3. 3
A. Etika Deskriptif
Tujuan:
mengambarkan sistem nilai atau perilaku
yang dianggap baik dalam suatu
kelompok/masyarakat, tanpa memberikan
penilaian.
Apa yang senyatanya (das Sein)
4. 4
Contoh:
Premis 1: Orang Jawa menganggap tidaklah
sopan jika memegang kepala orang lain,
sekalipun teman terdekat.
Premis 2: Penduduk luar Jawa berpendapat
bahwa memegang kepala orang lain merupakan
tanda keakraban.
Kesimpulan: ?????
5. 5
Kesimpulan:
Apa yang benar dan salah, ditentukan oleh
budaya di mana seseorang hidup.
Benar/salahnya perilaku: bersifat
spesifik/partikular, subjektif – relatif
relativisme moral
7. 7
Ada tiga pendekatan dalam etika normatif:
1. Teori kebajikan (virtue theories)
2. Teori kewajiban (duty/deon theories)
3. Teori konsekuensialis (concequentialist
theories)
8. 8
Virtue – trained behavioral disposition that
results in habitual acts of moral goodness.
Tokoh: Aristoteles
1. Teori kebajikan (virtue theories)
9. 9
• Pertanyaan yg harus dijawab bukan hanya:
“Apa yang harusnya saya LAKUKAN, tapi juga
“Saya harus menjadi orang SEPERTI APA”
Yang terpenting: pengembangan karakter (six
pillars of character – UNESCO)
10. 10
2. Teori kewajiban (duty/deon
theories)
(bahasa Yunani = deon kewajiban)
Teori etika deontologis:
menilai baik-buruknya/benar-salah
perilaku manusia berdasarkan sesuai
tidaknya dengan hukum atau standar
moral/kewajiban.
13. 13
3. Teori konsekuensialis
(concequentialist theories)
Pandangan:
baik-buruknya/benar-salah perilaku manusia
berdasarkan konsekuensi atau akibatnya.
(bahasa Yunani = telos akibat/tujuan)