SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  49
Pendekatan Klinis Syok
DEFINISI
 Ketidakseimbangan antara oxygen supply dengan oxygen demand yang
menyebabkan disfungsi organ
Hipoperfusi
jaringan
Hipoksia
jaringan
Gangguan
seluler
Gangguan
sistemik
BEBERAPA PERSAMAAN PENTING
 Cardiac output (CO) = Stroke volume (SV)  Heart rate (HR)
 Mean arterial pressure = CO  Systemic vascular resistance (SVR)
• MAP = Tekanan diastole + 1/3  (Tekanan systole – diastole)
 Arterial oxygen content = (1,39  Hb  SaO2) + (PaO2  0,0031)
• CaO2 menunjukkan jumlah oksigen dalam darah
 Oxygen delivery = CO  [(1,39  Hb  SaO2) + PaO2  0,0031)]
• DO2 menunjukkan oksigen yang dialirkan ke jaringan setiap menit
 Oxygen consumption = CO  (CaO2 – CvO2)
• VO2 menunjukkan jumlah oksigen yang digunakan oleh jaringan
setiap menit atau selisih antara oksigen yang masuk ke jaringan
dengan oksigen yang kembali dari jaringan
 Shock index = HR : Systolic blood pressure
• Nilai > 1 menunjukkan gangguan fungsi LV akibat kehilangan darah
atau penurunan fungsi jantung
Oxygendelivery
Arterial oxygen
content
Haemoglobin Transfusion
Oxygen saturation Oxygen supply
Cardiac output
Heart rate
Stroke volume
Preload Fluids
Contractility Inotropic
Afterload Vasoactive
Preload 
Contractility
Afterload
Stroke volume 
Heart rate 
Cardiac output N
Tekanan darah N
SVR
Preload 
Contractility
Afterload
Stroke volume 
Heart rate 
Cardiac output 
Tekanan darah N
Vasokonstriksi
Preload 
Contractility
Afterload
Stroke volume 
Heart rate 
Cardiac output 
Tekanan darah 
Vasokonstriksi
Kesadaran turun
Oliguria / anuria
Cardiac output 
Haemoglobin
Oksigen
DO2  Met. anaerob
Laktat
Asidosis
Hiperkalemia
Aritmia
Hjperventilasi
Otot napas lelah
Gagal napas
KLASIFIKASI SYOK
 Syok hypovolemia
• Kehilangan darah
• Kehilangan plasma
• Kehilangan cairan ekstraseluler
 Syok kardiogenic
• Infark myocard, confusion
• Aritmia jangka panjang
 Syok obstruktif
• Jantung tidak dapat terisi
dengan baik (tamponade)
• Ouflow obstruction : Emboli
paru, pneumothoraks
 Syok distributive
• Syok neurogenic
• Syok anafilaktik
• Syok sepsis
SYOK HIPOVOLEMIA
ETIOLOGI
Pendarahan
 Rupture aneurisma aorta
 Pendarahan saluran cerna
 Pendarahan post partum
 Multiple trauma
Non Pendarahan
 Kehilangan plasma
• Luka bakar luas
• Pankreatitis
• Deskuamasi kulit
 Kehilangan CES
• Muntah
• Diare
• Overdosis diuretic
SYOK PENDARAHAN
 Untuk laki – laki 70 kg
Terapi…
 Mempertahankan patensi jalan napas
 Ventilasi dan oksigenasi yang cukup
• Suplementasi oksigen untuk mempertahankan saturasi > 95%
 Kontrol pendarahan yang terlihat
 Pasang 2 kateter intravena ukuran besar (minimal 16 G)
• Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap, golongan
darah, crossmatch, dan analisis gas darah
• Cairan kristaloid (RL atau NS) yang dihangatkan 1 – 2 L untuk dewasa
atau 20 ml/kgBB untuk anak – anak
 Pasang kateter urine untuk monitoring balance cairan
 Pasang pipa nasogastric untuk dekompresi dan mencegah aspirasi
• Apabila pasien tidak sadar atau terjadi distensi abdomen
 Evaluasi respons pasien  Paling sensitive adalah urine output
• Dewasa : Urine output minimal 0,5 ml/kgBB/jam
• Anak – anak : Urine output minimal 1 ml/kgBB/jam
Respons pasien…
 Rapid response
• Tetesan diturunkan menjadi dosis maintenance
• Tidak membutuhkan bolus cairan lanjutan atau transfuse darah
• Operasi mungkin diperlukan
 Transient response
• Respons pasien menurun apabila tetesan diturunkan menjadi dosis
maintenance  Masih terdapat pendarahan aktif
• Membutuhkan transfuse darah
• Operasi biasanya diperlukan
 Minimal or no response
• Membutuhkan operasi segera
• Evaluasi kondisi lain yang dapat memperberat syok seperti
tamponade jantung atau tension pneumothoraks
SYOK HIPOVOLEMIA EC DEHIDRASI
Terapi…
 Sesuai dengan derajat dehidrasi
• Jika sulit diperkirakan, maka berikan cairan kristaloid 1 – 2 liter
 Dehidrasi minimal (< 3%)
• Kebutuhan cairan = 103 / 100 x 30 – 40 ml/kgBB/hari
 Dehidrasi sedang (3 – 9%)
• Kebutuhan cairan = 109 / 100 x 30 – 40 ml/kgBB/hari
 Dehidrasi berat (> 9%)
• Kebutuhan cairan = 112 / 100 x 30 – 40 ml/kgBB/hari
SYOK KARDIOGENIK
DEFINISI
 Kumpulan gejala akibat penurunan CO yang menyebabkan hipoksia
jaringan dengan volume intravascular yang cukup
 Tekanan sistole < 90 mmHg selama > 1 jam dimana
• Tidak merespons terhadap terapi cairan saj
• Sekunder terhadap gangguan jantung
• Berhubungan dengan tanda hipoperfusi
• Cardiac index < 2,2 L/menit/m2 dan pulmonary capillary wedge
pressure > 18 mmHg
ETIOLOGI
 Komplikasi mekanik
• Regurgitasi mitral akut
• Ventricular septal defect
• Rupture interventricular
• Infark RV yang luas
• Diseksi aorta
 Obstruksi mekanik
• Stenosis aorta
• Kardiomiopati hipertrofi
• Tamponade cordis
 Kontraktilitas menurun
• Infark myocard akut
• Sepsis
• Myocarditis, endocarditis
• Kardiomiopati dilatasi
• Intoksikasi beta-blocker atau
calcium-channel blocker
GAMBARAN KLINIS
 Gangguan kesadaran mulai dari ringan sampai berat
 Tanda hipoperfusi
• Akral dingin, takikardia, hipotensi, nadi lemah, oliguria
 Tanda peningkatan preload
• Peningkatan JVP, ronki basah halus, edema perifer
 Profil hemodinamik wet and cold
TERAPI
 Semua pasien harus dirawat di ruang ICVCU
 Jika terjadi henti jantung, maka lakukan resusitasi jantung-paru
 Jika terjadi aritmia, maka berikan obat anti aritmia atau kardioversi
 Monitoring invasive atau non invasive untuk mengetahui status preload,
SVR, dan curah jantung
• Preload rendah : Fluid challenge 1 – 4 ml/kgBB setiap 10 menit
sampai preload cukup
• CO rendah, SVR tinggi, MAP < 70 mmHg : Dobutamin
• CO tinggi, SVR rendah : Norepinefrin, epinefrin, atau dopamin
 Jika refrakter, maka dapat dipasang IABP, ECMO, atau LVAD
SEPSIS DAN SYOK SEPSIS
DEFINITION
 Sepsis is defined as life-threatening organ dysfunction caused by
dysregulated host response to infection
• Organ dysfunction can be identified as an acute change in total SOFA
score ≥ 2 points consequent to the infection
 Septic shock is subset of sepsis in which underlying circulatory and
cellular or metabolic abnormalities are profound enough to substantially
increase mortality
• Persisting hypotension requiring vasopressors to maintain MAP > 65
mmHg and having serum lactate > 2 mmol (18 mg/dl) despite
adequate volume resuscitation
Sumber infeksi pada sepsis
1. Infeksi saluran napas
2. Infeksi saluran cerna
3. Infeksi saluran kemih
Komorbiditas pada sepsis
1. Immunocompromised
2. Keganasan
3. Penyakit paru kronis
KRITERIA DIAGNOSIS
 Pasien dengan infeksi  Screening dengan qSOFA score  Hitung SOFA
score apabila qSOFA score ≥ 2
• Cek DL2, bilirubin, laktat, Ur, Cr, dan AGD
 Sepsis : SOFA score ≥ 2
 Syok sepsis
• Membutuhkan vasopressor untuk mempertahankan MAP ≥ 65 mmHg
• Kadar laktat > 2 mmol/L (18 mg/dl)
1 HOUR BUNDLE OF CARE
 Measure lactate level
• Re-measure within 2 – 4 hours if initial lactate is > 2 mmol/L
 Obtain blood culture prior to administration of antibiotics
 Administer broad-spectrum antibiotics
 Begin rapid administration of 30 ml/kgBW crystalloid for hypotension or
lactate ≥ 4 mmol/L
• Completed within 3 hours of recognition
 Apply vasopressors if patient is hypotensive during or after fluid
resusctitation to maintain MAP > 65 mmHg
SYOK ANAFILAKSIS
DEFINITIONS
 Severe, life-threatening generalized / systemic hypersensitivity reaction
 Serious allergic reaction that is rapid onset and might cause death
ETIOLOGY
RISK FACTORS
DIAGNOSIS
TERAPI
 Posisi Trendelenburg atau berbaring dengan kedua tungkai diangkat
• Meningkatkan venous return dan tekanan darah
 Oksigen 3 – 5 lpm, dapat dilakukan trakeostomi atau krikotiroidektomi
 Cairan kristaloid 500 – 1000 ml bolus cepat
 Epinefrin 1 : 1000 (1 mg/ml) 0,3 – 0,5 ml IM merupakan pilihan pertama
• Dapat diulang setiap 5 – 10 menit sampai 3 – 4 kali
• Jika belum merespons, maka berikan epinefrin 0,1 – 0,2 ml dalam 10
ml NaCl 0,9% IV perlahan
 Antihistamin dan kortikosteroid merupakan pilihan kedua
• Deksametason 5 – 10 mg IV
• Difenhidramin 5 – 20 mg IV
• Hidrokortison 100 – 250 mg IV
 Jika bronkospasme belum hilang dengan epinefrin, maka berikan
aminofilin 240 mg IV selama 10 menit
• Dapat dilanjutkan dengan 240 mg IV melalui drip infus
 Jika terjadi henti jantung, maka lakukan resusitasi jantung paru
Pendekatan Klinis Syok
Pendekatan Klinis Syok

Contenu connexe

Tendances

rumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumprumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumpade anggara
 
TB Paru dan Gagal Ginjal
TB Paru dan Gagal GinjalTB Paru dan Gagal Ginjal
TB Paru dan Gagal GinjalNur Fadillah
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalDokter Tekno
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilAgus Gunardi
 
Seizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginners
Seizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginnersSeizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginners
Seizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginnersErsifa Fatimah
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAISeascape Surveys
 
MELENA.pptx
MELENA.pptxMELENA.pptx
MELENA.pptxsiebrok
 
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusHipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 
Copy of isk pada kehamilan
Copy of isk pada kehamilanCopy of isk pada kehamilan
Copy of isk pada kehamilanSofie Krisnadi
 
Perdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran CernaPerdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran CernaDika Saja
 
Algoritme syok hipovolemik dan septik
Algoritme syok hipovolemik dan septikAlgoritme syok hipovolemik dan septik
Algoritme syok hipovolemik dan septikDokter Tekno
 

Tendances (20)

rumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumprumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pump
 
TB Paru dan Gagal Ginjal
TB Paru dan Gagal GinjalTB Paru dan Gagal Ginjal
TB Paru dan Gagal Ginjal
 
SKA / CAD
SKA / CADSKA / CAD
SKA / CAD
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normal
 
Sepsis
SepsisSepsis
Sepsis
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 
KEGAWAT-DARURATAN NAPZA
KEGAWAT-DARURATAN NAPZAKEGAWAT-DARURATAN NAPZA
KEGAWAT-DARURATAN NAPZA
 
Seizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginners
Seizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginnersSeizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginners
Seizures & Epilepsy, chapt. #1: Diagnosis, at a glance, for beginners
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
MELENA.pptx
MELENA.pptxMELENA.pptx
MELENA.pptx
 
Acute limb ischemia
Acute limb ischemiaAcute limb ischemia
Acute limb ischemia
 
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusHipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
 
Copy of isk pada kehamilan
Copy of isk pada kehamilanCopy of isk pada kehamilan
Copy of isk pada kehamilan
 
Osteomyelitis Case Report Session
Osteomyelitis Case Report SessionOsteomyelitis Case Report Session
Osteomyelitis Case Report Session
 
Perdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran CernaPerdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran Cerna
 
Algoritme syok hipovolemik dan septik
Algoritme syok hipovolemik dan septikAlgoritme syok hipovolemik dan septik
Algoritme syok hipovolemik dan septik
 
Obat emergency
Obat emergencyObat emergency
Obat emergency
 
Askep hyperbilirubinemia
Askep hyperbilirubinemiaAskep hyperbilirubinemia
Askep hyperbilirubinemia
 
Lapkas gastropati nsaid
Lapkas gastropati nsaidLapkas gastropati nsaid
Lapkas gastropati nsaid
 

Similaire à Pendekatan Klinis Syok

Penatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptx
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptxPenatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptx
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptxRinaPurnamaSari6
 
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxReferat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxssuserdc4acc
 
BOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptxBOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptxRyanHendri
 
Early goal directed therapy in the treatment of severe ppt
Early goal directed therapy in the treatment of severe pptEarly goal directed therapy in the treatment of severe ppt
Early goal directed therapy in the treatment of severe pptAl Adip Indra Mustafa
 
Presentation1 DHF.pptx
Presentation1 DHF.pptxPresentation1 DHF.pptx
Presentation1 DHF.pptxssuserf59e7d
 
Syok Hemoragik.pptx
Syok Hemoragik.pptxSyok Hemoragik.pptx
Syok Hemoragik.pptxferdinan_bs
 
Nursing care process (askep) turp syndrome
Nursing care process (askep) turp syndromeNursing care process (askep) turp syndrome
Nursing care process (askep) turp syndromeHendra Kurnia Rakhma
 
Early goal direct treatment (egdt) regi septian
Early goal direct treatment (egdt) regi septianEarly goal direct treatment (egdt) regi septian
Early goal direct treatment (egdt) regi septianRegi Septian
 
R5- MODUL INTENSIVE CARE.pptx
R5- MODUL INTENSIVE CARE.pptxR5- MODUL INTENSIVE CARE.pptx
R5- MODUL INTENSIVE CARE.pptxDimasSevanto
 
3. Pengelolaan trias of death.pptx
3. Pengelolaan trias of death.pptx3. Pengelolaan trias of death.pptx
3. Pengelolaan trias of death.pptxTejaLaksana2
 
Kegawatan Demam Berdarah Dengue pada Anak.pdf
Kegawatan Demam Berdarah Dengue pada Anak.pdfKegawatan Demam Berdarah Dengue pada Anak.pdf
Kegawatan Demam Berdarah Dengue pada Anak.pdfRioMRajagukguk
 
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolitGangguan keseimbangan cairan & elektrolit
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolitNeli Husniawati
 
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptxPPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptxWildaKurniawati2
 

Similaire à Pendekatan Klinis Syok (20)

tugas sepsis.pptx
tugas sepsis.pptxtugas sepsis.pptx
tugas sepsis.pptx
 
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptx
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptxPenatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptx
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptx
 
Konsep dan terapi Syok
Konsep dan terapi SyokKonsep dan terapi Syok
Konsep dan terapi Syok
 
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxReferat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptx
 
BOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptxBOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptx
 
Konsep shock
Konsep shockKonsep shock
Konsep shock
 
Early goal directed therapy in the treatment of severe ppt
Early goal directed therapy in the treatment of severe pptEarly goal directed therapy in the treatment of severe ppt
Early goal directed therapy in the treatment of severe ppt
 
kegawatan paru.ppt
kegawatan paru.pptkegawatan paru.ppt
kegawatan paru.ppt
 
Presentation1 DHF.pptx
Presentation1 DHF.pptxPresentation1 DHF.pptx
Presentation1 DHF.pptx
 
Syok Hemoragik.pptx
Syok Hemoragik.pptxSyok Hemoragik.pptx
Syok Hemoragik.pptx
 
Nursing care process (askep) turp syndrome
Nursing care process (askep) turp syndromeNursing care process (askep) turp syndrome
Nursing care process (askep) turp syndrome
 
less invasive hemodynamic monitoring
less invasive hemodynamic monitoringless invasive hemodynamic monitoring
less invasive hemodynamic monitoring
 
Shock
ShockShock
Shock
 
Early goal direct treatment (egdt) regi septian
Early goal direct treatment (egdt) regi septianEarly goal direct treatment (egdt) regi septian
Early goal direct treatment (egdt) regi septian
 
R5- MODUL INTENSIVE CARE.pptx
R5- MODUL INTENSIVE CARE.pptxR5- MODUL INTENSIVE CARE.pptx
R5- MODUL INTENSIVE CARE.pptx
 
shock.pdf
shock.pdfshock.pdf
shock.pdf
 
3. Pengelolaan trias of death.pptx
3. Pengelolaan trias of death.pptx3. Pengelolaan trias of death.pptx
3. Pengelolaan trias of death.pptx
 
Kegawatan Demam Berdarah Dengue pada Anak.pdf
Kegawatan Demam Berdarah Dengue pada Anak.pdfKegawatan Demam Berdarah Dengue pada Anak.pdf
Kegawatan Demam Berdarah Dengue pada Anak.pdf
 
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolitGangguan keseimbangan cairan & elektrolit
Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit
 
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptxPPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
PPT LAPORAN KASUS TERAPI INTENSIF PADA STROKE.pptx
 

Plus de Evan Permana

Tumor Jinak Ovarium
Tumor Jinak OvariumTumor Jinak Ovarium
Tumor Jinak OvariumEvan Permana
 
Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan ObstetriPemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan ObstetriEvan Permana
 
Pelayanan Antenatal
Pelayanan AntenatalPelayanan Antenatal
Pelayanan AntenatalEvan Permana
 
Diagnosis Kehamilan
Diagnosis KehamilanDiagnosis Kehamilan
Diagnosis KehamilanEvan Permana
 
Asuhan Persalinan Normal
Asuhan Persalinan NormalAsuhan Persalinan Normal
Asuhan Persalinan NormalEvan Permana
 
Anatomi Jalan Lahir
Anatomi Jalan LahirAnatomi Jalan Lahir
Anatomi Jalan LahirEvan Permana
 
Pendarahan pada Kehamilan Tua
Pendarahan pada Kehamilan TuaPendarahan pada Kehamilan Tua
Pendarahan pada Kehamilan TuaEvan Permana
 
Pendarahan pada Kehamilan Muda
Pendarahan pada Kehamilan MudaPendarahan pada Kehamilan Muda
Pendarahan pada Kehamilan MudaEvan Permana
 
HIV / AIDS pada Kehamilan
HIV / AIDS pada KehamilanHIV / AIDS pada Kehamilan
HIV / AIDS pada KehamilanEvan Permana
 
Hipertensi pada Kehamilan
Hipertensi pada KehamilanHipertensi pada Kehamilan
Hipertensi pada KehamilanEvan Permana
 
Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis GravidarumHiperemesis Gravidarum
Hiperemesis GravidarumEvan Permana
 
Persalinan Patologis
Persalinan PatologisPersalinan Patologis
Persalinan PatologisEvan Permana
 
Pendarahan Post Partum
Pendarahan Post PartumPendarahan Post Partum
Pendarahan Post PartumEvan Permana
 
Kelainan Janin dan Air Ketuban
Kelainan Janin dan Air KetubanKelainan Janin dan Air Ketuban
Kelainan Janin dan Air KetubanEvan Permana
 
Forensik : Asfiksia dan Tenggelam
Forensik : Asfiksia dan TenggelamForensik : Asfiksia dan Tenggelam
Forensik : Asfiksia dan TenggelamEvan Permana
 
Forensik - Traumatologi
Forensik - TraumatologiForensik - Traumatologi
Forensik - TraumatologiEvan Permana
 
Forensik - Thanatologi
Forensik - ThanatologiForensik - Thanatologi
Forensik - ThanatologiEvan Permana
 
Forensik - Pembunuhan Anak Sendiri
Forensik - Pembunuhan Anak SendiriForensik - Pembunuhan Anak Sendiri
Forensik - Pembunuhan Anak SendiriEvan Permana
 

Plus de Evan Permana (20)

Tumor Jinak Ovarium
Tumor Jinak OvariumTumor Jinak Ovarium
Tumor Jinak Ovarium
 
Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan ObstetriPemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan Obstetri
 
Pelayanan Antenatal
Pelayanan AntenatalPelayanan Antenatal
Pelayanan Antenatal
 
Faktor persalinan
Faktor persalinanFaktor persalinan
Faktor persalinan
 
Persalinan Normal
Persalinan NormalPersalinan Normal
Persalinan Normal
 
Diagnosis Kehamilan
Diagnosis KehamilanDiagnosis Kehamilan
Diagnosis Kehamilan
 
Asuhan Persalinan Normal
Asuhan Persalinan NormalAsuhan Persalinan Normal
Asuhan Persalinan Normal
 
Anatomi Jalan Lahir
Anatomi Jalan LahirAnatomi Jalan Lahir
Anatomi Jalan Lahir
 
Pendarahan pada Kehamilan Tua
Pendarahan pada Kehamilan TuaPendarahan pada Kehamilan Tua
Pendarahan pada Kehamilan Tua
 
Pendarahan pada Kehamilan Muda
Pendarahan pada Kehamilan MudaPendarahan pada Kehamilan Muda
Pendarahan pada Kehamilan Muda
 
HIV / AIDS pada Kehamilan
HIV / AIDS pada KehamilanHIV / AIDS pada Kehamilan
HIV / AIDS pada Kehamilan
 
Hipertensi pada Kehamilan
Hipertensi pada KehamilanHipertensi pada Kehamilan
Hipertensi pada Kehamilan
 
Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis GravidarumHiperemesis Gravidarum
Hiperemesis Gravidarum
 
Persalinan Patologis
Persalinan PatologisPersalinan Patologis
Persalinan Patologis
 
Pendarahan Post Partum
Pendarahan Post PartumPendarahan Post Partum
Pendarahan Post Partum
 
Kelainan Janin dan Air Ketuban
Kelainan Janin dan Air KetubanKelainan Janin dan Air Ketuban
Kelainan Janin dan Air Ketuban
 
Forensik : Asfiksia dan Tenggelam
Forensik : Asfiksia dan TenggelamForensik : Asfiksia dan Tenggelam
Forensik : Asfiksia dan Tenggelam
 
Forensik - Traumatologi
Forensik - TraumatologiForensik - Traumatologi
Forensik - Traumatologi
 
Forensik - Thanatologi
Forensik - ThanatologiForensik - Thanatologi
Forensik - Thanatologi
 
Forensik - Pembunuhan Anak Sendiri
Forensik - Pembunuhan Anak SendiriForensik - Pembunuhan Anak Sendiri
Forensik - Pembunuhan Anak Sendiri
 

Dernier

Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)fifinoktaviani
 
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAPPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAStarkoko
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfaguswidiyanto98
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbSendaUNNES
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccanangkuniawan
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioSafrina Ramadhani
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptHenryAdhySantoso
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologissuser7c01e3
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANfaisalkurniawan12
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksihaslinahaslina3
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptStevenSamuelBangun
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.pptcels17082019
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybankcsooyoung073
 
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxPenyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxnuri729086
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaAnnisFathia1
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptchoukocat
 

Dernier (17)

Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAPPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxPenyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 

Pendekatan Klinis Syok

  • 2. DEFINISI  Ketidakseimbangan antara oxygen supply dengan oxygen demand yang menyebabkan disfungsi organ Hipoperfusi jaringan Hipoksia jaringan Gangguan seluler Gangguan sistemik
  • 3. BEBERAPA PERSAMAAN PENTING  Cardiac output (CO) = Stroke volume (SV)  Heart rate (HR)  Mean arterial pressure = CO  Systemic vascular resistance (SVR) • MAP = Tekanan diastole + 1/3  (Tekanan systole – diastole)  Arterial oxygen content = (1,39  Hb  SaO2) + (PaO2  0,0031) • CaO2 menunjukkan jumlah oksigen dalam darah  Oxygen delivery = CO  [(1,39  Hb  SaO2) + PaO2  0,0031)] • DO2 menunjukkan oksigen yang dialirkan ke jaringan setiap menit
  • 4.  Oxygen consumption = CO  (CaO2 – CvO2) • VO2 menunjukkan jumlah oksigen yang digunakan oleh jaringan setiap menit atau selisih antara oksigen yang masuk ke jaringan dengan oksigen yang kembali dari jaringan  Shock index = HR : Systolic blood pressure • Nilai > 1 menunjukkan gangguan fungsi LV akibat kehilangan darah atau penurunan fungsi jantung
  • 5. Oxygendelivery Arterial oxygen content Haemoglobin Transfusion Oxygen saturation Oxygen supply Cardiac output Heart rate Stroke volume Preload Fluids Contractility Inotropic Afterload Vasoactive
  • 6. Preload  Contractility Afterload Stroke volume  Heart rate  Cardiac output N Tekanan darah N SVR
  • 7. Preload  Contractility Afterload Stroke volume  Heart rate  Cardiac output  Tekanan darah N Vasokonstriksi
  • 8. Preload  Contractility Afterload Stroke volume  Heart rate  Cardiac output  Tekanan darah  Vasokonstriksi Kesadaran turun Oliguria / anuria
  • 9. Cardiac output  Haemoglobin Oksigen DO2  Met. anaerob Laktat Asidosis Hiperkalemia Aritmia Hjperventilasi Otot napas lelah Gagal napas
  • 10. KLASIFIKASI SYOK  Syok hypovolemia • Kehilangan darah • Kehilangan plasma • Kehilangan cairan ekstraseluler  Syok kardiogenic • Infark myocard, confusion • Aritmia jangka panjang  Syok obstruktif • Jantung tidak dapat terisi dengan baik (tamponade) • Ouflow obstruction : Emboli paru, pneumothoraks  Syok distributive • Syok neurogenic • Syok anafilaktik • Syok sepsis
  • 12. ETIOLOGI Pendarahan  Rupture aneurisma aorta  Pendarahan saluran cerna  Pendarahan post partum  Multiple trauma Non Pendarahan  Kehilangan plasma • Luka bakar luas • Pankreatitis • Deskuamasi kulit  Kehilangan CES • Muntah • Diare • Overdosis diuretic
  • 13.
  • 14. SYOK PENDARAHAN  Untuk laki – laki 70 kg
  • 15. Terapi…  Mempertahankan patensi jalan napas  Ventilasi dan oksigenasi yang cukup • Suplementasi oksigen untuk mempertahankan saturasi > 95%  Kontrol pendarahan yang terlihat  Pasang 2 kateter intravena ukuran besar (minimal 16 G) • Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap, golongan darah, crossmatch, dan analisis gas darah • Cairan kristaloid (RL atau NS) yang dihangatkan 1 – 2 L untuk dewasa atau 20 ml/kgBB untuk anak – anak
  • 16.  Pasang kateter urine untuk monitoring balance cairan  Pasang pipa nasogastric untuk dekompresi dan mencegah aspirasi • Apabila pasien tidak sadar atau terjadi distensi abdomen  Evaluasi respons pasien  Paling sensitive adalah urine output • Dewasa : Urine output minimal 0,5 ml/kgBB/jam • Anak – anak : Urine output minimal 1 ml/kgBB/jam
  • 18.  Rapid response • Tetesan diturunkan menjadi dosis maintenance • Tidak membutuhkan bolus cairan lanjutan atau transfuse darah • Operasi mungkin diperlukan  Transient response • Respons pasien menurun apabila tetesan diturunkan menjadi dosis maintenance  Masih terdapat pendarahan aktif • Membutuhkan transfuse darah • Operasi biasanya diperlukan
  • 19.  Minimal or no response • Membutuhkan operasi segera • Evaluasi kondisi lain yang dapat memperberat syok seperti tamponade jantung atau tension pneumothoraks
  • 20. SYOK HIPOVOLEMIA EC DEHIDRASI
  • 21. Terapi…  Sesuai dengan derajat dehidrasi • Jika sulit diperkirakan, maka berikan cairan kristaloid 1 – 2 liter  Dehidrasi minimal (< 3%) • Kebutuhan cairan = 103 / 100 x 30 – 40 ml/kgBB/hari  Dehidrasi sedang (3 – 9%) • Kebutuhan cairan = 109 / 100 x 30 – 40 ml/kgBB/hari  Dehidrasi berat (> 9%) • Kebutuhan cairan = 112 / 100 x 30 – 40 ml/kgBB/hari
  • 23. DEFINISI  Kumpulan gejala akibat penurunan CO yang menyebabkan hipoksia jaringan dengan volume intravascular yang cukup  Tekanan sistole < 90 mmHg selama > 1 jam dimana • Tidak merespons terhadap terapi cairan saj • Sekunder terhadap gangguan jantung • Berhubungan dengan tanda hipoperfusi • Cardiac index < 2,2 L/menit/m2 dan pulmonary capillary wedge pressure > 18 mmHg
  • 24. ETIOLOGI  Komplikasi mekanik • Regurgitasi mitral akut • Ventricular septal defect • Rupture interventricular • Infark RV yang luas • Diseksi aorta  Obstruksi mekanik • Stenosis aorta • Kardiomiopati hipertrofi • Tamponade cordis  Kontraktilitas menurun • Infark myocard akut • Sepsis • Myocarditis, endocarditis • Kardiomiopati dilatasi • Intoksikasi beta-blocker atau calcium-channel blocker
  • 25.
  • 26. GAMBARAN KLINIS  Gangguan kesadaran mulai dari ringan sampai berat  Tanda hipoperfusi • Akral dingin, takikardia, hipotensi, nadi lemah, oliguria  Tanda peningkatan preload • Peningkatan JVP, ronki basah halus, edema perifer  Profil hemodinamik wet and cold
  • 27. TERAPI  Semua pasien harus dirawat di ruang ICVCU  Jika terjadi henti jantung, maka lakukan resusitasi jantung-paru  Jika terjadi aritmia, maka berikan obat anti aritmia atau kardioversi  Monitoring invasive atau non invasive untuk mengetahui status preload, SVR, dan curah jantung • Preload rendah : Fluid challenge 1 – 4 ml/kgBB setiap 10 menit sampai preload cukup • CO rendah, SVR tinggi, MAP < 70 mmHg : Dobutamin • CO tinggi, SVR rendah : Norepinefrin, epinefrin, atau dopamin  Jika refrakter, maka dapat dipasang IABP, ECMO, atau LVAD
  • 28.
  • 29. SEPSIS DAN SYOK SEPSIS
  • 30. DEFINITION  Sepsis is defined as life-threatening organ dysfunction caused by dysregulated host response to infection • Organ dysfunction can be identified as an acute change in total SOFA score ≥ 2 points consequent to the infection  Septic shock is subset of sepsis in which underlying circulatory and cellular or metabolic abnormalities are profound enough to substantially increase mortality • Persisting hypotension requiring vasopressors to maintain MAP > 65 mmHg and having serum lactate > 2 mmol (18 mg/dl) despite adequate volume resuscitation
  • 31. Sumber infeksi pada sepsis 1. Infeksi saluran napas 2. Infeksi saluran cerna 3. Infeksi saluran kemih Komorbiditas pada sepsis 1. Immunocompromised 2. Keganasan 3. Penyakit paru kronis
  • 32.
  • 33. KRITERIA DIAGNOSIS  Pasien dengan infeksi  Screening dengan qSOFA score  Hitung SOFA score apabila qSOFA score ≥ 2 • Cek DL2, bilirubin, laktat, Ur, Cr, dan AGD  Sepsis : SOFA score ≥ 2  Syok sepsis • Membutuhkan vasopressor untuk mempertahankan MAP ≥ 65 mmHg • Kadar laktat > 2 mmol/L (18 mg/dl)
  • 34.
  • 35.
  • 36. 1 HOUR BUNDLE OF CARE  Measure lactate level • Re-measure within 2 – 4 hours if initial lactate is > 2 mmol/L  Obtain blood culture prior to administration of antibiotics  Administer broad-spectrum antibiotics  Begin rapid administration of 30 ml/kgBW crystalloid for hypotension or lactate ≥ 4 mmol/L • Completed within 3 hours of recognition  Apply vasopressors if patient is hypotensive during or after fluid resusctitation to maintain MAP > 65 mmHg
  • 38. DEFINITIONS  Severe, life-threatening generalized / systemic hypersensitivity reaction  Serious allergic reaction that is rapid onset and might cause death
  • 40.
  • 42.
  • 44.
  • 45.
  • 46. TERAPI  Posisi Trendelenburg atau berbaring dengan kedua tungkai diangkat • Meningkatkan venous return dan tekanan darah  Oksigen 3 – 5 lpm, dapat dilakukan trakeostomi atau krikotiroidektomi  Cairan kristaloid 500 – 1000 ml bolus cepat  Epinefrin 1 : 1000 (1 mg/ml) 0,3 – 0,5 ml IM merupakan pilihan pertama • Dapat diulang setiap 5 – 10 menit sampai 3 – 4 kali • Jika belum merespons, maka berikan epinefrin 0,1 – 0,2 ml dalam 10 ml NaCl 0,9% IV perlahan
  • 47.  Antihistamin dan kortikosteroid merupakan pilihan kedua • Deksametason 5 – 10 mg IV • Difenhidramin 5 – 20 mg IV • Hidrokortison 100 – 250 mg IV  Jika bronkospasme belum hilang dengan epinefrin, maka berikan aminofilin 240 mg IV selama 10 menit • Dapat dilanjutkan dengan 240 mg IV melalui drip infus  Jika terjadi henti jantung, maka lakukan resusitasi jantung paru