Dokumen tersebut membahas analisis tingkat keandalan sistem distribusi tegangan menengah 20kV di PT Astra Daihatsu Motor. Metode yang digunakan adalah simulasi menggunakan perangkat lunak ETAP dan perhitungan indeks keandalan menggunakan metode Reliability Index Assessment. Hasilnya menunjukkan nilai indeks keandalan SAIFI dan SAIDI lebih kecil dari standar PLN sehingga sistem distribusi di PT ADM dapat dikatakan handal.
1. Analisa Keandalan Jaringan Sistem Distribusi Tegangan
Menengah 20kV di PT. Astra Daihatsu Motor
Okki Dwi Bagus A. 1)
, Sulistyono, ST, MM 2)
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercubuana
Kontinuitas supplai energi listrik pada suatu pabrik sangat dipengaruhi oleh keandalan sistem
pendistribusiannya. Keandalan menggambarkan suatu ukuran tingkat pelayanan penyediaan tenaga
listrik dari sistem ke pelanggan. Keandalan sistem sangat dipengaruhi oleh konfigurasi sistem, alat
pengaman yang terpasang, dan sistem proteksinya.
Indeks keandalan merupakan indicator yang dinyatakan dalam besaran probabilitas. Indeks
keandaan titik beban yang biasanya digunakan meliputi laju pemutusan beban rata -rata f (pemutusan
beban/tahun), waktu keluar rata-rata r (jam/pemutusan beban) dan lama pemutusan beban rata-rata U
(jam/tahun). Indeks keandalan sistem yang banyak digunakan antara lain System Average Interruption
Frequency Index (SAIFI), System Average Interruption Duration Index (SAIDI), Momentary Average
Interruption Frequency Index (MAIFI) dan Customer Average Interruption Duration Index (CAIDI).
Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan baik menggunakan simulasi ETAP dan
perhitungan metode RIA dan dibandingkan dengan Standard PLN 68-2 tahung 1986, bahwa nilai indeks
keandalan SAIFI dan SAIDI memiliki nilai lebih kecil dari nilai SPLN, sehingga sistem distribusi yang ada di
PT. ADM dapat dikatakan handal.
Kata Kunci :Keandalan Sistem Distribusi, ETAP, RIA.
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kontinuitas supplai energy listrik pada
suatu pabrik sangat dipengaruhi oleh keandalan
sistem pendistribusiannya. Keandalan
menggambarkan suatu ukuran tingkat
pelayanan penyediaan tenaga listrik dari sistem
kepelanggan. Kenadalan sistem sangat
dipengaruhi oleh konfigurasi sistem, alat
pengaman yang terpasang, dan sistem
proteksinya.
Indeks keandalan merupakan indicator
yang dinyatakan dalam besaran probabilitas.
Indeks keandaan titik beban yang biasanya
digunakan meliputi laju pemutusan beban rata-
rata f (pemutusan beban/tahun), waktu keluar
rata-rata r (jam/pemutusan beban) dan lama
pemutusan beban rata-rata U (jam/tahun).
Indeks keandalan sistem yang banyak
digunakan antara lain System Average
Interruption Frequency Index (SAIFI), System
Average Interruption Duration
Index (SAIDI), Momentary Average Interruption
Frequency Index (MAIFI) dan Customer
Average Interruption Duration Index (CAIDI).
Kapasitas energi yang terbatas maka diperlukan
suatu standard dimana efisiensi listrik dapat
diperhitungkan.
2. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas pada tugas akhir
ini adalah:
1. Bagaimana menentukan tingkat
keandalan pada sistem distribusi
tenaga listrik di bidang industri ?
2. Parameter apa saja yang
diperlukan untuk menentukan
indeks keandalan sistem distribusi
listrik ?
3. Seberapa handal sistem distribusi
di PT. ADM ?
3. Batasan Masalah
Untuk memudahkan analisa, maka
digunakan asumsi dan pembatasan
masalah diantaranya sebagai berikut.
1. Dalam Tugas Akhir ini, simulasi
dilakukan dengan menggunakan
software ETAP.
1
2. 2. Evaluasi yang dilakukan yaitu
keandalan sistem distribusi energi
listrik.
3. Menentukan nilai keandalan
berdasarkan gangguan sehingga
menyebabkan kontinuitas pelayanan
listrik terganggu.
4. Object yang diamati dan di analisa
adalah PT. Astra Daihatsu Motor -
Kerawang Assembly Plant.
5. Peralatan proteksi dan switching
diasumsikan handal
6. Analisa indeks keandalan
menggunakan perhitungan metode
Reliability Index Assesment (RIA)
4. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan Tugas
Akhir ini adalah :
1. Memperoleh nilai SAIFI, SAIDI, MAIFI
dan CAIDI dari sistem distribusi 20 KV.
2. Mengetahui nilai tingkat Keandalan
II. LANDASAN TEORI
1. Sistem Jaringan Distribusi
Berikut ini pembagian sistem tenaga
listrikterdiri dari tiga bagian utama, yaitu
sebagai berikut :
1. Pembangkit
2. Sistem Transmisi
3. Sistem Distribusi
Gambar 1 Sistem Tenaga Listrik Sederhana
2. Karakteristik Jaringan Distribusi
Jaringan distribusi adalah jaringan yang paling
dekat dengan pelanggan selain itu pada jaringan
distribusi merupakan bagian pada sistem tenaga
listrik yang paling banyak mengalami gangguan.
Sistem distribusi kebanyakan merupakan
jaringan yang diisi dari sebuah Gardu Induk (GI)
Gambar 2 Gardu Induk
3. Bagian - Bagian Sistem Distribusi
1. Gardu Induk (GI)
2. Gardu Hubung (GH)
3. Gardu Distribusi (GD)
4. Jaringan Distribusi Primer / Jaringan
Tegangan Menengah (JTM)
5. Jaringan Distribusi Sekunder/
Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
4. Peralatan di Gardu Induk
1. Transformator Daya
2. Circuit Braker (CB)
3. Disconnecting Switch (DS)
4. Trafo Ukur
5. Lightning Arrester
5. Peralatan Utama Sistem Distribusi
1. Distribution fuse cutouts
2. Circuit Breaker
3. Automatic Circuit Recloser
4. Automatic Line Sectionalizer
5. Saluran udara (overhead lines)
6. Trafo distribusi
7. Saluran kabel
8. Tie Switch
6. Gangguan Dalam Sistem Distribusi
Bagi para pelanggan, terputusnya pasokan
tenaga listrik dirasakan sebagai hal yang
mengganggu kegiatan ataupun
kenyamanannya. Jaringan distribusi merupakan
bagian dari sistem tenaga listrik yang paling
dekat dengan pelanggan. Sehingganya sering
2
3. terjadi pemadaman yang disebabkan oleh
gangguan. Maka berdasarkan lamanya
gangguan yang terjadi, gangguan dibedakan
sebagai berikut :
A. Gangguan permanen
Sebuah gangguan yang disebabkan oleh
sebuah kerusakan pada peralatan sehingga
gangguan ini baru hilang setelah kerusakan itu
diperbaiki. Selain itu biasanya dikarenakan ada
sesuatu yang mengganggu secara permanen,
misalnya ada dahan yang menimpa kawat fasa
dari saluran udara dan dahan ini perlu diambil
terlebih dulu agar sistem dapat berfungsi
kembali secara normal.
B. Gangguan temporer
Sebuah gangguan yang terjadi dalam waktu
yang singkat saja dan setelah itu sistem dapat
kembali bekerja secara normal. Akan tetapi
yang perlu di garis bawahi bahwa gangguan
temporer yang terjadi berulang kali dapat
berakibat timbulnya kerusakan pada peralatan.
Dampak dari sebuah gangguan pada suatu
sistem distribusi adalah sebagai berikut :
1. Kontinuitas pelayanan daya kepada
para konsumen akan terganggu, apabila
gangguan tersebut sampai
menyebabkan terputusnya suatu
rangkaian atau menyebabkan keluarnya
suatu unit pembangkit.
2. Berkurangnya stabilitas sistem dan
menyebabkan jatuhnya generator.
3. Pada daerah terjadinya gangguan,
biasanya menyebabkan kerusakan alat.
4. Penurunan tegangan yang cukup besar
menyebabkan rendahnya kualitas
tenaga listrik, sehingga mempengaruhi
kerja normal pada peralatan listrik baik di
sisi PLN maupun konsumen.
7. Keandalan Sistem Distribusi
Keandalan merupakan tingkat keberhasilan
kinerja suatu sistem atau bagian dari sistem,
untuk dapat memberikan hasil yang lebih baik
pada periode waktu dan dalam kondisi operasi
tertentu. Untuk dapat menentukan tingkat
keandalan dari suatu sistem, harus diadakan
pemeriksaaan dengan cara melalui perhitungan
maupun analisa terhadap tingkat keberhasilan
kinerja atau operasi dari sistem yang ditinjau,
pada periode tertentu kemudian
membandingkannya dengan standar yang
ditetapkan sebelumnya. Terdapat tiga parameter
dasar dalam keandalan yang biasa digunakan
untuk mengevaluasi sistem distribusi radial yaitu
angka kegagalan rata-rata (λs), waktu
pemadaman rata-rata (rs) dan waktu
pemadaman tahunan (Us).
8. Indeks Keandalan
Indeks keandalan merupakan suatu metode
pengevaluasian parameter keandalan suatu
peralatan distribusi tenaga listrik terhadap
keandalan mutu pelayanan kepada pelanggan.
Indeks ini antara lain adalah sebagai berikut:
A. SAIFI (Sistem Average Interruption
Frequency Index)
SAIFI (System Average Interruption
Frequency Index) adalah jumlah rata-rata
kegagalan yang terjadi per pelanggan yang
dilayani per satuan waktu (umumnya
tahun). Indeks ini ditentukan dengan
membagi jumlah semua kegagalan dalam
satu tahun dengan jumlah pelanggan yang
dilayani oleh sistem tersebut.
Persamaan untuk SAIFI dapat dilihat
pada persamaan berikut ini.
dengan:
λk = laju kegagalan saluran
Mk = jumlah pelanggan pada saluran k
M = total pelanggan pada sistem
B. SAIDI (Sistem Average Interruption
Duration Index)
SAIDI (Sistem Average Interruption
Duration Index) adalah nilai rata-rata dari
lamanya kegagalan untuk setiap pelanggan
selama satu tahun. Indeks ini ditentukan
dengan pembagian jumlah dan lamanya
kegagalan secara terus menerus untuk
semua pelanggan selama periode waktu
yang telah ditentukan dengan jumlah
pelanggan yang dilayani selama tahun itu.
Persamaan SAIDI dapat dilihat pada
persamaan berikut.
dengan:
µk = laju perbaikan saluran
Mk = jumlah pelanggan pada saluran k
M = total pelanggan pada sistem
3
4. C. CAIDI (Customer Average Interruption
Frequency
CAIDI (Customer Average Interruption
Duration Index) adalah index durasi
gangguan konsumen rata-rata tiap tahun,
menginformasikan tentang waktu rata-rata
untuk penormalan kembali gangguan tiap-
tiap pelanggan dalam satu tahun.
D. MAIFI (Momentary Average Interruption
Frequency Index)
MAIFI (Momentary Average Interruption
Frequency Index) adalah frekuensi
pemadaman rata-rata untuk tiap konsumen
dalam kurun waktu setahun pada suatu area
yang dievaluasi, yang disebabkan
momentary interruption. Cara menghitungnya
yaitu dengan membagi total frekuensi
pemadaman dari konsumen karena
momentary interruption dalam setahun
dengan jumlah konsumen yang dilayani oleh
sistem tersebut. Secara matematis dituliskan
sebagai berikut:
dengan:
λk = momentary failure rate dari komponen
(failure/year)
Mk = jumlah pelanggan pada saluran k
M = total pelanggan pada sistem
9. Software Electrical Transient Analizer
Program ( ETAP )
ETAP adalah software yang dapat
melakukan pemodelan / perencanaan dan
gambaran sistem kelistrikan yang ada di
suatu industry ataupun wilayah. Software ini
sangat bermanfaat untuk melakukan
berbagai analisa. Analisa yang dapat
dilakukan pada ETAP antara lain :
- Load Flow Analysis
- Unbalanced Load Flow Analysis
- Short Circuit Analysis
- Motor Acceleration Analysis
- Harmonic Analysis
- Transient Analysis
Gambar 3 Flowchart Simulasi Software ETAP
10. Metode Reliability Index Assessment
(RIA)
Reliability Index Assessment
merupakan sebuah metode yang
mengevaluasi indeks keandalan jaringan
distribusi dengan mengasumsikan kegagalan
dari suatu peralatan, setelah itu
mengidentifikasi kegagalan tersebut, dan
menganalisa bagaimana efek kegagalan
peralatan tersebut mempengaruhi operasi
sistem distribusi 20 KV. Kemudian kegagalan
pada setiap komponen dianalisa untuk
mendapatkan indeks keandalan kontribusi
yang mempengaruhi indeks keandalan
sistem.
III. PENGUKURAN & PENGUMPULAN
DATA
Distribusi sistem tenaga listrik memiliki
peranan penting dalam penyaluran daya ke
beban atau konsumen, terutama kualitas energi
listrik yang diterima konsumen sangat
dipengaruhi oleh keandalan sistem
pendistribusiannya. Indeks keandalan
merupakan suatu indikator keandalan yang
dinyatakan dalam besaran probabilitas. Indeks
keandalan titik beban yang biasanya digunakan
meliputi laju pemutusan beban rata-rata f
4
5. (pemutusan beban/tahun), waktu keluar rata-
rata r (jam/pemutusan beban) dan lama
Tabel 1 Data partial zone
Jumlah Jumlah
pemutusan beban rata-rata U (jam/tahun).
Indeks keandalan sistem yang banyak
digunakan antara lain : System Average
Interruption Frequency Index (SAIFI), System
Average Interruption Duration Index (SAIDI),
dan Customer Average Interruption Duration
Komponen L (km)
Pelanggan
zona 1 0.96 3
zona 2 0.845 4
Peralatan
Peralatan
Circuit Breaker 5
Transformator 3
Circuit Breaker 6
Transformator 4
Index (CAIDI). Oleh karena itu dengan diperoleh
data index keandalan dari penerapan Loop
Restoration Scheme pada jaringan distribusi
saat terjadi gangguan permanen pada setiap
feeder, diharapkan bisa mengetahui keandalan
dari sebuah sistem distribusi tersebut.
Pada dasarnya sistem kelistrikan terbagi
menjadi tiga bagian utama yaitu sistem
pembangkitan, sistem transmisi dan sistem
distribusi. Pada sebuah sistem distribusi
berfungsi untuk menyalurkan daya dari sistem
transmisi ke konsumen (beban). Ciri khas dari
sebuah sistem distribusi mempunyai
karakteristik sistemnya yang radial dan memiliki
nilai indeks keandalan sesuai dengan standart
PLN. Pada sistem distribusi 20 KV di PT. ADM
dalam tugas akhir ini menggunakan satu
penyulang (feeder) yaitu berasal dari PLN
Berikut ini adalah data-data penunjang dari
beberapa zona yang akan dianalisa dalam
pengerjaan Tugas Akhir ini. Pada object analisa
ini terdiri dari beberapa kabel saluran udara,
circuit breaker, transformator, dan beban, untuk
lebih jelasnya dapat kita ketahui dari Gambar 4
adalah Single line diagram distribusi
PT. PLN ke PT.ADM.
Gambar 4 Single Line diagram distribusi PLN ke
PT. ADM
Circuit Breaker 6
zona 3 0.33 4
Transformator 4
Circuit Breaker 3
zona 4 0.852 1
Transformator 1
Circuit Breaker 3
zona 5 0.345 1
Transformator 1
Circuit Breaker 3
zona 6 0.877 1
Transformator 1
Dari tabel diatas dapat diperoleh beberapa
informasi
1. Bahwa nilai panjang saluran terpanjang
terdapat di zona 1 yaitu 0.96 km, kemudian
berturut turut zona 6, zona 4, zona 2, zona 3
dan nilai panjang saluran terpendek terdapat di
zona 3 dengan panjang 0.33 km.
2. Jumlah beban yang ada pada setiap
zona, pada zona 1 jumlah beban sebanyak 3
beban, pada zona 2 dan zona 3 masing masing
terdapat 4 beban, sedangkan pada zona 4
sampai zona 6 masing - masing terdapat 1
beban.
3. banyaknya peralatan yang ada di
masing masing zona. Peralatan yang dimaksud
adalah Circuit Breaker dan Transformator, dari
tabel tersebut diperoleh data untuk zona 1
terdapat circuit breaker sebanyak 5 unit dan
transformator sebanyak 3 unit. Pada zona 2 dan
zona dengan jumlah pelanggan yang sama
maka banyaknya peralatan memiliki nilai yang
sama yaitu circuit breaker sebanyak 6 unit dan
transformator sebanyak 4 unit. Hal ini terjadi
pada zona 4 sampai zona 6 yang mempunyai
jumlah pelanggan yang sama, sehingga
diperoleh data circuit breaker sebanyak 3 unit
dan transformator sebanyak 1 unit.
Tabel 2 Parameter tiap peralatan sistem distribusi
Laju Repair Switching
Peralatan kegagalan Time Time
(fault/yr/km) (hour ) (hour )
Saluranudara 0.2 3 0.15
CB 0.004 10 0.15
Section alizer 0.003 10 0.15
Trafodistribusi 0.005 10 0.15
Recloser 0.005 10 0.15
5
6. IV. ANALISA DATA
1. Perhitungan Indeks Keandalan
Menggunakan Metode RIA
Metode RIA ini digunakan untuk
melakukan perhitungan indeks keandalan saat
terjadi gangguan, yang mana serangkaian
langkah diterapkan pada sistem distribusi ini
untuk membandingan setiap kondisi sehingga
nantinya dapat dibandingkan antara nilai-nilai
indeks keandalan pada kondisi-kondisi tertentu
yang telah diterapkan pada simulasi ETAP dan
metode RIA. Dalam metode RIA untuk
mendapatkan nilai indeks keandalan seperti
SAIDI, SAIFI, dan CAIDI harus mencari nilai dari
beberapa parameter penunjang yaitu
sebagai berikut :
1. Perhitungan Indeks kegagalan
Harus dilakukan langkah seperti di bawah ini.
- Saluran udara maupun kabel bawah tanah
dengan cara panjang per km
(sustained failures rate) dikalikan panjang dari
masing-masing.
- Indeks keandalan tiap peralatan juga dikalikan
dengan jumlah peralatan
tersebut.
2. Mencari r dan U sistem
Pada perhitungan r dan U sistem, sebelumnya
harus dilakukan langkah seperti di bawah ini.
- r (jam/gangguan) menyatakan waktu
perbaikan atau switching time, yakni
ketika terjadi gangguan pada salah satu
section, maka komponen-komponen
pada section yang terganggu akan
dikenakan repair time sedangkan untuk
komponen-komponen yang tidak
terganggu akan dikenakan switching
time.
- U (jam/tahun) merupakan hasil
perkalian antara λ (gangguan/tahun)
dengan r (jam/gangguan), menyatakan
durasi/lama pemadaman rata-rata
dalam kurun waktu satu tahun akibat
gangguan pada tiap komponen sistem
distribusi.
3. Perhitungan SAIFI, SAIDI dan CAIDI
Untuk memperoleh nilai SAIFI, nilai λ
peralatan baik saluran bawah tanah, circuit
breaker, trafo, recloser, switch pada setiap
peralatandikalikan jumlah pelanggan pada load
point bersangkutan, kemudian hasil perkalian
dibagi dengan jumlah dari semua pelanggan
dari sistem. Sehingga akan diperoleh nilai SAIFI
per peralatan yang nantinya akan dijumlahkan
untuk mendapatkan nilai SAIFI kesuluruhan dari
sistem distribusi
Untuk memperoleh nilai SAIDI, nilai U
pada setiap peralatan dikalikan jumlah
pelanggan pada load point bersangkutan,
kemudian hasil perkalian dibagi dengan jumlah
dari semua pelanggan dari sistem. Sehingga
akan diperoleh nilai SAIDI per peralatan yang
nantinya akan dijumlahkan untuk mendapatkan
nilai SAIDI kesuluruhan dari sistem distribusi.
Untuk memperoleh nilai CAIDI, dengan cara
nilai SAIDI dibagi nilai SAIFI.
2. Hasil Perhitungan Indeks Keandalan
dengan Metode RIA
Tabel 3 Perhitungan dengan metode RIA
SAIFI SAIDI CAIDI
ITEM
(f/cost.y (h/cost.y (h/cost.i
Zona 1 0.0275 0.0905 3.2909
Zona 2 0.0231 0.0798 3.4564
Zona 3 0.0094 0.0325 3.4574
Zona 4 0.0243 0.073 3.0041
Zona 5 0.0098 0.0295 3.0102
Zona 6 0.025 0.0751 3.004
Terlihat bahwa nilai dari Zona 1 - Zona 6
mengalami nilai yang berbeda beda hal ini dapat
disebabkan karena pengaruh panjang kabel dari
masing masing zona.
6
7. SAIFI
0.03
0.02
0.01
0
Zona 1Zona 2Zona 3Zona 4Zona 5Zona 6
Gambar 5 Bagan perbandingan nilai SAIFI
menggunakan perhitungan RIA
Terlihat bahwa tidak terjadi perbedaaan yang
SAIDI
0.1
0.05
0
Zona 1Zona 2Zona 3Zona 4Zona 5Zona 6
Gambar 6 Bagan perbandingan nilai SAIDI
menggunakan perhitungan RIA
CAIDI
3.6
3.4
3.2
3
2.8
2.6
Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6
Gambar 7 Bagan perbandingan nilai CAIDI
menggunakan perhitungan RIA.
3. Perbandingan Indeks Keandalan
Menggunakan ETAP dan Metode RIA
Tabel 4 Perbandingan nilai SAIFI, SAIDI , dan
CAIDI menggunakan ETAP dan metode RIA.
cukup signifikan ketika perhitungan indeks
keandalan mengunakan simulasi pada ETAP
dan perhitungan dengan metode RIA.
Berdasarkan data tersebut juga, dapat diperoleh
margin error nilai indeks keandalan
menggunakan simulasi ETAP dan perhitungan
metode RIA. Besarnya margin error dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
| − |
% = 100%
Tabel 5 Error antara metode RIA dan ETAP
SAIFI SAIDI CAIDI
ITEM
%Error %Error %Error
Zona 1 14.55% 14.03% 1.00%
Zona 2 43.29% 10.03% 6.05%
Zona 3 42.55% 30.15% 6.10%
Zona 4 49.38% 18.49% 3.96%
Zona 5 20.41% 9.15% 0.73%
Zona 6 19.20% 21.30% 0.28%
Dari error yang didapatkan, terlihat jelas
perbedaan perhitungan antara metode RIA dan
ETAP.Error SAIFI terbesar didapatkan pada
zona 4, sedangkan error terkecil didapatkan
pada zona 1.Error SAIDI terbesar didapatkan
pada zona 3, sedangkan error SAIDI terkecil
didapatkan pada zona 4. Error CAIDI terbesar
didapatkan pada skenario 3, sedangkan eror
terkecil didapatkan pada skenario 6.
4. Analisa Indeks Keandalan MAIFI
dengan Menggunakan Metode RIA
Metode RIA disini digunakan untuk
melakukan perhitungan indeks keandalan saat
7
8. terjadi gangguan temporer, yang mana
serangkaian langkah diterapkan pada sistem
distribusi ini untuk mendapatkan nilai indeks
keandalan MAIFI
Beberapa hal yang harus dilakukan untuk
mendapatkan nilai MAIFI :
1. indeks kegagalan per km dikalikan panjang
dari masing-masing saluran udara, setelah
itu dikalikan dengan jumlah pelanggan yang
mengalami gangguan temporer, lalu dibagi
dengan jumlah pelanggan dari keseleruhan
sistem sehingga nantinya akan didapatkan
nilai MAIFI setiap komponen dalam hal ini
pada saluran udara karena peralatan
switching tidak memberikan kontribusi
gangguan sesaat dalam perhitungan nilai
MAIFI.
2. Nilai MAIFI pada saluran di jumlah
menjadi satu, sehingga akan
didapatkan nilai MAIFI dari keseluruhan
sistem.
5. Analisa Nilai Indeks Keandalan
Simulasi ETAP, metode RIA dan
Standard PLN
Dari hasil perhitungan dengan simulasi
ETAP diperoleh nilai indeks SAIFI tertinggi
terdapat di Zona 4 yaitu 0.0363 kali / tahun, dan
nilai terbesar indeks SAIFI dengan metode RIA
terdapat di Zona 1 yaitu 0.0275 kali / tahun. Jika
kedua nilai ini dibandingkan dengan Standard
PLN ( SPLN ) 68-2 Tahun 1986, maka nilai
tersebut lebih kecil. Sedangkan untuk nilai
indeks SAIDI tertinggi terdapat di Zona 1 yaitu
0.1032 jam / tahun, dan nilai terbesar indeks
SAIDI dengan metode RIA terdapat di Zona 1
yaitu 0.0905 kali / tahun, nilai kedua indeks
SAIDI tersebut masih di bawah nilai SPLN untuk
SAIDI yaitu 21 jam / tahun. Sehingga dapat
diketahui bahwa sistem yang ada di PT. ADM
dapat dikatakan handal, akan tetapi hasil
perhitungan ini belum dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain.
V. KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan dari penelitian yang sudah
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Untuk menentukan nilai indeks
keandalan pada sistem distribusi dapat
dilakukan dengan menggunakan 2 cara,
yaitu dengan perhitungan software ETAP,
dan dengan cara perhitungan metode RIA.
2. Untuk perhitungan dengan simulasi
ETAP diperlukan parameter antara lain:
single line diagram, kapasitas transformator,
panjang kabel dan jumlah pelanggan.
Sedangkan untuk perhitungan metode RIA
diperlukan parameter laju kegagalan.
3. Berdasarkan analisa data yang telah
dilakukan baik menggunakan simulasi ETAP
dan perhitungan metode RIA dan
dibandingkan dengan Standard PLN 68-2
tahun 1986, bahwa nilai indeks keandalan
SAIFI dan SAIDI memiliki nilai lebih kecil dari
nilai SPLN, sehingga sistem distribusi yang
ada di PT. ADM dapat dikatakan handal.
Saran yang diberikan pada penelitian ini adlah
sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan pemeliharaan berkala
untuk mengurangi dan memperkecil
gangguan akibat peralatan.
2. Untuk penelitian lebih lanjut tentang
keandalan sistem, perlu lebih detail lagi
berbagai analisa lainnya seperti cost
analysis, management analysis, maupun
maintenance analysis.
VI. DAFTAR PUSTAKA
1. Shinta Kartika Sari “Analisis Keandalan
Distribusi 20KV di Tegal Jawa Tengah”, Tugas
Akhir, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
2. Li, Fangxing, “Distributed Processing of
Reliability Index Assessment and Reliability-
Based Network Reconfiguration in Power
Distribution System”, IEEE Transaction on
Power Systems, Vol.20, No. 1, (2005, Feb) 231.
Billinton, R., Allan, R.N.,“Reliability Evaluation of
Power Systems ”, Plenum Press, New York,
(1996).
Marsudi, Djiteng, “Operasi Sistem Tenaga
Listrik”, Balai Penerbit dan Humas ISTN, Jakarta
Selatan, (1990).
Endrenyi, J., “Reliability Modeling in Electric
Power Systems”, John Wiley & Sons Ltd.,
Toronto, Ch. 2, (1980).
SPLN No.59 : 1985, “Keandalan Pada Sistem
Distribusi 20 kV dan 6 kV”, Perusahaan Umum
Listrik Negara, Jakarta, (1985).
SPLN No.68-2 : 1986, “Tingkat Jaminan Sistem
Tenaga Listrik Bagian dua: Sistem Distribusi”,
Perusahaan Umum Listrik Negara, Jakarta,
(1985).
8