SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  11
ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
PP TENTANG KETENAGAKERJAAN
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3 :
 EKA NUR SEPTIANA
 ELIAN OKTAVIA
 EVITA SARI
 FITRIA OKTAVIANI
 SATYA NINGRUM
 SEPTI FARIDA SARI
 SITI ROFIQOH
 VIDA ARTA PUSPITA SUPRATMAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN
KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI KEBIDANAN METRO
2013/2014
Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:
• Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada
waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.
• Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat.
• Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
• Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau
badanbadan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah
atau imbalan dalam bentuk lain.
• Pengusaha adalah :
• orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu
perusahaan milik sendiri;
• orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan perusahaan bukan miliknya;
• orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia
mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang
berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
• Perusahaan adalah :
• setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan,
milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik
negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan
dalam bentuk lain;
• usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan
mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk
lain.
• Perencanaan tenaga kerja adalah proses penyusunan rencana ketenagakerjaan
secara sistematis yang dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan,
strategi, dan pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan yang
berkesinambungan.
• Informasi ketenagakerjaan adalah gabungan, rangkaian, dan analisis data yang
berbentuk angka yang telah diolah, naskah dan dokumen yang mempunyai arti,
nilai dan makna tertentu mengenai ketenagakerjaan.
• Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin,
sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai
dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.
• Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar
yang ditetapkan.
• Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan
secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara
langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja/buruh
yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang dan/atau jasa di
perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu.
• Pelayanan penempatan tenaga kerja adalah kegiatan untuk mempertemukan
tenaga kerja dengan pemberi kerja, sehingga tenaga kerja dapat memperoleh
pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya, dan pemberi
kerja dapat memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhannya.
• Tenaga kerja asing adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud
bekerja di wilayah Indonesia.
• Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau
pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak.
• Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh
berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan
perintah.
• Hubungan industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para
pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur
pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
• Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan
untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat
bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna
memperjuangkan,membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh
serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.
• Lembaga kerja sama bipartit adalah forum komunikasi dan konsultasi mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan hubungan industrial di satu perusahaan yang
anggotanya terdiri dari pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh yang sudah
tercatat di instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan atau unsur
pekerja/buruh.
• Lembaga kerja sama tripartit adalah forum komunikasi, konsultasi dan
musyawarah tentang masalah ketenagakerjaan yang anggotanya terdiri dari unsur
organisasi pengusaha, serikat pekerja/serikat buruh, dan pemerintah.
• Peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh
pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan.
• Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan
antara serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh
yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaandengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan
pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah
pihak.
• Perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan pendapat yang
mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan
pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan
mengenai hak, perselisihan kepentingan, dan perselisihan pemutusan hubungan
kerja serta perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu
perusahaan.
• Mogok kerja adalah tindakan pekerja/buruh yang direncanakan dan
dilaksanakan secara bersama-sama dan/atau oleh serikat pekerja/serikat buruh
untuk menghentikan atau memperlambat pekerjaan.
• Penutupan perusahaan (lock out) adalah tindakan pengusaha untuk menolak
pekerja/buruh seluruhnya atau sebagian untuk menjalankan pekerjaan.
• Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal
tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara
pekerja/buruh dan pengusaha.
• Anak adalah setiap orang yang berumur dibawah 18 (delapan belas) tahun.
• Siang hari adalah waktu antara pukul 06.00 sampai dengan pukul 18.00.
• 1 (satu) hari adalah waktu selama 24 (dua puluh empat) jam.
• Seminggu adalah waktu selama 7 (tujuh) hari.
• Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh
yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau
peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
• Kesejahteraan pekerja/buruh adalah suatu pemenuhan kebutuhan dan/atau
keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik di dalam maupun di luar
hubungan kerja, yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempertinggi
produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat.
• Pengawasan ketenagakerjaan adalah kegiatan mengawasi dan menegakkan
pelaksanaan peraturan perundang- undangan di bidang ketenagakerjaan.
• Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.
Pengupahan
Pasal 88
• Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
• Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pemerintah menetapkan
kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh.
• Kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) meliputi :
• upah minimum;
• upah kerja lembur;
• upah tidak masuk kerja karena berhalangan;
• upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya;
• upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya;
• bentuk dan cara pembayaran upah;
• denda dan potongan upah;
• hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah;
• struktur dan skala pengupahan yang proporsional;
• upah untuk pembayaran pesangon; dan
• upah untuk perhitungan pajak penghasilan.
• Pemerintah menetapkan upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
huruf a berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatikan
produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
Pasal 89
• Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat (3) huruf a dapat
terdiri atas :
• upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota;
• upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota;
• Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diarahkan kepada
pencapaian kebutuhan hidup layak.
• Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh
Gubernur dengan memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi
dan/atau Bupati/Walikota.
• Komponen serta pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri.
Pasal 90
• Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89.
• Bagi pengusaha yang tidak mampu membayar upah minimum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 89 dapat dilakukan penangguhan.
• Tata cara penangguhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan
Keputusan Menteri.
Pasal 91
• Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas kesepakatan antara pengusaha dan
pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh tidak boleh lebih rendah dari
ketentuan pengupahan yang ditetapkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
• Dalam hal kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) lebih rendah atau
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesepakatan tersebut batal
demi hukum, dan pengusaha wajib membayar upah pekerja/buruh menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 92
• Pengusaha menyusun struktur dan skala upah dengan memperhatikan golongan,
jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi.
• Pengusaha melakukan peninjauan upah secara berkala dengan memperhatikan
kemampuan perusahaan dan produktivitas.
• Ketentuan mengenai struktur dan skala upah sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) diatur dengan Keputusan Menteri.
Pasal 93
• Upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan pekerjaan.
• Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku, dan pengusaha
wajib membayar upah apabila :
• pekerja/buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan;
• pekerja/buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya
sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan;
• pekerja/buruh tidak masuk bekerja karena pekerja/buruh menikah, menikahkan,
mengkhitankan, membaptiskan anaknya, isteri melahirkan atau keguguran
kandungan, suami atau isteri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua
atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia;
• pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalankan
kewajiban terhadap negara;
• pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalankan ibadah
yang diperintahkan agamanya;
• pekerja/buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi
pengusaha tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun
halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha;
• pekerja/buruh melaksanakan hak istirahat;
• pekerja/buruh melaksanakan tugas serikat pekerja/serikat buruh atas persetujuan
pengusaha; dan
• pekerja/buruh melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan.
• Upah yang dibayarkan kepada pekerja/buruh yang sakit sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) huruf a sebagai berikut :
• untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100% (seratus perseratus) dari upah;
• untuk 4 (empat) bulan kedua, dibayar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari
upah;
• untuk 4 (empat) bulan ketiga, dibayar 50% (lima puluh perseratus) dari
upah;dan
• untuk bulan selanjutnya dibayar 25% (dua puluh lima perseratus) dari upah
sebelum pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh pengusaha.
• Upah yang dibayarkan kepada pekerja/buruh yang tidak masuk bekerja
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf c sebagai berikut :
• pekerja/buruh menikah, dibayar untuk selama 3 (tiga) hari;
• menikahkan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari;
• mengkhitankan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari;
• membaptiskan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari;
• isteri melahirkan atau keguguran kandungan, dibayar untuk selama 2 (dua) hari;
• suami/isteri, orang tua/mertua atau anak atau menantu meninggal dunia, dibayar
untuk selama 2 (dua) hari; dan
• anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia, dibayar untuk selama 1
(satu) hari.
• Pengaturan pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama.
Pasal 94
Dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka
besarnya upah pokok sedikit–dikitnya 75 % ( tujuh puluh lima perseratus ) dari
jumlah upah pokok dan tunjangan tetap.
Pasal 95
• Pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja/buruh karena kesengajaan atau
kelalaiannya dapat dikenakan denda.
• Pengusaha yang karena kesengajaan atau kelalaiannya mengakibatkan
keterlambatan pembayaran upah, dikenakan denda sesuai dengan persentase
tertentu dari upah pekerja/buruh.
• Pemerintah mengatur pengenaan denda kepada pengusaha dan/atau
pekerja/buruh, dalam pembayaran upah.
• Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari
pekerja/buruh merupakan utang yang didahulukan pembayarannya.
Pasal 96
Tuntutan pembayaran upah pekerja/buruh dan segala pembayaran yang timbul
dari hubungan kerja menjadi kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 2
(dua) tahun sejak timbulnya hak.
Pasal 97
Ketentuan mengenai penghasilan yang layak, kebijakan pengupahan, kebutuhan
hidup layak, dan perlindungan pengupahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
88, penetapan upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89, dan
pengenaan denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (1), ayat (2) dan
ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 98
• Untuk memberikan saran, pertimbangan, dan merumuskan kebijakan
pengupahan yang akan ditetapkan oleh pemerintah, serta untuk pengembangan
sistem pengupahan nasional dibentuk Dewan Pengupahan Nasional, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota.
• Keanggotaan Dewan Pengupahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri
dari unsur pemerintah, organisasi pengusaha, serikat pekerja/serikat buruh,
perguruan tinggi, dan pakar.
• Keanggotaan Dewan Pengupahan tingkat Nasional diangkat dan diberhentikan
oleh Presiden, sedangkan keanggotaan Dewan Pengupahan Provinsi,
Kabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan oleh Gubenur/Bupati/Walikota.
• Ketentuan mengenai tata cara pembentukan, komposisi keanggotaan, tata cara
pengangkatan dan pemberhentian keanggotaan, serta tugas dan tata kerja Dewan
Pengupahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur dengan
Keputusan Presiden.
Peraturan Pemerintah
No. Peraturan Pemerintah
1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 tahun 1993
Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
2 Lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 tahun
1993 tanggal 27 Pebruari 1993
3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1995
tentang Penetapan Badan Penyelenggara Program Jaminan Sosial
Tenaga Kerja
4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2007
tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun
1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
5 Penjelasan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 76
Tahun 2007 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Sosial Tenaga Kerja
6 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2009 tentang
Perubahan Keenam atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993
Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
7 Penjelasan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 84
Tahun 2010 tentang Perubahan Ketujuh atas Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Sosial Tenaga Kerja
8
9
10
11
12
13
14
Penjelasan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53
Tahun 2012 tentang Perubahan Kedelapan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Sosial Tenaga Kerja
Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2013 Tentang Modal awal
Untuk Badan jaminan Sosial Ketenagakerjaan
Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2013 Tentang Perubahan
kesembilan atas Peraturan pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2013 Tentang Tata Cara
Hubungan Antar Lembaga Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013 Tentang Tata Cara
Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain
Penyelenggara Negara Dan Setiap Orang, Selain Pemberi
Kerja,Pekerja, Dan Penerima Bantuan Iuran Dalam Penyelenggaan
Jaminan Sosial
Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2013 Tentang Tata Cara
Pengenaan Sanksi Administratif Bagi Anggota Dewan Pengawas Dan
Anggota Direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan
Aset Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
UU – PP – PerPres – KepMenTentang KETENAGAKERJAAN
Undang-Undang
1. 24 Tahun 2011: Badan PenyelenggaraJaminanSosial
2. 02 Tahun 2005: PenetapanPeraturanPemerintahPengganti Undang-
Undang Nomor01 Tahun 2005 TentangPenangguhanMulai Berlakunya
Undang-UndangNomor02 Tahun 2004 TentangPenyelesaian
PerselisihanHubunganIndustrialMenjadi Undang-Undang
3. 39 Tahun 2004: PenempatandanPerlindunganTenagaKerjaIndonesia
di Luar Negeri
4. 2 Tahun2004: PenyelesaianPerselisihanHubunganIndustrial
5. 13 Tahun 2003: Ketenagakerjaanatau di sini
6. 21 Tahun 2000: SerikatPekerja/SerikatBuruh
7. 3 Tahun1992: JaminanSosial TenagaKerja
8. 1 Tahun1970: KeselamatanKerja
PeraturanPemerintah
1. 4 Tahun2013 : Tata Cara PelaksanaanPenempatanTenagaKerja
Indonesiadi LuarNegeri olehPemerintah
2. 3 Tahun2013 : PerlindunganTenagaKerjaIndonesiadi LuarNegeri
3. 97 Tahun 2012: Retribusi PengendalianLaluLintasdanRetribusi
PerpanjanganIjinMempekerjakanTenagaAsing
4. 53 Tahun 2012: PerubahanKedelapanatasPPNo. 14 Tahun 1993
tentangPenyelenggaraanProgramJaminanSosial TenagaKerja
5. 50 Tahun 2012: PenerapanSistemManajemenKeselamatandan
KesehatanKerja
6. 41 Tahun 2011: PengembanganKewirausahaandanKepeloporan
Pemuda,sertaPenyediaanPrasaanadanSaranaKepemudaan
7. 84 Tahun 2010: PerubahanKetujuhatasPPNo. 14 Tahun1993 tentang
PenyelenggaraanProgramJaminanSosialTenagaKerja
8. 01 Tahun 2009: PerubahanKeenamAtasPeraturanPemerintah
Nomor14 Tahun 1993 TentangPenyelenggaraanProgramJaminan
Sosial TenagaKerja
9. 46 Tahun 2008: PerubahanAtasPPNo 8 Tahun 2005 tentangTata Kerja
dan SusunanOrganisasi LembagaKerjaSamaTripartit
[ PelaksanaanPsl 107 (4) UU No13 Tahun 2003 ]
10. 15 Tahun 2007 : Tata Cara MemperolehInformasi Ketenagakerjaandan
PenyusunanSertaPelaksanaanPerencanaanTenagaKerja
11. 64 Tahun 2005: PerubahanKeempatAtasPeraturanPemerintahNomor
14 Tahun 1993 TentangPenyelenggaraanProgramJaminanSosial
TenagaKerja
12. 8 Tahun2005: Tata KerjadanSusunanOrganisasi LembagaKerjaSama
Tripartit(pelaksanapasal 107 ayat 4 UU no.13 tahun2003)
13. 41 Tahun 2004: Tata Cara PengangkatandanPemberhentianHakimAd-
Hoc PengadilanHubunganIndustrial danHakimAd-HocPada
Mahkamah Agung
14. 23 Tahun 2004: Badan Nasional Sertifikasi Profesi
15. 22 Tahun 2004 TentangPengelolaandanInvestasiDanaProgram
JaminanSosial TenagaKerja
16. 28 Tahun 2002: PerubahanKetigaAtasPeraturanPemerintah
Nomor14 Tahun 1993 TentangPenyelenggaraanProgramJaminan
Sosial TenagaKerja
17. 83 Tahun 2000: PerubahanatasPP no. 14 Tahun 1993 tentang
PenyelenggaraanProgramJaminanSosialTenagaKerjasebagiamana
sudahdiubahdenganPPno.79 Tahun 1998
18. 79 Tahun 1998: PerubahanatasPP no.14 Tahun1993 tentang
PenyelenggaraanProgramJaminanSosialTenagaKerja
19. 14 Tahun 1993: PenyelenggaraanProgramJaminanSosial TenagaKerja
Perpres/Keppres/Inpres
1. Perpresno. 12 tahun2013: JaminanKesehatan
2. Perpresno. 64 Tahun2011: PemeriksaanKesehatandanPsikologi Calon
TenagaKerjaIndonesia
3. Perpresno. 21 Tahun2010: PengawasanKetenagakerjaan
4. Instruksi Presidenno. 06 Tahun2006 tentangKebijakanReformasi
SistemPenempatandanPerlindunganTenagaKerjaIndonesia
5. Perpresno. 50 Tahun2005 tentangLembagaProduktivitasNasional [
PelaksanaanPsl 30 (3) UU No13 Tahun 2003 ]
6. Keppresno. 107 Tahun 2004: DewanPengupahan
7. Keppresno. 88 Tahun 2002: RencanaAksi Nasional Penghapusan
perdagangan(Trafiking)Perempuan
8. Keppresno. 87 Tahun 2002: RencanaAksi Nasional Penghapusan
Eksploitasi Seksual KomersialAnak
9. Keppresno. 59 Tahun 2002: RencanaAksi Nasional Penghapusan
Bentuk-BentukPekerjaanTerburukuntukAnak
10. Keppresno. 46 Tahun 2000: PerubahanatasKeppresno.29 Tahun
1999 tentangBadan Koordinasi PenempatanTenagaKerjaIndonesia
(UNTAET)
11. Keppresno. 29 Tahun 1999: Badan Koordinasi PenempatanTenaga
KerjaIndonesia
12. Keppresno. 75 Tahun 1995 tentangPenggunaan TenagaKerjaWarga
NegaraAsingPendatang
13. Keppresno. 51 Tahun 1989: PerubahanKeppresNo.28 Tahun1988
tentangBesarnyaJaminanKecelakaanKerjadanJaminanKematian
Asuransi Sosial TenagaKerja
Peraturan/KeputusanMenakertrans
1. Permenakertransno. 19Tahun 2012 tentangSyarat-syaratpenyerahan
sebagianPelaksanaanPekerjaankepadaPerusahaanLain(Outsourcing)
2. Permenakertransno. 13Tahun 2012 tentangKomponendan
PelaksanaanTahapanPencapaianKebutuhanHidupLayak
3. Permenakertransno. PER.07/MEN/IV/2008tentangPenempatan
TenagaKerjaAsing
4. PerMenakertransno. Per.02/MEN.I/2005 tentangTata Cara
Pendaftaran,Pengujian,PemberiandanPencabutanSanksi Bagi Arbiter
HubunganIndustrial
5. KepMenakertransno. KEP-48/MEN/MEN/IV/2004tentangTata Cara
PembuatandanPengesahanPeraturanPerusahaansertaPembuatan
dan PendaftaranPerjanjianKerjaBersama
6. KepMenakertransno. KEP-20/MEN/III/2004:Tata Cara MemperolehIjin
MempekerjakanTenagaKerjaAsing
7. KepMenakertransno. KEP-228/MEN/2003 tentangTata Cara
PengesahanRencanaPenggunaanTenagaKerjaAsing
8. KepMenakertransno. KEP-201/MEN/2001 tentangKeterwakilandalam
KelembagaanHubunganIndustrial
9. KepMenakertransno. KEP-172/MEN/2000 tentangPenunjukanPejabat
Pemberi IjinMempekerjakanTenagaKerjaWargaNegaraAsing
PendatanguntukPekerjaanyangBersifatSementaraatauMendesak
10. KepMenakertransno. KEP-15A/MEN/1994tentangPetunjuk
PenyelesaianPerselisihanHubunganIndustrial danPemutusan
HubunganKerjaDi TingkatPerusahaandanPemerantaraan

Contenu connexe

Tendances

1.dasar hukum-pajak-bumi-dan-bangunan
1.dasar hukum-pajak-bumi-dan-bangunan1.dasar hukum-pajak-bumi-dan-bangunan
1.dasar hukum-pajak-bumi-dan-bangunan
Sidik Abdullah
 
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhanIstilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Rizki Gumilar
 

Tendances (20)

Presentasi Hukum Ketenagakerjaan
Presentasi Hukum KetenagakerjaanPresentasi Hukum Ketenagakerjaan
Presentasi Hukum Ketenagakerjaan
 
Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)
Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)
Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)
 
Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial
Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan IndustrialCut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial
Cut Zurnali - Perselisihan Hubungan Industrial
 
Lembaga Lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945
Lembaga Lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945Lembaga Lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945
Lembaga Lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945
 
1.dasar hukum-pajak-bumi-dan-bangunan
1.dasar hukum-pajak-bumi-dan-bangunan1.dasar hukum-pajak-bumi-dan-bangunan
1.dasar hukum-pajak-bumi-dan-bangunan
 
Aspek hukum dalam ekonomi 'monopoli dan persaingan usaha tidak sehat'
Aspek hukum dalam ekonomi 'monopoli dan persaingan usaha tidak sehat'Aspek hukum dalam ekonomi 'monopoli dan persaingan usaha tidak sehat'
Aspek hukum dalam ekonomi 'monopoli dan persaingan usaha tidak sehat'
 
Tugas dan wewenang dari lembaga negara
Tugas dan wewenang dari lembaga negaraTugas dan wewenang dari lembaga negara
Tugas dan wewenang dari lembaga negara
 
1. sejarah pbb
1. sejarah pbb1. sejarah pbb
1. sejarah pbb
 
3. perkembangan ham di dunia
3. perkembangan ham di dunia3. perkembangan ham di dunia
3. perkembangan ham di dunia
 
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhanIstilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
Istilah-Istilah dan Ruang lingkup hukum perburuhan
 
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaHukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
 
Hukum Kepagawaian - Definisi dan Ruang Lingkup (Idik Saeful Bahri)
Hukum Kepagawaian - Definisi dan Ruang Lingkup (Idik Saeful Bahri)Hukum Kepagawaian - Definisi dan Ruang Lingkup (Idik Saeful Bahri)
Hukum Kepagawaian - Definisi dan Ruang Lingkup (Idik Saeful Bahri)
 
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
 
Hukum acara peradilan pajak
Hukum acara peradilan pajakHukum acara peradilan pajak
Hukum acara peradilan pajak
 
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang Undangan
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang UndanganPengantar Ilmu Pengetahuan Perundang Undangan
Pengantar Ilmu Pengetahuan Perundang Undangan
 
Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)
Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)
Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)
 
Asas asas umum pemerintahan yang baik
Asas asas umum pemerintahan yang baikAsas asas umum pemerintahan yang baik
Asas asas umum pemerintahan yang baik
 
6. pengerahan dan penempatan tenaga kerja
6. pengerahan dan penempatan tenaga kerja6. pengerahan dan penempatan tenaga kerja
6. pengerahan dan penempatan tenaga kerja
 
Power Point Yayasan
Power Point YayasanPower Point Yayasan
Power Point Yayasan
 
Perjanjian Kerja
Perjanjian KerjaPerjanjian Kerja
Perjanjian Kerja
 

En vedette

Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaanMakalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Dede Adi Nugraha
 
Analisis kasus ketenagakerjaan
Analisis kasus ketenagakerjaanAnalisis kasus ketenagakerjaan
Analisis kasus ketenagakerjaan
Franky L. Tobing
 
Matakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaanMatakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaan
Bagoes Prasetya
 
Hubungan ketenagakerjaan
Hubungan ketenagakerjaanHubungan ketenagakerjaan
Hubungan ketenagakerjaan
Ageng Asmara
 
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Formality Ijin Ijin Kerja Tkwnap
Formality Ijin Ijin Kerja TkwnapFormality Ijin Ijin Kerja Tkwnap
Formality Ijin Ijin Kerja Tkwnap
Sigit Iskandar
 

En vedette (20)

Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaanMakalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
Makalah ekonomi tentang ketenagakerjaan
 
Contoh makalah-ketenagakerjaan
Contoh makalah-ketenagakerjaanContoh makalah-ketenagakerjaan
Contoh makalah-ketenagakerjaan
 
Makalah hukum dalam tenaga kerja
Makalah hukum dalam tenaga kerjaMakalah hukum dalam tenaga kerja
Makalah hukum dalam tenaga kerja
 
Analisis kasus ketenagakerjaan
Analisis kasus ketenagakerjaanAnalisis kasus ketenagakerjaan
Analisis kasus ketenagakerjaan
 
Matakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaanMatakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaan
 
ketenagakerjaan
ketenagakerjaanketenagakerjaan
ketenagakerjaan
 
Ppt ketenagakerjaan
Ppt ketenagakerjaanPpt ketenagakerjaan
Ppt ketenagakerjaan
 
Hukum ketenagakerjaan
Hukum ketenagakerjaanHukum ketenagakerjaan
Hukum ketenagakerjaan
 
Hubungan ketenagakerjaan
Hubungan ketenagakerjaanHubungan ketenagakerjaan
Hubungan ketenagakerjaan
 
MENGURUS DOKUMEN TKA (Tenaga Kerja Asing)
MENGURUS DOKUMEN TKA (Tenaga Kerja Asing)MENGURUS DOKUMEN TKA (Tenaga Kerja Asing)
MENGURUS DOKUMEN TKA (Tenaga Kerja Asing)
 
Rancangan Pabrik Nugget Ayam
Rancangan Pabrik Nugget AyamRancangan Pabrik Nugget Ayam
Rancangan Pabrik Nugget Ayam
 
Tenaga Kerja Asing di Indonesia
Tenaga Kerja Asing di IndonesiaTenaga Kerja Asing di Indonesia
Tenaga Kerja Asing di Indonesia
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 
Ekreg ho-9-migrasi 091112
Ekreg ho-9-migrasi 091112Ekreg ho-9-migrasi 091112
Ekreg ho-9-migrasi 091112
 
Makalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis Makalah Pnemukoniosis
Makalah Pnemukoniosis
 
Paparan pp 50 2012
Paparan pp 50  2012Paparan pp 50  2012
Paparan pp 50 2012
 
KETENAGAKERJAAN INDONESIA
KETENAGAKERJAAN INDONESIAKETENAGAKERJAAN INDONESIA
KETENAGAKERJAAN INDONESIA
 
Hukum Ketenagakerjaan
Hukum KetenagakerjaanHukum Ketenagakerjaan
Hukum Ketenagakerjaan
 
Formality Ijin Ijin Kerja Tkwnap
Formality Ijin Ijin Kerja TkwnapFormality Ijin Ijin Kerja Tkwnap
Formality Ijin Ijin Kerja Tkwnap
 

Similaire à Makalah tentang ketenagakerjaan

UU No.13 Tahun 2003 (Ketenagakerjaan)
UU No.13 Tahun 2003 (Ketenagakerjaan)UU No.13 Tahun 2003 (Ketenagakerjaan)
UU No.13 Tahun 2003 (Ketenagakerjaan)
AlfiyanNaim
 
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAANUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
Disnaker Sby
 
Uu no-13-tahun-2003-131031140547-phpapp01
Uu no-13-tahun-2003-131031140547-phpapp01Uu no-13-tahun-2003-131031140547-phpapp01
Uu no-13-tahun-2003-131031140547-phpapp01
hanu suwardi
 
Undang undang no. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (edit ppmi)
Undang undang no. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (edit ppmi)Undang undang no. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (edit ppmi)
Undang undang no. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (edit ppmi)
Amri Anwar
 
Uu no 13_2003
Uu no 13_2003Uu no 13_2003
Uu no 13_2003
gob3l
 
Uu no 13_2003
Uu no 13_2003Uu no 13_2003
Uu no 13_2003
dpbme
 

Similaire à Makalah tentang ketenagakerjaan (20)

Uu no 13_2003
Uu no 13_2003Uu no 13_2003
Uu no 13_2003
 
UU No.13 Tahun 2003 (Ketenagakerjaan)
UU No.13 Tahun 2003 (Ketenagakerjaan)UU No.13 Tahun 2003 (Ketenagakerjaan)
UU No.13 Tahun 2003 (Ketenagakerjaan)
 
Uu no 13 th 2003 Ketenagakerjaan
Uu no 13 th 2003 KetenagakerjaanUu no 13 th 2003 Ketenagakerjaan
Uu no 13 th 2003 Ketenagakerjaan
 
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAANUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
 
UU 13/2003 Ketenagakerjaan
UU 13/2003 KetenagakerjaanUU 13/2003 Ketenagakerjaan
UU 13/2003 Ketenagakerjaan
 
UU No 13 Tahun 2013 tentang Ketenaga Kerjaan
UU No 13 Tahun 2013 tentang Ketenaga KerjaanUU No 13 Tahun 2013 tentang Ketenaga Kerjaan
UU No 13 Tahun 2013 tentang Ketenaga Kerjaan
 
Uu no. 13 th 2003 ttg ketenagakerjaan
Uu no. 13 th 2003 ttg ketenagakerjaanUu no. 13 th 2003 ttg ketenagakerjaan
Uu no. 13 th 2003 ttg ketenagakerjaan
 
Uu no-13-tahun-2003
Uu no-13-tahun-2003Uu no-13-tahun-2003
Uu no-13-tahun-2003
 
2 uu 13-2003-ketenagakerjaan
2 uu 13-2003-ketenagakerjaan2 uu 13-2003-ketenagakerjaan
2 uu 13-2003-ketenagakerjaan
 
Uu no-13-tahun-2003-131031140547-phpapp01
Uu no-13-tahun-2003-131031140547-phpapp01Uu no-13-tahun-2003-131031140547-phpapp01
Uu no-13-tahun-2003-131031140547-phpapp01
 
Undang undang no. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (edit ppmi)
Undang undang no. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (edit ppmi)Undang undang no. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (edit ppmi)
Undang undang no. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan (edit ppmi)
 
Undang-undang No.13 Th.2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang No.13 Th.2003 tentang KetenagakerjaanUndang-undang No.13 Th.2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang No.13 Th.2003 tentang Ketenagakerjaan
 
Uu no 13_2003
Uu no 13_2003Uu no 13_2003
Uu no 13_2003
 
Uu no 13_2003 tenagakerja
Uu no 13_2003 tenagakerjaUu no 13_2003 tenagakerja
Uu no 13_2003 tenagakerja
 
Uu no 13 tahun 2003 ketenagakerjaan
Uu no 13 tahun 2003 ketenagakerjaanUu no 13 tahun 2003 ketenagakerjaan
Uu no 13 tahun 2003 ketenagakerjaan
 
Undang undang
Undang undangUndang undang
Undang undang
 
Uu no 13_2003
Uu no 13_2003Uu no 13_2003
Uu no 13_2003
 
Uu no 13_2003 tentang Ketenagakerjaan
Uu no 13_2003 tentang KetenagakerjaanUu no 13_2003 tentang Ketenagakerjaan
Uu no 13_2003 tentang Ketenagakerjaan
 
UU_13_2003 (1).pdf
UU_13_2003 (1).pdfUU_13_2003 (1).pdf
UU_13_2003 (1).pdf
 
Uu 2003 13
Uu 2003 13Uu 2003 13
Uu 2003 13
 

Dernier

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
Zuheri
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
AGHNIA17
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 

Dernier (20)

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 

Makalah tentang ketenagakerjaan

  • 1. ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN PP TENTANG KETENAGAKERJAAN DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :  EKA NUR SEPTIANA  ELIAN OKTAVIA  EVITA SARI  FITRIA OKTAVIANI  SATYA NINGRUM  SEPTI FARIDA SARI  SITI ROFIQOH  VIDA ARTA PUSPITA SUPRATMAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN TANJUNGKARANG PRODI KEBIDANAN METRO 2013/2014
  • 2. Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan: • Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. • Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. • Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. • Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badanbadan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. • Pengusaha adalah : • orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri; • orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya; • orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia. • Perusahaan adalah : • setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain; • usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. • Perencanaan tenaga kerja adalah proses penyusunan rencana ketenagakerjaan secara sistematis yang dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan. • Informasi ketenagakerjaan adalah gabungan, rangkaian, dan analisis data yang berbentuk angka yang telah diolah, naskah dan dokumen yang mempunyai arti, nilai dan makna tertentu mengenai ketenagakerjaan. • Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. • Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
  • 3. • Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja/buruh yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu. • Pelayanan penempatan tenaga kerja adalah kegiatan untuk mempertemukan tenaga kerja dengan pemberi kerja, sehingga tenaga kerja dapat memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya, dan pemberi kerja dapat memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhannya. • Tenaga kerja asing adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia. • Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak. • Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah. • Hubungan industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. • Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan,membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya. • Lembaga kerja sama bipartit adalah forum komunikasi dan konsultasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan industrial di satu perusahaan yang anggotanya terdiri dari pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh yang sudah tercatat di instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan atau unsur pekerja/buruh. • Lembaga kerja sama tripartit adalah forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah tentang masalah ketenagakerjaan yang anggotanya terdiri dari unsur organisasi pengusaha, serikat pekerja/serikat buruh, dan pemerintah. • Peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan. • Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaandengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak. • Perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, dan perselisihan pemutusan hubungan kerja serta perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan.
  • 4. • Mogok kerja adalah tindakan pekerja/buruh yang direncanakan dan dilaksanakan secara bersama-sama dan/atau oleh serikat pekerja/serikat buruh untuk menghentikan atau memperlambat pekerjaan. • Penutupan perusahaan (lock out) adalah tindakan pengusaha untuk menolak pekerja/buruh seluruhnya atau sebagian untuk menjalankan pekerjaan. • Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh dan pengusaha. • Anak adalah setiap orang yang berumur dibawah 18 (delapan belas) tahun. • Siang hari adalah waktu antara pukul 06.00 sampai dengan pukul 18.00. • 1 (satu) hari adalah waktu selama 24 (dua puluh empat) jam. • Seminggu adalah waktu selama 7 (tujuh) hari. • Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. • Kesejahteraan pekerja/buruh adalah suatu pemenuhan kebutuhan dan/atau keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempertinggi produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat. • Pengawasan ketenagakerjaan adalah kegiatan mengawasi dan menegakkan pelaksanaan peraturan perundang- undangan di bidang ketenagakerjaan. • Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan. Pengupahan Pasal 88 • Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. • Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh. • Kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) meliputi : • upah minimum; • upah kerja lembur; • upah tidak masuk kerja karena berhalangan; • upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya; • upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya; • bentuk dan cara pembayaran upah; • denda dan potongan upah; • hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah; • struktur dan skala pengupahan yang proporsional; • upah untuk pembayaran pesangon; dan • upah untuk perhitungan pajak penghasilan.
  • 5. • Pemerintah menetapkan upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf a berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Pasal 89 • Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat (3) huruf a dapat terdiri atas : • upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota; • upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota; • Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diarahkan kepada pencapaian kebutuhan hidup layak. • Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur dengan memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi dan/atau Bupati/Walikota. • Komponen serta pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri. Pasal 90 • Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89. • Bagi pengusaha yang tidak mampu membayar upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 dapat dilakukan penangguhan. • Tata cara penangguhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri. Pasal 91 • Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas kesepakatan antara pengusaha dan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh tidak boleh lebih rendah dari ketentuan pengupahan yang ditetapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. • Dalam hal kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) lebih rendah atau bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesepakatan tersebut batal demi hukum, dan pengusaha wajib membayar upah pekerja/buruh menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 92 • Pengusaha menyusun struktur dan skala upah dengan memperhatikan golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi. • Pengusaha melakukan peninjauan upah secara berkala dengan memperhatikan kemampuan perusahaan dan produktivitas. • Ketentuan mengenai struktur dan skala upah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Keputusan Menteri.
  • 6. Pasal 93 • Upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan pekerjaan. • Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku, dan pengusaha wajib membayar upah apabila : • pekerja/buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan; • pekerja/buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan; • pekerja/buruh tidak masuk bekerja karena pekerja/buruh menikah, menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan anaknya, isteri melahirkan atau keguguran kandungan, suami atau isteri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia; • pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalankan kewajiban terhadap negara; • pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya; • pekerja/buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi pengusaha tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha; • pekerja/buruh melaksanakan hak istirahat; • pekerja/buruh melaksanakan tugas serikat pekerja/serikat buruh atas persetujuan pengusaha; dan • pekerja/buruh melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan. • Upah yang dibayarkan kepada pekerja/buruh yang sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a sebagai berikut : • untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100% (seratus perseratus) dari upah; • untuk 4 (empat) bulan kedua, dibayar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari upah; • untuk 4 (empat) bulan ketiga, dibayar 50% (lima puluh perseratus) dari upah;dan • untuk bulan selanjutnya dibayar 25% (dua puluh lima perseratus) dari upah sebelum pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh pengusaha. • Upah yang dibayarkan kepada pekerja/buruh yang tidak masuk bekerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf c sebagai berikut : • pekerja/buruh menikah, dibayar untuk selama 3 (tiga) hari; • menikahkan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; • mengkhitankan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; • membaptiskan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; • isteri melahirkan atau keguguran kandungan, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; • suami/isteri, orang tua/mertua atau anak atau menantu meninggal dunia, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; dan • anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia, dibayar untuk selama 1 (satu) hari. • Pengaturan pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.
  • 7. Pasal 94 Dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka besarnya upah pokok sedikit–dikitnya 75 % ( tujuh puluh lima perseratus ) dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap. Pasal 95 • Pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja/buruh karena kesengajaan atau kelalaiannya dapat dikenakan denda. • Pengusaha yang karena kesengajaan atau kelalaiannya mengakibatkan keterlambatan pembayaran upah, dikenakan denda sesuai dengan persentase tertentu dari upah pekerja/buruh. • Pemerintah mengatur pengenaan denda kepada pengusaha dan/atau pekerja/buruh, dalam pembayaran upah. • Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari pekerja/buruh merupakan utang yang didahulukan pembayarannya. Pasal 96 Tuntutan pembayaran upah pekerja/buruh dan segala pembayaran yang timbul dari hubungan kerja menjadi kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 2 (dua) tahun sejak timbulnya hak. Pasal 97 Ketentuan mengenai penghasilan yang layak, kebijakan pengupahan, kebutuhan hidup layak, dan perlindungan pengupahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88, penetapan upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89, dan pengenaan denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 98 • Untuk memberikan saran, pertimbangan, dan merumuskan kebijakan pengupahan yang akan ditetapkan oleh pemerintah, serta untuk pengembangan sistem pengupahan nasional dibentuk Dewan Pengupahan Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota. • Keanggotaan Dewan Pengupahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari unsur pemerintah, organisasi pengusaha, serikat pekerja/serikat buruh, perguruan tinggi, dan pakar. • Keanggotaan Dewan Pengupahan tingkat Nasional diangkat dan diberhentikan oleh Presiden, sedangkan keanggotaan Dewan Pengupahan Provinsi, Kabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan oleh Gubenur/Bupati/Walikota. • Ketentuan mengenai tata cara pembentukan, komposisi keanggotaan, tata cara pengangkatan dan pemberhentian keanggotaan, serta tugas dan tata kerja Dewan
  • 8. Pengupahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur dengan Keputusan Presiden. Peraturan Pemerintah No. Peraturan Pemerintah 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja 2 Lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 tahun 1993 tanggal 27 Pebruari 1993 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1995 tentang Penetapan Badan Penyelenggara Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2007 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja 5 Penjelasan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2007 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja 6 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2009 tentang Perubahan Keenam atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja 7 Penjelasan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2010 tentang Perubahan Ketujuh atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja 8 9 10 11 12 13 14 Penjelasan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedelapan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2013 Tentang Modal awal Untuk Badan jaminan Sosial Ketenagakerjaan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2013 Tentang Perubahan kesembilan atas Peraturan pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Hubungan Antar Lembaga Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara Dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja,Pekerja, Dan Penerima Bantuan Iuran Dalam Penyelenggaan Jaminan Sosial Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2013 Tentang Tata Cara
  • 9. Pengenaan Sanksi Administratif Bagi Anggota Dewan Pengawas Dan Anggota Direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Ketenagakerjaan UU – PP – PerPres – KepMenTentang KETENAGAKERJAAN Undang-Undang 1. 24 Tahun 2011: Badan PenyelenggaraJaminanSosial 2. 02 Tahun 2005: PenetapanPeraturanPemerintahPengganti Undang- Undang Nomor01 Tahun 2005 TentangPenangguhanMulai Berlakunya Undang-UndangNomor02 Tahun 2004 TentangPenyelesaian PerselisihanHubunganIndustrialMenjadi Undang-Undang 3. 39 Tahun 2004: PenempatandanPerlindunganTenagaKerjaIndonesia di Luar Negeri 4. 2 Tahun2004: PenyelesaianPerselisihanHubunganIndustrial 5. 13 Tahun 2003: Ketenagakerjaanatau di sini 6. 21 Tahun 2000: SerikatPekerja/SerikatBuruh 7. 3 Tahun1992: JaminanSosial TenagaKerja 8. 1 Tahun1970: KeselamatanKerja PeraturanPemerintah 1. 4 Tahun2013 : Tata Cara PelaksanaanPenempatanTenagaKerja Indonesiadi LuarNegeri olehPemerintah 2. 3 Tahun2013 : PerlindunganTenagaKerjaIndonesiadi LuarNegeri 3. 97 Tahun 2012: Retribusi PengendalianLaluLintasdanRetribusi PerpanjanganIjinMempekerjakanTenagaAsing 4. 53 Tahun 2012: PerubahanKedelapanatasPPNo. 14 Tahun 1993 tentangPenyelenggaraanProgramJaminanSosial TenagaKerja 5. 50 Tahun 2012: PenerapanSistemManajemenKeselamatandan KesehatanKerja 6. 41 Tahun 2011: PengembanganKewirausahaandanKepeloporan Pemuda,sertaPenyediaanPrasaanadanSaranaKepemudaan 7. 84 Tahun 2010: PerubahanKetujuhatasPPNo. 14 Tahun1993 tentang PenyelenggaraanProgramJaminanSosialTenagaKerja 8. 01 Tahun 2009: PerubahanKeenamAtasPeraturanPemerintah Nomor14 Tahun 1993 TentangPenyelenggaraanProgramJaminan Sosial TenagaKerja 9. 46 Tahun 2008: PerubahanAtasPPNo 8 Tahun 2005 tentangTata Kerja dan SusunanOrganisasi LembagaKerjaSamaTripartit [ PelaksanaanPsl 107 (4) UU No13 Tahun 2003 ]
  • 10. 10. 15 Tahun 2007 : Tata Cara MemperolehInformasi Ketenagakerjaandan PenyusunanSertaPelaksanaanPerencanaanTenagaKerja 11. 64 Tahun 2005: PerubahanKeempatAtasPeraturanPemerintahNomor 14 Tahun 1993 TentangPenyelenggaraanProgramJaminanSosial TenagaKerja 12. 8 Tahun2005: Tata KerjadanSusunanOrganisasi LembagaKerjaSama Tripartit(pelaksanapasal 107 ayat 4 UU no.13 tahun2003) 13. 41 Tahun 2004: Tata Cara PengangkatandanPemberhentianHakimAd- Hoc PengadilanHubunganIndustrial danHakimAd-HocPada Mahkamah Agung 14. 23 Tahun 2004: Badan Nasional Sertifikasi Profesi 15. 22 Tahun 2004 TentangPengelolaandanInvestasiDanaProgram JaminanSosial TenagaKerja 16. 28 Tahun 2002: PerubahanKetigaAtasPeraturanPemerintah Nomor14 Tahun 1993 TentangPenyelenggaraanProgramJaminan Sosial TenagaKerja 17. 83 Tahun 2000: PerubahanatasPP no. 14 Tahun 1993 tentang PenyelenggaraanProgramJaminanSosialTenagaKerjasebagiamana sudahdiubahdenganPPno.79 Tahun 1998 18. 79 Tahun 1998: PerubahanatasPP no.14 Tahun1993 tentang PenyelenggaraanProgramJaminanSosialTenagaKerja 19. 14 Tahun 1993: PenyelenggaraanProgramJaminanSosial TenagaKerja Perpres/Keppres/Inpres 1. Perpresno. 12 tahun2013: JaminanKesehatan 2. Perpresno. 64 Tahun2011: PemeriksaanKesehatandanPsikologi Calon TenagaKerjaIndonesia 3. Perpresno. 21 Tahun2010: PengawasanKetenagakerjaan 4. Instruksi Presidenno. 06 Tahun2006 tentangKebijakanReformasi SistemPenempatandanPerlindunganTenagaKerjaIndonesia 5. Perpresno. 50 Tahun2005 tentangLembagaProduktivitasNasional [ PelaksanaanPsl 30 (3) UU No13 Tahun 2003 ] 6. Keppresno. 107 Tahun 2004: DewanPengupahan 7. Keppresno. 88 Tahun 2002: RencanaAksi Nasional Penghapusan perdagangan(Trafiking)Perempuan 8. Keppresno. 87 Tahun 2002: RencanaAksi Nasional Penghapusan Eksploitasi Seksual KomersialAnak 9. Keppresno. 59 Tahun 2002: RencanaAksi Nasional Penghapusan Bentuk-BentukPekerjaanTerburukuntukAnak 10. Keppresno. 46 Tahun 2000: PerubahanatasKeppresno.29 Tahun 1999 tentangBadan Koordinasi PenempatanTenagaKerjaIndonesia (UNTAET) 11. Keppresno. 29 Tahun 1999: Badan Koordinasi PenempatanTenaga KerjaIndonesia 12. Keppresno. 75 Tahun 1995 tentangPenggunaan TenagaKerjaWarga NegaraAsingPendatang
  • 11. 13. Keppresno. 51 Tahun 1989: PerubahanKeppresNo.28 Tahun1988 tentangBesarnyaJaminanKecelakaanKerjadanJaminanKematian Asuransi Sosial TenagaKerja Peraturan/KeputusanMenakertrans 1. Permenakertransno. 19Tahun 2012 tentangSyarat-syaratpenyerahan sebagianPelaksanaanPekerjaankepadaPerusahaanLain(Outsourcing) 2. Permenakertransno. 13Tahun 2012 tentangKomponendan PelaksanaanTahapanPencapaianKebutuhanHidupLayak 3. Permenakertransno. PER.07/MEN/IV/2008tentangPenempatan TenagaKerjaAsing 4. PerMenakertransno. Per.02/MEN.I/2005 tentangTata Cara Pendaftaran,Pengujian,PemberiandanPencabutanSanksi Bagi Arbiter HubunganIndustrial 5. KepMenakertransno. KEP-48/MEN/MEN/IV/2004tentangTata Cara PembuatandanPengesahanPeraturanPerusahaansertaPembuatan dan PendaftaranPerjanjianKerjaBersama 6. KepMenakertransno. KEP-20/MEN/III/2004:Tata Cara MemperolehIjin MempekerjakanTenagaKerjaAsing 7. KepMenakertransno. KEP-228/MEN/2003 tentangTata Cara PengesahanRencanaPenggunaanTenagaKerjaAsing 8. KepMenakertransno. KEP-201/MEN/2001 tentangKeterwakilandalam KelembagaanHubunganIndustrial 9. KepMenakertransno. KEP-172/MEN/2000 tentangPenunjukanPejabat Pemberi IjinMempekerjakanTenagaKerjaWargaNegaraAsing PendatanguntukPekerjaanyangBersifatSementaraatauMendesak 10. KepMenakertransno. KEP-15A/MEN/1994tentangPetunjuk PenyelesaianPerselisihanHubunganIndustrial danPemutusan HubunganKerjaDi TingkatPerusahaandanPemerantaraan