SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  44
PERDA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NOMOR 1 TAHUN 2012
Tentang
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2012 - 2025
Pls visit our web :
Odoritour.com
Paket Edukasi
2
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN DAERAH DIY
2012 - 2025
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI,
INDIKASI PROGRAM
1. Industri Pariwisata
2. Destinasi Pariwisata
3. Pemasaran
4. Kelembagaan Pariwisata
VISI - MISI
TUJUAN - SASARAN
ANALISIS LINGKUNGAN
PARADIGMA
PEMBANGUNAN
4 PILAR PEMB. KEPARIWISATAAN DAERAH
PEMASARAN
PARIWISATA
INDUSTRI
PARIWISATA
KELEMBAGAAN
KEPARIWISATAAN
DESTINASI
PARIWISATA
 UU No. 10 Tahun 2009
tentang Kepariwisataan
 PP No. 50 Tahun 2011
tentang RIPPARNAS
 Perda No. 2 tahun 2009
tentang RPJPD
 Perda No. 4 Tahun 2009
tentang RPJMD
 Perda No. 2 Tahun 2010
tentang RTRW DIY
 Perda No. 16 Tahun 2011
tentang Rencana Zonasi
wilayah +pulau2 kecil
Alur Pemikiran dan Struktur Keluaran RIPPARDA DIY
VISI, MISI,
TUJUAN, SASARAN
dan ARAH
KEBIJAKAN
4
VISI
“Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2025 sebagai Pusat Pendidikan, Budaya dan
Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di Asia Tenggara dalam lingkungan Masyarakat yang
Maju, Mandiri dan Sejahtera”
Visi Pembangunan Kepariwisataan Prov. DIY dalam RIPPARDA Tahun 2012 – 2025, adalah:
“Terwujudnya Yogyakarta sebagai Destinasi Pariwisata berbasis budaya terkemuka di Asia
Tenggara, berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan
Daerah untuk kesejahteraan masyarakat.
Visi Pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Prov. DIY Tahun 2005 – 2025 adalah :
5
a.mewujudkan Kepariwisataan berbasis budaya yang kreatif dan inovatif;
b.mengembangkan Daya Tarik Wisata berbasis budaya;
c.meningkatkan daya saing Pariwisata pada tingkat nasional maupun global sehingga
mampu meningkatkan jumlah kunjungan;
d.mengembangkan tujuan Wisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, dan
berwawasan lingkungan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
e.mengembangkan pemasaran Pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung jawab
untuk meningkatkan kunjungan Wisatawan baik nusantara maupun mancanegara;
f.mengembangkan industri Pariwisata yang berdaya saing, kredibel, mampu menggerakkan
kemitraan usaha, dan bertanggung jawab atas kelestarian dan keseimbangan lingkungan
alam dan sosial budaya;
g.mengembangkan organisasi kelembagaan Pemerintah Daerah, Pemerintah
Kabupaten/Kota, swasta, dan masyarakat;
h.mengembangkan sumber daya manusia, regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif
dan efisien dalam rangka mendorong terwujudnya Kepariwisataan yang berkelanjutan;
danmewujudkan masyarakat sadar Wisata untuk mendukung tercapainya Sapta Pesona.
MISI
6
a.mewujudkan Pariwisata berbasis budaya yang kreatif dan inovatif sebagai sektor
unggulan dan prioritas pembangunan Daerah
b.meningkatkan kualitas dan kuantitas Daya Tarik Wisata yang mampu mendorong
peningkatan jumlah kunjungan;
c.meningkatkan produk domestik bruto, devisa Daerah, produk domestik regional bruto,
pendapatan asli Daerah, dan pendapatan masyarakat, dengan tetap memelihara
kelestarian lingkungan;
d.mewujudkan media pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan citra
Kawasan Pariwisata Daerah dan apresiasi terhadapnya sehingga mampu menarik
kunjungan dan kunjungan ulang Wisatawan mancanegara dan Wisatawan nusantara;
e.mewujudkan industri Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian Daerah
melalui peningkatan investasi di bidang Pariwisata, kerjasama antarusaha Pariwisata,
memperluas lapangan kerja, dan melaksanakan upaya-upaya untuk mendukung
pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat; dan
f.mengembangkan lembaga Kepariwisataan dan sistem tata kelola yang mampu
menyinergikan pembangunan industri Pariwisata, Kawasan Pariwisata, dan pemasaran
Pariwisata secara profesional, efektif, dan efisien.
Tujuan
7
a.terciptanya berbagai inovasi jenis Daya Tarik Wisata;
b.tersedianya fasilitas pendukung Kepariwisataan yang handal;
c.meningkatnya kualitas paket Wisata yang variatif , yang dikelola secara sinergis dan terintegrasi antara Pemerintah Daerah
dan/atau oleh pelaku Wisata;
d.meningkatnya kunjungan Wisatawan nusantara maupun mancanegara;
e.meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan Daerah;
f.terwujudnya Pariwisata berbasis budaya yang kreatif dan inovatif sebagai sektor unggulan dan prioritas pembangunan Daerah;
g.meningkatnya kualitas dan kuantitas Daya Tarik Wisata yang aman dan nyaman yang mampu mendorong peningkatan
jumlah kunjungan Wisatawan.
h.meningkatnya produk domestik bruto, pendapatan Daerah, produk domestik regional bruto, dan pendapatan masyarakat,
dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan;
i.terwujudnya media pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan citra Daerah sebagai Destinasi Pariwisata;
j.terwujudnya industri Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian Daerah melalui peningkatan investasi di bidang
Pariwisata, kerjasama antarusaha Pariwisata, perluasan lapangan kerja, dan upaya-upaya untuk pendukung pelestarian
lingkungan dan pemberdayaan masyarakat;
k.terwujudnya lembaga Kepariwisataan dan sistem tata kelola yang mampu menyinergikan pembangunan industri Pariwisata,
Kawasan Pariwisata, dan pemasaran Pariwisata secara profesional, efektif, dan efisien;
l.terwujudnya Pariwisata sebagai sektor unggulan dan prioritas pembangunan Daerah;
m.terciptanya sumber daya manusia Pariwisata yang handal dan profesional; dan
n.terwujudnya masyarakat sadar Wisata untuk mendukung tercapainya Sapta Pesona.
Sasaran
Pelaksanaan RIPPARDA
Provinsi diselenggarakan
secara terpadu oleh
Pemerintah, Pemerintah
Daerah, Pemerintah
Kabupaten/Kota, dunia usaha,
dan masyarakat.
TAHAPAN PELAKSANAAN RIPPARDA
Pelaksanaan RIPPARDA Provinsi sebagaimana
yang dilaksanakan dalam tiga (3) tahap sbb:
a. tahap I, Tahun 2012-2014;
b. tahap II, Tahun 2015-2019; dan
c. tahap III, Tahun 2020-2025.
HAL-HAL PENTING LAINNYA DALAM RIPPARDA
• RIPPARAD Prov. DIY dapat dilaksanakan evaluasi
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun
• RIPPARDA Prov. DIY menjadi pedoman
penyusunan RIPPARDA Kab/Kota yang
sebelumnya harus dikonsultasikan dan
dikoordinasikan kepada Pemerintah Provinsi
11
• prinsip pembangunan Kepariwisataan
yang berkelanjutan;
• orientasi pada upaya-upaya
pertumbuhan, peningkatan
kesempatan kerja, pengurangan
kemiskinan, serta pelestarian
lingkungan;
• dilaksanakan dengan tata kelola yang
baik;
• dilaksanakan secara terpadu secara
lintas sektor, lintas Daerah, dan lintas
pelaku; dan
• dilaksanakan dengan mendorong
kemitraan sektor publik dan privat.
Arah Pembangunan Kepariwisataan DIY
12
Perwilayahan Pembangunan
Destinasi Pariwisata
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA DAERAH
Perwilayahan pembangunan destinasi
Pariwisata daerah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta mencakup:
KAWASAN LERENG MERAPI BAGIAN SELATAN
dan sekitarnya
KAWASAN PRAMBANAN – RATU BOKO dan
sekitarnya
KAWASAN GODEAN – MOYUDAN dan sekitarnya
KAWASAN KRATON – MALIOBORO dan sekitarnya
KAWASAN KASONGAN – TEMBI – WUKIRSARI
dan sekitarnya
KAWASAN PARANGTRITIS – DEPOK – KUWARU
dan sekitarnya
KAWASAN BARON – SUNDAK dan sekitarnya
KAWASAN SIUNG – WEDIOMBO – BENGAWAN
SOLO PURBA dan sekitarnya
KAWASAN PATUK dan sekitarnya
KAWASAN KARST GUNUNG SEWU dan sekitarnya
KAWASAN CONGOT – GLAGAH – TRISIK dan
sekitarnya
KAWASAN PEGUNUNGAN MENOREHdan sekitarnya
Strategi pengembangan lereng Merapi bagian
selatan dan sekitarnya dengan cara
mengembangkan:
a. kawasan tracking Gunung Merapi-Cangkringan (Kaliadem)-
Hutan Wisata Kaliurang sebagai kawasan Wisata gunung
berapi;
b. kawasan Gunung Merapi sebagai Taman Nasional Gunung
Merapi;
c. Museum Gunung Merapi sebagai kawasan Wisata
pendidikan Gunung Merapi;
d. kawasan Ulen Sentalu sebagai kawasan Wisata berbasis
pendidikan, budaya dan sejarah;
e. desa-desa di kawasan Gunung Merapi sebagai Kawasan
Rantai Desa Wisata; dan
f. kawasan Pesona Alam Gunung Merapi di kawasan
Cangkringan
13
STRATEGI PENGEMBANGAN
a. kawasan candi Prambanan, sendratari Ramayana, serta
gedung kesenian Trimurti sebagai tempat pertunjukan
budaya jawa;
b. kawasan situs Kraton Ratu Boko sebagai Wisata candi
peninggalan kerajaan Boko; dan
c. situs-situs candi di sekitar candi Kalasan, candi
Prambanan, dan Kraton Ratu Boko sebagai kawasan
Wisata berbasis budaya hindu.
Pengembangan Hindhu – Buddhist Temple Mozaic &
Javanese Culture Extravaganza
14
Kawasan Prambanan – Ratu Boko dskt
Destinasi Pariwisata
15
Kawasan
Prambanan – Ratu Boko dskt
Candi Prambanan
Situs Ratu Boko
Candi Kalasan
Candi PlaosanCandi Sambisari
Sendratari Ramayana
16
Pengembangan Javanese Living Urban-Culture
Kawasan Kraton – Malioboro dskt
Destinasi Pariwisata
STRATEGI PENGEMBANGAN
a. Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Taman Sari, Museum
Sonobudoyo dan Museum Kereta sebagai kawasan cagar budaya
dan Wisata Kraton;
b. Njeron Beteng sebagai kawasan Wisata berbasis budaya Jawa;
c. Malioboro sebagai kawasan cagar budaya dan koridor Wisata
belanja;
d. Ketandan dan sekitarnya sebagai kawasan kampung pecinan;
e. Ndalem Mangkubumen-Ndalem Pujokusuman - Puro Pakualaman
sebagai kawasan pelestarian dan pertunjukan kesenian Jawa;
f. kawasan Titik Nol sebagai kawasan Wisata pendidikan, budaya,
dan sejarah.
g. Kotagede sebagai kawasan cagar budaya;
h. stadion Maguwoharjo - Candi Gebang - Embung Tambakboyo
sebagai kawasan Wisata keluarga dan olahraga;
i. Jalan Mangkubumi sebagai kawasan taman sepeda dan perluasan
Malioboro;
j. Universitas dan sekolah di kawasan perkotaan sebagai Wisata
pendidikan;
k. revitalisasi Gembira Loka sebagai Wisata pendidikan fauna dan
rekreasi keluarga;
l. Ngasem-Ngabean sebagai kampung Wisata kuliner dan kerajinan;
m. ruang terbuka hijau; dan
n. Wisata kesehatan, kebugaran, dan kecantikan tradisional dan
modern sebagai Daya Tarik Wisata baru.
Malioboro
Kota tua kotagede
Taman Sari
Monumen Jogja Kembali
Kraton Ngayogyakarta
Benteng Vredenburg
Kawasan
Perkotaan – Malioboro
18
STRATEGI PENGEMBANGAN
a. kawasan Congot sebagai kawasan Wisata
alam keluarga dan Wisata ziarah gunung
lanang;
b. pantai Glagah sebagai kawasan Wisata
minat khusus, pantai dan agrowisata;
c. Pelabuhan Karangwuni sebagai kawasan
Desa Wisata;
d. Trisik sebagai kawasan desa Wisata pesisir
pantai; dan kawasan Girigondo sebagai
kawasan Wisata ziarah.
Pengembangan Traditional Coastal Tourism
Kawasan Congot - Glagah – Trisik dskt
Destinasi Pariwisata
Pantai Pandansimo
Pantai Glagah
Pantai Trisik Pelabuhan Karangwuni Pantai Congot
Kawasan
Glagah – Trisik dskt
STRATEGI PENGEMBANGAN
a. revitalisasi Parangtritis sebagai kawasan rekreasi pantai
keluarga;
b. Pantai Depok sebagai kawasan Wisata kuliner hasil laut
dan Wisata dirgantara;
c. Gumuk Pasir Barchans sebagai kawasan konservasi
geospasial dan cagar biosfer;
d. Pantai Kuwaru -Goa Cemara - Samas - Pantai Baru
sebagai kawasan Wisata pantai keluarga dan
pendidikan;
e. Pantai Goa Cemara sebagai kawasan Wisata konservasi
penyu; dan
f. Parangkusumo sebagai kawasan ritual budaya laut.
Pengembangan Family Nature Tourism
20
Kawasan Parangtritis – Depok – Kuwaru dskt
Destinasi Pariwisata
Pantai Depok
Pantai Kuwaru
Museum Alam dan
Ekologi Pesisir
Kawasan
Parangtritis – Depok dskt
Gua Langse
Pantai Parangtritis
AKTIFITAS
1. Festival-festival nasional dan
internasional
2.Menikmati aneka kuliner seafood dan
belanja ikan
3.Menikmati aktifitas Paralayang dan
para ceiling dengan pemandangan
pantai
4.Aktifitas beach adventure (ATV)
5.Penelitian tentang gumuk pasir
6.Mengikuti dan melihat event budaya
spiritual dan keagamaan (labuhan alit,
labuhan, melasti)
22
Pengembangan Karst Cave Treasure
23
STRATEGI PENGEMBANGAN
a. Kalisuci (Goa Glatikan, Goa Gelong, Goa
Buriomah, Goa Pindul, Goa Grubug dan
Goa Jomblang) sebagai kawasan Wisata
minat khusus;
b. Goa Bribin - Goa Grubug sebagai kawasan
Wisata keluarga dan susur Goa Karst; dan
c. Goa Rancang Kencono - Air Terjun Sri
Gethuk sebagai kawasan desa Wisata.
Kawasan Karst Pegunungan Sewu dskt
Destinasi Pariwisata
Goa Bribin
Goa Kalisuci Goa Krinjing
Goa Tritis
Gua Grubug
Kawasan
Karst Wonosari dskt
AKTIFITAS
1.Aktifitas karst cave eksplore
(cave tubing, susur gua,
penelitian karst)
2.Kegiatan keagamaan umat
katholik (misa, ziarah, jalan
salib)
3.Aktifitas family karst cave
tourism (sightseeing, bermain,
berekreasi)
4.Penelitian tentang karst
endogen
25
26
STRATEGI PENGEMBANGAN
a. Kasongan sebagai kawasan desa Wisata kerajinan
gerabah tradisional;
b. Gabusan - Manding - Tembi sebagai kawasan budaya
dan kerajinan;
c. desa Wisata Wukirsari sebagai kawasan desa Wisata
kerajinan;
d. desa Wisata Kebonagung sebagai desa Wisata
pertanian tradisional;
e. Kawasan Cerme sebagai kawasan Wisata susur Goa;
f. Makam Imogiri sebagai kawasan cagar budaya dan
Wisata ziarah Kerajaan Mataram;
g. Mangunan sebagai kawasan Agrowisata dan alam;
h. Pundong sebagai kawasan desa Wisata kerajinan
gerabah;
i. Goa Selarong- Krebet sebagai kawasan Wisata sejarah
dan Wisata kerajinan;
j. Bendung Tegal sebagai kawasan Wisata tirta dan
olahraga; dan
k. kawasan goa Jepang sebagai Wisata sejarah dan alam.
Pengembangan Handycraft Site and Nature Tourism
Kawasan Kasongan – Tembi – Wukirsari dskt
Destinasi Pariwisata
Goa Cerme
Goa Selarong
Desa Wisata Manding
Makam Imogiri
Kawasan
Kasongan – Tembi dskt
28
AKTIFITAS
1.Wisata ziarah ke makam raja
Mataram
2.Belanja dan ikut membuat
gerabah di Kasongan
3.Beraktifitas di rumah budaya
Tembi
4.Belanja dan belajar tentang
kerajinan kulit di Manding
5.Belanja dan ikut membuat
kerajinan di Wukirsari
6.Menikmati suasana pedesaan
dengan tinggal dan ikut aktifitas
di Kebonagung
7.Aktifitas di Goa Cerme
29
STRATEGI PENGEMBANGAN
a. Pantai Siung sebagai kawasan Wisata
minat khusus;
b. kawasan Wediombo sebagai kawasan
Wisata pantai berbasis konservasi dan
relaksasi;
c. Pantai Sadeng sebagai kawasan Wisata
pantai berbasis pelabuhan perikanan;dan
d. Bengawan Solo Purba sebagai kawasan
Wisata alam.
Pengembangan Karst Beach Diversity
Kawasan Siung – Wediombo – Bengawan Solo
Purbadskt
Destinasi Pariwisata
Pantai Wediomo
Pantai Sadeng
Pantai Siung
Kawasan
Siung - Wediombo dskt
AKTIFITAS
1.Even internasional panjat tebing
di Pantai Siung
2.Aktifitas outbound adventur di
Pantai Siung (panjat tebing)
3.Menikmati aneka kuliner seafood
dan belanja ikan
4.Menikmati aktifitas tepi pantai
(waterfront activities)
5.Menikmati aktifitas nelayan
melaut dan bongkar ikan
KAWASAN
SIUNG – WEDIOMBO – SADENG dskt
31
32
STRATEGI PENGEMBANGAN
a. kawasan Pantai Baron sebagai pantai rekreasi keluarga,
pendidikan, dan kuliner hasil laut;
b. Pantai Krakal sebagai kawasan Wisata berbasis
konservasi sumberdaya alam;
c. Pantai Sundak sebagai kawasan Wisata pantai dan
relaksasi;
d. Pantai Kukup sebagai kawasan Wisata pantai berbasis
pendidikan dan konservasi terumbu karang;
e. Pantai Ngrenehan - Pantai Gesing sebagai kawasan
Wisata berbasis pasar dan perdagangan ikan;
f. Pantai Ngobaran sebagai kawasan Wisata pantai
berbasis budaya tradisional; dan
g. Pantai Sepanjang sebagai kawasan Wisata pantai tropis
alami.
Pengembangan Relaxin-Shoreline Wonders
Kawasan Baron – Sundak dskt
Destinasi Pariwisata
33
Kawasan
Baron – Sundak
dskt
Pantai Baron
Pantai Baron Pantai Sundak
Pantai Sepanjang
Pantai Ngrenahan
Pantai Ngobaran
Pantai Krakal
Pantai Kukup
Goa Pindul
AKTIFITAS
1. Aktifitas keluarga di Baron
Techno Park
2.Menikmati aneka kuliner seafood
dan belanja ikan
3.Bersantai dan relaksasi di Pantai
Ngobaran
4.Akifitas keagamaan di Pura
Ngobaran
5.Menikmati dan belajar budaya
kebhinnekaan agama
6.Aktifitas outbound dan camping
di Sundak
7.Konservasi dan penelitian coral di
Krakal
8.Menikmati alam dan seuasan asli
pantai Sepanjang
34
35
STRATEGI PENGEMBANGAN
a. desa Wisata Bobung sebagai kawasan desa
Wisata kerajinan Kayu Batik;
b. Ekowisata Hutan Bunder dan Wanagama
sebagai kawasan Wisata pendidikan, dan
aktivitas Wisata luar ruangan; dan
c. Gunung Nglanggeran sebagai kawasan
Wisata ekologi dan agrowisata.
Pengembangan Craft Village and Ecotourism
Kawasan Patuk dskt
Destinasi Pariwisata
AKTIFITAS
1.Belanja dan ikut membuat
kerajinan topeng dll di Bobung
2.Outbound actifities di Hutan
Bunder dan Wanagama
3.eco-adventure tourism di
Gunung Nglanggeran
4. Aktifitas di Rest area Bunder
yang dimanfaatkan sebagai area
peristirahatan
36
37
STRATEGI PENGEMBANGAN
a. Waduk Sermo sebagai area Wisata air, Wisata luar
ruangan dan olahraga;
b. Kalibiru sebagai kawasan desa Wisata;
c. revitalisasi Goa Kiskendo sebagai kawasan Wisata alam
dan Wisata luar ruangan;
d. Sentolo-Lendah sebagai kawasan desa Wisata;
e. Pendoworejo sebagai kawasan desa Wisata budaya;
f. Goa Sriti sebagai kawasan Wisata alam dan sejarah;
g. kawasan Banjarasri, Banjaroyo - Ancol, Banjar Arum
sebagai kawasan agrowisata dan desa Wisata;
h. Nglinggo sebagai desa Wisata alam;
i. Puncak Suroloyo sebagai kawasan Wisata spiritual dan
alam;
j. Sendangsono sebagai kawasan Wisata ziarah; dan
k. Nanggulan-Pengasih sebagai kawasan Wisata
kerajinan.
Pengembangan Homeland-Hill Vacation
Kawasan Pegunungan Menoreh dskt
Destinasi Pariwisata
38
Kawasan
Sermo – Menoreh – Suroloyo dskt
Waduk Sermo
Goa Kiskendo
Sendangsono Bukit MenorehSuroloyo
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEMASARAN PARIWISATA DAERAH
a. pemetaan, analisis peluang pasar dan perintisan pemasaran ke pasar potensial;
b. pemantapan segmen pasar Wisatawan massal dan pengembangan segmen ceruk pasar
dalam mengoptimalkan pengembangan Destinasi Pariwisata dan dinamika pasar global;
c. pemantapan segmen pasar Wisatawan massal,dengan fokus pengembangan segmen
keluarga dan komunitas/tradisi budaya dan pengembangan segmen ceruk pasar dengan
fokus pengembangan segmen MICE;
d. pengembangan dan pemantapan citra Daerah sebagai Destinasi Pariwisata;
e. pengembangan citra Kepariwisataan Daerah sebagai Destinasi Pariwisata yang aman,
nyaman dan berdaya saing;
f. peningkatan peran media komunikasi pemasaran dalam memasarkan dan
mempromosikan Wisata;
g. pengembangan kemitraan pemasaran yang terpadu, sinergis, berkesinambungan dan
berkelanjutan;
h. pendukungan kebijakan promosi penggerak Wisatawan; dan
i. pengembangan Badan Promosi Pariwisata Daerah.
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PARIWISATA
DAERAH
a. peningkatan kualitas dan keragaman produk-produk
usaha Pariwisata;
b. peningkatan fasilitasi, regulasi, dan insentif untuk
pengembangan usaha Pariwisata;
c. penguatan struktur usaha Pariwisata; dan
d. penguatan kemitraan usaha Pariwisata dan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah dalam mendukung usaha
Kepariwisataan.
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN
KEPARIWISATAAN DAERAH
Pembangunan kelembagaan
Kepariwisataan Daerah meliputi:
a. pengembangan organisasi
Kepariwisataan; dan
b. pembangunan sumber daya
manusia Pariwisata.
ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
KEPARIWISATAAN
a. restrukturisasi dan reposisi organisasi Kepariwisataan di Daerah;
b. optimalisasi koordinasi antar dinas dan dengan Kabupaten/Kota;
c. optimalisasi organisasi Kepariwisataan swasta dan masyarakat di
Daerah; dan
d. optimalisasi kemitraan usaha Pariwisata antara Pemerintah
Daerah, swasta dan masyarakat.
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SDM PARIWISATA
a. optimalisasi dan akselerasi kompetensi sumber daya
manusia Pemerintah Daerah;
b. akselerasi kualitas institusi pendidikan Kepariwisataan;
c. standarisasi dan sertifikasi tenaga pendidik; dan
d. optimalisasi kuantitas dan kualitas sumber daya manusia
Pariwisata.
Sugeng Rawuh ing
Ngayogyokarto
Terima Kasih

Contenu connexe

Tendances

Tantangan pariwisata bukittinggi
Tantangan pariwisata bukittinggi Tantangan pariwisata bukittinggi
Tantangan pariwisata bukittinggi Yani Adriani
 
Kebijakan pengembangan pariwisata
Kebijakan pengembangan pariwisataKebijakan pengembangan pariwisata
Kebijakan pengembangan pariwisataJabalan Perang
 
Paparan Meningkatkan Peran Bidang Pariwisata
Paparan Meningkatkan Peran Bidang PariwisataPaparan Meningkatkan Peran Bidang Pariwisata
Paparan Meningkatkan Peran Bidang Pariwisataasholahuddin
 
KSPN Kepulauan Seribu
KSPN Kepulauan SeribuKSPN Kepulauan Seribu
KSPN Kepulauan SeribuYani Adriani
 
Konsep pariwisata IT
Konsep pariwisata ITKonsep pariwisata IT
Konsep pariwisata ITSTT Harapan
 
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danauPerencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danauBar Naz
 
Interelasi birokrasi industri dalam pariwisata
Interelasi birokrasi industri dalam pariwisataInterelasi birokrasi industri dalam pariwisata
Interelasi birokrasi industri dalam pariwisataYani Adriani
 
Kebijakan Pembangunan Parekraf Prov. NTT
Kebijakan Pembangunan Parekraf Prov. NTTKebijakan Pembangunan Parekraf Prov. NTT
Kebijakan Pembangunan Parekraf Prov. NTTRollyanus Susanto
 
Paparan sdm kepariwisataan dispar lampung
Paparan sdm kepariwisataan dispar lampungPaparan sdm kepariwisataan dispar lampung
Paparan sdm kepariwisataan dispar lampungeko ari
 
Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kalimantan Barat
Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kalimantan BaratPengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kalimantan Barat
Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kalimantan BaratAnas Nashrullah
 
Studi Kasus Pariwisata Pokdarwis Dieng Pandawa
Studi Kasus Pariwisata Pokdarwis Dieng PandawaStudi Kasus Pariwisata Pokdarwis Dieng Pandawa
Studi Kasus Pariwisata Pokdarwis Dieng PandawaRumba .
 
Pergeseran budaya siber & budaya visual pariwisata indonesia
Pergeseran budaya siber & budaya visual pariwisata indonesiaPergeseran budaya siber & budaya visual pariwisata indonesia
Pergeseran budaya siber & budaya visual pariwisata indonesiaImam Nur Hakim
 
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE  PROVINSI MALUKU UTARAPENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE  PROVINSI MALUKU UTARA
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARADede Saputra
 
Strategi pembangunan pariwisata 2017 kemenpar ay
Strategi pembangunan pariwisata 2017 kemenpar ayStrategi pembangunan pariwisata 2017 kemenpar ay
Strategi pembangunan pariwisata 2017 kemenpar ayTri Damayantho
 
PENJELASAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
PENJELASAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025PENJELASAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
PENJELASAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025Anindya Kenyo Larasti
 
Kajian potensi pariwisata jabar 2017
Kajian potensi pariwisata jabar 2017Kajian potensi pariwisata jabar 2017
Kajian potensi pariwisata jabar 2017Yani Adriani
 

Tendances (20)

Tantangan pariwisata bukittinggi
Tantangan pariwisata bukittinggi Tantangan pariwisata bukittinggi
Tantangan pariwisata bukittinggi
 
Kebijakan pengembangan pariwisata
Kebijakan pengembangan pariwisataKebijakan pengembangan pariwisata
Kebijakan pengembangan pariwisata
 
Paparan Meningkatkan Peran Bidang Pariwisata
Paparan Meningkatkan Peran Bidang PariwisataPaparan Meningkatkan Peran Bidang Pariwisata
Paparan Meningkatkan Peran Bidang Pariwisata
 
KSPN Kepulauan Seribu
KSPN Kepulauan SeribuKSPN Kepulauan Seribu
KSPN Kepulauan Seribu
 
Konsep pariwisata IT
Konsep pariwisata ITKonsep pariwisata IT
Konsep pariwisata IT
 
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danauPerencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
 
Pedoman RIPPDA 2007 - Depbudpar
Pedoman RIPPDA 2007 - DepbudparPedoman RIPPDA 2007 - Depbudpar
Pedoman RIPPDA 2007 - Depbudpar
 
Interelasi birokrasi industri dalam pariwisata
Interelasi birokrasi industri dalam pariwisataInterelasi birokrasi industri dalam pariwisata
Interelasi birokrasi industri dalam pariwisata
 
Sistem perencanaan kepariwisataan
Sistem perencanaan kepariwisataanSistem perencanaan kepariwisataan
Sistem perencanaan kepariwisataan
 
Kebijakan Pembangunan Parekraf Prov. NTT
Kebijakan Pembangunan Parekraf Prov. NTTKebijakan Pembangunan Parekraf Prov. NTT
Kebijakan Pembangunan Parekraf Prov. NTT
 
Paparan sdm kepariwisataan dispar lampung
Paparan sdm kepariwisataan dispar lampungPaparan sdm kepariwisataan dispar lampung
Paparan sdm kepariwisataan dispar lampung
 
Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kalimantan Barat
Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kalimantan BaratPengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kalimantan Barat
Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kalimantan Barat
 
Studi Kasus Pariwisata Pokdarwis Dieng Pandawa
Studi Kasus Pariwisata Pokdarwis Dieng PandawaStudi Kasus Pariwisata Pokdarwis Dieng Pandawa
Studi Kasus Pariwisata Pokdarwis Dieng Pandawa
 
Pergeseran budaya siber & budaya visual pariwisata indonesia
Pergeseran budaya siber & budaya visual pariwisata indonesiaPergeseran budaya siber & budaya visual pariwisata indonesia
Pergeseran budaya siber & budaya visual pariwisata indonesia
 
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE  PROVINSI MALUKU UTARAPENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE  PROVINSI MALUKU UTARA
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA
 
Strategi pembangunan pariwisata 2017 kemenpar ay
Strategi pembangunan pariwisata 2017 kemenpar ayStrategi pembangunan pariwisata 2017 kemenpar ay
Strategi pembangunan pariwisata 2017 kemenpar ay
 
PENJELASAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
PENJELASAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025PENJELASAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
PENJELASAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
 
Pengantar Kepariwisataan
Pengantar KepariwisataanPengantar Kepariwisataan
Pengantar Kepariwisataan
 
Analisis Strategi Pemasaran Pariwisata Sumba
Analisis Strategi Pemasaran Pariwisata SumbaAnalisis Strategi Pemasaran Pariwisata Sumba
Analisis Strategi Pemasaran Pariwisata Sumba
 
Kajian potensi pariwisata jabar 2017
Kajian potensi pariwisata jabar 2017Kajian potensi pariwisata jabar 2017
Kajian potensi pariwisata jabar 2017
 

Similaire à Paparan ripparda Bapak Tazbir SH MHum,Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPDA) DIY 2012),Tour operator di jogja, Tour operator di Yogya, Tour operator di jogjakarta, Tour operator di Yogyakarta,

Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...
Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...
Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...Akademi Desa 4.0
 
Perkembangan dan dampak ekonomi pariwisata jawa tengah 2018
Perkembangan dan dampak ekonomi pariwisata jawa tengah 2018Perkembangan dan dampak ekonomi pariwisata jawa tengah 2018
Perkembangan dan dampak ekonomi pariwisata jawa tengah 2018awan putih
 
Strategi pengembangan dpp borobudur dieng dsktr
Strategi pengembangan dpp borobudur   dieng dsktrStrategi pengembangan dpp borobudur   dieng dsktr
Strategi pengembangan dpp borobudur dieng dsktrawan putih
 
Koridor ekonomi bali nusa tenggara
Koridor ekonomi bali nusa tenggaraKoridor ekonomi bali nusa tenggara
Koridor ekonomi bali nusa tenggaraArif Budiman
 
Arah_Pengembangan_Kawasan_Pariwisata_Provinsi_Jawa_Tengah.pdf
Arah_Pengembangan_Kawasan_Pariwisata_Provinsi_Jawa_Tengah.pdfArah_Pengembangan_Kawasan_Pariwisata_Provinsi_Jawa_Tengah.pdf
Arah_Pengembangan_Kawasan_Pariwisata_Provinsi_Jawa_Tengah.pdfEdgarGraveline
 
0913 tatacara penetapan desa wisata
0913 tatacara penetapan desa wisata0913 tatacara penetapan desa wisata
0913 tatacara penetapan desa wisataRieAwan
 
Inpres 16 2005 kebijakan pembangunan kebudayaan dan pariwisata
Inpres 16 2005 kebijakan pembangunan kebudayaan dan pariwisataInpres 16 2005 kebijakan pembangunan kebudayaan dan pariwisata
Inpres 16 2005 kebijakan pembangunan kebudayaan dan pariwisataFitri Indra Wardhono
 
Arah Kebijakan - Kemenparekraf
Arah Kebijakan - KemenparekrafArah Kebijakan - Kemenparekraf
Arah Kebijakan - KemenparekrafECPAT Indonesia
 
Modul perkuliahan
Modul perkuliahanModul perkuliahan
Modul perkuliahanEko Efendi
 
Model Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Model Pengembangan Pariwisata BerkelanjutanModel Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Model Pengembangan Pariwisata BerkelanjutanTogar Simatupang
 
Tour panning process
Tour panning processTour panning process
Tour panning processHartokoEdo
 
MAPS KABUPATEN KUDUS.pptx
MAPS KABUPATEN KUDUS.pptxMAPS KABUPATEN KUDUS.pptx
MAPS KABUPATEN KUDUS.pptxRezkiAlifyana
 
STUDY VISIT STIA LAN -RI JAKARTA PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK 2008-20...
STUDY VISIT STIA LAN -RI JAKARTA PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK 2008-20...STUDY VISIT STIA LAN -RI JAKARTA PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK 2008-20...
STUDY VISIT STIA LAN -RI JAKARTA PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK 2008-20...Nyoman Rudana
 
Tourism in Indonesia: How Indonesian defines tourism?
Tourism in Indonesia: How Indonesian defines tourism?Tourism in Indonesia: How Indonesian defines tourism?
Tourism in Indonesia: How Indonesian defines tourism?ADHITIAPAHLAWANPUTRA1
 

Similaire à Paparan ripparda Bapak Tazbir SH MHum,Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPDA) DIY 2012),Tour operator di jogja, Tour operator di Yogya, Tour operator di jogjakarta, Tour operator di Yogyakarta, (20)

Paparan dari DPRD Daerah Istimewa Jogjakarta
Paparan dari DPRD Daerah Istimewa JogjakartaPaparan dari DPRD Daerah Istimewa Jogjakarta
Paparan dari DPRD Daerah Istimewa Jogjakarta
 
Lampiran perda nomor 1 tahun 2012 rippda
Lampiran perda nomor 1 tahun 2012 rippdaLampiran perda nomor 1 tahun 2012 rippda
Lampiran perda nomor 1 tahun 2012 rippda
 
Materi geopark
Materi geoparkMateri geopark
Materi geopark
 
Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...
Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...
Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...
 
Perkembangan dan dampak ekonomi pariwisata jawa tengah 2018
Perkembangan dan dampak ekonomi pariwisata jawa tengah 2018Perkembangan dan dampak ekonomi pariwisata jawa tengah 2018
Perkembangan dan dampak ekonomi pariwisata jawa tengah 2018
 
Strategi pengembangan dpp borobudur dieng dsktr
Strategi pengembangan dpp borobudur   dieng dsktrStrategi pengembangan dpp borobudur   dieng dsktr
Strategi pengembangan dpp borobudur dieng dsktr
 
Koridor ekonomi bali nusa tenggara
Koridor ekonomi bali nusa tenggaraKoridor ekonomi bali nusa tenggara
Koridor ekonomi bali nusa tenggara
 
Arah_Pengembangan_Kawasan_Pariwisata_Provinsi_Jawa_Tengah.pdf
Arah_Pengembangan_Kawasan_Pariwisata_Provinsi_Jawa_Tengah.pdfArah_Pengembangan_Kawasan_Pariwisata_Provinsi_Jawa_Tengah.pdf
Arah_Pengembangan_Kawasan_Pariwisata_Provinsi_Jawa_Tengah.pdf
 
Hibah banten
Hibah bantenHibah banten
Hibah banten
 
Panduan PKA Pariwisata.pptx
Panduan PKA Pariwisata.pptxPanduan PKA Pariwisata.pptx
Panduan PKA Pariwisata.pptx
 
0913 tatacara penetapan desa wisata
0913 tatacara penetapan desa wisata0913 tatacara penetapan desa wisata
0913 tatacara penetapan desa wisata
 
Visit batam 2011
Visit batam 2011Visit batam 2011
Visit batam 2011
 
Inpres 16 2005 kebijakan pembangunan kebudayaan dan pariwisata
Inpres 16 2005 kebijakan pembangunan kebudayaan dan pariwisataInpres 16 2005 kebijakan pembangunan kebudayaan dan pariwisata
Inpres 16 2005 kebijakan pembangunan kebudayaan dan pariwisata
 
Arah Kebijakan - Kemenparekraf
Arah Kebijakan - KemenparekrafArah Kebijakan - Kemenparekraf
Arah Kebijakan - Kemenparekraf
 
Modul perkuliahan
Modul perkuliahanModul perkuliahan
Modul perkuliahan
 
Model Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Model Pengembangan Pariwisata BerkelanjutanModel Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Model Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
 
Tour panning process
Tour panning processTour panning process
Tour panning process
 
MAPS KABUPATEN KUDUS.pptx
MAPS KABUPATEN KUDUS.pptxMAPS KABUPATEN KUDUS.pptx
MAPS KABUPATEN KUDUS.pptx
 
STUDY VISIT STIA LAN -RI JAKARTA PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK 2008-20...
STUDY VISIT STIA LAN -RI JAKARTA PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK 2008-20...STUDY VISIT STIA LAN -RI JAKARTA PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK 2008-20...
STUDY VISIT STIA LAN -RI JAKARTA PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK 2008-20...
 
Tourism in Indonesia: How Indonesian defines tourism?
Tourism in Indonesia: How Indonesian defines tourism?Tourism in Indonesia: How Indonesian defines tourism?
Tourism in Indonesia: How Indonesian defines tourism?
 

Plus de Auditors to the field of business travel agency

Plus de Auditors to the field of business travel agency (20)

Jungle paintball management training
Jungle paintball management trainingJungle paintball management training
Jungle paintball management training
 
Jungle Paintball Jogja
Jungle Paintball JogjaJungle Paintball Jogja
Jungle Paintball Jogja
 
LSU PARIWISATA
LSU PARIWISATALSU PARIWISATA
LSU PARIWISATA
 
Standard presentasi personal
Standard presentasi personalStandard presentasi personal
Standard presentasi personal
 
Mengemas dan memasarkan paket wisata budaya
Mengemas dan memasarkan paket wisata budayaMengemas dan memasarkan paket wisata budaya
Mengemas dan memasarkan paket wisata budaya
 
Quo vadis pertumbuhan hotel di diy
Quo vadis pertumbuhan hotel di diyQuo vadis pertumbuhan hotel di diy
Quo vadis pertumbuhan hotel di diy
 
Peranan biro perjalanan wisata dalam pengembangan homestay
Peranan biro perjalanan wisata dalam pengembangan homestayPeranan biro perjalanan wisata dalam pengembangan homestay
Peranan biro perjalanan wisata dalam pengembangan homestay
 
Menerima dan memproses reservasi
Menerima dan memproses reservasi Menerima dan memproses reservasi
Menerima dan memproses reservasi
 
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran desa wisata,Tour operator di...
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran desa wisata,Tour operator di...Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran desa wisata,Tour operator di...
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran desa wisata,Tour operator di...
 
Pembekalan dimas di ajeng
Pembekalan dimas di ajengPembekalan dimas di ajeng
Pembekalan dimas di ajeng
 
Spesial gunungkidul tour
Spesial gunungkidul tourSpesial gunungkidul tour
Spesial gunungkidul tour
 
Menatap pariwisata 2013.dinaspar jogja
Menatap pariwisata 2013.dinaspar jogjaMenatap pariwisata 2013.dinaspar jogja
Menatap pariwisata 2013.dinaspar jogja
 
Kampanye sadar wisata
Kampanye sadar wisataKampanye sadar wisata
Kampanye sadar wisata
 
Travel pattern
Travel patternTravel pattern
Travel pattern
 
Memelihara kepuasan tamu
Memelihara kepuasan tamuMemelihara kepuasan tamu
Memelihara kepuasan tamu
 
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran - by : Odoritour - tour oper...
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran - by : Odoritour - tour oper...Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran - by : Odoritour - tour oper...
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran - by : Odoritour - tour oper...
 
Pasar wisata,tour operator di Jogja,Tour operator di Yogya
Pasar wisata,tour operator di Jogja,Tour operator di YogyaPasar wisata,tour operator di Jogja,Tour operator di Yogya
Pasar wisata,tour operator di Jogja,Tour operator di Yogya
 
Kebijakan pariwisata diy 15 sep 2009 woro,tour operator di jogja,tour operato...
Kebijakan pariwisata diy 15 sep 2009 woro,tour operator di jogja,tour operato...Kebijakan pariwisata diy 15 sep 2009 woro,tour operator di jogja,tour operato...
Kebijakan pariwisata diy 15 sep 2009 woro,tour operator di jogja,tour operato...
 
Strategi pemasaran pariwisata diy prof wiendu,tour operator di jogja,tour ope...
Strategi pemasaran pariwisata diy prof wiendu,tour operator di jogja,tour ope...Strategi pemasaran pariwisata diy prof wiendu,tour operator di jogja,tour ope...
Strategi pemasaran pariwisata diy prof wiendu,tour operator di jogja,tour ope...
 
Presentasi pemasaran gn kidul,tour operator di jogja,tour operator di yogya
Presentasi pemasaran gn kidul,tour operator di jogja,tour operator di yogyaPresentasi pemasaran gn kidul,tour operator di jogja,tour operator di yogya
Presentasi pemasaran gn kidul,tour operator di jogja,tour operator di yogya
 

Paparan ripparda Bapak Tazbir SH MHum,Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPDA) DIY 2012),Tour operator di jogja, Tour operator di Yogya, Tour operator di jogjakarta, Tour operator di Yogyakarta,

  • 1. PERDA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2012 Tentang RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2012 - 2025 Pls visit our web : Odoritour.com Paket Edukasi
  • 2. 2 RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH DIY 2012 - 2025 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, INDIKASI PROGRAM 1. Industri Pariwisata 2. Destinasi Pariwisata 3. Pemasaran 4. Kelembagaan Pariwisata VISI - MISI TUJUAN - SASARAN ANALISIS LINGKUNGAN PARADIGMA PEMBANGUNAN 4 PILAR PEMB. KEPARIWISATAAN DAERAH PEMASARAN PARIWISATA INDUSTRI PARIWISATA KELEMBAGAAN KEPARIWISATAAN DESTINASI PARIWISATA  UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan  PP No. 50 Tahun 2011 tentang RIPPARNAS  Perda No. 2 tahun 2009 tentang RPJPD  Perda No. 4 Tahun 2009 tentang RPJMD  Perda No. 2 Tahun 2010 tentang RTRW DIY  Perda No. 16 Tahun 2011 tentang Rencana Zonasi wilayah +pulau2 kecil Alur Pemikiran dan Struktur Keluaran RIPPARDA DIY
  • 4. 4 VISI “Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2025 sebagai Pusat Pendidikan, Budaya dan Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di Asia Tenggara dalam lingkungan Masyarakat yang Maju, Mandiri dan Sejahtera” Visi Pembangunan Kepariwisataan Prov. DIY dalam RIPPARDA Tahun 2012 – 2025, adalah: “Terwujudnya Yogyakarta sebagai Destinasi Pariwisata berbasis budaya terkemuka di Asia Tenggara, berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan Daerah untuk kesejahteraan masyarakat. Visi Pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Prov. DIY Tahun 2005 – 2025 adalah :
  • 5. 5 a.mewujudkan Kepariwisataan berbasis budaya yang kreatif dan inovatif; b.mengembangkan Daya Tarik Wisata berbasis budaya; c.meningkatkan daya saing Pariwisata pada tingkat nasional maupun global sehingga mampu meningkatkan jumlah kunjungan; d.mengembangkan tujuan Wisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, dan berwawasan lingkungan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat; e.mengembangkan pemasaran Pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung jawab untuk meningkatkan kunjungan Wisatawan baik nusantara maupun mancanegara; f.mengembangkan industri Pariwisata yang berdaya saing, kredibel, mampu menggerakkan kemitraan usaha, dan bertanggung jawab atas kelestarian dan keseimbangan lingkungan alam dan sosial budaya; g.mengembangkan organisasi kelembagaan Pemerintah Daerah, Pemerintah Kabupaten/Kota, swasta, dan masyarakat; h.mengembangkan sumber daya manusia, regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong terwujudnya Kepariwisataan yang berkelanjutan; danmewujudkan masyarakat sadar Wisata untuk mendukung tercapainya Sapta Pesona. MISI
  • 6. 6 a.mewujudkan Pariwisata berbasis budaya yang kreatif dan inovatif sebagai sektor unggulan dan prioritas pembangunan Daerah b.meningkatkan kualitas dan kuantitas Daya Tarik Wisata yang mampu mendorong peningkatan jumlah kunjungan; c.meningkatkan produk domestik bruto, devisa Daerah, produk domestik regional bruto, pendapatan asli Daerah, dan pendapatan masyarakat, dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan; d.mewujudkan media pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan citra Kawasan Pariwisata Daerah dan apresiasi terhadapnya sehingga mampu menarik kunjungan dan kunjungan ulang Wisatawan mancanegara dan Wisatawan nusantara; e.mewujudkan industri Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian Daerah melalui peningkatan investasi di bidang Pariwisata, kerjasama antarusaha Pariwisata, memperluas lapangan kerja, dan melaksanakan upaya-upaya untuk mendukung pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat; dan f.mengembangkan lembaga Kepariwisataan dan sistem tata kelola yang mampu menyinergikan pembangunan industri Pariwisata, Kawasan Pariwisata, dan pemasaran Pariwisata secara profesional, efektif, dan efisien. Tujuan
  • 7. 7 a.terciptanya berbagai inovasi jenis Daya Tarik Wisata; b.tersedianya fasilitas pendukung Kepariwisataan yang handal; c.meningkatnya kualitas paket Wisata yang variatif , yang dikelola secara sinergis dan terintegrasi antara Pemerintah Daerah dan/atau oleh pelaku Wisata; d.meningkatnya kunjungan Wisatawan nusantara maupun mancanegara; e.meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan Daerah; f.terwujudnya Pariwisata berbasis budaya yang kreatif dan inovatif sebagai sektor unggulan dan prioritas pembangunan Daerah; g.meningkatnya kualitas dan kuantitas Daya Tarik Wisata yang aman dan nyaman yang mampu mendorong peningkatan jumlah kunjungan Wisatawan. h.meningkatnya produk domestik bruto, pendapatan Daerah, produk domestik regional bruto, dan pendapatan masyarakat, dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan; i.terwujudnya media pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan citra Daerah sebagai Destinasi Pariwisata; j.terwujudnya industri Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian Daerah melalui peningkatan investasi di bidang Pariwisata, kerjasama antarusaha Pariwisata, perluasan lapangan kerja, dan upaya-upaya untuk pendukung pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat; k.terwujudnya lembaga Kepariwisataan dan sistem tata kelola yang mampu menyinergikan pembangunan industri Pariwisata, Kawasan Pariwisata, dan pemasaran Pariwisata secara profesional, efektif, dan efisien; l.terwujudnya Pariwisata sebagai sektor unggulan dan prioritas pembangunan Daerah; m.terciptanya sumber daya manusia Pariwisata yang handal dan profesional; dan n.terwujudnya masyarakat sadar Wisata untuk mendukung tercapainya Sapta Pesona. Sasaran
  • 8. Pelaksanaan RIPPARDA Provinsi diselenggarakan secara terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia usaha, dan masyarakat.
  • 9. TAHAPAN PELAKSANAAN RIPPARDA Pelaksanaan RIPPARDA Provinsi sebagaimana yang dilaksanakan dalam tiga (3) tahap sbb: a. tahap I, Tahun 2012-2014; b. tahap II, Tahun 2015-2019; dan c. tahap III, Tahun 2020-2025.
  • 10. HAL-HAL PENTING LAINNYA DALAM RIPPARDA • RIPPARAD Prov. DIY dapat dilaksanakan evaluasi paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun • RIPPARDA Prov. DIY menjadi pedoman penyusunan RIPPARDA Kab/Kota yang sebelumnya harus dikonsultasikan dan dikoordinasikan kepada Pemerintah Provinsi
  • 11. 11 • prinsip pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan; • orientasi pada upaya-upaya pertumbuhan, peningkatan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, serta pelestarian lingkungan; • dilaksanakan dengan tata kelola yang baik; • dilaksanakan secara terpadu secara lintas sektor, lintas Daerah, dan lintas pelaku; dan • dilaksanakan dengan mendorong kemitraan sektor publik dan privat. Arah Pembangunan Kepariwisataan DIY
  • 12. 12 Perwilayahan Pembangunan Destinasi Pariwisata ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA DAERAH Perwilayahan pembangunan destinasi Pariwisata daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mencakup: KAWASAN LERENG MERAPI BAGIAN SELATAN dan sekitarnya KAWASAN PRAMBANAN – RATU BOKO dan sekitarnya KAWASAN GODEAN – MOYUDAN dan sekitarnya KAWASAN KRATON – MALIOBORO dan sekitarnya KAWASAN KASONGAN – TEMBI – WUKIRSARI dan sekitarnya KAWASAN PARANGTRITIS – DEPOK – KUWARU dan sekitarnya KAWASAN BARON – SUNDAK dan sekitarnya KAWASAN SIUNG – WEDIOMBO – BENGAWAN SOLO PURBA dan sekitarnya KAWASAN PATUK dan sekitarnya KAWASAN KARST GUNUNG SEWU dan sekitarnya KAWASAN CONGOT – GLAGAH – TRISIK dan sekitarnya KAWASAN PEGUNUNGAN MENOREHdan sekitarnya
  • 13. Strategi pengembangan lereng Merapi bagian selatan dan sekitarnya dengan cara mengembangkan: a. kawasan tracking Gunung Merapi-Cangkringan (Kaliadem)- Hutan Wisata Kaliurang sebagai kawasan Wisata gunung berapi; b. kawasan Gunung Merapi sebagai Taman Nasional Gunung Merapi; c. Museum Gunung Merapi sebagai kawasan Wisata pendidikan Gunung Merapi; d. kawasan Ulen Sentalu sebagai kawasan Wisata berbasis pendidikan, budaya dan sejarah; e. desa-desa di kawasan Gunung Merapi sebagai Kawasan Rantai Desa Wisata; dan f. kawasan Pesona Alam Gunung Merapi di kawasan Cangkringan 13
  • 14. STRATEGI PENGEMBANGAN a. kawasan candi Prambanan, sendratari Ramayana, serta gedung kesenian Trimurti sebagai tempat pertunjukan budaya jawa; b. kawasan situs Kraton Ratu Boko sebagai Wisata candi peninggalan kerajaan Boko; dan c. situs-situs candi di sekitar candi Kalasan, candi Prambanan, dan Kraton Ratu Boko sebagai kawasan Wisata berbasis budaya hindu. Pengembangan Hindhu – Buddhist Temple Mozaic & Javanese Culture Extravaganza 14 Kawasan Prambanan – Ratu Boko dskt Destinasi Pariwisata
  • 15. 15 Kawasan Prambanan – Ratu Boko dskt Candi Prambanan Situs Ratu Boko Candi Kalasan Candi PlaosanCandi Sambisari Sendratari Ramayana
  • 16. 16 Pengembangan Javanese Living Urban-Culture Kawasan Kraton – Malioboro dskt Destinasi Pariwisata STRATEGI PENGEMBANGAN a. Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Taman Sari, Museum Sonobudoyo dan Museum Kereta sebagai kawasan cagar budaya dan Wisata Kraton; b. Njeron Beteng sebagai kawasan Wisata berbasis budaya Jawa; c. Malioboro sebagai kawasan cagar budaya dan koridor Wisata belanja; d. Ketandan dan sekitarnya sebagai kawasan kampung pecinan; e. Ndalem Mangkubumen-Ndalem Pujokusuman - Puro Pakualaman sebagai kawasan pelestarian dan pertunjukan kesenian Jawa; f. kawasan Titik Nol sebagai kawasan Wisata pendidikan, budaya, dan sejarah. g. Kotagede sebagai kawasan cagar budaya; h. stadion Maguwoharjo - Candi Gebang - Embung Tambakboyo sebagai kawasan Wisata keluarga dan olahraga; i. Jalan Mangkubumi sebagai kawasan taman sepeda dan perluasan Malioboro; j. Universitas dan sekolah di kawasan perkotaan sebagai Wisata pendidikan; k. revitalisasi Gembira Loka sebagai Wisata pendidikan fauna dan rekreasi keluarga; l. Ngasem-Ngabean sebagai kampung Wisata kuliner dan kerajinan; m. ruang terbuka hijau; dan n. Wisata kesehatan, kebugaran, dan kecantikan tradisional dan modern sebagai Daya Tarik Wisata baru.
  • 17. Malioboro Kota tua kotagede Taman Sari Monumen Jogja Kembali Kraton Ngayogyakarta Benteng Vredenburg Kawasan Perkotaan – Malioboro
  • 18. 18 STRATEGI PENGEMBANGAN a. kawasan Congot sebagai kawasan Wisata alam keluarga dan Wisata ziarah gunung lanang; b. pantai Glagah sebagai kawasan Wisata minat khusus, pantai dan agrowisata; c. Pelabuhan Karangwuni sebagai kawasan Desa Wisata; d. Trisik sebagai kawasan desa Wisata pesisir pantai; dan kawasan Girigondo sebagai kawasan Wisata ziarah. Pengembangan Traditional Coastal Tourism Kawasan Congot - Glagah – Trisik dskt Destinasi Pariwisata
  • 19. Pantai Pandansimo Pantai Glagah Pantai Trisik Pelabuhan Karangwuni Pantai Congot Kawasan Glagah – Trisik dskt
  • 20. STRATEGI PENGEMBANGAN a. revitalisasi Parangtritis sebagai kawasan rekreasi pantai keluarga; b. Pantai Depok sebagai kawasan Wisata kuliner hasil laut dan Wisata dirgantara; c. Gumuk Pasir Barchans sebagai kawasan konservasi geospasial dan cagar biosfer; d. Pantai Kuwaru -Goa Cemara - Samas - Pantai Baru sebagai kawasan Wisata pantai keluarga dan pendidikan; e. Pantai Goa Cemara sebagai kawasan Wisata konservasi penyu; dan f. Parangkusumo sebagai kawasan ritual budaya laut. Pengembangan Family Nature Tourism 20 Kawasan Parangtritis – Depok – Kuwaru dskt Destinasi Pariwisata
  • 21. Pantai Depok Pantai Kuwaru Museum Alam dan Ekologi Pesisir Kawasan Parangtritis – Depok dskt Gua Langse Pantai Parangtritis
  • 22. AKTIFITAS 1. Festival-festival nasional dan internasional 2.Menikmati aneka kuliner seafood dan belanja ikan 3.Menikmati aktifitas Paralayang dan para ceiling dengan pemandangan pantai 4.Aktifitas beach adventure (ATV) 5.Penelitian tentang gumuk pasir 6.Mengikuti dan melihat event budaya spiritual dan keagamaan (labuhan alit, labuhan, melasti) 22
  • 23. Pengembangan Karst Cave Treasure 23 STRATEGI PENGEMBANGAN a. Kalisuci (Goa Glatikan, Goa Gelong, Goa Buriomah, Goa Pindul, Goa Grubug dan Goa Jomblang) sebagai kawasan Wisata minat khusus; b. Goa Bribin - Goa Grubug sebagai kawasan Wisata keluarga dan susur Goa Karst; dan c. Goa Rancang Kencono - Air Terjun Sri Gethuk sebagai kawasan desa Wisata. Kawasan Karst Pegunungan Sewu dskt Destinasi Pariwisata
  • 24. Goa Bribin Goa Kalisuci Goa Krinjing Goa Tritis Gua Grubug Kawasan Karst Wonosari dskt
  • 25. AKTIFITAS 1.Aktifitas karst cave eksplore (cave tubing, susur gua, penelitian karst) 2.Kegiatan keagamaan umat katholik (misa, ziarah, jalan salib) 3.Aktifitas family karst cave tourism (sightseeing, bermain, berekreasi) 4.Penelitian tentang karst endogen 25
  • 26. 26 STRATEGI PENGEMBANGAN a. Kasongan sebagai kawasan desa Wisata kerajinan gerabah tradisional; b. Gabusan - Manding - Tembi sebagai kawasan budaya dan kerajinan; c. desa Wisata Wukirsari sebagai kawasan desa Wisata kerajinan; d. desa Wisata Kebonagung sebagai desa Wisata pertanian tradisional; e. Kawasan Cerme sebagai kawasan Wisata susur Goa; f. Makam Imogiri sebagai kawasan cagar budaya dan Wisata ziarah Kerajaan Mataram; g. Mangunan sebagai kawasan Agrowisata dan alam; h. Pundong sebagai kawasan desa Wisata kerajinan gerabah; i. Goa Selarong- Krebet sebagai kawasan Wisata sejarah dan Wisata kerajinan; j. Bendung Tegal sebagai kawasan Wisata tirta dan olahraga; dan k. kawasan goa Jepang sebagai Wisata sejarah dan alam. Pengembangan Handycraft Site and Nature Tourism Kawasan Kasongan – Tembi – Wukirsari dskt Destinasi Pariwisata
  • 27. Goa Cerme Goa Selarong Desa Wisata Manding Makam Imogiri Kawasan Kasongan – Tembi dskt
  • 28. 28 AKTIFITAS 1.Wisata ziarah ke makam raja Mataram 2.Belanja dan ikut membuat gerabah di Kasongan 3.Beraktifitas di rumah budaya Tembi 4.Belanja dan belajar tentang kerajinan kulit di Manding 5.Belanja dan ikut membuat kerajinan di Wukirsari 6.Menikmati suasana pedesaan dengan tinggal dan ikut aktifitas di Kebonagung 7.Aktifitas di Goa Cerme
  • 29. 29 STRATEGI PENGEMBANGAN a. Pantai Siung sebagai kawasan Wisata minat khusus; b. kawasan Wediombo sebagai kawasan Wisata pantai berbasis konservasi dan relaksasi; c. Pantai Sadeng sebagai kawasan Wisata pantai berbasis pelabuhan perikanan;dan d. Bengawan Solo Purba sebagai kawasan Wisata alam. Pengembangan Karst Beach Diversity Kawasan Siung – Wediombo – Bengawan Solo Purbadskt Destinasi Pariwisata
  • 30. Pantai Wediomo Pantai Sadeng Pantai Siung Kawasan Siung - Wediombo dskt
  • 31. AKTIFITAS 1.Even internasional panjat tebing di Pantai Siung 2.Aktifitas outbound adventur di Pantai Siung (panjat tebing) 3.Menikmati aneka kuliner seafood dan belanja ikan 4.Menikmati aktifitas tepi pantai (waterfront activities) 5.Menikmati aktifitas nelayan melaut dan bongkar ikan KAWASAN SIUNG – WEDIOMBO – SADENG dskt 31
  • 32. 32 STRATEGI PENGEMBANGAN a. kawasan Pantai Baron sebagai pantai rekreasi keluarga, pendidikan, dan kuliner hasil laut; b. Pantai Krakal sebagai kawasan Wisata berbasis konservasi sumberdaya alam; c. Pantai Sundak sebagai kawasan Wisata pantai dan relaksasi; d. Pantai Kukup sebagai kawasan Wisata pantai berbasis pendidikan dan konservasi terumbu karang; e. Pantai Ngrenehan - Pantai Gesing sebagai kawasan Wisata berbasis pasar dan perdagangan ikan; f. Pantai Ngobaran sebagai kawasan Wisata pantai berbasis budaya tradisional; dan g. Pantai Sepanjang sebagai kawasan Wisata pantai tropis alami. Pengembangan Relaxin-Shoreline Wonders Kawasan Baron – Sundak dskt Destinasi Pariwisata
  • 33. 33 Kawasan Baron – Sundak dskt Pantai Baron Pantai Baron Pantai Sundak Pantai Sepanjang Pantai Ngrenahan Pantai Ngobaran Pantai Krakal Pantai Kukup Goa Pindul
  • 34. AKTIFITAS 1. Aktifitas keluarga di Baron Techno Park 2.Menikmati aneka kuliner seafood dan belanja ikan 3.Bersantai dan relaksasi di Pantai Ngobaran 4.Akifitas keagamaan di Pura Ngobaran 5.Menikmati dan belajar budaya kebhinnekaan agama 6.Aktifitas outbound dan camping di Sundak 7.Konservasi dan penelitian coral di Krakal 8.Menikmati alam dan seuasan asli pantai Sepanjang 34
  • 35. 35 STRATEGI PENGEMBANGAN a. desa Wisata Bobung sebagai kawasan desa Wisata kerajinan Kayu Batik; b. Ekowisata Hutan Bunder dan Wanagama sebagai kawasan Wisata pendidikan, dan aktivitas Wisata luar ruangan; dan c. Gunung Nglanggeran sebagai kawasan Wisata ekologi dan agrowisata. Pengembangan Craft Village and Ecotourism Kawasan Patuk dskt Destinasi Pariwisata
  • 36. AKTIFITAS 1.Belanja dan ikut membuat kerajinan topeng dll di Bobung 2.Outbound actifities di Hutan Bunder dan Wanagama 3.eco-adventure tourism di Gunung Nglanggeran 4. Aktifitas di Rest area Bunder yang dimanfaatkan sebagai area peristirahatan 36
  • 37. 37 STRATEGI PENGEMBANGAN a. Waduk Sermo sebagai area Wisata air, Wisata luar ruangan dan olahraga; b. Kalibiru sebagai kawasan desa Wisata; c. revitalisasi Goa Kiskendo sebagai kawasan Wisata alam dan Wisata luar ruangan; d. Sentolo-Lendah sebagai kawasan desa Wisata; e. Pendoworejo sebagai kawasan desa Wisata budaya; f. Goa Sriti sebagai kawasan Wisata alam dan sejarah; g. kawasan Banjarasri, Banjaroyo - Ancol, Banjar Arum sebagai kawasan agrowisata dan desa Wisata; h. Nglinggo sebagai desa Wisata alam; i. Puncak Suroloyo sebagai kawasan Wisata spiritual dan alam; j. Sendangsono sebagai kawasan Wisata ziarah; dan k. Nanggulan-Pengasih sebagai kawasan Wisata kerajinan. Pengembangan Homeland-Hill Vacation Kawasan Pegunungan Menoreh dskt Destinasi Pariwisata
  • 38. 38 Kawasan Sermo – Menoreh – Suroloyo dskt Waduk Sermo Goa Kiskendo Sendangsono Bukit MenorehSuroloyo
  • 39. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEMASARAN PARIWISATA DAERAH a. pemetaan, analisis peluang pasar dan perintisan pemasaran ke pasar potensial; b. pemantapan segmen pasar Wisatawan massal dan pengembangan segmen ceruk pasar dalam mengoptimalkan pengembangan Destinasi Pariwisata dan dinamika pasar global; c. pemantapan segmen pasar Wisatawan massal,dengan fokus pengembangan segmen keluarga dan komunitas/tradisi budaya dan pengembangan segmen ceruk pasar dengan fokus pengembangan segmen MICE; d. pengembangan dan pemantapan citra Daerah sebagai Destinasi Pariwisata; e. pengembangan citra Kepariwisataan Daerah sebagai Destinasi Pariwisata yang aman, nyaman dan berdaya saing; f. peningkatan peran media komunikasi pemasaran dalam memasarkan dan mempromosikan Wisata; g. pengembangan kemitraan pemasaran yang terpadu, sinergis, berkesinambungan dan berkelanjutan; h. pendukungan kebijakan promosi penggerak Wisatawan; dan i. pengembangan Badan Promosi Pariwisata Daerah.
  • 40. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PARIWISATA DAERAH a. peningkatan kualitas dan keragaman produk-produk usaha Pariwisata; b. peningkatan fasilitasi, regulasi, dan insentif untuk pengembangan usaha Pariwisata; c. penguatan struktur usaha Pariwisata; dan d. penguatan kemitraan usaha Pariwisata dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam mendukung usaha Kepariwisataan.
  • 41. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN KEPARIWISATAAN DAERAH Pembangunan kelembagaan Kepariwisataan Daerah meliputi: a. pengembangan organisasi Kepariwisataan; dan b. pembangunan sumber daya manusia Pariwisata.
  • 42. ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN ORGANISASI KEPARIWISATAAN a. restrukturisasi dan reposisi organisasi Kepariwisataan di Daerah; b. optimalisasi koordinasi antar dinas dan dengan Kabupaten/Kota; c. optimalisasi organisasi Kepariwisataan swasta dan masyarakat di Daerah; dan d. optimalisasi kemitraan usaha Pariwisata antara Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat.
  • 43. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SDM PARIWISATA a. optimalisasi dan akselerasi kompetensi sumber daya manusia Pemerintah Daerah; b. akselerasi kualitas institusi pendidikan Kepariwisataan; c. standarisasi dan sertifikasi tenaga pendidik; dan d. optimalisasi kuantitas dan kualitas sumber daya manusia Pariwisata.