SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  8
Télécharger pour lire hors ligne
HARGA POKOK STANDAR
Adalah harga pokok yang ditentukan dimuka sebelum proses produksi berjalan dan merupakan harga
pokok yang seharusnya untuk membuat suatu produk tertentu berdasarkan kondisi-kondisi (efisiensi,
ekonomi) yang tertentu
Karakteristik Harga Pokok Standar :
1. Mempunyai sifat yang sama dengan harga pokok taksiran yaitu sama-sama ditentukan dimuka
sebelum proses produksi berjalan (pre determined cost)
2. Ditentukan dengan cara yang lebih teliti dibandingkan dengan harga pokok taksiran (harga pokok
standar merupakan harga pokok yang seharusnya)
3. Dapat dipakai sebagai dasar penilaian terhadap harga pokok yang sebenarnya, karena merupakan
harga pokok yang seharusnya pada kondisi tertentu
4. Penyimpangan harga pokok yang sebenarnya terhadap harga pokok standar dapat dipakai
sebagai dasar pengendalian biaya
Proses penentuan harga pokok standar
1. Penentuan standar
Berdasarkan ketelitian/ketepatan, standar dapat digolongkan menjadi beberapa jenis :
a. Standar teoritis yaitu merupakan hasil terbaik yang dapat dicapai dalam pelaksanaan (hasil
ideal). Oleh sebab itu standar teoritis meskipun merupakan ukuran untuk pelaksanaan terbaik
tetapi karena dalam praktek sulit dicapai, maka standar ini jarang dipergunakan.
b. Rata-rata biaya periode yang lalu yaitu didasarkan atas rata-rata biaya pada periode
sebelumnya
c. Standar normal yaitu didasarkan kepada keadaan kegiatan dan ekonomi yang normal dimasa
yang akan datang. Standar ini dapat berdasarkan biaya-biaya periode yang lalu, dengan
penyesuaian sesuai dengan keadaan/perubahan dimasa yang akan datang
d. Hasil terbaik yang dapat dicapai yaitu didasarkan atas hasil terbaik yang dapat dicapai dalam
praktek, dengan memperhitungkan hambatan yang tidak dapat dihindari
2. Penetuan Biaya
a. Biaya bahan standar ditentukan setelah terlebih dahulu mengadakan spesifikasi produk yang
akan dihasilkan berdasarkan ukuran, bentuk, kwalitas dan warna. Penentuan baiaya bahan
baku standar meliputi : Kuantitas dan harga
b. Biaya tenaga kerja standar ditentukan dengan cara
- Menentukan jam kerja standar yaitu dengan memperhatikan keadaan tata letak
peralatan, sifat alat-alat produksi, kemampuan karyawan serta kontinuitas bahan.
Penetuan jan kerja standar dapat didasarkan atas rata-rata jam kerja periode yang lalau
atau dengan membuat percobaan pelaksanaan produksi
- Menentukan tarif upah standar ditentukan melalui kontrak, upah periode yang lalu atau
melalui perhitungan dalam keadaan operasi normal
c. Biaya overhead pabrik standar ditentukan dengan cara
- Menentukan anggaran BOP pada kapasitas normal
- Menentukan dasar pembebanan (kwantitas bahan, harga bahan, jam kerja langsung,
jumlah upah langsung, jam kerja mesin)
- Menentukan tarif BOP dengan cara : anggaran dibagi dasar pembebanan dan dipisahkan
antara BOP tetap dengan BOP variable
3. Pencatatan harga pokok standar
a. Metode Partial Plan : dalam metode ini perkiraan barang dalam proses
Debet : Biaya yang sesungguhnya
Kredit : Biaya standar
Selisih antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya dihitung pada akhir periode
akunasi setelah pencatatan barang jadi dari persediaan barang dalam proses
b. Metode single plan : dalam metode ini perkiraan barang dalam proses
Debet : Biaya standar
Kredit : Biaya standar
Selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar setiap saat dapat dihitung
berdasarkan data dari bon pemakaian bahan dan kartu jam kerja
4. Perhitungan dan analisa selisih
SELISIH BIAYA BAHAN BAKU
Selisih biaya bahan baku : selisih antara biaya bahan baku standar dengan biaya bahan baku yang
sesungguhnya. Dapat disebabkan oleh :
a. kwantitas pemakaian bahan baku yang sebenarnya berbeda dengan kwantitas bahan baku
menurut standar.
Rumus
Selisih kwantitas/selisih pemakaian = kwantitas standar (kw st) – kwantitas sesungguhnya (kw ss)
Laba : apabila kwantitas standar > kwantitas sesungguhnya
Rugi : apabila kwantitas standar < kwantitas sesungguhnya
b. Harga bahan baku yang sesungguhnya berbeda dengan harga bahan baku menurut standar.
Rumus
Selisih harga bahan = (harga standar – harga sesungguhnya) Kwantitas sesungguhnya
Laba : apabila harga standar > harga sesungguhnya
Rugi : apabila harga standar < harga sesungguhnya
Contoh :
PT. Abadi adalah perusahaan industri memproduksi barang Y. Harga pokok ditetapkan berdasarkan
metode harga pokok standar. Untuk biaya bahan baku ditetapkan standar sebagai berikut :
Kwantitas standar bahan baku : ½ kg per unit
Harga standar bahan baku : Rp. 1000 per kg
Data produksi untuk bulan September 2010
Jumlah produksi : 1000 kg
Jumlah pemakaian bahan baku : 550 kg
Harga bahan baku yang sebenarnya : Rp. 950 per kg
Berdasarkan keterangan tsb diatas perhitugan dan analisa selisih BBB dapat dibuat sebagai berikut :
BBB yang sesungguhnya = 550 x Rp. 950 = Rp. 522.500
BBB menurut standar = (1000x1/2) Rp1000 = Rp. 500.000
Selisih biaya bahan baku = Rp. 22.500 (Rugi)  BBB ss > BBB st
Selisih kwantitas :
Kwantitas yang sebenarnya : 550 x Rp 1000 = Rp. 550.000
Kwantitas standar : 500 x Rp 1000 = Rp. 500.000
-------------------- -
Selisih kwantitas bahan baku Rp. 50.000 (Rugi)
Selisih harga :
Harga sesungguhnya : 550 x Rp 950 = Rp. 522.500
Harga standar : 550 x Rp 1000 = Rp. 550.000
-------------------- -
Selisih harga bahan baku Rp. 27.500 (Laba)
-------------------- -
Selisih BBB Rp. 22.500 (Rugi)
SELISIH BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG
a. Selisih Efisiensi (Time/quality/efficiency variance)
Yaitu selisih yang timbul karena jam kerja sebenarnya tidak sesuai dengan jam kerja standar. Oleh
karena itu untuk menentukan selisih efisiensi terlebih dahulu harus ditentukan jam kerja standar
yang ditentukan dengan cara
Rumus untuk menghitung selisih efisiensi upah (SEU)
SEU = (Jam Kerja st – Jam Kerja ss) Tarif Upah st
Laba : JK st > JK ss
Rugi : JK st < JK ss
b. Selisih tarif upah (rate/price variance)
Yaitu selisih yang timbul karena tarif upah sebenarnya tidak sesuai dengan tarif upah standar
Rumus untuk menghitung selish tarif upah (STU)
` STU = (Tarif upah st – Tarif upah ss) Jam kerja ss
Laba : TU st > TU ss
Rugi : TU st < TU ss
Contoh PT. Abadi menetukan biaya tenaga kerja standar peu unit 2 jam dengan tarif Rp 250 per jam
Data produksi untuk bulan sepetember 2010 adalah
Jumlah produksi : 5000 unit
Jumlah jam kerja sebenarnya : 9980 jam
Tarif upah sesungguhnya : Rp. 275
Berdasarkan keterangan tersebut perhitungan dan analisa selisih biaya tenaga kerja adalah sebagai
berikut :
BTKL ss : 9980 x Rp 275 = Rp. 2.744.500
BTKL st : (5000 x 2) Rp. 250 = Rp. 2.500.000
-------------------- -
Selisih BTKl Rp. 244.500 (Rugi)
Catatan : Laba, BTKL ss < BTKL st
Rugi, BTKL ss > BTKL st
Unit ekuivalen x jam standar per unit
Selisih efisiensi :
Jam kerja sesungguhnya : 9980 x Rp 250 = Rp. 2.495.000
Jam kerja standar : 1000 x Rp 250 = Rp. 2.500.000
-------------------- -
Selisih efisiensi upah Rp. 5.000 (Laba)
Selisih tarif upah :
Tarif upah sebenarnya : 9980 x Rp 270 = Rp. 2.744.500
Tarif upah standar : 9980 x Rp 250 = Rp. 2.495.000
-------------------- -
Selisih tarif upah Rp. 249.500 (Rugi)
------------------------ -
Selish BTKL Rp. 244.500 (Rugi)
SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK
1. Metode 2 (dua) selisih
Dalam metode ini selisih BOP dibedakan menjadi
a. Selisih terkendali (controlable variance) yaitu selisih antara BOP ss dengan BOP yang
dianggarkan dalam jam standar (Anggaran BOP tsb terdiri dari : Total BOP tetap menurut
anggaran, ditambah kapasitas/jam kerja standar dikalikan dengan tarif BOP variabel .
Perhitungan selisih terkendali dapat digambarkan sbb :
BOP ss Rp. xxx
BOP yang dianggarkan pada jam standar :
BOP tetap (total menurut anggaran) Rp. xxx
BOP variabel jam standar x tarif standar Rp. Xxx
---------- -
Rp. Xxx
----------- -
Selisih terkendali Rp. xxx
Laba : BOP ss < BOP yang dianggarkan pada jam standar
Rugi : BOP ss > BOP yang dianggarkan pada jam standar
b. Selisih volume (volume variance) yaitu selisih antara BOP yang dianggarkan pada jam standar
dengan BOP yang dibebankan ke perkiraan barang dalam proses (jam kerja standar dikalikan
dengan tarif standar)
BOP yang dianggarkan pada jam standar Rp xxx
BOP yang dibebankan ke perkiraan Brg Dlm Proses
(jam kerja standar x tarif BOP standar) Rp xxx
---------- -
Selisih volume Rp xxx
Laba ; BOP yang dibebankan (st) > BOP yang dianggarkan pada jam standar
Rugi ; BOP yang dibebankan (st) < BOP yang dianggarkan pada jam standar
Contoh :
PT. Abadi sebuah perusahaan industri menentukan BOP standar sbb :
BOP tetap : Rp 350 per JKL (jam kerja langsung)
BOP variabel : Rp 400 per JKL (jam kerja langsung)
Kapasitas normal : 3000 kg
Jam kerja st : 2 JKL per kg
Tarif BOP tsb didasarkan atas anggaran BOP pada kapasitas normal sbb :
Biaya tetap : Rp. 2.100.000
Biaya variable : Rp. 2.400.000
Data produksi bulan september 2010
Jam kerja sesungguhnya : 10.250 jam
Jumlah produksi yang sesunguhnya : 5.000 kg
BOP yang sesungguhnya : Rp 7.700.000
Berdasarkan keterangan tsb perhitungan dan analisa selisih dapat dibuat sbb
BOP yang sesungguhnya = Rp. 7.700.000
BOP standar (5000 x 2) Rp 750 = Rp. 7.500.000
--------------------- -
Selisih BOP Rp. 200.000 (Rugi)
Tarif BOP standar per JKL = 350 + 400 = Rp 750
Jumlah jam kerja standar = 5000 x 2 = 10.000 jam
Analisa selisih
Selisih terkendali :
BOP yang sesungguhnya Rp 7.700.000
BOP yang dianggarkan pada jam standar :
BOP tetap Rp 2.100.000
BOP variable (10.000 x 400) Rp 4.000.000
----------------- +
Rp 6.100.000
------------------ -
Selisih terkendali Rp 1.600.000 (Rugi)
Selisih Volume :
BOP yang dianggarkan pada jam standar Rp. 6.100.000
BOP yang dibebankan (10.000 x Rp 750) Rp. 7.500.000
----------------- -
Selisih volume Rp 1.400.000 (Laba)
------------------ -
Total selisih BOP Rp. 200.000 (Rugi)
2. Metode 3 selisih
Dalam metode ini selisih BOP dibedakan menjadi
a. Selisih pengeluaran (spending variance) yaitu selish yang terjadi karena BOP yang dikeluarkan
(yang sebenarnya) tidak sama (berbeda) dengan BOP yang dianggarkan pada kapasitas
sebenarnya.
Perhitungan selisih pengeluaran dapat digambarkan sbb :
BOP yang sesungguhnya Rp xxx
BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya :
BOP tetap (menurut anggaran) Rp xxx
BOP variable (kapasitas ss x tarif) Rp xxx
---------- -
Rp xxx
--------- -
Selisih pengeluaran Rp xxx *
* Laba ; BOP sesungguhnya < BOP yang dianggarkan
Rugi ; BOP sesungguhnya > BOP yang dianggarkan
b. Selsih kapasitas yaitu selisih yang terjadi karena BOP yang dianggarkan pada kapasitas
sebenarnya berbeda dengan BOP standar pada jam kerja sesungguhnya.
Perhitungan selisih kapasitas dapat digambarkan sbb :
BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya Rp xxx
BOP standar pada jam kerja sesungguhnya
(Jam kerja sesungguhnya x tarif BOP standar) Rp xxx
---------- -
Selisih kapasitas Rp xxx *
* Laba ; BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya < BOP standar
Rugi ; BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya > BOP standar
c. Selisih efisiensi yaitu selisih yang terjadi karena jam kerja standar berbeda dengan jam kerja
yang sesungguhnya (masing-masing pada kapasitas sesungguhnya)
Perhitungan selisih
Selisih efisiensi = (jam kerja st – jam kerja sesungguhnya) x tarif BOP st
*Laba ; Jam kerja standar < jam kerja sesungguhnya
Rugi ; Jam kerja standar > jam kerja sesungguhnya
Contoh diambil dari contoh untuk analisa 2 selisih di muka sbb :
Anggaran : BOP pada kapasitas normal 3.000 kg
BOP tetap Rp 2.100.000 (Rp 350 per JKL)
BOP variabel Rp 2.400.000 (Rp 400 per JKL)
Jam kerja standar 2 JKL per kk
Produksi sesungguhnya 5.000 kg
BOP yang sesungguhnya Rp 7.700.000
BOP yang sesungguhnya Rp 7.700.000
BOP standar = (5000 x 2) Rp 750 Rp 7.500.000
----------------- -
Selisih BOP (rugi) Rp 200.000 (Rugi) *
*Laba ; BOP sesungguhnya < BOP standar
Rugi ; BOP sesungguhnya > BOP standar
Analisa selish
a. Selisih pengeluaran
BOP yang sesungguhnya Rp 7.700.000
BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya :
BOP tetap Rp 2.100.000
BOP variabel (5000 x 2) x 400 Rp 4 000.000
---------------- -
Rp 6.100.000
Selisih pengeluaran Rp 1.600.000 (Rugi)
b. Selisih kapasitas
BOP yang dianggarkan pada kap ss Rp 6.100.000
BOP st pada jam kerja sesungguhnya (10250 x Rp 750) Rp 7.687.500
---------------- -
Selisih kapasitas (laba) Rp 1.587.500 (Laba)
c. Selisih efisiensi
BOP standar pada jam kerja standar
(5000 x 2) Rp 750 Rp 7.500.000
BOP standar pada jam kerja sesungguhnya
(10.250 x Rp 750) Rp 7.687.500
----------------- -
Selisih efisiensi (rugi) Rp 187.500 (Rugi)
----------------- -
Total selisih BOP (rugi) Rp 200.000 (Rugi)
3. Metode 4 selisih
Metode ini pada prinsipnya sama dengan metode tiga selisih, tetapi dalam metode 4 selisih ini
selisih efisiensi dibedakan menjadi :
a. Selisih efisiensi tetap dengan rumus
(JK st – JK ss) x tarif BOP tetap
b. Selisih efisiensi variabel dengan rumus
(JK st – JK ss) x tarif BOP variabel
* JK st = Jam kerja standar
JK ss = Jam kerja sesungguhnya
SELISIH KOMPOSISI BAHAN DAN SELISIH HASIL
Apabila dalam proses produksi dipakai lebih dari satu jenis bahan baku, maka selisih yang timbul
antara biaya bahan baku standar dengan bahan baku yang sesungguhnya meliputi :
a. Selisih karena pemakaian bahan baku berbeda dengan bahan baku menurut standar baik
kwantitas maupun harga
b. Selisih karena komposisi pemakaian bahan baku berbeda dengan komposisi menurut standar
(selisih komposisi bahan) material mix variance
c. Selisih hasil yaitu selisis yang timbul karena selisih antara rendemen, bahan menurut standar
berbeda dengan rendemen yang sebenarnya selisih hasil bahan/material yiel variance

Contenu connexe

Tendances

Psak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabahPsak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabahcitra Joni
 
Daftar istilah akuntansi dalam bahasa inggris
Daftar istilah akuntansi dalam bahasa inggrisDaftar istilah akuntansi dalam bahasa inggris
Daftar istilah akuntansi dalam bahasa inggrisNie Chukmaa Nie
 
5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)
5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)
5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)Ayi Suwandi
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Manik Ryad
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingAyi Suwandi
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiFransisco Laben
 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856Sefri Yunita
 
Temu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costingTemu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costingAni Andiyani
 
contoh soal sederhana laporan keuangan
contoh soal sederhana laporan keuangancontoh soal sederhana laporan keuangan
contoh soal sederhana laporan keuanganRendy Franata
 
Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasahmad rasyidin
 
Metode Penyusutan
Metode PenyusutanMetode Penyusutan
Metode Penyusutanmsahuleka
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
 
Contoh biaya bersama dan sampingan
Contoh biaya bersama dan sampingan Contoh biaya bersama dan sampingan
Contoh biaya bersama dan sampingan Diana Marlyna
 
Sistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya TaksirnSistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya TaksirnAdi Jauhari
 

Tendances (20)

Psak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabahPsak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabah
 
Daftar istilah akuntansi dalam bahasa inggris
Daftar istilah akuntansi dalam bahasa inggrisDaftar istilah akuntansi dalam bahasa inggris
Daftar istilah akuntansi dalam bahasa inggris
 
Akuntansi Biaya 3#5
Akuntansi Biaya 3#5Akuntansi Biaya 3#5
Akuntansi Biaya 3#5
 
Perhitungan Persediaan
Perhitungan PersediaanPerhitungan Persediaan
Perhitungan Persediaan
 
METODA HARGA POKOK PESANAN
METODA HARGA POKOK PESANANMETODA HARGA POKOK PESANAN
METODA HARGA POKOK PESANAN
 
Harga pokok pesanan
Harga pokok pesananHarga pokok pesanan
Harga pokok pesanan
 
5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)
5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)
5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
 
Bab 3-piutang-wesel
Bab 3-piutang-weselBab 3-piutang-wesel
Bab 3-piutang-wesel
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses Costing
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856
 
Temu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costingTemu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costing
 
contoh soal sederhana laporan keuangan
contoh soal sederhana laporan keuangancontoh soal sederhana laporan keuangan
contoh soal sederhana laporan keuangan
 
Latihan soal akuntansi lanjutan 1
Latihan soal akuntansi lanjutan 1Latihan soal akuntansi lanjutan 1
Latihan soal akuntansi lanjutan 1
 
Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kas
 
Metode Penyusutan
Metode PenyusutanMetode Penyusutan
Metode Penyusutan
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
 
Contoh biaya bersama dan sampingan
Contoh biaya bersama dan sampingan Contoh biaya bersama dan sampingan
Contoh biaya bersama dan sampingan
 
Sistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya TaksirnSistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya Taksirn
 

En vedette

analisis biaya pokok produksi dengan pedoman penentuan harga jual produk ikan...
analisis biaya pokok produksi dengan pedoman penentuan harga jual produk ikan...analisis biaya pokok produksi dengan pedoman penentuan harga jual produk ikan...
analisis biaya pokok produksi dengan pedoman penentuan harga jual produk ikan...Suardiyanti Ni Luh Putu
 
Perkembangan Struktur Institusi Akuntansi Keuangan
Perkembangan Struktur Institusi Akuntansi KeuanganPerkembangan Struktur Institusi Akuntansi Keuangan
Perkembangan Struktur Institusi Akuntansi Keuanganasrini0607
 
Harga pokok proses sepatu
Harga pokok proses sepatuHarga pokok proses sepatu
Harga pokok proses sepatuAlvin Setiawan
 
Ppt Rekonsiliasi
Ppt RekonsiliasiPpt Rekonsiliasi
Ppt RekonsiliasiIsa Tuyo
 
Edraw Mind Map Pendapatan nasional 2
Edraw Mind Map Pendapatan nasional 2Edraw Mind Map Pendapatan nasional 2
Edraw Mind Map Pendapatan nasional 2Putri Devi Siswandani
 
Tugas 4 BIAYA STANDAR
Tugas 4 BIAYA STANDARTugas 4 BIAYA STANDAR
Tugas 4 BIAYA STANDAROwnskin
 
Biaya standar suatu alat pengendalian manajerial
Biaya standar  suatu alat pengendalian manajerialBiaya standar  suatu alat pengendalian manajerial
Biaya standar suatu alat pengendalian manajerialIffa Tabahati
 
Metode harga-pokok-pesanan-full-costing
Metode harga-pokok-pesanan-full-costingMetode harga-pokok-pesanan-full-costing
Metode harga-pokok-pesanan-full-costingImam Nor Chamid
 
power point rekon siliasi bank
power point rekon siliasi bankpower point rekon siliasi bank
power point rekon siliasi bankpanduazis
 
Biaya overhead pabrik departemen
Biaya overhead pabrik departemenBiaya overhead pabrik departemen
Biaya overhead pabrik departemenFika Ratnasari
 
Makalah biaya-standar
Makalah biaya-standarMakalah biaya-standar
Makalah biaya-standarardiatjo
 
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOP
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOPbiaya tenaga kerja,bahan baku dan BOP
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOPOwnskin
 

En vedette (20)

analisis biaya pokok produksi dengan pedoman penentuan harga jual produk ikan...
analisis biaya pokok produksi dengan pedoman penentuan harga jual produk ikan...analisis biaya pokok produksi dengan pedoman penentuan harga jual produk ikan...
analisis biaya pokok produksi dengan pedoman penentuan harga jual produk ikan...
 
Perkembangan Struktur Institusi Akuntansi Keuangan
Perkembangan Struktur Institusi Akuntansi KeuanganPerkembangan Struktur Institusi Akuntansi Keuangan
Perkembangan Struktur Institusi Akuntansi Keuangan
 
Ch 07 kas & piutang
Ch 07 kas & piutangCh 07 kas & piutang
Ch 07 kas & piutang
 
Mindmap
MindmapMindmap
Mindmap
 
Harga pokok proses sepatu
Harga pokok proses sepatuHarga pokok proses sepatu
Harga pokok proses sepatu
 
Kas dan rekonsiliasi bank
Kas dan rekonsiliasi bankKas dan rekonsiliasi bank
Kas dan rekonsiliasi bank
 
Makalah manajemen-suatu-perusahaan
Makalah manajemen-suatu-perusahaanMakalah manajemen-suatu-perusahaan
Makalah manajemen-suatu-perusahaan
 
Ppt Rekonsiliasi
Ppt RekonsiliasiPpt Rekonsiliasi
Ppt Rekonsiliasi
 
Makalah kesiapsiagaan banjir
Makalah kesiapsiagaan banjirMakalah kesiapsiagaan banjir
Makalah kesiapsiagaan banjir
 
Edraw Mind Map Pendapatan nasional 2
Edraw Mind Map Pendapatan nasional 2Edraw Mind Map Pendapatan nasional 2
Edraw Mind Map Pendapatan nasional 2
 
Tugas 4 BIAYA STANDAR
Tugas 4 BIAYA STANDARTugas 4 BIAYA STANDAR
Tugas 4 BIAYA STANDAR
 
ch7
ch7ch7
ch7
 
Biaya standar suatu alat pengendalian manajerial
Biaya standar  suatu alat pengendalian manajerialBiaya standar  suatu alat pengendalian manajerial
Biaya standar suatu alat pengendalian manajerial
 
Metode harga-pokok-pesanan-full-costing
Metode harga-pokok-pesanan-full-costingMetode harga-pokok-pesanan-full-costing
Metode harga-pokok-pesanan-full-costing
 
power point rekon siliasi bank
power point rekon siliasi bankpower point rekon siliasi bank
power point rekon siliasi bank
 
Biaya overhead pabrik departemen
Biaya overhead pabrik departemenBiaya overhead pabrik departemen
Biaya overhead pabrik departemen
 
Makalah biaya-standar
Makalah biaya-standarMakalah biaya-standar
Makalah biaya-standar
 
Analisis break-even
Analisis break-evenAnalisis break-even
Analisis break-even
 
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOP
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOPbiaya tenaga kerja,bahan baku dan BOP
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOP
 
Ringkasan Akuntansi Biaya Bab I - X
Ringkasan Akuntansi Biaya Bab I - XRingkasan Akuntansi Biaya Bab I - X
Ringkasan Akuntansi Biaya Bab I - X
 

Similaire à Harga pokok standar

9. Standard Cost.ppt
9. Standard Cost.ppt9. Standard Cost.ppt
9. Standard Cost.pptSupardi56
 
Sistem Biaya Standar - Bisnis Menejemen
Sistem Biaya Standar - Bisnis MenejemenSistem Biaya Standar - Bisnis Menejemen
Sistem Biaya Standar - Bisnis Menejemennuyy widyasti
 
13 biaya-standar1
13 biaya-standar113 biaya-standar1
13 biaya-standar1koranbekas
 
Biaya standar - akuntansi manajemen
Biaya standar - akuntansi manajemenBiaya standar - akuntansi manajemen
Biaya standar - akuntansi manajemenArifin Pa'e
 
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok VariabelVariable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok VariabelMuhammad Fajar
 
Pertemuan-ke-56-Biaya-Standar-dan-Varians.ppt
Pertemuan-ke-56-Biaya-Standar-dan-Varians.pptPertemuan-ke-56-Biaya-Standar-dan-Varians.ppt
Pertemuan-ke-56-Biaya-Standar-dan-Varians.pptDani Wiryodikarto
 
4.BOPlanjutan.ppt
4.BOPlanjutan.ppt4.BOPlanjutan.ppt
4.BOPlanjutan.pptMasPay1
 
Biaya Standard.pdf
Biaya Standard.pdfBiaya Standard.pdf
Biaya Standard.pdfRiaMennita
 
sistem-biaya-standar.pdf
sistem-biaya-standar.pdfsistem-biaya-standar.pdf
sistem-biaya-standar.pdfsalvina3
 
pert 12.pptx
pert 12.pptxpert 12.pptx
pert 12.pptxMARIEF22
 
Standard cost – materials and labor
Standard cost – materials and laborStandard cost – materials and labor
Standard cost – materials and laborArif Setiawan
 
Perhitungan Biaya-Standar dan Analisis Varians.ppt
Perhitungan Biaya-Standar dan Analisis Varians.pptPerhitungan Biaya-Standar dan Analisis Varians.ppt
Perhitungan Biaya-Standar dan Analisis Varians.pptWISNUSETYAWAN12
 
Perhitungan Biaya Standar-penetapan standar dan analisis varians.ppt
Perhitungan Biaya Standar-penetapan standar dan analisis varians.pptPerhitungan Biaya Standar-penetapan standar dan analisis varians.ppt
Perhitungan Biaya Standar-penetapan standar dan analisis varians.pptSuciAyuLestari9
 
Kalkulasi biaya standar sebagai alat pengendalian manajerial
Kalkulasi biaya standar sebagai alat pengendalian manajerialKalkulasi biaya standar sebagai alat pengendalian manajerial
Kalkulasi biaya standar sebagai alat pengendalian manajerialIsmha Mhanyun
 
Akuntansi Manajemen: Biaya standar dan varian
Akuntansi Manajemen: Biaya standar dan varian Akuntansi Manajemen: Biaya standar dan varian
Akuntansi Manajemen: Biaya standar dan varian Izatora Izanagi
 
04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................rendisalay
 

Similaire à Harga pokok standar (20)

9. Standard Cost.ppt
9. Standard Cost.ppt9. Standard Cost.ppt
9. Standard Cost.ppt
 
Sistem Biaya Standar - Bisnis Menejemen
Sistem Biaya Standar - Bisnis MenejemenSistem Biaya Standar - Bisnis Menejemen
Sistem Biaya Standar - Bisnis Menejemen
 
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead PabrikBiaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik
 
13 biaya-standar1
13 biaya-standar113 biaya-standar1
13 biaya-standar1
 
3. Akt BTK.pptx
3. Akt BTK.pptx3. Akt BTK.pptx
3. Akt BTK.pptx
 
Akuntansi Biaya 10.ppt
Akuntansi Biaya 10.pptAkuntansi Biaya 10.ppt
Akuntansi Biaya 10.ppt
 
Standard_Costing.ppt
Standard_Costing.pptStandard_Costing.ppt
Standard_Costing.ppt
 
Biaya standar - akuntansi manajemen
Biaya standar - akuntansi manajemenBiaya standar - akuntansi manajemen
Biaya standar - akuntansi manajemen
 
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok VariabelVariable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
Variable Costing: Penentuan Harga Pokok Variabel
 
Pertemuan-ke-56-Biaya-Standar-dan-Varians.ppt
Pertemuan-ke-56-Biaya-Standar-dan-Varians.pptPertemuan-ke-56-Biaya-Standar-dan-Varians.ppt
Pertemuan-ke-56-Biaya-Standar-dan-Varians.ppt
 
4.BOPlanjutan.ppt
4.BOPlanjutan.ppt4.BOPlanjutan.ppt
4.BOPlanjutan.ppt
 
Biaya Standard.pdf
Biaya Standard.pdfBiaya Standard.pdf
Biaya Standard.pdf
 
sistem-biaya-standar.pdf
sistem-biaya-standar.pdfsistem-biaya-standar.pdf
sistem-biaya-standar.pdf
 
pert 12.pptx
pert 12.pptxpert 12.pptx
pert 12.pptx
 
Standard cost – materials and labor
Standard cost – materials and laborStandard cost – materials and labor
Standard cost – materials and labor
 
Perhitungan Biaya-Standar dan Analisis Varians.ppt
Perhitungan Biaya-Standar dan Analisis Varians.pptPerhitungan Biaya-Standar dan Analisis Varians.ppt
Perhitungan Biaya-Standar dan Analisis Varians.ppt
 
Perhitungan Biaya Standar-penetapan standar dan analisis varians.ppt
Perhitungan Biaya Standar-penetapan standar dan analisis varians.pptPerhitungan Biaya Standar-penetapan standar dan analisis varians.ppt
Perhitungan Biaya Standar-penetapan standar dan analisis varians.ppt
 
Kalkulasi biaya standar sebagai alat pengendalian manajerial
Kalkulasi biaya standar sebagai alat pengendalian manajerialKalkulasi biaya standar sebagai alat pengendalian manajerial
Kalkulasi biaya standar sebagai alat pengendalian manajerial
 
Akuntansi Manajemen: Biaya standar dan varian
Akuntansi Manajemen: Biaya standar dan varian Akuntansi Manajemen: Biaya standar dan varian
Akuntansi Manajemen: Biaya standar dan varian
 
04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................
 

Harga pokok standar

  • 1. HARGA POKOK STANDAR Adalah harga pokok yang ditentukan dimuka sebelum proses produksi berjalan dan merupakan harga pokok yang seharusnya untuk membuat suatu produk tertentu berdasarkan kondisi-kondisi (efisiensi, ekonomi) yang tertentu Karakteristik Harga Pokok Standar : 1. Mempunyai sifat yang sama dengan harga pokok taksiran yaitu sama-sama ditentukan dimuka sebelum proses produksi berjalan (pre determined cost) 2. Ditentukan dengan cara yang lebih teliti dibandingkan dengan harga pokok taksiran (harga pokok standar merupakan harga pokok yang seharusnya) 3. Dapat dipakai sebagai dasar penilaian terhadap harga pokok yang sebenarnya, karena merupakan harga pokok yang seharusnya pada kondisi tertentu 4. Penyimpangan harga pokok yang sebenarnya terhadap harga pokok standar dapat dipakai sebagai dasar pengendalian biaya Proses penentuan harga pokok standar 1. Penentuan standar Berdasarkan ketelitian/ketepatan, standar dapat digolongkan menjadi beberapa jenis : a. Standar teoritis yaitu merupakan hasil terbaik yang dapat dicapai dalam pelaksanaan (hasil ideal). Oleh sebab itu standar teoritis meskipun merupakan ukuran untuk pelaksanaan terbaik tetapi karena dalam praktek sulit dicapai, maka standar ini jarang dipergunakan. b. Rata-rata biaya periode yang lalu yaitu didasarkan atas rata-rata biaya pada periode sebelumnya c. Standar normal yaitu didasarkan kepada keadaan kegiatan dan ekonomi yang normal dimasa yang akan datang. Standar ini dapat berdasarkan biaya-biaya periode yang lalu, dengan penyesuaian sesuai dengan keadaan/perubahan dimasa yang akan datang d. Hasil terbaik yang dapat dicapai yaitu didasarkan atas hasil terbaik yang dapat dicapai dalam praktek, dengan memperhitungkan hambatan yang tidak dapat dihindari 2. Penetuan Biaya a. Biaya bahan standar ditentukan setelah terlebih dahulu mengadakan spesifikasi produk yang akan dihasilkan berdasarkan ukuran, bentuk, kwalitas dan warna. Penentuan baiaya bahan baku standar meliputi : Kuantitas dan harga b. Biaya tenaga kerja standar ditentukan dengan cara - Menentukan jam kerja standar yaitu dengan memperhatikan keadaan tata letak peralatan, sifat alat-alat produksi, kemampuan karyawan serta kontinuitas bahan. Penetuan jan kerja standar dapat didasarkan atas rata-rata jam kerja periode yang lalau atau dengan membuat percobaan pelaksanaan produksi - Menentukan tarif upah standar ditentukan melalui kontrak, upah periode yang lalu atau melalui perhitungan dalam keadaan operasi normal c. Biaya overhead pabrik standar ditentukan dengan cara - Menentukan anggaran BOP pada kapasitas normal - Menentukan dasar pembebanan (kwantitas bahan, harga bahan, jam kerja langsung, jumlah upah langsung, jam kerja mesin) - Menentukan tarif BOP dengan cara : anggaran dibagi dasar pembebanan dan dipisahkan antara BOP tetap dengan BOP variable
  • 2. 3. Pencatatan harga pokok standar a. Metode Partial Plan : dalam metode ini perkiraan barang dalam proses Debet : Biaya yang sesungguhnya Kredit : Biaya standar Selisih antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya dihitung pada akhir periode akunasi setelah pencatatan barang jadi dari persediaan barang dalam proses b. Metode single plan : dalam metode ini perkiraan barang dalam proses Debet : Biaya standar Kredit : Biaya standar Selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar setiap saat dapat dihitung berdasarkan data dari bon pemakaian bahan dan kartu jam kerja 4. Perhitungan dan analisa selisih SELISIH BIAYA BAHAN BAKU Selisih biaya bahan baku : selisih antara biaya bahan baku standar dengan biaya bahan baku yang sesungguhnya. Dapat disebabkan oleh : a. kwantitas pemakaian bahan baku yang sebenarnya berbeda dengan kwantitas bahan baku menurut standar. Rumus Selisih kwantitas/selisih pemakaian = kwantitas standar (kw st) – kwantitas sesungguhnya (kw ss) Laba : apabila kwantitas standar > kwantitas sesungguhnya Rugi : apabila kwantitas standar < kwantitas sesungguhnya b. Harga bahan baku yang sesungguhnya berbeda dengan harga bahan baku menurut standar. Rumus Selisih harga bahan = (harga standar – harga sesungguhnya) Kwantitas sesungguhnya Laba : apabila harga standar > harga sesungguhnya Rugi : apabila harga standar < harga sesungguhnya Contoh : PT. Abadi adalah perusahaan industri memproduksi barang Y. Harga pokok ditetapkan berdasarkan metode harga pokok standar. Untuk biaya bahan baku ditetapkan standar sebagai berikut : Kwantitas standar bahan baku : ½ kg per unit Harga standar bahan baku : Rp. 1000 per kg Data produksi untuk bulan September 2010 Jumlah produksi : 1000 kg Jumlah pemakaian bahan baku : 550 kg Harga bahan baku yang sebenarnya : Rp. 950 per kg Berdasarkan keterangan tsb diatas perhitugan dan analisa selisih BBB dapat dibuat sebagai berikut : BBB yang sesungguhnya = 550 x Rp. 950 = Rp. 522.500 BBB menurut standar = (1000x1/2) Rp1000 = Rp. 500.000 Selisih biaya bahan baku = Rp. 22.500 (Rugi)  BBB ss > BBB st
  • 3. Selisih kwantitas : Kwantitas yang sebenarnya : 550 x Rp 1000 = Rp. 550.000 Kwantitas standar : 500 x Rp 1000 = Rp. 500.000 -------------------- - Selisih kwantitas bahan baku Rp. 50.000 (Rugi) Selisih harga : Harga sesungguhnya : 550 x Rp 950 = Rp. 522.500 Harga standar : 550 x Rp 1000 = Rp. 550.000 -------------------- - Selisih harga bahan baku Rp. 27.500 (Laba) -------------------- - Selisih BBB Rp. 22.500 (Rugi) SELISIH BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG a. Selisih Efisiensi (Time/quality/efficiency variance) Yaitu selisih yang timbul karena jam kerja sebenarnya tidak sesuai dengan jam kerja standar. Oleh karena itu untuk menentukan selisih efisiensi terlebih dahulu harus ditentukan jam kerja standar yang ditentukan dengan cara Rumus untuk menghitung selisih efisiensi upah (SEU) SEU = (Jam Kerja st – Jam Kerja ss) Tarif Upah st Laba : JK st > JK ss Rugi : JK st < JK ss b. Selisih tarif upah (rate/price variance) Yaitu selisih yang timbul karena tarif upah sebenarnya tidak sesuai dengan tarif upah standar Rumus untuk menghitung selish tarif upah (STU) ` STU = (Tarif upah st – Tarif upah ss) Jam kerja ss Laba : TU st > TU ss Rugi : TU st < TU ss Contoh PT. Abadi menetukan biaya tenaga kerja standar peu unit 2 jam dengan tarif Rp 250 per jam Data produksi untuk bulan sepetember 2010 adalah Jumlah produksi : 5000 unit Jumlah jam kerja sebenarnya : 9980 jam Tarif upah sesungguhnya : Rp. 275 Berdasarkan keterangan tersebut perhitungan dan analisa selisih biaya tenaga kerja adalah sebagai berikut : BTKL ss : 9980 x Rp 275 = Rp. 2.744.500 BTKL st : (5000 x 2) Rp. 250 = Rp. 2.500.000 -------------------- - Selisih BTKl Rp. 244.500 (Rugi) Catatan : Laba, BTKL ss < BTKL st Rugi, BTKL ss > BTKL st Unit ekuivalen x jam standar per unit
  • 4. Selisih efisiensi : Jam kerja sesungguhnya : 9980 x Rp 250 = Rp. 2.495.000 Jam kerja standar : 1000 x Rp 250 = Rp. 2.500.000 -------------------- - Selisih efisiensi upah Rp. 5.000 (Laba) Selisih tarif upah : Tarif upah sebenarnya : 9980 x Rp 270 = Rp. 2.744.500 Tarif upah standar : 9980 x Rp 250 = Rp. 2.495.000 -------------------- - Selisih tarif upah Rp. 249.500 (Rugi) ------------------------ - Selish BTKL Rp. 244.500 (Rugi) SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK 1. Metode 2 (dua) selisih Dalam metode ini selisih BOP dibedakan menjadi a. Selisih terkendali (controlable variance) yaitu selisih antara BOP ss dengan BOP yang dianggarkan dalam jam standar (Anggaran BOP tsb terdiri dari : Total BOP tetap menurut anggaran, ditambah kapasitas/jam kerja standar dikalikan dengan tarif BOP variabel . Perhitungan selisih terkendali dapat digambarkan sbb : BOP ss Rp. xxx BOP yang dianggarkan pada jam standar : BOP tetap (total menurut anggaran) Rp. xxx BOP variabel jam standar x tarif standar Rp. Xxx ---------- - Rp. Xxx ----------- - Selisih terkendali Rp. xxx Laba : BOP ss < BOP yang dianggarkan pada jam standar Rugi : BOP ss > BOP yang dianggarkan pada jam standar b. Selisih volume (volume variance) yaitu selisih antara BOP yang dianggarkan pada jam standar dengan BOP yang dibebankan ke perkiraan barang dalam proses (jam kerja standar dikalikan dengan tarif standar) BOP yang dianggarkan pada jam standar Rp xxx BOP yang dibebankan ke perkiraan Brg Dlm Proses (jam kerja standar x tarif BOP standar) Rp xxx ---------- - Selisih volume Rp xxx Laba ; BOP yang dibebankan (st) > BOP yang dianggarkan pada jam standar Rugi ; BOP yang dibebankan (st) < BOP yang dianggarkan pada jam standar
  • 5. Contoh : PT. Abadi sebuah perusahaan industri menentukan BOP standar sbb : BOP tetap : Rp 350 per JKL (jam kerja langsung) BOP variabel : Rp 400 per JKL (jam kerja langsung) Kapasitas normal : 3000 kg Jam kerja st : 2 JKL per kg Tarif BOP tsb didasarkan atas anggaran BOP pada kapasitas normal sbb : Biaya tetap : Rp. 2.100.000 Biaya variable : Rp. 2.400.000 Data produksi bulan september 2010 Jam kerja sesungguhnya : 10.250 jam Jumlah produksi yang sesunguhnya : 5.000 kg BOP yang sesungguhnya : Rp 7.700.000 Berdasarkan keterangan tsb perhitungan dan analisa selisih dapat dibuat sbb BOP yang sesungguhnya = Rp. 7.700.000 BOP standar (5000 x 2) Rp 750 = Rp. 7.500.000 --------------------- - Selisih BOP Rp. 200.000 (Rugi) Tarif BOP standar per JKL = 350 + 400 = Rp 750 Jumlah jam kerja standar = 5000 x 2 = 10.000 jam Analisa selisih Selisih terkendali : BOP yang sesungguhnya Rp 7.700.000 BOP yang dianggarkan pada jam standar : BOP tetap Rp 2.100.000 BOP variable (10.000 x 400) Rp 4.000.000 ----------------- + Rp 6.100.000 ------------------ - Selisih terkendali Rp 1.600.000 (Rugi) Selisih Volume : BOP yang dianggarkan pada jam standar Rp. 6.100.000 BOP yang dibebankan (10.000 x Rp 750) Rp. 7.500.000 ----------------- - Selisih volume Rp 1.400.000 (Laba) ------------------ - Total selisih BOP Rp. 200.000 (Rugi)
  • 6. 2. Metode 3 selisih Dalam metode ini selisih BOP dibedakan menjadi a. Selisih pengeluaran (spending variance) yaitu selish yang terjadi karena BOP yang dikeluarkan (yang sebenarnya) tidak sama (berbeda) dengan BOP yang dianggarkan pada kapasitas sebenarnya. Perhitungan selisih pengeluaran dapat digambarkan sbb : BOP yang sesungguhnya Rp xxx BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya : BOP tetap (menurut anggaran) Rp xxx BOP variable (kapasitas ss x tarif) Rp xxx ---------- - Rp xxx --------- - Selisih pengeluaran Rp xxx * * Laba ; BOP sesungguhnya < BOP yang dianggarkan Rugi ; BOP sesungguhnya > BOP yang dianggarkan b. Selsih kapasitas yaitu selisih yang terjadi karena BOP yang dianggarkan pada kapasitas sebenarnya berbeda dengan BOP standar pada jam kerja sesungguhnya. Perhitungan selisih kapasitas dapat digambarkan sbb : BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya Rp xxx BOP standar pada jam kerja sesungguhnya (Jam kerja sesungguhnya x tarif BOP standar) Rp xxx ---------- - Selisih kapasitas Rp xxx * * Laba ; BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya < BOP standar Rugi ; BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya > BOP standar c. Selisih efisiensi yaitu selisih yang terjadi karena jam kerja standar berbeda dengan jam kerja yang sesungguhnya (masing-masing pada kapasitas sesungguhnya) Perhitungan selisih Selisih efisiensi = (jam kerja st – jam kerja sesungguhnya) x tarif BOP st *Laba ; Jam kerja standar < jam kerja sesungguhnya Rugi ; Jam kerja standar > jam kerja sesungguhnya Contoh diambil dari contoh untuk analisa 2 selisih di muka sbb : Anggaran : BOP pada kapasitas normal 3.000 kg BOP tetap Rp 2.100.000 (Rp 350 per JKL) BOP variabel Rp 2.400.000 (Rp 400 per JKL) Jam kerja standar 2 JKL per kk Produksi sesungguhnya 5.000 kg BOP yang sesungguhnya Rp 7.700.000
  • 7. BOP yang sesungguhnya Rp 7.700.000 BOP standar = (5000 x 2) Rp 750 Rp 7.500.000 ----------------- - Selisih BOP (rugi) Rp 200.000 (Rugi) * *Laba ; BOP sesungguhnya < BOP standar Rugi ; BOP sesungguhnya > BOP standar Analisa selish a. Selisih pengeluaran BOP yang sesungguhnya Rp 7.700.000 BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya : BOP tetap Rp 2.100.000 BOP variabel (5000 x 2) x 400 Rp 4 000.000 ---------------- - Rp 6.100.000 Selisih pengeluaran Rp 1.600.000 (Rugi) b. Selisih kapasitas BOP yang dianggarkan pada kap ss Rp 6.100.000 BOP st pada jam kerja sesungguhnya (10250 x Rp 750) Rp 7.687.500 ---------------- - Selisih kapasitas (laba) Rp 1.587.500 (Laba) c. Selisih efisiensi BOP standar pada jam kerja standar (5000 x 2) Rp 750 Rp 7.500.000 BOP standar pada jam kerja sesungguhnya (10.250 x Rp 750) Rp 7.687.500 ----------------- - Selisih efisiensi (rugi) Rp 187.500 (Rugi) ----------------- - Total selisih BOP (rugi) Rp 200.000 (Rugi) 3. Metode 4 selisih Metode ini pada prinsipnya sama dengan metode tiga selisih, tetapi dalam metode 4 selisih ini selisih efisiensi dibedakan menjadi : a. Selisih efisiensi tetap dengan rumus (JK st – JK ss) x tarif BOP tetap b. Selisih efisiensi variabel dengan rumus (JK st – JK ss) x tarif BOP variabel * JK st = Jam kerja standar JK ss = Jam kerja sesungguhnya
  • 8. SELISIH KOMPOSISI BAHAN DAN SELISIH HASIL Apabila dalam proses produksi dipakai lebih dari satu jenis bahan baku, maka selisih yang timbul antara biaya bahan baku standar dengan bahan baku yang sesungguhnya meliputi : a. Selisih karena pemakaian bahan baku berbeda dengan bahan baku menurut standar baik kwantitas maupun harga b. Selisih karena komposisi pemakaian bahan baku berbeda dengan komposisi menurut standar (selisih komposisi bahan) material mix variance c. Selisih hasil yaitu selisis yang timbul karena selisih antara rendemen, bahan menurut standar berbeda dengan rendemen yang sebenarnya selisih hasil bahan/material yiel variance