4. PEREKONOMIAN DI MASA RASULULLAH SAW (571-632M)
Rasulullah diangkat menjadi rasul pada usia 40 tahun. Beliau merupakan
pemimpin agama dan pemimpin negara tetapi beliau tidak mendapatkan gaji
sedikitpun dari negara kecuali hadiah kecil yang berupa makanan.
Rasulullah membentuk majlis syura yang sebagian bertugas mencatat wahyu,
kemudian pada 6 H sekretaris telah terbentuk. Demikian juga delegasi ke negara-
negara lain.
Masalah kerumahtanggaan diurus oleh Bilal. Orang-orang ini mengerjakan
tugas dengan sukarela tanpa gaji. Tentara formal tidak ada di masa ini, tentara tidak
mendapat gaji tetap, Mereka mendapat ghanimah sebelum turunnya Surat al-anfal
41 yang menjelaskan orang-orang yang berhak mendapat bagian ghanimah.
5. Sumber Pendapatan
Sumber pendapatan primer pada masa ini adalah zakat dan ’ushr (zakat hasil pertanian)
sebagaimana diwajibkan dalam surat attaubah 60.
Pengeluaran zakat dikhususkan sesuai mustahiq zakat yang dijelaskan dalam Al-Qur’an.
Zakat dikenakan pada
Rikaz (barang temuan).
Harta benda yang ditinggalkan musuh
(luqta),
Hasil pertanian
Barang dagangan
Binatang ternak
Perak
Emas
6. PRIMER
1. Ghanimah : pendapatan dari hasil perang
2. Fa’i : harta peninggalan suku bani nadhir.
3. Kharaj : pajak atas tanah yang dipungut kepada non-muslim ketika
khaibar dilakukan pada tahun ke-7 hijriyah, jumlah kharaj dari tanah
tetap, yaitu setengah dari hasil produksi.
4. Waqf
5. Ushr : zakat dari hasil pertanian termasuk buah-buahan.
6. Jizyah : pajak perkepala yang dipungut oleh pemerintah islam dari
orang-orang yang bukan islam sebagai imbalan bagi keamanan diri
mereka
TABEL PENDAPATAN NEGARA
8. Primer
1. Biaya pertahanan
2. penyaluran zakat dan ’ushr kepada mustahiq
3. pembayaran gaji untuk wali, qadi, guru, imam,
muadzin, dan pejabat lainnya
4. pembayaran upah para sukarelawan
5. pembayaran utang Negara
6. bantuan untuk musafir
TABEL PENGELUARAN NEGARA
9. Sekunder
1. Bantuan untuk orang yang belajar agama di Madinah
2. Hiburan untuk delegasi keagamaan
3. Pengeluaran untuk duta-duta negara dan hiburan dan biaya perjalanan untuk utusan suku dan
Negara
4. Hadiah untuk pemerintah negara lain
5. Pembayaran untuk pembebasan kaum muslimin yang menjadi budak
6. Pembayaran denda untuk yang terbunuh tidak sengaja oleh pasukan muslim
7. Pembayaran utang orang yang meninggal dalam keadaan miskin
8. Pembayaran tunjangan untuk orang miskin
9. Tunjangan untuk sanak saudara Rasulullah
10. Pengeluaran untuk rumah tangga rasulullah (hanya 80 butir kurma dan 80 butir gandum untuk
setiap istrinya)
10. a. Abu Bakar Ashshidiq RA (537-634 M)
PEREKONOMIAN DI MASA KHULAFAURRASYIDIN
Sejak menjadi khalifah, kebutuhan keluarga Abu Bakar diurus dengan harta baitul maal,
dua setenagh dirham tiap hari ditambah daging domba dan pakaian biasa. Karena kurang
mencukupi kemudian dinaikkan menjadi 2000 atau 2500 dirham, pada riwayat lain 6000 dirham per
tahun. Namun demikian beberapa saat menjelang ajalnya, negara kesulitan dalam mengumpulkan
pendapatan kemudian beliau memerintahkan untuk memberikan tunjangan sebesar 8000 dirham
dan menjual sebagian besar tanah yang dimilikinya untuk negara.
Beliau sangat akurat dalam penghitungan dan pengumpulan zakat kemudian ditampung
di baitul maal dan didistribusikan dalam jangka waktu yang tidak lama sampai habis tidak tersisa.
Pembagiannya sama rata antara sahabat yang masuk Islam terlebih dahulu maupun yang
belakangan, pria maupun wanita. Beliau juga membagikan sebagian tanah taklukan, dan sebagian
yang lain tetap menjadi milik negara. Dan juga mengambil alih tanah orang-orang yang murtad
untuk kepentingan umat Islam. Ketika beliau wafat hanya ditemukan 1 dirham dalam
perbendaharaan negara karena memang harta yang sudah dikumpulkan langsung dibagikan,
sehingga tidak ada penumpukan harta di baitul maal.
11. b. Umar bin Khattab (584-644M)
Pemerintahan Umar bin Khattab berlangsung selama 10 tahun. Beliau banyak
melakukan ekspansi. Administrasi diatur menjadi 8 propinsi, beliau juga membentuk jawatan
kepolisian dan jawatan tenaga kerja. Baitul maal pada masa ini tertata baik dan rapi lengkap
dengan sistem administrasinya karena pendapatan negara meningkat drastis. Harta baitul maal
tidak dihabiskan sekaligus, sebagian diantaranya untuk cadangan baik untuk kepentingan
darurat, pembayaran gaji tentara dan kepentingan umat yang lain.
Baitul maal merupakan pelaksana kebijakan fiskal negara Islam. Khalifah mendapat
tunjangan sebesar 5000 dirham per tahun, satu stel pakaian musim panas, satu stel pakaian
musim dingin, serta seekor binatang tunggangan untuk naik haji. Harta baitul maal adalah milik
kaum muslimin sedang khalifah dan amil hanya pemegang amanah.
12. Tunjangan yang diberikan adalah sebagai berikut:
1. Penerima dan Jumlah
2. Aisyah dan Abbas bin abd mutalib Masing-masing 12000 dirham
3. Para istri nabi selain aisyah Masing-masing 10000 dirham
4. Ali, hasan, husain dan para pejuang badar Masing-masing 5000 dirham
5. para pejuang uhud dan para migran abisinya Masing-masing 4000 dirham
6. kaum muhajirin sebelum peristiwa fahu makah Masing-masing 3000 dirham
Umar juga mendirikan diwan islam yang bertugas memberikan tunjangan-
tunjangan angkatan perang dan pensiun:
13. c. ’Usman bin Affan (577-656M)
Usman meneruskan kebijakan pada masa Umar. Khalifah usman tidak mengambil upah
dari kantornya. Beliau juga mengurangi zakat dari pensiun dan menambahkan santunan dengan
pakaian.
Kemudian juga memperkenalkan kebiasaan membagikan makanan di masjid untuk
orang-orang menderita, pengembara dan orang miskin.
Beliau membagi tanah taklukan dari kerajaan persia yang pada masa Umar disimpan
sebagai lahan negara yang tidak dibagi-bagi sehingga pendapatan dari tanah ini meningkat dari 9
juta ke 50 juta dirham. Pada masa ini banyak konflik yang muncul ke permukaan.
14. d. ’Ali Bin Abu Thalib (600-661M)
Ali adalah orang yang sangat sederhana. Beliau secara sukarela menarik diri dari
daftar penerima bantuan baitul maal, bahkan memberikan 5000 dirham setiap tahunnya.
Beliau sangat ketat dan berhati-hati dalam menjalankan keuangan negara.
Ali juga menaikkan tunjangan para pengikutnya di Irak. Ali memiliki konsep yang
jelas mengenai pemerintahan, administrasi umum dan permasalahan yang berkaitan
dengannya.
15. Pendapatan Pemerintah
PASCA KHULAFAURRASYIDIN
Kharaj masih diberlakukan dalam masa ini. Pajak lahan pertanian dibayar
dalam bentuk uang dan pajak barang dibayar dalam bentuk barang yang dihasilkan
tersebut. Petugasnya adalah para pegawai negeri. Jizyah dikenakan kepada para kaum
pria dewasa dari kalangan non muslim. Juga diberlakukan pajak hilali untuk hasil
produksi, kemudian diganti al-mukus. Para ahli fiqh memandang pajak-pajak ini tidak
sah.
Pencatatan dalam bentuk neraca sudah lazim dilakukan oleh kaum muslimin.
Pendapatan negara dikhususkan untuk biaya kegiatan tertentu baru kemudian sisanya
dikumpulkan di baitul maal. Sejak abad kedua muncul diwan yaitu mirip jasa akuntansi
yang bertugas meneliti pendapatan, mengatur pengeluaran, dan mengaitkan antara
pendapatan dan pengeluaran.
16. Mata Uang
Mata uang yang bercorak Islam dibuat pada masa Abdullah malik bin marwan yang
disebut sikkah.
Mata uang terdiri dari dua macam yaitu dinar emas dan dirham, tetapi juga ada mata
uang pecahan yang disebut maksur, misalnya qitha dan mitqal. Pada masa selanjutnya
dibuat mata uang tembaga yang disebut fulus.
17. SEJARAH PERADABAN ISLAM MASA TURKI USMANI (1294-1924)
Dinasti Turki Turki Usmani
Bangsa Turki tercatat dalam sejarah atas keberhasilannya mendirikan dua Dinasti, yaitu:
Kehancuran Dinasti Turki Saljuk oleh serangan bangsa Mongol merupakan awal dari terbentuknya
Dinasti Turki Usmani.
18. RUNTUHNYA KERAJAAN TURKI USMAN
Faktor-Faktor Keruntuhan Khilafah Utsmaniyah (974-1171 H/1566-1757 M)
Kenaikan Sultan Salim II (1566-1574) telah dianggap sebagai permulaan keruntuhan Turki Utsmani dan
berakhrnya zaman keemasannya.
Hal ini ditandai dengan melemahnnya semangat perjuangan prajurit utsmani yang menyebabkan
sejumlah kekalahan dalam pertempuran menghadapi mmusuh-musuhnya.
19. Perkembangan Perekonomian Utsmani
Sejarah perekonomian Utsmani dibagi ke dalam dua periode. Pertama, Periode klasik yang mana
berbasis kepada pertanian, khilafah Utsmani memberikan keleluasaan kepada setiap wilayah untuk
mengembangkan potensi pertaniannya. Kedua, era reformasi yaitu era perbaikan pengaturan sistem
pemerintahan, terdiri atas perbaikan sistem administrasi publik dan perubahan sistem politik pada masa
itu dari tangan militer kepada publik, tujuannya untuk memberikan fungsi layanan publik yang
lebih baik.
21. Analisis Kemunduran Perekonomian Khilafah Utsmani
Separuh dari wilayah Daulah Utsmaniyah adalah wilayah Eropa. Maka tidaklah mengherankan
kondisi utsmani sedikit banyaknya terpengaruh Eropa. Pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman Agung
(1520-1566 M) terjadi keseimbangan kekuatan antara Utsmaniyah dengan kekuatan Eropa. Terbukti
dengan dikuasainya sebagian wilayah Eropa sampai dengan Benteng Wina di Austria. Namun benteng
Wina ini merupakan wilayah di sebelah Barat yang terakhir di kuasai Utsmani.
Di provinsi-provinsi, di belahan Asia maupun Eropa, pada abad ke-18 bermunculah kaum
ayan(orang berpengaruh). Mereka adalah orang-orang berpengaruh dengan suku bangsa yang beragam.
Sebagian dari mereka adalah gubernur di wilayah Utsmani yang telah membangun suatu basis kekuatan
lokal, sebagian lagi adalah para saudagar kaya atau para bankir, pemilik tanah serta para pemuka agama.
PEREKONOMIAN DI MASA RASULULLAH SAW (571-632M)
Rasulullah diangkat menjadi rasul pada usia 40 tahun. Beliau merupakan pemimpin agama dan pemimpin negara tetapi beliau tidak mendapatkan gaji sedikitpun dari negara kecuali hadiah kecil yang berupa makanan. Rasulullah membentuk majlis syura yang sebagian bertugas mencatat wahyu, kemudian pada 6 H sekretaris telah terbentuk. Demikian juga delegasi ke negara-negara lain. Masalah kerumahtanggaan diurus oleh Bilal. Orang-orang ini mengerjakan tugas dengan sukarela tanpa gaji. Tentara formal tidak ada di masa ini, tentara tidak mendapat gaji tetap, Mereka mendapat ghanimah sebelum turunnya Surat al-anfal 41 yang menjelaskan orang-orang yang berhak mendapat bagian ghanimah.