV. Kualitas gambarnya
terbilang bagus dengan resolusi gambar di atas 500 garis/mm.
Beberapa camcorder sudah menyediakan konversi analog ke
digital mulai dari yang Standard Home Use (untuk kelas
pemula) sampai kelas professional. Bila ingin memaksimalkan
hasil produksi rekaman bisa melakukan penyuntingan di
computer di mana banyak pilihan piranti keras dan lunak serta
varian efek-efek pendukung produksi.
356. Tipe Kaset,,,,
5. Mini DVD-R dan DVD-RAM
Dapat menyimpan langsung DVD dalam format video MPEG-2
berkualitas tinggi dengan resolusi horizontal 500 garis/mm ke
atas tergantung model kamera videonya. Keuntungan selesai
merekam hasilnya dapat langsung diputar pada DVD player
357. Tipe Kaset,,,,
6. Memory Stick, SD-Card, MMC, dan xD Picture Card
Berbagai jenis kartu memori perekam ini umumnya dijumpai
pada kamera video dengan kemampuan merekam gambar
diam walaupun sekarang sudah dikembangkan untuk gambar-
gambar bergerak. Keunggulannya adalah dapat dipakai
berulang kali tanpa mengalami penurunan kualitas. Hanya
saja, harganya relative lebih mahal.
358. Tipe Kaset,,,,
7. Kaset DVC PRO
Kamera dan kaset ini dikembangkan oleh Panasonic,
kualitasnya untuk standar Broadcasting. Ukuran pita hampir
sama dengan kaset video Hi-8.
359. Tipe Kaset,,,,
8. Kaset Betacam SP dan Digital Betacam
Bentuk fisik dan ukuran pitanya sama persis, hanya yang
membedakan kualitas pita perekam yang ada di dalamnya.
Betacam SP masih menggunakan format analog,
sementara Digital Betacam sudah menggunakan format
digital dan banyak digunakan untuk pembuatan film-film
atau iklan.
360. D. Merawat Camcorder
• Sebaiknya kamera disimpan pada almari dengan suhu sekitar 18-
20ºC.
• Bila dimasukkan tas jangan lupa diberi Silicagel untuk
mengurangi kelembaban yang mengakibatkan jamur
• Jika jarang digunakan, sebaiknya dipanasi untuk menghindari
komponen elektronik dalam kelembaban dan mekanik agar tidak
macet
• Perlu diperhatikan apabila membawa camcorder dari tempat
yang berhawa dingin ke tempat yang berhawa panas. Perubahan
suhu mendadak bisa memunculkan embun pada head drum yang
mengakibatkan pita lengket dan berat untuk berputar, bahkan
macet. Solusinya jangan dipaksakan untuk mengoperasikan
terus, biarkan camcorder selama 15-20 menit dengan pintu kaset
pada posisi terbuka dan pita dikeluarkan bila ingin cepat
digunakan kembali sinari dengan lampu secukupnya
361. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT PRODUKSI
DENGAN SINGLE CAMERA
• Dalam pengambilan gambar di lapangan usahakan
untuk membuat stock shot sebanyak-banyaknya untuk
memudahkan saat melakukan editing.
• Dalam pengambilan gambar harus terencana dengan
baik, agar terjadi kesinambungan antar gambar
sehingga sambungan gambar enak dilihat dan tidak
terkesan jumping.
– Apabila gambar sebelumnya gambar bergerak ke kanan,
maka gambar berikutnya juga harus bergerak ke kanan.
Demikian juga sebaliknya.
– Apabila gambar diawali dengan posisi close-up atau long
shot, maka sebaiknya gambar diakhiri dengan close-up atau
long shot juga.
– Setelah itu diikuti dengan gambar-gambar stand atau kamera
pada posisi statis.
362. • Apabila melakukan pengambilan gambar secara
subjective shot, maka harus diikuti dengan pengambilan
gambar secara objective shot atas objek yang sama,
misalnya:
• Pengambilan gambar dari kereta kuda, harus dilanjutkan dengan
pengambilan gambar atas berjalannya kereta kuda itu sendiri, agar
didapat informasi yang lengkap di mana kereta kuda tersebut
berada dan gambar bisa diedit dengan baik. (Yang harus
diperhatikan adalah screen direction, agar tidak terjadi jumping
pada sambungan antar gambar)
• Cara pengambilan gambar suatu adegan sehingga mendapatkan
banyak shot:
– Buat master shot dari awal sampai akhir adegan tersebut dalam posisi
tetap.
– Adegan diulang persis sama dan diambil dengan sudut kamera yang
berbeda secara variatif.
– Buat master shot adegan tersebut, tetapi kamera juga melakukan
pengambilan gambar misalnya dari LS ke CU,CU ke MS, MS ke BCU,
dst. Pengambilan gambar pergantiannya dilakukan secara cepat.
363. • Apabila adegan tidak bisa diulang dan harus
mempergunakan 2 kamera maka prinsip
pengambilannya sama.
• Untuk master shot, pengambilan gambar sebaiknya
menggunakan tripod kamera sehingga mendapatkan
gambar yang stabil dan memudahkan saat editing.
• Untuk mendapatkan gambar yang baik dan terlihat
artistic, maka peran penata cahaya dan penempatan
lighting harus mempertimbangkan aspek pencahayaan
yang ditimbulkan.