1.
Pengantar Resolusi Konflik
Para pelopor, Landasan: tahun 1950-an dan 1960-an, Konstruksi: tahun 1970-an dan 1980-an, Rekonstruksi: tahun 1990-an,
Rekonstruksi: tahun 1990-an
Manajemen Konflik
Rino Adibowo, S.IP., M.I.Pol
Ilmu Pemerintahan FISIP Unikom
2. Definisi Resolusi Konflik
Resolusi Konflik adalah suatu proses yang memungkinkan
seseorang untuk memecahkan konflik dalam sebuah metode, gaya,
cara dan sikap yang baik serta konstruktif. (Schenkel : 2000)
Resolusi Konflik adalah suatu kemampuan untuk menyelesaikan
suatu perbedaan yang memerlukan keterampilan dalam
bernegosiasi, berkompromi dan berkeadilan. (Mindes : 2006).
Resolusi Konflik adalah suatu upaya untuk menangani berbagai
sebab konflik dan kemudian berusaha untuk membangun suatu
hubungan baru yang bisa bertahan lama di antara pihak-pihak
yang berseteru. (Fisher et al : 2001).
3. Jenis-Jenis Resolusi Konflik
Negosiasi, para pembuat
keputusan yang terlibat
dalam konflik adalah
pihak-pihak yang terlibat
dalam negosiasi.
Mediasi, adalah mediator yang
mendukung proses penyelesaian
konflik. Peran mediator harus
memfasilitasi pihak yang sedang
konflik dan bersifat Netral.
Ligitasi, tidak berbeda
dengan arbritasi, yang
mebedakannya adalah
hasil penyelesaian
konflik.
Arbritasi, arbiter terlibat
dengan adanya suatu
pengambilan keputusan
dalam arbritasi. Dalam
resolusi konflik, arbiter
menerima pertanyaan, ide
dan latar belakang masalah.
4. Resolusi Konflik: Landasan, Kontruksi
dan Rekonstruksi
• Para Pelopor, ditandai dengan adanya beberapa peristiwa yaitu:
1) Adanya kegagalan beragam usaha dalam mewujudkan perdamaian dari
kelompok Liberal dan Sosialis dalam mencegah terjadinya Perang Dunia ke 1;
2) Adanya pengembangan ilmu pengetahuan, usaha-usaha awal yang telah dibuat
di Perancis, Jerman, Belanda, Cekoslovakia, Switzerland, dan Amerika Serikat,
bertujuan untuk mencegah perang di masa depan, pembangunan perdamaian,
dan mengantisipasi ketika munculnya ancaman senjata nuklir yang
menimbulkan urgensi baru;
3) Adanya kajian empiris awal tentang perang dan konflik, yang dilakukan dalam
tahun-tahun perang antar negara oleh Pitirim Sorokin dari Rusia, Lewis Fry
Richardson dari Inggris, dan Quincy Wright dari Amerika;
4) Adanya pendekatan yang saling menguntungkan (mutual gains) dalam
bernegosiasi;
5. • Landasan: Tahun 1950-an dan 1960-an, ditandai dengan adanya beberapa
peristiwa yaitu:
1) Adanya pengaruh riset/ilmiah dalam merencanakan perdamaian dan
penyelesaian isu-isu konflik;
2) Adanya pemikiran mengenai keseimbangan antara ilmu pengetahuan, kekuatan
fisik, keseimbangan kekuasaan dan keselarasan, serta humatriotisme
(kepribadian dan sikap manusia);
3) Adanya pusat penelitian penyelesaian konflik dengan tokohnya adalah Kenneth
Bouilding, Herbert Kelman, Robert Cooley Angell, dll;
4) Adanya publikasi ilmiah karya Bouilding yang terfokus tentang masalah
pencegahan perang;
5) Secara garis besar tahun 1950an dan 1960an, ditandai dengan adanya karya-
karya ilmiah, jurnal, buku, dan pemikiran/analisis mengenai pencegahan perang,
konflik, hal tersebut dilatar belakangi dengan adanya beberapa kegagalan dalam
meredam konflik atau perang dunia ke 1.
6. Konstruksi: Tahun 1970-an dan 1980-an
ditandai dengan adanya beberapa peristiwa yaitu:
1. Pada awal tahun 1970-an adanya penyelesaian
konflik yang dipengaruhi adanya disiplin ilmu,
hasilnya yaitu: menghindari perang nuklir,
menghilangkan ketimpangan dan ketidakadilan
dalam sistem global, dan mencapai
keseimbangan serta kendali ekologis;
2. Adanya pernjanjian perdamaian antar negara,
terutama negara-negara adikuasa ke dalam
kesepakatan formal menang-menang;
3. Adanya kesepakatan pelarangan uji coba terbatas
pada tahun 1963 dan pembicaraan pembatasan
senjata strategis, negosiasi kesepakatan non-
proliferasi dalam mengurangi ketegangan;
4. Adanya strategi pertahanan sebagai alternatif
dalam meredam konflik dan perang;
5. Adanya pengaruh politik domestik, yaitu
ditandai dengan banyaknya penyelesaian konflik
yang dapat berjalan dengan baik;
6. Penyelesaian konflik yang dapat berjalan dengan
baik khususnya di Amerika Serikat, hal ini dapat
dijadikan sebagai contoh ataupun gagasan-
gagasan bagi negara-negara lain;
7. Penyelesaian konflik dengan baik tersebut
diawali dengan adanya keahlian dalam
perdamaian keluarga, mediasi kerja dan
komunitas;
8. Adanya pengaruh dari pemerintahan yang baik
(good governance), konstitusional, dan hubungan
antar kelompok pada tingkatan komunitas
(masyarakat);
7. Rekonstruksi: Tahun 1990-an
5. Mengatasi akibat adanya manipulasi media;
6. Dengan beberapa contoh kasus akibat adanya
manipulasi media, seperti siaran radio,
televisi, dan media lainnya, oleh karena itu
pada tahun 1990-an dilakukan pengawasan
terhadap media-media tersebut;
7. Adanya campur tangan pemerintah dalam
mengawasi media;
8. Akhirnya ditahun ini pun, peran media
khususnya internet tidak dapat dicegah
dengan mudah, karena dengan adanya
internet atau kecanggihan teknologi informasi
dapat membangun koalisi yang tidak dapat
dihambat oleh garis batas fisik atau politik
antar lintas negara;
• ditandai dengan adanya beberapa peristiwa
yaitu:
1. Adanya kontribusi yang efektif terhadap
penyelesaian konflik maut kontemporer
ketika komunitas internasional, melalui
PBB/UN dan organisasi regional, dan juga
peran pemerintahan yang baik;
2. Adanya kerjasama diberbagai bidang, seperti
militer dalam mewujudkan perdamaian
dunia;
3. Adanya pencegahan konflik dan perang
secara aktif, menciptakan perdamaian pasca -
penyelesaian konflik atau perang baik tingkat
lokal dan pemerintahan;
4. Adanya tekad memperbaharui informasi dan
menghubungkan agen-agen kemanusiaan dan
badan-badan penyelesaian konflik;