MODUL TEORI ALIGNMEN/PENYEBARISAN TRANSMISI MEKANIK (Theory of Alignment for Mechanical Transmission)
Daftar Isi (Table of Content) :
1. Pendahuluan Alignment (introduction of Alignment)
2. Alignment pada Kopling (Coupling Alignment’s) : Jenis kopling tetap, Jenis penyimpangan kesumbuan pada sistem transmisi kopling, Tanda-tanda terjadinya penyimpangan, Metoda pemeriksaan kesatusumbuan, Menghitung besar penyimpangan, Perbaikan penyimpangan yang terjadi, Hal lain yang berhubungan dengan sistem transmisi kopling.
3. Alignment pada Puli dan Sabuk Penggerak (Pulley and Belt Alignment’s) : Jenis puli dan sabuk penggerak, Jenis penyimpangan kesebarisan pada puli dan sabuk penggerak, Tanda-tanda terjadinya penyimpangan, Metoda pemeriksaan kesebarisan, Perbaikan penyimpangan yang terjadi, Mengatur defleksi sabuk penggerak.
4. Alignment pada Rodagigi (Gear Alignment’s) : Jenis rodagigi, Jenis penyimpangan kesebarisan pada rodagigi, Tanda-tanda terjadinya penyimpangan, Metoda pemeriksaan kesebarisan, Perbaikan penyimpangan yang terjadi, Mengatur backlash pada susunan rodagigi, Hal-hal lain yang berhubungan dengan rodagigi.
5. Alignment pada Rodagigi Rantai dan Rantai Penggerak (Chain and Sprocket Alignment’s) : Pengenalan, Posisi pemasangan, Jenis penyimpangan, Pemeriksaan penyimpangan, Mengatur tegangan rantai penggerak, Tanda terjadinya penyimpangan, Sistem pelumasan, Hal-hal lain yang harus diperhatikan.
6. Penyeimbangan Basa Berputar (Balancing of Rotaing Mass) : Pendahuluan, Jenis ketidakseimbangan, Perhitungan penyetimbangan, Perbaikan penyetimbangan, Mesin-Mesin Penyetimbang.
7. Latihan Soal (Exercise Problem)
Ditulis (Create)
Bandung, 1993
Duddy Arisandi
Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)
Modul Teori Alignment_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)_Duddy Arisandi_1993
1. ~ POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG
~ INSTITUT TEKNOLOGI BAN DU N G
TEORI
ALIGNMENT
Penyusun : DUddy Arisandi
INDUSTRIAL TRAINING SERVICE
JL. IR. H. JUA..lo.lDA (KPL. KANAYAKAN) TROMOL POS 851 BANDUNG 40008
Phone (022) 2500241 (HUNTING), Fax. (022) 2502649
2. .'.
I "'_~
ALIGNMENT 1I
Te 0 r i
I. PENDAHULUAN "ALIGNMENT'
Perusahaan-penJsahaan yang ada dewasa ini dilengkapi dengan mesin
konvensional sampai yang berteknologi tinggi/canggih. Setiap mesin dan
perlengkapan yang digunakan terdiri dari berbagai elemen mesin. Secara garis
besar perlengkapan tersebut dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu
perlengkapan penggerak seperti motor induksi dan perlengkapan yang
digerakan seperti pompa, mesin dan lain- lainnya. Untuk memindahkan
putaran atau daya dari suatu sumber penggerak ke perlengkapan yang
digerakan, diperlukan suatu elemen mesin pemindah putaran atau daya
seperti kopling, puli, dan rodagigi.
Untuk memperpanjang rnasa penggunaan perlengkapan sesuai dengan
umurnya diperlukan suatu pengetahuan yang umum mengenai elemen
elemen mesin penggerak beserta gejala-gejala kerusakan yang terjadi,
rencana pemeliharaan yang teratur dan metoda pemeliharaan yang benar.
Perlu juga diperhatikan berbagai faktor seperti keselamatan kerja pelaksana
dan keselamatan perlengkapan atau mesin yang digunakan dan efisiensi
waktu pemeliharaan atau perbaikan beserta biaya yang dibutuhkan.
IIA/ignmenf' adalah salah satu proses pemeliharaan atau perawatan pada
elernen mesin pemindah putaran atau daya, agar perlengkapan yang
digunakan dapat berfungsJ sernakslrnal mungkin dan mencegah kerusakan
elemen-elemen mesin lainnya pada perlengkapan mesin akibat kesalahan
pada saat pemasangan atau pemeliharaan.
3. Te 0 r i
ALIGNMENTPOLITEKNIK MANUFAKTUR I.. ~ __l_ __I
BANDUNG I
17. How to Choose a Balancing Machine (Dott. Ing. Luigi Buzzi)
18. Theory of Vibration with Aplications
19. Workshop Technology part 3 (W.A.J. Chapman)
20. Blauri - Drives (Katalog)
;>.
,~ 21. Power Transmission
(Moerwismadhi)Dasar-dasar Penyebadsan22
t (Management & Training,,f')
Ketepatan Penyetelan Paras MM 13623.'t System)
(Cepi Mo. Hanafi)
24. Penyebarisan Lanjut
4. ':.l,
i
I
i
I
ALIGNMENT
Te 0 r i
i
,I
f
Buku materi pengajaran praktik ini diperuntukkan bagi mereka yang sedang,
ataupun akan bekerja di Industri. Setelah selesai melaksanakan program ini, ia
diharapkan mempunyai keterampilan maupun penqetahuan dalam bidanq
mekanik tertentu.
Dikatakan sebagai buku materi pengajaran praktik, karena peserta dapat
mengikuti buku materi seri yang tersedia, hingga mempunyai keterampilan dan
pengetahuan yang lengkap, serta memenu hi syarat untuk suatu tingkatan
klasiflkasi dl IndustrL
Untuk menyelesaikan satu materi keterampilan, diperlukan waktu 40 jam atau
1 minggu, yang meliputi 32 jam praktik dan 8 jam teori. .
Buku penqajaran praktik ini tidak dirancang sebagai "Self Learning
Program", jadi pada pelaksanaannya diperlukan penjelasan atau bimbingan
dari seorang Instruktur. Meskipun demikian aktivitas terbesar tetap dilakukan
peserta C'$tudent Centered").
Pada garis besarnya isi dari buku materi pengajaran praktik ini, dibagi menjadi
--.tiga bagian utama,yaitu: ..._"- . - - -
• Teori (halaman biru)
• Soal Teori (halaman kuning)
• Praktik (halaman merah)
Halaman biru, berisi teori-teori yang diperlukan untuk menunjang praktik.
Teari yang diberikan hanya yang berhubungan !angsungdengan praktik, dan yang
benar-benar diperlukan.
Pada pelaksanaannya, lnstruktur akan menjelaskan mendiskusikan ataupun
mendemantrasikan apa-apa yang perlu diketahuipeserta.
Pada bagian inl, jika diperlukan, dilampirkan tabel-tabel, standard-standard
ataupun klasifikasi-klasffikasi.
5. ALIGNMENT ii
POLITEKNIK MANUFAKTUR 1---------------'------1
BANDUNG
Te 0 r i
Halaman kuning, berupa soal-soal untuk mengevaluasi penerimaan
peserta dalam pelajaran teorl, Pada halaman ini peserta dapat langsung
mengevaluasi dirinya, sedangkan evaluasi yang bersifat test akan diberikan
terpisah. Selain itu instruktur akan memberikan pekerjaan rumah, yang harus
dilakukan peserta diluar jam pelaksanaan buku ini.
Halaman merah, berisl petunjuk / tahap-tahap operasi yang harus diikuti /
dilakukan oleh peserta, dalam melaksanakan praktik di bengkef.
Pada bagian ini, dirlnci apa yang harus dilakukan oleh peserta, dan peralatan
apa yang diperlukan untuk melaksanakan suatu proses.
6. Te 0 ri
ALIGNMENT
POLITEKNIK MANUFAKTUR f--------------.l--~
BANDUNG
I. PENDAHULUAN 11ALIGNMENT" .
1/. KOPLING. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
A. Jenis kopling tetap 4
B. Jenis penyimpangan kesumbuan pada kopling . . . . . . . . . . . . . . . . 13
C. "anda terjadinya penyimpangan pada kopling . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
D. ',letoda pemeriksaan penyimpangan kesumbuan pada kopling .,. 15
E. ~ ,1enghitung besar penyimpangan pada kopling 20
F. Perbalkan penyimpangan pada kopling . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 23
G. Hal-hal lain yang berhubungan dengan kopling 24
Ill. PULJ DAN SABUK PENGGERAK 29
A. Jenis pull dan sabuk penggerak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29
8. Janis penyimpangan pada puli dan sabuk penggerak 35
C. Tanda terjadinya penyimpangan pada puli dan sabuk penggerak
35
D. Pemeriksaan penyimpangan pada pull dan sabuk penggerak .... 36
E. Perbaikan penyimpangan pada puli dan sabuk penggerak
37
F. Mengatur tegangan sabuk penggerak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 37
.......-..............~
7. Te 0 ri
ALIGNMENT
POLITEKNIK MANUFAKTUR 1--------------.1...-------1
BANDUNG
IV. RODAGIGI.... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 40
A. I . d"ienlS ro ag..lgl . 40
8. Jenis penyimpangan pada radagigi ., . 43
C. Tanda terjadinya penyimpangan pada rodagigi . 43
D. Slemeriksaan penyimpangan pada rodagigi . 44
E. :Aengatur "BACKLASH" pada rodagigi . 45
F. Hal-hal lain yang berhubungan dengan rodagigi . 48
V. RANTAI PENGGERAK DAN RODAGIGI RANTAI . . . . . . . . . . . . . . . . 50
A. ;:;engenalan............................................ 50
B. =asisi pemasangan rodagigi rantai dan rantai penggerak 51
C. Jenis penyimpangan pada rodaglgi rantai dan rantai penggerak . . 52
D. Pemeriksaan penyimpangan pada rodagigi rantai dan rantai
penggerak " .. -~ .".. ' -- -. . . . 53
E. L~engatur tegangan rantai penggerak 54
F. Tanda terjadinya penyimpangan pada rodagigi rantai dan rantai
penggerak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 55
G. Pelumasan rodagigi rantai dan rantai peng~erak 55
H. Hal-hal lain yang berhubungan dengan rodagigi rantai dan rantai
penggerak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 57
9. Teo r i
ALIGNMENT
-- POLITEKNIK MANUFAKTUR r----------------I...--~
BAlI-lDUNG
Peserta pelatihan diharapkan :
1. Mengetahui spesifikasi elemen mesin penggerak seperti :
pull, sabuk penggerak, rodagigi rantai, rantai penggerak, kopling dan
roda gigi.
2. Mengetahui tanda-tanda terjadinya dan penyebab penyimpangan
"alignment" pada suatu sistem penggerak.
3. Dapat memperbaiki dan melakukan "allqnment" pada suatu sistem
penggerak.
t.. Dapat menentukan metoda "aliqnrnent" yang sesuai dengan kondisi di
lapangan.
5. Mengetahui pentingnya dilakukan pemeliharaan terhadap elemen
mesin penggerak. --
S. Mengetahui proses "balancing" pada puli, rodagigi rantai dan kopling.
7 Dapat bekerja dengan mengikuti dan memperhatikan prosedur
keselamatan kerja.
10. 2ALIGNMENT
Te 0 ri
d
I
j C
~~Ir'"
I ~~~e:_..cl'>.-Ql~W-
I
I i
I I
~-------------)
~ POLITEKNIK MANUFAKTUR f - - - - - - - - - - - - - - - - - ' - - - - - - - - - l
< • BANDUNG
; '.~:~
L-_-----....l...----------------1....--i
..'
Poros
llAlignment' dilakukan untuk
memelihara elemen mesin pemindah
putaran atau daya, seperti :
a. Kopllng
b. Pull dan sabuk penggerak
c. Rodagigi rantai dan rantai
penggerak
.d, 80dagigi
e. Bantalan
"Alignment' merupakan suatu proses
yang meliputi :
a. Kesatusumbuan seperti pada
kopling
.'0
11. I
I.
3ALIGNMENT
Te 0 ri
<P"'a~ITEKNIK MANUFAKTUR 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - ' - - - - - - 1
.:: . BANDUNG
c. Ketegaklurusan antara elemen
mesin penggerak dengan sumbu
porosnya seperti pada rodagigi.
b. Sejajar
II. KOPLING
- .Kopling·digunakan sebagai elemen
mesin pernindah putaran ·atau daya
dari suatu pores penggerak ke pores
yang digerakan, dimana kondisi sumbu
poros tersebut :
a. Satu sumbu
.
Pores ydC"9
digerakan
Roda gigi
_. -
Poros pert]gerak
Poros pE!'Wrak
I
r
, =
-l b. Kesej aj aran sumbu poros dan. ,"0.
r~',..
i
kesebarisan elemen mesin
penggerak dengan sumbu porosnya
seperti pada pull.
Penggaris
,
i
i
"
l. =
i
. l
. '.' t
12. 13
3. Penyimpangan menyudut horisontal.
Untuk memperbaiki kondisi sumbu
poros menyudut maka sumbu pores
harus digeser kearah kiri atau kanan
dengan besar yang berbeda.
2. Penyimpangan kesejajaran vertikal.
Sumbu diantara dua poros__ sejajar,
untuk memperbaiki kondisi tersebut
sumbu poros dinaikkan atau diturunkan
dengan besar yang sama.
11.8.JENIS PENYIMPANGAN KESUM
BUAN PADA KOPLING
1. Penyimpangan menyudutvertikal .
Penyimpangan ini terjadi apabila
antarasumbu paras penggerak dan
yang digerakkan menyudut. Perbaikan
dilakukan dengan menaikkan atau
menurunkan sumbu paras.
ALIGNMENT
Teo r i
i
kNIK MANUFAKTUR !"-------------,-'---------4
BANDUNG I!
~------------~"
I
I
31. "Coneten velocity joint couplingll
Kopling ini digunakan untuk
memindahkan daya dan putaran yang
konstan. Bola berfungsi sebagai
I perantara untuk mener-uskan daya.
I Keuntungan kopling ini dibandingkan
-I "universei couptiru;" yang lainnya
I ada.lah dapat memindahkan daya yang
) besar walaupun posisinya menyudut.
,~'--~------------
13. 14
4. Penyimpangan kesejajaran
horizontal.
Sumbu diantara dua paras sejajar,
untuk memperbaiki kondisi tersebut
sumbu pores harus digeser ke arah kiri
atau kanan dengan besar yang sarna.
acTANDA TERJADINYA PENYIMPA
NGAN PADA KOPLING
1. Pada saat mesin beraperasi :
a. Terjadi getaran yang tidak normal di
sekitar kamponen, terutama pada
paras dan timbul suara yang tidak
normal.
c. Terjadi panas yang berlebihan pada
bantalan atau kopling.
b. Paras beserta kapling terlihat
rnenqayun,"terutarna apablla [arak
paras penggerak dan diqerakkan
jauh.
ALIGNMENT
I e o r l .
_ ....
~- ...
- - .... - ....l~
.·NIK'MANUFAKTUR f----------------l...-------l
':BANDUNG
14. b. Kerusakan pada bantalan.
15
Pada saat mesin diam :
Kerusakan atau kea~san pada
elernen kopling.
I c. Kerusakan pada paras.
lID. METODA PEMERIKSAAN PEN
YIMPANGAN KESUMBUANPADA
KOPLfNG
1. Menggunakan IIstraightedgelt
dan
'reeler gauge".
"Straightedge" digunakan untuk
memeriksa kerataan suatu permukaan
(a) dan 'reeler gauge" digunakan untuk
mengukur celah atau ruang antara (b).
j 2.j
i
I a.
II,
II
I
ALIGNMENT
Teori
.....
~- . - . --:::;:......_"""l'l;:
..---'
b.
I / ' ":' -
.1• ./ ",. ~Bengkok
a
~J( : )
15. ALIGNMENT 16
'~IK MANUFAKTUR f-----------------'------l
r i
Untuk memeriksa penyimpangan
paralel digunakan IIstraightedgell
pada
permukaan diameter luar kopling .
. Sesar penyimpa,ngan yang terjadi
diukur dengan IIfeeler gauge".
I
I
I
Untuk memeriksa penyimpangan
menyudut digunakan "feeler gaugell
I
pada jarak diantara permukaan sisi
kopling. Kedalaman "teeter gauge"
pada ernpat poslsl harus sarna. .
2. M~,Dgguna~an jangka sorong dan
mistarba]a.
Mistar baja digunakan untuk
memeriksa penyimpangan paralel dan
sebagai pengganti dari IIstraightedge".
Pada kopling yang rnernillkl jarak
antara permukaan slsl kopling yang
ag ak besar, untuk memeriksa
penyimpangan menyudut digunakan
jangka sorong pada empat posisi
dengan kedalaman yang sarna,
Te 0
I $
o.~
._.~: 9t
Pores disetel I
Feeler ga:.t;e
27~".' ,'"
- .
e
·Fbros disetel .
2 .z-r.
219
lW"
'jNDUNG
16. ALIGNMENT 17
3. Menggunakan lIdia! lndicstor".
"Dial lndicetot" digunakan untuk
memeriksa penyimpangan para.lel dan
menyudut seeara bersamaan. Arah
putaran jarum pada "dial indicator'
rnenunjukkan posisi penyimpangan
sumbu kopling.
a. Metoda "face and rim"
Metoda ini sangat tel it; apabila
dilakukan pada kopling dimana [arak
.diantara perrnukaan kopling (,'gap"
lebih keeil dari diameter kopling.
Apabila "dial indicator'tidak dapat
dipasang pada kopling~ sepasang alat
bantu harus dibuat dan dipasang pada
poros,
Hasil pengukuran didapat pada
empat posisi (0°,90°, 180°, dan 270")
untuk masing-masing "dial indicator'.
Hasil tersebut akan menentukan posisi
penyimpangan paralel dan menyudut
(horisontal dan vertikal).
Alat
bantu
Dial indicator 1
Te 0 ri
·n~~
Pores lselelv ~
180"
Dial indicator 2
0°
zn~
<:1600
17. ALlGNMENT 18
Apabila konstruksi mesin
menggunakan 'journal bearing" atau
"bush" (memungkinkan poros bergeser
kearah axial), maka poros harus
dikunci, sehingga tidak berqeser ke
arah axial yang akan mempermudah
pemeriksaan posisi menyudut.
b. Metoda "reverse indicator"
Metoda ini sesuai digunakan pada
kondisi dimana jarak diantara
pe.rmukaan sisi kopling (''gapl') lebih
besar dari diameter kopling dan kedua
pores dapat diputar secara bersamaan.
HasiI pengukuran pada kedua
permukaan diameter kopling akan
menggambarkari posisl penyirnpanqan
para.lel dan rn enyudut secara
bersamaan dalam arah vertikal dan
horisontaL
Karena alat bantu yang digunakan
cukup panjang, berat dari peralatan
tersebut akan mernpenqaruhl hasil
pemeriksaan ("bracket sag'').
Untuk perhitungan selanjutnya
"bracket sag" harus diperhatikan.
.~.
Te 0 r i
0"
Dial indicator 1
Posisl hcrisontal
...... ......... ...- ............ .....
.... _'......
--~~~~~
: Bracket sa]
Dial incfcator 2
18. ALIGNMENT 19
Te 0 r i
-----:..:..::::/--...:. -- - -- ;
r- --~----
Posisi dial (-0.' )
(Neraca pegas ditepasJ
Pada pengukuran "breckei seq".
neraca kecil dibutuhkan untuk
menentukan besar gaya pencapaian
posisi horisontal.
Misalkan hasf pengukuran neraca
kecil sebesar 5 N untuk mencapai
posisi horisontal, kemudian pindahkan
pemegang "diet indicator' ke poras.
Atur "aiel indicator" pada posisl "0",
kemudian lepaskan neraca kecil,
apabi!a penyimpangan pembacaan
pada "ate! ind[C??:to(' sebesar (..{~,1) mm
berarti besar penyimpangan total
adalah (-2).(-0,1) = + 0,2 mm.
Apabila "qep" kopling lebih besar
dari diameter kopling dan metoda
pemeriksaan yangdigunakan 'ieee and
rim1/, maka akan didapa:tkan hasil
pemeriksaan yang kurang tellti, Hal
tersebut dapat dibuktikan dengan
memasang "diet indicator" pada
permukaan diameter luar kopling
lainnya.
c. Metoda "ieee to face distence".
Metoda ini digunakan apabila [arak
antara permukaan kopling jauh dan
jenis kopling yang digunakan "specer
couplingl l
atau /lf/oating shaft couplirq".
19. 20
ltE. MENGHITUNG BESAR PENYIMPA
NGAN PADA KOPLING
1. Menggunakan "straightedge" dan
"teeter gaugell
atau rnlstar baja dan
jangka sarong.
Dari suatu pemeriksaan di dapat
data pada empat posisi.
4. Metoda "optics! alignmenf'.
Proses In! menggunakan
perlengkapan peralatan secara khusus,
dan basil pemeriksaannya lebih teliti
dibandlnqkan dengan proses lainnya.
Peralatan ini dilengkapi dengan sistem
"computerized",
Deng an menggu nakan sinus
segitiga (dua segitiga yang-sebangun)
maka akan didapat bahwa kt harus
dinaikan sebesar 0,7 mm dan k2 harus
dinaikkan sebesar 0,5 mm. Sesar
penyimpangan dapat juga ditentukan
dengan cara grafis. Lihat lampiran 26.
2. Menggunakan "dial indicator"
a. Metoda "ieee and rimll
"Dial indlceiot" 1 digunakan untuk
mengetahui besar penyimpangan
pararlel dan "dial itidicetor" 2
digunakan untuk mengetahui
penyimpangan menyudut.
27(1)
ALIGNMENT
Te 0 ri
K-MANUFAKTUR I - - - - - - - - - - - - - - - - L - - - - - l
r-:mUNG
Sin CC =CG5
SO
20. ALlGNMENT 21
Te ori
008
1M
W180"
~
o
2 oQ,2 000,2 9Cf
t04
18
;". ~a ~O
0008 +0,06
~Sintl=C-CB
- - -1RQP •. -i;;-- -1800
'U ,rU'~=-'ii~,:.,
Untuk menentukan besar perqeseran
(penyimpangan horisontal) lihat "die!
lnaicetot" 1 dan 2 pada posisi 90° dan
270°, Untuk memperbaiki kondisi
tersebut maka kt harus diges er
sebesar 0,68 mm dan k2 harus di geser
sebesar 0,36 mm ke arah 270°. Lihat
lampiran 27, menggunakan cara grafis.
Untuk menentukan besar penaikan
atau penurunan (penyimpangan
vertikal) lihat "dial indicator' 1 dan 2
pada posisi 0° dan 180°. Untuk
memperbaiki kondisi tersebutmaka k1
dinaikan sebesar 0,67 mm dan k2
dinaikan sebesar 0,35 mm.
b. Metoda "reverse lnaiceiot"
_ ''Dial indicator" 1 dan 2 digunakan
untuk menqetahui - besar
penyimpangan para/el dan menyudut
dalarn posisi vertikal dan horisontal.
Untuk menentukan besar penaikan
atau penurunan lihat "dial indicator" 1
dan 2 pada posisi 0° dan 180°. Untuk
memperbaiki kondisi tersebut maka k1
harus dinaikan sebesar 0,425 mm dan
k2 harus dinaikan sebesar 0,675 mm.
Lihat lampiran 28, menggunakan
cara gratis.
21. ALIGNMENT 22
Untuk menentukan besar
pergeseran lihat "dial indicator' 1 dan 2
pada posisi 90° dan 270°. Untuk
memperbaiki kondisi tersebut maka k1
harus digeser sebesar 0,9 rnm dan k2
harus digeser sebesar 1,1 mm ke arah
90°.
Untuk menentukan besar
pergeseran lihat "dis! indicator' 1 dan 2
pada posisi 90
0
dan 270°. Untuk
memperbaiki kondisi tersebut maka k1
harus digeser sebesar 0,125 mm dan
k2 harus digeser sebesar 0,175 mm ke
arah 270°.
c. Metoda "ieee to face distence"
IIOla! indicator' 1 dan 2 digunakan
u ntuk mengetahui besar
.penyimpangan .paralel dan menyudut
dalam posisi vertikal dan horisontal.
Untuk menentukan besar penaikan
--atau penurunan Iihat "die! indicetor;
dan 2 pada posisi 00
dan 180°. Untuk
memperbaiki kondisi tersebut maka k1
harus dinaikan sebesar 0,3 mm dan k2
harus dinaikan sebesar 0,1 mm.
Lihat lampiran 29, rnenqqunakan
cara grafis.
Te 0 r i
co
27rfr:;:)9(f'
~180" -
20r+0,1
100 W~~l
K2
.._. .t.
~·oO"
02
180"
;27Q)~
<:1BO"
22. 23
II.F PERBAIKAN PENYIMPANGAN
PADA KOPLING
Untuk memperbaiki penyimpangan
vertikal, kakl-kaki pada mesin harus
dinaikan atau diturunkan sesuai
dengan perhitungan, sebagai
pengganjal digunakan "shim".
"Shim" dibuat sedikit lebih besar
dari lebar kaki mesin dan terbuat dari
material yang kaku. Hindari
penggunaan beberapa buah "shim"
yang ditumpuk menjadi satu karena
memungkinkan "shim" bersifat seperti
pegas.
Untuk memperbaiki penyimpangan
horisontal, kaki-kaki pada mesin harus
.. dige'sef' sesuai 'perhitungan. Untuk
mengetahui besar perqes er an,
digunakan sepasanq "dial tndicetor"
padakaki-kaki mesin.
Pada saat memperbaiki
penyimpangan pada kopling, lakukan
terlebih dahulu perbaikan menyudut
(pendekatan) dengan [alan mengatur
IIgapll pada empat posisi. Kemudian
perbaikan secara teliti dilakukan.
ALIGNMENT
Te 0 r i
leO'
t
Block gat..geI
feeler gauge
23. ALIGNMENT
Te 0 r i
24
Untuk mencegah pergeseran mesin
pada saat dijalankan dan pemasangan
ulang setelah proses perawatan mesin,
digunakan pena sebagai penepat dan
pengamanan terhadap pergeseran
mesin.
r-l.L---iI.l.-_...JJ.----l.a-.....,
I.G. HAL-HAL LAIN YANG BERHUBU
Corcreta
base
NGAN DENGAN KOPLING
1. Dudukan dan pondasl rnesln
Komponen penggerak dan yang
digerakan pada saat datang dari pabrik
pembuat ada yang dipasang dalam
satu dudukan rata yang disebut "steel
baseplates",
Hindari pemasangan komponen
mesin secara langsung padalantal di
pabrik. Gunakan "base "pad" agar
kaki-kaki dari komponen mesin dapat
duduk dengan rata dan ketelitian
perbai kan dapat dicapai.
Pada suatu kondisi tertentu
pemasangan bertingkat dapat juga
dilakukan, seperti pada mesin yang
memiliki "frame work". Untuk
pemasangan digunakan pelat penyangga
yang dapat menumpu komponen. Pelat
penyangga akan menambah kekuatan
susunan dan memberi keseimbangan
pondasi. Tebal minimum pelatpenyangga
sebesar diameter bautyangdigunakan.
24. 25
Komponen yang dijadikan referensi
adalah komponen yang sukar
digeser/dipindahkan atau apabila
pernlndahan dilakukan _ akan
mengganggu instalasi yang sudah
terpasang. Pada pemasangan majemuk
(rrielalui "speed reducer" arah
penyetelannyadart pompa ke motor.
3. Pemeriksaan beberapa elemen
mesin
a. Bantalan
Agar mesin dapat bekerja dengan
maximal, bantalan harus diperiksa
terhadap batas toleransl yang diijinkan.
Pemeriksaan arah radial dilakukan
dengan menekan pores seperti pada
gambar. Batas taleransi yang diijinka~
0,00311
(0,075 mm) TIR (lltotal indicating
reading'). Lihat lampiran 30 dan 31 .
2. Penentuan referensi pemasangan
Sebe!um melakukan pemeriksaan
dan perbaikan, kita harus menentukan
sebuah kornponen yang akan dijadikan
sebagai referensi terhadap komponen
lainnya. Komponen tersebut harus di
I/Ieveling11terlebih dahulu.
Pemeriksaan poros arah axial
dilakukan dengan menarik dan
mendorong pores. Batas toleransl yang
diijinkan 0,001" -7 0,004" (0,025 + 0,1
mm) TIR.
Lihat lampiran 31 .
ALIGNMENT
Te 0 r i
Sjji~ level
/
Referensi
L
'bLlTEKNIK MANUfAKTUR }--------------....L-----I
'., BANDUNG
25. ALIGNMENT 26
Te 0 r i
Penyiku
Dial irlkattx
b. Paras
Salah satu penyebab rusaknya
komponen mesin pada saat beroperasi
adalah poros yang bengkok. Lakukan
perbaikan sedapat mungkin, ape•..bi!a tidak
memungkinkan ganti pores terseoet,
c. Kopling
Dlmensi kapling mempunyai batas
toleransi seperti selindrisitas dan
keteg aklurusan sisi kopling dengan
sumbu pusat. Pada rpm < 3600 :
_. . _ . ~
1. 0 kopling < 12" (304 mm) toleransi
maximum 0,006" (0,15 mm)TIR.
2. 0 kopling > 12" toleransl maximum
= 0,008" (0,20 mm) TIR
Pada rpm> 3600 toleransi maximum ==
0,004" (0,1 mm) TIR.
4. Pemeriksaan kaki-kaki komponen
mesin,
Pada saat mesin duduk di atas
"base plates", kaki-kaki dari mesin
harus menempel dengan rata pada
"base plates". Periksa kondisi tersebut
dengan menggunakan "feeler gaugell
•
Untuk pemeriksaan yang teliti
digun akan "dial indicator" yang
dipasang pada kaki mesin. Apabi la
terjadi regangan pegas pada kaki-kaki
motor gu nakan "snutt' untuk
mengganjal kaki-kaki mesin.
26. ALIGNMENT 27
Teo ri
5. Toleransi penyimpangan.
Toleransi penyimpangan menyudut
dan paralel yang diijinkan tergantung
dari jenis kopling dan rekomendasi
pabrik pembuat. Untuk kondisi umum
(kasar) dapat dijadikan patokan
sebagai berikut :
-Eij.. - rpm < 3600 ; TIR = 0,004" (0,1 mm)
- rpm> 3600; TIR =0,002" (0,05 mm)
' Toleransi "qep" kopling didapat dad
I
, rekomendasi pabrik pembuat. Pada saat
memesan kopling mintaIah data
spesfikaslnya agartidak terjadi kesalahan
padais-am penggunaan-kopling.
. .-J;
)
, .
.
Driven mad'ifle
Diivirg machine .
Toleransi ketinggian dari sumbu
pores terhadap landasannya harus
diperhatikan dan berhubungan dengan
penyimpangan parale!. Lihat lampiran
32 mengenai tabel batas ketinggian
penyimpangan sumbu pores terhadap
landasannya.
6. Keselamatan kerja.
Pada saat beroperasi kopling yang
berputar dapat menyebabkan
kecelakaan bagi manusia yang berada
di sekitarnya. Untuk menghindari hal
tersebut harus dibuat tutup pelindung.
27. 28
Pada saat dilakukan pemeliharaan
atau perawatan pada koplinq, gunakan
peralatan atau alat angkat yang sesuai
untuk menghindari kerusakan pada
sistem yang digunakan dan
menghindari kece-Iakaan teknisi
pemeliharaan.
7. Pemeliharaan kopling
Gunakan pelumas yang sesuai
pada kopling. Jenis dan jumlah
pelumas yang digunakan harus sesual
dengan rekomendasi pabrik pembuat.
Lakukan pemeliharaan secara berkala
sesuai dengan jadwal.
Lihat lampiran 33 dan 34,
mengenai kartu pemeriksaan kopling.
Gunakan kopling yang telah di
''balancing'' untuk pekerjaan yang teliti
dan halus. Proses "balancing" akan
dijelaskan pada bagian terakhir.
Pada saat anda akan mengganti
kopHng yang lama dengan yang baru
.anda harus rnemperhatikan beberapa
faktor, seperti ; ukuran dlrnensl kopling,
bahan materia! kopling, rpm kopling,
besar daya yang mampu diterima
kopting, dan jenis kopling yang
digunakan.
AUGNMENT
Teo ri
S~id so
PerqJrangan material
---.
-'
r-- thEKNl:C MANUFAKTUR1------------------1.------1
-' BANDUNG I
28. AllGNMENT
Teo r i
c
5V 1400
Sv = potongan silang 5v
;~ '; 1400 = panjang efektif = 140 inchi
29
[II PUll DAN SABUK PENGGERAK
liLA. JENIS PUll DAN SABUK
PENGGERAK
1. Puli dan sabuk penggerak "vee".
U ntuk memindahkan daya dan
putaran diperlukan koefisien gesek
yang baik diantara puli dan sabuk
penggerak.
Bagian datarn dad sabuk penggerak
"vee"terdiri dari :
a. Karet sebagai pembungkus.
b. Tenunan .atau kawat dari materlal
mampu regang yang menerima
beban utama.
c. Material mampu tekan yang
menahan tekanan pada dinding sisi.
d. Lapisan mampu regang yang
menahan lenturan berulang.
.Sabuk penggerak "vee" mernpunyai
ukuran...standar.dan simbol tertentu
sesuai dengan penggunaannya,seperti
pada: industri, pertanian dan automotif.
Simbol umum sabuk penggerak "vee".
a. industri:
Konstruksi berat A, 8, C, 0, E,
3V, SV, av.
Konstuksi ringan 2L, 3L, 4L, 5L.
b. Pertanian: HA,HB,HC,HD,HE.
c. Automotif: 0,38", 11/16",3/4", 7/8", 1".
29. ALIGNMENT 30
Te 0 ri
Beberapa [enis sabuk penggerak 'vee"
dirancang agar:
- tahan terhadap ali dan panas
dapat menghantarkan arus listrik
tahan terhadap debu/kotoran
Lihat lampiran 35 dan 36.
Pemilihan sabuk penggerak didasari
oleh kecepatan putar (rpm)" dan besar
daya yang akan dipihdahkan. Pada
saat penggantian sabuk penggerak,
- perhatikan bahwa nomor seri sabuk
pengganti harus sarna dengan nomor
I seri sabuk yang diganti.
i Uhat lampiran 37.
I
f I e
Dlrnensi puli yang digunakan harusi
sesuai deng an dlm ens L sabu k
penggerak yang digunakan. Sebagai
contoh untuk alur sabuk jenis A,B,C,D
dan E sudut alur yang digunakan.
36°,34°, atau 32°.
Lihat lampiran 38.
Pada kondisi tertentu sabuk penggerak
[Vee" dipasang dalam jumlah lebih dari
satu. Pada saat anda akan mengganti,
anda harus memesan jenis sabuk
dalam satu set untuk pemasangan
majemuk.
Ganti semua sabuk walaupun
kerusakan hanya terjadi pada satu
buah sa]a.
30. ALIGNMENT
Te 0 ri
31
Sebuah motor dengan kecepatan
potar 1750 rpm dan daya sebesar 0,5 HP
menooerakan mesin tor dengan kecepatan
p...rtarsprdel seoesar 1200rpm.
Jarakdiantara sumbu pores rrotor dengan
sumbJ splrdel seoesar 20 inchi (perkiraan).
Terrtukan jenissatuk "vee" dan potongan
silang beserta panjang sabuk yang
digunakan.
Berdasarkan kecepatan putar
1750 rpm dan daya sebesar 0,5 HP
akan diperoleh :
- Diameter luar puli terkecil (pada
motor)" 2,75 tnchl.
Potongan silang sabuk penggerak
"vee" = 1/2" X 5/16"(type A}
Lihat lampiran 39.
Diameter luar pu!l yang
digerakkan, ditentukan oleh kecepatan
putar.motor penggerak -= 1750 rpm,
diameter luar puli penggerak = 2,75
inchi dan kecepatan putar spindel
sebesar 1200 rpm. Dari data didapat
diameter luar pull yang digerakan
sebesar 4,0 inchi.
Lihat lamplran 40.
Berdasarkan jumlah kedua buah
diameterluar pull, akan diperoleh:
Jarak diantara sumbu pores motor
dengan sumbu spindel sebesar 20,4
inchLPanjang sabuk penggerak
'Vee" =52 inchi.
Lihat lampiran 41 .
31. ALIGNMENT 32
Te 0 ri
2. PUll DAN SABUK PENGGERAK
QATARwPfl'?///2/21
Potongall r.e.inf2nq Sdbuk datar
Sabuk penggerak datar
memindahkan daya atau putaran
berdasarkan gesekan pada jarak
diantara dua sumbu pores maximum =
10m, kecepatan maximum = 30 m/det,
dan daya maximum =500 HP.
Bahan' sabuk penggerak datar
bermacam - macam, seperti :
a. Kulit
b. .Karet atau tali tenunan
c. Plastik
d. Kain tenunan
Pemilihan bahan sabuk
penggerak berdasarkan besar daya
yang dipindahkan dan kondisi kerja.
Penyambungan sabuk penggerak
dapat dilakukan dengan metode :
a. Vulkanisir
b. Renda kawat
c. Jahitan
d. Perekat
32. AUGNMENT
;p;;''bLiTEKN!K MANUFAKTUR f------------------'-------i
BANDUNG Te 0 ri
e. Jepitan pelat
Bentuk ujung sabuk penggerak
datar terbagi ke dalam dua jenis, yaitu :
a. Ujung. miring,---digunakan pada
putaran tinggi.
b. Ujung bertingkat, digunakan pada
putaran rendah.
- Puli untuk sabuk penggerak datar
terbagi dua jenis :
a. Puli datar
b. Puli mahkota
Lihatlampiran 42.
Sabuk penggerak datar dapat
digunakan secara luas, seperti :
a. Posisi sumbu sejajar
b. Posisi sumbu menyudut
]
;":.
b
b
Puli pengarah
..
,
---=
33. ALIGNMENT 34
Te 0 ri
3. Puli dan sabuk penggerak posltif
cttiming belt'j
Putaran atau daya dipindahkan
berdasarkan hubungan antara gigi-gigi
yang berpasangan pada puli dan sabuk
penggerak positii.
Pada saat berputar, sabukPuieren
searahjarumjam penggerak akan tertuju pada salah
satu sisi puli. Untuk menentukan posisi
__ sabuk pe.oggerak posit'! pada sisl pull,
perhatikan arah putaran dari motor
,Ir penggerak. I
a. Searah jarum jam.
---.....
-
Pufaran berlawanan
arahjarumjam
-.... b.. -Ber:lawanan arah jarum jam,
)
perm::
, 11 -'
I
,/
tV
~
pun yang digunakan mempunyai
IIflange" kedua sisinya. Pemasangan
yang terbalik akan menyebabkan
sabuk penggerak positif terlepas dan
pull pada saat beroperasi.
34. ALIGNMENT 35
3. Penyimpangan kesebarisan pulL
Ke. dua puli tidak sebaris sehingga
akan mengakibatkan sabuk penggerak
terpasang tidak sesuai pada alur puli,
dan sumbu ke dua poros dalam
keadaan paralel.
III 8. JENIS PENYIMPANGAN PADA
PULI DAN SASUK PENGGERAK
1. Penyimpangan menyudut sumbu
poros arah vertikal.
Penyimpangan terjadi karena
salah satu poros atau kedua pores
tidak "ievei" terhadap bumi dan saling
membentuk sudut.
2. Penyimpangan menyudut sumbu
poros arah horisontal.
Penyimpangan diakibatkan karena
sumbu kecua pores -tidak sejajar dan
membentuk sudut, pada kondisi
tertentu kondisi ke dua pores "/eve!"
terhadap burni.
III.C. TANDA TERJADINYA PENYIMPA
NGAN PADA PULIDAN SABUK
PENGGERAK.
Pada saat mesin beroperasi,
terjadinya penyimpangan ditunjukan
dengan terpuntfrnya sabuk penggerak
pada pull atau terlepasnya sabuk
penqqerak dari pull.
Te 0 r i
0 e
~.t-. ~
f-
a 0
I
'0
0
I
.....
0
(I
-wu
~ ~ ..==-,
35. 36
Pada saat mesin tidak beroperasl,
terjadinya penyimpangan terlihat dari
posisi sabuk penggerak yang
terpasang tidak pas pada puli, dan
terjadinya keausan pada "flange" sabuk
penggerak positif.
Lihat larnpiran 43.
III,D.,PEMERIKSAAN PENYIMPA
NGAN PADA PULl DAN SABUK
PENGGERAK
Penyimpangan sumbu poros arah
vertikal dapat diketahui dengan
menggunakan "spirit fever' atau
"clinometer'.
. Untuk mengetahui penyimpangan
kesejajaran sumbu -p~oros - arah
horisontal pada paras yang sudah di
"tevei", digunakan mistar atau ba:tang
pengukur.
...
Penyimpangan kesebarisan puli
dapat diperiksa dengan menggunakan
mistar perata. Pada kandisi dimana
[arak antara sumbu poras yang jauh,
benang atau kawat dapat digunakan
untuk memeriksa penyimpangan yang
terjadi.
ALIGNMENT
Te 0 r i
Suaian yang
benar
a
Spirit
level
4 - - ' - _ .
l-
t: I
tl
Histar-{ I
t I
t t
..
Aus pada diemeter
luar d<1sar sabuk
Histarl
~:::::===--. perata
r#;BLkawat
EKNIK MANUFAKTUR I----~ ~___'___ ____I
," BANDUNG
36. 37
III.E. PERBAIKAN PENYIMPANGAN
PADA PULl DAN SABUK
PENGGERAK
Untuk memperbaiki penyimpangan
sumhr pores arah vertikaJ, kakH<aki dan
sistem penggerak diganjal dengan
menggunakan "shimr~ Padakordisi tertentu
landasan sistern penggerak dapat
diturunkan dengan menggerinda atau
mengikisnya.
Penyimpangan kesejajaran surnbu
poros arah horisontal dapat dilakukan
dengan jalan menggeser kaki-kaki
komponen sistempenqqerak, .
Puli yang tidak sebaris .dapat
diperbaiki dengan jalan menggeser puli
ters ebut terhadap porosnya atau
rnenqqeser slstern penggerak secara
keseluruhan.
UI.F. MENGATUR TEGANGAN
SABUK PENGGERAK
Pengaturan tegangan sabuk
penggerak akan mempengaruhi
efisiensi pemindahan daya atau
putaran. Gambar dIsamping
menunjukan perbedaan diantara
tegangan sabuk penggerak yang benar
dan yang salah.
ALIGNMENT
.Te 0 r i
Cfinometer
d Shim
37. 38
Untuk mengatur tegangan sabuk
penggerak yang sesuai, pengaturan
tegangan dapat dilakukan dengan
beberapa cara sesuai dengan kondisi
jarak sumbu poros, seperti :
a. Dapat diatur
b. Tetap
Pada kondisi ini, pengaturan
teg angan dapat dllakukan denqan
menggunakan "idler" yang sesuai
dengan jenis pun yang digunakan.
. Besar tegangan sabuk yang
dfijinkan untuk jenis sabuk penqqerak
berbeda-beda. Untuk jenis sabuk
penggerak yang sarna, tetapi buatan
pabrik yang berbeda, besar
tegangannya akan berbeda juga.
Mintalah selalu daftar rekomendasi dari
pabrik pernbuat,
Untuk mendapatkan defleksi yang
sesuai, besar gaya yang diberikan
pada sabuk penggerak harus sesuai
dengan rekomendasi pabrik pernbuat.
Untuk mengetahui besar gaya yang
diberikan digunakan neraca pegas
pengukur gaya.
Lihat lampiran 44.
ALIGNMENT
Te 0 r i
Bagian yang
digerakkan
PasIS': :engatLJran
kerc-;::r,gan sabuf; penggerak
>NIK MANUFAKTUR ~-~~----------'------1
;':'BANDUNG
38. 39
Untuk mempermudah pengaturan
tegangan dan menjaga tegangan
sabuk penggerak, gunakanlah baut
pengatur tegangan. Apabila
memungkinkan lakukan modifikasi
pada sistem penggerak untuk
mempermudah proses pengaturan
tegangan.
Tegangan dad sabuk penggerak
harus dlp erlks a secara teratur.
K~ausan yang terjadi pada sabuk
penggerak akan merubah tegangan
menjadi lebih longgar.
Defleksi pada sabuk penggerak
datar harus sesuai dengan
rekomendasi pabrik pembuat. Misalkan
panjang sabuk yang terbuat dari nylon
dan bahan kawat inti: 25" akan
dipas anp padaregangan 3 %.
Regangan akan sesuai pada saat
panjang sabuk 25,75" melalui
pengaturan jarak surnbu pores.
ALIGNMENT
Te 0 ri
8
i' 3°/" 1
-1-,.
1
!
/
/
-~
64"'
,=>05is; sabuklama
_------------~ Secara urnurn.besar defleksi pada
sabuk penggerak "vee" adalah 1"
setlap 6411
jarak antara pusat sumbu
pores. Besar deffeksi tersebut berlaku
juga untuk sabuk penggerak positif.
Perhatikan gaya yang diperlukan untuk
mendapatkan def!eksi tersebut. Setiap
pabrik pembuat mengeluarkan nilai
tersendiri.
39. 40
b. "tnternei"
Rasio kecepatan tinggi dan besar
tenaga yang dipindahkan mula} dari Hp
yang kecil sampai 20.000 Hp.
Lihat lampiran 45.
IV. RODAGIGI
IV.A.JENIS RODAGIGI
1. IISpur gear'
Rasio maximum rodagigi adalah 10 :
1, da-i eflsiensl untuk memindahkan
tenaga mencapai 99%. Suhu kerja di
bawah beban tidal< melebihi 1800
F. Jenis
rooagigi ini adaJah :
a. "External"
2. "Hetice! Gear'
Keuntungarfrbdagigi ini adalah :
Gerakan putaran lebih halus
- Faktor suaian yang tinggi
Bentuk gigi yang kuat sehingga
dapat menerima beban yang besar.
Uhat lampiran 46.
Pada dua sumbu pores yang
paralel rasio maximum mendekati 10 : 1,
dan pada dua sumbu pores yang tidak
paralel rasio maximum mendekatl 20; 1.
Pada reduksi kecepatan yang tinggi
diperlukan beberapa susunan rodagigi.
Sumbu dua pores pada rodagigi di
samping saling bersilangan dan tegak
lurus.
ALIGNMENT
Te 0 r i
....,;--- pinion
:lKNIK MANUfAKTUR 1-----------~ ~___1
, B.ANDUNG
t:::t::::::::t1'-'-straight teeth
40. ALIGNMENT 41
Te 0 ri
Perbedaan sudut helix pada dua
rooagigi akan mengakibatkan terjadinya
sudut diantara sumbu poros I dimana :
a. Sudut kurang dari 90° dan arah
helixsarna pada ke dua rodagigi.
b. Sudut kurang dari 900
dan arah
helix berbeda. Sudut helix pada
salah satu rodagigi lebih besar
dari sudut diantara sumbu pores.
"Herringbone gear' adalah salah
satu jenis dari "neuce! gear". Rodagigi
ini digunakan pada konstruksi yang
besar dan berat, Tiga [enis gigi pada
rodagigi ini adalah :
- gigi yang berkelanjutan
- gigi yang mempunyai "gap"
gigi yang berurutan
3. "Bevelqeer"
Radagigi lni digunakan untuk
memindahkan tenaga pada sumbu
paras yang satlnqrnenyudut atau
bersilangan. Rasia maximum diantara
pinion dan "crown wheet' sebesar 7: 1.
Apabiia rasia diantara pinion dan
"crown wheel" sebesar 1 : 1 I rodagigi
ini disebut "mitre qeer".
Uhat lampiran 47.
Selain bentuk gigi yang lurus,
tersedia juga bentuk gigi yang helical.
Ke tiga jenis rodagigi tersebut adalah :
a. IZera! gear'
Sudut heiical rodagigi ini 0° dan
bekerja lebih tenang dan tahan lama
jika dibandingkanyang bergigi lurus.
41. ALIGNMENT
~ormwheel
b. "Spiral bevel gear'
Keuntungan rodagigi ini adalah :
- suaian antar gigi yang lebih haius
- pengoperasian yang tenang
- lebih kuat
kecepatan pengoperasian yang
lebih tlnggi
Secara umum sudut spiral berkisar
antara 30° sampai 35°.
c. "Hypok: gear"
Sumbu diantara pores rodagigi ini
tidak berpotongan. Rodagigi ini
umumnya diqunakan pada paras
belakang penggerak otomotif,
disebabkan penggunaannya yang akan
memungkinkan pusat grafitasi
kendaraan menjadi lebih rendah.
4. IIWorm qeet"
Raslo maximum rodagigi ini adalah
:1 00 :-..1 ,dan digunakan pada:
"Reducing gear unit' antara motor
penggerak kecepatan tinggi dan
poros lurus.
Perlerngkapan pembagi pada alat
bantu mesin.
- Penggerak belakang mobil.
Pada saat penqoperaslannya roda gigi
ini halus dan tenang. Lihat lampiran 48.
Untuk menarnbah kemariipuan
menerima beban, dibuat "cone drive
worm gear" yang merupakan
pengembangan dari "worm qeer":
Kemampuan tersebut disebabkan
jumlah kontak antar gigi yang lebih
besar pada setiap waktu.
42. ALIGNMENT
Te 0 r i
tCXlth stvb
43
5. "Rackand pinion qeer'
Rodagigi ini digunakan untuk
merubah gerakan rotasi menjadi Iinier
atau sebaliknya, dan sering dijumpai
pada mesin perkakas bagian
perlengkapan mekanik pemakanan.
V1.8. JENIS 'PENYIMPANGAN PADA
RODAGIGI
1. Penyimpangan radagigi pada
--paras.
Penyimpangan ini- terjadi karena
proses pembuatan bakal rodagigi yang
tidak sempurna, dimana lubang
dudukan paras rodagigi tidak tegak
lurus terhadap bagian stsi rodagigi.
2. Penyimpangan posisi antara
rodagigi.
_. Penyimpangan ini 'dlsebabkan
karena posisi antara sumbu poros yang
tidak teliti, akibatnya gigi-gigi pada
rodagigi memindahkan beban tidak
sempurna dan rodagigi akan cepat
rusak.
IV.C. TANDA TERJAD1NYA PENYIMPA
NGAN PADA RODAGIGI
Pada saat beroperasi ditandai dengan :
Bengkokatau rusaknya paras.
- Rusaknya rodagigi.
43. 44
IV.D. PEMERIKSAAN PENYIMPA
NGAN PADA RODAGIGI
Untuk memeriksa penyimpangan
radagigi pada pores digun'akan
penyiku. Apabila terjadi penylmpanqan,
ganti radagigi tersebut, karena akan
cepat rusak dan tidak berfungsi dengan
baik. -
2. Menggunakan "feeler gauge".
Cara ini digunakan untuk
memeriksa susunan rodagigi yang
mempunyai "backslash" yang besar.
Perbedaan tebal "teeter gauge" pada
ke dua sisi menunjukan terjadinya
penyimpangan.
Penyimpangan posisi diantara rodagigi
dapat diketahui melalui beberapa cara :
1. Menggunakan tinta pemeriksa.
Perhatlkantlnta pemeriksa pada
permukaan gigi rodagigi. Terhapusnya
tlnta pemeriksa pada salah satu sisi
menunjukan terjadinyapenyimpangan.
Pada saat rodagigi tidak
beroperasi, penyimpangan ditandai
dengan keausan yang tidak merata
sepanjang permukaan gigi pada
diameter tusuk rodagigi.
Lihat lampiran 49.
ALIGNMENT
Te 0 r l
markirr.]r.F-:[Jm
wiped off.
TEKNIK IVANUFAKTURf. -'--__--l
,. BANDUNG
44. 45
Penyimpangan posisi diantara
rodagigi dapat diperbaiki dengan jalan
menggeser sumbu salah satu pores
setelah ke dua poros terlebih dahulu di
"Ieveling
lf
•
3. Menggunakan mistar perata.
Cara. ini digunakan pada rodagigi
berukuran kecil. Penyimpangan
diketahui dengan terlihatnya celah
diantara mistar perata dan bagian sisi
rodagigi.
IV.E. MEN GATU R "BACKLASHIf
PADA RODAGIGI
Setiap susunan rodagigi memiliki
besar "backlashII tertentu, yang
beriungsi untuk mengatasi pemuaian
panas yang terjadi pada rodagigi.
Besar "Backlash" untuk setiap jenis
rodagigi dan ukuran rodagigi berbeda.
'x' z: "width of tooth space"
'y' := "thickness of engaging tooth"
Lihat lampiran 50 dan 51.
. Pada saat proses "tevettrq",
"smm" dlqunakan untuk mengganjal
kaki-kaki sistern penggerak..
ALIGNMENT
Te 0 ri
misfar perata
.. _ ..~-+--t-
~
I x
fKNIK MANUFAKTUR f--------------~--..J..---._.......j
> BANDUNG
45. 46
3. Menggunakan material luuak
mampu tempa.
Untuk mengukur Ibacklashl l
dengan
teliti, material seperti timah yang berbentuk
lembaran atau kawat dapat digunakan.
Material lain dapatdigunakan asalkan leah
luna!< daripada rodagigi. Jepit material
tersetx.rt pada permukaan belakang salah
satu gigi) dan putar susunan rodagigi
untuk me!ewatkannya pada hUbungan
antar rodagigL
"Backlashlf
pada susunan rodagigi
dapat diukur pada beberapa tempat,
hasil akhir merupakan rata-rata dari
penqukuran pada beberapa tempat.
Untuk mengukur IIbacklash" digunakan
' alat pengukur atau a/at bantu lainnya,
seperti:
1. Menggunakan "teeter gauges".
Alat lnl digunakan untuk menqukur
"aecktest:" pada rodagigi ukuran besar.
Pengukuran dilakukan pada saat
bagian yang berpasangan berada pada
garis sumbu pusat antara paras.
ALIGNMENT
Teo r i
2. Menggunakan lembaran material
dengan ketebalan yang diperlukan.
Material yang tipis dapat digunakan
dengan jalan menempatkannya pada
baqian belakang salah satu gigr'pada.
rodagigi, kemudian susunan rodagigi
diputar untuk melewatkan material rnelakn
hubungan rodagigi. Apabila material tidal<
J
rusak•. (backlash" yang terjadi lebih besar
. dan ketebalan material.
--------
malleable material
EKNIK MANUFAKTURI- '---_--1
. BANDUNG
------------_/
46. 47
Setelah material melewati
hubungan antara rodagigi, ketebalan
materiai pada suatu bagian akan
berubah atau terdeformasL Ukur
ketebalan material ters ebut
menggunakan jangka sorong atau
mikrometer.
Bas ar "beckiest:" yang terjadi
adalah perbedaan diantara pembacaan
maximum dan minimum pada "dial
indicetor":
4. Menggunakan "diet indicator',
Ketelitian pengukuran IIbacklashll
tergantung dari ketelitian "dial indicator"
yang digunakan, tempatkan jarum "die!
indikator' pada diameter tusuk
rodagigi.
. Jepit rodagigi pinion agar tidak
bergerak, kemudian putar rodagigi
pasangannya pada duaarah yang
berlawanan.
"I
I
ALIGNMENT
Te 0 ri
min rairg
Deformed maferia(
pinion held stationary
~:'i:KNIK MANUFAKTURr ----..L_~_4
BANDUNG
i
-----------~)
' - - J
47. YANG
DENGAN
48
IV.F. HAL-HAL LAIN
BERHUBUNGAN
RODA GIGl
1. Ketebalan rodagigi.
Tebal rcdagigi memerlukan toleransi
tertentu yang harus diperhatikan.
Toleransi tersebut diberikan karena:
Pada suatu saat rodagigi tersebut
harus diganti.
- Mengatasi pemuaian akibat panas
yang terjadi.
Lihat larnpiran 52 dan 53.
3. Pemeliharaan rodagigi.
Susunan rodagigi dapat rusak
diakibatkan terjadi kontak metal antara
pennukaan gigi!karena faktor pelumas dan
pelumasan. Faktortersebutdiantaranya :
- Kekentalan pelumastidak sesuai.
Jumlah pelumas tidak memadai.
- Sistem pelumasan tidak efektif.
Kontaminasl pelumas oleh debu
atau kotoran.
Untuk mengukur tebal rodagigi,
, digunakan alat ukur khusus. Dengan
m~nggunaka.n jangk.a .~Qrong rodagigi,
t1nggi kepala gig! dan lebar gigi dapat
diukur. Untuk menentukan besarnya,
digunakan rumus.
Lihat ramp1ran 54.
2. Toleransi dimensi rodagigi.
I
, Diameter Il!.ar roc;1ggigi.mempunyai
toleransi:I
i - DP S 24: 0 sampai -0,003"
I - DP> 24: 0 sampai - 0,005"
I Toleransi kesumbuan sebesar
0,002". Periksa juga diameter dalam
rooagigi dan bandingkan dengan to!eransi
suaiannya
ALIGNMENT
Te 0 r i
lspissr: pelumes
. 90°
~v = z.m.sm
Z
:rEKNIK MANUFAKTURt---_~ __L___ ___1
; BANDUNG
48. ALIGNMENT 49LfTEKNIK MANUFAKTUR !-
BANDUNG Te 0 r i
Lingkungan di sekitar
pengoperasian susunan rodagigi harus
dijaga agar tetap bersih. Lingkungan
yang kotor akan mengakibatkan
pelumas pada rodagigi terkontaminasi
oleh kotoran atau debu. Apabi!a
memungkinkan sediakan tutup
pelindung yang berfungsi melindungi
rodagigi dari kotoran dan kemungkinan
kecelakaan yang terjadi.
Lakukan pemeriksaan susunan
rodagigi secara berkala mengikuti
suatu jadwal, karena kerusakan yang
serius dapat dlhlndarkan'deriqan
melihat tanda-tanda awal yang terjadi.
Ganti pelumas dan lakukan penyetelan
apabila diper!ukan.
Uji jalan pada unit rodagigi
keausan merata
terbuka dilakukan selarna 24. jam
dibawah beban penuh.setelah itu
bersihkan pelumas dari permukaan
gigi, dan amati bentuk keausan yang
terjadi pada permukaan gigi. Setelah
kondisi balk, operasikan susunan
tersebut.
Pada saat bekerja pada unitrcx:lagigi,
perhatikan keselamatan kerja, seperti :
Bukatutup pelirdung, hanyapadasam
mesin tdak beroperasi dan sumber
penggerak daJam keadaan terkunci.
Jaga jarak sejauh mungkindari
pengoperasian rodagigi terbuka.
- Jangan menggunakan dasi atau
pakalan.yanq longgar.
Gunakan alat angkat untuk rodagigi
berukuran besar.
~
KARTU'PEMELIHARAAN RODAGIGI
Mesin .............. Fabri< ; "'" " .•..
setl ..............
Ukunon rodalligi: ..........
Tgi
Ganti TarrilM Peri<s.aIPe.ba K"ncar>g
011 0Ii Suhu bOOan ksn baut
I
I I
I I!
I
I I,
49. 50
V. RANTAI PENGGERAK DAN
IISPROCKETII
V.A. PENGENALAN
Rantai penggerak dapat
digunakan pada kondisi dimana jarak
antara sumbu pores terlalu besar bagi
rodagigi dan menghindari terjadinya
"slip1/. Ukuran dari rantai penggerak
bermacam-macam sehingga dapat
digunakan untuk memindahkan tenaga
mulai yang kecll sampai yang besar.
Lihat lampiran 55.
Rodagigi rantai merupakan
pasangan dari rantai penggerak yang
harus memiliki jenis dan tipe yang sarna
Keuntungan penggunaan rooagigi rantai :
Dapat digunakan pada
temperatur relatif tinggi.
Mudah dalam pemasangan.
Tidak memerlukan tegangan awal.
Lihat lampiran 56 dan 57.
Untuk memindahkan tenaga yang
besar digunakan beberapa susunan
rantai penggerak. Rodagigi rantai yang
digunakan sesuai dengan jumlah rantai
penggerak.
Panjang dari rantai penggerak
dapat diatur dengan [alan memasang
atau melepas rantai, melalui
sambungan berupa:
a. Kelingan
b. Ring
c. Pena belah
d. Mur
ALIGNMENT
Te 0 ri
a:~ Pin link
(onecfirg plate
~@
rtUlJ=='= .::::<:==
a. b.
''rEKNIK MANUfAKTUR f------~--------.l.....---___1
, BANDUNG
50. ALIGNMENT 51
LlTEKNIK MANUFAKTUR f----------~--------'---__I
BANDUNG
Te 0 r i
O
l }"''.9' c;re':s er.
_ ~ driven sh,,1S
Small circles ~
are driving shafts ~
Q =0
Untuk mengatur tegangan dan
mengatasi keausan yang normal pada
rantai penggerak, digunakan "idler
sprockefl. Pengaturan tegangan dapat
dilakukan secara manual atau gaya
pegas pada 'idler sprccnet".
V.S. POSISI PEMASANGAN RANTAI
PENGGERAK
1. Horisontal
Posisi garis yang menghubungkan
titik pusat sumbu poros mendekati
posisi horisontal. Susunan ini
digunakan, dlmana jarak antara sumbu
pus at poros lebih panjang dari
biasanya.
2. Vertikal dengan "tdier sprockef'
Pada rantai p'enggerak posisi
, vertikal biasanya dHengkapi denqan
"idler sprocket" yang berfu ngs i
mengatasi keausan normal yang terjadi.
Posisi pemasangan "idler sproocet":
a. Oi luar rangkaian rantai
penggerak. ll
ldle r sprocket"
dipasang lebih dekat kepada
rodagigi rantai terkecil.
b. Di dalam rangkaian rantai
penggerak.
II/dler sprocket" dipasang lebih
dekat pada rodagigi rantai terbesar.
51. ALIGNMENT 52
2. Penyimpangan kesejajaran sumbu
pores harisontal.
Untuk mernperbaiki penyimpangan
yang terjadi, kaki-kaki sistem penggerak
harus digeser.
3. Vertikal tanpa II idler sprocket"
Salah satu poras tidak belen
berada tepat di atas pores yang lainnya.
SudLIt diantara pores yang terjadi tidak
lebih dan 60°. Pada sudut yang terlalu
besar, berat dari rantai penggerak
cenderung tertuju pada rodagigi rantai
yang lebih rendah, yang akan
mengurangi efisiensi pemindahan
tenaga.
V.C. J ENIS PENYIMPANGAN PADA
RODAGIGI RANTAI DAN
RANTAI PENGGERAK
1. Penyimpangan kesejajaran sumbu
poras vertikal.
Penylmpangan sumbu poras
ve rtl ka./ te rjad i karena sistem
penggerak tidak di "level" terlebih
dahuiu. Gunakan "shim" untuk
memperbaiki posisi tersebut.
4. Majemuk
Sistem pemasangan ini sering
dijumpai pada mesin tenun, yang
mempunyai beberapa poras.
Perawatan pada sistem penggerak ini
lebih sulit bila dibandingkan dengan ke
tiga sistem sebeiumnya.
Te 0 r i
D
o
Driven s,~-=ft
;
. " "t
52. 53
3. Peyimpangan kesebarisan
rodagigi rantai.
Posisi rodagigi rantai yang tidak
sebaris dapat dicapai dengan
menggeser salah satu rodagigi rantai
terhadap porosnya.
V.D. PEMERIKSAAN PENYIMPANGAN
PADA RODAGIGJ RANTAI DAN
RANTAI PENGGERAK
Penyimpangan kesejaiaran sumbu
poras vertikal dapat -diperiksa dengan
menggunakan "spirit level' atau
"ctlnometer" pada ke dua buah poras.
Pemeriksaan penyimpangan
kess]alaran__ sumbu r?0ros horisontal
dapat dilakukan dengan m.enggunakan
mistar perata pada dua posisi yang
berbeda pada paras.
,A.,pati[a[arak PJsat sumru poras terlaJu
besar, penyirnpangan dapatdiketahui
melalui pengukuran jarak diantaradiameter
luarpada beberapa posisi.
Penyi mpangan kesebarisan
rodagigi rantai dlperiksa dengan
menempatkan mistar perata secara
melintang pada bagian slsl rodagigi
rantai.
ALIGNMENT
Te 0 r i
Spirit {e,'el
r~!U;j
I
~~-
I • 0
U-.~_I~~-----i.
I
:,.tbUTEKNIK MANUFAKTURr----. -.......''------_-----..,
.:: BANDUNG
53. 54
V.E. MENGATUR TEGANGAN RANTAI
PENGGERAK
Tegangan rantai penggerak pada
saat beraperasi rnernpunyal nilai
tertentu agar -dapat beroperasl secara
efisien. Gunakan· mistar perata dan
penggaris untuk mengukur tegangan
yang terjadi.
Besar defleksi pada saat
penguku ran ditentukan al eh jarak
antara sumbu pores. Secara umum
besar defle_k~i sebesar 2%. dari jarak
antara sumbu pores. Pada saat
membeli rantai penggerak, mintalah
rekomendasi dari pabrik pembuat
mengenai besarnya defleksi. Lihat
lampiran 58.
Gunakan "idler sprocket" atau
Iakukan penggeseran sistem
penggerak untuk mendapatkan besar
defleksi yang diijinkan.
. Pad a saat beroperas i, rantai
bagian atas sebaiknya -Iebih tegang
daripada rantai bagian bawah. Apabila
sisi bagian atas longgar, kemungkinan
pada suatu saat akan menggesek slsi
bagian bawah pada saat beroperasi.
ALIGNMENT
te 0 ri
[
e = 2%>: (
- ..... ' .... ' .' .'
~~bi.ITEKNIK MANU FAKTURf--.--~ ----------'-------1
.;1/ 6ANDUNG
- ~;,
54. -- -
ALIGNMENT 55
Te 0 r i
[nlarr;<:; 2-j
view o~ ;x-h
t
r -Oil
Bustng
Pin
u
Roller
supply link"
plate
r -
D
1 -
Jer L.. '
Side plate
S!.:hu operasi Pelumas yang
dianjurt<anof °c
20 ... LQ -£,7 ... 4,4 SAE20
40 + KO 4,4 + 37,8 SAE30
100 + 120 37,8+ 49,0 SAE40
120 ... i~O 49,0+ 60,0 SAE50
V.F. TANDA TERJADINYA PENYIMPA
NGAN PADA RODAG1GI RANTAI
PENGGERAK
Pada saat beroperasi penyimpa
ngan dapat diketahui melalui tanda
tanda seperti :
Bergetarnya sistem penggerak.
- Suara yang gaduh.
Kenaikan temperatur dengan cepat.
Pad a saat tid ak ber0 peras i
penyimpangan dapat diketahui melalui
. keausan yang terjadi pada rodagigi
rantai dan rantai penggerak.
V.G. PELUMASAN RODAGIGf
RANTAl DAN RANTAI
. PENGGERAK..- -
Penyebab kerusakan pada rantai
penggerak kebanyakan karena
kekurangan atau tidak tepatnya pelumas
yang digunakan. Pada setiap
pengoperasian, pelumas harus masuk
ke dalam setiap hubungan antar elemen
untuk mengatasi beban yang dibawa
oleh permukaan elementersebut.
Pelumas untuk rantai penggerak
biasanya oli, tetapi pada suatu kondisi
tertentu digunakan gemuk. Pemilihan
jenis pelumas ditentukan oleh suhu
operasi dan tingkat kepresisian rantai
penggerak.
Tabel di samping merupakan anjuran
ali untuk pelumasan rantai penggerak
secara umum.
55. 56
METODA PELUMASAN
1. Tipe pelumasan I
Metoda pelumasan secara manual,
dan digunakan pada rantai penggerak
kecepatan rendah. Pemberian oli pada
rantai penggerak menggunakan kuas
atau sikat. Pastikan bahwa ali masukke
ruangan diantara "skie plate" sehingga
dapat masuk ke sambungan rantai
penqqerak.
3.. Tipe pelumasan III
Metoda pelumasan menggunakan
percikan oli melalui rendarnan ali di
dalam rumah pelindung rantal
penggerak. Bagian rantai paling bawah
yang terendam oli seharusnya1/2inchi.
4. Tipe pelumasan IV
Metoda pelumasan menggunakan
pompa ali pada rumah pelindung rantai
penggerak. Kapasitas pompa
seharusnya 1 galon per menit.
Metoda ini akan menjaga ali terhadap
udara yang masuk ke dalam aliran dan
mencegah terjadinya busa pada
kecepatan tinggi.
2. Tipe pelumasan II
Metoda pelumasan menggunakan
.. tetesan oll, Oli diteteskan rnelalui pipa
ke rentangan rantai penggerak. Jurnlah
tetesan 10 -7 20 per rnenit, dan
tergantung dari kecepatan penggerak.
Sikat betiungsi untuk membersihkan
kotoran yang terbawa.
ALIGNMENT
Teo r i
0,1 gage
Ci filler cap
I
i
'-------~~---~--)
""bLlTEKNIK,MANUFAKTUR f---~-----~---_.-L.-----1
;:;, . BJ:.,~DUNG
56. :<.:=:
57
J.H. Hal-Hal Lain Yang Berhubungan
Dengan Rodagigi Rantai dan
Rantai Penggerak.
1. Rumah pelindung
U ntuk mencegah masuknya
kotoranke rantai penggerak karena
lingkungan yang kotor, maka
sediakanlah rumah atau tutup
pelindung.
2. Pengujian jalan
. Apabila memunqklnkan, lakukan
pengujian [alan tanpa beban selama
beberapa menit (tidak memerlukan
pelumas karena tanpa beban).
Dengar suara pukulan atau
hentakan karena benturan,dan periksa
bahwa rantai tidak melecut atau slip.
Setelah itu matikan penggerak,
dan periksa bentuk keausan pada
rantai penggerak.
Cari penyebab keausan yang tidak
sempurna melalui proses
penyebarlsan.
ALIGNMENT
Te 0 r i
»eme plate L k.otet.Filler Cilp DC Pa e
Pemilihan tipe pelumasan
mempertimbangkan faktor :
- Batas HP
Nomor rantai penggerak
- Rpm
- Jumlah gi21 rodagigi rantai terkecil
Sebagai contoh, no. 50 rantai
penggerak "rolter", beroperasi pada 500
rpm, dan jumlah gigi pada roda-gigi
.J rantai terkecil 21, akan memindahkan'--------_-:.......~~~----
daya 7,15 HP. Maka tipe pelumasan
yang digunakan tipe II. Uhat lampiran59.
~,,,., .
!bUTEKNIKMANUFAKTURI------ -"---~~_ _
BANDUNG
57. 58
3. Penyimpanan rantai penggerak
Jaga rantai penggerak di gudang
agar tidak kotor dan rusak dengan
jalan rnernbunqkusnya.
Rantai penggerak yang terbuka
akan cepat rusak karena
terkontaminasi dengan debu atau
kotoran.
5. Keselamatan kerja
Sebelum mulai bekerja, matikan
sumber penggerak dan dikunci.
- Jangan menggunakan baju berlengan
terlalu parijangdan longgar.
Sediakan alat perkakas dan alat
angkat yang sesuai dengan
pekerjaan.
- Pelihara agar area kerja bersih dan
bebas dari tumpahan oli.
Sebelum melakukan pengujian jalan,
pastikan semua bagian terkunci
denqan kuat.
4. Pemeliharaan pencegahan
Pemeliharaan rantai penggerak
dil akuk an sesuai jadwal secara
berkala. Lakukan pemeriksaan
terhadap;
- Kualitas dan kuantitas pelumas.
- Tegangan rantai penggerak.
Keausan pada elemen penggerak.
''Alignment'' sistem penggerak.
ALIGNMENT
-leori,
JADWAL PEMEUHARAAN
Kondisi
Tanggal PeLaksana Pemeriksaan
Baik Tdk bail<
7.05.94 $.;:"•• 1 - Pelumas ,/
~ Tegangan ,/
~Keausan ,/
-Alignment ,/
- Beban ./
Seteiah pelumas tersedia, lakukan
pengujian jalan dengan kondisi beban
,.' . ' _" pe_D(J_b:;_g~flgar~?n bunyi ttg?;~..Dgrl}J~L:,- "
r.e=.~~::X:::~~:JC'~,b.~,~.<;:,,):C,~,~" - r yang terjadl, dan periksa rembesari 'ali
-,- C-". "-.- .yanq.bococ.rnelalui "seet:..-Setelah;, c.
.j..}~ i pengujian dengan beban perrurr -
" 1/ dilakukan selama beberapa menit,
~~::;X:;::;;l::C;~~~~~~(~',~b.6,' , Iak ukan Ia9i Pemerik~aan.ra ntai
W ' penggerak pada saat rnesm mati..
'----------------'--'>--
':'';'0'L1TEKNIK MANUFAKTUR
'iF BANDUNG
58. ALIGNMENT 59
Teo r i
c
b
/
("j S,...''''' to be b.laloCed
l:::-..-sio,,& ittmm)
KEUNTU~~GANPENYETIMBANGAN :
• MerT,:~rbaiki "service life" bantalan.
Mesi;- oapat bekerja pada toleransi
geta.:2l yang diijinkan.
Mes:;-: capat bekerja tanpa kebisingan.
Ketepngan struktur pada rnesin
diteK2.i serendah mungkin.
Res;~:: kecelakaan yang kecit.
Proc'_-:si yang berkualitastinggi.
Mesr ceroperasi dengan maximal.
VI. PENYETIMBANGAN
VIA PENDAHULUAN
Penyetimbangan adaJah suanr proses
yang dilai<ukan untuk mendapatkan kondisi
setimbang pada suatu elemen mesin yang
berputar atau bergeral< secara bolak-balik.
Ketidaksetimbangan pada suatu elemen
mesin dapat diakibatkan karena proses
pernbuatan dari awal sampai akhiryang tidak
sempuma, drnana kondisi tersebut tdakdapat
dihindarkan.
Secsra urnurn, penyetimbangan
diiakukan pada beberapa elemen mesin
untuk mendapatkan masa penggunaan dan
ketelitian yang maximal padasebuahmesin.
Suatu kondisi yang tidal< setimbang pada
suatu elemen rnesin akan mengak:ibatkan
kerusakan pada elemen mesin tersebut,
bahkan kerusakan pada mesin secara
keseluruhan.
Kondisi yangtidak s.etimbang pada
sebuah elemen me sin akan
mengakibatkan resultan gaya radial yang
tidak nol, gaya sentrifugal, atau momen
kopel, yang akhirnya menimbulkan
getaran. Secara umum getaran yang
terjadi pada suatu mesin dibatasi oleh
suatu toleransi.
Penyetimbangan dilakukan pada
beberapa elemen mesin yang berputar
atau bergerak seeara bolak-balik seperti :
Puli
Kopling
Rodagigi
59. 60ALrGNMENT
Te 0 r i
.KNlK ,vIANUFAKTUR l-------------------'--~-__i
. BANDUNG
Penyetimbangan yang dilakukan
pada sebuah masa berputar dapat
dilakukan dengan [alan menambah atau
mengurangi suatu masa. Masa
penyetimbanq harus sebanding dengan
ketidak setimbangan yang terjadi.
VI. B.JENIS KETIDAK SETIMBANGAN
i. Ketfdak setimbangan statls
Pada saat sebuah masa yang tidak
setimbang terdapat pada sebuah bidang
tunggal (seperti pada sebuah piringan
rotor tipis), hasii dari kombinasi ketidak
setimbangan yang· terjadi merupakan
suatu gaya tunggal radial, dimana bagian
terberat akan berada pada bagian
bawah. Selama ketidak setimbangan
yang terjadi dapat diketahui tanpa
memutar rotor, kondisi tersebut disebut
dengan ketidak setimbangan stat's.
2. Ketidak setimbangan dinamls
Pada saat ketidak setimbangan
terjadi pada bidang yang lebih dari satu,
hasil dari resuftan gaya dan momen
kopel dihubungkan dengan ketidak
setimbangan dinarnis.
Pengujian statts dapat mendeteksi
resultan gaya, tetapi momen kopel y~.ng
terjadi tidak dapat dideteksi tanpa
memutar rotor. Sebagai contoh :
Apabila dua buah masa tidak setimbang
dengan besar yang sama dan saling
membentuk sudut 180°, rnaka rotor akan
setimbang secara statis pada porosnya.
Bagaimanapun, pada saat rotor diputar,
masing-masing pirlnqan yang tidak
setimbang akan menyebabkan gaya
sentrifugal, yang cenderu ng
mengakibatkan poros dudukan
mengayun pada bantalan.
60. Rotor
o
ALIGNMENT
Te 0 r i
Secara umum rotor yang panjang,
seperti pada dinamo motor atau
"crankshaft", dapat diasumsikan sebagai
kumpu Ian piringan tipis yang tidak
setimbang. Untuk mengetahui dan
rnemperbaiki ketidaksetimbangan yang
terjadi, diperlukan suatu mesin
penyetimbang. Secara mendasar, mesin
penyetimbang terdiri dari bantalan
penyangga yang dipasang pegas,
sehingga dapat mendeteksl gaya yang
tidak setimbang melalui gerakannya.
Dengan mengetahui amplituda pada
masing-masing bantafan dan
hubungannya dengan "phasa", akan
memungkinkan untuk menentukan ketidak
setimbangan yang terjadi pada suatu rotor,
berikut langkah perbaikannya.
VI.C. PERHITUNGAN PENYETIMBA
NGAN
. Sebuah masa putar yang tidak
setimbang, dapat- disetimbangkan
dengan sebuah masa penyetimbang
yang dipasang pada posisi 1800
dan
berlawanan pada bidang putar yang
sarna. Kondisi tersebut dihasilkan
apabila masing-masing radius dan masa
sarna, sebagai contoh : MV1 = M2.r2
Dua atau lebih masa putar yang tidak
setimbang pada bidang yang sama,
dapat disetimbangkan dengan sebuah
masa penyetimbang pada bidang yang
sarna, atau dengan dua buah masa
penyetimbang pada sumbu putar yang
sarna dan pada dua bidang yang
terpisah. Demikian juga, dua atau leblh
masa putar yang tidak setimbang pada
bidang yang berbeda dan surnbu putar
yang sarna, dapat disetimbangkan
dengan dua masa penyetimbang pada
sumbu putar yang sama dan bidang
yang berbeda.
61. ALIGNMENT 62i' PQUTEKNIK MANUfAKTUR
~' . BANDUNG
Te 0 r i
..
l.I
I
I
~,-----------.,..--~-
. , 11.I~"kf
"
" .. :~ "-t.IIlld" ,"-LoAl'1'd' ,~.~ ..........
-r .,
~ S4.&'1IoA III Uw F..-.ell.....
~ ! ;
;.!.u: !:!. .:z.... .,., -, " -,
;Lzz .::!zi:....
-..H
.,
.. -
.,
.. "
"
"..
('.~ .....
Pada kondisi masa putar tidak
setimbang pada bidanq yang terpisah,
keadaan masa putar tersebut dapat berada
pada kondisi setimbang statis, tetapi tidak
setimbang dinarnis. Sebagai contoh: kondisi
tersebut dapat setimbang pada saat diam,
tetapi tidal< setirnbanq pada saat berputar.
Apabila sebuah slstern berada pada
kesetimbangan dinamis, secara umum
akan tetap setimbang pada semua
kecepatan putar, walaupun hal tersebut
tidak benar secara pasti pada kecepatan
kritis pada suatu sistem.
Pada semua persamaan yang diikuti
dengan simbol M, rnaka masa akan
mempunyai satuan berdasarkan sistern metrik
_I?-~u Inooris. ~~u~an cesar m~ yang tida~
setimbang dapat diuraikan kedalam sumbu "X"
dan 'Y' untukmerrperrrodah perhitungan.
1. Penyetimbangan masa pada satu
bidang
Pada semua proses penyetimbangan,
hasil dan radius posisi masa
penyetimbang harus dihitung. Selain itu,
posisi sudut dari masa penyetimbang
harus dihitung juga. Berdasarkan gambar
...disamping, akan diperoleh : '
Mars = -I (2,Mrcos 8 )2 + (IMr sin 8)2
- (LMr sin e ) v
~neB= . =L
- (IMr cos 8 ) x
Tabel disamping menunjukkan
hubungan diantara tanda funqsl sudut
dengan kuadran tempat sudut tersebut,
dlrnana :
M1,M2,M3 ... Mn= beberapa ketidak
setimbangan masa atau berat (kg / Ib)
Ms= masa atau berat penyetimbang ,
(kg atau Ib)
r = radius pusat gravitasi dari
ketidaksetimbangan masa atau
berat (mm atau in)
G= posisi sudut r dari ketidak: setimbangan
masa atau berat (derajat)
88 =posisi sudut rs dari masa atau berat
penyetirnbanq (derajat).
62. 63
Maka:
~ (IMr cos 9 )2 + (IMr sin 9)2
Ms "" rs
1./(- 174,8)2 + (59,6)2
10
Berdasarkan gambar disamping, nilal
dari ketidal<setimbangan dimasukan keda.lam
tabel. Hitung besar daM masa penyetimbang
apabilabesar radius = 10 indli.
Oiketahui : IMr cos e "" -174,8
IMr sin ·8 '" + 59.6
'" 18,51b
- (IMr sin e)
tan 88 = -~--~
- (IMr cose)
- (+ 59,6)' _ ..=J...
- (~174,8) - + x
83 = 341°'10'
2. Penyetimbangan masa pada dua
bidang
Sebuah rotor dengan panjang 4 inchi
dalam kondisi tidak setimbang, dimana
ketidaksetimbangan pada bidang yang
berjarak 1 inchi dari ujung sebelah kiri
sebesar 3 .oz.. inchi, dan ketidak
setimbangan pada bidang di tengah
sebesar 2 oz.inchi dan membentuk sudut
90° dari bidang pertama.
Ketidaksetimbangan sebesar
30z.inchi akan sarna dengan 21
/4 oz.inchi
pada ujung kiri dan 3/4 oz inchi pada ujung
sebelah kanan. KetidakseHmbangan
sebesar 2 oz.incni pada bidang tengah
akan sarna dengan 1 02 inchi pada kedua
bidang di ujung. Besar penyetimbangan :
Ujung kiri: C1 "" ';(1)2 + (2;25)2 =
2,47 oz.inchi {dihilangkan)
81 "" Tan-1 2,~5 "" 24° (searah jarum jam)
Ujung kanan : C2 "" ~ (O,7Sl + (1r := 1,25
oz inchi (dihilangkan)
82 = Tan-1 0 ~5 = 53° (searahjarum jam)
,
ALIGNMENT
Te 0 r i
.. • ..... "'.., I4fnA' ).l1~R~
):-(H,
""
!
~ ....
..
J
.. ,. ...... '.iOVO .... iO••
, • ,. ... .&.j-eil ...... ":19 .• ..J
• .. ., ... ....11'1 .....)4l•
~
-n..to
i -.,...' . --;;r:
't.Alre-. , l":IJ,.,I,r,J'
'--------)
.,LhEKNIK MANUFAKTUR 1----------------'----------1
}, BANDUNG~, ~
63. 64
Bidang A dan B dipilih sebagai
bidang penyetimbang dan C adalah jarak
kedua bidang penyetimbang sepanjang
sumbu putarnya. Penyetimbangan
bidang A:
MA rA:::
-V (I M rb cos e l + (I M rb sin 8)2
C
t e - (I Mrb sin e ) v
an ~ A'" == .L
- (I Mrb cos e ) x
Penyetimbangan bidang B :
Ms rs ==
-V (I Mra cos e )2 + (I Mra sin 8)2
C
t e - (IM,a sin e ) v
an B = == .L
_... '. - (IMra cos e ) x
ALIGNMENT
Te 0 ri
=
dari
penyetimbang
penyetimbangnya.
MA
MA
tan e A=
ElA", 118°25'
ITEKNIK MANUFAKTUR
;1,' BANDUNG
Plan.: AI
lb
,
ill.
f
tJ~l·
U"l;mcing Plano H",hln,il1~ Plan.. a
b
H.
M,b M,b CI:i> tI M,b';'/1 i Cl
in. MrCl Mru cusS MrCl sin'
I
2
.1
it
II
10
a
II
.,
10
8
IQ
9
10
.,
JO
IJS
170
?
?
6
-6
II
IS'
0
4~
-.30
llv6
.,.
...
.15.7
JJ9·4
0.0
-7H·I ..
IM,b CUll"
I~O.Q
- 3J9·(
~
-IJYSoA ..
:iMrb sin'
9
J I
J
Q
IS'
po
16l!0
]:4
....
...
6lJ·S
-11l!7·9
0.0
-- S64·~ ..
):10(1<1 ....... '
;60.0
1181.9
~
1:2}·9 ..
HI," .i",
'I i inchn .. diJilllnU( brl w«:n plane. Ii .nd B... - - _.. .~- ~
Berdasarkan gambar di atas, .besar dari masa penyetimbang dan sudut
penyetimbangan telah ditentukan di dalam tabel di atas. Jarak antara bidang
penyetimbangan sebesar 15 inchi. Apabila untuk menyetimbangkan bidang A, radius
masa penyetirnbang ditentukan sebesar 10 inchi, hitung besar masa
dan posisi sudutnya. Apabila untuk menyetimbangkan bidang B,
masa penyetimbang ditentukan sebesar 10 Ib, hitung radius dan posisi sudut masa
Penyetimbanganbidang A: Penyetimbangan bidang B.
-V (IMrb cos 8)2 + (IMrb sin 9)2 -V (2:Mra COS 8)2 + (IMra sin 8)2
rAG rB- MsG
-J(155,1)2 + (-1395,4)2 -V(- 564,4)2 + (1223,9 )2
=
10(15)
ee 10,6 Ib rs = 8,985 in
10(15)
- (2:Mra sin e) - (- 12239) - v- (:LMrb sin e) = - (- 1395,4) == .:!:1. tan e""S", = ' = : - L
- (755,1) -x - (IMra cos e ) - (564,4) + x(LMrb cos e)
64. VI.D. PERBAIKAN PENYETIMBANGAN
Masa atau berat penyetimbang
yang diperoleh meJalui perhitunqan
harus diikuti dengan suatu proses
penyetimbangan. Kesetimbangan dapat
dicapai dengan mengurangi atau
menambah satu, atau beberapa rnasa
atau berat penyetimbang yang sesuai
dengan perhitungan.
1. Menambah masa atau berat
penyetimbang.
Penarnbahan masa atau berat
penyetimbang dapat dilakukan dengan
cara :
a. Disolder
b. Direkatkan
c. Mengikatkan baut
d. ~",1engikatkan paku keling
e. Pengelasan
f. Menyisipkan besi.
65ALIGNMENT
Teo r i
'irrEKNIK MANUfAKTUR
::., BANDUNG
65. . . . . . . . .(1
Universal
(
I
':~~OLlTEKNIK f/ANUFAKTUR 1 - - - - - - - - - - - - - - - - ' - - - - - 1
'" BANDUNG
- Semi - Automatic
- Automatic
- Special
ALIGNMENT
Te 0 ri
2. Mengurangi masa atau berat
penyetimbang.
Pengurangan masa atau berat
pe nyetim ban 9 dapat dilakukan
dengan cara :
a. Pengeboran
b. Pengefraisan
c. . Penggerindaan
VI.E. MESIN PENYETIMBANG
Mesin penyetimbang terdiri atas
empat kategori, yaitu : universal,
semi-otornatis, otomatis, dan khusus.
Dasar pemilihan yang dilakukan,
harus sesuai dengan kebutuhan utama
dari jenis rotor yang akan
disetimbangkan, lingkaran produksi, dan
harga..
66. :',:(.r"
ALIGNMENT 67
;'POLITEKNIK I'v~NUFAKTUR I - - - - - - - - - - - - - - - - - - - L . . . . - - - - l
BANDUNG
Te 0 r i
1. KATAGORI MESIN PENYETIMBANG :
a. Mesin penyetimbang universal (standar atau normal)
MeS:l ini akan memberikan masa atau berat penyetimbang,beserta posisi
sudutnya yang sesuai dengan ketidak setimbangan yang terjadi pada rotor,
pada due. bidang penyetimbang yang telah ditentukan sebelumnya. Perbaikan
rotor dilakukan secara terpisah. Mesin ini digunakan da/am lapangan
penqqonaan yang luas yang dihubungkan dengan berat rotor (sering pada
rasio 1 : 100) dan kecepatan penyetimbangan.
Bebsrapa jenis perlengkapan pelengkap yang mungkin ·digunakanl
beberapa diantaranya adalah :
- Kornpcnen penunjuk ketidak setimbangan, dengan syarat dua buah
peturjck yang telah ditentukan sebelumnya pada rnasmq-rnaslnq bidang
koreksi.
ldentifikasl penyetimbangan pada lebih dari dua buah bidang koreksi.
Penamoahan banta/an untuk bermacam bagian rotor.
Penggerak DCdengan variabel kecepatan.
Alat psngukur perubahan berat pada arah vertikal untuk rotor tleksibel.
Penggunaan mesin ini dapat dilakukan pada kondisi, dimana beberapa
jenis rotor dengan dimensi yang berbeda harus disetimbangkan, dan secara
khusus tidak diperlukan pengurangan waktu dan harga penyetimbangan,
dimana kerja dihasilkan tidak dalam produksi serl, dan yang terakhir ada/ah
penyetimbangan diperlukan untuk suatu operasi yang melengkapi produksi
yang dilakukanuntuk tujuan pengujian atau penelltian.
67. ALIGNMENT 68
:);!PQUTEKNIK MANL~}'~<TUR r-------~------~~-_1
:. BANDUNG
Te 0 r iI_ ;Jo~:
b. Mesin penyetimbang semi otomatis
Mesin ir: jipasang dengan perlengkapan yang sesuai untuk membuat
koreksi penyet.nbanqan tanpa memindahkan rotor dari mesin penyetimbang,
seperti rnesir cor, frals, gerinda atau las. Lebih jauh lagi, pada mesin ini
umumnya dipasang dengan adaptor yang sesuai untuk menempatkan rotor
pada pores rr.esin penyetimbang dengan cepatdan rnudan.
Koreksi penyetirnbanqan dilakukan secara manual menggunakan
perlenqkapar: yangtelah disediakan.
Mesin ir,; seoaiknya dipasang dengan peralatan pengunci yang berfungsi
membuat rotor berhenti secara otomatis pada posisi sudut penyetimbang
untuk koreksican disarankan untuk jenis produksi serl.
Pengurangan waktu didapat dengan menggunakan mesin
penyetlrnbancan otornatls, dimana koreksi secara langsung dilakukan pada
mesin. Pertimbanqan di atas akan mengakibatkan harga mesin yang lebih
besar.
Mesin cenyettrnbanq semi otomatis sumbu vertikal mempunyai
keuntungan oalsm penyetimbangan bentuk piringan padat (pull, kopling, roda
gerinda, roda gila), pada saat penyetimbangan perlu dilakukan hanya pada
satu bidang atau dua bidang.
68. ALIGNMENT 69
Teo r i
c. Mesin penyetimbang otornatls
Mesin in: digunakan untuk koreksi penyetimbangan yang terjadi pada
sebuah rotor secara otomatis tanpa bantuan operator.
Mesin ir.: memiliki keuntungan dan apangan penggunaan yang sama
dengan mesn penyetimbang semi otornatls, dengan pengurangan waktu
penyetimbancan yang lebih besar. Mesin ini dapat dipasang sebagai suatu
bagian dari H::gkaran produksi di lncustrl.. yang berpasangan dengan mesin
perkakas at-au perlengkapan penguji kualitas. Mesin ini sesuai untuk
penyetlmbancan rnasal dari sejum!ah besar seri rotor, dan secara umum pada
saat biaya procuksi atau waktu penyetimbangan untuk masing-masing rotor
cukup pentinc dipertimbangkan untuk harga pembelian.
69. ALIGNMENT 70
Te 0 r i
d. Mesin penyetimbang khusus
Mesin lni dirancang secara khusus dan dibuat untuk sebuah rotor khusus
atau sejumlah rotor yang terbatas, untuk memenuhi produksi khusus yang
diperlukan (ketelitian, biaya operasi, proses operasi).
Mesin ini sering dipasang dengan perlengkapan untuk memberi beban
atau tanpa beban pada rotor (pemindahan beban)l dengan cepat, penepat
secara otomatis dan dengan peralatan koreksi secara otornatis.
Mesin penyetimbang khusus cenderung_juga digunakan untuk pengujian.
putar secara otomatis atau proses penyetimbangan akhir setelah koreksi atau
pemilihan rotor dalam suatu seri (ketidaksetimbangan menentukan apakah
rotor dapat dipakai atau dibuang).
Mesin ini memiliki fungsi lain seba!k mesin penyetimbang lainnya, seperti
pengontrol eksentrisitas, selindrisitas, isolasi llstrik, daya, redaman atau
pengereman.
Beberapa mesin penyetimbang khusus, sering merupakan suatu bagian
dari jalur assembling yang mewakili tingkat ketelltlan, keamanan, pengurangan
waktu operasi yang tinggi.
Harga yang tinggi disebabkan rancangan tunggal, penelitian dan
pengujian secara khusus untuk menyempurnakan mesin ini, serta untuk
pemasangan, alat pemotong dan model yang khusus diperlukan untuk
membuat mesin ini. Dimana semua alasan tersebut merupakan biaya yang
harusdipertimbangkan untuk membuat hanya satu mesin saja.
70. ALIGNMENT 71
Teo r i
.If 2. JENIS MESIN PENYETIMBANG
a. Mesin penyetimbang bantalan keras
Jenis mesin ini dirancang berdasarkansuatu kenyataan bahwa gaya sentrifugaJ yang
dihasilkan oleh ketidaksetimbangan tidak menghasilkan getaran pada struktur yang
menahan beban rotor, tetapi sepenuhnyaditeruskan ke konstruksi rangka penyangga
yang benar-benar kokoh, melaJui 'piezoelectrc tranducer". Sinyal yang diperoleh
melalui elemen "piezoelecnlc" akan sebanding dengan gaya sentrifugal yang
ditimbulkan karenaketidaksetimbangan.
Pengukuran yang dilakukan adaJah gaya reaksi dOO penyangga terhadap gaya
yang- ditimbulkan karena ketidaksetimbangan. Karena alasan tersebut, mesin
penyetimbang bantaJan keras disebutjuga aJat pengukur gaya atau "dyremomeutc".
Berdasarkan suatu kenyataan bahwa gaya sentrifugal akibat suatu
ketidaksetimbangan tidak tergantung dari masa, inersia, dan bentuk rotor,
maka akan mendukung keuntungan mendasar dari mesln ini, yang memlliki
kemampuan untuk mengeset suatu penyetelan pada basis tunggal dari
dimensi roda,
Pada kenyataannya, apabila sebuah bidang koreksi telah dipilih, hal
tersebut sudah cukup untuk mengeset jarak diantara bidang tersebut terhadap
masing-masing bantalan, dan jarak diantara bidang-bidang tersebut terhadap
diameter koreksi. Penyetelan tersebut yang seharusnya dilakukan pada saat
mesin berhenti, akan memungkinkan suatu tingkat kallbrasi yang sangat baik .
dicapai tanpa melakukan pengujian rotasi atau perhitungan.
Bantalan pada mesin penyetimbang ini sangat keras, sehingga frekwensi
dasar dari masing-masing bantalan akan menyangga masa rotor (frekwensi
krius) yang sangat lebih cesar daripada kecepatan maximum penyetimbangan.
Karena alasan tersebut, mesin ini disebut juga mesin penyetimbang -dibawah
resonansi.
71. ALIGNMENT 72
Te 0 r i
Karakteristik ini akan mengeset sebuah batas sampai kecepatan
maksimum penyetimbangan. Pada kecepatan diatas batas yang telah
c:tentukan, mesin penyetimbang bantalan keras akan menghilangkan
karakteristik kalibrasinya sendiri berdasarkan pada dimensi, tetapi
psnyetimbangan masih dapat dilakukan denqan metoda rnesin penyetimbang
b2.:1talan lunak. .
Mesin penyetimbang bantalan keras hampir memiliki sifat "lsotropic",
sSJagai contoh : bantalan akan mempunyai kekerasan yang sama pada
ssrnua arah, oleh karenanya mesin ini akan sesuai sekali untuk
rrsnyetlmbanqkan rotor fleksibel.
b. Mesin penyetimbang bantalan semi keras
Mesin inLdigunakan pada kondisi kerja di bawah resonansi, yang berarti
rr.srniliki keuntungan karakteristik dari pengesetan kalibrasl yang sesuai
dS:igan dimensi rotor:
Bagaimanapun, bantalan yang terdapat pada mesin in; tidak keras, tetapi
dapat bergerak colak-balik (bergetar) dengan frekuensi getaran dasar yang
lecih besar dari kecepatan maksimum penyetimbangan. Pengukuran dilakukan
tS"ladap amplituda getaran bantalan, yang diterima melalui "electrodynamic
trer.ducer yang sensitif terhadap kecepatan getaran.
Mesin penyetimbang bantalan semi-keras memiliki lapangan penggunaan
ya::g lebih terbatas dibandingkan mesin penyetimbang bantalan keras, seperti
ksserasan dari struktur penyangga rotor yang harus memenuhi dua kondisi
yang berlawanan. Pada suatukondisl harus keras, sehingga frekwensi dasar
d2.~j kumpulan bantalan dan rotor lebih besar dari kecepatan penyetirnbanqan
dan mengizinkan kalibrasi dilakukan berdasarkan dimensi. Pada kondisi
la:;;nya harus relatif lunak, sehingga getaran dari semua amplitude yang
sssual dapat diterima oleh "electrodynamic irenducet", yang hanya sensitif
terhadap gerakan mekanis dari bagian yang bergerak bolak-balik (bergetar).
Kerugian lain dari mesin penyetimbang bantalan semi-keras yang
dl:""Jbungkan dengan bantalan keras adalah : berdasarkan suatu kenyataan,
dirnana sistem 'piezoelectric" akan menghasilkan suatu sinyal yang secara
lar.gsung sebanding dengan gaya dan sistem "electroaynemic" akan
rnsnghasilkan suatu sinyal yang sebanding dengan kecepatan getaran, yang
kernudian harus diproses untuk medapatkan sinyal yang sebanding dengan
92./3, sehingga dengan jelas akan menyulitkan mesin elektronik.
72. ..
ALIGNMENT 73,'ti:'I'TEKNIK MANUfAKTUR
BANDUNG r-----~-------------'---___I
Te 0 r i
c. Mesin penyetimbang bantalan lunak
Mesin ini dibedakan oleh suatu kenyataan, dimana penyangga memiliki
ketetapan elastis yang relatif rendah, sehingga frekuensi getaran dasar dart
penyangga pada saat dibebani dengan masa rotor lebih keeil dari keeepatan
psnyetlrnbanqan.
Pengukuran dilakukan terhadap amplitudo getaran yang sebanding
dengan ketidaksetimbangan, untuk rotor yang sama dan dengan semua
kcndisi lainnya yang sarna. Disebabkan karena karakteristik tersebut, mesin
penyetimbang bantalan lunak kadang-kadang disebut juga mesin
penyetirnbanq di atas resonansl,
Selain dari ketidaksetimbangan. amplituda getaran tergantung dari
kecepatan putar masa rotor dan bentuknya, seperti sisa kecepatan putar yang
tldak dapat dirubah. Sejumlah rotor dengan berat yang berbeda, atau bahkan
dengan berat yang sama tetapi bentuknya berbeda, akan menghasilkan
getaran denqan amplitudo yang berbeda. Karena alasan tersebut, kalibrasi
dari mesin penyetimbang bantalan lunak harus diset pada saat rotor berputar,
y2ng sesuai dengan berbagai metoda yang telah ditunjukkan o!eh pabrik
pembuat mesin (yang telah mengatasi masalah untuk mengkonstruksikan
perlengkapan untuk mengurangi jumlah dan waktu kalibrasi putar sebanyak
mungkin).
Dalam beberapa kondisi, kalibrasi hanya diperlukan untuk rotor pertama
da!am sebuah seri dalam bentuk yang sama. Kebutuhan untuk rnelakukan
pengujian putar pada setiap rotor dalam sebuah seri dari rotor yang berbeda
dipertimbangkan sebagai kerugian.
Sebaliknya, kecepatan penyetimbangan tidak mempunyai batas
maksimum, melainkan dibatasi oJeh ketahanan mekanis dan tenaga
penggerak mesin.
73. ALIGNMENT 74"':LITEKNIK fAANUFAKTUR f - - - - - - - - - - - - - - - - - . . L - - - - - j
BANDUNG
Te 0 r i
Hal tersebut merupakan keuntungan yang paling penting dari mesin
penyetimbang bantalanIunak, apabiJa dibandingkan dengan mesin
penyetimbang bantalan keras. Walaupun keuntungan tersebut akan sangat
berguna untuk menyetimbangkan rota: fieksibel yang sering membutuhkan
kecepatan menyetimbangkan yang tinggi, yang pada kenyataannya dibatasi
oleh oeberapa faktor. Dimana bantalan lunak dijelaskan sebagai "uaisotropic";
sebagai contoh : bantalan tersebut keras untuk tingkatan luas yang berbeda
dala.m arah yangberbeda. Mesin penyetimbang bantala.n lunak dengan sumbu
putar horisontal hanya dapat digunakan untuk menyetimbangkan rotor fleksibel
apabila dipasang dengan peralatan pengukur defleksi elastis dalam arah
vertikal rkekerasan maximum).
K2.~2kteristik dari "diatas resonansi" mempunyai arti fungsi bahwa daerah
resonansi harus dilalui setiap waktu pada saat mesin dihidupkan atau
dimatikan. Resonansi yang terjadi akan menghasilkan getaran yang tidak bisa
drterlrna, terutama pada rotor berukuran besar 'dan ketidaksetimbangan yang
besar. O!eh karenanya diperlukan suatu peralatan pengunci pada penyangga
selama "pnese" dihidupkan atau dimatikan. Proses tersebut akan berbahaya
bagi operator apabila peralatan pengunci tidak digerakkan melalui "remote
control,
74. Alignment 75. lI1EKN!K MANUFAKTUR h - L-_ _~
B.~_t''';OUNG ' Lo mp l r o n 1
JENIS...JENIS KOPLING TETAP
Sleeve coupling
Splitsleeve coupling
Flangedcoupling
I Fixed coupling r:--+-0- Double-cone clamping coupling
I Disccoupling
1 ~ Spacercoupling
j Jaws coupling
I Floating shaft cOJpfing
i Gear coupling
i
Chaincoupling
Pin and rubber bushcoupling
ForstelastIc pin COL!pring
Rubbertyre couplina
I
I
flexible bush coupling
Spider coupling
I
Vee beltgroove coopting
Steelgrid flexible coupling
I Pocket fa' helical spring couplIng
L Flexible coupling
Kopling tela:. -'I
Resttient bushCQup!!ng
l
.
! Geislinger vlsco elastic coupling
HoisettypeRB ftexible rubber bloco coupling
Barreltyre coupling
Vulkan compressed air coupling
Flexible_qjsc coupling
Flexible Jaws coupUog
Elasticaxten coupUng
High elasticringcoupling
Kauerman - l<egerteX: - perbunan - coupUng
Elasticvoith maurar coupling
ElasticveHh coupllng
ElasticdeU- coupling
.. . Toothed COO fio
Self aligning coupling -.r p 9
~ Oldham's coupling
--cOlf filledcoupling C Impeller type
Fluid coupling - Powder filled coupfing Bucket wheel type
Shearpin coupling
Safety coupling
--cSafetybailcoupllnq
- Hookjointcoupling
Universal coupling --EBall ]oint coupUng
Constan velocityJoint coupling
79. 80Alignment
l o rn p l r o n 6
flFLANGED COUPLING fI
a o c
fig. '19/3. Flanged couplinq.Ia) Forged flanged shaft end (DIN 760); for dimen
sions see table "19/3, (b) welded flanged, (c) shrink fitted flange with
carborundum powder,
Schrumpfsitz =press fit
Ig. 101'"f' v . .:5. Forged flanged shaft end according to din 760 (aug. 1937)
(Fig.19/3). Dime0siQnJo mm
Shaft tflaffiE'er d 35 45 55 70 80 00 110 130 150 170 190 210
Diameter C, . 50 eo 75 95 9:5 125 150 150 195 19S 240 240.
Bclt circle dia:r,eter K 70 85 100 125 140 160 100 215 2-40 265 2SO 315
60lt hole Ciarr"lter d3 11 14 Ie 18 20 22 25 32 SS 40 40 45
No. of bolls 4
.
" 4 B a 6 6 6 6 a B s
fig. 19/3. From experience it is found that special thread locking devices are
superfluous for wen-fitted, well-tightened bolts with flat seating (no
washers).
* Machine Elements (Gustav Niemann)