1. Dokumen membahas tentang kemuliaan manusia sebagai makhluk yang dimuliakan dan ditundukkan Allah atas alam semesta.
2. Kemuliaan ini semakin bertambah bagi manusia yang beriman dan bertakwa sebagai Muslim.
3. Umat Islam memiliki kemuliaan karena membentuk kumpulan yang kuat, agamanya terjaga, dan hidup dalam ketenteraman.
2. Izzah dan Kibr
• Izzah dan kibr (sombong) secara lahiriyah
sama, yang berbeda motivasinya
– Izzah untuk Islam
– Kibr untuk diri sendiri atau kelompok
• Contoh:
– Miqdad naik kuda pada perang Badar dengan
gagahnya di hadapan tentara kafir. Sabda Nabi
SAW, “Kalau bukan untuk Islam, seperti itu
tidak boleh!”
4. MANUSIA (ُــــــــــــــانَسْنِإلَا)
• Allah telah mencipta manusia sebagai
makhluk yang
• Dimuliakan (ُمْي ِرْكلتَا) 17:70
• Dilebihkan (ُلْي ِضْفلتَا) atas makhluk lainnya
• Ditundukkan (ُْري ِخْسلتَا) alam semesta untuknya
(29:61)
• Diberi amanah (ُةَناَمَألَا) 33:72
5. Haram Menghinakan Diri di
Hadapan Makhluk Lainnya
• Karena kedudukan manusia yang tinggi itu, maka
haram menghinakan diri di hadapan makhluk
– Kemusyrikan hakikinya adalah menjatuhkan martabat
kemanusiaannya
– 22:31 seperti JATUH DARI LANGIT (hina, tidak ada
izzah)
• Sungguh heran ada manusia yang menyembah
batu, matahari, sapi, bahkan syaitan
– Hilanglah kemuliaan dan kelebihan yang telah
diberikan Allah kepadanya
6. Kemuliaan sebagai Manusia
( ــــــــــــــــــــاَسْنِإلَا ُةــــــــــزِعْلَاُةيِن )
• Jika manusia mampu mempertahankan
kemuliaannya di hadapan makhluk lain,
maka kemuliaan dan harga diri sebagai
manusia akan tetap ada
• Hakikinya, izzah insaniyah saja sudah
cukup agar manusia tetap pada jalan yang
benar
7. INDIVIDU MUSLIM
(ُمِلـــــــْسُمْلَا ُد ْرَفْلَا)
• Alhamdulillah, Allah telah memilih kita
sebagai manusia yang MUSLIM
• 10:100 keimanan itu ada pada diri
seseorang atas idzin Allah
• Ini adalah ni’mat yang besar, karena
kebanyakan manusia sekarang ini tidak
beriman kepada Allah (muslim 23%)
12:103
8. Muslim yang Berakidah
• Kita pun bukan Muslim yang mewarisi iman ibu-
bapak kita, tapi Muslim yang memiliki akidah
(iman)
• Ini pun bilangannya makin sedikit (12:105) karena
kebanyakan muslim itu bercampur kemusyrikan
• Iman kita seumpaman POHON YANG BAIK
(14:24-25): akarnya kokoh, dahannya menjulang
tinggi ke langit, buahnya ada di setiap musim
9. Muslim yang Beribadah
• Akidah yang kokoh menjadikan diri kita
sebagai Muslim yang beramal (seperti buah
dari pohon)
• 103:3 iman dan amal shalih
• Bagaimana kita beribadah sudah dibahas di
maddah sebelumnya
10. Muslim yang Bertakwa
• Ibadah yang benar itulah yang membawa
kita menjadi Muslim yang bertakwa
– Menjalan perintah Allah dan menjauhi
laranganNya
– Hanya takut kepada Allah saja, dan tidak takut
kepada selainNya
• Orang bertakwa adalah orang yang
memperoleh kemuliaan
11. Kemuliaan sebagai Muslim
(ُةيِمَالْسِإلَا ُةزِعْلَا)
• Allah SWT telah menegaskan bahwa
• Orang kafir itu seburuk-buruk makhluk (98:6)
• Orang mu’min itu semulia-mulianya makhluk
(98:7)
• Contoh:
– Rib’i bin Amir, Hudzaifah bin Muhsin, dan Mughairah
bin Syu’bah berhadapan dengan Rustum dalam Perang
Qadisiyah
12. UMAT ISLAM ( َالْسِإلَا ُةمُألَاُةيِم )
• Umat Islam bermula dari SATU ORANG (Rasulullah
SAW)
• Rasulullah berdakwah tanpa henti sehingga umat Islam:
– Beriman (ُانَمْيِإلَا) 49:17
– Membenarkan Allah, Rasul dan Islam (ُقْد ِلصَا) 39:33
– Penuh percaya (ُةَقِلثَا) 26:61-62
– Memiliki loyalitas (ُءَال َوْلَا) 5:55
– Taat (ُةَعالطَا) 4:59
– Komitmen (ُماَزِتْلِالَا) 48:26
– Bergerak (ُةَك َرَحْلَا) 12:108
– Kuat (ُةوُقْلَا) 8:60
13. Umat Terbaik (ةمُأ َْريَخ) 3:110
• Muncul orang-orang hebat, meskipun berasal dari
hamba sahaya
– Bilal bin Rabbah
– Amar bin Yasir
• Hiraklius pun sudah memprediksi bahwa
kekuasaan umat Islam akan sampai pada daerah
yang berada di bawah kekuasaannya
َع ِض ْوَم ُكِلْمَيَسَف اًّقَح ُلوُقَت اَم َانَك ْنِإَفِنْيَتاَه َّيَمَدَق
Apabila yang kamu (Abu Sufyan) katakan itu benar, maka
dia (Rasulullah SAW) akan menguasai tanah yang kuinjak
ini (HR Bukhari)
14. “Dari George II, raja Inggris, Ghalia, Swedia, dan Norwegia
kepada khalifah kaum Muslimin di Andalusia, Paduka Yang Mulia
Hisyam III.
Kami telah mendengar tentang kemajuan yang dicapai oleh
lembaga-lembaga ilmu pengetahuan dan industri di negeri paduka
yang makmur. Besar harapan kami, putera-putera kami
meneladani paduka dalam menyebarluaskan ilmu pengetahuan di
negeri kami yang dilingkungi kebodohan di seluruh penjurunya.
Sebagai pimpinan rombongan ini, kami menunjuk puteri saudara
perempuan kami Dubant. Harapan kami dapatlah ia, dan teman-
temannya, mendapatkan perhatian dan perlindungan dari paduka.
Khususnya dari orang-orang yang akan mendidik mereka.
Bersama puteri kami yang masih kecil, kami kirimkan cindera mata
tidak berharga untuk paduka yang mulia.”
Tanda tangan: Dari Pelayanmu yang patuh
George II
Rib’I bin Amir, Hudzaifah bin Muhsin, dan Mughairah bin Syu’bah satu per satu dalam waktu 3 hari berturut-turut dipanggil Rustum dan ditanya,”Kenapa kamu datang ke sini?” maka jawaban mereka sama: “Tuhan telah mengutus kami untuk membebaskan siapa yang mau dari budak manusia agar menjadi budak Tuhan saja. Dari kesempitan dunia kepada kelapangannya. Dari ketidakadilan agama-agama lain kepada keadilan Islam. Lalu Tuhan mengirim RasulNya dengan agamaNya, kepada seluruh makhlukNya. Siapa yang menerima agama ini, maka ia akan kami terima dan kami akan kembali dari padanya. Kami akan tinggalkan dia dengan tanahnya. Siapa yang tidak mau akan kami perangi. Sampai kami masuk ke dalam syurga atau mendapat kemenangan.” (Sayyid Quthb dalam Petunjuk Jalan hlm. 125, Media Dakwah Cetakan Ketiga 1987)